Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Asrama

Apa pendapat kalian tentang cerita saya?

  • Bagus

    Votes: 845 91,2%
  • Biasa aja

    Votes: 64 6,9%
  • Jelek

    Votes: 37 4,0%

  • Total voters
    927
Status
Please reply by conversation.
tetap semangat ya suhuuu
 
Hu kira2 kakak ipar reyhan bakal tobat kembali kejalan yg benar. Apa bakal jadi budak seksnya reza dkk?

Harapan ane kakak ipar reyha bakal buat reyhan doang si hu kasihan euy reyhanya
 
Sory agak lama, lagi sibuk soalnya.

Tinggal berdua saja dengan mertuanya dirumah, tentu bukanlah hal yang menyenangkan bagi Nurul. Sejak satu jam yang lalu, ia mengurung diri di dalam kamarnya, sementara itu di luar sana, Pak Bejo tengah menunggunya keluar dari dalam kamar.

Nurul berjalan mondar mandir di dalam kamarnya, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya, seperti sebuah andrenalin.

Dia kembali duduk di depan meja rias, sembari menatap wajahnya yang terlihat tegang. Berulang kali ia menepuk wajahnya, seakan sedang menyadarkan dirinya dari rasa tegang yang mengusiknya.

"Fuuh..." Nurul mendesah pelan.

Tok... Tok... Tok...

"Nurul... Bapak pergi dulu ya!" Ujar Pak Bejo dari balik pintu kamar menantunya.

Nurul menoleh kearah pintu kamarnya, seakan ia bisa melihat sosok Pak Bejo di balik pintu kamarnya. Entah kenapa jantungnya kian berpacu dengan cepat. Tak lama kemudian ia berdiri dan berjalan mendekati pintu kamarnya sembari menempelkan telinganya.

Sayup-sayup Nurul mendengar suara langkah kaki yang pergi meninggalkan kamarnya.

"Apa dia benar-benar pergi?" Tanya Nurul pada dirinya sendiri.

Baru saja Nurul hendak membuka pintu kamarnya, tiba-tiba ia mengurungkan niatnya. "Tidak... Tidak... Tidak... Bisa saja ini cuman jebakan." Pikir Nurul.

Ia mundur kebelakang lalu duduk di tepian tempat tidurnya. Ia menutup wajahnya sembari beristighfar berulang kali. Ada rasa cemas di hatinya, kalau-kalau Pak Bejo masih berada di luar kamarnya.

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam lamanya, Nurul kembali memberanikan diri mendekati pintu kamarnya. Ia sedikit membuka pintu kamarnya untuk mengintip apakah Pak Bejo benar-benar sudah pergi, dan yang ia lihat hanyalah kekosongan.

Karena masih kurang yakin, Nurul membuka semakin lebar kamarnya, dan benar saja Nurul tidak melihat sosok mertuanya sepanjang matanya memandang.

"Alhamdulillah!" Nurul menarik nafas lega.

Lalu dengan langkah gontai ia menuruni anak tangga, sembari tetap waspada kalu-kalu Pak Bejo muncul tiba-tiba di dekat dirinya, tetapi kekhawatirannya tidak terbukti, ia sama sekali tidak melihat bayangan Pak Bejo di sekitarnya, membuat Nurul merasa aman.

Ia memasuki dapurnya, lalu dengan sedikit senyuman lega di bibirnya, ia membuka lemari es untuk mengambil botol minuman yang ada di rak bawah.

Tetapi baru saja ia membungkuk, tiba-tiba ia merasakan remasan di pantatnya yang di balut rok lebar yang ia kenakannya hari ini. "Ba... Bapak!" Kaget Nurul, ketika ia melihat sosok Pak Bejo yang kini berada di belakangnya.

"Hehehe... Haus ya Nak?" Goda Pak Bejo.

Bukannya segera berlari meninggalkan Pak Bejo, Nurul malah diam mematung sembari menggenggam botol minumannya, membuat Pak Bejo sangat leluasa meremas pantat Nurul.

Pak Bejo memepet tubuh Nurul dari belakang, sehingga ia dapat mencium aroma tubuh Nurul.

"Cucu Bapak pergi kemana Nak?" Tanya Pak Bejo.

Dengan bibir bergetar Nurul menjawab pertanyaan Mertuanya. "Ke... Kerumah Ustadza Aya!" Katanya, sembari menggigit bibir merahnya.

"Berapa lama biasanya?" Tanya Pak Bejo lagi.

"Biasanya dia pulang sore."

Pak Bejo tersenyum menyeringai. "Kita berdua memiliki waktu yang cukup banyak." Bisik Pak Bejo, membuat Nurul tersadar akan bahaya yang menimpah diirinya.

"Jangan Pak!" Nurul menepis tangan Pak Bejo sembari memutar tubuhnya menghadap Pak Bejo.

Nurul ingin berlari menjauh tetapi Pak Bejo dengan tangkas memeluk pinggang Nurul, dan mendesaknya hingga tubuh Nurul terhimpit antara dinding dapur dan tubuh Pak Bejo, sementata disamping kanannya ada lemari es, membuatnya tak bisa lari kemana-mana, kecuali meronta sembari memohon untuk di lepaskan.

Pak Bejo yang sudah cukup lama menunggu Nurul, tidak membuang kesempatan yang ada di hadapannya saat ini. Dia berusaha mencium bibir Nurul, tetapi sang menantu dengan cekatan menghindar.

"Jangaaaaan Pak!" Mohon Nurul.

Telapak tangan Pak Bejo meraih payudara Nurul, dan meremasnya dengan perlahan. "Percuma kamu melawan Nak, di rumah ini kita hanya berdua saja." Ujar Pak Bejo, membuat Nurul semakin panik.

"Aduh... Hmmppss... Gak... Hmmmpss..." Elak Nurul.

Pak Bejo semakin memepet tubuh menantunya, membuat pertahanan Nurul semakin lemah, hingga akhirnya pertahanan Nurul berakhir, ia gagal mempertahankan bibirnya dari pagutan Pak Bejo, yang bisa ia lakukan nya hanyalah merintih ketika bibirnya di lumat Pak Bejo dengan rakus.

Tangan Pak Bejo kembali bergerilya, tangannya meremas payudara montok Nurul, sementara tangan kirinya melingkar di pinggang ramping Nurul.

Perlahan tangan Pak Bejo turun menuju bongkahan padat yang berada di bawa punggung menantunya yang alim itu, membuat sang wanita Solehah meringkik menahan gejolak birahi di dalam dirinya.

Pak Bejo mengambil kesempatan seperkian detik itu untuk menyerang lidahnya. Membelit lidahnya dengan liar, menghisap lidahnya.

"Aahkk... Hmmmpss... Hmmmpss.... Hmmmpss..." Tubuh Nurul bergetar merasakan sensasi yang luar biasa, membuatnya seakan tersengat aliran listrik dengan voltase ringan.

Cukup lama Pak Bejo melumat bibir Menantu, membuatnya perlahan mulai kesulitan bernafas hingga melepas ciumannya.

Nurul menatap sayu Pak Bejo, sembari menggigit bibirnya, menahan gejolak birahi.

Setelah nafasnya teratur, Nurul kembali meronta bahkan sampai botol minumannya terlepas hingga akhirnya ia berhasil melepaskan diri dari cengkraman Pak Bejo. Dengan sedikit mendorong tubuh Pak Bejo Nurul meloloskan diri dari sergapan Pak Bejo.

Nurul berlari kecil menuju ke pintu dapur yang terhubung dengan taman belakang rumahnya. Tetapi ia kembali terjebak, membuatnya hanya berputar-putar di taman belakang rumahnya, sementara Pak Bejo kembali mendekati dirinya yang sedang kebingungan.

"Ja... Jangan Pak!" Melas Nurul ketika pergelangan tangannya di cekal Pak Bejo.

Pak Bejo tersenyum mesum sembari menjilati bibirnya, lalu dia menerkam kembali tubuh menantunya hingga mereka berguling diatas rumput hijau yang terbentang luas seluas halaman belakang rumah Nurul.

Sembari menikmati wajah cantik menantunya, Pak Bejo kembali meremas payudara Nurul. "Mau lari kemana lagi kamu cantik?" Goda Pak Bejo.

"Jangan... Auw... Pak... Aahkk... Jangaaaaan." Rengek Nurul seraya menggelengkan kepalanya.

"Jangan takut, hehehe... Bapak hanya ingin sedikit bersenang-senang dengan tubuhnya." Bisik Pak Bejo sembari membuka kancing kemeja Nurul.

"Tidak... Tolong... Aaahkk..." Tubuh Nurul bergerak liar berusaha melepaskan diri dari cengkraman Pak Bejo.

Tanpa kesulitan berarti Pak Bejo berhasil membuka seluruh kancing kemeja yang di kenakan Nurul, lalu dia merobek tanktop tipis yang di kenakan Nurul, dan di susul dengan beha yang dikenakan Nurul, hingga payudaranya melompat keluar.

Pak Bejo menyeringai mesum memandangi sepasang gunung kembar milik Nurul yang begitu menggoda dengan kedua puting sebesar biji Kacar.

"Hehehe..." Tawa Pak Bejo.

Kedua kaki Nurul mengais-ngais, hingga rumput yang ada di sekitar kakinya tercabut. "Tolong... Jangan Pak, saya mohon." Ujar Nurul.

"Jangan takut! Kamu akan suka." Bisik Pak Bejo.

Dia menundukkan wajahnya, lalu mulai menciumi permukaaan payudara Nurul. Lidahnya menari-nari di sekitaran aurola Nurul yang berwarna kecoklatan.

Tubuh Nurul menegang, merasakan sensasi geli di sekitaran payudaranya, membuat rintihannya semakin lemah, dan Pak Bejo semakin leluasa menikmati setiap inci gumpalan daging itu, dia menyedot putingnya seakan ingin menghisap air asi.

Punggung Nurul terangkat dan telapak kakinya menekuk menahan gejolak yang luar biasa. "Oughkk... Hentikan!" Rengek Nurul.

"Nikmat sekali susumu Nak!" Komentar Pak Bejo.

"Tidaaak! Aahkk... Hentikan Pak, saya mohon... Aahkk.. Aahkkk..." Nafas Nurul tersengal-sengal.

Jemari Pak Bejo menarik bagian bawah rok hitam yang dikenakan Nurul keatas, lalu jemari keriput itu bergerilya, membelai kulit mulus paha Nurul, membuat sang pemilik paha merinding geli di buatnya.

Semakin lama sentuhan itu semakin keatas, lalu Nurul dapat merasakan belaian lembut di gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga berwarna putih, dan dengan cepat celana dalam itu telah basah oleh lendir kewanitaannya.

Pak Bejo menekuk lutut Nurul dengan lengannya, lalu membukanya kearah berlawanan, sehingga ia dapat melihat celana dalam menantunya yang telah basah.

"Lihatlah... Menantuku yang alim ini kini telah terangsang! Celana dalammu sudah sangat basah." Ujar Pak Bejo, matanya menatap nanar kearah selangkangan menantunya yang menggoda.

Nurul menggelengkan kepalanya. "Jangan di lihat Pak saya mohon!" Pinta Nurul.

"Kenapa Nak?" Goda Pak Bejo.

"Saya malu Pak! Aahkk... Hentikan!"

"Kenapa malu? Akui saja kalau kamu juga menginginkannya!" Perlahan Pak Bejo mencium paha kiri Nurul sembari menatap wajah menantunya yang tampak tegang, menahan gejolak perasaannya.

Berulang kali Pak Bejo mengecup paha mulus Nurul, lalu dia menjulurkan lidahnya, menjilati paha mulus Nurul hingga kepangkalnya, lidahnya bergerak naik turun tepat di garis celana dalam Nurul, membuat wanita berkerudung itu bergetar nikmat.

Nurul menggigit bibirnya, rasa geli yang luar biasa ia rasakan membuat pertahanannya kian melonggar. "Kenapa... Kenapa..." Lirih Nurul di dalam hatinya.

Perlahan lidah Pak Bejo menuju bagian tengah celana dalamnya, menggelitik clitorisnya yang bersembunyi di balik celana dalam yang ia kenakan, membuat Nurul nyaris pingsan sanking nikmatnya. Dia mencengkram erat pergelangan tangan Pak Bejo sembari melenguh nikmat merasakan sapuan lidah mertuanya.

Srrruuuppss...

"Oughkk..." Erang Nurul.

Pak Bejo menyedot memek Nurul, membuat lendir kewanitaan Nurul kian banyak yang keluar.

Dia menyingkap kesamping celana dalam Nurul, dan tampak bibir kemaluan Nurul yang kemerah-merahan menggoda dirinya, seakan meminta dirinya untuk segera menyentuhnya.

Kembali Pak Bejo menjilati memek Nurul, naik turun mengikuti garis bibir vagina menantunya yang telah berlendir cukup banyak.

Tak butuh waktu lama, kembali Pak Bejo mengantarkan Nurul ke puncak kenikmatan yang belum pernah di dapatkan Nurul dari Suaminya, yang tak lain adalah anak dari Pak Bejo.

"Luar biasa sekali Nak, memekmu merespon dengan cepat." Ujar Pak Bejo.

Nafas Nurul tampak tersengal-sengal. "Sudah Pak... Sudah..." Mohon Nurul, tetapi di dalam hatinya ia mengakui kalau Pak Bejo memang luar biasa.

"Nak Nurul sudah puas, tapi Bapak belum." Ujar Pak Bejo.

"Jangan Pak... Jangan zinahi saya." Melas Nurul.

Pak Bejo menyeringai mesum. "Tapi saya belum keluar Nak Nurul, saya belum mendapatkan kenikmatan dari kamu Nak." Kata Pak Bejo, sembari membuka resleting celananya dan mengeluarkan benda besar itu dari dalam celananya.

"Jangan Pak!" Takut Nurul.

"Kalau kamu tidak mau saya zinahi, lantas bagaimana caranya agak saya bisa puas, ini tentu tidak adil buat saya Nak!" Protes Pak Bejo.

Nurul terdiam cukup lama, ia berpikir keras bagaimana cara memuaskan Mertuanya tanpa harus melakukan perzinahan dengan Mertuanya. Setelah berpikir cukup lama, Nurul menemukan sebuah ide gila, tetapi ia ragu untuk melakukannya.

"Baiklah, kalau kamu tidak tau caranya, biar saya tuntaskan sendiri! Mau tidak mau, tetap akan saya lakukan Nak." Jelas Pak Bejo.

Kedua tangan Pak Bejo kembali mengait kaki Nurul dan mengangkangkannya. Lalu benda besar itu mulai menggesek bibir kemaluan Nurul yang terlihat sudah sangat basah.

Gesekan kontol Pak Bejo di bibir memeknya membuat Nurul ketakutan.

"Saya akan megoral itunya Bapak!" Kata Nurul cepat.

Pak Bejo menghentikan gerakan kontolnya. "Itunya apa?" Tanya Pak Bejo.

"I... Itu... Penis Bapak!" Jawab Nurul sopan.

"Penis?" Pak Bejo menyeringai mesum. "Saya tidak punya penis, Bapak cuman punya kontol." Jelas Pak Bejo, ia kembali hendak menjejalkan kontolnya kedalam memek Nurul.

Tapi buru-buru Nurul meralat ucapannya. "Iya kontol... Saya akan mengoral kontol Bapak!" Ujar Nurul cepat, sebelum batang kemaluan mertuanya menerobos masuk kedalam memeknya.

"Baiklah... Saya akan lihat sebatas mana kamu mampu memuaskan birahi saya!" Ujar Pak Bejo sembari menyingkir dari tubuh Nurul.

Sejenak Nurul dapat bernafas lega, ia tidak bisa membayangkan kalau sampe kontol Pak Bejo menerobos memeknya. "Terimakasih Pak." Jawab Nurul.

"Nah... Ayo kita mulai, apa yang bisa di lakukan oleh menantuku yang cantik ini." Ujar Pak Bejo sembari berdiri di hadapan Nurul yang berusaha bangun dari posisinya yang sedang berbaring.

Nurul berlutut di hadapan Pak Bejo, dia memandang batang kemaluan mertuanya yang berukuran jauh lebih besar di bandingkan milik Suaminya.

Dengan perlahan Nurul menggenggam kontol Pak Bejo, lalu telapak tangannya bergerak maju mundur, mengocok kontol Mertuanya. Berulang kali Nurul menelan air liurnya dan memejamkan matanya.

Oh Tuhan... Apa yang kulakukan, aku menyentuh kemaluan Mertuaku dengan telapak tanganku!

Sungguh Nurul merasa sangat bersalah dan berdosa karena harus menyentuh batang kemaluan Mertuanya, merasakan kehangatan kontol Pak Bejo di telapak tangannya yang suci. Jangankan memegang kontol Pak Bejo, bersentuhan kulit saja nyaris tidak pernah ia lakukan dengan lawan jenisnya selain Suaminya.

Tetapi saat ini, dia malah menawarkan diri mengoral kontol Mertuanya sendiri, berjanji akan membuat Mertuanya terpuaskan secara seksual.

Maafkan aku Mas, aku harus melakukan semua ini demi menjaga kehormatan ku sebagai Istrimu, hanya ini yang bisa kulakukan untuk menjaga kehormatan ku Mas... Maafkan aku...

"Ughkk... Nikmat sekali Nak!" Ujar Pak Bejo.

Nurul hanya diam saja, ia tak tau apa yang harus ia katakan saat ini.

Jemari lentik yang di hiasi cincin mas di jari manisnya, tampak bergerak lincah mengocok kemaluan seorang pria paruh baya, yang terlihat berulang kali meringis menahan rasa nikmat di batang kemaluannya.

"Kalau seperti ini terus, rasanya sulit bagi Bapak untuk terpuaskan!" Ujar Pak Bejo, dia menyibak jilbab lebar Nurul yang menutupi payudaranya.

Nurul mengangkat wajahnya, memandangi mertuanya. "Lantas apa yang harus saya lakukan Pak?" Tanya Nurul bingung, ia tidak ingin berzina dengan mertuanya, mengingat betapa ia sangat mencintai Suaminya.

"Mungkin kamu bisa berkata sedikit nakal, agar gairah saya cepat naik." Pinta Pak Bejo.

"A... Apa?" Kaget Nurul.

Pak Bejo tersenyum. "Sepertinya tidak sulit untukmu Nak, bertingkah seperti seorang pelacur, karena di dalam dirimu ada bibit seorang pelacur." Ujar Pak Bejo, membuat dada Nurul bergemuruh mendengarnya.

"Saya bukan pelacur!" Tolak Nurul.

"Lakukan, atau kamu tau akibatnya." Ancam Pak Bejo, dia meraih payudara Nurul dan meremasnya dengan kasar, membuat wanita alim itu ketakutan.

"Tunggu..." Pinta Nurul.

Tuhan, aku tidak bisa melakukannya, tetapi kalau aku menolak, Bapak akan memperkosaku, dan menzinahiku. Aku tidak ingin tubuhku kotor.

"Pak... Tolong, jangan perlakukan saya seperti ini, mengocok kontol Bapak saja, sudah sangat memalukan Pak!" Ujar Nurul dengan penekanan kata kontol yang membuat bibirnya gemetar.

Mendengar kalimat kontol yang keluar dari bibir menantu nya, membuat birahi Pak Bejo kian membara. "Aahkk... Anakku, terus... Kocok kontol Bapakmu." Ujar Pak Bejo, dia semakin bersemangat.

"Kon... Kontol Bapak sudah sangat keras di telapak tanganku, apa Bapak sudah mau keluar?" Bibir Nurul tampak gemetar ketika mengatakannya.

"Coba gunakan tetekmu Nak." Pinta Pak Bejo.

Walaupun ragu Nurul tetap melakukannya, dia menjepit kontol Mertuanya dengan kedua payudaranya. "Seperti ini Pak! Apa rasanya enak Pak? Apakah jepitan tetek saya cukup memuaskan Bapak?" Tanya Nurul penuh harap, ia berharap mertuanya segera keluar.

"Ya begitu, terus jepit kontol Bapak! Aahkk... Enak sekali tetekmu Nak." Racau Pak Bejo.

Sembari menahan payudaranya menjepit kontol Pak Bejo yang tengah bergerak maju mundur, Nurul memandangi pergerakan kontol Pak Bejo. Ia sangat mengagumi ukuran kontol Mertuanya, ia membayangkan betapa beruntungnya Ibu mertuanya dulu bisa memiliki kontol Pak Bejo di dalam memeknya, tidak seperti dirinya.

Kontol Suaminya terlalu kecil untuk mengaduk-aduk memeknya, membuatnya terkadang tidak merasakan apapun kecuali sedikit rasa geli.

Astaghfirullah... Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku mengagumi kemaluan Mertuaku, tidak... tidak...! Nurul berusaha membuang jauh pikiran kotornya, tetapi ia gagal melakukannya, sensasi menjepit kontol Mertuanya membuat ia merasa sangat seksi.

Kenapa kontol Bapak makin terasa panas, apa dia sudah mau keluar? Aahkk... Keras sekali kontol Bapak, seandai saja kontol Mas Ardi seperti kontol Bapak? Pikiran liar Nurul makin jauh, bahkan tanpa sadar ia semakin menikmati permainan gilanya.

"Nikmat sekali Nak! Aaahkk..." Racau Pak Bejo.

Nurul menggigit bibirnya. "Apa Bapak sudah mau keluar?" Tanya Nurul.

"Sedikit lagi Nak, coba kamu jilati kontol Bapak." Pinta Pak Bejo, sembari jemarinya bermain dengan puting Nurul yang berwarna kecoklatan.

"Apa?"

"Ayolah Nak Nurul, Bapak mau keluar, sebentar saja." Bujuk Pak Bejo.

Nurul memandang lekat kontol Pak Bejo yang sesekali menghilang di tengah gumpalan payudaranya, dan sesekali keluar dari dalam gumpalan daging gemuk payudaranya.

Aku tidak pernah melakukannya? Apa yang harus ku lakukan. Gumam Nurul kebingungan, ia merasa sangat jijik kalau harus melakukannya.

Dia mendekatkan wajahnya, dan mencium aroma yang menyengat dari kontol Pak Bejo. Ini sungguh menjijikan, aromanya juga tidak enak... Tapi... Aahkk... Nurul di landa kebingungan, di sisi lain ia merasa jijik kalau harus melakukannya, tetapi di sisi lain ia penasaran bagaimana rasanya mengoral kontol Pak Bejo.

"Lakukan Nak! Kamu bisa." Suruh Pak Bejo.

Mula-mula Nurul mencium kepala kontol Pak Bejo, membuat tubuhnya bergetar merasakan sensasi oral mulut yang pertama kali ia lakukan. Entah kenapa ia merasa tidak begitu buruk, membuatnya melakukannya berulang-ulang.

Setelah terbiasa mencium kontol Pak Bejo, dia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala kontol Pak Bejo dengan lidahnya.

"Batangnya juga Nak!" Ujar Pak Bejo sembari membelai kepala menantunya.

Jilatan Nurul turun kebawah, dia menjilati batang kemaluan Pak Bejo, naik turun, mengitari batang kemaluan Pak Bejo.

Tidak... Kenapa rasanya begitu nikmat? Kontol Bapak terasa hangat dan keras lidahku.

Nurul menghentikan sejenak kegiatannya lalu sembari mengocok kontol Pak Bejo dia sedikit membuka bibirnya, entah setan mana yang membujuknya sehingga wanita sealim Nurul berani bertindak jauh dari batas kewajaran sebagai seorang wanita muslimah.

Dia memasukan kepala kontol Pak Bejo di dalam mulutnya, lalu dia menyedot kuat kontol Pak Bejo hingga menghisap lendir yang keluar dari lobang kencing Pak Bejo. Tanpa merasa jijik Nurul menelan cairan tersebut.

Asin tapi enak! Gumam Nurul.

"Ohkk... Terus Nak! Hisap sampai pangkalnya." Pinta Pak Bejo kepada Nurul.

Nurul memasukan lebih banyak kontol Pak Bejo di dalam mulutnya, lalu dia menggerakkan kepalanya maju mundur. Ketika ia menarik mundur kepalanya, Nurul seakan menghisap kuat kontol Pak Bejo di dalam mulutnya hingga kedua pipinya tampak mengempot.

Permainan yang luar biasa dari Nurul akhirnya membuat Pak Bejo menyerah. Pinggulnya bergetar, dan sedetik kemudian. "Croooootss... Croooootss... Croooootss..." Pak Bejo menyemburkan spermanya kedalam mulut Nurul, sembari menahan kepala Nurul.

Setelah orgasmenya meredah, barulah Pak Bejo melepaskan kontolnya.

"Nikmat sekali Nak! Hahaha..."

"I... Ini yang terakhir Pak." Ujar Nurul, dari raut wajahnya ia tampak menyesal.

Pak Bejo kembali memasukan batang kemaluannya kedalam celana. "Kita lihat saja nanti." Ujar Pak Bejo, lalu ia pergi meninggalkan Nurul.

Sementara Nurul masih berdiam diri, tak terasa air matanya mulai mengalir di kedua pipinya. "Apa yang telah aku lakukan? Ada apa denganku? Tadi itu... Hiks... Hiks... Aku menikmatinya." Lirih Nurul, ia bersimpuh diatas rerumputan taman belakang rumahnya.

######[/I]
 
wah belum smp proses exe nya juga...
ditunggu dah di part selanjutnya....


manthapp

:semangat::mantap::Peace:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd