KardusYuriani
Semprot Kecil
- Daftar
- 29 Jan 2019
- Post
- 65
- Like diterima
- 115
Namaku Yui dan aku senang sekali mengoleksi celana dalam kartun kesukaanku meskipun sudah dewasa. Entah kenapa aku sangat suka sekali motifnya yang bisa membuatku sangat percaya diri dan pikirku bisa membuatku lebih tampil lucu dan sexy.
Aku orang yang sangat agak malas mandi karena bagiku penting menghemat air dan aku hanya cuci muka dan membersihkan memekku waktu pagi dan sore. Ini sangat membuatku nyaman dibanding harus membuang air dan terlalu membuang waktu.
Aku sedang dekat dengan seorang cowok bernama dinar yang sangat lucu dari kelakuannya dan gaya bicara nya aku sangat tertarik dan aku pun menjalani hal ini bersamanya. Dia sering berkunjung ke rumahku dan sering jalan bareng untuk mengisi hari-hari ku.
Karena aku masih belajar naik motor dan dinar membantu ku dengan duduk di belakang sambil memegang pinggangku. Aku sebenarnya sudah lumayan lancar membawa motorku sendiri. Tapi entah ada perasaannya hangat ketika aku membonceng laki-laki di belakangku sangat nayaman dan terlebih selalu ku goda hingga penisnya kadang mengeras menggesek punggungku. Aku suka hal itu mungkin kah aku kelainan?
Hari-hari kulalui bersama Dinar dengan membonceng nya hingga suatau hari gerimis mulai turun. Dan kurekatkan tangan Dinar di pinggulku dengan alasan biar enggak jatuh. Hingga hujan semakin besar dan baju kami semakin basah.
Dinar terus meraba pinggulku dari belakang ke depan. Aku yang tak mau dianggap murahan kusingkirkan tangannya yang terus meraba bagian depan pahaku. Dia cuman tersenyum dan meminta maaf.
Tapi cuaca sedamg dingin-dinginnya hingga telunjuknya tepat berada di tengah belahan memekku. Aku tegang, hangat dan bingung. Dinar semakin menekannya dengan kuat. Aku keenakan.
Diatas motor dengan hujan dia mencoba meraba-raba memekku. Aku semakin tak kuat. Kurenggangkan kaki ku. Motor tetap melaju. Dinar mengelus bibir memekku. Aku mendesah. Kugigit kerudungku. Ku tarik tangan Dinar masuk ke dalam rokku. Dan mencucukkannya di belahan celana dalamku yang lumayan basah dan hangat. Memekku semakin mengembang. Kami tidak peduli jalanan. Aku merintih. Dinar mengorek memekku. Aku melonjak. Kutekan semakin keras tangan Dinar ke memekku. Itilku semakin gatal. Aku ingin ngewe Dinar aku ingin ngewe. Kataku dalam hati. Semakin kencang kocokannya di memekku. Aku memcari tempat menepi untuk meneduh. Aku tak mau tangannya lepas dari dalam celana dalamku. Aku sangat senang. Kujepitkan memekku semakin keras. Dinar tersenyum.
Dia mencium tangannya. Aku tersipu malu. Kugenggam lagi tangannya penisnya mengacung menyentuh punggung ku.
Aku orang yang sangat agak malas mandi karena bagiku penting menghemat air dan aku hanya cuci muka dan membersihkan memekku waktu pagi dan sore. Ini sangat membuatku nyaman dibanding harus membuang air dan terlalu membuang waktu.
Aku sedang dekat dengan seorang cowok bernama dinar yang sangat lucu dari kelakuannya dan gaya bicara nya aku sangat tertarik dan aku pun menjalani hal ini bersamanya. Dia sering berkunjung ke rumahku dan sering jalan bareng untuk mengisi hari-hari ku.
Karena aku masih belajar naik motor dan dinar membantu ku dengan duduk di belakang sambil memegang pinggangku. Aku sebenarnya sudah lumayan lancar membawa motorku sendiri. Tapi entah ada perasaannya hangat ketika aku membonceng laki-laki di belakangku sangat nayaman dan terlebih selalu ku goda hingga penisnya kadang mengeras menggesek punggungku. Aku suka hal itu mungkin kah aku kelainan?
Hari-hari kulalui bersama Dinar dengan membonceng nya hingga suatau hari gerimis mulai turun. Dan kurekatkan tangan Dinar di pinggulku dengan alasan biar enggak jatuh. Hingga hujan semakin besar dan baju kami semakin basah.
Dinar terus meraba pinggulku dari belakang ke depan. Aku yang tak mau dianggap murahan kusingkirkan tangannya yang terus meraba bagian depan pahaku. Dia cuman tersenyum dan meminta maaf.
Tapi cuaca sedamg dingin-dinginnya hingga telunjuknya tepat berada di tengah belahan memekku. Aku tegang, hangat dan bingung. Dinar semakin menekannya dengan kuat. Aku keenakan.
Diatas motor dengan hujan dia mencoba meraba-raba memekku. Aku semakin tak kuat. Kurenggangkan kaki ku. Motor tetap melaju. Dinar mengelus bibir memekku. Aku mendesah. Kugigit kerudungku. Ku tarik tangan Dinar masuk ke dalam rokku. Dan mencucukkannya di belahan celana dalamku yang lumayan basah dan hangat. Memekku semakin mengembang. Kami tidak peduli jalanan. Aku merintih. Dinar mengorek memekku. Aku melonjak. Kutekan semakin keras tangan Dinar ke memekku. Itilku semakin gatal. Aku ingin ngewe Dinar aku ingin ngewe. Kataku dalam hati. Semakin kencang kocokannya di memekku. Aku memcari tempat menepi untuk meneduh. Aku tak mau tangannya lepas dari dalam celana dalamku. Aku sangat senang. Kujepitkan memekku semakin keras. Dinar tersenyum.
Dia mencium tangannya. Aku tersipu malu. Kugenggam lagi tangannya penisnya mengacung menyentuh punggung ku.