Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Devil: RESET (Rayuan Iblis)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Episode 6​

“ Mama! Mama!”

Isa berlari dengan piyamanya. Aku bangun mengejarnya. Dede menahan tanganku

“ PAKE CELANA DULU”

Aku bahkan lupa mengenakan celana. Aku mengenakan celana training lalu berlari turun

“ Mama! Mama! Mama!”

Isa memanggil-manggil ibuku. Ibuku berdiri di dapur.

“ apa Isa! Ga lihat Mama lagi siapin sarapan? Sini bantuin mama!”

Sahut ibuku.

“ Ma! Tadi Isa masuk kamar Ade. Nah ternyata Ade lagi….. hmph!!! Hmph!!!”

Aku segera menangkap dan menutup mulut Isa sebelum ia cerita banyak

“ lagi olahraga pagi ma!”

Jawabku. Ibuku seketika bingung.

“ kalian ini ga pernah akur. Isa kalau ga mau bantuin ibu jangan ribut”

Sahut ibuku kesal. Isa melepas tanganku

“ lepasin! Gua mau bantuin Mama”

Jawab Isa kesal sambil melepas tanganku. Aku lalu menariknya ke belakang

“ kak Isa ngapain?!”

Tanyaku panik. Ia tersenyum licik

“ lu coli kan?”

Aku pun heran. Coli? Bukankah sudah jelas….

“ ga mau ngaku ya? Udah ketangkep basah masih mau ngelak. Gua lihat kontol lu muncrat-muncrat lho”

Sahut Isa lagi. Bukankah jelas ada Dede dan puluhan gadis di kamarku? Apa Isa benar ia tidak melihat mereka? Ia seharusnya melihat aku dikerubungi puluhan gadis bugil tanpa busana

“ takut? Takut gua cepu ya?????”

Godanya genit. Ia tertawa terbahak-bahak

“ pokoknya gua minta jatah!”

Jatah? Apa cerita ini akan berubah genre menjadi incest? Isa memukul kepalaku

“ dasar mesum. Gua mau duit bego. Money! Gua ga mau kasih memek perawan gue ke lu!!”

Sahutnya gemas. Ia tertawa licik

“ Mani? Kalo mau bilang aja kak,”

Isa langsung memukulku.

“ Money! M O N E Y! Norak lu!”

Gerutu Isa

“ Makanya pake bahasa indo aja. iya iya ntar gua bilang ke Papa. Jangan cerita ke mama, ntar Mama jantungan gimana?”

Isa tertawa terpingkal-pingkal.

“ panik ga? Panik lah masa enggak”

Isa lalu berlari sambil tertawa lepas. Aku kembali ke kamarku. Gadis-gadis itu memenuhi lantai dua. Mereka bermain di seluruh penjuru kamarku

“ astaga kalian ini”

Ujarku. Mereka tertawa. Kamarku seketika berantakan. Selimut dan sprei berserakan. Bantal-bantal sudah di lantai, belum lagi baju kotor, buku tulis dan jaket-jaket yang sudah ikut berserakan. Gadis dan yang lain lalu keluar dari kamarku.

“ gimana kakakmu?”

Tanyanya.

“ beres”

Jawabku. Mereka makin tertawa

“ astaga dia bener-benar bidadari itu. Dia persis sama seperti 100 ribu tahun lalu”

Ucap Jini. Ia menuruni tangga dan mengintip ke lantai satu.

“ tapi dia lebih ke kanak-kanakan di kehidupan ini.”

Sahut Wuni. Gadis tidak peduli. Ia malah merangkulku manja

“ Papah sayang”

Godanya manja. Ia tidak menghiraukan teman-temannya dan terus memelukku manja.

“ Dia bilang aku coli, Apa dia tidak bisa melihat kalian?”

Tanyaku.

“ coli apa ya?”

Tanya Jini polis.

Gadis menggeleng kepala.

“ mana bisa”

Jawabnya. Jam menunjukkan hampir setengah 6 aku harus bersiap. Pintu kamar Isa terbuka. Mereka semua berlarian keluar kamarku. Teman-teman Isa keluar dari kamarnya

“ hai Billy!”

Sapa mereka. Mereka lalu tertawa

“ kok coli, mending sama kita-kita aja.”

Goda mereka. Aku justru membungkuk menyapa mereka

“ pagi kak”

Sapaku. Mereka makin tertawa

“ sudah girls! Aku ga mau dimarahin Isa”

Ucap salah satu dari mereka.

“ yaaaa ga ada jatah-jatah ni buat kita”

Celetuk satunya lagi. Teman kakakku yang berambut pendek lalu menunjuk pipinya

“ Billy sun dong”

Aku tertawa geli. Aku mendekat dan mencium pipinya.

“ wooooo”

Ucap ke empat teman kakakku yang lain. Ia tersenyum malu

“ dicium beneran”

Ia lalu mencium pipiku dan lari kegirangan. Mereka semua tertawa dan berlari ke lantai 1 untuk membantu Isa

“ PAGI TANTE”

Aku kembali ke kamarku. Aku menutup pintu. Aku membuka lemari dan mencari jaket almamater. Astaga aku tidak percaya aku kuliah lagi. Aku mengambil handuk. Dede menahan tanganku

“ tidur Billy, ayo tidur”

Ia menciumku dan saat itu juga aku tertidur. Aku merasa air mengguyur tubuhku. Aku mengintip sedikit dan aku di bathup. Mereka memandikanku. Mereka ikut membasuh tubuh mereka di kamar mandi. Aku kembali tertidur lelap. Ketika aku bangun lagi, kamarku sudah rapi, kering dari cairan dan sperma, dan aku sudah rapih dengan seragam kampus

“ nah sudah ganteng”

Jam menunjukkan jam 6 kurang. Aku sudah rapih dan siap pergi.

“ Billy, kita ga ikut ya. Mau tidur”

Goda gadis. Aku mengangguk. Aku mencium pipinya

“ makasi ya,”

Pipinya memerah. Ia melompat ke kasur dan segera tidur. Gadis-gadis lain duduk dan ada yang berbaring di lantai.

“ Astaga, udah 100 ribu tahun aku ga tidur”

Gerutu Dede. Aku keluar dan turun ke lantai satu

“ Billy, sarapan dulu”

Ucap Ibuku.

“ iya ma”

Sahutku. Kakakku Isa dan teman-temannya di sofa. Mereka makan sambil mengobrol dan main hp. Aku makan dengan lahap. Ketika ibuku duduk dan makan bersamaku

“ Ma, Billy ke kampus dulu”

Ibuku mengangguk.

“ hati-hati nak. Isa, anterin adek”

Aku mencium tanganku ibuku lalu pergi.

“ ga mau ma! Capek”

Pekik Isa

“ gapapa Ma aku bawa mobil sendiri aja”

Ibuku segera mencubit tanganku

“ aaaaw!”

“ Mentang-mentang udah kuliah berani bawa kendaraan. Nanti! Lihat dulu prestasi kamu! Kalo bagus boleh berani bawa mobil. Naik ojek aja sana!”

Aku tertawa malu. Ini lucu tapi sudahlah. Aku melambaikan tangan ke ibuku lalu keluar rumah. Aku membuka pagar dan Sari sudah menunggu di depan rumah

“ pagi sayang”

Sapanya. Aku memeluknya manja

“ pagi sayang”

Sahutku. Ia tertawa

“ genit kamu ya, ada Hani lho. Bawa mobil gih. Aku mager”

Bisiknya malu. Setidakya aku bisa bawa mobil Sari! Hani hanya tersenyum melihat kami berdua. Aku masuk ke mobil. Hani duduk dibelakang. Aku duduk di depan bersama Sari. Ia sudah wangi karena ia harus ke rumah sakit pagi ini juga. Mobilnya masih sama. Aku duduk di kemudi dan mulai menyetir ke kampus. Sari memegang tanganku manja

“ kak aku turun ya”

Hani menyalami Sari lalu turun dari mobil

“ sayang aku duluan ya”

Ucapku sambil melambaikan tangan. Sari melambaikan tangannya

“ ati-ati ya sayang”

Luar biasa. Maba sepertiku punya pacar dokter muda yang sukses dan cantik. Sari lalu pergi dan aku segera masuk ke gerbang kampus. Aku sempat terdiam. Ini kampus biasa. Hampir sama dengan kampusku dulu. Tapi yang paling penting aku kuliah lagi, aku kembali muda

“ Billy!”

Aku menoleh. Hani juga menoleh. Aku menengok dan ternyata Ustadzah Nia menyapaku. Ia cantik. Ia tidak berhijab. Rambutnya panjang terurai, agak kecoklatan dan indah. Senyumnya manis. Ia tidak kalah cantik dibandingkan Hani. Aku baru ingat ia kembali menjadi 18 tahun, jadi kurasa aku harus memanggilnya

“ Nia”

Sapaku sambil tersenyum. Hani hanya menggeleng kepala.

“ pagi Nia”

Sapa Hani.

“ pagi Han”

Sahut Nia. Kami lalu bersama-sama berjalan ke kelas. Semua mahasiswi-mahasiswi menyapaku ramah. Aku menyapa mereka. Aku sangat kaya dan tampan tapi aku kuliah di kampus biasa. Bukan kampus mewah. Tapi tidak ada salahnya. Yang penting aku di sini untuk belajar

Aku tidak sengaja melihat Melly. Ia hanya diam. Ia menunduk dan berjalan ke kelas. Aku masuk ke kelas bersama Nia dan Hani. Ia juga masuk. Aku menaruh tasku di kursi lalu melambaikan tangan ke Melly

“ Mel!”

Sapaku sambil berteriak sedikit. Ia tersenyum

“ Billy”

Aku tersenyum menyapaku. Aku bersebelahan dengan Hani. Nia duduk di meja tepat sebelahku. Melly duduk di baris depan. Kami duduk di baris tiga. Tidak banyak pria di kelasku. Itu biasa. Kelasku dulu juga begitu. Jam menunjukkan sudah lewat jam 8. Kelas pertama di mulai. Pak Dosen masuk dan kami semua berdiri

“ siap!”

Aku mengeluarkan buku. Pelajaran di mulai. Aku teringat masa-masa aku kuliah dulu. Banyak mahasiswi cantik di kampusku dulu tapi tidak satu pun yang mau menyapaku. Aku cupu miskin dan jelek. Mana ada yang mau bertemu denganku. Aku bisa dibilang dikucilkan. Aku hanya punya dua teman. Satu teman sd dan satu tetanggaku. Mereka pindah ke Jogja dan Surabaya ketika kami dewasa

Aku menoleh ke Hani. Dia sangat cantik. Senang rasanya sebangku dengan mahasiswi secantik dan sepintar Hani. Aku meletakkan tanganku di tangannya. Ia tersenyum

“ kenapa?”

Aku hanya tersenyum. Ia juga tersenyum. Ia kembali fokus di pelajaran. Aku menoleh ke Nia. Aku teringat janjiku padanya. Di kehidupan sebelumnya ia sangat ingin bayi dari Billy. Kini ia kembali menjadi 18 tahun bersamaku. Ia menoleh dan tersenyum padaku.

Pelajaran usai. Waktunya istirahat sampai mata kuliah selanjutnya. Aku sangat lapar. Sama seperti ibuku dulu aku dibawakan bekal. Ada nasi mie dan nugget. Padahal aku kuliah. Tapi sudahlah. Dahulu aku sering diejek karena bawa bekal dari rumah tapi sekarang kondisi berbeda. Kurasa aman jika aku makan di kelas saja. Hani pun berdiri

“ Bill, aku ke kantin sama yang lain ya”

Ucapnya. Aku mengangguk. Nia juga berdiri dan ke kantin bersama temannya

“ Bill, aku ke kantin ya”

Aku mengangguk. Hanya Melly dan beberapa siswi di kelas bersamaku. Ada dua siswa yang asik main game hp. Aku membawa makananku dan duduk di sebelah Melly

“ Mel”

Sapaku. Ia tersenyum.

“ eh Billy”

Jawabnya. Ia makan roti yang ia bawakan dari rumah. Kami makan berdua

“ kakak aku nanyain kamu”

Ucap Melly. Aku tersenyum. Aku ingat aku menulis aku pernah tidur dengan Siska waktu aku di rawat inap. Tapi lupakan Siska, Melly sangat cantik muda dan mempesona ketika masih 18 tahun. Aku mencium pipinya. Ia terdiam

“ Billy”

Bisiknya makin. Semua terjadi sangat cepat

“ ntar ada yang lihat gimana?”

Ucapnya malu. Aku meletakkan tanganku di pahanya. Pipinya memerah ia akhirnya pasrah.

“ kamu genit ih”

Bisiknya mencubit pahaku. Aku tertawa

“ biarin”

Jawabku. Ia tertawa kecil. Aku menyantap makananku dengan lahap. Ia memberikan satu rotinya

“ mau cicip?”

Aku mengangguk. Aku melahap rotinya. Ia sangat senang.

Aku kembali ke tempat dudukku. Hani kembali dari kantin. Nia juga kembali. Melly masih senyum-senyum malu. Pelajaran selanjutnya seharusnya dimulai. Ketua kelas maju ke depan kelas. Jam itu ternyata kosong. Dosen tidak datang jadi kami bebas. Tapi kami tidak boleh keluar. Kami harus mengerjakan tugas.

“ tutup pintu! Tutup pintu!”

Ketua kelas menutup pintu dan horden kelas.

“ push rank! Push rank!”

Sayangnya tidak ada yang peduli. Mahasiswa-mahasiswa cowok mengeluarkan hp dan bermain game di kelas. Aku letakkan kepalaku di atas meja dan memejamkan mata.

“ girls! Billy tidur”

Ucap salah seorang cewek di kelas. Hani menggeleng-geleng kepala. Nia menatapku sambil tersenyum. Aku benar-benar tertidur

Aku terbangun di rumah besar Yuni. Rumah itu kosong. Aku melihat keluar dan tidak ada siapa-siapa. Hanya ada kuburan. Aku keliling rumah. Rumah ikut sangat luas. Lumayan mencekam jika aku hanya sendirian.

“ Yuni!”

Aku memanggil Yuni berkali-kali. Namun ia tidak menjawab. Ia tidak di sini. Gadis-gadis tertidur di kamarku, seharusnya mereka di sini. Apa mereka belum tentu di alam mimpi jika mereka tertidur? Aku pun keluar alam mimpi dan kembali bangun.

Aku melihat jam, aku tertidur 10 menit. Jam masih kosong dan cukup lama. Hani mengobrol dengan temannya. Nia juga mengobrol dengan temannya. Sebuah pesan lalu masuk ke handphoneku.

“ Billy aku mau ngomong”

Nia mengirimiku chat. Aku segera membalasnya

“ boleh, di mana?”

Jawabku.

“ uks yuk”

Aku menoleh lalu mengangguk. Nia menoleh sedikit dan langsung tersenyum. Hani asik menonton YouTube dengan teman-temannya. Aku berdiri dan keluar kelas. Aku menunggu di depan ukk. Aku menoleh kiri kanan memastikan tidak ada dosen atau mahasiswa yang lewat.

“ Billy”

Seseorang memanggilku. Nina berdiri di sana. Ia tersenyum malu. Ia menyembunyikan sesuatu dengan kedua tangannya di balik badannya. Ia berjalan mendekat

“ kenapa?”

Tanya ramah. Ia menggeleng kepala

“ enggak, cuma pengen ngobrol sama kamu aja”

Ia lalu menunjukkan dua buah Yakult dari balik badannya. Ia memberikanku satu dengan tangan kanannya.

“ buat kamu”

Ucapnya malu. Aku tersenyum. Aku ambil Yakult itu lalu menusukkan sedotan di atasnya. Aku duduk depan ukk dan mulai meminumnya. Nia duduk di sampingku. Ia ikut meminum Yakult itu.

“ makasi ya”

Ucapku. Nia tersenyum malu

“ aku yang makasi. Siapa tahu kita ga bisa berduaan kayak gini lagi”

Aku tertawa kecil

“ kenapa?”

Tanyaku heran

“ sainganku kan banyak”

“ pffth!”

Aku sampai tersedak.

“ bener kan? Tapi ga Papa. Bisa kenal deket sama kamu aja, aku seneng banget”

Sahutnya. Ia tersenyum manis. Suasana seperti inilah yang dahulu tak kudapat. Berduaan, pacaran dengan cewek satu kampus, punya banyak teman, disukai banyak orang, itu yang tidak pernah kurasakan seumur hidupku. Aku suka hidup ini.

“ mari berteman, Billy!”

Nia memberikan amplop kecil warna pink dari sakunya. Ia menunduk dan berlari karena malu. Langkahnya lucu. Aku tersenyum. Ini surat cinta pertamaku. Aku tidak sabar membukanya. Warna pink dan wangi parfum remaja. Aku menyimpannya di sakuku. Aku menghabiskan Yakult itu lalu kembali ke kelas

Mata kuliah selesai. Kampus pun usai. Hanya sedikit yang mengerjakan tugas dari dosen. Nia berdiri dan hendak menghampiriku namun Hani langsung menempel disebelahku. Ia pun kecewa. Ia segera pulang dengan teman-temannya. Mereka semua merangkul Nia sambil tertawa. Aku hendak menghampiri Melly, kami harus pulang bersama-sama. Namun Melly sudah tidak ada. Aku lalu keluar kelas dan turun tangga bersama Hani

Nia pulang jalan kaki dengan teman-temannya mereka menunggu di halte berseberangan denganku. Kami pulang dari arah berbeda aku seharusnya dijemput Sari. Kami keluar gerbang kampus dan Hani tiba-tiba mengeluarkan handphonenya.

“ kak Sari ga bisa jemput, kita pulang naik bus yuk!”

Nia baru saja naik bus. Aku pun mengangguk. Kurasa tidak ada salahnya aku pulang sebelum ke rumah Melly.

“ Kamu ga bawa mobil aja Bil ke kampus? kita jalan dulu yuk”

Itu ide bagus. Seharusnya aku punya kendaraan pribadi. Hani menarik tanganku. Ia berlari mengajakku jalan-jalan. Kami berlari berdua meninggalkan gerbang kampus. Rambut terurai tertiup angin. Aku ikut berlari sambil menggandeng tangannya. Ia tersenyum manis.

“ pesen minum yuk!”

Ajak Hani. Aku mengangguk. Kebetulan aku juga haus. Kami mampir di kedai mixu dekat kampus kami. Aku tidak pernah minum-minuman seperti ini, bahkan di kehidupan lamaku. Aku lebih suka kopi atau teh hangat. Tapi mungkin karena kali ini aku seorang remaja

“ kamu pesen apa?”

Tanya Hani.

“ ah aku ikut kamu aja”

Jawabku.

“ Yaudah mango smoothies Ice cream ya”

Sahutnya. Aku mengangguk. Kami lalu masuk ke kedai itu. Aku mengantri bersama Hani. Ia menggandengku erat.

“ selamat datang di mixu, mau pesan apa?”

Aku seperti tersambar petir. Aku tercengang. Yuni. Dia di sana. Tapi bagaimana bisa? Bagaimana ia bisa menjadi manusia? Apa ia memiliki kekuatan yang sama seperti Jessica dulu? Dapat menyamar menjadi manusia?

“ Yuni?!”

Hani lalu menatapku heran

“ kamu kenal mbaknya?”
 
Malam ini update ya suhu
berhubung udah season 2 nih, nubi sekalian mau buka pertanyaan sebelum survei,
sebenarnya menurut suhu siapa wanita yang cocok buat Billy? Dan apa alasannya?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd