Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Datang memberi nikmat, Pergi tinggalkan kenangan.

Alur cerita (REAL) cukup ada NTR nya. Kira2 suhu mau yang bagaimana?


  • Total voters
    50
  • Poll closed .
suwun updetnya
Makasih atas apdetnya om @Devan555
Lanjjuuttt....
Makasih apdetnya @Devan555
Suwun lanjutan nya
👍😎👍 apdetnya
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
Siap huu, makasih udah mampir, ditunggu kelanjutannya. 🙏

M apakah kota di jateng?
Fiktif saja hu, hehhe, ndak mungkin sebut merk

Label nya udah tamat?
Cerbungnya tamat di 1 thread saja, maksud saya begitu. Terimakasih sudah mampir 🤟
 
Jadi ini ceritanya udah tamat apa belum hu? Setau gw klo udh label tamat, berarti gada update lagi. Mohon di koreksi biar ga kena sentil momod
 
chapter 5

Hari minggu yang dinanti telah datang, Devan sudah mempersiapkan semuanya seperti booking villa dan jajanan serta hal pendukung lainnya. Meski ini adalah kali pertamanya Devan mempersiapkan diri untuk kejadian seperti ini, Devan sudah yakin persiapannya matang.

"Nila sayang, sudah ready kah? aku udah mau otewe ini" chat Devan kepada Nila.

Tak lama berselang Nila mengirimkan foto dengan caption "iya sabar, otewe ajah dulu. entar juga aku udah selesai kalo mas udah sampe."


Sudah keras gak kepalang tytyd Devan. Sembari berhayal apa saja yang akan dilakukan nanti di villa puncak tetes, Devan menyetir motornya dengan senyum gembira.
Sampai di kost, ternyata Nila masih didalam kamar, masih prepare dengan makeup dan lain2.

"Sayang aku udah sampe." ucap Devan sambil mengetuk pintu kost.

"Iya mas, sebentar, tunggu di teras" sahut Nila dari dalam.

Setelah menunggu 10 menitan. Nila pun keluar menghampiri Devan.

"Mau kemana kita mas?"

"Ya sesuai yang semalem kita bahas, kita ke villa, cek in nanti sorean. pagi ini sampe siang kita jalan2 dulu keliling tempat wisata. Ok?"

"Oke mas sayang, yuk yuk"

Dengan memeluk erat, Nila duduk di boncengan Devan. tete imut nan empuknya sengaja di himpitkan ke punggung Devan.
Di sepanjang jalan fikiran Devan hanya fokus melihat depan, tetapi seluruh urat syarafnya berfokus pada kelembutan di punggungnya. Sesekali saat jalan sepi tangan Nila sengaja meraba depan resleting Devan yang mungkin telah terasa ingin ada yang keluar meledak dari dalam.

"Mas, ininya kok udah keras banget? udah gak tahan ya"

"Ya gak gitu sayang, tapi kan liat kamu cantik, sekarang meluk erat, kan... udah refllek ajah gitu, alamiah cowo lah ini. kalo gak gini malah dipertanyakan kejantananku"

"Bener juga sih, tapi ada kok dulu mantanku yang udah ku peluk2 gini, ku senggol2, dia gak ngeras. katanya baru bisa ngeras kalo aku telanjang doang"

"Hmmm bohong sih, harusnya cowo normal itu udah bisa bayangin semua hal meski tanpa harus liat cewe telanjang dulu"

Banyak hal yang mereka berdua bahas di perjalanan, mulai dari hal2 sepele hingga perkara sudah pernah berapa kali hubungan badan. Devan menjawab dengan jujur dan serius, sedangkan Nila, tentu saja masih mencampurkan kebohongan di tiap pernyataan yang dia berikan kepada Devan.

Pagi hingga siang terlewati begitu saja, di kawasan gunung yang dingin. Devan membuat Nila merasa senang dengan aktifitas mereka berdua. Hawa sejuk dan suasana wisata yang bisa menyembuhkan rasa stress akibat tugas kuliah dan tekanan masalah sehari2.


Sore mulai menjelang, jalan2 telah usai sehingga membuat mereka berdua merasa cukup lelah, Devan menyarankan untuk segera ke villa.
Nila mengiyakan, karena dia sudah merasa senang dan puas hari ini. Sambil memeluk Devan, Nila berbisik.

"Bikin aku lupa semua masa laluku ya mas. Mas gak akan ninggalin aku seperti mereka kan?"

"Iya sayang, sudah, ayo pergi ke villa dulu istirahat malam ini. Besok pagi baru pulang"

"Oke mas"

Sesampainya villa. Mereka berdua masuk dan langsung merebahkan badan di atas kasur. Suasana pegunungan sangat nyaman sehingga kamar villa terasa lebih sejuk dibandingkan kamar hotel berAC.
Setelah Devan mengambil semua barang dari motor masuk ke kamar. Devan pun meminta Nila untuk segera mandi di bathup setelah seharian keliling jalan2.

"Gak mau mas, aku gak mau mandi sendiri lah. Ayo mandi bareng" Nila meminta dengan nada memelas

"Seriusan? yakin? sayang mau mandi barengan sama aku?"

"Ya iya lah mas, ayo, aku gak mau mandi sendiri, entar aku yang sabunin badan mas, mas yang sabunin badanku"

"Iya oke oke, ayo buruan lepas baju" ucap Devan sambil mempersiapkan handuk dan baju ganti.

Devan telah mempersiapkan 'lingerie' sesuai keinginan Nila. Yang nantinya akan dipakai setelah mandi.
Mereka berdua masuk ke kamar mandi, saling memandangi dari kepala sampai kaki.
Perlahan lahan tangan mereka berdua saling menggerayangi, menyentuh tubuh dan mengusapkan sabun cair yang telah licin ditangan mereka.

"Mas, geli, tete ku jangan diremas2, jangan dimainin juga putingnya"

"Geli tapi enak kan. ngaku ajah sayang"

"Iya enak, tapi mas gak kecewa kah? tete ku kecil soalnya, kayak punya anak smp padahal aku udah umur 20an lho"

"Gapapa, gak masalah. buat apa aku bandingin sama punya orang lain. ini kan aset mu sayang. bagus mulus kenyal juga, gak ada yang salah dengan ukuran kecil"

Devan semakin liar, tangan bersabunnya meraba semua seluk beluk tubuh Nila. Meski tete nila terbilang kecil, tapi bokongnya begitu aduhai. Tanpa sadar, Devan meremas dua bemper itu agak kencang.
Nila tersentak karena bokongnya di remas sambil di permainkan Devan, membuat meki nya berdenyut2 saat menempel tytyd Devan yang sudah keras sedari tadi.

Menahan desah, Nila meraih tytyd Devan, memainkannya seperti memegang sebuah gagang, mengocok perlahan sembari meremasnya, berharap sesuatu keluar darinya.
Adegan panas di kamar mandi terjadi cukup lama, sampai Devan merasa sudah waktunya menyudahi adegan ini. Air di bathup sudah terisi. Devan duduk terlebih dahulu disusul Nila yang masuk dan kemudian duduk diatas pangkuan Devan. tytyd keras itu terbenam dibelahan bokong Nila yang bulat kenyal itu.



Segar setelah berendam bersama. mereka berdua pun keluar dari kamar mandi.
Devan memberikan lingerie yang sudah di minta Nila. Nila memakainya, memulai pose nakal dan...
.
.
.

chapter 5 end

masih pemanasan, belum langsung bercocok tanam, hehehe. Devan sudah mempersiapkan matang2 jadi tidak mungkin kegiatan perdana farming nya dengan Nila dilakukan tanpa foreplay.
apalagi Nila yang binal tidak mungkin puas hanya dengan sodok menyodok. Sisi hypernya harus di puaskan oleh Devan.

next lanjutan kejadian dikamar villa berlanjut, rentetan kegiatan farming yang cukup lama. hingga mereka berdua sama2 kehabisan nafas, dan lemas.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd