Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Big Slice of My Heart

Hampir seminggu kehadiranku di sisinya membawa cerita yang berbeda bagi Marissa, semangatnya muncul kembali dan dia mulai tampak lebih segar.

Esoknya akhirnya kami pulang ke rumah marissa yang ternyata hanya berjarak sekitar 700 meter dari rumahku. Marissa membeli rumah dan minimarketnya. Tiap pagi aku ke sini membeli rokok dan kopi untuk perjalanan ke kantor. Dari mobil aku menggotong marissa masuk dan merebahkannya di kamar, ya ampun wanita ini udah benar-benar ringan tinggal tulang dan kulit aja.. Trenyuh hatiku..

Aku memandang sekeliling kamar, banyak fotoku di beberapa tempat. Ada juga foto kami yang sempat beberapa kali diambilnya saat masih bersamaku. Semuanya di print dan di frame dengan sangat baik. Lalu aku berjalan ke arah jendela, membukanya membiarkan udara segar masuk ke kamar ini dari arah taman yang tertata dengan sangat apik.

“Cha.. bagus juga rumahmu..”

“iya, aku juga suka pertama kali lihat....”

“kamu beli kebetulan atau sengaja?”

“sengaja, biar dekat sama kamu”

“aku tiap pagi ke sini beli rokok sama kopi buat perjalanan loh..”

“aku tahu koq, dan tiap pagi juga aku duduk di depan monitor CCTV kasih tau charlotte kalau kamu papanya. Dari sejak hamil charlotte sampe charlotte lahir”

“oh ya..”

“dan Kamu tahu el.. kata pertamanya charlotte apa? “Papa” tau gk xixixixi”

“masak sih..”

“makanya aku sakit hati, yang hamil siapa, yang ngurusin siapa yg dapet nama siapa xixixixi”

“hhhhmmm jadi pengen ketemu charlotte aku..”

“coba aja ketemu, dia kenalin kamu gk?”

“ntar nangis lagi dia ketemu raksasa serem kayak aku hehehehe”

“aku sih yakin nggak.. dia itu anak kamu banget koq”

“ya udah aku coba ke rumah lihat charlotte ya..”

Marissa mengangguk

Aku langsung panggil perawat marissa dan memberikan beberapa instruksi supaya menjaga marissa sementara aku pergi.

Sejenak aku ragu, sejak dari bawa charlotte ke rumah aku belum ketemu lagi dengan dia. Tepatnya aku sebenarnya gk ingin ketemu. Tapi mendengar apa yang dikatakan marissa aku jadi pengen banget ketemu charlotte tapi gimana dengan tiara nanti?

Aku WA tiara

Aku mau ambil baju lagi

Yang kotor sekalian bawa

Iya, boleh datang?

boleh


Dengan semangat 45 aku segera memasukkan baju kotorku ke koper dan dalam 10 menit udah di depan rumah.

Bibi datang membukakan pagar dan memintaku duduk di teras.

Tiara datang dengan menggendong charlotte

“koq cepet?”

“Mamanya charlotte udah pulang”

“Ke tangsel?”

“Nggak, dia ada rumah sendiri”

“Dimana?”

“itu di minimarket depan dia beli rumah sekalian minimarketnya”

“ooo..”

Tiba tiba charlotte tersenyum kepadaku seolah mengenali aku

“pppaaappppaaaa”

Ya ampun luluh hatiku anak cantik ini tersenyum tulus dan memanggilku papa. Untung wajahnya kulitnya dan matanya ngikutin emaknya bukan babenya.

“boleh aku gendong?”

Tiara melepaskan gendongannya dan dengan hati-hati memberikan charlote ke aku yang segera memelukku tanpa menangis.

Aku menatap mata jernihnya, aku yang meneteskan airmata kali ini...

Aku perhatikan wajah baby ini, cantiknya luar biasa dengan lesung pipit di sebelah kanan dan mata jernih agak kecoklatan seperti milik marissa. Rambutnya ikal kemerahan, sekali lagi dia ngomong

“pppaaapppaaa”

“iya cantik...” kataku mengelus pipinya di gedonganku

“ppaapppaaaa” tangannya mencoba meraih wajahku

“Iya sayang...” aku kecup kecil pipi chubby anak ini

“pppaapppaaa”

“kamu berapa lama nggak ngantor? Koq baju kantormu gk dibawa?” tanya tiara

“Mulai besok aku udah ke kantor,”

“ya udah..

“BTW di sana ada dua perawat buat mamanya charlotte. Klo bisa tolong sempetin charlotte kunjungi mamanya paling nggak sehari sekali, diantar bibi gpp”

“iya” kata tiara

“Oh ya, ini dokumen charlotte dan semua hak waris dan perwaliannya, tolong kamu simpan.”

“taruh aja di meja”

Lalu bibi datang sudah dengan koper yang berisi baju bersihku

“tuh udah, kamu bisa balik”

Aku menyerahkan charlotte lagi setelah mencium pipinya berkali-kali

“aku balik ya”

“iya”

Aku jalan kaki dari rumahku ke rumah marissa, sepanjang jalan aku senyum2 sendiri terbayang wajah charlotte yang imut, lucu, gemesin dan cantik. Aku merasa baru aja jatuh cinta lagi...


Dua minggu ini aku menjadi suami siaga bagi marissa. Dia mulai menunjukkan perkembangan baik. Wajahnya lebih bercahaya, berat badannya mulai perlahan naik, dan dia sudah mulai bisa berjalan walaupun masih dipapah. Aku menambah satu perawat lagi, untuk memastikan marissa mendapatkan pengawasan 24 jam dari mereka. Charlotte dan bibi tiap hari ke rumah bahkan terkadang sampai aku pulang kantor baru bibi dipanggil lagi untuk membawa charlotte kerumahku.

Hubunganku dengan Gladys makin dekat, tapi sejak ngurusin marissa aku belum pernah lagi mampir ke apartemennya. Malam ini aku memutuskan mampir

“Gle.. “

“iya sayang...”

“hhhhm... she’s back”

“who?”

“my sidechick before you”

“Oh ya? Really?”

“Yups”

“gimana kabarnya?”

“dia kanker rahim, stadium 4, pengobatan paliatif”

“oh ya????”

“aku sekarang tinggal sama dia”

“What?? Serius kamu? Istrimu?”

“tiara yang suruh..”

“HAH?!?”

“dia punya anak dari aku, sekarang anaknya diurus tiara”

“WOW!!!! Jadi kamu diusir istrimu dari rumah?”

“sementara begitu”

“Istrimu mau urusin anakmu dari yang satunya?”

“sejauh ini begitu”

“jadi kamu sekarang ada 3 anak, sayang?”

“hhhmmm... sebenarnya mau 4, tiara lagi hamil”

“WHATTTTT!!!! Wah pusing aku kalau begini, kamu tau aku paling gk bisa kalau urusan anak, maksudnya tuh.. aku akan hati-hati banget urusan anak. Dan aku gk mau kita punya anak ya sayang..”

“iya gle..”

“tapi bikinnya mau banget aku xixixixi”

“sama hehehehe..”

“aku besok pasang contraception lah ke dokter”

“nice decision”

“trus berapa lama kamu gk making love?”

“dua minggu”

“masturbation?”

“nggak... “

“jadi... xixixixixi sekarang kamu mau sayang?”

“Banget gle..”

“tapi jangan keluar di dalam ya?”

“keluar di belakang?”

Gladys mengangguk sambil senyum kemudian ke membuka laci dimeja riasnya mengeluarkan lubricant lalu melumuri anusnya dan kontolku agak banyak.

Kontolku yang udah dua minggu gk ketemu musuh sama sekali, jelas langsung ngamuk ngeliat anus kecil Gladys... Sebuah quick sex melalui jalan belakang lumayan menurunkan level stressku.

“ndre.. kamu gk usah paksain tiap hari mampir sini, kasihan yang sakit. Tapi kalau kamu perlu spermdump aku ready koq kapan aja.”

“gk kapan aja juga kali kalau km lg dapet?”

“ya xixixixi kecuali itu..”

“Aku pulang dulu ya sayang..”

“byebye big boy..”

“bye little fierce”

“se agapo”

“se agapo cup”



Aku pulang ke rumah marissa, amazingly marissa udah bisa duduk dan lagi disuapin makan sama perawatnya.

“Hi el.. udah pulang?”

“Udah sayang.. Cup” ku kecup keningnya

“xixixixixi”

“koq ketawa?”

“Gini ya ternyata rasanya nungguin suami pulang xixixixi”

“kenapa?”

“gk tau, seneng aja lihat kamu pulang dari kantor untuk aku.. xixixixi”

“aku mandi dulu ya, habis itu kita nonton sama-sama”

“iya sayang.. tapi aku maunya mandi sama-sama”

“kalau kamu sehat sayang.. kita mandi sama-sama lagi ya..”

“sini peluk aku...”

Aku menghampiri marissa dan memeluknya,

“aku kangen banget sama kamu el..”

“iya sayang... aku mandi dulu ya..”

Marissa mengangguk

Selesai mandi dan ganti baju aku kembali lagi dan ngobrol sama marissa. Aku merasa ini saatnya aku tanya tetang hilangnya dia

“cha...”

“ya el”

“aku boleh tau gk alasan dulu kamu pergi dari aku?”

“aku hamil..”

“kan kamu pake IUD?”

“kamu ingat, waktu kamu buka habis-habisan soal aku. Dan kata kamu akulah yang nyembuhin diri aku sendiri, kamu hanya jadi media aja..”

“iya sayang.. aku ingat”

“yang belum sembuh apa?”

“paranoia kamu terhadap baby”

“nah, malam itu aku memutuskan akan punya baby dan itu harus dari kamu”

“kenapa?”

“Kenapa apa?”

“kenapa kamu memutuskan mau punya baby, kamu kan ada paranoia”

“cara terbaik menghapus paranoia adalah dengan menghadapinya sendiri kan, aku baca dari internet. Nah aku memutuskan sembuhin diriku sendiri dengan cara menghadapi dan mengalami punya baby.”

“hhhhmmmm... okey.. sebetulnya itu gambling dan bahaya, tapi di kasus kamu gamblingnya berhasil trus kenapa harus dari aku?”

“supaya anakku pinter kayak kamu dan cantik kayak aku xixixixi”

“okey, itu alasannya.. trus..”

“hari seninnya aku memutuskan lepas IUD aku. Untuk itu aku minta maaf karena gk ngomong sama kamu ya el”

“hhhmmm... aku marah sih dengan itu”

“aku tahu el, kalau saat itu aku ngomong, kamu bakalan gk mau ML sama aku”

“emang..”

“berarti tujuanku sembuhi paranoiaku gk tercapai dong..”

“maksudnya kamu kan bisa pake siapa aja?”

“kamu pikir aku mau gitu? Aku kan juga ngitung mau punya keturunan kayak apa”

“Hadeh.... trus..”

“setelah dokter bilang aku positif, saat itulah aku mutusin gk mau ganggu kamu. Kalau kamu tahu aku hamil, kamu bakalan marah. Dan anakku akan jadi beban pikiran kamu seumur hidup kamu.”

“bener..”

“makanya aku pergi, tapi ternyata charlotte emang gk mau jauh dari papanya. Waktu hamil aku gk berhenti habis-habisan mikirin kamu, kayaknya itu bawaan dari si charlottenya deh.. aku rasanya tuh kangen banget sama kamu, makanya trus aku jual rumah yang di BNR dan BS trus beli rumah ini sekalian sama minimarketnya”

“Lah kamu kan gk tau rumahku dimana?”

“emang aku gk bisa buntutin kamu?”

“okey.. “

“Waktu itu secara kebetulan aku lihat pemiliknya yang lama lagi mau pasang plang dijual pas aku lagi cari-cari rumah di sekitar sini, cuma perlu setengah jam tawar menawar aku langsung kasih depe buat rumah ini. Makanya aku bilang kayaknya charlotte yang gk mau jauh dari papanya, itu semua kayak lancar aja.”

“trus tiap pagi kamu lihat aku beli rokok dong..”

“xixixixi iya.. aku pasang CCTV di kasir dan web cam di monitor kasir biar bisa lihat kamu dari deket banget. Biasanya kalau seharian gk lihat kamu si charlotte resah diperut aku. Begitu lihat kamu dia langsung tenang..”

“okey lanjut..”

“dan bener el... waktu charlotte lahir... ya ampun aku langsung jatuh cinta sama anak itu, gk ada lagi tuh kangen kamu xixixixi. Cuma ya itu yang bikin sakit hati, kata kata charlotte yang pertama tuh papa dong... segitunya dia mau diakuin anak sama papanya”

“kamu tahu, aku lagi jatuh cinta lagi.” Kataku serius

“sama cewek mana?”

“Coba tebak..”

“sama cewek imut cute itu waktu itu yah?”

“hhhmmm.... iya.. dia imut, dia cute, dia juga lucu.. namanya charlotte hehehehehe. Sumpah anakku satu itu adorable banget sih, trus waktu aku ke rumah anterin cucian, dia ngenalin aku dan manggil aku papa dong... hehehehehe” kataku gk bisa menyembunyikan kegirangannku ketemu Charlotte

“karena tiap pagi aku ajak dia nonton di monitor CCTV nungguin kamu beli rokok sebelum ke kantor, jadi pasti dia kenalin kamu”

“besok malam bilang bibi ya, supaya charlotte nginep disini semalem aja. Aku pengen kelonin dia..”

“el, ambilin gitarnya sayang, aku mau maini lagu nya aerosmith yang i dont wanna miss a thing”

Aku beranjak dan mengambil gitar di ruang depan dan mulai memainkan petikannya”

“kamu bisa juga main gitar?”

“tapi jangan suruh aku nyanyi ya hehehehehe”

“iya.... xixixixi”

Dan marissa mulai menyanyi sambil menatapku

I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Every moment spent with you is a moment I treasure

Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
'Cause I'd miss you baby
And I don't want to miss a thing
'Cause even when I dream of you

The sweetest dream will never do
I'd still miss you baby
And I don't want to miss a thing

Lying close to you, feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes
And thank God we're together
And I just want to stay with you in this moment forever
Forever and ever

I don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
'Cause I'd miss you baby

marissa menatapku lama sekali, kami terdiam saling memandang. air matanya menetes tapi senyum tulusnya terkembang
"sini el..."

aku menghampirinya dan marissa meraba seluruh wajahku perlahan dengan mata terpejam.

"udah selesai semuanya el, mati sekarangpun aku ikhlas..."

"jangan ngomong gitu sayang, kamu pasti bisa lewatin ini semua.."

marissa tersenyum dan memeluk aku...



Sebulan kami bersama marissa benar-benar menunjukkan perkembangan luar biasa, dia sudah mulai bisa makan sendiri dan berat badannya bertambah dengan sangat baik. Dia sudah beraktifitas di seputaran rumah kadang ke taman untuk mendapatkan sinar matahari. Perkiraan dari dokter ternyata salah. Marissa mampu mengalahkan penyakitnya dan semakin membaik.

Malam ini aku tidur bersama marissa, sejak kami bertemu lagi, kami belum pernah sekalipun ML. terus terang jagoanku mogok gk bisa berdiri karena gk tega dengan kondisi marissa. Aku terbangun jam 4 pagi karena bau busuk yang luar biasa menyengat. Setelah coba mencari sumber bau, aku mendapati marissa poop di adult diapernya. Dengan segera aku mempersiapkan air hangat mau membersihkan marissa yang masih dalam keadaan tertidur pulas.

OMG, bau busuk menyegat dalam skala yang luar biasa segera menyeruak dalam hidungku sesaat setelah aku membuka dan melepaskan diapernya dan melihat fesesnya berwarna hitam pekat. Hatiku langsung kelu. Karena enggan membangunkan perawat, aku membersihkan sendiri hajat marissa. Hatiku hancur.... waktunya gk akan lama lagi.

Selesai aku membersihkan dan mengganti diapernya ia masih saja tertidur pulas.

Pagi hari sekitar jam 6 pagi aku terbangun karena marissa menepuk pundakku.

“kamu kapan pulang el?”

WHAT!?

“eh aku ketiduran ya? katanya pulang kantor mau bangunin aku, koq malah ikut bobo?” kata marissa lagi

“iya maaf ya sayang...”

Marissa mulai kehilangan orientasi waktu. Hhhhhsssssss .....

“Ya udah kamu mandi dulu, trus nyusul lagi ya bobo sini”

“iya sayang...”

Aku bangun mandi dan segera mengabarkan ke kantor untuk berangkat siang.

Sepanjang hari itu aku dikabarkan oleh perawat kami bahwa marissa gk mau makan, lebih banyak tidur dan sudah dipasang infus untuk menajga agar tidak kekurangan cairan

Fesesnya normal lagi tapi urinenya berwarna kecoklatan tanda ginjalnya sudah berhenti berfungsi. Selama beberapa hari kemudian kondisi marissa makin memburuk, bahkan mulai muncul bau anyir darah dari dalam vaginanya.

Malam ini sepulang kantor aku langsung meminta bibi untuk membawa charlotte ke rumah marissa, karena aku merasa waktunya mungkin gk akan lama lagi, dan benar sepertinya charlotte kangen mamanya, dia sama sekali gk mau berpisah dari marissa dan hanya mau merebahkan diri di sampingnya. Marissa terbangun tengah malam dan mendapati charlote tiduran di dadanya sementara aku di sisi ranjang masih menjaga marissa dan charlotte gk berani memejamkan mata sedikitpun.

Aku mengelus kepala botak marissa, hatiku meratap betapa kadang hidup begitu tidak adil, di masa kecilnya dia harus mengalami peristiwa tragis kehilangan seluruh keluarganya, di masa remaja dia harus berjuang secara psikis menerima cacat permanen di tubuhnya, di masa dewasanya dia mengalami penderitaan dari kanker yang sebentar lagi merenggut nyawanya.

“eehh.. dede charlotte” kata marissa lemah

Charlotte memandang mamanya, tangannya dipukul ke pipi mamanya kemudian aku tangkap dan kuajari mengusap-usap pipi marissa.

“mmmmmaaaaaa”

“mmmmmaaaaaa”

Lalu mata kecil lucu itu menengok ke aku dan mengatakan

“pppaaaapppaaaa”

“pppaaaappppaaaa”

Pecah tangisku dan tangis marissa melihat charlotte mengenali papa mamanya.

“charlotte, cintanya mama... bobo dulu ya sayang..” kata marissa lemah sementara charlotte berusaha naik ke wajah marissa

“el.. kalau aku mati sekarang tolong aku dikremasi ya, abuku sebagian dibuang ke laut, sebagian tolong simpan buat kenang-kenangan charlotte ya..”

“iya sayang...”

“El.. tolong jagain charlotte ya sayang supaya gk pernah mengalami apa yang pernah aku alami waktu kecil...”

“iya sayang..”

“el... “

“ya sayang..”

“makasih mau ngasih pengalaman terindah untuk aku”

“iya sayang.. “ aku mulai terisak lagi

“aku lega, udah punya suami dan anak sayang..”

“iya cha..”

“el... aku lihat papa mama dan kakakku...” sejenak dia tersenyum

“iya sayang...” air mataku terjatuh

“aku capek banget el..”

“iya sayang... bobo ya sayang... bobo yang tenang ya..”

“iya el... jangan jauh dari aku ya..”

“Iya sayang... sebelum bobo, kita berdoa sayang...”

“iya el”

Aku mengucap doa menurut diriku sendiri dengan caraku sendiri. Aku berTuhan dan yakin Tuhan mendengarkan doaku tapi memang memutuskan tidak beragama apapun dan marissa mengikuti doaku dengan suara sangat lirih perlahan-lahan melemah dan gk lama kemudian ia jatuh tertidur.

Sekitar lima jam setelahnya marissa menghembuskan nafas terakhir dengan tangan kirinya mengenggam jemariku dan tangan kanannya memeluk charlotte yang tertidur di dadanya. Ntah bagaimana, charlotte terisak dalam tidur, mungkin marissa menemuinya di alam mimpi anak ini.

Aku bangkit dan mencium kening marissa serta menutup mulutnya yang terbuka.

“selamat jalan superwoman... selamat jalan belahan hatiku”

deras air mataku menetes di wajahnya.

Aku ambil charlotte dari pelukan marissa dan menidurkan di samping jenasah mamanya

Aku raih HP marissa di samping meja tempat tidur dan memohon maaf atas nama marissa kepada semua koleganya seraya memberi kabar bahwa marissa sudah pergi untuk selamanya.

Pagi hari seluruh pegawai minimarket marissa dan perawat aku kumpulkan dan aku sampaikan bahwa marissa sudah tidak ada. Aku membagi tugas antara mereka untuk menghubungi tempat kremasi jenasah, jasa memandikan jenasah, pesan peti mati, mobil jenasah dan lainnya.

Charlotte diambil kembali oleh tiara yang menyempatkan hadir di rumah ini berdoa di sisi marissa dan sebelum pulang menyempatkan diri menemuiku

“setelah semuanya selesai kamu boleh pulang lagi, mas.”

“iya ara..”

“nanti aku akan atur kamu tidur dimana”

“Iya..”

“bibi aku suruh bawain alat cukurmu, cukur yang rapi biar bisa kasih kesan bagus ke kolega mamanya charlotte”

“iya”

“itu aku udah bawain baju kedukaan buat kamu”

“makasih”

“mulai sekarang charlotte anakku, aku akan urusin dia seperti anakku yang lain, kamu gk usah khawatir”

“makasih sayang”

“semua keluargaku dan keluargamu juga ale dan axl gk usah tau soal hal ini”

“iya sayang”

“gk usah ngomong sayang.. udah gk ada sayang buat kamu”

“iya..”

Setelah ijin absen ke kantor dan mengabarkan Gladys bahwa marissa sudah meninggal, seharian ini aku sibuk menerima tamu yang menyampaikan duka cita buat marissa. Mas Hasto yang ku telepon segera datang membantuku. Roni dan adel juga datang, tapi setengah jam kemudian adel pulang karena kondisi kandungannya sudah mendekati lahiran, sedangkan roni juga mas hasto menemaniku sampai seluruh proses kedukaaan ini selesai bahkan ikut menginap di rumah ini dan besoknya membantu aku dalam proses kremasi jenasah marissa.

Esoknya aku, roni, mas hasto dan mike serta beberapa tetangga marissa di kota hujan mengantar marissa menuju krematorium. Proses kremasi berlangsung kurang lebih dua jam dan aku langsung meminta agar abunya dibagi dalam dua guci yang berbeda. Lewat mike aku berhasil mendapatkan boat untuk melarung abu marissa. Satu guci yang lain aku semayamkan di kolumbarium yang ada di sana.

Sekitar jam 5 sore semuanya selesai. Aku minta ijin kapten kapal untuk sejenak tetap di tengah lautan. Kaptenpun membuang sauh dan mematikan mesin. Hening suasana laut sore itu seolah mengerti duka dalam yang ada di hatiku, tenang ombak laut sore itu seolah siap menerima abu tubuh marissa dan membekapnya dalam pelukan ibu samudra.

Aku mengingat kembali pertemuanku dengannya, bagaimana dia yang begitu tampak palsu dan dibuat-buat berhasil mengalahkan segala disordernya menggunakan aku sebagai medianya. Aku ingat pertama kali kami ML setelah tubuh telanjang marissa mengigil di balik selimut. Aku ingat bagaimana ia menyiapkan semua keperluanku di hotel, aku ingat bagaimana dia sparring dan lalu ngambek, dan aku ingat saat malam terakhir kami bertemu sebelum dia pergi, bagaimana kami ML sampai berkali-kali sampai hampir pagi. Senyumnya, pantatnya yang bikin aku dan roni horny, panggilan el.. dan semuanya. Aku gk nangis aku hanya mengingat semuanya laksana air mengalir dalam memoriku. Detingan petikan gitar eric clapton terngiang di kepalaku

Would you know my name
If I saw you in heaven?
Would it be the same
If I saw you in heaven?

I must be strong and carry on
'Cause I know I don't belong here in heaven

Would you hold my hand
If I saw you in heaven?
Would you help me stand
If I saw you in heaven?
I'll find my way through night and day
'Cause I know I just can't stay here in heaven

Time can bring you down, time can bend your knees
Time can break your heart, have you begging please, begging please

Beyond the door there's peace I'm sure
And I know there'll be no more tears in heaven

Would you know my name
If I saw you in heaven?
Would it be the same
If I saw you in heaven?
I must be strong and carry on
'Cause I know I don't belong here in heaven


Aku termenung ditemani sebotol smirnoff dari mike, antara capek, lega juga karena marissa sudah mengakhiri semuanya dengan begitu indah, sedih juga melihat betapa tragis nasib marissa mulai dari kecil sampai dengan meninggalnya, sungguh wanita itu adalah superwomen.

Aku memutuskan kembali setelah menghabiskan tigaperempat botol smirnoff dan aku memutuskan menghentikan ceritaku disini meninggalkan big slice of heart bagiku dan pembacaku.

Terima kasih atas kesetiaannya membaca semua kisahku dan marissa sampai berakhir.

---- the end -----
Lah sama tiara pecah kongsi dong suhu 🥺🥺🥺
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd