Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Dan Celana Dalam Kartunku

UPDATE



Dinar pulang dan semuanya baik-baik saja. Bahkan kedua orang tuaku sempat ketemu setelah bangun tidur dan Dinar pamitan kepada mereka. Tapi aku masih memikirkan sandi. Oh kenapa dada ini berdegup kencang? Ah…

Malam tiba aku tak bisa tidur. Hanya melihat seliweran berita di sosial media dan tak kunjung mengantuk. Malam ini aku tidur hanya memakai celana dalam dengan motif renda seperti anak kecil, ketat berwarna pink, agak transparan, dan ada jahitan mickey mouse tepat dibelahan anu ku. Lalu setelah agak dingin aku memakai kemeja tidur warna putih dan bh yang terbuat deri bahan satin berwarna pink.

“Click” handphone ku berbunyi. Notifikasi pesan dari Dinar. Pesannya: “Kangen Memek”. Aku cuman baca saja tak kubalas. Berapa lama kemudian mengirim gambar kontolnya yang kekar itu. Ah, batinku langsung ingin mengangkang reflek. Tapi kubiarkan entah kenapa akupun bingung, kumatikan data dan segera memejamkan mata. Sandi kenapa ada dipikiranku terus? Aku berusaha melupakan kejadian tadi. Ah semoga cepat tertidur, semakin lelah mata ini, karena digenjot dari tadi. Tiba-tiba kulihat ada bayangan dibawah pintu kamarku. Lampu sudah kumatikan. Siapakah itu?

Lalu sosok itu masuk kemudian membuka pintu pelan-pelan, mengendap dan membungkuk jalan lalu sunyi. Aku pura-pura tertidur, siapa? Sandi? Dinar? Apa siapa sih? Aku sudah ngantuk lho! Kok ada yang masuk sih gak sopan! Kataku dalam hati. Aku peluk guling makin erat. Aku berusaha tidak peduli. Lalu membenarkan selimutku. Gerakan sosok itu terlalu nyaring sehingga aku tahu dia semakin mendekat.

“Brakkkk…!!!” Jatuhlah barang yang sosok itu senggol. Aku pastikan itu tempat baju kotorku. Ngapain sih? Apa mau cuciin sekalian baju sama celana kotorku? Huh sebel. Lagian ngapain malam-malam masuk coba? Orang udah mau pada tidur.

Aku menoleh menghadap sambil merem semoga tidak ketahuan. Ya itu benar Sandi. Ia mengaduk-aduk tempat cucian ku, hmmmm. Didalam gelap masih terlihat tangannya mengambil sesuatu berwarna belang dan kecil? Aha! Itu celana dalamku? Apa yang dilakukannya? Ia kumpulkan lalu melihat bh bekas pakai ku. Ia genggam pelan-pelan. Tau gak? Langsung buka celana dong. Kontolnya keliatan! Sumpah kontol yang gede banget! Ini apa? Kenapa dia melalukan itu?

Aku berusaha tak peduli. Ia menyentuh selimutku membuka biar bangun. “Teh… teh.. teh Yui..!” Katanya. Aku diam tak bergeming. “Teh aku mau ngomong, ini Sandi”. “Hmmmm” aku cuman jawab seperti itu. Lalu ia mengelus rambutku. “Teh Sandi rek ngobrol”. “Ngobrol naon San? Tunduh” kataku. “Kalau teteh gak mau ngobrol yaudah. Tapi kejadian tadi aku bilangin papah”. Otomatis aku langsung bangun menutup mulutnya. “Awas siah beja-beja, dipukul sama aku” “Eh sini dulu” kata Sandi sambil memegang kakiku hendak bersujud. “Hampura nya teh kelepasan” katanya. “Apa sih gak ngerti” kataku. “Iya tadi ngintip reflek itu mah, langsung pengen ngeluarin biar plong aku teh”. Aku melihatnya penuh bingung “Kamu ngambil celana dalam teteh? Diapain? Suka gitu ya kamu?”. Ia tertunduk “Iya maaf teh atuh, kelepasan”. “Udah kamu diem aja, jangan dibahas, teteh maafin, udah tidur aja. Kamu ngapain itu ditangan beha teteh?” “Ya normal aku teh, kebayang yang tadi, pengen ngeluarin lagi biar plong”. “Ari kamu? Pergi sana hih. Kelainan kamu teh apa coba ngeluarin kontol gesek-gesek di cd aku? Udah keluar aja”. Ia makin tertunduk. “Iya maaf teh soalnya cangcut teteh bikin aku sange”. “Kenapa sama cangcut teteh?” Aku penasaran. “Iya motifnya kartun kayak anak kecil tapi dipake orang dewasa teh jadi seksi, pengen tahu jadi isinya teh kebayang gimana gitu jadi gak tahan”. “Hih dasar, cari pacar atuh ari kamu, yang punya pacar kamu aja cangcutnya, atau isinya gak apa-apa jangan ngocok sendiri atuh biar dikocokin”. “Iya maaf teh aku teh gak laku, heheh”. “Yaudah keluar” kataku sambil menutup badan dengan selimut lagi. “Yaudah tapi pinjem ini ya” katanya. Melihat celana dalam ku, ia sudah memakai boxer yang terlihat mengacung si tititnya. “Terserah” aku bingung harus mengucapkan apa. Ia berlalu, kulihat celana dalam yang dipakai olehnya tertinggal disitu. Yaudah biarin aja lupa kali, kataku dalam hati.

Sandi menutup pintunya. Bayangan celana dalam Sandi terus mengangguku. Ah penasaran aku ambil aku mau ngasihin kedia lagi, pas kupegang sudah basah, bau pandan, dan ada gambar WINNIE THE POOH!!!. Oh, seketika aku sange, darah mengalir deras, jantung berdegup kencang, lembut sekali boxer ini. Oh….. kuhirup dengan malu-malu. Ahhhhhh bau apa ini? Pandan dan basah. Memekku kedut-kedutan tak tahan. Kuhirup lagi. Terbayang kontolnya tadi. Aku mau colmek. Sandi bayangin aku ya, biar aku bayangin kamu. Aku sudah meremas tetekku. Cangcutku basah mengingat ia sedang menggesekkan kontolnya tepat ditengah bekas memekku. Kubuka tempat kontolnya terbungkus. Aku menjerit ingin ditusuk memekku. Malam semakin larut aku semakin larut dengan bau keringat di boxer Sandi. Ewe aku. Aku banjir.
 
Terakhir diubah:
UPDATE




Entah kenapa bau keringat bercampur sperma ini membuatku tak tahan. Ayo ngangkang nanti dientot. Muncul kata-kata itu dipikiranku.

Aku gelinjangan, rasanya memekku makin banjir, pengen dicucuk benda tumpul yang bau seperti cumi. Yang memakai helm dan sorban daging yang menggulung. Dirojok ke belahan gelambir agak hitam kemerahan di bagian tempat kacangku berasal. Aku dan pikiranku sudah kemana-mana? Kenapa aku brutal? Apakah aku hyper? Ini bukan masalah hyper atau enggak tapi celana dalam ini lucu bermotif kartun namun pemakainya meninggalkan noda yang tak bisa kulupakan. Keringat dan bau pandan juga air yang mengerak putih. Ah dia memikirkan selangkangan ku terus pasti.

Ku ambil guling, kupasangkan boxernya seolah itu guling kakinya. Sekarang aku tindih menciumi bagian atas guling yang aku pikirkan adalah dada dan perutnya Sandi. Terus menju kebawah. Tepat digambar Winnie the Pooh aku menjilat. Karena itu bagian kontolnya. Si Winnie tak merespon kuteruskan ciuman dan jilatan ku. Dia tak acuh meskipun jahitannya terbuka, Winnie the Pooh interpretasi kontol Sandi. Lalu kukangkangi ia, dengan celana dalam Minnie Mouse ku. Kugesekan tepat kedua kartun kontol dan memek kami bersatu, ku gesek.

Banjir seperti hujan tadi sore. Memekku megap-megap, kugenjot guling, yang aku pikir itu sandi. Celana dalam nya kutindih dan tergesek lipatan kain guling yang pikir aku adalah kontol. Aku mengerang hebat.

Ku kangkangi bagian kepala guling. Semacam itu mulut Sandi sedang mengobel memekku. Ah ah ah ah ah… ku tekan penuh di kepalanya aku cium si Winnie the Pooh. Oh bau pandan makin wnagi menyengat. Ku tekan bagian itil. Jari tengahku gosok kecepatan penuh. Makin panas. Aku mengerang hebat, merintih menggenjot hampir sampai. Kupegang boxer itu dan kuhirup dalam-dalam memekku mengempot menyempit lalu banjir besar datang. Menyemprot keluar liang memekku. Aku seperti melayang. Nikmat banget. Ahhhhhhhh terus…. Kemudian sunyi. Memekku megap-megap sambil genjot lemas. Aku sampai jari tengahku licin, itilku mengeras. Aku memejamkan mata.
 
UPDATE




paginya aku terbangun. Saat subuh dingin dan menusuk tulangku. Aku langsung mencuci seperti biasa yang kulakukan setiap hari. Mengambil semua pakaian kotorku dan yang tersisa hanya yang dipinjam Sandi semalam. Hmmm kemana ya anak itu? Apa belum bangun? Atau masih menggesek? Hahah gak mungkin. Ah sudah biarkan saja.

“Click” notif hapeku berbunyi. Pesan dari Dinar. Selamat pagi, sudah bangunkah tuan putri? Kenapa pesan ku belum dibalas sayang?. Aku mengacuhkannya tak tahu kenapa. Aku hanya sibuk memasukan cucian ini ke dalam baskom besar, kutuang air, deterjen, bilas, ulangi seperti itu, masukan air kembali, pewangi, peras, ulangi terus seperti itu. Terlihat celana dalam kartunku dan beberapa dalaman atasanku bh, dan baju tidur, warna-warna pastel. Hmmm… lucu juga, batinku. Aku mencuci seminggu sekali mungkin. Hari ini agak menumpuk. Bagian menggosoknya dengan sikat adalah hal yang paling lama. Aku jongkok, memakai sarung jadul pemberian mamaku, memakai tanktop warna ungu, dan celana dalam warna ungu juga untuk menutupi kemaluanku.

Cucian berangsur-angsur selesai, tanggung, kataku dalam hati. Kubuka celana dalam dan bh ku yang kupakai karena ingin segera bersih dan kupakai lagi ketika sudah kering, lalu kulepas dua-dua nya. Kembali jongkok dan mencuci.

Sekarang payudaraku bergelambir kebawah menuju perut dan saling beradu. Aku sempat insecure dengan bentuk toketku yang kebesaran, takut dijadikan banyak objek orang-orang apalagi huh coli, sebelnya. Sarungku terbelah mengikuti kaki dan jongkokku. Terlihat gundukan memek yang dipenuhi rambut tipis dan jarang, karena sering kucukur. Biasa saja kupikir tak ada siapa-siapa.

Sebelum kumasukan air dan menggosok kucoba cium malu-malu bau celana dalamku, dan bh ku bau sangat agak menyengat keringat dan cairan wanita ku bersatu. Oh nikmatnyoooo. Seksi juga baunya hahai, pantesan dua orang yang menjadikanku fantasi suka cd kartunku. Sejujurnya aku agak risih mereka suka dengan bau tubuhku. Terlebih pada kerang basahku. Ah tapi kalau melihat pisang mereka berdua yang tonjolan dan kekarnya minta ampun, aku seolah pasrah deh dipikirkan bagaimana pun sama mereka. Toh aku gak rugi, mungkin cd ku aja yang melar, hehe.

Sandi cepat-cepat melewat depanku jongkok dan menjatuhkan celana dalam dan bh bekas pakaiku tadi malam. “Nih teh, nuhunnya”. Tanpa melihatku dia langsung berlalu. Aku kembali mencuci. Dan tak lama kupanggil lagi Sandi. “Sandi heh ieuh, tolong ambilin sabun oka, ini abis.” Kataku. Ia datang sambil cemberut karena tak mau disuruh, kugoda sambil tersenyum. Sini bantuin teteh. “Ngapain?” Ia bersungut. “Ini bantuin gosok”.

Tanpa menjawab ia ambil celana dalam ungu ku. Ia gosok. “Eh pelan-pelan itu gambar Rapunzel nya nanti rusak.” Kataku cemberut. Ia tak menjawab hanya memainkan jarinya ditengah celana dalamku. “Nih teh, disini ya tempatnya?” Ia tersenyum sambil menggodaku”. “Apaan sih, tempat apa ai kamu?”. Ia tersenyum geli “Itu tuh apa ya namanya heunceut”. “Husss berisik jangan keras-keras sia mah.” Ku lempar sabun mengenai kepalanya. Lalu jatuh dan tergelincir menuju kaki ku. Tangan Sandi mencoba mengambilnya. Lalu termenung agak lama.

“Lihat apa siah? Heh udah sana cuci lagi. Kehed mah nyaho we kana babauan teh”. Aku bersungut-sungut. Ia tersenyum “Teh, indah ya bentuknya”. “Dasar jorok pikiran kamu”. “Coba atuh teh sekalian urang cuci kerangnya”. “Ah culangung kamu mah”. “Masa gak mau dicuci bekas malem?”. “Bukan urusan kamu”. Ia tetep menggodaku sambil membuka sarungku pelan-pelan. Kakiku yang jongkok hampir jatuh karena ia agak memaksa. “Diem gak?”. “Kalo gak diem kenapa?”. “Diwewelan memek siah”. “Ah, hayang atuh geulis, mangga”. “Ih dasar, mesum siah”. Karena kesal dan bercanda. Lalu kueluskan jari tengahku dibelahan memekku. Terus kulapkan pada hidungnya yang lagi bicara. “Eh, teteh”. “Diem siah kamu, tah makan tah memek, hehehehe”. Sambil terus menggosokan jariku di hidungnya. Aku salah ternyata. “Ia menikmatinya. “Teteh, ah, teteh, seungit”. “Eh ari kamu kunaon? Kasarumahan?”. “Teteh atuh teteh meni seungit eta memek”. “Ih sana ah jadi takut”. Aku menghindar, ia menarikku. Ia terpeleset. Terlihat kontolnya ngaceng banget woy! Cuman terhalang celana bola nya yang murahan itu. Aduh! Itu kontol? Kok gede banget? Ah perasaan apa ini?. Ia tarik tanganku ke hidungnya. Ia membuka celana bola nya. Terlihat sudah lusuh dan agak bolong, ia keluarkan kontolnya. Tanganku diendus, ia mulai mengocok kontolnya cepat-cepat. Memeku kedut-kedutan. Ah lihat kontol pagi-pagi, anjrit.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd