Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ANTARA CINTA DAN NAFSU

Bagian 16

Eveline menekan nomor dalam kontak HP nya, seraya membuka pintu kamar hotel yang telah ia sewa untuk dua malam kedepan.
"Hallo ..." sapa suara wanita diujung sana.
"Untuk malam ini ..." ujar Eveline menghempaskan tubuhnya di Sofa Hotel yang empuk. "Aku ingin seseorang yang bisa memuaskanku. Laki laki yang kamu kirim tempo hari terlalu standar. Hanya bisa bertahan dua ronde saja."
"Sayang .. aku rasa tidak ada laki laki didunia ini yang bisa melayani nafsu sex mu yang begitu menggebu, " ujar wanita itu lagi. "Semua koleksi ku yang terbaik sudah kuberikan padamu dan tidak ada satupun yang memuaskanmu."
Eveline tertawa kecil. Ia melangkah membuka pintu balkon dan berdiri disana, menyalakan rokoknya dan menghisapnya perlahan. Pikirannya melayang pada Alex. Seluruh tubuhnya merindukan Alex, haus akan servis sex Alex yang bisa memuaskannya bahkan sampai berkali kali sebanyak yang ia butuhkan.
"Kalau begitu .. apa yang bisa kamu tawarkan untuk memuaskan pelangganmu ini?" tanya Eveline. "Aku pelanggan setiamu .. sudah seharusnya kamu memberikan pelayanan yang memuaskan untukku."
Hening sesaat, kemudian terdengar jawaban di ujung sana
"Bagaimana dengan pembayarannya? Ada satu layanan yang mungkin ingin kamu coba .. tapi tentunya .. biayanya pun berkali kali lipat .."
"Tidak masalah!" sergah Eveline. "Berapapun akan ku bayar .. tapi aku ingin dipuaskan malam ini juga."
"OK ..." jawab wanita itu. "Akan aku kirim 2 pria terbaikku sekaligus untuk melayanimu. Jadi jika satu orang menyerah, satu orang lainnya bisa melanjutkan."
Eveline termenung. Sebuah ide berkelebat di pikirannya.
"Kirimkan aku 6 orang sekaligus" ujar Eveline, suaranya bergetar membayangkan kenikmatan yang akan ia terima malam ini. "Dan mereka harus orang orang terbaikmu."
"Enam??" seru wanita itu. "My Goodness .. Darling .. apa yang akan kamu lakukan dengan enam pria sekaligus? Tidakkah itu terlalu banyak?"
"Tidak sanggup memenuhi permintaanku?" Eveline menyeringai, "Aku akan cari orang lain yang sanggup ..."
"OK .. OK .. " ujar wanita itu menyerah. "Akan aku kirim malam ini juga. Asalkan bayarannya sesuai .."
"Kapan aku pernah mengecewakanmu dengan bayaranku?" ujar Eveline cepat, merasa senang dengan apa yang akan ia miliki malam nanti. " Sebutkan angkanya dan akan aku transfer uang saat ini juga ke rekeningmu. Ingat .. ini rahasia kita. Tidak ada satu orangpun yang terlibat yang boleh membocorkannya pada media."
"Tenang saja ...." ujar wanita itu sambil tertawa senang. "Di tempat biasa? Enam orang Laki laki terbaikku akan meluncur kesana."

Eveline membuka kotak kue tart yang telah ia pesan dari hotel. Kue tart berbentuk persegi dengan taburan coklat dan bertuliskan "Happy Birthday Eveline" diatasnya. Eveline melirik 6 orang pria berpostur atletis yang berdiri mengelilinginya. Masing masing memegang botol bir di tangannya, entah sudah berapa botol yang mereka habiskan dan hampir seluruh pria itu mulai merasa mabuk.
"Ayo bersulang!" Eveline mengangkat botol birnya tinggi tinggi. "Ini hari Ulang Tahunku dan aku ingin menikmatinya bersama kalian."
Seluruh Pria dihadapannya ikut mengangkat botol bir mereka, tertawa dan meneguk isinya sampai habis.
Eveline melempar botol kosongnya keatas Sofa, menghempaskan tubuhnya dan mengangkat satu kakinya bersandar ke atas meja, sementara satu kaki lainnya terbuka lebar. Celana Dalam hitam berenda miliknya tampak jelas terlihat, dibalik rok mininya yang kini terangkat sampai ke pangkal pahanya. Buah Dadanya yang besar dan ranum tanpa disangga Bra tercetak jelas, menonjol indah dibalik kaos tanpa lengan ketat yang menempel di tubuhnya. Rambut hitam sebahunya tergerai di atas Sofa, saat Eveline menyandarkan kepalanya, memperlihatkan leher jenjangnya yang putih dan mulus. Eveline dengan sengaja merentangkan kedua tangannya kesamping, membuat dadanya semakin membusung dan puting payudaranya yang mengeras terlihat jelas di balik kaosnya.
"Come here, Boys ..." desahnya menggoda "Pesta dimulai .."
Eveline dengan sengaja mengerling pada pria pria di hadapannya, meremas2 payudaranya sendiri dan membuka pahanya lebar lebar, menyelipkan satu tangannya ke balik CD nya.
"Hmm .. aku menantang kalian ..." desahnya lagi, mulai terangsang dengan sentuhan tangannya sendiri pada payudara dan klitorisnya. "Ahh .. siapa saja yang bisa memuaskanku malam ini .. akan aku berikan bonus yang sangat besar ..."
Seluruh Pria dihadapan Eveline memandangnya tanpa berkedip. Eveline mulai menggelinjang, menarik CD nya turun dan menggerak gerakan pinggulnya seirama dengan getaran tangannya pada klitorisnya. Ia mendesah, sekilas melirik pria pria dihadapannya yang sudah terlihat mulai memegang penis mereka yang mengeras.
Satu orang pria mendekat, memburu Eveline dengan buas, mengangkat roknya tinggi tinggi dan menjilat Vagina Eveline yang terlihat basah menggoda.
Eveline menjerit tertahan, merasakan lidah Pria pertama menyapu seluruh permukaan Vaginanya, menggelitik klitorisnya berulang ulang.
"Aaahhh ..." Eveline mendesis, menggelinjang, melirik pria lainnya dan memberi isyarat "Here Boys .. Come to me .. mmmhhh ..."
Seperti tertarik medan magnet yang sangat kuat, Para pria dihadapannya mendekat mengelilingi Sofa. Mereka membuka seluruh pakaian mereka, satu orang mendekat dari samping kanan Eveline, mengangkat kaos yang dikenakan Eveline hingga kedua payudaranya menyembul keluar, yang segera dilahap oleh pria di sisi kiri dan kanannya dengan buas. Eveline menjerit keras, merasakan kenikmatan di tiga tempat pada tubuhnya sekaligus : Vagina, Payudara Kiri dan Kanannya.
Tiga Pria melumat habis Vagina dan Payudara Eveline. Tubuh Eveline menggelinjang hebat, mulutnya meracau, sementara dua tangannya menggenggam dan mengocok penis dua pria lain di sisi kiri dan kanan atasnya.
"Ooohhh ... yeaahh ..uuuhh .. so good booyss .. mmhh..." Eveline mendesah penuh kenikmatan, sebagian disalurkan melalui gerakan tangannya yang semakin cepat mengocok dua penis di genggamannya, memancing suara lenguhan nikmat dari pemilik pemilik penis tersebut. Eveline semakin terangsang, saat lidah lidah pria pada putingnya menghisap dan menggelitik bergantian, sementara pria pada vaginanya mulai menyelipkan lidahnya lebih dalam ke lubang vagina Eveline, sementara jarinya digetarkan pada klitoris Eveline dengan cepat.
"Oooooohhhhh Gooooodd !!" erang eveline, "Someone put your dick in my mouth now!!"

Eveline merebahkan tubuhnya, seorang Pria melangkah diatasnya dan segera memasukkan penisnya yang terhunus kedalam mulut Eveline yang terbuka. Eveline menghisapnya kuat kuat, membolak balikkan penis padat itu didalam mulutnya dengan lidahnya, sementara sang pria memompa penisnya keluar masuk seraya menikmati hisapan dan gelitik lidah Eveline yang semakin liar. Pria itu mengerang nikmat, semakin dalam menghunus Penisnya ke dalam mulut eveline hingga beberapa kali Eveline nyaris tersedak.
Rongga dada Eveline diliputi kepuasan. Ia merasakan kenikmatan tidak hanya dari service para pria itu pada vagina dan payudaranya , namun juga kepuasan dari erangan kenikmatan pria pria tersebut saat menikmati tubuh indahnya.
Seorang Pria yang berbadan lebih besar tiba tiba mengangkat tubuh eveline, melepas semua pria yang mengerumuninya, membawa tubuh Eveline ke ranjang besar dan menghempaskannya diatas kasur. Eveline mengerang, tertawa kecil melihat 6 pria disekelilingnya dengan raut wajah penuh birahi memandangnya sambil terus mengocok penis mereka masing masing.
"Uuhh .. ayo boys .. buat aku pingsan menikmati layanan kalian" tantang Eveline sambil mengerling manja.
Satu Pria maju, membuka paha eveline dengan kasar lebar lebar dan menusuk cepat dan dalam penisnya kedalam vagina Eveline
"Aahh!!!" teriak Eveline penuh kenikmatan. "Good Boy .. ayo .. goyang lebih keras lagi Baby ... hmmm .."
Eveline menggelinjang, bergoyang, tangannya meremas Bed Cover tempat tidur alasnya kuat kuat saat menerima serangan kenikmatan di Vaginanya. Ia menjepit, ikut menggerakan pinggulnya saat penis di vaginanya di pompa cepat dan dalam.
"Uuuhh ... enak ooohh .. come on Boy .. faster .. harder !!!" Hardik eveline. "Somebody suck my Boobs now!!"
Dua pria mendekat melahap payudara Eveline yang ranum, menghisapnya dengan buas, menggelitik Putingnya, meremas kuat dengan tangan mereka, membuat Eveline semakin menggila.
"Hisap kuaat!!" Uuhhh ... lagi .. lagiiii!!" teriak Eveline meracau "Aaahhh .. tambah lagi .. lebih cepatt!! Ayoo .. lebih kuaatt!! Aaahhh ... mmmhhh ... uuugggggghhh.. good boy .. good boy!!"
Melihat liarnya tubuh Eveline bergoyang dan desahnya yang menggoda, Pria di Vagina Eveline makin mempercepat Pompanya. Menerima bertubi kenikmatan dan ritme permainan yang cepat dan keras sekaligus pada payudara dan vaginanya, membuat pinggul Eveline menegang dan cengkraman vaginanya pada penis di dalamnya semakin erat. Pria dengan penis pada vagina Eveline tak kuasa menahan kenikmatan yang dirasakannya. Cengkraman kuat dan denyut pijatan Vagina Eveline semakin mendera, membuat ia berteriak
"Aaaarrrggghhhh ... I'm Comiiiingng....!!"
Semburat cairan hangat memenuhi rongga Vagina Eveline. Pria itu melemah, menarik penisnya dan tersungkur di lantai. Seringai tiga pria lain di sampingnya mengiringi jatuhnya korban pertama Eveline. Mereka heran dengan begitu cepatnya sang pria tumbang hanya dalam hitungan menit.
"Man .. kamu harus coba .. luar biasa jepitannya .." bisik sang pria korban pertama kepada pria lain disampingnya dengan nada terengah. Ia mundur, menghempaskan dirinya di sofa untuk mengatur nafas dan melihat partner lainnya menyerang tubuh wanita sexy yang terlentang di kasur dihadapannya.
Eveline mendorong kedua Pria pada payudaranya, bangkit dan memandang lurus ke Sofa, menyeringai mentertawakan Pria korban pertamanya.
"I want More Boys ..." desisnya seraya memandang pria lain yang tersisa dengan nafas terengah engah.
Ia menarik satu Pria yang terdekat dengannya dengan kuat, menghempasnya hingga terlentang di kasur. Eveline melangkah, menggenggam penis yang terhunus dibawahnya dan dengan sekali hentak memasukkannya ke dalam vaginanya yang hangat.
"Owh!!!" seru Pria dibawahnya terkejut menerima serangan tiba tiba Eveline. Sekejap saja ia merasakan pijatan lembut namun kuat menjalar di penisnya. Pria itu meringis, mengatur nafas saat Eveline menggerakkan pinggulnya dengan liar, memberikan sensasi kocokan yang sangat nikmat pada penis didalam vaginanya. "Aahh ... Babe ..."
Eveline tersenyum senang, menikmati ekspresi kenikmatan pria di bawah cengkramannya. Eveline menengadah, memejamkan matanya menikmati gesekan pada klitorisnya dan terus menggerakan pinggulnya maju mundur, memutar dan menekan.
"Hhhhh ..." desahnya "Uuuhh ... nikmatnya ..."
Ia tidak memperdulikan laki laki dibawahnya yang mencengkram pinggulnya, sekuat tenaga menahan nafsunya agar tidak lebih dulu mencapai puncak.
Eveline meraih dua pria di sisi kiri dan kanannya, menggapai kepala mereka dan mendekatkan nya ke payudara kiri dan kanannya. Eveline membusungkan dadanya, memaksa mulut kedua pria tersebut menelan payudaranya bulat bulat. "Suck it!!" perintahnya keras keras, mencengkram rambut bagian belakang kepala mereka kuat kuat. Dua pria tersebut menjilat puting kemerahan dan keras milik Eveline, memainkannya dan menjilat penuh nafsu, sambil sesekali meremas remas dengan kuat. Eveline mendesah hebat. Pinggulnya terus berputar. Tangannya bertumpu pada kepala dua pria yang asyik mengulum payudaranya.
"Aaahhhhh ... mmmhh ... so goood Booyss ..." racau Eveline menikmati sensasi bertubi yang diberikan semua pria pada tubuhnya. "More .. I want more ..."
Eveline bergerak, kini bagaikan menunggang kuda, membuat bunyi tepukan antara vaginanya dengan tubuh pria pemilik penis dibawahnya. Tangannya menekan kuat kepala dua pria di payudaranya, membuat mereka hampir menelan payudara miliknya bulat bulat.
"Come on Boys!! Give me more!!! Aaahhh!!" teriak Eveline, gerakannya semakin cepat dan kuat, tubuhnya menggelinjang nikmat kepalanya menengadah, matanya terpejam. "Ahhh .. uuhh ... lagiii .. lebih kuat lagiii ..."
Pria dengan penis didalam vaginanya mencengkram pinggul Eveline, mencoba menahan gerakan Eveline yang tak terkendali karena merasa cairan spermanya hampir membuncah diujung penisnya. Namun Eveline tidak dapat dibendung. Ia semakin cepat bergerak, teriakannya membahana seruang kamar, sementara Pria tersebut tidak dapat menahan lagi ejakulasinya. Tubuhnya menegang, dan sejurus kemudian teriakannya pecah seiring semprotan cairan mani dari penisnya.
"Aaaarrrggghhhhh!!" jeritnya keras. Ia lunglai, menyeringai terengah berbisik pada Eveline. "Stop it Babe .. I'm done .."
Eveline memperlambat gerakannya. Melirik wajah Pria dibawahnya yang mengerang tanda menyerah. Eveline tertawa, melepaskan vaginanya yang basah dari Penis pria tersebut yang kini terkulai tak berdaya.
Eveline menarik selimut, melap vaginanya seraya melirik korban keduanya yang berjalan menuju Sofa. Tersisa 4 pria lagi yang dengan pandangan tidak sabar menatap tubuh telanjangnya.
"Well ..." desis Eveline "Baru beberapa menit berlalu ... dan dua sudah menyerah ... kita lihat apakah ada yang bisa membuatku menyerah."
Eveline merangkak, menopang tubuhnya dengan kedua tangannya dan lututnya. Ia menoleh kepada 4 orang Pria lainnya dan berkata "Come on boys .. what are you waiting for? Fuck me hard!!"
Seorang pria merayap, memainkan payudara ranum Eveline yang menggantung indah dengan kedua tangannya. Satu pria lain merunduk menghisap klitoris dan vaginanya, satu pria lain menghunuskan penisnya kedalam mulut Eveline dari hadapannya, sementara satu Pria lain masih berdiri mematung.
"Wmmh .. mmhh .. wkwmmm .." gumam Eveline dengan Penis yang memenuhi mulutnya, seraya menikmati klitorisnya yang mulai menegang diserang jilatan dan hisapan lidah sang pria, yang sesekali menjilat lubang vaginanya berulang ulang.
Pria di belakang Eveline menghampiri, membuka Anus Eveline dengan kedua tangannya dan menghunuskan penisnya perlahan memasuki lubang anal mungil milik Eveline.
"Mmmmhhhhhhh ...." lenguh Eveline panjang. Ia sejenak memejamkan matanya, menghentikan hisapannya pada penis dalam mulutnya, terkejut dengan tindakan tak terduga yang dilakukan satu pria kepada anusnya. Namun dalam sekejap kenikmatan luar biasa menyerangnya. Jilatan dan hisapan pada vaginanya, remasan pada payudaranya dan gesekan pada bagian anusnya memberikan sensasi bertubi yang mulai membawanya terbang. Eveline melepas kuluman pada penis dimulutnya, mengulurkan tangannya untuk mengganti mengocok penis yang terhunus dihadapannya. Saat ini ia memerlukan mulutnya untuk melepaskan jerit kenikmatan yang mulai dirasakannya.
"Ooooohhhh booyyss ... uuuhhhh ... that's what I waaanntt ... mmmhhhh ... Ooohh Gooodddd ... This is soo goood...mmmhhh ... more boys ..more ... aahh .. I'm gonna give you all something for this .. mmmhhhhaaaahhhhhoooohhh mmmhhhh ..." Eveline meracau, tubuhnya bergerak menerima hentakan yang semakin kuat dari pria dengan penis di anusnya. Tangannya mencengkram kuat alas kasur dan tanpa disadari mengocok semakin kuat penis dalam genggamannya, memberikan sensasi pijatan yang tidak kalah nikmat dengan vaginanya. Pria dengan penis dalam genggamannya mulai melenguh keras, memegang pahanya sendiri yang mulai terasa menegang "Ooohhh ... Babyyy ..."
Pria itu meraih kepala Eveline, dan menghunuskan penisnya kembali masuk kedalam mulut Eveline yang tengah terpejam menahan kenikmatan. Eveline tersadar, melirik pria dihadapannya yang tengah melayang menuju puncak. Ia menghisap kuat, membimbing pinggul sang pria dengan tangannya, memberikan efek gerakan memompa yang semakin cepat pada pria tersebut.
"Fuck!! Aaahhhhhhh ...." Sang Pria semakin melayang, tubuhnya menegang dan tidak kuasa lagi menahan kenikmatan hisapan dan pijatan mulut Eveline. Sebongkah cairan pecah di mulut Eveline, mengalir keluar melalui sela sela bibirnya. Eveline menyeringai saat Sang Pria menarik keluar penisnya. Cairan sperma mengalir keluar dari mulut Eveline. Pria itu mundur, menghempaskan tubuh besarnya diatas kasur dan berbaring lemah dengan nafas tersengal sengal.
"Teruskan!!" jerit Eveline. Tubuhnya semakin bergoncang karena hempasan tubuh pria dengan penis dalam analnya yang semakin cepat. Eveline meraih pria yang tengah mempermainkan payudaranya, membuatnya berbaring tepat di bawah payudaranya. Eveline merendahkan bahunya sehingga payudaranya tepat menyentuh mulut pria tadi, dan ia berteriak "Hisap!!!"
Pria dibawahnya dengan bernafsu menyambut Payudara Eveline yang bergantung indah. Eveline mendesis panjang menerima sensasi di payudaranya.
"Ah .. Ah .. Ah .. Ah ..." jerit Eveline seirama dengan hentakan tubuhnya yang bergoyang kuat.
Melihat bokong Eveline yang bulat indah, memberikan sensasi birahi tambahan bagi pria pemilik penis dalam anal Eveline. Anus Eveline yang sempit terasa licin, menggelitik penis sang pria yang terdorong keluar masuk berulang ulang. Semakin lama, birahi dan kenikmatan pada penis sang pria membuat dadanya penuh, tak kuat lagi menahan tekanan yang merambat memenuhi ujung penisnya. Pria itu semakin mempercepat gerakannya, tangannya sekuat tenaga mencengkram pinggul Eveline agar tekanannya menghujam semakin dalam. Paha bagian dalamnya mengeras, seiring penis nya yang semakin menegang. Eveline ikut menggoyangkan pinggulnya melemahkan pertahanan sang pria dan akhirnya
"Aaaarrrgggghhhhhh ....!!!" Pria keempat yang tumbang, menumpahkan seluruh isi sperma kedalam anus Eveline. Ia merebahkan tubuhnya kedepan, memeluk pinggul dan bokong Eveline dan merebahkan kepalanya pada punggung bagian bawah Eveline yang putih dan mulus.
Eveline menghela nafas, mengatur nafasnya yang memburu, membalik tubuhnya, menendang tubuh Pria keempat yang terkulai lemas hingga terpuruk di lantai.
Ia melirik dua Pria tersisa dengan penis mereka yang masih terhunus.
Eveline bangkit, meraih pria di hadapannya hingga rebah menindih tubuhnya dan melumat bibir pria itu penuh nafsu. Sang pria membalas tak kalah bernafsu, dan sejenak tubuh telanjang mereka bergulat diatas ranjang. Setelah cukup puas, Eveline membalik posisinya menyandarkan Pria tersebut di tepi belakang tempat tidur dengan punggungnya menyentuh dinding, posisi terduduk. Dengan buas Eveline melangkah ke pangkuannya, menghujamkan vaginanya pada penis sang pria yang tegak berdiri, melumat bibir sang pria sementara pinggulnya bergerak seolah berkuda. Pria tersebut melenguh nikmat, melayani ciuman Eveline yang kuat melumat bibirnya. Payudara kenyal Eveline terasa menekan dadanya, penisnya terasa terjepit, dipijat kuat oleh cengkraman vagina Eveline. Tangan sang pria meremas punggung telanjang eveline penuh kenikmatan. Seraya terus berkuda, Eveline menggesek gesekkan payudaranya ke dada sang pria, putingnya mengeras, ia sangat bergairah dan haus kenikmatan setelah rangsangan terhadap 4 pria yang tumbang sebelumnya.
"Mmmhh .... nikmat bukan sayang?" desis Eveline di sela sela lumatan bibirnya pada bibir sang pria "Ayo .. gerakkan pinggulmu naik turun .. ayo .. lebih cepat .. lebih kuat !!"
Pria yang tak berdaya itu mulai menggerakkkan pinggulnya, terangsang geliat tubuh Eveline di pangkuannya.
"Good booy .. that's it ... good boooyy ... mmmhhh ..." lenguh Eveline melepas kenikmatan. Gerakannya semakin cepat, menggiling penis keras dalam vaginanya, mencari gesekan pada klitorisnya dari tubuh pria di bawahnya "Aaahhh ... Uuuhhhh .... Goood this is soo good ..."
Eveline mencengkram Bahu sang pria. Ia semakin terbawa, karena pada posisi ini Eveline dapat mengatur kenikmatannya sendiri..Bibirnya bergesekan dengan bibir lembut sang pria, payudaranya terangsang kulit hangat dadanya, klitorisnya bergetar hebat karena gerakan pinggul sang pria dan penis keras didalam vaginanya terasa berdenyut mengalirkan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Eveline meremas pundak sang pria, menengadahkan kepalanya dan memejamkan matanya, menjerit menyalurkan semua kenikmatan yang dirasakannya
"Aaaaaahhhhh ..... Goood ... Uuuhhh"
Seluruh tubuhnya mengeras. Eveline merasakan tubuh sang pria juga semakin mengeras.
Terima Kasih Update nya Suhu, bagian paparan sisi lain Eve yg liar, mantul dah.
 
Bagian 17

Gerakan pinggul Eveline semakin cepat ditingkah nafasnya yang menderu kencang. Sang Pria berteriak, diwaktu yang hampir bersamaan ia mencapai puncak, semburat cairan kembali pecah dalam vaginanya.
Eveline berteriak mencapai orgasmenya, sang Pria pun diwaktu yang bersamaan mengeluh panjang.
"Aaaaaarrrggghhhh ... Commiiingng ...."
Tubuh Eveline mengejang sesaat, kemudian lunglai di pangkuan sang Pria. Beberapa detik, Eveline merebahkan tubuhnya diatas kasur, dengan sang pria terduduk lemas di sampingnya.
Eveline mengatur nafas sesaat seraya memejamkan mata. Hanya perlu waktu sebentar saja saat ia tersadar masih tersisa satu pria yang belum melayaninya. Eveline melirik Pria yang masih berdiri dengan penis terhunus. Melihat pemandangan sexy didepannya membuat Pria tersebut semakin bergairah. Ia berharap bisa menikmati juga tubuh Eveline dengan segala kenikmatannya, namun melihat Eveline yang tergeletak pasrah, sebersit ragu menyelinap di hatinya.
"Don't think about it Baby ..." ujar Eveline tersenyum, seperti dapat membaca apa yang tersirat di benak pria tersebut. "Giliranmu sekarang"
Eveline bangkit, menarik pria di samping tempat tidurnya dan merebahkannya terlentang di kasur, mencium bibirnya dengan nafsu selama beberapa saat. Lima pria yang telah terpuaskan menatap adegan ranjang dihadapan mereka dengan tatapan kagum pada stamina Eveline yang dapat pulih seperti biasa dalam waktu singkat.
Eveline membuka pahanya lebar lebar, melangkah menyodorkan vaginanya kepada mulut pria dibawahnya, mencengkram rambut sang pria dan menggoyangkan pinggulnya maju mundur menggesekkan vaginanya pada lidah sang pria yang telah terjulur menyambutnya. Tangan Sang Pria mencengkram pinggul Eveline yang bergerak lincah diatas kepalanya.
"Suck it!! Hard!! " teriak Eveline, cengkraman tangannya pada rambut sang pria membantu menggerak gerakan kepala sang pria, mengontrol gerakan sesuai yang Eveline ingini. "Uuuhhhhhh ... yeeaaahhh .... go on Baby ... mmmhhhh ... good Booyy " gumam Eveline. Ia terlihat sangat menikmati posisi ini, merasakan isapan mulut pria itu pada klitorisnya. Eveline meracau, memejamkan matanya, lidahnya menjulur, menjilat bibirnya sendiri seraya terus bergoyang. Ekspresi kenikmatan pada wajahnya terlihat nyata, sangat sensual, membuat semua pria yang ada di sekelilingnya terpana.
Eveline membalik badannya tiba tiba, dengan Vagina masih pada mulut sang pria, namun kini mulutnya melahap penis tegak milik sang pria tersebut.
"Ooohhhh ...." lenguh pria tersebut seiring hisapan pertama mulut Eveline pada penisnya. Eveline menjilat nakal ujung penis sang Pria, menggigitnya kecil, menjilat batang penis Pria tersebut perlahan, turun ke arah bawah, mengulum lembut dua bola yang bergantung, menjilat menelusuri lipatan batas anus dan kembali mengulangi nya di tempat yang sama. Gerakan dan permainan Oral yang membuat sang Pria menggelinjang hebat, bagian dalam pahanya mengeras, menahan sekuat tenaga puncak birahi yang nyaris pecah diujung penisnya.
"Aahh ... Babyyy ..." erang pria itu sekuat tenaga, melupakan vagina Eveline dihadapannya yang seharusnya ia layani. Belum pernah ia merasakan sensasi oral sex se dahsyat ini. Eveline sangat mahir melakukannya. Lidahnya menggelitik, hisapannya memijat lembut, pangkal kerongkongannya terasa hangat dan menjepit saat sesekali Eveline memasukkan penis lebih dalam ke kerongkongannya.
"Mmmhh ... mmmhhh ..." Eveline menggumam, getarannya bagai vibrasi yang ikut menambah rangsangan pada penis sang Pria.
Hanya beberapa menit berlalu, Pria tersebut tidak lagi dapat menahan nafsunya. Seluruh tubuhnya menegang, menyerah pasrah saat Eveline mengocok cepat penisnya, mendorong keluar masuk penis dari mulutnya. Semakin lama semakin cepat dan kuat, Pria itu mencengkram kuat pinggul Eveline dan berteriak keras
"Aaaararrggghhhhh ....!!!" Mulut Eveline sekali lagi penuh dengan cairan sperma. Ia melepasnya, melap bibirnya dari cairan sperma yang tumpah dengan punggung tangannya, mengerling nakal menatap semua pria dihadapannya
"Sudah semua ...?" tanyanya terengah sambil menyeringai, "Bagus .... tidak ada yang terlewat ...."



"Sel Cancernya tidak berhenti berkembang. Melambat, tapi terus muncul ..." Dokter Hari mengulurkan hasil pemeriksaan laboratorium Alex kepada Ana. "Anda tentu tahu apa artinya dokter Ana .."
Ana membuka Map File dihadapannya perlahan. Membaca isinya dengan hati hati. Ia tahu pasti apa yang tengah terjadi pada Alex, suami yang sangat di cintainya itu.
"Sudah 6 paket Kemoterapi yang diberikan kepada Pak Alex .. tidak mungkin dilanjutkan karena akan berakibat buruk kepada kesehatannya" lanjut dokter Hari. "Transplantasi sumsum tulang belakang adalah pilihan yang sangat memungkinkan saat ini. Selagi kondisi Pak Alex masih prima, sebaiknya dokter Ana mencari donor sumsum bagi Pak Alex,"
Ana menunduk. Mencari donor bukanlah hal yang mudah. Kecocokan adalah faktor utama keberhasilan terapi ini. Ana harus mencari keluarga terdekat Alex yang bersedia mendonorkan sumsum tulang belakangnya bagi Alex. Pendonor juga harus dalam keadaan sehat dan memiliki kondisi tubuh yang kuat. Persiapan untuk terapi ini memang sangat rumit. Ana harus segera menemukan donor yang tepat bagi Alex, sebelum kondisi Alex memburuk karena terlalu lama menunggu. Setelah paket Kemoterapi selesai, tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan kecuali melakukan donor secepat mungkin.
"Mulailah dari keluarga sedarah Pak Alex, dokter Ana .." saran dokter Hari. "Orang tua, ataupun adik dan kakaknya yang memiliki kondisi kesehatan lebih baik dari yang lain."
"Alex sudah tidak memiliki ibu, Dok .. ibunya sudah lama meninggal" ujar Ana pelan, "Hanya Ayah .. tapi .. kondisi beliaupun tidak memungkinkan untuk menjadi pendonor sumsum."
"Ya .. saya mengerti " dokter Hari mengangguk pelan, mengetahui bahwa Ayah Alex yang sudah lanjut usia hanya memiliki satu buah ginjal hasil donor beberapa tahun yang lalu. Dokter Hari bahkan terlibat langsung pada persiapan operasinya saat itu. "Bagaimana dengan saudara kandungnya? Apakah ada yang memenuhi syarat sebagai pendonor menurut anda?"
Ana tercenung. Haruskah ia meminta Ratih menjadi pendonor bagi Alex? Ratih adalah satu satunya saudara yang memiliki hubungan darah dengan Alex. Tapi Ana mengerti, jalan untuk mewujudkannya pasti tidak akan mudah, mengingat apa yang terjadi pada keluarga mereka. Membuka rahasia keberadaan Ratih pada Alex, berdamai dengan Ratih yang kini jelas jelas menentangnya, dan berhubungan kembali dengan Dewo yang sebentar lagi akan menjadi suami Ratih. Semua hal berat itu harus dilalui Ana untuk bisa menyelamatkan hidup Alex.
"Saya akan mencoba mempersiapkan donornya dok .." bisik Ana pelan, menyerahkan kembali File kepada dokter Hari. "Seandainya saja anak yang saya kandung ini sudah lahir ..."
Ana mengusap pelan perutnya yang mulai membuncit. Dokter Hari mengangguk setuju.
"Ya .. anak kandung memiliki kemungkinan kecocokan terbesar sebagai pendonor. Itu juga yang dilakukan Pak Alex kepada Pak Wiwaha, bukan?"
Ana tersenyum mengangguk. Ia berdiri, menjabat tangan dokter Hari dan segera meninggalkan ruangan. Baru saja ia menutup pintu, terdengar dering telepon berbunyi dari dalam tas nya. Ana meraih HP nya. Suara Pak Wi lemah terdengar diujung sana.
"Papi ...?" ujar Ana dengan nada kuatir. "Ada apa Pi?"
"Ana .. bisakah kamu menemui Papi di Kantor Polisi sekarang?" tanya Pak Wi.
"Kantor .. Polisi?" tanya Ana terkejut. "Kenapa? Ada apa Pi ..?"
"Akan Papi jelaskan semuanya setelah kamu disini nanti " ujar Pak Wi lagi. "Jangan bawa Alex. Dia tidak boleh tahu Papi ada disini ya ... Papi kuatir terjadi sesuatu pada kesehatannya."
Ana menutup teleponnya. Pikiran buruk berkecamuk dibenak Ana.


"Kasus ini sudah lama selesai .. kenapa bisa dibuka kembali?" tanya Ana kepada pengacara Pak Wiwaha, di ruang besuk tahanan kepolisian tempat Pak Wiwaha berada.
"Ya .. " Sandra, pengacara muda yang diminta oleh Pak Wiwaha mendampinginya mencoba menganalisa. "Ada tuntutan baru dari .. korban .. maksud saya keluarga korban .. mereka mengajukan bukti bukti baru yang menempatkan Pak Wiwaha sebagai pelaku pembunuhan terhadap bapak Seno beberapa tahun yang lalu"
Ana terpaku. "Siapa ...?" tanya Ana dengan suara bergetar, "Siapa yang mengajukan tuntutan?"
"Atas nama isteri Bapak Seno, ibu Aryati .. melalui kantor pengacara .. ehm .. Eveline Hartanto" ujar Sandra lagi.
Ana memandang Pak Wiwaha yang terlihat lesu duduk dihadapannya. Matanya berkaca kaca. Ibunya telah kembali mengibarkan bendera perang, setelah Ratih yang beberapa minggu lalupun menunjukkan sikap yang tidak bersahabat kepadanya.
"Ada apa ini sebetulnya ...." gumam Ana tanpa sadar. Pak Wi menggenggam tangan Ana. Tangan keriput dari seorang laki laki tua renta yang mulai kehilangan percaya dirinya dibalik baju tahanan polisi.
"Maafkan ibu, Pi ..." bisik Ana menggenggam kembali tangan Pak Wiwaha. Pak Wiwaha tersenyum.
"Aku bisa melihat semuanya Ana ..." ujar Pak Wi dengan suara bergetar. "Eveline dibalik semua ini. Ia sendiri yang mengatakannya padaku ..."
Ana terhenyak. "Maksud Papi ...? Eveline yang membujuk ibu untuk membuka kembali semua ini?" tanya Ana tak percaya "Tapi .. kenapa?"
"Eveline merasa aku telah mengkhianati janjiku kepada Ayahnya, dengan memilihmu sebagai isteri Alex" ujar Pak Wi. "Ia sangat menginginkan Alex menjadi suaminya. Ia telah menyusun semua rencana kedepan untuk kesuksesannya bersama Alex. Namun semua kandas saat aku lebih memilihmu .."
Ana menatap Pak Wiwaha dengan pandangan bingung.
"Tapi Alex sakit ... apakah ia tidak memikirkannya ...?" tanya Ana. Pak Wiwaha menggeleng.
"Aku tidak membunuh Ayahmu, Ana ..." ujar Pak Wiwaha lesu "Percayalah padaku ..."
"Aku percaya, Pi ..." bisik Ana terharu. "Papi harus sabar dan kuat .. aku dan Sandra akan berusaha sebaik mungkin untuk mengeluarkan Papi dari sini .."
Pak Wiwaha mengangguk, "Satu hal yang Papi syukuri" ujar Pak Wi dengan mata berkaca kaca, "Adalah memilihmu sebagai isteri Alex .. dan bukan Eveline .."
Ana menunduk. Dadanya terasa semakin sesak oleh perasaan yang berkecamuk. Ia tahu bebannya akan semakin bertambah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd