Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sanggupkah Aku Menjaganya? (Kisah Nyata)

Bimabet
Klo mau, di bikin ringkasan nya aja. Cerita nya, jdi bisa langsung ke cerita terakhir, yang dimana merupakan cerita bahagia. Karena bisa nikah

Klo bisa, di ksih pengertian lagi bang ke perempuan nya. Klo abang cerita, cuma cerita seks nya aja

Gak akan bawa2 nama yg asli juga. Mudah2an bisa jadi motivasi utk semua org, klo ada yg berhasil pcrn ampe nikah
 
Terima kasih atas atensinya suhu.

Sempat ada niatan seperti ini, tapi apakah akan nyaman jika langsung ke puncak tanpa harus melewati tingkatan sebelumnya? Ini sekligus meminta masukan dari suhu semua sebagai penikmat cerita ini.

Salam,
Klo mau, di bikin ringkasan nya aja. Cerita nya, jdi bisa langsung ke cerita terakhir, yang dimana merupakan cerita bahagia. Karena bisa nikah

Klo bisa, di ksih pengertian lagi bang ke perempuan nya. Klo abang cerita, cuma cerita seks nya aja

Gak akan bawa2 nama yg asli juga. Mudah2an bisa jadi motivasi utk semua org, klo ada yg berhasil pcrn ampe nikah
 
Hari ini kami akan mulai menempati rumah baru. Rumah kontrakan sebenarnya. Rumah kami yang asli sedang dalam tahap renovasi untuk membangun dapur dan pagar. Biaya renovasi ditanggung oleh orangtuaku. Meski aku tidak meminta, tetapi mereka bersikeras untuk memberinya. Memang terkadang kita tidak perlu meminta atas apa yang sudah ditakdirkan menjadi milik kita.



Setelah pertempuran tadi malam, rasanya aku dan Ardi sudah tau apa yang akan dilakukan nanti malam saat pertama kali menginap berdua. Meski sebenarnya ini bukan yang pertama, tapi rasanya tetap berbeda. Kini Ardi punya hak penuh atas diriku. Ini yang membuatku penasaran sekaligus khawatir. Penasaran seberapa jauh imajinasinya pada diriku dan khawatir apakah aku bisa memenuhi imajinasinya.



Setelah semua peralatan yang sempat kami beli sampai di rumah, aku dan Ardi langsung bergegas membereskan semuanya. Ada orangtua Ardi dan adiknya yang turut membantu. Sementara ibu ku dan kak Sinta menyusul membawa makanan. Setelah semua dirasa cukup rapih, keluarga kami pamit pulang. Kami mengatar sampai pintu gerbang dan menutup dengan bersalaman meminta di doakan.



Ada perasaan sedih dalam diri ketika harus benar-benar menajdi dewasa. Sejatinya pernikahan bukan sekedar berhubungan badan. Banyak hal yang jadi inti dalam pernikahan yang sering kita lupa. Buat kamu yang belum nikah persiapkan ya.



Rumah yang kami kontrak ada di sebuah perumahan di kota kami. Karena perumahan baru mayoritas warga adalah para pengantin baru seperti kami. Meski belum terlalu ramai namun terasa hiruk pikuk nuansa khas perumahan sederhana. Di rumah ini terdapat dua kamar, satu di depan dan di belakang. Ruang tamu berada di samping kamar depan dan ruang keluarga berada di samping kamar belakang. Ada dapur dan kamar mandi yang menyatu di belakang serta ada ruang kosong yang dibatas oleh tembok tinggi sebagai tempat untuk menjemur pakaian.



Kami menutup kegiatan beres-beres hari ini dengan mandi. Meski belum rapih seutuhnya tetapi ini sudah cukup lumayan. Sambil menunggu Ardi mandi aku menyiapkan makan malam untuk kami. Sajian sederhana yang dibawa oleh orangtuaku menjadi menu makan malam kita hari itu.



“kamu cape gak sih yang?” Tanya Ardi sambil duduk ruang tamu yang hanya dialasi oleh karpet

“ya cape dong, dari pagi lho kita” kataku membalas sambil menghempaskan diri ditempat yang sama

“hmmm kamu masih sakit itunya?” Tanya Ardi malu-malu

“hahaha, ya lumayan. Kamu masih penasaran ya?” tanyaku menggoda

“haha ya engga, Cuma kan itu jadi suatu kepastian. Cepat atau lambat kamu bakal ngrasain” katanya diplomatis

“iya juga sih, tapi aku takut” aku membalas

“yaudah kita coba lagi yuk, tapi pelan-pelan aja” Ardi mulai beranjak dari tempat duduknya



Setelah memastikan pintu terkunci kami langsung bergegas menuju kamar. Kamar yang sederhana karena hanya ada kipas sebagai pendingin ruangan. Setelah membaca doa kami langsung berpagutan. Bibir kami saling beradu saling memberi kecupan satu sama lain. Tangan Ardi masih bertahan memegang pinggulku sementara tanganku asik mengusap-ngusap punggung Ardi.



Lambat laun percumbuan kami makin panas. Ditemani oleh suara hembusan angin kipas yang ada di kamar, kami mulai melucuti pakaian masing-masing. Sambil tetap berciuman tangan Ardi mulai membuka baju yang ku pakai. Setelah terlepas kini giliran celana tidur yang dibimbingnya untuk terlepas dari tubuhku. Kini aku hanya mengenakan bra krem model standar dan celana dalam pink yg sepertinya sudah mulai lembab dibagian vaginanya. Aku memperhatikan Ardi saat mulai menelanjangi diri sendiri. Tak ingin berbasa-basi Ardi langsung membuat dirinya telanjang dengan penis yang sudah mengacung.



“eh kamu udah berdiri aja, hahah udah nafsu berat?” kataku sambil menggenggam penisnya yang sudah keras

“iyalah,aku gak sabar mau denger desahan kamu” Ardi membalas tak kalah erotis



Kami berciuman kembali. Tangan kananku masih aktif mengocok meski agak kasar dan kaku sementara tangan kiriku menopang dagu Ardi agar tetap berpagutan. Tangan Ardi yang mulai gatal perlahan membuka pengait bra ku dan otomatis langsung membebaskan dua bukit indah yang siap dilahap. Sejenak dia memperhatikan payudaraku. Dari tatapannya aku bisa melihat kekaguman dan hawa nafsu.



“sumpah, toket kamu bagus banget Nadia. Bawaannya mau nyusu tiap hari kalo gini” ujarnya sambil meremas payudaraku.



Dalam satu kesempatan, aku pernah bertelanjang dada didepan kak Sinta. Saat itu aku meminjam bajunya untuk sebuah acara. Karena untuk memakai pakaian itu harus dibantu orang lain, maka suka tidak suka aku mengijinkan dia untuk melihatnya. Dan tanggapannya…



“toket lo bagus banget sih, Di. Badan lo juga. Udah kaya artis bokep Jepang tau gak” katanya sambil memperhatkan tubuhku.

“apaan sih, lo kaya tau aja artis bokep Jepang kaya gimana” kataku sambil menutupi payudaraku

“ya kaya lo gini. Putih, langsing, toket sama pantatnya gak terlalu gede tapi pas ditangan. Puting lo sih, pink kecil gitu. Kayanya nanti si Ardi bakal ngajak ngentot mulu kali ya, hahaha” katanya sembarangan

“lo nih mulut dijaga, lo udah lama gak disentuh kali ya, ngelantur banget” kataku antara malu dan bangga

“enak aja, semalem udah kali. Lo juga kalo udah tau enaknya, beuhhh bakal ketagihan, hahaha” katanya lagi

----

Kembali ke rumahku



Setelah berhasil membuatku telanjang dada, kini tanganya beralih ke ujung celana dalamku. Dia langsung membukanya dengan sekali tarikan saja. Baju kami yang berserakan dilantai jadi saksi betapa hebat pergumulan kami malam itu. Karena telanjang aku bisa merasakan penis Ardi menyenggol vaginaku dan puting payudaraku yang mulai mengeras semakin kencang karena bersentuhan dengan dadanya. Tangan Ardi masih gemas meremasi pantatku sambil sesekali memajukan pinggulnya.



“sayang, dikasur yuk” Ardi mengajak untuk pemanasan di kasur



Aku memposisikan diri. Pantatku berada diujung kasur dengan kaki yang menjuntai ke lantai. Sementara Ardi langsung menindihku. Tangannya tepat berada di kedua payudaraku sedang mulutnya aktif mencium bibirku. Perlahan ciumannya turun menyusuri leherku yang jenjang dengan sedikit keringat. Kecupan-kecupan kecil dileher membuat bulu romaku berdiri. Sampailah perjalanan lidahnya di dua bukit itu. Sejenak dia mengangkat badanya, memandangi dua gundukan daging mengkal khas anak perawan. Diperhatikannya dua pucuk daging kemerahan yang mengeras meminta segera di kulum. Sungguh momen dimana aku merasa malu sekaligus bangga.



“sayang jangan diliatin dong, malu” kataku

“kalo remang-remang gini aja masih keliatan bagus, apalagi kalo pas terang” katanta sebelum bibirnya mengulum puting sebelah kiri.



Oohhhhh sssshhhhh



Kalian bisa bayangkan, kombinasi antara remasan dipayudara kananku ditambah dengan kulman dan gigitan gemas di puting kananku. Dan ada extra combo dari benda hangat dan keras yang sedari tadi mengetuk peraduannya yg sudah basah. Untuk mengkespresikan kenikmatan itu selain dengan mendesah aku meremas rambut Ardi dan membekapnya dalam payudaraku.



“sayang, aku boleh gak, jilatin memek kamu?” Ardi meminta izin

“sayanghh, aku malu ih. Langsung aja” kataku menjawab

“kamu antara malu atau udah gak tahan? Hahah” Ardi menggodaku

“malu lah, gak tahan juga sih hehehe” aku menjawab sambil meraih tangannya



Perlahan tapi pasti, lidah Ardi mulai menyusuri perutku untuk menuju tujuan utamanya. Ardi langsung memposisikan kaki ku untuk naik ke kasur agar lebih mudah membuka selangkanganku. Meski dalam pencahayaan minim, aku masih bisa melihat ekspresi wajahnya yang bernafsu melihat lipatan sempit yang sudah basah. Bulu kemaluan yang ku cukur rapih menambah indah pemandangan liang surga dunia.



Ardi mulai mendekati vaginaku. Pertama kali bibirnya bersentuhan dengan bibir vaginaku terasa sangat menyetrum. Dengan rakusnya dia langsung menjilati semua lendir cinta yang keluar dari sana. Walaupun ini bukan yang pertama lidahnya menari diklitorisku tapi rasanya sungguh hebat. Mungkin karena saat ini sudah tidak ada perasaan was-was saat mendaki kenikmatan membuat aku jadi lebih berani berekspresi.



Ohhhhhh saayangghhhhhsssss maaallluuuu tauuu oohhhhhh sshhhhhh



Antara malu dan mau aku mendesah. Bibirku berkata malu tapi tanganku terus menekan kepala Ardi untuk lebih dalam menjelajah liang vaginaku. Tangan Ardi kini sudah tidak aktif di payudaraku karena berpindah ke paha untuk memastikan gerakan pinggulku tidak terlalu menganggu eksplorasinya.



Ardi akhirnya melepaskan jilatannyan setelah aku yang memaksa.



“udaah ah sayang, ngilu banget tau” aku merintih

“hahaha, yaudah aku masukin ya” Tanya Ardi sambil bersiap



Dibawah pantatku ditambahkan bantal untuk membuat pinggulku lebih tinggi. Sementara aku bersiap dengan rasa takut, Ardi bersiap sambil mengocok penisnya. Setelah beberapa kali digesekan, akhirnya kepala penis itu masuk diantara lipatan bibir vaginaku.



“Mmhhhhh” aku melenguh

“gak apa-apa sayang? Sakit?” Tanya Ardi kahwatir



Aku menggeleng tanda untuk Ardi melanjutkan serangannya.



Ardi melakukan goyangan kecil untuk membuat vaginaku terbiasa dengan benda asing ini. Cara ini baik untuk menjaga vaginaku tetap terlubrikasi selagi perlahan penis dimasukan semakin lama semakin dalam. Aku sendiri mulai terbiasa dengan penisnya. Ada perasan mengganjal namun ada perasaan nikmat bercampur geli saat kulit penis itu bersentuhan dengan dinding vaginaku. Lambat laun ujung penis itu sampai di perbatasan. Antara suci dan tidak.



“sayang, tahan ya” Ardi berkata sebelum dia menyentakan penisnya dalam sekali dorongan

“auhhhhhhhh” aku ikut tersentak. Sepertinya ada yang dipaksa masuk dan merobek sesuatu.

“maaf sayang, kamu gak apa-apa?” Ardi memastikan kondisiku

“gak apa-apa sayang, aduhhh. Jangan digerakin dulu ya” aku coba menenangkan



Otot vaginaku serasa meregang beradaptasi dengan kejadian barusan. Sambil aku mengalihkan rasa sakitku, Ardi berinisiatif mengulum dan meremas payudaraku. Hal ini ternyata berdampak positif, aku mulai terangsang kembali dan berimbas pada produksi cairan pelumasku.

Melihat responku yang mulai kembali mendesah Ardi mulai menggerakan kembali pinggulnya. Meski awalnya masih sakit tapi lambat laun itu berubah menjadi nikmat.



“oohhh ohhhh ohhhh sshhhh” aku mendesah sesuai irama goyangan pinggul Ardi

“gimanah sayaanghhh enakkhhh” Ardi pun ikut merasakan enak

“iiyahhh sayanghhhh oohhh ohhh ohhh” aku mulai terbiasa dengan kenikmatan ini



Rasanya memang benar. Seenak apapun aku saat klitorisku dikulum, jutaan kali lebih enak saat aku bersetubuh. Rasanya seluruh badan ini melayang padahal yang berkegiatan hanya di selangkangan. Goyangan pinggul Ardi mulai teratur dengan ritme yang konstan. Hal ini tentu membuat erangan kami seirama.



“sayanghhh oohhh ohhh aakuhhh mmau keluaarhhh sshhhh” Ardi mulai melihat puncak

“mmhhhh iiyahhh keluarrriinn sayanghhhh ohhh enaaakkhhhh” aku mendesah karena memang enak



Goyangan Ardi makin hebat, tidak sekonstan tadi kali ini lebih liar. Nafasnya makin memburu di telingaku. Aku tentu ikut mengimbangi gerakannya dengan membalas erangan ditelinganya.

Gesekan antara kulit penisnya dengan dinding vaginaku membuat pelumas yang keluar semakin banyak dan menambah nikmat persetubuhan ini.



Dengan satu dorongan kuat, Ardi memasukan seluruh penisnya ke vaginaku. Aku merasakan ujung penisnya mengenai sesuatu, apakah itu pintu Rahim ku?



“oohhhhh ahhhhh ahhhhhh oohhhhhh” Ardi orgasme hebat



Seluruh batang penisnya masuk dalam vaginaku. Aku merasakan ada semburan yang hangat di vaginaku yang ternyata membuat aku juga ikut orgasme.



“ohhhhh sayanggghhhhhh aahhhhhhh” aku melenguh sambil memeluk tubuh Ardi



Nafas kami saling memburu tubuh kami masih bersatu. Tak peduli ada cairan yang jatuh ke tempat tidur kami. Yang jelas malam ini jadi malam yang tak akan pernah ku lupa. Betapa aku akhirnya sanggup menjaga kesucianku dan menyerahkan pada suamiku.



Setelah semua rasa nikmat itu mulai mereda, kami mulai tersadar. Aku melihat wajah bahagia Ardi yang berhasil menjalankan tugasnya. Wajah penuh peluh yang entah kenapa manis sekali. Wajah yang akan ku lihat setiap pagi saat bangun dan wajah yang akan ku lihat setiap malam saat aku tidur.



“maaf ya sayang, aku gak tahan soalnya” Ardi membuka obrolan

“iya sayang, kalo gak di paksa gak akan enak, hahaha” aku menimpali

“tapi emang bener sih yang aku bilang” AArdi berbicara tertahan

“apaan?” aku penasaran

“kalo mulutnya aja enak, apalagi memeknya hahaha” Ardi berbicara sambil berbisik

“hahahah, kontol kamu gede banget. Sampe sesek tau aku” aku tersenyum bahagia

“tapi enak kan?” Ardi menggoda ku

“hahahah, enak lah aku sampe teriak-teriak gitu” aku menjawab malu

“yaudah, yuk kita maen lagi” Ardi serius menggoda

“hahaha, tapi aku nyoba di atas ya” Aku balik menggoda.
 
Salam semuanya.

Jika dilihat dari judul cerita sebenarnya update terkahir adalah inti dari cerita ini. Meskipun sebenarnya banyak cerita yg terjadi setelah itu, tapi penulis rasa tidak berkaitan dengan judul cerita.

Apakah perlu dilanjutkan kisah Didi dan Ardi ini?

Atau perlu satu update pamunqkas yg bisa untuk menutup itu semua?

Ditunggu kripik dan saran suhu semua.

Salam
 
Salam semuanya.

Jika dilihat dari judul cerita sebenarnya update terkahir adalah inti dari cerita ini. Meskipun sebenarnya banyak cerita yg terjadi setelah itu, tapi penulis rasa tidak berkaitan dengan judul cerita.

Apakah perlu dilanjutkan kisah Didi dan Ardi ini?

Atau perlu satu update pamunqkas yg bisa untuk menutup itu semua?

Ditunggu kripik dan saran suhu semua.

Salam
Update pamungkas sepertinya dibutuhkan untuk melabeli Tamat cerbung kisah nyata ini dgn manis
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd