Updetan chapter 4 udah mateng nih..
tapi kayaknya di chapter ini agan, suhu, master sekalian pasti agak kecewa
sebelumnya mohon maaf, sebenarnya sengaja biar bisa rilex dulu..
=====
Chapter 4:
Nafsu yang Tertunda
Pagi yang cerah. Joko bangun dari tidur pulasnya di kamar pribadinya yang baru. Di gedung salon peninggalan Nyai Darsim itu Joko disediakan ruangan khusus yang rapih dan nyaman. Mungkin dia harus mulai membiasakan kamar dingin ber-AC bukan dingin karena dinding bilik bambu di kampung. Panas kota Jakarta, bukan panas terik matahari.
Dengan malas-malasan dia beranjak dari tempat tidurnya. Oh iya, dia ingat dua wanitanya. Dia kemudian turun ke lantai satu, di ruangan dapur didapati Sinta sedang menyiapkan sarapan.
Pagi tuan Joko, sarapan sudah siap, tinggal beberapa menu yang hampir selesai. Sapa Sinta sopan.
Wah wah, di saat perutnya yang lapar si Joko makin sumringah dimana di meja makan sudah tersedia berbagai makanan untuk sarapannya.
Si Mira kemana ya? Tanya Joko kepada Sinta.
Tuan! seru si Mira yang mesem-mesem melihat tuannya. dia muncul dari balik pintu kamarnya memakai kimono handuk putih.
Mir, temenin saya mandi yah, saya gak bisa menggunakan peralatan mandinya.
Ooh ya udah, sekalian saya juga belum mandi koq!
Mereka kemudian menuju kamar mandi di ruangan si Joko, dengan manjanya gadis itu bergelayut di lengan si Joko. Di dalam kamar mandi yang cukup luas, dibukanya satu persatu pakaian yang menempel di badan lelaki itu. Baru kali ini si Joko berada di kamar mandi dengan seorang wanita cantik. Apalagi sedari tadi gundukan di bagian dada wanita itu menyembul di belahan dasternya. Hal itu membuat Mira menemukan benda keras mengacung di bawah perut tuannya.
Aah koq belum apa-apa sudah besar tuan.
Si Mira dengan sigap mengelus batang keras itu. Sekali tarik tali pengikat kimono itu lepas dan rupanya dibalik kimono handuk itu, dia hanya mengenakan cd putih tipis. Ditariknya pinggang ramping itu, Mira menengadah dan memejamkan matanya.
Mmmmwwcchh
.mmmmmhhhhh
.mmhh.
Suara ciuman bibir dua insan itu lembut, benda hangat menonjol milik wanita itu diremasnya lembut.
Aahhss
.tuaa..ann..! si Mira mendesah.
Si Mira meraih sesuatu yang keras menusuk-nusuk perutnya, diremas dan kocoknya benda itu. Segera dia jongkok, dikecupnya ujung penis itu, peralahan dia jilat dan mencoba memasukan ke dalam mulutnya. Tak tahan dengan kuluman, kenyotan dan kocokan di batang kemaluannya, si Joko meraih pinggang Mira dan kembali berciuman.
Tuaa..an, ada sesuatu yang ingin Mira tunjukan untuk tuan, saya sudah mempersiapkan dari semalam.
Apa itu Mir?
Wanita itu segera membuka kimononya hingga sekarang yang tersisa hanya cd tipis menutupi gundukan vaginanya. Dibuka serta cd itu. Rupanya Mira ingin memperlihatkan vaginanya yang sudah dicukur habis bulu-bulunya. Tentu hal itu membuat si Joko tertegun.
Duduklah Mira sayang, buka pahamu, aku suka melihat vagina bersihmu..
Emh..! sambil duduk di bathub, Mira mendesah saat. Salah satu kakinya berpijak di atas bathub membuat Joko leluasa menikmati vagina gundulnya. Joko dengan rakus namun pelan memainkan, menjilat bagian dalam vagina yang makin licin berlendir namun wangi khas yang membuat dia makin bernafsu.
Kali ini, Joko memasukan kedua jarinya peralahan ke dalam vagina itu hangat.
Emh
Mira mendesah pelan sambil memejamkan mata menikmati sesuatu yang merangsek masuk ke dalam, menggesek dinding vaginanya.
Kocokkan dua jari itu makin cepat, membuat Mira merasakan sengatan nikmat di sekujur tubuhnya. Beberapa lama tubuh seksi itu bergetar dan Mira mencapai orgasmenya.
Mira sayang, kita gak bisa melakukan yang lebih jauh, kamu ngerti kan? bisik Joko.
Hah
hah
.hmm
Mira ngos-ngosan juga menikmati sisa-sisa orgasmenya
Iya tuan, Mira ngerti koq, tapi suatu saat nanti Mira hanya ingin dipuaskan oleh tuan.
Syukurlah, aku ingat bahwa senjata ini tidak boleh digunakan sembarangan hehe. Joko tersenyum sambil mencubit hidung wanita itu. Di kamar mandi itu, kembali Mira dengan sabar menjelaskan bagaimana keseharian hidup di Jakarta dengan segala peralatan yang baru dikenal tuannya itu.
Selesai mandi dan berpakaian, di ruang makan, Joko banyak bertanya tentang siapa Santi dan Mira ini. Dari cerita mereka, Sinta adalah seorang janda muda yang sudah mempunyai anak satu. Setelah Sinta bercerai 6 tahun yang lalu dengan suaminya karena tak tahan suaminya selingkuh, dia menitipkan anaknya kepada orang tuanya dan bekerja pada Nyai Darsim. Jadi Sinta lebih banyak waktu di Salon kecantikan itu. Pantas saja payudara Sinta waktu itu terlihat kendur, mungkin karena dia pernah punya anak. Di tempat itu, Sinta yang mengatur segala keperluan para pegawainya yang pernah bekerja di sana. Merawat tiap ruangan, memperhatikan kebersihan dan segala kebutuhan di tempatnya bekerja.
Sedangkan Mira, di usianya yang masih muda dan pintar bergaul. Dia masih menyelesaikan kuliahnya. Lewat kepandaiannya bergaul, berkomunikasi, dan memanfaatkan media informasi dia yang bertugas mengatur segala administrasi dan kelancaran operasional salonnya. Memang sebenarnya salon tersebut hanya sedikit menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun berkat jasa pasang susuk Nyai Darsim yang terselubung salon mampu menghasilkan rupiah yang banyak. Mira baru bergabung di salon itu tiga tahun yang lalu degan ajakan Sinta, dari Sinta dia mendapatkan informasi termasuk tentang terwujudnya impian Mira untuk mendapatkan payudaranya yang kecil menjadi montok dan besar. Meski belum menikah, Mira pernah melakukan hubungan suami istri dengan teman SMAnya dulu. Sejak saat itu, dia belum mendapatkan kekasih. Dia minder dengan penampilan tubuhnya yang kurang sempurna.
Jam sudah menunjukkan pukul 14.00. tamu yang sudah dijanjikan akhirnya datang. Setelah melalui penjelasan panjang lebar, akhirnya tamu itu bersedia dengan syarat-syarat yang ditentukan. Dia adalah seorang wanita kira-kira usia 37 tahun. Dari penampilannya, terlihat sebagai orang yang mapan dan berwibawa, mungkin dia seorang istri pejabat.
Setelah melalui proses pembersihan badan, pijat dan lain-lain oleh Sinta, di ruangan yang sedikit pencahayaan, sang pasien sudah ditutup di kedua matanya, hanya ditutupi sehelai handuk dia bersandar nyaman di semacam bangku yang disediakan. Sinta yang bertugas melayani, dengan telaten melumuri seluruh tubuh wanita itu dengan cream biasa dan wangi khas, perut dan tentu kedua payudara yang mulai mengendur itu juga dia lumuri.
Nyonya tahan dan tenang yah, sekarang nyonya akan dilayani oleh orang yang memiliki kemampuan dan keahlian untuk memberikan kesempurnaan buat nyonya. Kata Sinta dengan sopan. Saya jamin, nyonya akan nyaman dan tidak akan terjadi apa-apa. Lanjut Sinta sambil membersihkan sisa-sisa cream dari permukaan dada wanita itu.
Si Joko masuk ke dalam ruangan itu. Dengan isyarat Sinta mempersilakan tuannya untuk memulai melakukan penyempurnaan dan pembentukan payudara pasiennya. Sejenak Joko perhatikan tubuh wanita anggun di depannya yang tergolek pasrah. Hal itu membuat dia terangsang juga, perlahan dia sentuh payudara kendur itu, dia remas dan elus dengan arah melingkar. Mendapat perlakuan itu, wanita itu meleguh dengan berusaha menahan dan tetap konsentrasi. Si Joko perlahan mendekatkan wajahnya diantara belahan dada wanita itu, kemudian dia jilat seluruh permukaan payudara itu. Ya menurut penjelasan kedua wanita anak buahnya, seperti itulah perawatan yang dilakukan agar payudara perempuan manapun bisa mendapatkan bentuk yang lebih indah. Padat, kenyal dan montok.
Sinta, dari tadi dia sudah mendapatkan mainan kesukaannya. Batang kontol Joko dengan rakusnya dia kulum, keluar masukkan mulutnya, sesekali dia kocok dan dia kecup dari ujung helm dan pangkal batang kontol tuannya. Tak lupa sesekali dia remas dan masukkan biji peler tuannya itu.
Joko yang mendapat serangan di batang kemaluannya, berusaha konsen sambil menikmati agar tangannya tetap meremas-remas dan memilin-milin payudara pasiennya. Dibutuhkan kerja ekstra agar Sinta mampu mengeluarkan sperma tuannya, Sinta bangkit yang juga sudah mulai tersangsang. Segera membuka seluruh pakaiannya, dengan berusaha menahan agar tidak bersuara mencurigakan pasiennya Sinta menjepit batang kontol Joko dengan kedua payudaranya. Diusapkannya cream agar batang kontol itu licin kemudian dia gesek dan jepit sekuat tenaga dengan kedua payudara montoknya.
Selang beberapa lama, dengan ritme yang makin cepat bergantian antara tangan, mulut dan payudara montok mengocok batang kontolnya, dari dalam dia rasakan desakan yang hebat lalu..cret
.crett
crett! Segera dia tumpahkan air mani itu pada kedua payudara pasiennya. Sinta sigap membantu meratakan dan melumuri seluruh bagian payudara wanita tersebut. Nyonya tunggu sebentar yah ucap Sinta pelan dan berat.
Joko segera memangku Sinta yang bugil itu dan membawa ke kamar kecil di ruangan lainnya. Segera dia rebahkan Sinta di kasur itu, dia sambar kedua payudara Sinta yang sudah mengeras tanda rangsangan hebat sudah mendera seluruh saraf tubuhnya. Mereka lebih agresif seperti terburu-buru, Sinta yang didera nafsu asmaranya, memagut bibir Joko dengan beringas, lidahnya menelusuri sedalam mampu menjangkau mulut tuannya, Joko tak mau kalah rupanya ciuman dengan permainan lidah mampu membangkitkan kelelakiannya kembali. Joko kemudian membuka baju agar lebih leluasa menyerang dan menikmati tubuh Sinta. Puas menjilat dan mencucup payudara, Joko menyerang perut dengan cupangan-cupangan kecil.
Aihhss
..ooohhh
tuaaann
.. desahan dan rintihan Sinta memenuhi ruangan itu.
Joko sampai di gundukan vagina Sinta yang sudah basah dan licin, di cium rakus vagina dan menusuk-nusuk dengan ujung lidahnya. Membuat Sinta menjerit dan meleguh.
Oughhh
.ampun tuaann
.cepat puaskan Sinta
aaahh
Maafkan aku Sinta, aku tidak bisa memberikan kepuasan seperti dalam mimpi itu, kamu tahu kan aku tidak bisa melakukannya dengan kamu, Mira atau siapa saja tanpa ijin Nyai. Bisik Joko mencoba menjelaskan.
Aah tuaan..Sinta tidak tahan
Sinta pengen
Sinta memelas dengan mata sayu.
Masuk lah tuan
..Sinta gak tahaaann
Suara Sinta makin parau..
Joko kemudian memasukan dua jarinya pelan.
Hmmmfffhh
.. Sinta memejamkan mata mendapat tusukan di vaginanya.
Joko dengan terampil mengobel-mengubek vagina hangat yang makin becek dan licin itu. Gerakan memutar kedua jari itu membuat Sinta kelojotan dan mengerang nikmat.
Didalam vagina itu di dinding atas, kedua ujung jarinya menemukan sesuatu yang dirasa seseperti permukaan lidah orang namun lebih licin. Ya itu adalah titik G-Spot Sinta, dengan gerakan cepat dia kocok menggesek bibir vagina yang memerah dan panas, menusuk titik G-spot sinta.
Aaakhhh
hmmmgghhh
.sshhhhhsss
. Sinta makin meracau, matanya merem melek, dan sekejap otot tubuhnya berkontraksi. Pantatnya terangkat membuat vaginanya makin membusung, jarinya mencengkram kain sprei sekuat tenaga. Grrr
tubuh semok itu bergetar hebat, diikuti kedua pundak Sinta seolah menarik leher dan menggetarkan kepalanya. Seiring cairan panas yang keluar dari dalam vagina Sinta luber.
Iiihhh
.hhhhmmmggghhh
..
Sinta terlihat ngos-ngosan menahan dera nikmat. Setelah lima tahun ini, Sinta baru mendapat kembali kenikmatan dan jauh lebih dahsyat lagi.
Joko memberi kesempatan untuk Sinta mengembalikan tenaganya, Sinta terkulai lemas, sesekali dia memejamkan mata menikmati sisa-sisa puncak orgasme yang membuatnya serasa terpelanting terbang.
Joko kemudian duduk dan menatap sayang pada Sinta. Dibelainya rambut wanita itu.
Sin, maaf yah
Tuan jangan minta maaf
Sinta memotong ucapan tuannya.
Sinta senang koq meski sebatas ini
Sinta memeluk erat tubuh Joko sambil menangis. Dia bahagia bercampur rasa yang sangat ingin rasanya tubuh itu digumuli oleh lelaki itu, ingin rasanya vaginanya di sodok dengan batang penis lalu Sinta mencoba tenang.
Joko sadar dengan suasana baru ini, belum saatnya dia memikirkan perasaan atau rencana dengan siapapun wanita itu. Saat ini, dia masih harus fokus terhadap apa yang mesti ia kerjakan. Sinta juga Mira pun agaknya mengerti, dalam keadaan ini yang harus didahulukan adalah memajukan usahanya dan melaksanakan petuah Nyai Darsim.
Segera Sinta merapihkan diri dan menemui kembali pasiennya yang sejak tadi dia tinggalkan. Dia berharap setelah proses yang dilakukan tuannya tadi, wanita itu harus tertidur dan saat bangun nanti dia akan bahagia melihat serta mendapatkan bentuk payudara impiannya lebih padat, lebih berisi, lebih mempesona dan lebih sempurna.
Tidak sulit untuk Mira maupun Sinta meyakinkan calon pasiennya. Terutama pasien langganannya dulu yang sudah kenal dengan Sinta sebelumnya. Dimana mereka tahu bagaimana bentuk payudara Sinta yang kendur kini terbentuk dengan sempurna seperti yang diidamkan para wanita lainnya.
Setelah beberapa minggu, bulan, dan hampir satu tahun. Mendengar dari mulut ke mulut, tamu atau pasien yang datang ke salon Kecantikan itu makin bertambah. Diperlukan sedikitnya 3 kali proses pembentukan agar payudara dalam beragam bentuk, ukuran dan tingkat kendur menjadi lebih sempurna. Mereka mengatur semua jadwal agar pasiennya dapat terlayani dengan baik. Mengatur jadwal libur untuk Joko dan Nyai Darsim menyalurkan hasratnya di dalam mimpi seperti nyata tuannya si Joko.
Pegawai atau pekerja pada bagian perawatan bagian tubuh lainnya sudah mulai bertambah. Namun satu hal yang tidak bisa diganti yaitu proses pembentukan payudara para klien. Kadang Mira yang bertugas menyiapkan dan membimbing pasien, membantu tuannya untuk mengeluarkan spermanya dengan mengocok dan mengulum batang keras itu. Kadang mereka berdua bersama-sama, semuanya terencana dan terlaksana dengan baik.
Satu hal yang tidak bisa mereka penuhi adalah hasrat birahi untuk memuaskan nafsu di vaginanya yang rindu tusukkan batang penis tuannya. Begitu juga si Joko, kadang tidak tahan ingin menancapkan batang kerasnya di vagina Mira, ingin segera menggenjot si Santi yang berisik tiap vaginanya dia terobos.
Joko yang sekarang bukan si Joko yang dulu. Lama dia tinggal di Jakarta membuat penampilannya lebih keren, lebih tampan, lebih kaya dan lebih rapih. Dalam setahun terakhir ini, di Kampungnya Joko menjadi orang yang sukses dan kaya raya. Setelah mengatur jadwal dan segala sesuatunya, saat ini dia pulang ke Kampungnya. Masih ada harapan dari tekadnya untuk menemui Nisa wanita idamannya dulu meski sebenarnya dia ragu tentang perasaan sebenarnya terhadap Nisa.
Di rumahnya yang baru Joko disambut oleh teman-temanya juga tetangga lain. Menjelang larut malam, tiba-tiba dia kedatangan tamu yang tak lain adalah Ibu Kades, orang tua Nisa pujaan hatinya. Setelah basa-basi menanyakan kabar dan lain-lain, Bu Kades terlihat murung.
Joko berusaha menangkap apa yang terjadi dengan Bu Kades ini. Dari semua pembicaraan Joko mengetahui bahwa suaminya tidak lagi menjabat seagai Kepala Desa kira-kira beberapa bulan yang lalu. Sejak itu, suaminya menjadi berubah. Banyak orang yang menagih hutang kepada suaminya dan yang lebih menyakitkan lagi diam-diam pak Kades telah menikah lagi dengan wanita muda tetangga desa. Keadaan orang tua Nisa ini menjadi berubah drastis terutama dalam segi ekonomi.
Di mata Joko, bu Kades ini masih terlihat cantik di usianya yang sudah berkepala 4. Selain pintar merawat diri, pekerjaannya sebagai PNS di Sekolah Negeri di Desanya membuat dia pandai bersolek sehingga aura kecantikannya masih melekat.
Setelah bercerita dan menambah keakraban antara Joko dengan Bu Kades, tak lama bu Kades pamit pulang. Joko segera berdiri dan siap mengantarkan bu Kades ke pintu depan rumahnya. Sembari mengikuti langkah bu Kades, rupanya Joko menangkap pemandangan indah dari bulat padat pantat bu Kades.
Hmm kenapa juga wanita sesempurna ini dimadu..? umpat Joko dalam hatinya.
Oia, ada satu hal lagi. Bu Kades reflek berbalik badan. Tak sengaja malah Joko hampir menabraknya dan jarak mereka berdiri menjadi lebih dekat.
Sebenarnya kedatangan ibu ke nak Joko tak lain untuk meminta maaf atas kelakuan saya terutama kepada nak Joko.
Ah sudahlah bu, hal itu jangan diingat-ingat lagi. Saya sudah lupa malah. timpal Joko.
Melihat Joko menatap dan memperhatikan tubuhnya, bu Kades menjadi salah tingkah. Tiba-tiba bu Kades memeluk badan Joko, dan dengan ganas menyerang memagut bibir si Joko. Mendapat serangan tiba-tiba itu, Joko dengan tenang meraih pinggang lalu memeluk Ibu Kades, membalas ciuman.
Maafkan ibu nak Joko, ibu daritadi tidak tahan melihat nak Joko. Sejak Bapak menikah lagi dengan wanita mudanya, ibu tidak lagi disentuh. Ibu tidak tahan, ibu rindu kehangatan lelaki..
Tangan bu Kades meraih sesuatu yang mengganjal di sekitar perutnya, rupanya itu sesuatu yang menyembul dari balik celana lelaki yang sedang berpagut bibir dan bermain lidah. Seolah mendapat sinyal, dia remas batang keras dibalik celana Joko.
Joko pun rupanya terbawa birahi, gaun terusan tipis itu dia buka sehingga sekali tarik dihadapannya bu Kades terlihat hanya memakai bra hitam dan cd hitam tipis. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih terawat.
Wanita ini memang pintar merawat diri, payudara yang besar dan empuk itu nampak seolah ingin tumpah dan meloncat dari topangan branya. Ibu Kades rupanya mengerti segera setelah ia membuka kancing baju si Joko, sekali tarik pengait belakang branya menyembullah dua gunung kembar nan empuk dan hangat itu. Bu Kades kembali memeluk dan berciuman dengan Joko.
Seakan sudah saling mengerti bu Kades kemudian merebahkan diri, telentang di karpet lantai rumah si Joko. Terlihat pemandangan indah seorang wanita yang masih menawan dengan pasrah, dua gunung kembar itu seolah bergerak pelan dan mengayun seiring bu Kades bernafas berat dan memburu. Diraih, diremasnya payudara bu Kades dengan lembut. Puting coklatnya dia cucup, kulum dan kecup-kecup mesra.
Pandangan si Joko tertegun melihat gundukan dibalik cd bu Kades yang lebih menonjol.
Nak Joko, bukalah dan nikmatilah.. lirih bu Kades manja.
Sekali tarik, terbukalah gundukan dari dua paha yang mengapit itu. Ya! Itulah vagina sempurna milik bu Kades yang terlihat kembung dengan belahan indah di tengahnya. Vagina itu sudah becek dan licin, dia elus, usap dan pilin pelan.
Aahh
terus nak Joko
enaaakhsss..
Joko tersenyum kecil dan sedikit menunduk. Setelah menarik nafas.
Ibu, saya minta maaf. Sebenarnya saya masih punya harapan kepada Nisa. Agaknya dengan saya menikahi Nisa saya bisa bantu keadaan Ibu. Tutur Joko.
Jadi, nak Joko tidak suka dengan tubuh ibu ini? jawab bu Kades dengan nada sedih.
Bukan begitu bu, jika saya melakukan ini lebih jauh dengan Ibu, maka saya tidak boleh menikah dengan Nisa. Ibu sendiri tahu, dari dulu saya ingin berpacaran dan menikah dengan Nisa.
Bu Kades bangkit dan duduk lalu menutupi sebagian badannya dengan pakaian tadi.
Nak Joko dendam ya sama ibu karena dulu ibu tolak untuk ketemu Nisa?
Bukan, sama sekali bukan bu.. Joko berusaha meyakinkan.
Seandainya saya tidak berniat terhadap Nisa, hal tadi sudah saya lakukan.
Jadi
.nak Joko akan menyiksa Ibu? Nak Joko, ibu gak tahan, ingin kepuasan, ingin tubuh ini dijamah lelaki dan memberi kenikmatan
.. Air mata bu Kades terurai.
Tapi, mungkin juga ini balasan yang mesti ibu terima. Ya sudah, maafin ibu juga ya nak Joko. Mereka kemudian berpelukan, bu Kades berusaha mengerti posisinya sekaligus sadar bahwa dengan Joko menikahi Nisa, berharap semuanya dapat diperbaiki lagi. Setidaknya perasaan bersalah dulu mengusir Joko untuk menemui anaknya terobati.
.............
mungkin kurang hot ya, tenang saja di chapter selanjutnya saya usahakan lebih hot tentunya.
masih banyak teka-teki dalam cerita ini yang belum saya ungkap.
Mohon komen dari agan-agan biar tambah semanget ngetiknya, soalnya sempet hilang feel buat bikin endingnya agar dapet.
moga berkenan, terima kasih.