Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Datang memberi nikmat, Pergi tinggalkan kenangan.

Alur cerita (REAL) cukup ada NTR nya. Kira2 suhu mau yang bagaimana?


  • Total voters
    50
  • Poll closed .
chapter 6

... dan nila pun memakai lingerie itu.


Berpose menggoda di atas kasur, Nila menarik tangan Devan agar ikut ke atas kasur.
Devan mulai meraba setiap lekuk tubuh Nila yang mulus itu. Mencium bibirnya secara perlahan, memainkan lidah. Nila mengikuti irama Devan.
Berdua saling membelai meraba tubuh, membuat suasana hawa sejuk pun menjadi menghangat.

Melihat leher Nila yang seperti sasaran untuk jilatan dan gigitan, Devan mulai memberi cupang dan menjilatinya.
Nila melenguh menerima kenikmatan itu. Berpindah ke daun telinga yang bersih itu, Devan menggigitinya perlahan, kecil2, pelan2. Titik sensitif Nila ditemukan!.
Dengan reflek saat telinganya di jilat dan di gigit Devan, Nila meremas dan menjambak rambut dan kepala bagian belakang Devan, seolah menahan agar Devan terus melakukan itu.

Devan merespon dengan gigitan yang agak kuat hingga Nila sedikit berteriak, "Ahh.. mas...". Setelah cengkraman itu dilepas, Devan mulai menyusuri ketiak lembut dan mulus Nila.
Di hirupnya perlahan ketiak wangi Nila, di cium hingga terbenam hidung Devan. Puas dengan semua itu, Devan mulai membuka bagian dada Nila.
Tete kecil dengan puting keras menantang Devan untuk segera di lahap, Devan meremas satu bagian dan melumat satu bagian lain bergantian. Satu tangan yang lain mulai meraba area meki Nila yang ternyata sudah mulai cukup basah.

Nila hanya bertahan dan bertahan, mencoba mencegah mulutnya mengeluarkan suara yang keras. Meski Devan sudah memberitahunya untuk jangan menahan desahan. tapi Nila tetap mencoba menahan dengan menggigit bibirnya.

Perlahan jari Devan masuk ke belahan meki Nila yang hangat dan basah itu, mencari 'itil' biji kacang yang bisa membuat Nila semakin gila. Disaat itu juga Nila meraih batang konti Devan, diremasnya kuat kuat, dikocok2, semakin Nila memainkannya, semakin keras pula Nila rasakan, seakan Nila menggenggam sesuatu yang bisa meledak setiap saat, konti yang panas itu membuat Nila ingin menghisapnya.

"Mas siniin kontolnya. aku pingin emut. Mas sambil jilat punyaku ya. ahhh ayo mas" Nila memohon.

Dengan sigap Devan mengambil posisi 69, Menarik badan Nila agar dia berada di atas badannya.
Sekarang Devan telah berhadapan dengan pemandangan elok nan indah, meki basah dan lengket dengan bulu jembut hitam cukup tebal, bersamaan dengan dua buah bokong besar yang seakan2 bisa menimpa mukanya. Tanpa basa basi, Devan menjilat menyedot meki dan itil Nila.

"Ahh... Mas.... 'slurppp' Enak mas.... 'slurrpp'.." Nila mendesah sembari tetap mengemut konti Devan


Cukup lama mereka berdua memainkan ritual itu, tibalah saatnya Nila berada di puncak. Mekinya yang becek itu telah berdenyut2 sudah menginginkan batang konti Devan untuk memasukinya.

Nila telentang terbaring, sembari membuka merentangkan kakinya lebar2. Menekan dan membuka bibir mekinya, sebagai tanda siap untuk di masukin konti Devan.


"Mas masukin mas ayo mas"
Devan segera menyambutnya dengan menggesekkan konti nya ke meki Nila.
Nila mengunci badan Devan dengan kedua kakinya.
Dirasa mulai pas, Devan memasukkannya perlahan.

"Aku masuk ya sayang, tahan ya.."

"Iya mas, masukin mas... ahhh.... masuk lagi mas, uhhh, bentar... diem dulu"

Devan menahan dorongannya, posisi masuk sudah setengah konti. Devan merasakan meki Nila yang menjepit2 didalam, hangat licin dan basah. Sebuah sensasi yang sebenarnya tak cukup hanya digambarkan dengan kata2 saja.

"Ayo mas, dorong lagi" ucap Nila sambil memeluk badan Devan, Kakinya yang mengunci badan Devanpun seolah membantu dorongan Devan untuk masuk lebih dalam.

"Ahhh... mass.... masukin semua... ahhhh"

Devan memasukkan semua konti nya kedalam meki Nila. Nila menahan posisi itu untuk cukup lama. Meki nya masih berkedut bergetar menjepit menggigit konti Devan dari dalam. Setelah beberapa menit, jepitan itu mereda dan Nila mulai melepaskan pelukan dan kuncian kakinya.

"Ayo mas, buat aku enak. aku gak mau yang lain mas, mas mau tanggung jawab kan buat aku?"

"Iya sayangku, semuanya untukmu" jawab Devan sambil mulai menggenjot Nila.

Desah dan lenguh Nila bercampur dengan ciuman, serta bunyi 'plok plok' tanda meki becek itu sedang di kocok konti, menjadi irama di kamar itu.


Keringat sudah mengalir di badan kedua insan.
Nila pun klimaks setelah Devan muncrat di dalam mekinya.

Beserta cairan meki yang keluar akibat klimaks, mengalir pula sperma yang tadi di semprotkan Devan.
Devan mencoba mengelap semua itu dengan tissu yang sudah di siapkan di pinggir ranjang.

"Mas, enak banget, perutku, rahimku rasanya hangat. Mas jangan tinggalin aku ya. Semisal mas ninggalin aku kayak yang lain. Aku bakal minta pertanggung jawaban ke rumah mas"

"Udah sayang udah, jangan takut, aku gak bakal kemana2, aku sayang kamu, sayang banget" sembari mencoba mengelus Nila di pelukannya.

"Iya mas. makasih udah percaya dan nerima aku yang kotor ini" Nila menjawab dengan agak parau seperti mau menangis

"Ssssttt udah udah jangan nangis, gak ada yang kotor, kan udah mandi tadi" celetuk Devan menghibur

"Ihhh mas lho, aku seriusan malah dibercandain, mas gak kaget aku udah gak perawan? harusnya mas gak terima aku gak perawan"

"Sudah sudah sayang sudah. Gak perlu ngomong apa2 lagi, aku gak kaget kan kamu udah cerita pernah ini itu. kotor? kalo kamu kotor aku berarti bejat, kamu gak perawan? yaudah aku berarti udah gak perjaka juga toh, sudah sudah"

Nila tersenyum dengan air mata menetes, tidur terlelap di pelukan Devan,

Devan masih belum mengerti, apa saja rahasia yang masih disembunyikan Nila darinya.
Untuk saat ini Devan hanya mengerti satu hal, bahwa Nila sangat butuh perhatian dan belaian darinya. Rasa sayang nya timbul beserta rasa ingin tahu lebih terhadap kebinalan Nila.

chapter 6 end

Terlelap dalam kehangatan malam setelah cangkul mencangkul menjadi klimaks

next chapter keseharian Devan Nila yang umum, tak selalu tentang bercocok tanam, tetapi proses perubahan Devan > nambah fetish, dan proses terungkapnya kebinalan Nila yang lain.
 
suwun updetnya
Sama² hu, 🙏

Jejak dulu :beer:
Silahkan hu

Suwun lanjutan nya
Siap huu, makasih dah mampir

Makasih atas apdetnya om @Devan555
Ashiappp om

ikut nyimak hu
Monggo hu

Makasih apdetnya
Sama² hu makasih udah mampir

Sukaaa bgt sama nilaaa, dah cantikkk, baik lagiii
Waduh bahaya ini, ada yang nge fans Nila 🤣

Semoga lancar hu RLnya, biar bisa update terus
Siap, terimakasih hu 🙏

Menarik sekali, gak sabar nunggu aldetnya
Makasih banyak hu, hehehe harap bersabar untuk update nya.
 
Bimabet
chapter 7

Tiga bulan terlewati, Devan sering nge date tiap weekend dengan Nila kemana saja yang Nila mau. Istilah Cinta Itu Buta benar adanya. Dalam rasa sayang yang terlalu dalam Devan tidak sadar gerak gerik Nila yang lolos dari pandangannya.

Sabtu malam itu, Nila wassap ke Devan.
"Mas, besok bisa tolong anterin aku? aku ada event dari kampus, nah event nya itu di sebelah kampus mas, gedung olahraga itu lho. Abis event nya baru kencan jalan2, boleh ya?"

"Ouh disitu, iya oke, nanti ku tungguin di kampus ya, ku parkir motor dikampus ajah biar gak bayar, nanti pulangnya kabarin, ku samperin langsung jalan"

"Oke siap mas sayang"

Setelah itu chat kembali seperti biasa, obrolan dua orang yang saling mencintai.


Devan mengocok konti nya hingga muncrat dan terlelap.
.
.
.

Esok hari tiba, Devan segera menjemput Nila di kostnya, dan mengantar ke tujuan.
Nila langsung pergi menuju gedung olahraga yang dimaksud. Sedangkan Devan menuju ke kampusnya untuk memarkirkan motor dan mencari spot tunggu.


Devan menunggu sangat lama, estimasi yang Nila bilang ternyata sudah sangat melebihi batas, yang sejatinya cukup menunggu 3 jam, dari jam 10 sampai jam 1 siang. Ternyata Nila tak kunjung memberi kabar hingga pukul 4 sore. Devan sudah mencoba wassap dan telpon tapi tidak ada respon dari Nila. chat centang 1, telp hanya berdering tak tersambung.
Dalam kecamuk, emosi yang kian muncul dan rasa sabar yang mulai habis, Devan tetap mencoba menunggu kabar dari Nila. Pikirannya masih mencoba positif bahwa event itu masih berjalan.
..
..
Tak lama setelah itu, Muncul Nila menghampiri Devan yang sedari tadi menunggu sendirian di area kantin,
.
.
Tapi sebelum itu...
_______________________________________
Yang sebenarnya terjadi pada Nila
______________________________________

Nila masuk kedalam gedung olahraga, mendatangi area event mahasiswa fotografi dan seni. Nila hanya anggota biasa di kegiatan itu, tapi dia banyak dipercaya dan disukai. (Cowo mana yang gak demen cewe secantik dia). Nila yang awalnya hanya datang untuk memberikan support ke teman2nya, ternyata malah di harapkan membantu menjadi asisten ketua tim. Karena si asisten kondisinya tiba2 drop dan harus pulang sehingga tidak ada yang bisa menggantikan posisi asisten ketua tim kecuali Nila yang hadir saat itu.

"Nil, mohon banget bantuin ya, mega udah gak kuat badannya, harus pulang abis ini, kamu mau ya jadi assisten ku, gantiin mega, kalo gak gini anak2 pada kacau gak ada yang ngarahin. Aku sendiri gak cukup buat kontrol tim sambil ngurusin berkas dan data ini. plis ya mau ya" ucap Edi, ketua tim.

Sambil memegang tangan Nila dan memohon2, akhirnya Nila mengabulkan permintaan Edi.

"Oke ku bantuin, tapi dengan syarat, nanti traktir aku makan" balas Nila, dengan niat bercanda.

"Oke deal ya Nila, traktir makan jajan apapun Oke lah nanti"

Nila melepaskan genggaman tangan Edi dan semua berjalan seperti rencana, support dan komando dari Nila berhasil membuat timnya memperoleh posisi juara #2 di event itu.
Edi sangat berterimakasih atas partisipasi Nila yang sangat mendukung tim. Edi mengajak Nila pergi ke hotel terdekat bersama tim untuk makan bersama serta merayakan kemenangan timnya.
Nila yang 'terlalu baik' pun mengiyakan ajakan Edi.

Disaat semua anggota makan2 di meja yang besar, Edi mengajak Nila makan berdua di meja khusus berdua dengan alasan mereka berdua adalah senior dan pimpinan tim, jadi kursi yang di pakai Nila pun sebenarnya untuk Mega. Disaat makanan dan minuman datang, secara khusus meja yang Nila duduki mendapatkan pelayanan khusus pula. Setelah selesai berbincang dan menyelesaikan makan dan minum. Nila baru menyadari jam sudah menunjukkan 13.45, niatnya ingin berpamitan karena ingat Devan telah menunggu digagalkan oleh rasa ngantuk yang berat. Kepalanya cukup pusing dan membuatnya tidak kuat untuk berjalan sendiri.

"Loh Nila kamu kenapa? gak enak badan kah? kecapean karena event tadi ya?" tanya Edi dengan nada agak keras, agar anggota tim semua mendengarnya.

"Aku kepalaku pusing banget mas, ini mau balik tapi gak kuat, lemes banget rasanya"

"Oh yaudah kamu istirahat ajah dulu, soalnya kita juga dapat kamar Hotel untuk menginap kok..."
"Gesss kalian abis makan jam bebas ya, tapi jangan keluar dari area gedung hotel ini. abis itu kalian balik ke kamar yang udah di sediakan, aku mau anter Kak Nila istirahat dulu" ucap Edi

"Ok mas, Iya mas, Kak Nila makasih ya buruan pulih...." sahutan dari anggota,

Nila dengan setengah sadar di bopong berjalan oleh Edi menuju private room. Dengan pandangan yang mulai kabur, pikirannya juga mulai kacau.

"Loh mas kok disini, ku kira nunggu diluar" tanya Nila melihat sosok Devan yang ada didepannya.

Sosok itu hanya diam tersenyum sembari menidurkan Nila diatas kasur Hotel. Nila yang linglung masih tidak menyadari apa yang terjadi, hanya menuruti sosok Devan itu.
Perlahan2 lembaran kain yang menempel di baju Nila terlepas satu persatu. Kerudung, baju, celana, dalaman. Semua terlepas dan sekarang Nila telah telanjang bulat.
Sosok Devan menikmati tubuh Nila yang mulus itu, mencium bibir dan melumat lidahnya, menggigit puting Nila yang mengeras, dan mulai memainkan jari di lubang becek Nila.
Setelah dirasa Nila sudah siap dengan cairan beceknya, konti Sosok Devan itu masuk dengan keras kasar langsung menghunjam meki Nila.

"Ahhh mas,, langsung begitu, ahhh, sakit mas, tapi enak" Nila mendesah

Sodokan langsung berjalan dengan cepat, tempo yang kacau membuat Nila menggenggam sprey kasur erat2, tangan yang lain menjadi sasaran gigitannya agar mencegah desahannya semakin keras.
Sodokan brutal itu terjadi terus menerus sambil remasan di kedua tete mungil Nila membuatnya berwarna merah. Nila klimaks, disusul dengan pengencrotan sosok Devan di dalam meki Nila, meki itu menjepit2 memeras semua cairan konti agar keluar.

Lalu, Nila yang sedari tadi pandangannya buram dan kabur, perlahan semakin cerah dan jelas karena efek euphoria dan adrenalin.
Dengan shock dan tersentak, Nila sangat terkejut melihat Edi sedang menindihnya, dan jelas melihat merasakan konti Edi menyodok lubang kenikmatannya.

Reflek, Nila menjepit kakinya agar Edi tak bisa melanjutkan sodokannya. Edi melepaskan diri dari Nila, dan 'slapppp!!!' Nila menampar Edi keras2. Edi yang sedari tadi posisi sange berangsur lemas karena tamparan instan dari Nila.

"Mas Edi! apa2an kamu ini, kamu, kamu udah merkosa aku! aku gak nyangka banget ya, aku datang kesini niat bantu tim kampus, niat bantu kamu karena mbak Mega sakit, aku malah kamu ginikan, kamu ngasih aku sesuatu ya dimakanan minumanku tadi? jawab mas!" sentak Nila sambil marah dan menahan isak tangis.

"Kau itu ya, cewe gatau diuntung! sudah baik aku selama ini ke kamu. kamu ikut organisasi fotografi tanpa punya kamera, aku pinjamkan kameraku yang 7 juta itu aku rela. kamu sering bilang traktir makan minum aku traktir, pernah juga kamu bilang traktir nonton di bioskop aku juga turutin, tapi aku bilang aku suka kamu,, kamu hanya bilang makasih tanpa ada kejelasan aku kamu terima apa enggak. tadi pun kamu sudah ku traktir set makanan yang paling enak di tempat ini tapi kamu malah ngobrol tentang pacar sialanmu yang tadi anter dan masih nunggu diluar, sialan kamu dasar lonte! kamu kira aku gatau kelakuan mu dengan cowo2 diluar sana, mantanmu si Ifal itu, dia yang malak kamu minta uang buat rokok bensin tapi juga ngentot kamu kan" Edi menggerutu, menyudutkan Nila.

"Cukup! diam kau mas, bukan ini caranya kamu buat dapetin aku, buat dapetin cewe. terus kenapa kalo aku pernah dengan mantanku, gak ada urusannya denganmu. Cukup, kamu tau kan mas aku bisa silat. jangan bertingkah atau aku menghajarmu disini sekarang juga. biarkan aku pergi, gak usah kejar aku dan gak usah bahas kejadian ini. menjauh dariku dan aku gak akan pernah mencoba deket2 denganmu. aku out dari organisasi fotgraf" ucap Nila sambil memakai semua pakaiannya.

Sambil masih terisak tangis tertahan, Nila pergi dari kamar itu, pergi dari hotel itu, dan mulai berlari mencari Devan. Dia tidak menyadari kalau jam sudah mulai petang, dan masih belum menyadari betapa kacau hati Devan yang sedari tadi mencoba menghubunginya tanpa ada balasan.

Nila sampai dikampus U, tetapi tidak tahu Devan ada dimana, membuka HP, Nila kaget, ternyata selama ini Devan mengirim wassap mencoba menelpon tapi semuanya tidak bisa masuk efek di dalam gedung dia tidak terkoneksi wifi. Melihat pesan Devan berupa foto posisinya yang berada di kantin, Nila dengan tergesa gesa mendatangi Devan.
_________________________________________________________________________________
kembali lanjut ke Devan
_________________________________________________________________________________

Devan melihat Nila berlari ke arahnya dari jauh, dengan emosi Devan hanya menunggu Nila datang, dan tidak mendatanginya balik.

setelah Nila sampai di depannya,
"Nil! kamu tuh kemana ajah coba, aku daritadi hubungin kamu gak bisa lho, udah jam berapa ini! katanya cuma 3 jam, ini udah berapa jam!? udah dihubungi gak bisa, gak ngasih tau juga kalo emang lama, berasa gak dihargai banget aku, kamu anggep aku gojek doang gitu ya?" Devan yang emosi mengungkapkan semua keluhkesahnya.

"Maafin aku mas, maaf, tapi aku gak bermaksud gitu... aku..." Nila duduk di sebelah Devan.
Mulai menjelaskan semua kejadian di gedung dan hotel, tapi merubah inti cerita dimana dia di entot Edi. Hanya saja Nila tetap menceritakan bahwa Edi sudah menyudutkannya, mencemoohnya dan mengganggunya sehingga dia tidak bisa segera pulang dan menemui Devan.

Awal cerita dari Nila, Devan emosi kembali, mengetahui Nila terlalu baik kepada cowo lain, dan mengiyakan semua permintaan seperti membantu Edi dan ikut ke resto padahal sudah tau Devan sudah menunggu lama. Tetapi emosi Devan berubah menjadi rasa dendam terhadap Edi. Nila berusaha meyakinkan dan menenangkan Devan. Tetapi Devan masih tidak terima terhadap perlakuan Edi kepada Nila. Devan memberi tahu agar Nila mengabarinya jika Edi berani mengganggu atau mendekatinya lagi. Nila mengiyakan dan akhirnya mereka berdua pulang.

Kencan hari itu batal, dan Devan tidak tahu 100% apa yang terjadi kepada Nila.
Setelah Devan sampai di kost Nila dan ingin segera pulang, Nila menjanjikan Devan video call panas sebagai permintaan maaf dan pengganti kencan hari ini.


Devan kembali mengocok konti nya sambil menikmati tontonan live dari Nila.
Dibalik kejadian ini, Devan mulai membayangkan kejadian Nila yang di ajak berdua oleh Edi, imajinasi liarnya membayangkan jika Nila sedang dientot Edi diwaktu yang lama itu. Tanpa sadar bahwa imajinasi liarnya itu adalah kejadian nyata yang sudah dilakukan Nila dan Edi. Fetish cuckold atau share pasangan Devan mulai bangkit.


chapter 7 end
mulustrasi di hotel tidak ada jadi mohon maaf tidak banyak mulustrasi di sisipan cerita


Tetap pantau perkembangan cerita Devan Nila.
Monggo like komen agar saya tetap semangat buat update :sembah: :sembah: :sembah:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd