Chapter 2
"Berhati-hatilah kau nak. Disana ayah akan mencoba menghubungi teman karib ayah yang juga berada dipangkalan itu" kata ayah saat aku meminta restunya juga restu ibuku.
"Ibu harap kau mampu menjaga diri, menolong orang yang kesusahan, memperbanyak teman,dan jangan melupakan asal dari mana kau ada" ibu menitikan ait mata setelah berkata untukku.
"Ibu dan ayah jangan kuatir, mudah-mudahan apa yang ayah dan ibu ingatkan selama ini menjadi pedomanku untuk hidup.. Tapi..hehe ayah raja ngak punya duit neh.." kataku sambil cengesan.
"Huh! Dasar kalau udah begini ada aja maumu.. Tunggu bentar ayah ambilkan" kemudian ayah berjalan menuju kamar, beberapa saat kemudian ayah membawa sesuatu ditangannya berupa amplop coklat yang lumayan tebal dan sebuah kartu.
Aku berpikir" apaan ya itu kartu..? Kalau amplop hehe udah pasti tu..hehe. Berapa banyak ya?" khayalku sambil senyum-senyum sendiri.
"Hayooo.. Mikir apa tu!" kata ibuku sambil menjewer kupingku.
"Aduhh.... Ngak mikir apa-apa kok bu" sambil memegang kupingku yang memerah karena jeweran ibu. Namun sambil mendekat aku berbisik kepada ibu" berapaan ya bu tu amplop? Tebel banget.. Hehehe" bisikku sambil nyengir.
" mau tau aja atau mau tau banget?" bisik ibu dengan tersenyum
"Ya ampun! Ngak guru..ngak ortu sama aja lebaynya.. Hehehe!" kataku sambil mengelak jeweran ibu yang datang tiba-tiba.
"Awas ya kamu! Dapat tu kuping ibu jewer sampai putus!"
Hahaha.. Aku dan ayah tertawa bersamaan. Yah beginilah kehidupan dirumah orang tuaku, selalu penuh candaan dan tawa. Karena mungkin aku anak tunggal yang sedari kecil selalu dididik dengan keras juga kelembutan.
Sore itu aku berangkat kelhokseumawe menggunakan honda cbr 150 milikku yg sudah aku modifikasi. Dalam perjalanan menuju lhokseumawe yang berjarak 150km dari takengon, aku melaju layaknya pembalap motoGP. Walau harus hati-hati karena jalanan tidak semulus jalan calang - banda aceh yang dibangun UNDP sejak tsunami 2004 silam.
Setelah sampai dilhokseumawe aku segera mengontak adik guruku yang berada dipangkalan. Tik..tuk.tuk.. Aku tekan layar sentuh di hp appleku.beberapa saat kemudian terdengar suara sambung. " halo " ujar sambungan dari hp. " halo ini dengan pakcik nawawi? Ini raja dari takengon cik, kata guru kalo sudah sampai disini segera hubungin pakcik" kataku.
" oh iya.. Ini raja ya? Raja langsung aja kepangkalan dekat kilang minyak ex*on. Ntar raja sampai disitu bilang sama penjaga palang mau bertemu pak nawawi. Bilang aja ponakannya.ntar pakcik telpon penjaga palang itu.." kata pakcik nawawi.
"Oke cik. Raja kesitu segera" kumatikan handphoneku lalu segera aku pacu kenderaanku menuju pangkalan
Setiba dipintu palang pangkalan, aku berbicara dengan penjaga palang. " malam pak. Saya raja ponakan pak nawawi dari takengon. Apa bisa raja bertemu dengan pak nawawi?" ujarku.
"Iya. Tadi pak nawawi sudah menelpon saya. Bisa saya liat dulu identitasnya? Kata penjaga itu
Lalu aku memberikan identitasku kepada penjaga tersebut. Penjaga itu kemudian membawanya kedalam pos jaga dan menuliskan di dalam log book kunjungan. Kemudian penjaga itu kembali dan menyerahkan indentitasku.
" terima kasih pak" ujarku.
" iya sama-sama" katanya sambil membuka pintu palang.
Aku melaju pelan saat didalam pangkalan. DHUAARR! Terdengar ledakan keras di sebelah kananku. Ledakan yang berasal dari ruang amunisi yang berada 3 blok sebelah kananku. Kemudian terdengar suara sirine tanda bahaya yang cukup keras.
"Ada apa ini?!" pikirku sambil berhenti dan menuju ketempat ledakan. Nampak banyak orang yang berseragam berkeluaran dari gedung-gedung dan rumah-rumah didalam pangkalan menuju tempat ledakan.
"Cepat!..cepat! Segera padamkan apinya!" teriak orang-orang disitu.
"Eh! Siapa kamu! Kenapa ada disini?!"teriak seseorang berseragam dari belakang kepadaku.
"Maaf pak. Saya ponakan pak nawawi baru dari takengon ingin bertemu. Namun setelah saya didalam pangkalan terdengar ledakan ini pak. Ada apa yang terjadi pak?" kataku kepadanya.
"Oh. Ponakan pak nawawi. Kamu jangan ada disini. Biar kami bekerja dulu mematikan api itu. Dany! Sini kamu!" panggilnya kepada seorang disitu.
"Siap dan! Ada yang bisa dibantu?" kata dany
" kamu antar segera adik ini keruangan pak nawawi! Dia ponakannya"
" siap dan! Segera dilaksanakan! Ayo dek" kata dany kepadaku. Aku dan dany berlari sedang menuju gedung tempat pakcik nawawi berada.
" tunggu sebentar dek. Saya menghadap dulu" ujarnya sambil mengetuk pintu sebuah ruangan. Dan lalu masuk kedalamnya. Tak lama kemudian dia keluar dan menyuruh masuk.
Akupun masuk kedalam dan melihat isi dalam ruangan yang berisikan pigura-pigura dan foto-foto serta tempat duduk sofa juga tanda-tanda jasa didindingnya.
"Raja ya? Silahkan dulu.. Maaf ya ja,ada kekacauan sedikit diluar" kata pakcik nawawi yang nampak sedang sibuk mengumpulkan dokumen-dokumen diatas mejanya.
"Saya izin dan!" kata dany sambil menghormat.
"Izin diberikan" ujar pakcik sambil menghormat juga. Kemudian dany pergi dengan menutup pintu ruangan itu.
"Maaf ya ja sekali lagi. Agak kacau diluar" kata pakcik.
"Iya cik tidak apa-apa. Ada hal apa yang terjadi sampai ada ledakan itu?" ujarku
" ada teroris yang menyerang pangkalan ini. Dia sudah memberi peringatan 2 hari lalu. Mengatas namakan organisasi genesis" katanya.
"Genesis?"pikirku. "Oh iya! Beberapa hari lalu aku ada melihat berita di tv, yang menayangkan bobolnya gedung M-tech, apa ini ada hubungannya dengan ledakan itu pakcik?" Kataku
"Sepertinya iya.. Karena ada hal yang terikat dari kerja sama kami dengan perusahaan faiz hendrajaya. Ya pakcik berserta seorang lagi sedang bekerja sama dalam mega proyek rahasia"katanya.
"Ok raja. Sepertinya sudah siap. Ayo kita berangkat dulu kemedan! Nanti disana pakcik jelaskan lebih detail" ujar pakcik sambil mengangkat tasnya.
"Honda raja taruh dimana cik? Raja bawa itu?"
" tinggalkan saja dengan si dany. Nanti dia yang urus itu" katanya.
Setelah itu kami keluar dari ruangan dan menuju kelokasi ledakan tadi. "Dany!" seru pakcik nawawi.
"Siap dan! Ada yang bisa dibantu" ujar dany.
"Kenderan tolong kamu keluarkan. Tidak perlu pake penjagaan. Cukup panggil ferry saja. Biar saya dan dia kemedan dahulu. Kamu pegang honda si raja ya.. Jangan sampe kenapa-kenapa!" kata pakcik.
"Siap dan! Dilaksanakan! Seru dany..
Malam itu juga kami berangkat kemedan menggunakan kenderaan kijang kapsul yang menggunakan plat biasa agar tidak mencolok.
Bagaimana selanjutnya.. ??
Bersambung.