Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Dididik menjadi Budak Seks

Status
Please reply by conversation.
Kaya nya bagus nih pasang patok nunggu lanutan si puput ketagihan jadi budak seks dsn direndahkan
 
PART 2

Selang beberapa bulan setelah aku dan Rendy berpacaran, aku pernah bertanya pada Rendy terkait hal yang selama ini selalu menggangguku. “Kenapa kamu mau berpacaran denganku?”

Rendy hanya terdiam beberapa saat sebelum menjawab dengan sangat serius. “Karena aku nafsu liat kamu.”

“Maksudnya?”

“Kamu bukan pacar pertama aku. Dulu aku juga punya pacar namanya Dewi. Kalau bisa aku bilang dia benar-benar cantik seperti dewi beneran. Semua orang mengaguminya. Kalau kamu liat kamu pasti juga bakal kagum. Kita berpacaran hampir 2 tahun sejak awal kuliah. Hubungan kita baik-baik aja ga ada apa-apa. Hubungan seks kita lancar, bahkan bisa dibilang cukup sering dan liar. Hubungan di luar itu pun juga aman.”

“Terus?”

“Sampai suatu saat akhirnya aku ga nafsu lagi sama dia. Anuku sama sekali ga bisa bangun ketika kita mau berhubungan. Berbagai cara sudah dilakukan, tapi tetep aja aku ga nafsu sama dia. Dan pada akhirnya, dia lebih memilih jalan lain.”

Jalan lain? “Lalu kamu bisa nafsu liat cewek lain?”

Rendy tertawa sedih sebelum melanjutkan, “Aku belom pernah cerita ini ke siapapun. Aku benar-benar brengsek. Jadi, setelah kita putus, akhirnya aku mencoba berhubungan dengan cewek lain. Entah itu PSK atau bukan. Awalnya aku masih terangsang, tetapi lama kelamaan tidak ada satupun yang bisa membangunkanku lagi. Dan beberapa bulan kemudian, aku bertemu kamu.”

“Berarti aku penyelamat kamu?”

“Iya. Hehe.”

“Oh iya, maksudnya si Dewi memilih jalan lain itu apa?”

“Dia memilih kenikmatan yang sangat hebat dibanding aku.”

Rendy terlihat sedih ketika mengatakan itu. Sepertinya dia masih memiliki rasa sama Dewi. “Tenang saja! Kenikmatan apapun itu, aku tetap akan memilih kamu!”

Entah kenapa tiba-tiba saja aku memimpikan kejadian itu lagi. Apa mungkin karena kejadian hari ini? Aku jadi takut. Bagaimana kalau Rendy seperti dulu lagi? Tapi rasanya kemarin-kemarin kita baik-baik saja.

Perlahan-lahan aku membuka mataku dan terlihat langit-langit putih yang dihiasi warna oranye dari lampu-lampu kamar yang sudah redup. Suasana inilah yang selalu menemani aku dan Rendy saat kita bercumbu.

Aku mengeraskan otot perutku untuk mendudukan badanku yang terlentang di kasur. Tapi entah kenapa diriku tertarik lagi ke kasur seperti ada yang menahan tanganku.

“Eh?” Aku melihat ke arah tanganku di atas kepalaku yang terborgol dan borgol itu diikat dengan tali yang juga terikat ke kasur. “Ren!?” Aku mulai panik dan menggerakkan kakiku dan begitu juga aku baru sadar kalau kakiku terkangkang yang masing-masing terikat dengan tali ke ujung-ujung kasur. “Ren!?” Dan aku mulai menyadari kalau sekarang aku sudah telanjang bulat hanya dibalut kerudung yang aku kenakan.

“Gwaahhh!!!” Tiba-tiba saja ada seorang laki-laki telanjang yang hanya mengenakan celana dalamnya keluar dari kamar mandi dengan topeng yang hanya menutupi matanya. “Rendy sudah tidak ada!”

Ya. Sangat jelas sekali itu adalah Rendy.

“Kyaaaa! Tolong!” Aku berteriak minta tolong mengikuti permainannya. Tentu saja dengan suara yang tidak terlalu kencang agar orang di luar tidak mendengar dan curiga dengan kami.

“Hehehe! Sekarang kamu milikku!” ucap Rendy seperti orang jahat di film-film sambil menghampiriku.

Setelah berada di sebelahku, dia berbisik pelan “Pakai ini ya!” sambil memakaikanku penutup mata.

“Kenapa?”

“Gapapa. Biar seru aja.”

Persis sebelum mataku tertutup, sekilas aku melihat ke arah selangkangan Rendy dan tidak melihat adanya jendolan yang menandakan anunya sedang tegang sama sekali di sana. Apa itu benar? Atau hanya perasaanku saja? Mungkin saja dia akan lebih bergairah kalau mataku ditutup seperti ini.

“Ahh! Tidak! Aku tidak bisa melihat apa-apa!” teriakku masih memainkan peran.

“Hehehe! Sekarang aku akan menusukmu dengan pedangku!”

“Tidak! Jangan! Tolong ampuni aku!”

Aku merasakan Rendy sudah berada di depan selangkanganku. Lalu miss V ku dipukul-pukul oleh anu nya yang sudah tegang. Sepertinya aku cuman terlalu khawatir. Rendy masih bisa tegang melihatku. Aku yakin Rendy masih bisa bahagia denganku.

Dia memukul anu nya beberapa kali ke miss V ku sebelum akhirnya mulai menggesek-gesekkannya.

“Ren?” panggilku karena jarang-jarang Rendy menggesek-gesek miss V ku dengan anu nya.

“Ya?” jawabnya, tetapi aku merasakan dia tetap menggesek-gesek dan malah mulai mendorong-dorongnya ke miss V ku.

“Rendy!” bentakku sambil mencoba menggeliat menghindari tusukannya ke arah miss V ku.

“Ya? Kenapa?”

“Kenapa!? Kan aku udah bilang aku masih mau perawan sampe nikah.”

“Oh iya maaf. Cuman bercanda kok hehe.”

Tidak seperti Rendy yang bercanda soal ini. Rendy sama sekali tidak pernah bercanda soal keperawananku, apalagi menggodaku untuk memperawani aku.

Plak! Aku mendengar suara tamparan. Tapi tidak ada sama sekali tamparan ke arah tubuhku. “Ren? Itu apa?”

“Bukan apa-apa. Cuman ngehukum anuku.”

“Ih. Kan sakit di pukul.”

“Gapapa, biar tau rasa.”

Rendy kembali memposisikan badannya di depan selangkanganku, kali ini anunya sudah menempel dengan lubang anus ku.

“Aku masukin ya!” izin Rendy, tetapi entah kenapa suara Rendy agak sedikit jauh seperti berada di pojok ruangan.

“Iya.”

Perlahan-lahan anunya mulai masuk ke dalam tubuhku. “Nnggghhhh.” Kali ini rasanya agak sedikit lebih enak dari biasanya. Rasanya seperti, anunya lebih lebar dari biasanya.

Anunya terus menembus lubang pantatku hingga akhirnya bertemu dengan pangkalnya lalu dia berhenti di sana. Entah kenapa rasanya kali ini dia bisa mencapai lebih dalam dari biasanya.

“Ahhhhh!!!” desahku begitu tiba-tiba dia menarik anunya keluar, tetapi persis sebelum ujungnya keluar, dia kembali menusuknya lagi. “Ahhh!” teriakku kenikmatan.

Dia terus memompa tubuhku seperti sebuah mesin, dan di setiap hentakannya, entah itu hentakan masuk atau keluar aku tidak bisa menahan eranganku meskipun aku sudah menggigit kedua bibirku.

“Ahhh!”
“Mmmfff!”
“Ahhh!”
“Mmmff!”

Rasanya seperti dinding-dinding ku terus dibor dan memperlebar lubangku karena ini lebih besar dari biasanya.

“Ahh!”
“Ahhh!”
“Mmmff!”
“Ahhh!”

Dan lagi, rasanya titik yang tak pernah bisa disentuh oleh anunya kini juga ikut menikmati kenikmatan yang biasa dirasakan. “Ahhh!” Aku kira sedikit lebih dalam tidak akan menambah kenikmatan karena hanya lebih bisa menyentuh yang dalam saja, tetapi ini rasanya 10 kali lipat lebih nikmat.

“Ahhh!”
“Ren? Ahhh!”
“Ya?” jawabnya, tapi entah kenapa rasanya suara Ren berpindah dari sebelumnya seperti berada di pojok sisi lain ruangan. Mungkin hanya gema.
“Ahhh! Anu mu bertambah besar ya? Mmmff!”
“Hehe. Mungkin itu karena kamu menutup mata.”
“Ya. Ahhh! Mungkin kau benar. Ahhh!” Gila! Hanya dengan menutup mata aku bisa merasakan 10 kali lipat kenikmatan seperti ini. Tapi mungkin memang benar, dengan tidak melihat, aku tidak bisa melihat anunya Rendy dan merasa itu lebih besar dari keliatan sebenarnya.

“Ahhh!”
“Mmfff!”
“Mmmmm.”

Tiba-tiba saja mulutku dicumbu oleh Rendy, tapi anehnya, kepala Rendy agak sedikit miring atau bahkan bisa aku bilang miring 90 derajat seperti dia menciumku dari samping. Mungkin ini semacam teknik baru Rendy?

Aku menerima ciuman itu dengan sangat bergairah. Ya, dan bukan Rendy apabila tidak menggunakan lidahnya, tetapi kali ini rasanya Rendy lebih agresif dari biasanya. Atau itu mungkin karena efek dari teknik barunya ini?

“Mmmmm.”

Setelah puas dengan ciumannya, tangannya sedikit mengangkat kerudungku lalu mulut Rendy beranjak turun ke leherku, ke ketiakku, lalu ke dadaku. Sesuatu yang jarang dilakukan Rendy. Aku sedikit meringis ketika dia menggigit putingku, tetapi dia seperti menyesuaikan tenaganya dan menggesek-gesekkan giginya di putingku dan membuatku benar-benar melayang. Rendy tidak pernah melakukan ini.

Dan lalu tiba-tiba mulutnya berganti posisi dan langsung menyedotku kuat “Ahhhh!”

Genjotan ini…
Sedotan ini…
Perpaduan kenikmatan tiada tara…
Aku mencapai klimaks.

Akan tetapi, Rendy masih saja menggenjot dan melumatku.

“Ahhh!”

Meskipun sudah klimaks, rasa-rasa nikmat itu masih terus berkumpul dari awal lagi. Dan gilanya lagi aku mencapai klimaks lagi.

“AHHHH!! GILA LU REN!”
“Ahhh! Ahhh!”
Aku hanya bisa pasrah menikmati kenikmatan ini. Siapa orang bodoh yang akan meninggalkan Rendy apabila setiap saat bisa merasakan kenikmatan ini di ranjang?

“Ahhh! Rendy!!”

“Ya?” jawab Rendy yang membuatku merinding karena suaranya terdengar benar-benar seperti berasal dari ujung kamar, meskipun mulut Rendy kini masih berkutat di dadaku. Ah, mungkin itu hanya gema dan mataku tertutup membuatku jadi lebih sensitif terhadap gema itu.

“Belom mau keluar?” tanyaku karena aku takut hanya aku yang menikmati di sini.

Rendy diam beberapa saat. “Sebentar lagi. Di mulut, ya?”

“Ahhh! Oke,” jawabku benar-benar menikmati ini.

Aku masih terus digenjot dan dilumat oleh Rendy. Genjotan Rendy makin lama terasa semakin cepat. Sepertinya dia mau mencapai klimaks.

Ini genjotan paling lama yang dilakukan Rendy. Biasanya dia sudah keluar beberapa menit yang lalu, tetapi kali ini sudah sampai sejauh ini. Mungkin ini karena Rendy sudah menahannya sejak tadi di mobil.

“Ahhh!”
“Ahhhh!”
“Ahhh!”

Hantaman-hantaman Rendy yang semakin lama semakin cepat dan kuat membuat kenikmatanku mulai terasa bertumpuk lagi. Semakin lama semakin cepat hingga desahan tak bisa lagi mengikuti ritmenya dan hantaman terakhir, Rendy menghantamku keras hingga aku meringis, tetapi begitu dia langsung menariknya keluar, dinding-dinding ku terasa mau dicongkel keluar oleh kepala anunya dan akhirnya aku orgasme ketiga.

“Ahhhmmmff.” Di saat aku sedang berteriak kenikmatan karena orgasme terakhir, tiba-tiba saja anunya Rendy langsung masuk ke dalam mulutku. Bukankah Rendy berpindah terlalu cepat? Dia baru saja menarik anunya dari bawah dan sekarang sudah berada di mulutku. Ahh, mungkin Rendy benar-benar sedang berada di ujung tadi dan tak sabar untuk keluar. Lagipula, seharusnya Rendy sudah keluar bersamaku tadi, tetapi sepertinya dia menahannya.

“Sluuurrpp. Mmmfff. Manmmm.”

Aku melahap anu Rendy dengan sangat bernafsu. Rasanya agak sedikit berbeda dari anu rendy yang biasa, tetapi kurasa itu wajar. Meskipun sekarang aku sudah tidak benar-benar horny karena sudah klimaks tiga kali tadi, aku harus mengembalikan kenikmatan itu pada Rendy.

Anehnya, cukup lama untuk membuat Rendy keluar. Ku kira Rendy sudah diujung ketika keluar di bawah tadi, jadi di mulut hanya tinggal sentuhan terakhir, tetapi sampai sekarang dia belum keluar. Apakah BJ ku kurang nikmat?

Aku pun langsung memajukan mulutku dan mencoba melumat habis anunya hingga mencapai tenggorokanku dan membuatku tidak bisa bernapas. Aku ingin muntah, tetapi aku coba menahannya. Sembari menahan napas, sebisa mungkin aku menggerakkan lidahku seagresif mungkin.

“Uurrgghhh.” Rendy langsung mendesah begitu aku menelan semua anunya. Aku cukup kaget mendengar desahan Rendy yang lebih berat dari biasanya, tetapi mungkin Rendy benar-benar sangat merasa kenikmatan hingga mendesah seperti itu.

Setelah nafasku habis, aku sedikit memundurkan mulutku untuk menarik nafas sebentar, tetapi tiba-tiba saja menarik kepalaku dan menusuk tenggorokan ku dengan anunya. Dan sepersekian detik kemudian, aku merasakan cairan kental langsung keluar di dalam tenggorokanku. Bukan di dalam mulut, tetapi langsung ke tenggorokan. Aku tersedak. Sebagian, atau mungkin seharusnya semua spermanya langsung tertelan. Aroma tidak sedap yang cukup asing bagiku karena aroma dan rasa punya Rendy biasanya tidak seperti ini langsung memenuhi hidungku.

Rendy tidak langsung mencabut anunya, hanya mendiamkannya saja di dalam mulutku seperti Rendy terdiam merenungi kenikmatan yang dirasakannya. Aku yang menarik kepalaku menjauh dari anu Rendy lalu terbatuk-batuk.

Akhirnya aku bisa membuat Rendy merasakan kenikmatan seperti Rendy membuatku merasa nikmat tadi.

Aku hanya terbaring lelah di sana. Menarik nafas dalam-dalam membenarkan irama nafasku setelah tersedak tadi. Aroma sperma yang cukup asing bagiku masih berkeliaran di dalam hidung dan mulutku.

Aku pernah dengar aroma dan rasa sperma bisa berubah-ubah sesuai makanan yang dimakan. Aroma dan rasa ini memang asing, tetapi sepertinya aku lebih suka yang sekarang daripada yang dulu. Tapi apa memang bisa aroma dan rasanya berubah secepat itu? Aku tidak peduli juga.

Aku kira Rendy sudah tidak bernafsu lagi denganku. Tapi, setelah ini, sepertinya aku tidak perlu khawatir soal itu lagi.

TBC
-----------------------------------------------------------------------

Halo agan-agan, ane newbie di sini hehe. Dan ini bener-bener pertama kali nulis adegan esek-esek. Kalo ane baca-baca tulisan ane, keliatan beda banget sama adegan-adegan di cerita lain. Jadi klo ada masukan soal gaya cerita boleh dibicarakan hehe.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd