Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Catatan si Iqbal: Pengemudi Penikmat Perempuan (Update Series)

Kata² suhu memang the best untuk uraian kata cerita.
Beberapa kata yg mngkin jarang terdengar atau terbaca dalam hal bisnis, disini bisa belajar. Thx suhu
 
Sumpah ane ngena banget di series nya stephanie, sampe terngiang-ngiang sebegitu makjlebnya harus mengikhlaskan dia pergi karena terhalang tembok yang begitu tinggi, endingnya sih yang bikin haru ketika stephanie melahirkan anak atas hubungannya dengan iqbal dan diberi nama sesuai inisial stephanie dan iqbal :((
 
Sumpah ane ngena banget di series nya stephanie, sampe terngiang-ngiang sebegitu makjlebnya harus mengikhlaskan dia pergi karena terhalang tembok yang begitu tinggi, endingnya sih yang bikin haru ketika stephanie melahirkan anak atas hubungannya dengan iqbal dan diberi nama sesuai inisial stephanie dan iqbal :((
Hehehe, masih ada series lain hu semoga feelnya sama kaya abis baca Stephanie Series yaaa... :)
Luar biasa,
Semoga lekas dapat inspirasi utk korban taxi online pk iqbal
Siap hu, sambil ane mikir Laras Series, udah ada siap nih korban taksi online nya hahaha

Kata² suhu memang the best untuk uraian kata cerita.
Beberapa kata yg mngkin jarang terdengar atau terbaca dalam hal bisnis, disini bisa belajar. Thx suhu
wah suhu bisa aja, paling enggak kalo misal gak bikin sange bikin nambah info dikit lah ya :p

goksss jgn kasih tanggung hu klo jd penjahat kelaMin perkantoran hehe
Suwun @quadrifoglio , sampai segitunya si Laras .pokoke demi .... wkwkwk .lanjut oom
nice update hu, ditunggu update selanjutnya
Keren Oom ..., lantjrotkan dengan semangat ...
Hatur nuhun updatenya juragan
Makasih apdetnya
Lannjjuuuttttt......
Mantaaap apdetnya @quadrifoglio
mangstab bozzzz..lancrotkan
Lanjutkan huuuu 😂😂😂
Aq menikmatinya suhu...

Hahaha...
Keren sich ini..

Semangat semoga ga macet
Siap hu, ane masih coba atur nih sm RL, semoga bisa rilis terus cerita-cerita baru dari Iqbal. :D
 

Laras Series: Let’s Keep it Secret (Part 3)​

Mulustrasi

Laras

Stephanie

Bar

Apartemen

Agak sulit sejatinya aku tertidur di malam itu. Pikiranku melayang dengan apa yang terjadi beberapa jam sebelumnya. Memang di sampingku ada Laras yang masih tertidur, tapi untuk meminta dirinya bangun dan melayaniku lagi rasanya tidak tega. Jadilah kuputuskan diriku pergi dari kamar hotel itu, dan pulang menuju apartemenku. Aku anggap apa yang terjadi malam itu, ya terjadilah dan tidak perlu diungkit-ungkit lagi. Mungkin itu satu-satunya cara untuk aku bisa kembali waras dan mulai logis menangkap apa yang sudah terjadi tadi dengan Laras.

Keesokan harinya, aku kembali bekerja seperti biasa. Bisa ditebak, tidak sampai lunchtime ada offer baru masuk ke kantorku dari agency Laras yang harganya sudah lebih realistis. Dan sebagai orang yang memegang teguh janji, kuputuskan untuk langsung setuju saja.

Satu bulan berlalu, semua proses sudah dilalui dan Laras sudah mulai mengerjakan project yang kuminta. Tanpa ada masalah, Laras berhasil mengomando timnya untuk mempersiapkan peluncuran produk yang akan dirilis pada akhir bulan ini. So far aman.

Tibalah pada momen ulang tahunku di bulan akhir tahun 2019, dimana pada saat itu aku rencananya merayakannya bersama Stephanie. Memilih tempat di speakeasy bar sekitaran SCBD. Namun aku datang lebih awal karena kebetulan dari kantorku sampai ke tempat itu cukup dekat.


Sampai di tempat itu, dari kejauhan dan lampu temaram, ku lihat Laras hadir dengan gaun hitam. Sebuah kebetulan yang tentu saja cukup “berabe”, karena bagaimana jadinya jika Stephanie ketemu dengan Laras. Harus sebagai apa ku kenalkan Laras ke Stephanie?

Laras: Iqbal, hei (cipika cipiki). Aku kira kamu di kantor loh, ternyata after office beredar juga.​
Iqbal: Eh Ras, hehehe gapapa kali-kali main lah ke peradaban ibukota. Masa kerja terus.​
Laras: Sendiri?​
Iqbal: Emm bakal ada yg dateng si, but sampai jam ini si sendiri​
Laras: aku ikut ya disini.​

Terjalin komunikasi yang cukup intens, meski basa basi, selama kurang lebih 15 menit. Untungnya Stephanie saat itu mengabarkan jalanan menuju lokasi macet jadi bakal lama sampai. Karena suasana cukup hangat, beberapa kali Laras terbawa suasana dengan bercanda menepuk pundak, dan sesekali tangan kami berpegangan. Sampailah pada satu momen,..

Aaron: You better get your fuckin’ hands from Laras, motherfucker!​
Laras: Hey Aaron, what the fuck are you doing! He’s my business partner.​
Aaron: Don’t be a fool. He's trying to seduce you, Laras.​
Iqbal: What the fuck..​

Sungguh benar-benar memalukan kejadian itu. Aku tersungkur di lantai, tanpa tahu kenapa aku sampai didorong dari kursi bar itu. Siapa pula bapak-bapak jangkung besar ini? Ingin rasanya ku hajar balik, tapi oleh para security disitu sudah ditahan dan menjaga kondisi agar kondusif.

Laras: Look! He’s the boss from the brand xxx (nama brand-ku), our new partner. Don't be such a jerk please! Iqbal, kamu gapapa kan? Aku minta maaf ya.​
Aaron: Fuck me! Man, I'm so sorry. My bad this time. I thought you're a stranger trying to do bad to Laras.​
Iqbal: Ras, Jujur saya reconsider our partnership ya gara-gara insiden ini.​
Aaron: Wait bro. Wait. I’m terribly sorry man. This is my fault, not Laras. Let me treat you better for tonight, all bills on me.​
Iqbal: I can pay my bills myself, no need from you.​
Aaron: Just this time bro, I'm just trying to make things right. Please bro, let’s have a seat there.​

Jadilah kami duduk di sebuah kursi reserve yang sudah di book oleh Aaron. Masih dalam kondisi terbakar emosi, rasanya aku ingin pergi saat itu juga. Tapi ini adalah momen bahagia sebentar lagi ulang tahunku, harusnya sebentar lagi Stephanie datang, dan aku gak mau membuat kejadian tambahan di tempat ini.

Laras: Maafin Aaron ya, bal. Aku gak tau dia refleknya sekenceng itu tadi.​
Iqbal: Lalu urusan sama saya apa ya? Mungkin boleh dibilang ke pacarnya buat lebih sopan lain kali sama orang lain.​
Laras: Bukan pacar aku, dia co-founder agency aku. Kayaknya dia gak ngeh kamu client agency baru kita. Maafin aku banget ya bal.​
Aaron: For what Laras has said, I'm terribly sorry for what I did back then. Yes, Laras and I are the partners on our startup. But I kinda skip with the new clients are.​

Tak berapa lama saat Aaron mengucap kata itu, muncul Stephanie yang agak panik karena sepertinya sudah mendapat kabar bahwa aku diserang di bar. Bagaimana tidak, ada wanita yang lari langsung ke kursi kami duduk, dengan wajah merah seperti habis lari naik tangga.

Stephanie: Bal, kamu gapapa kan? Gak dibikin memar kan?​
Iqbal: Gapapa kok aman, kamu ngos-ngosan banget.​
Stephanie: Lah gimana gak kaget dibawah dibilang kamu dijorokin orang. Mana sih orangnya?​
Laras: Halo kak, maafin kami ya. Tadi teman saya gak bisa kekontrol ngedorong Iqbal sampai jatuh​
Iqbal: Yaudah duduk aja Steph, don't make another scene here.​
Stephanie: Okay, So who’s these people?​
Aaron: Ma'am I'm Aaron, and this is Laras. We’re from xxx agency. I accidentally threw Iqbal before because I thought he’s trying to do harm to Laras, but the fact is he’s our new client.. My bad for this misinterpretation.​
Stephanie: Well, next time please behave to people.​
Laras: Iya mbak, maafin kami ya.​

Suasana pun sedikit mencair, sebab tak lama birthday cake yang dibawa Stephanie datang ke meja kami ngobrol. Mau tidak mau, aku harus pasang muka happy di momen itu. Dan tak lama aku pun dengan Stephanie memilih untuk pulang lebih awal, karena mungkin Stephanie sadar bahwa mood aku kurang baik disitu.

Stephanie: Bal, kamu masih kebawa kesel ya tadi di bar?​
Iqbal: Mayan sih, itu aku consider buat batalin kontrak, tp kan agak aneh ya kalo alasannya personal bukan wanprestasi​
Stephanie: Aku boleh minta tolong gak?​
Iqbal: Hah? Tolong apaan..​
Stephanie: Kamu hati-hati ya sama si wanita tadi.​
Iqbal: Laras?​
Stephanie: Aku punya feeling jelek sama dia. Cewek troublemaker bal. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa aja.​
Iqbal: So far si kerjanya bagus ya, Kamu concern banget nih? Gak biasanya..​
Stephanie: Perasaan aku gak enak aja. Dia pasti ada agenda jahat sama kamu kalo terlalu deket.​
Iqbal: Ah waktu aku sama Melia kamu gpp, masa Laras yg professional begini dan baru aja kamu udah cranky. Aneh dah.​
Stephanie: Percaya sama aku please. Aku khawatir aja dia mau jahat ke kamu.​
Iqbal: uwuwu gemes deh ada yang cemburu.​
Stephanie: Enggak ya…​
Iqbal: Jadi kapan nih kado benerannyaa? hehehe​
Stephanie: Palang merah beb, ntar yah kalo udah aman, janji deh kadonya aku kasih yang enaaaaaakkk banget.​

Sudah jatuh di bar, dan Stephanie palang merah pula. Wah ultahku sungguh menyebalkan! Terpaksa aku pulang ke apartemenku dengan mood jelek, sampai ketika Laras telepon aku..

Laras: Bal, kamu dimana?​
Iqbal: Jalan balik. Bukannya sama Aaron kamu?​
Laras: Aku balik duluan. Maaf banget kelakuan Aaron tadi aku gak expect. Bener-bener keterlaluan dia​
Iqbal: Yaudahlah. Pacar kamu tuh lain kali rada sopan sama orang kalo bisa, gampang bener main baku hantam.​
Laras: Enggak bal, dia bukan pacar aku sumpah. Tapi yang tadi surprise kamu bukan pacar ato istri kamu kan?​
Iqbal: Kenapa?​
Laras: Aku ada birthday present buat kamu, tapi harus kasih langsung. Aku boleh gak ke apart kamu or kamu ke tempat aku?​
Iqbal: Hadiah apaan sih?​
Laras: Cek WA kamu ya.. Kalo bisa berhenti dulu jangan sambil nyetir.​

Berhentilah aku di salah satu pinggir jalan. Terkejut ku dibuatnya. Sebuah foto Laras berpose di depan kaca, dengan lipstik bertuliskan “I Want You”, dan lipstik tersebut sedang disematkan ke bibirnya. Gilanya pose Laras di foto itu dalam keadaan tanpa busana, benar-benar terpampang seluruh detil setiap lekuk tubuhnya yang pernah memberikanku kenikmatan sesaat. Reflek nafsuku kembali bangkit dalam momen tersebut. Dalam sekali tap di layar, kukirimkan alamat apartemenku ke Laras. Sekali lagi aku terpedaya pesona seksualnya, dan kali ini tidak akan kuberikan ampun sama sekali.
Jam pun bergerak menuju tengah malam, sudah lewat momen ulang tahunku. Tapi kadoku sesaat lagi akan hadir di depan mataku. Dan benar saja, di depan pintuku sudah hadir Laras yang hanya mengenakan long coat yang memanjang sampai ke bawah.


Baru saja kubuka pintu apartemenku, sebuah kecupan panas mendarat di bibirku. Saking panas ciuman ini, langsung kulepas long coat yang melekat pada Laras. Sungguh diluar nalar, ia hanya mengenakan g-string tanpa bra sama sekali.

Laras: Gimana hadiah dari aku? You like it?​
Iqbal: Kamu gak lagi mabok kan?​

Ciuman semakin panas kudaratkan pada bibir berwarna neutral nudes itu. Pertemuan kedua bibir dan lidah kami seakan menjadi pemantik api birahi yang sudah siap membakar diri kami dalam balutan nafsu ragawi.

Masih dalam posisi bersandar di atas sofa apartemenku, kecupan liar antara aku dengannya semakin menggila kala tangan Laras mulai mencari dimana keberadaan kontolku. Saat ia dikeluarkan dari celanaku, dengan perlahan kepala Laras langsung turun menyambut senjataku yang sudah mulai tegang.

Terasa sangat hangat dan lembut hisapan Laras kala mencicipi kontolku. Sambil kupegang rambutnya yang panjang, kunikmati setiap permainan lidahnya yang begitu cerdas menemukan titik-titik sensitif di senjataku.

Laras: Kamu lebih suka aku lagi main pas sober gini atau pas lagi mabuk?​
Iqbal: Yang penting kamu enak ras.. Aku ahhh… jangan kenceng ngemutnya, ntar keluar lagi..​
Laras: Okay daddy, now please taste me..​

Sekarang giliranku mengambil kendali permainan. Kuhempaskan tubuhnya di atas sofa, kubuka lebar kedua pahanya, langsung kujilati setiap sisi dari memeknya. Dengan clit yang sudah mulai terangsang, kulakukan dua permainan liar dengan lidahku di area clitoris dan tanganku mulai masuk ke dalam memeknya yang basah.

Semakin cepat kulakukan aksiku, semakin kencang pula suara erangan yang dikeluarkan Laras. Mungkin Laras kira apartemenku cukup kedap suara, sampai selepas itu rintihan kenikmatan yang terucap dari bibirnya..

Laras: Please masukin bal. Fuck me pleasee…​

Aku mencoba berdiri dari posisiku yang tadi habis fokus menjilati memeknya. Kuarahkan kakinya untuk berada di pundakku, dan langsung kuarahkan kontolku menuju memeknya yang cukup terangkat karena posisi ini. Posisi Legs on Shoulder ini kupilih karena aku ingin menghujam dengan cepat dan dalam liang surgawi Laras ini. Ritme yang awalnya perlahan dan tajam menusuk ke dalam memeknya, berubah menjadi gerakan cepat yang dipacu oleh kecupan dan desahan Laras. Meski dalam posisi ini Laras seperti ditindih olehku, namun sepertinya ia cukup menikmati hujaman yang kutancapkan ke dalam memeknya..

Laras: Kamu ngapain bal? Aku takut jat.. Ahhhh shittt dalemmmm bangeeettt..​

Erangan ini menjadi bukti bahwa gaya keduaku dalam mencumbu Laras berhasil. Sambil menggendongnya, kubuat Laras kembali merasakan hujaman kontolku sekaligus kubiarkan Laras bergoyang secara harmonik layaknya pendulum.

Posisi ini memang tidak bisa lama-lama kulakukan, karena tentu aku bukanlah pria berbadan binaraga yang bisa tahan menggendong wanita dengan lama. Jadilah kuminta Laras turun dari tubuhku, dan menungging sambil bersandar di meja makanku. Tanpa basa basi, langsung kuhujamkan kembali kontolku yang makin keras ke dalam memeknya Laras.

Laras: Tampar pantat aku pleasee…​
Iqbal: Plakk Plakk Plakkk… Suka…​
Laras: shitttt suka… aahhhh​
Iqbal: (sambil kujenggut rambutnya) enakannn mana rasanya aku entot, pas kamu sadar apa mabokkk?​
Laras: Pas saddarrrr ball… Pleasee.. ahhh ahhhhh…​
Iqbal: Nanti kamu diatas yahhh..​

Puas men-doggy Laras, kini kami kembali duduk diatas sofaku. Dengan posisi Laras berada di atasku, kini giliran ku bisa fokus mencicipi toketnya yang sedari tadi belum kucicipi. Layaknya anak kecil yang sedang bermain volume radio, kupelintir pentil kiri yang dipadukan dengan remasan, dan pentil kanannya kuhisap kencang layaknya anak bayi sedang menyusui. Aksi ini kulakukan bergantian agar adil bagi kedua toket Laras.

Biadabnya aksiku ini membuat Laras lebih lepas kendali. Kini dia menggoyangku bukan dengan gerakan naik turun, tapi bergerak maju mundur. Sehingga membuat kontolku makin tersiksa untuk segera memuntahkan sperma yang sudah full load.

Laras: Bal… Keluarin di luar yahh, aku telleennn​
Iqbal: Bentarr lagiihh…​

Langsung Laras turun dari posisi WOT tadi, dengan jongkok dan menghisap lagi kontolku dengan lebih kencang dari sebelumnya.. Aku pun semakin tak tahan ketika kedua testis atau biji pelirku diremas dan dihisap pula oleh Laras…

Iqbal: Fuckkk aku keluarrrrr rass… Aarrghhh hhh hhhh…​
Terasa 4 kali tembakan lahar putih meledak dari kepala kontolku, dan langsung masuk ke dalam ruang mulut Laras. Posisi kepala kontolku yang ada di depan bibir bawah Laras membuatku bisa melihat secara jelas tembakan sperma putih itu masuk ke dalam mulutnya, dan ada yang juga kena sampai ke bagian dahi. Dan lebih gilanya lagi, semua stok sperma ku ditelan langsung, dan sebagian yang tersisa dijilatnya sampai bersih menggunakan lidahnya. Sudah pasti “sengatan listrik” sehabis crot di mulut langsung melanda tubuhku.

Iqbal: Kamu telan habis?​
Laras: Enak kok, kan kamu gak ngerokok jadi rasanya gak kecut, agak manis malah. Jadi masih bisa ketelen.​
Iqbal: Aku ambil minum dulu deh..​

Selesai kami bersih-bersih, aku membawa cemilan brownies dan teh dingin yang ada di kulkas ke ruang tamu. Hanya ditutup oleh long coat yang tadi dipakai Laras, kami pun duduk bersender di sofa, seraya menikmati momen intim dengan pillow talk.

Laras: Aku boleh nanya gak?​
Iqbal: Gimana.​
Laras: Emm, kamu udah gak marah kan sama yang tadi?​
Iqbal: Emm dikit sih, tapi yaudahlah anggep aja shit happen.​
Laras: Maafin aku ya, emang dia di kantor rada loose cannon. Bener-bener gak bisa dikontrol, kalo bisa pengen aku tendang dari kantor.​
Iqbal: Kenapa gak dipecat aja?​
Laras: Well, agency aku bikin bareng sama dia. Ribet lah intinya​
Iqbal: I get it. Tapi bukan pacar ini kan?​
Laras: Jawab gak yaaa…​
Iqbal: Biasanya bikin bisnis kalo sama “pacar” pasti ceritanya kaya kamu soalnya..​
Laras: Iyadeh, mantan kok.. Jangan cemburu ya​
Iqbal: Lah kok cemburu? Kan kamu yang..​
Laras: Shuttt.. Tau kok aku, kudunya aku yang cemburu..​

Aku cukup bingung dengan pernyataan Laras kali ini. Kenapa harus dia cemburu? Sama siapa juga dia harus cemburu?

Iqbal: Mau cemburu sama siapa?​
Laras: Itu yang kasih cake tadi sama kamu. Pacar kamu kan itu?​
Iqbal: Stephanie? Enggak lah.. We’re close but not in a relationship.​
Laras: Tapi kayaknya dia baper sama kamu. Takut ah aku..​
Iqbal: Takut kenapa? Kalo takut, kamu ngapain sekarang disini..​
Laras: Takut nanti diumpetin kamu, ntar aku gak boleh ganggu kalo abis kerja.​
Iqbal: Ciyeee.. Emang mau ganggu apaan lagi?​
Laras: Ya.. kan siapa tau aku lagi pengen, bisa ke kamu lagi.​
Iqbal: Tapi gak sampe nangis kan?​
Laras: Kamu liat aku nangis kapan…​
Iqbal: yaa.. pas di hotel.​
Laras: Emmm… Aku mikirnya kamu pada akhirnya bakal asshole, aku cewek bal. Takut kamu cuma manfaatin kesempatan dan gak jadi akhirnya. Cuma aku berusaha yakin kalo kamu gak gitu. Untungnya sampe sekarang si aku gak khawatir, malah nyaman sama kamu…​
Iqbal: Ah jadi mau… Eh malu soalnya..​
Laras: Ih pake becanda.. Tapi kalo mau lagi, aku juga mau. Kan belum selesai yang di hotel…​
Iqbal: Lah boleh extend nih program deal-nya?​
Laras: Yakin emang kamu mau udahan..​
Iqbal: Oke, bener ya.. Aku punya tantangan buat kamu.​
Laras:Jangan aneh2 ya..​
Iqbal: Sekarang kamu harus liat gimana kalo aku jadi asshole.​
Laras: Dih malah ngomong mau jadi asshole.​

Jadilah aku ajak Laras ke dalam kamarku, dan kuminta ia duduk di depan laptopku. Aku ambil topeng bekas halloween, yang bisa menutupi sebagian wajahnya. Dan aku buka layanan video chat anonim, yang mana kadang aku gunakan untuk iseng mencari video call sex dengan wanita, baik wanita dalam negeri maupun luar negeri.

Laras: Kamu gak minta aku telanjang di depan publik kan?​
Iqbal: Gak depan publik kok, virtual aja. Tantangannya cuma gimana cowok2 virtual itu harus nafsu sampe rela crot demi kamu.​
Laras: Kalo ada yang rekam gimana? Gila yah kamu..​
Iqbal: Kan ada topeng, plus juga aku atur kali kameranya. Tuh liat di layar, cuma dari hidung sampe ke bawah. Tugas kamu, cuma ikutin instruksi dari aku aja. Udah..​

Klik. Kumulai nyalakan aplikasi chat anonim itu, dengan aku duduk dibelakang Laras. Fungsiku dalam permainan ini adalah "dalang" yang memainkan wayang cantik yang siap memuaskan birahi pria-pria virtual di seluruh dunia itu.

Pria pertama yang hadir adalah pria amerika kulit hitam, yang awalnya berusaha stay cool dengan gaya ala rapper. Dia mulai menggoda Laras, masih dalam mode basa basi tanya nama. Tapi saat long coat itu perlahan kubuka, dan terpampang kedua toket Laras, saat itulah akhirnya sang bule mengeluarkan senjatanya yang sudah pasti jauh lebih panjang dibandingkan punyaku.

Perlahan tangan Laras mulai meremas kedua toket yang kini menghadap kamera. Akupun tak mau kalah ikut meremas sambil mencium leher Laras agar dia bisa mendesah manja dan menggoda sang pria disana.
Pria Bule: I can fuck you better than him, babe. My dicks are so hard for you!​
Laras: You Sure? ahhh…​

Tanganku mulai bergerilya menuju memeknya, dimana aku mulai mainkan masturbasi dengan memasukkan jariku ke dalam memeknya. Benar saja, makin gila si pria bule di video chat itu melakukan masturbasi, berteriak bak anjing kesetanan, dan akhirnya terjadilah crot pertama yang sukses dilakukan pria tersebut. Satu korban sukses didapat Laras.

Iqbal: Sebelum aku lanjutin lagi, gimana?​
Laras: Gila yah.. Tapi aman kan?​
Iqbal: kan muka kita ketutup topeng. Tapi horny kan kamu pasti sekarang?​
Laras: Iya lagi, tapi masih belum bisa nikmatin banget..​
Iqbal: Coba lagi deh kedua..​

Klik. Kembali website video chat anonim itu mencari match yang akan menjalani video call dengan kami. Gilanya adalah ada 3 pria asal Indonesia yang sepertinya sedang diam di kamar kosan dan bergitar. Ya layaknya bocah sekolahan kalo kulihat.

Pria A: Buset coy ini beneran apa rekaman?​
Laras: Gitaran aja bang?​
Pria B: Eh beneran! Cakep banget neng, itu siapa di belakang, ganggu aja.​
Laras: Eh, gak boleh gitu. Nanti aku close nih..​
Pria A: Jangan neng, cakep begini jangan di close dong.​
Laras: Abang-abang mau aku sama om aku ngapain?​
Pria C: Entot dong bang entotin ceweknya.​
Iqbal: Wah malah minta nonton ngewe gratisan dia babe.​
Laras: Ada syaratnya abang-abang, coba aku liat kontol abang2 kaya gimana semua.​
Iqbal: Heh? Tuh dengerin kata neng-nya.​
Pria A: Tapi pancing dulu lah bang..​

Langsung kuterima tantangan itu, kembali long coat Laras kubuka, dengan tanganku bermain dari toket sampai ke memeknya. Ketika toket Laras kuremas dengan lembut dan sesekali kuberikan tamparan manja, masing-masing bocah di video chat itu mulai memegang kontolnya masing-masing meski masih dari depan celana.
Laras: keluarin dong, pengen liat kontol!​

Benar saja, ketiganya langsung saling pamer senjata di depan kamera, berharap Laras dan Aku bakal segera memuaskan nafsu mereka yang sudah diubun-ubun. Tapi:

Laras: Ah kontol lo pada kecil.​

Langsung saja dihentikan chat tersebut, tanpa tedeng aling-aling. Sungguh kejam sekali Laras ketika langsung close chat disaat ketiga pria itu sudah saling memamerkan

Iqbal: Ih parah udah dipamerin tiga kontol malah langsung di close. Kaget aku​
Laras: Sengaja! biar pada malu udah sama-sama liat kontol masing-masing. Siapa tau jadinya main bertiga​
Iqbal: Hoekkk.. Gila yah kamu!​
Laras: Lagi siapa suruh main beginian. Jadi pengen lagi kan.​

Next, pria yang match dalam video chat anonim ini adalah pria asal Inggris yang secara tampang sungguh babyface. Mungkin saking gantengnya, Laras sempat basa basi manja menggoda si pria itu. Dan tanpa ku komando, pelan-pelan Laras mulai berani memancing birahi pria ini.

Laras: Can I ask my partner to help me, babe?​
Pria Bule: Sure love!​

Lampu hijau muncul, aku bukannya merangsang tubuh Laras lagi, namun langsung kuarahkan kontolku ke dalam mulutnya Laras. Secara otomatis, kontolku dijadikan bak lollipop yang ia jilat sepuasnya. Aku pun sekilas melihat di layar, bahwa pria bule yang menyaksikan aksi Laras juga mulai masturbasi menggunakan sex toy.

Aku makin terbakar nafsu melihat Laras mengemut kontolku. Matanya pun fokus akan aksi pria bule itu, akhirnya membawaku ingin langsung menunggangi Laras. Kubiarkan Laras tetap berada di depan laptop, namun kini aku duduk di kursi, dan Laras duduk di atas tubuhku menghadap pria virtual itu.

Mengandalkan gaya WOT, kubiarkan Laras menggoyangkan pinggulnya yang secara ritmik agar semakin membakar relung nafsuku. Di sisi lain, Laras pun sudah semakin tak terkontrol meracau dan membangkitkan nafsu rekan tersebut yang nun jauh disana. Untung saja gerakan WOT Laras masih bisa membuatku bertahan cukup prima agar tidak cepat keluar di dalam.

Laras: Babe, can we do doggy?​
Iqbal: Now?​
Pria Bule: Shit babe, you such an angel!​

Posisi kini berubah, aku kini men-doggy Laras yang matanya masih fokus menatap layar, tapi sambil meremas-remas toketnya. Aku jadi semakin kesetanan melihat Laras semakin nyaman dan liar di depan layar, sampai akhirnya aku jenggut rambutnya dan kuremas toketnya dari belakang, sehingga gaya doggy ini semakin mengeksplor siksaan dan hujaman kenikmatan dariku pada Laras.

Laras: I’m coming honeyyy… Fasterrr pleaseee​
Iqbal: I’m gonna cum!!!​
Laras: Let’s cum honeyyy​

Meledak sudah semua stok sisa spermaku di dalam memek Laras, yang kemudian disusul oleh orgasme yang dilakukan pria bule di video chat kami. Lebih gilanya lagi ia tampilkan lahar putih itu ke Laras, yang kemudian dibalas Laras dengan mengambil sisa spermaku di dalam memeknya dan ditampilkan di depan layar.

Dua pria virtual berhasil sukses mendapatkan orgasme akibat aksiku dan Laras, pun aku juga sukses memuntahkan lahar putihku di dalam memek Laras yang tak kalah menjepit itu.

Laras: Cape ya udah tadi di sofa keluar, sekarang juga aku keluar bal..​
Iqbal: Tapi suka sama game ini?​
Laras: Semoga aja gak ada yang rekam aksi kita ya.. Tapi, ini salah satu sex paling barbar yang aku pernah coba..​
Iqbal: Yaudah, let’s keep it secret between us.​
(Bersambung)​
NEXT


Note Penulis:

Kira-kira dengan ane nyelipin Stephanie, apakah menimbulkan konflik baru nantinya Iqbal sama Laras? Atau kaya gimana kelanjutan perjalanan Iqbal sama Laras nantinya?

Jangan lupa di cendol dan komen kalo suka ya sama ceritanya, sekaligus dan mohon dukungannya ya suhu-suhu biar ane ada waktu dan inspirasi buat lanjutin ceritanya. Ane usahakan kalo ada ide masuk di kepala, dan udah mulai lowong dari urusan duniawi, ane lanjut menulis lagi.

Terima kasih :)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd