Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Legenda putri bintang S2

Makasih updet pamungkas & endingnya kang @Chaos222 yg mau berbagi cerita bersama kami sampati dengan titel Tamat
Kami nantikan karya selanjutnya
Tetep semangat dalam bekerja & berkarya
Moga tetep sehat,bahagia & sukses selalu
Sama-sama suhu :ampun:
terima kasih udah ikutin cerita nubi dari season 1
 
Wuaahh akhir yang membingungkan dan mengkentangkan....kasij epiloge kek suhu tentang si edi akhirnya nikah sama sape trus kehidupan nya gimana pas ga jadi nikah sama si putri or ketemu sama reinkarnasi si hyewon kek....🤭🤭🤭by the way any way busway thx suhu atas ceritanya n selamat atas label TAMAT nya n ditunggu kisah n cerita selanjutnya....:ampun::ampun::ampun::ampun:TERIMAKASIH
 
Wuaahh akhir yang membingungkan dan mengkentangkan....kasij epiloge kek suhu tentang si edi akhirnya nikah sama sape trus kehidupan nya gimana pas ga jadi nikah sama si putri or ketemu sama reinkarnasi si hyewon kek....🤭🤭🤭by the way any way busway thx suhu atas ceritanya n selamat atas label TAMAT nya n ditunggu kisah n cerita selanjutnya....:ampun::ampun::ampun::ampun:TERIMAKASIH
ending Ini lanjut ke cerita lost paradise hu. Nanti Edi bertualang ke kepulauan naga ketemu Bona ama Xingqiao lagi. Jadi cerita itu adalah hasil kalau Hyewon menghapus dirinya. Nanti ada remakenya suhu

tapi tenang, nubi ada 4 ending lagi suhu. Salah satunya nubi mau publis hari ini
 
Ending B/ Ending Xingqiao (Bad Ending)



Bagaimana jika Edi mencegah Hyewon



Aku mencegahnya. Aku mencegah Hyewon menghapus dirinya. Entah bagaimana aku merasa apa pun masalah kita, lari atau bunuh diri bukanlah jawabannya. Hyewon menangis. Ia memelukku dan terus menangis tersedu-sedu



“ aku hanya bingung. Aku harus apa Bao an, katakan padaku”



“ aku ada di sini Hyewon. Aku selalu ada untukmu.”



Beberapa hari kemudian. Aku mengajak Hyewon pulang ke Xian. Aku pulang dengan begitu banyak medali di seragamku. Aku dibebastugaskan setelah 4 tahun mengabdi kekaisaran Han.



Perang sendiri berhenti sementara. Republik Kepulauan Timur, Xian dan Han menandatangani perjanjian gencatan senjata, menghentikan perang sementara. Perdamaian kembali namun tidak ada yang tahu berapa lama.



Aku turun dari pesawat bersama Hyewon. Ia akhirnya bersedia untuk beranjak dari semua masalahnya. Ia meminta maaf dan mengatakan akan mundur dari segala yang terjadi di bumi. Karena ia merasa itu diluar kendalinya. Aku setuju karena saat itu aku tidak tahu siapa diriku sebenarnya.



“ Bao An!”



Xingqiao menungguku di bandara itu. Ia berlari begitu melihatku dan ia langsung memelukku. Ia meneteskan air mata haru. Aku terharu karena akhirnya kami bertemu lagi.



Hyewon tersenyum melihat kami berdua. Semua orang bertepuk tangan. Kami berjabat tangan dan akhirnya pulang. Hyewon bertemu kembali dengan sahabat-sahabatnya. Ia melambaikan tangan dan kami berpisah. Kami pulang ke rumah kami dan Xingqiao menyiapkan makan malam untukku.



“ akhirnya kau kembali, Bao an”



Ucap Xingqiao



“ aku pasti kembali Istriku, aku sudah berjanji”



“ Tuhanku Cinta dia”



“ ku ingin bersamanya”



“ ku ingin habiskan nafas ini berdua dengannya”



“ jangan rubah takdirku. Satukanlah hatiku dengan hatinya”



“ bersama sampai akhir”



Dan seperti itulah akhir kisah ini. Aku tidak pernah bersatu lagi dengan istriku Bona, Luna dan anak-anakku. Aku hidup bahagia bersama Xingqiao di Xian. Dan kami tidak pernah tahu apa yang terjadi di bumi



15 tahun kemudian. Aku dan Xingqiao masih tinggal di Xian. Kami tidak pernah pindah ke BeiYuan. Kami berpindah warga negara menjadi Rakyat Xian. Aku bekerja di pusat perbelanjaan sedangkan Xingqiao menjadi Ibu rumah tangga. Kami tidak pernah punya anak. Xingqiao sangat tidak suka anak kecil. Dan ia mengaku belum siap punya anak.



Kepalaku terasa sakit siang itu. Entah bagaimana ingatanku tiba-tiba kembali. Tanpa alasan yang jelas. Aku ingat semuanya dan yang pertama kali muncul dipikiranku



“ Bona…”



Bona. Aku ingat Luna, anak-anak kami dan saat itu juga aku berlari ke rumah Hyewon



“ Bao an? Ada apa?”



Aku dorong dia lalu bertanya



“ katakan apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana Huang?”



Mata Hyewon berair. Hyewon menangis. Ia sadar aku sudah mendapat ingatanku kembali. Hyewon memberitahuku yang terjadi sebenarnya. Hari itu ia menyelamatkanku lalu membawaku ke Xingqiao. Di sanalah Xingqiao mengatakan ia mengenalku dan demi menyelamatkanku, Ia memohon Hyewon membawa dia dan suaminya mengungsi ke Xian, demi menyelamatkanku dari Huang.



“ Xingqiao, Jadi dia …”



Hyewon mengangguk. Entah bagaimana Xingqiao selamat dari kejadian di Lampung itu. Kami bertemu lagi Hampir 100 tahun kemudian dan tidak jelas apa yang terjadi antara kejadian di Lampung dan hampir 100 tahun kemudian. Yang pasti, ia ingat kami pernah menikah.



Aku bertanya bagaimana nasib Bona, Luna dan planet Bumi. Hyewon hanya pasrah setelah pembicaraan kami di BeiYuan. Jadi, Huang memenangkan pertempuran dengan mudah. Kepunahan terjadi. Namun bumi menjadi lebih baik. Huang menjadi Kaisar pertama Kekaisaran Planet Bumi dan menjadi Pemimpin dari pemimpin-pemimpin di Bumi. Hyewon tidak pernah tahu bagaimana nasib keluargaku karena ia bahkan tidak mengenalnya.



Aku sempat panik. Tapi semua telah terjadi. Aku akhirnya merelakannya. Malam itu, Aku turun dari rumahku dan tiba di depan rumahku. Aku tarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Satu permintaanku pada Hyewon adalah agar aku lupa semuanya. Hyewon melakukannya dan menyiapkan ramuan untukku. Aku sempatkan diriku menulis semua ini sebelum aku melupakannya. Ini adalah kata-kataku terakhir, sekaligus salamku terakhir. Aku akhirnya merelakan semuanya dan siap menempuh hidup baru bersama Xingqiao.



Tamat
 
Episode 13​

Malam itu di BeiYuan,



“ kau tidak ingin kembali ke kehidupan lamamu?”



Aku teringat Hyewon pernah bertanya itu padaku. Bagaimana jika aku menjawabnya dengan berbeda.



Aku melarang Hyewon menghapus dirinya. Aku percaya dia akan benar-benar melakukannya jadi aku melarangnya. Hyewon menangis. Ia menangis sejadi-jadinya. Saat itulah, aku tiba-tiba memeluknya.



Sang putri bintang itu terdiam. Tangisannya terhenti. Aku merasakan air matanya membasahi seragamku. Aku usap punggungnya, berusaha menenangkan dirinya. Aku melepas pelukanku dan dia menunduk malu



“ aku menjelajah berbagai Jagad Raya. Aku melihat bagaimana nasib Kuanlin dan diriku. Sepertinya kami tidak ditakdirkan bersama. Entah bagaimana Aku mencarimu di setiap Jagad raya itu. Kau adalah satu dari sedikit orang yang ada untukku. Kau satu-satunya orang yang tahu ceritaku dari aku kecil hingga sekarang, selain suamiku. Aku menceritakan semua rahasiaku padamu.”



“ dan saat itulah Letnan. Aku sadar. Aku sadar sepertinya aku jatuh cinta padamu”



Ia mengatakan itu untuk kedua kalinya. Aku hanya diam



“ tapi cintaku berbeda dengan wanita lain Letnan. Aku tidak mau mengulangi kesalahan seperti saat bersama Kuanlin dulu. Aku ingin kau bahagia. Sekarang aku tanya, dari hatiku yang tulis, kau tidak ingin kembali ke kehidupan lamamu?”



Dan saat itulah aku menjawab



“ apa kau tahu seperti apa masa laluku?”



Hyewon menggeleng kepalanya



“ tidak, tapi aku bisa mencoba”



Hyewon memegang kepalaku dengan kedua tangannya. Ia pejamkan matanya lalu mulai membaca pikiranku. Saat ia membaca pikiranku, saat itulah aku merasakan nyeri teramat sangat di kepala



Ingatanku kembali. Aku ingat siapa aku. Aku ingat Bona, Luna dan anak-anakku. Aku ingat semuanya. Aku berdiri dari tempat dudukku dan perasaanku campur aduk.



“ Astaga, ini bukan Kehidupanku. Aku bukan Bao an! Huang! Istriku dalam bahaya!”



Aku seketika panik. Hyewon menatapku ketakutan



“ Hyewon! Aku ingat kau! Ternyata kau bukan remaja! Kau manusia pembelah berlian! Kau benar-benar Zhou Yuji!”



Aku memeluknya. Aku berterima kasih karena ia mengembalikan ingatanku kembali.



“ sekarang, apa kau sudi tetap memanggilku Hyewon?”



Aku mengangguk. Hyewon mengatakan ia menyelamatkanku saat aku berusaha membunuh Huang. Ia membawaku kepada Xingqiao, dan Xingqiao mengaku ia mengenalku. Demi menyelamatkanku dari Huang, Xingqiao memohon agar Hyewon membawa kami mengungsi ke planet Xi. Ia juga mengaku ia pernah menikah denganku bertahun-tahun yang lalu.



“ Xingqiao, tunggu dulu”



Aku pernah menikah beberapa bulan dengan Xiangqiao, lalu kejadian itu terjadi dan aku kehilangan dia. Xingqiao sudah mati sejak lama. Siapa wanita itu!



“Hyewon bawa aku ke Xingqiao sekarang, aku harus tahu siapa dia sebenarnya. Dia bukan Xingqiao. Ini bukan kehidupanku!”



Hyewon menurut. Malam itu juga dari BeiYuan, dengan kapur ajaib milik Hyewon, kami berteleportasi ke Ibu kota Xian. Dalam hitungan detik kami sampai ke depan rumahku. Aku berlari masuk dan langsung memanggil



“ Xingqiao”



Xingqiao lalu datang



“ Suamiku?”



Mulanya ia tersenyum. Namun melihat raut wajahku ia seketika takut.



“ siapa kau?”



Ia seketika mengerti apa yang aku tanyakan. Ia tahu jika ingatanku kembali. Xingqiao terduduk. Ia menutup wajahnya lalu menangis sejadi-jadinya. Air matanya berlinang



“ ini tidak adil”



Xingqiao mengatakan yang sebenarnya. Qiao yang ini sebenarnya bukan Xingqiao yang aku kenal dulu. Mereka orang yang berbeda. Xingqiao yang aku kenal berasal dari Jagad raya yang lain. Sedangkan Xingqiao ini, adalah Xingqiao yang lahir dari dunia ini.



Huang menggunakannya. Huang menggunakan Xingqiao. Huang sangat kuat tapi ia tidak pernah meremehkan musuhnya. Huang tahu aku, Rome dan yang lain akan menyerbu persembunyiannya, sehingga ia menyuruh rencana. Kaisar Huang sudah menyusun berbagai skenario untuk memancingku datang dan mengungsikanku jauh dari Bumi. Untuk menyempurnakan rencananya, Huang melebur ingatan dan kenangan Xingqiao yang sudah meninggal di Indonesia, kepada Xingqiao yang masih hidup. Dengan begitu, cinta tubuh di dalam diri Xingqiao yang masih hidup. Hyewon tidak tahu rencana ini dan ketika ia membawaku ke Xingqiao, ia pun terpedaya rencana ini. Yaitu membawa kami lari dari bumi



“ ini aku Koh, ini aku Jisun. Ini aku Xingqiao istrimu. Aku disini. Aku kembali. Huang tidak sengaja menghidupkanku kembali”



Aku berlinang air mata. Hyewon tidak percaya apa yang ia dengar. Huang menggunakan Xingqiao untuk menipu kami berdua. Dan Xingqiao sendiri tidak bisa berbuat apa-apa



“ karena dia tahu aku mencintai Bao an. Jika takdir tidak bisa menyatukan kami, mungkin Huang bisa. Maafkan aku Bao an. Maafkan aku Hyewon”



Xingqiao ingin memelukku namun aku memundurkan badanku. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia ambil foto kami berdua yang ia berikan lalu ia lempar ke dinding. Hyewon juga menangis. Sebagai usaha terakhir Xingqiao terduduk di lantai dan memohon



“ jangan pergi Edi. Aku istrimu. Aku istri pertamamu”



Aku ikut menangis. Aku harus memilih antara Xingqiao atau kehidupan lamaku. Belum sempat aku menjawab. Xingqiao mengeluarkan pistol dari sakunya dan



“ jangan!”



“ dor!”



Xingqiao menembakkan pistol itu ke kepalanya. Ia tewas ditempat. Aku peluk dia dan aku menangis sejadi-jadinya



“ Xingqiao!!!!!”



Hyewon berusaha menyelamatkannya namun ia gagal. Xingqiao sudah mati. Kami membunuhnya. Hyewon menangis sejadi-jadinya



“ ini salah aku. Ini salah aku.”



Hyewon ikut terduduk. Namun ia berdiri karena menyadari tidak ada yang bisa ia lakukan lagi.



“ wiii u wiii u wiii u”



Suara sirine polisi terdengar. Polisi tiba di depan rumah begitu mendengar suara tembakan. Polisi bersiaga hampir di setiap sudut karena kriminalitas yang tinggi. Kami tidak punya banyak waktu.



“ Letnan”



Hyewon meminta agar kami segera pergi. Aku menyesal tidak memeluknya. Kini, aku tidak akan pernah. Kisah cinta itu berakhir t



“ maafkan aku Letnan”



Ucap Hyewon.



“ tidak perlu Hyewon. Ini salahku.”



Kami harus kembali ke bumi. Sayang sekali kami harus meninggalkan Xian dengan cara seperti ini. Aku pejamkan mataku dan membayangkan senyuman terakhir Xingqiao ketika aku pergi bertugas. Aku memeluk Hyewon dan aku menangis



Kami kembali ke bumi. Kami berpindah ke mantan Ibukota Kekaisaran China, Chang’an. Saat aku terbang ke kepulauan naga, Kekaisaran China secara resmi melebur dengan pemerintahan Komunis China. Ini secara resmi mengakhiri konflik berkepanjangan di China dan semua orang menyambut baik keputusan Ratu Zhou Yuji. Hanya segelintir jenderal yang menolak dan melakukan perlawanan. Hyewon turun dari tahta dan saat itulah ia juga pergi ke kepulauan Naga demi merencakan pembunuhan terhadap Kaisar Huang.



Saat kami tiba di Kota itu. Tidak ada apa-apa lagi di sana. Jasad-jasad sudah membusuk. Tulang belulang sudah di mana-mana. Gedung-gedung runtuh dan banyak yang ditinggalkan. Kami tiba di menara yang seharusnya menjadi rumahku. Menara itu roboh dan tidak ada apa-apa lagi di sana



“ saat aku pergi. Sebelum kita bertemu. Banyak yang berpesta ria karena konflik di China akhirnya berakhir. Para Jenderal mengejekku pengecut karena mereka bilang aku lari dari tanggung jawabku. Aku hanya mencari cara agar pertikaian di China selesai dan kami bisa menghadapi bahaya yang sebenarnya. “



“ sayangnya aku terlambat. Kini, tidak ada apa-apa di sini. Aku sudah pergi terlalu lama”



Hyewon menahan air matanya. Aku menggenggam tangannya. Aku melihat bangkai UFO raksasa terdampar di kota Chang’an (Xi’an). Kota ini benar-benar hancur hingga tak berbentuk lagi. Aku terduduk di tepi jalan itu. Hyewon ikut duduk.



“ apa sebaiknya kita mencari di sekitar sini”



Bisik Hyewon. Aku menggeleng kepala. Aku berbaring di tepi trotoar itu. Aku pejamkan mataku lalu aku menangis. Hyewon tidak bisa melakukan apa-apa. Ia tidak berdaya. Ia ikut menangis. Kami terlambat. Kepunahan telah terjadi. ia Ikut berbaring dan memelukku dari belakang.



Hampir tujuh tahun sudah aku pergi. Dan tidak ada apa-apa di sini selain bangkai, tulang belulang dan reruntuhan. Kami berbaring di trotoar itu dan kami menangis semalaman. Aku kehilangan semua orang.



Kami tertidur di trotoar itu. Pagi itu aku bangun dan Hyewon menyelimutiku dengan jaketku. Aku merogoh jaketku. Ketika ia bangun, aku memberi Hyewon ransumku sebagai sarapan.



“ aku cuma ada ini. Kita lupa bawa bekal”



Hyewon hanya tersenyum.



“ terima kasih Letnan”



Kami berjalan kaki ke istana Huaqing, yang dahulu adalah istananya. Kami masuk ke istana itu dan kami tinggal di sana berhari-hari. Aku menimba dari sumur yang untungnya masih ada air. Ada sedikit ikan di kali namun sangat terbatas. Kami tinggal berdua bahkan sampai satu kamar dan tidur satu kasur. Aku merasa ia sudah seperti adik kandungku



Kami pindah beberapa hari kemudian. Kami menemukan mobil bensin di istana itu. Kami juga menemukan beberapa liter bensin. Kami berkendara meninggalkan Chang’an.



Aku masih membawa Senapan mesin menengahku (MG-42) sebagai senjata. Kami berkendara ke arah utara tanpa tujuan. Hampir tidak ada manusia sepanjang mata memandang. Aku melihat bangkai-bangkai jet tempur kontemporer China, (J-10, J-15, J-20, J-31) beberapa bangkai F-85 dan F-100 serta bangkai-bangkai UFO-UFO asing. Seperti telah terjadi perang besar di daratan China. Yang menewaskan hampir seluruh populasinya. Apa yang kami lihat sungguh mengerikan. Hampir tidak ada manusia yang selamat dari perang itu.



Kami mengumpulkan bekal makanan dan air bersih. Kami minum seperlunya dan tidur di mobil atau dipinggir jalan. Hyewon selalu memelukku. Aku tidak punya foto Bona atau Luna tapi Hyewon melihat wajah mereka dari ingatanku. Andai Hyewon bisa mendeteksi Aura mereka namun sayangnya mereka belum pernah bertemu. Dan Tenaga dalam Hyewon semakin melemah.



Aku masih tertekan dengan kematian Xingqiao. Kali ini lebih tragis dari sebelumnya. Aku makin tertekan mengetahui kedua istri dan seluruh anakku menghilang. Hanya Hyewon yang ada didekatku. Dan sebisa mungkin ia terus berusaha menenangkanku.



Kami kehabisan bensin. Sejak hari itu, kurang lebih sebulan setelah pindah ke bumi kami akhirnya jalan kaki. Sehari berlalu, dua hari berlalu sampai tak terasa satu bulan berlalu dengan kami masih berjalan di China yang nyaris tidak berpenghuni kembali.



“ jangan menyerah Letnan. Kita pasti menemukan mereka”



Aku mengangguk. Aku berusaha untuk tetap optimis. Aku kembali dan kehilangan seseorang yang aku cintai hanya demi menemukan mereka. Aku harus berhasil.



Kami berhenti di sebuah kantor polisi di salah satu reruntuhan kota. Kantor itu masih cukup utuh. Penanggalan di kalender terhenti sekitar 3 tahun yang lalu.



“ Daftar orang hilang”



Hyewon melihat daftar orang hilang di Papan pengumuman. Di sana juga tertulis jumlah pengungsi di lapangan parkir kantor polisi itu. Hyewon menunduk dan kembali menahan tangisnya. Aku pegang tangannya dan ia duduk di sebuah sofa.



“ hanya menerima laporan orang hilang pukul 8 sampai 11 pagi. Harap kembali hari berikutnya “



Aku melihat koran masih tergeletak di atas meja. China terdesak dan begitu juga dengan hampir seluruh dunia. Huang tidak lagi menggunakan militer biasa untuk invasi besar-besarannya. Ia mendapat bantuan dari Makhluk asing Alien. Mereka menyerang dengan persenjataan yang tidak pernah dilihat sebelumnya di Medan pertempuran manapun di Bumi. China, Uni Eropa, Rusia, sampai Inggris melawan tapi nyaris tak ada cara untuk menghentikan Huang dan tentaranya. Huang memanfaatkan Pasukan Asing dari luar bumi untuk mempersatukan Bumi dan hasilnya adalah sekitar kami. Hampir tidak ada yang selamat dari perang ini.



“ Hyewon”



Malam itu kami berteduh di kantor polisi itu. Aku berbisik memanggil namanya



“ Ya Letnan?”



Aku ingat Hyewon pernah mengatakan aku dan Xingqiao hidup bahagia di Jagad raya yang lain.



“ itu benar Letnan aku melihatnya. Kalian bahagia.”



Aku ikut bahagia. Aku memberitahu Hyewon jika aku pernah tidak sengaja melompat di Jagad raya itu. Aku bertemu Xingqiao. Aku juga bertemu diriku. Ia sangat bahagia andai saja



“ andai saja aku punya kesempatan untuk membahagiakan Xingqiao Hyewon. Andai dia tidak mati di Lampung. Pasti semua berbeda”



Hyewon memelukku erat



“ semua sudah terjadi Letnan. Aku mengerti kesedihanmu. Apalagi kehancuran di sekitar kita, membuat Kita semua makin tertekan. Tapi percayalah. Semua akan lebih baik lagi. Jika kau seperti ini, Xingqiao akan semakin sedih”



Sahut Hyewon



“ andai aku peluk dia Hyewon. Andai aku memeluknya”



Hyewon memantraiku. Aku tertidur lelap dipelukannya. Ia menenangkanku. Aku terbangun di sebuah kamar yang tidak kukenal. Aku melihat seseorang berdiri di dekatku. Pandanganku perlahan mulai jelas dan ketika aku melihatnya, aku bertemu lagi dengan dia



“ xingqiao?!”



“ hei”



Aku bertemu dengan istri pertamaku Xingqiao di mimpiku. Aku berlari memeluknya. Aku sadar itu bukan mimpi biasa. Aku merasa seperti di dunia yang berbeda



“ kau rindu aku?”



Tanya Xingqiao. Aku mengangguk. Aku memeluknya erat dan aku menangis



Dan Xingqiao kedua muncul. Aku sadar dia Xingqiao yang berbeda. Kami menoleh. Ia memundurkan badannya namun Xingqiao menariknya.



“ katakan”



“ maafkan aku, suamiku”



Ucapnya. Aku mengangguk



“ kisah kita, meski hanya beberapa saat. Apa kau akan melupakannya?”



Aku menggeleng kepala. Dia tersenyum. Bayangannya memudar dan ia menghilang, menyisakan aku dan istri pertamaku.



“ tubuhmu sangat lemah sayang. Kau sudah sampai diujung hidupmu. Aku beri kau pilihan. Apa kau ingin pergi denganku? Atau kau ingin melanjutkan hidupmu?”



Aku terdiam. Jika aku menerimanya, maka ragaku akan mati dan aku akan pergi bersama istri pertamaku. Aku tersenyum



“ aku mencintaimu Xingqiao. Aku ingin kau tahu aku tidak pernah melupakanmu.”



Xingqiao tersenyum



“ dan aku pun begitu.”



Aku terbangun dari tidurku. Aku bertemu dengan Xingqiao istri pertamaku, dan Xingqiao istriku di Planet Xi. Aku memaafkan dia. Ini bukan salahnya. Aku terbangun dari tidurku. Aku melihat seseorang berdiri di luar kantor polisi itu. Aku menyiagakan senjataku. Ia dengan santai berjalan mendekat dan aku siap untuk menembaknya.



“ Xingqiao?”



Aku kembali melihatnya dengan jelas. Ia tersenyum



“ hei”



Ucapnya santai



“ apa kau hantu? Karena aku agak takut”



Ia menggeleng kepala dan menunjukkan bekas lukanya.



“ Aku tidak mati. Kau meninggalkanku. Aku memiliki implan canggih di dalam diriku. Peluru tidak pernah menembus otakku. Peluru itu menempel tapi tidak merusak otakku. Kalian mengira aku mati karena jantungku sangat lemah.”



Lalu ia menamparku keras



“ tapi kau membuatku bunuh diri malam itu”



Aku lalu berdiri. Aku memeluknya dan aku menangis. Ia tersenyum bahagia



“ tapi di mimpi itu, kau…”



Xingqiao hanya menggeleng kepala.



“ itu hanya mimpi Bao an. Kondisimu sangat lemah. Kau bisa saja mati. Itu hanya gambaran terakhir di pikiranmu”



Sahutnya



“ aku memaafkanmu Xingqiao. Aku mengerti kondisimu. Aku mengerti perasaanmu.”



Xingqiao tersenyum lalu ia mencumbu bibirku sekilas



“ aku tahu. Aku juga minta maaf.”



Ia melepaskan pelukannya. Ia berjalan keluar, meninggalkan kantor polisi itu. Ia naik ke sebuah motor dan saat itulah kami berpisah



“ selamat tinggal suamiku”



Aku hanya diam



“ kita masih bisa bersama Xingqiao. Hyewon juga merindukanmu”



Ia hanya diam. Ia naik ke sebuah motor lalu berkendara menjauh. Aku kembali berbaring di samping Hyewon. Ia tidak tahu Xingqiao masih hidup. Namun pesan terakhir Xingqiao adalah ia tidak ingin Hyewon tahu ia masih hidup. Ia mengatakan Hyewon pun akan tahu dengan sendirinya.



“ kau kenapa? Daritadi kau senyum-senyum sendiri. Kau sudah gila?”



Pagi itu Hyewon bingung melihatku tersenyum. Aku menggeleng kepala.



“ tidak apa-apa. Kau mau susu? Aku menemukan ini”



Aku memberinya susu. Kami makan-makanan kaleng pagi itu. Setidaknya aku lebih tenang mengetahui Xingqiao tidak mati. Ia hidup dan baik-baik saja. Kami berpisah dengan damai. Aku mengatakan aku senang hidup dengannya meski hanya sebentar.



Kami melanjutkan perjalanan. Kini aku bisa lebih konsentrasi mencari kedua istri dan anakku. Dunia hancur karena perang Unifikasi Bumi. Tapi aku berusaha tetap optimis. Bona dan Luna masih diluar sana. Dan aku harus menemukannya. Meski harus keujung dunia. Aku akan meraih kehidupan lamaku kembali. Aku menyesal telah meninggalkan mereka di Chang’an dan aku bersumpah akan menyelamatkan mereka dari bumi yang hampir hancur ini
 
Episode 14


Fregat Armada Antariksa Kekaisaran Bumi


Fighter Armada Antariksa Kekaisaran Bumni


Dropship Armada Antariksa Huang



“ Letnan! Lihat! Aku cantikkan?”



“ astaga Hyewon. Kau berdandan seperti putri salju lagi?”



“ bukan kali ini aku Cinderella”



“ Ya Tuhan, Hyewon!!!!!”



“ apa? Muach”



Hyewon mencium pipiku lalu berlari keliling Autrium Mall. Kami menemukan Mall, dengan apartemen di atasnya. Hyewon lari ke toko kostum lalu berganti pakaian menjadi, Cinderella. Ia cium pipiku, lari ke toko anak-anak. Lalu berkeliling Mall dengan sepeda bayi.



“ Ya Tuhan, Hyewon. Berhenti! Aku capek!”



Teriakku



“ kejar aku letnan! Hwweeeeek :p



Aku terduduk karena aku kelelahan. Hyewon tertawa terbahak-bahak. Dengan kostum Cinderella ia berkeliling Mall menunggangi sebuah sepeda bayi. Astaga, wanita ini pasti sudah gila.



Kami naik ke apartemen dengan tangga. Hyewon menjarah puluhan DVD dan Bluray film dari Mall. Kami masuk ke sebuah penthouse dan dia memintaku memperbaiki tv. Dengan papan surya dan sebuah baterai, kami menghidupkan listrik di apartemen itu.



“ berhasil! Luar biasa letnan kau jenius! Sini cium”



Dan Hyewon lagi-lagi mencium pipiku. Aku mulai ragu dia Yuji yang asli.



“ Yuji sudah mati waktu dia cerai sama Kuanlin. Ini aku Hyewon. Cewek jamet yang bucinin kamu. Muach Muach”



Dan dia lagi-lagi mencium pipiku



“ astaga hentikan Hyewon”



Dan dia tertawa terbahak-bahak. Hyewon memasukkan salah satu Bluray itu lalu mulai menontonnya. Ia menonton drama Chinese sambil memakan cemilan yang ia rampas dari supermarket. Hampir semua makanan memiliki pengawet super sehingga meski bertahun-tahun mereka masih aman di makan.



Aku masuk ke kamar tidur, naik ke kasur dan tidur di sana. Aku membiarkan Hyewon menonton TV sambil makan cemilan di ruang tengah.



Beberapa jam kemudian



“ wuhuuuuu dul junge hanaman golla Yes or Yes!!!” (Pilihlah satu jawab Yes or Yes)



Aku melihat jam dan sekarang tengah malam. Listrik memang masih hidup karena baterai mengisi ulang saat siang hari. Hyewon masih diruang tengah melompat di sofa sambil bernyanyi lagu Korea zaman jadul saat tengah malam



“ HYEWOOOOOON!”



“ Letnaaaaaan”



Sahutnya manja.



“ diam aku mau tidur!”



“ ayo sini joget denganku!”



Jawabnya tak peduli



“ arrrrrrrrrgh!”



Hyewon tertidur jam 3 pagi. Dengan tv yang masih menyala. Ia sudah tidak berdandan seperti Cinderella lagi. Sekarang dia sudah memakai kostum seperti Member girlband TWICE. Ia sangat mabuk dan aku melihat ia meminum 18 botol vodka semalam



“ Kuanlin….. mmh…. Pulang….”



Dan dia mengigau.



“ astaga Hyewon”



Ia bohong. Ia masih mencintai suaminya tapi dia harus merelakannya. Aku menggendongnya ke kamar tidur, menyelimutinya lalu tidur di sampingnya.



Aku terbangun. Sesuatu mendarat diatas kami. Jam menunjukkan pukul lima pagi. Aku bangkit dari kasurku. Aku melihat tujuh orang turun dari rooftop. Mereka berseragam tempur yang sangat asing. Seperti seragam Tempur di film Starship trooper. Serba hitam, kuat dan sangat menakutkan.



“ cari mereka! Tembak ditempat!”



Mereka berpencar. Saat itu juga aku keluar dari tempat persembunyianku dan menembakkan mereka dengan senapan mesinku



“ Rttttttt!”



Seragam tempur mereka menangkis peluruku. Peluru itu menembus helm kaca mereka. Aku Hanya menembak tiga dari mereka. Mereka membalas tembakan dengan senapan plasma mereka. Aku tertembak di perut dan dada kanan. Aku tersungkur. Sinar plasma itu membakar tubuhku. Aku cabut revolverku, menembakkan ke enam peluru. Peluru menembus helm mereka, membunuh mereka semua.



“ musuh terdeteksi, meminta bantuan udara”



Dua orang turun dari rooftop. Mereka menembakiku dengan senapan plasma mereka. Aku merangkak bersembunyi. Aku mengisi ulang revolverku. Mereka berdua mengepungku dan



“ Dor! Dor!”



Aku membunuh mereka berdua. Suara bising terdengar. Aku melihat dua pesawat musuh muncul di langit fajar. Bentuknya asing menyerupai burung elang. Aku berlari berlindung dan kedua pesawat itu menghujani posisi kami dengan meriam Gatling plasma



Kedua pesawat asing itu terbang melewati menara. Mereka berubah ke mode vtol. Aku bersembunyi dan mereka mengambang menyisir penthouse kami. Aku nyaris tidak punya senjata untuk menembak jatuh ufo secanggih itu. Kecuali granad dan aku ragu itu berhasil. Saat itulah Hyewon muncul



Kedua pesawat itu mengepung Hyewon dan menghujaninya dengan meriam plasma. Dengan tenaga dalamnya Hyewon menangkis sinar-sinar plasma itu. Hyewon menyerap energi dari sinar-sinar plasma, lalu dengan tenaga dalamnya ia menembakkan dua bola energi ke setiap pesawat musuh



“ Duar!”



Pesawat musuh meledak di udara. Hyewon membunuh mereka. Hyewon berlari dan langsung menyelamatkanku yang terluka parah



“ Letnan!”



Hyewon menusukkan benda asing ke tubuhku. Benda itu lenyap dan sekujur tubuhku kembali seperti semula.



“ mereka menemukan kita”



Ucapku



“ aku tahu.”



Sahut Hyewon. Kami melarikan diri sebelum mereka kembali. Senjataku hampir tidak dapat menembus senjata mereka. Tanpa Hyewon, mereka pasti membunuhku.



Kami melanjutkan perjalanan. Aku hanya bisa berdoa Bona dan Luna selamat dari mimpi buruk ini. Barang-barang elektronik mungkin membuat mereka mengetahui posisi kami. Sejak itu kami menghindari menggunakan barang elektronik lagi.



“ sayang sekali, padahal aku baru menikmatinya”



Sahut Hyewon dengan nada sedih. Tapi kami tidak punya pilihan lain.



Berbulan-bulan sudah kami mencari Luna dan Bona. Jangankan menemukan mereka, kami bahkan tidak pernah bertemu manusia lagi. Hanya belulang, abu dan mayat yang kami temukan.



Aku butuh senjata lain untuk menghadapi mereka. Senjata kontemporer yang aku gunakan tidak dapat membunuh mereka kecuali aku menembak mereka helm kaca mereka. Itu bagian terlemah dari seragam tempur mereka. Malam itu kami menemukan bangkai Mi-17 China. Angkatan bersenjata komunis China sangat bergantung dengan alutsista dari abad 21 karena konflik berkepanjangan. China masih mengandalkan heli ini sebagai angkut udara ringan, di daerah di luar jangkauan pesawat antariksa musuh.



Kami bermalam di sana. Hyewon tidur di kabin Helikopter. Aku membongkar muatan di dalam kapal itu. Aku menemukan satu-satunya senjata kontemporer yang mungkin dapat menembus dan membunuh pasukan alien musuh. Senapan mesin berat m2 Browning. Aku terpaksa menggunakan senjata ini meskipun beratnya seperti membawa manusia. Ditambah recoil yang luar biasa. Tentara Han memiliki varian senjata yang sangat mirip dengan m2 browning dan kami kebetulan dilatih cara menggunakan senjata ini sambil berdiri. Hanya Prajurit Baret Merah Han yang dapat melakukannya. Dan beberapa orang di bumi.



“ Kurasa aku harus menjadi Edi Rambo mulai malam ini”



Gumamku sambil tertawa kecil.



Senjata kedua Norinco type 1 Railgun. Tiruan dari Bae system mk.1 Railgun. Aku tidak punya tenaga dalam jadi aku perlu senjata ini untuk menembak jatuh pesawat musuh. Aku ragu rudal stinger, Igla atau mistral dapat menembak jatuh ufo canggih musuh sehingga aku harus menggunakan senjata ini. Senjata ini menghabiskan dana jutaan dollar untuk sekali tembak jadi tembakanku harus tepat atau peluru terbuang percuma.



Hyewon tidur di kabin dan aku tidur di muatan. Malam sangat dingin. Bumi memasuki musim dingin. Suhu malam terasa sangat dingin dan aku kedinginan karena aku tidak mengenakan pakaian hangat



Lalu tubuhku terasa hangat. Aku merasa seseorang memelukku. Aku terbangun dan ketika aku menoleh, Hyewon, ia memelukku dan menghangatkanku dengan tenaga dalamnya



“ hangat?”



Aku mengangguk. Ia memelukku sehingga aku tetap hangat.



“ tidurlah.”



Bisiknya. Aku mengangguk. Aku tertidur nyenyak dipelukannya tidak lama kemudian.



Salju turun pagi itu. Hyewon tidak ada di dalam pesawat. Ia menyelimutiku dengan jaket musim dingin PLA (angkatan bersenjata China) ia menjahit bendera China di jaket itu dan menempelnya dengan bendera Indonesia. Aku jadi ingat masa tugasku saat masih di datasemen rudal. Ia juga membawakanku topi musim dingin. Aku mengenakan jaket dan topi pemberian Hyewon lalu melangkah keluar



Aku terdiam. Hyewon terlihat berbeda dari biasanya. Pagi itu, aku melihatnya berlatih silat, di Padang rumput di dekat bangkai pesawat Mig itu. Untuk pertama kali aku melihat sisi lain Hyewon. Ia berlatih silat diantara salju yang sedang turun, dengan mengenakan pakaian hanfu Putri Kekaisaran Xian. Kini ia benar-benar terlihat seperti putri



Aku teringat seseorang ketika melihat Hyewon mengenakan Hanfu merah yang indah itu. Xia Jin, atau Bona, istriku. Ia pernah mengenakan gaun hanfu merah kebesarannya. Ia sangat cantik. Hatiku bergetar. Aku sadar aku sangat merindukannya. Hyewon lalu menoleh



“ Tuan putri”



Aku berlutut. Hyewon hanya tersenyum



“ bangunlah letnan. Bersikaplah biasa saja”



Aku pun bangkit.



“ apakah kau suka penampilanku hari ini?”



Tanyanya



“ aku lebih suka kau menjadi snow white”



Hyewon menatapku sinis.



“ ya sudah, aku jadi Snow white”



Ia berhenti latihan. Aku memegang tangannya



“ kau selalu cantik Hyewon”



Godaku



“ dasar genit”



Kami berdua tertawa. Kami melanjutkan perjalanan. Kami tiba di sebuah stadion yang sepertinya digunakan sebagai kemah pengungsian. Tidak ada orang lagi di sana. Kami berpencar.



Aku melihat papan pengumuman. Ada daftar kematian dan dengan jantung berdetak aku melihat satu persatu nama itu. Tidak ada nama samaran Bona atau nama Luna. Aku aman.



Aku melihat lembaran berita yang ditempel di sana. Huang tidak hanya menyerang China. Ia menyerang Eropa, Indonesia sampai Afrika. Tidak ada kabar dari negara-negara itu sampai sekarang. Di sana hanya tertulis



“ Indonesia tidak akan menyerah kepada Kekaisaran Bumi dan akan bertempur sampai orang Indonesia yang terakhir. “



Beberapa negara justru bergabung dengan Kekaisaran Bumi dan menjadi negara bawahan seperti New Pan America Republic/NPAR, Brasil, Mexico, dan negara-negara timur tengah. Orang-orang terkaya di dunia juga ikut bergabung dengan Kekaisaran Bumi. Mereka yang bersekutu menjadi sangat makmur sedangkan yang menentang justru akan hancur sehancur-hancurnya.



“ Hyewon kau menemukan sesuatu?”



Hyewon menggeleng kepala. Kami tidak melanjutkan perjalanan. Suhu sangat dingin dan salju sangat tebal. Kami berteduh menghangat diri dengan tenaga dalam Hyewon di dalam sebuah rumah tua.



“ maaf aku tidak bisa berbuat apa-apa Letnan”



Ucapnya. Hampir setahun sudah kami mencari istri dan anakku. Aku masih tidak menemukan mereka. Aku mengggeleng kepala. Aku pegang tangannya lalu menatapnya serius



“ kau sudah berusaha dengan seluruh kemampuanmu”



Hyewon tersenyum.



“ beruntung sekali pria yang memilikimu Hyewon”



Ia lalu menggeleng kepalanya.



“ dia bukan milikku lagi Letnan. Kami tidak akan bertemu lagi”



Begitu juga aku. Aku takut aku tidak pernah akan bertemu lagi Bona dan Luna. Hyewon memegang tanganku



“ aku di sini Letnan. Aku di sini untukmu”



Aku memeluknya



“ tapi kau seorang putri Hyewon. Jika aku menodaimu, maka kau akan ternodai. Itu kenapa aku belum menyentuhmu”



Hyewon lalu tertawa



“ aku bukan putri lagi Letnan. Setelah bertemu dengan anak-anakku, aku melepas gelar putriku dan memutuskan untuk hidup biasa. Tidak ada lagi putri bintang. Aku wanita biasa”



Hyewon lalu membuka gaunnya sehingga terlihatlah seluruh tubuhnya.



“ sekarang maukah kau menerimaku?”



Aku menerimanya. Di api unggun itu kami bercumbu. Hyewon melahap bibirku. Bibir kami saling melahap satu sama lain dan lidah kami saling melilit-lilit



Aku merebahkan tubuhnya di lantai. Aku letakkan wajahku di antara kedua pahanya dan mulai menjilati kemaluannya. Lidahku menjilati bibir kemaluannya. Lidahku mulai masuk dan mulai menjelajah lubang kemaluan Hyewon



Ia mendesah. Ia remas kepalaku dan mendesah pelan. Pipinya memerah. Jilatanku semakin liar dan cepat. Ia remas kepalaku dan tak lama Hyewon mencapai puncak kenikmatannya.



Hyewon masih berbaring di lantai itu. Aku tindih tubuhnya, memeluknya dengan erat dan mulai menggenjotnya. Pipi Hyewon memerah. Ia dekap tubuhku dan berbisik kalau ia mencintaiku. Aku menggenjotnya dan tak lama ia memekik dan mencapai puncak kenikmatan untuk kedua kalinya



Hyewon sangat kuat tapi tubuhnya sangat sensitif. Ia sangat cepat mencapai klimaks. Aku menggenjotnya keras dan Hyewon memekik panjang menahan hujaman penisku sambil menikmati puncak kenikmatannya. Ia tersenyum puas menikmati setiap detik hujaman penis dan jamahan jemariku di sekujur tubuhnya.



Aku ejakulasi hebat di dalam kemaluannya. Kemaluan Hyewon kini penuh dengan spermaku. Kami sangat puas. Hyewon memelukku dan ia menghangatkanku dengan tenaga dalamnya. Kami bercumbu mesra sebelum tidur, dan aku tertidur lelap dipelukannya



Aku menikahi Hyewon di sebuah kuil kosong. Kami resmi menikah. Hyewon sangat senang. Kami menikah dengan adat Xian. Aku memakai seragam Baret merah sedangkan ia memakai gaun putrinya. Kami berpelukan dan Hyewon terlihat sangat bahagia



“ apa kau masih akan mencari istrimu?”



Aku bilang aku bingung. Hyewon bilang ia pasrah dengan segala keputusanku. Aku jawab mungkin akan mencarinya tapi aku takut menyakiti hatinya



“ aku sudah biasa menjadi selir Suamiku. Sudah tenang saja”



Hyewon bercanda dan ia justru takut Bona dan Luna akan menghajarnya karena sudah menikah denganku. Kami tertawa



“ kalau begitu kita jalani saja hubungan ini”



Aku tidak pernah melihat Hyewon sesenang itu. Kami menemukan sebuah rumah besar yang indah dan kami tinggal di sana. Selama beberapa bulan ke depan kami akhirnya hidup di sana. Kami hidup sebagai suami istri dan untuk waktu yang singkat, aku berhenti mencari Luna dan Bona



Sebuah motor terparkir di rumah itu. Aku meraih senjataku dan Hyewon bersiaga. Pintu itu terbuka dan seseorang masuk ke rumah



“ hei”



Dan saat itulah Xingqiao muncul



“ Xingqiao!!!”



Hyewon berlari dan memeluknya. Mereka berdua lalu bercumbu mesra. Aku ikut memeluk mereka dan ikut bercumbu



“ aku masih istri pertama kamu kan?”



Aku mengangguk. Xingqiao akhirnya benar-benar kembali dan bergabung dengan kami. Hyewon mengaku ia menikahiku dan Xingqiao hanya tertawa



“ tenang saja. Bukannya di dunia kita semua laki-laki pasti punya banyak istri?”



Goda Xingqiao



“ iya juga sih”



Kami semua bahagia hari itu. Aku akhirnya tinggal dengan Kedua istrimu Xingqiao dan Hyewon. Ditengah kekacauan di Bumi, aku akhirnya mencoba menghibur diriku sendiri
 
Episode 15​

“ nah, pokoknya hari Ini, kita lupain yang terjadi dan hidup bersenang-senang. Bagaimana?”



Goda Xingqiao. Hyewon mengangguk polos. Mereka berdua melompat kegirangan dan mulai bertingkah konyol. Aku mulai berpikir apakah bersama mereka keputusan yang benar. Tapi aku senang setelah sekian lama Hyewon kembali ke dirinya sendiri. Remaja konyol dan kekanak-kanakan.



Xingqiao datang dengan hanfu biru yang dulu sering ia gunakan di Ibukota Xian. Aku sangat senang ia kembali. Bumi semakin kacau dan aku mulai pesimis. Aku ingin menikmati hal kecil seperti hidup bahagia bersama Hyewon dan istri pertamaku.



“ Xingqiao, kau tidak akan cemburu denganku kan? Aku tidak mau drama lagi”



Tanya Hyewon, seakan takut kesalahan yang sama terulang



“ tidak sayang kali ini aku juga sayang kamu”



Dan Xingqiao langsung menggelitikinya. Hyewon tertawa terbahak-bahak



“ kau Letnan? Apa kau akan membuangku seperti Kuanlin?”



Aku menggeleng kepala.



“ bagus, ayo pesta”



Hyewon dan Xingqiao berlari keliling rumah. Hyewon mengeluarkan Dua botol Arak dan mereka minum-minum seperti orang gila. Mereka berdua menarikku dan kami minum-minum bertiga sepuasnya. Aku tersenyum karena aku tidak pernah melihat mereka sebahagia itu.



Mereka berebutan mencumbu bibirku. Mereka lahap bibirku dengan liar. Kami bertiga saling berdekapan dan lidah mereka berebutan melilit-lilit lidahku. Bibir mereka melahap bibirku dengan ganas dan liar.



Mereka lepaskan pakaianku dan pakaian mereka. Kami sudah sama-sama bugil. Xingqiao melahap leherku dan Hyewon masih terus mencumbu bibirku. Jemariku turun dan mulai mengusap-usap bibir kemaluan mereka.



Kemaluan mereka mulai basah. Mereka sudah sama-sama nafsu. Kami membawa adegan mesra itu ke tingkat yang lebih hardcore lagi. Mereka rebahkan tubuhku di lantai. Xingqiao naik ke atas wajahku dan Hyewon lalu naik ke batang penisku yang mengacung keras



Aku menjilati kemaluan Xingqiao dengan lidahku. Kujilati dia dengan liar sementara di bawah sana, pinggulku bergoyang hebat menggenjot Hyewon. Xingqiao saling berdekupan dengan Hyewon dan mereka bercumbu. Mereka bercumbu liar saling menjamah tubuh mereka sementara kemaluan dan lidahku masing-masing mengguncang kemaluan mereka.



Mereka mulai mendesah. Tubuh Hyewon berguncang. Xingqiao mendesah panjang dan siap mencapai puncak kenikmatannya. Lidahku terus menyerbu lubang kemaluannya tanpa ampun. Hyewon mendongakkan kepala dan mendesah. Ia goyangkan pinggulnya membalas genjotanku. Xingqiao dan Hyewon memekik keras dan mereka pun mencapai puncak kenikmatan secara bersama-sama. Tubuhku kini penuh dengan cairan kenikmatan mereka.



Kami berganti posisi. Xingqiao menungging dan aku menggenjotnya dari belakang. Kuremas pinggulnya lalu menggenjotnya dengan cepat dan liar. Hyewon mendekap tubuhku, mencumbu bibirku dengan ganas. Jemariku turun ke selangkangannya, lalu mengusap bibir kemaluannya.



Hujamanku semakin cepat. Xingqiao mendesah keras. Batang penisku terus menggenjot ganas, menepuk-nepuk pinggulnya dengan cepat dan keras. Kumasukkan jemariku ke lubang kemaluan Hyewon, dan mulai mencolokinya. Kami bercumbu liar sambil terus kuhujamkan batang kemaluanku di kemaluan Xingqiao.



Penisku berkedut, kami hampir mencapai klimaks. Hyewon mendekapku erat dan hampir orgasme kedua. Xingqiao memekik panjang. Kami memekik secara bersama dan tak lama penisku meledak di dalam kemaluan Xingqiao. Kami bertiga keluar bersama-sama.



Xingqiao terbaring lemas. Aku menindih tubuh Hyewon dan menggenjotnya dari atas. Aku mendekapnya dan dia mendekapku erat. Kutusukkan penisku dengan cepat, mengeluarkan air maniku di dalam lubang kemaluannya



Kami bertiga terbaring lemas. Dengan nafas terengah-engah kami saling berpelukan. Qiao dan Hyewon tertawa puas dan kami pun bercumbu mesra di atas kasur.



Malam itu Hyewon memasak untuk kami. Ia ingin memasak makan malam khusus untuk suami barunya, sekaligus sahabat dan istri pertamaku Xingqiao. Aku mengobrol berdua saja dengan Xingqiao. Hyewon memasak sendiri di dapur, dengan kompor kayu bakar buatannya sendiri.



Kami duduk di luar. Malam sangat sepi dan sunyi. Tapi absennya cahaya dari kota membuat kami dapat melihat indahnya langit malam. Tidak ada suara klakson mobil. Suara mesin kereta. Suara mesin-mesin terbang. Semuanya tenang



“ sepi seperti ini kurasa tidak buruk juga ya”



Ucapku. Qiao tertawa pelan



“ kau bisa saja. Nanti Hyewon tersinggung gimana?”



Sahutnya manis



“ apa kau ingat semua kenangan kita?”



Tanyaku pada Qiao. Ia mengangguk



“ aku bahkan punya perasaan yang sama. Sejak kenangan itu masuk ke dalam otakku, perlahan, aku mulai berubah menjadi Xingqiao yang lain.”



Ia memegang tanganku dan menatapku dengan mata yang berkaca-kaca



“ aku berdoa pada Tuhan agar tidak mengubah takdirku. Aku sangat bahagia ketika kita hidup di Xian. Aku menunggumu bertahun-tahun. Maaf aku sangat sedih, ketika kau mencampakkanku malam itu”



Qiao mulai meneteskan air mata



“ Bao an, maukah kau berjanji, untuk tidak pernah meninggalkanku lagi?”



Aku mengangguk dan langsung memeluknya.



“ maafkan aku Xingqiao”



Ia tersenyum bahagia. Aku senang mendapat kesempatan untuk kesekian kalinya. Hyewon memanggil kami dan makan malam itu siap.



Kami makan malam bersama. Hyewon memasak daging asap ala Xian yang kaya bumbu dan sangat lezat. Sungguh makan malam yang lezat. Qiao membawa cukup banyak persediaan ketika ia muncul di rumah kami. Biasanya kami hanya makan ransum namun hari itu hari spesial.



Malam itu Xingqiao mengizinkan aku dan Hyewon bermesraan berdua saja. Kami bermesraan berdua lalu bercumbu kemudian bersetubuh sepanjang malam. Kujamah dia, kucium dia dari bibir hingga ke sekujur tubuhnya, lalu kuhujamkan kemaluanku ke lubang kemaluannya sepanjang malam, menanamkan benih air maniku di dalam rahimnya. Hyewon memelukku mesra ia seperti terlahir kembali. Ia dekup aku dengan tubuh polosnya dan berbisik



“ Letnan Cintaku, aku tidak pernah sebahagia ini. Setidaknya sejak aku terakhir menikah. Terima kasih telah memberiku kebahagiaan ini. Kumohon sampai kapan pun, apa pun yang terjadi, jangan pernah meninggalkanku”



Aku tidak akan melakukannya. Meski nanti aku akan bertemu kembali dengan Bona dan Luna. Aku akan jujur jika aku menikah lagi dan aku akan menerima apa pun reaksi mereka.



Kami tidur berdua. Matahari terbit dan esok harinya aku terbangun dengan Hyewon sebagai istriku. Xingqiao masuk dan menyapa kami. Ia buka seluruh pakaiannya dan hari itu kami bersetubuh bertiga berulang-ulang kali seperti orang gila.



Dengan bantuan Qiao kami melanjutkan perjalanan mencari Bona dan Luna. Kami berjalan bertiga di jalanan. Hampir 7 tahun sudah sejak aku berpisah dengan Luna dan Bona. Anak-anakku pasti sudah mulai besar. Melihat apa yang terjadi di bumi, aku hanya berharap mereka baik-baik saja.



“ mereka pasti kembali. Tenang saja”



Hyewon terus memberiku semangat. Qiao pun begitu. Kami berhenti di sebuah rumah sakit dan aku menyisir ke dalam bersama Qiao dan Hyewon.



“ aman, rumah sakitnya kosong”



Aku melihat kalender dan lembaran berhenti tepat dua tahun yang lalu. Rumah sakit ini berhenti beroperasi. Aku melihat lembaran koran untuk melihat apa lagi yang terjadi.



Kita tahu Huang menggunakan senjata dan tentara yang belum pernah sebelumnya oleh manusia. Koran menuliskan kapal-kapal antariksa raksasa mengepung kota, menghancurkan segalanya. Di China saja korban hampir mencapai 1 Miliar jiwa. Itu artinya Huang membunuh 99% populasi. Korban di negara lain juga sangat besar seperti Rusia dan Indonesia yang ditahun pertama kehilangan hampir seluruh rakyatnya. Meski entah bagaimana Indonesia menghancurkan satu Fregat, dua korvet antariksa dan dua Squadron antariksa Kekaisaran Bumi. Ini dua tahun yang lalu jadi aku hanya berandai apa yang telah terjadi sekarang



“ ini mimpi buruk”



Lirihku. Qiao memelukku



“ Huang merencanakan ini sejak lama. Bahkan Lebih dari 100 tahun yang lalu.”



Ucap Qiao.



Meski tidak memiliki kekuatan super, Qiao juga Immortal dan awet muda. Ia hampir seumuran dengan istriku Bona. Ia sempat menjadi Selir Huang. Namun ia dibuang lalu bermain peran menjadi istriku. Hyewon lalu muncul



“ Aku tidak bisa melindungi mereka. Aku seharusnya menghentikan Huang sejak lama”



Jawabnya.



“ tapi tujuh tahun yang lalu, kami membunuhnya. Aku dan tiga temanku, membunuh Huang”



Dan andai itu berhasil maka dunia terselamatkan



“ tapi kalian gagal. Segala cara sudah dilakukan tapi hampir tidak ada yang berhasil”



Sahut Qiao. Kami menumpang mandi di salah rumah di dekat rumah sakit itu. Qiao mandi lebih dulu sementara aku dan Hyewon bercinta di sofa. Ia duduk pasrah di sofa sementara aku menggenjot dari atas sambil berdiri dan mengangkat kedua pahanya



Seluruh rumah kini penuh dengan desahannya. Ia kalungkan tangannya di leherku dan kami bercumbu liar. Kupercepat genjotanku, meluapkan segala nafsu di dalam diriku. Hyewon melepas ciumannya lalu memekik panjang.



Aku mencabut penisku dari kemaluannya. Hyewon mencapai puncak kenikmatannya. Cairan memuncrat deras dan dia memelukku erat. Qiao selesai mandi dan dia tertawa melihat kami berdua



“ ciee yang lagi bulan madu. Bumi hampir hancur tapi kalian ngentot terus”



Goda Qiao. Aku menggendong Hyewon. Ia sudah sangat lemas. Aku genjot penisku di dalam kemaluannya sambil berdiri dan dia mendesah sekeras-kerasnya. Qiao tertawa terpingkal-Pingkal. Tak lama penisku berkedut dan keluar di dalam vagina Hyewon.



Qiao melepas pakaiannya. Ia ikut bermesraan dan kini giliran aku dengannya. Hyewon mengistirahatkan dirinya di sofa. Sedangkan Qiao menunggangiku wajahku sambil mengocok keluar sisa-sisa air mani dari penisku.



Dunia boleh hancur tapi kami bercinta hampir setiap saat. Entah di rumah, entah di luar, entah di reruntuhan di mana saja yang menurut kami aman, kami bercinta di sana. Aku Qiao dan Hyewon bisa 12 kali bercinta dalam sehari. Selang setengah jam atau satu setengah jam, kami mungkin akan bercinta walau hanya sebentar



Perang sepertinya dalam tahap mereda. Tapi Manusia Bumi semakin kalah. Kami sangat jarang melihat pasukan musuh, tapi seperti tidak ada manusia bumi yang tersisa. Huang hampir memenangkan perang. Kepunahan manusia bumi telah terjadi Mereka bertanya apa yang akan aku lakukan setelah menemukan Bona dan Luna. Aku jawab



“ aku mungkin akan memberi Huang pelajaran.”



Jawabku. Hyewon tiba-tiba panik



“ tapi dengan apa? Huang tidak akan mempan ditembak Senapan mesin”



Aku menjawab santai



“ pasti ada cara. Aku yakin”



Hyewon memelukku. Lalu Qiao juga.



“ aku senang bisa memiliki pria tak kenal menyerah seperti kau. Tapi sesekali, pikirkan dirimu juga”



Ucapnya



“ tapi mimpi buruk ini tak kan berakhir jika dia masih ada. Setidaknya keluargaku tidak akan aman”



Dan aku benar. Tidak lama



“ duaar”



Ledakan terjadi. Kami berpelukan dan seketika itu juga langit rumah runtuh. Hyewon yang menyelamatkan kami dengan tubuhnya. Kaki Qiao tertimpa namun Hyewon segera menyelamatkannya.



Pesawat musuh mendarat. Belasan orang mengepung kami dan menodongkan senjata mereka. Aku merayap meraih senapan mesinku, dan ketika mereka mendekat



“ Rttttttt!”



Aku membunuh enam musuh sekaligus.



“ Hyewon! Bawa Qiao lari!”



Teriakku



“ hah? Gak terbalik?”



Hyewon menggeleng kepala. Musuh menembaki kami dengan senapan plasma mereka. Sambil berdiri aku memberondong senapan mesinku dan membunuh mereka semua.



Dua meriam utama musuh membidik kami. Aku meraih railgun dan



“ Duar!”



Pesawat musuh hancur ditempat. Pesawat yang lain muncul dari langit malam. Pesawat itu cepat dan nyaris mustahil jika aku menembaknya. Akurasi railgun ini sangat bergantung dengan bidikan penembaknya. Railgun sangat sempurna ditembakkan jika pesawat musuh dalam mode vtol.



Aku berdiri dan Saat itulah waktu berhenti. Aku bidikkan railgun itu menahan nafas dan



“ Duar!”



Pesawat musuh oleng dan terjatuh ke tanah. Ledakan terjadi. Aku menurunkan railgun itu. Kami aman dari sergapan musuh. Hyewon terpukau. Ia bangkit membantu Qiao lalu menyandarkannya di reruntuhan



Seseorang keluar dari balik api yang melahap bangkai pesawat itu. Api sangat panas namun ia berjalan seperti tidak merasakan sakit sedikit pun. Api melahap jubah kebesarannya. Tidak salah lagi itu dia.



“ Kaisar Huang”



Gumam Hyewon. Aku kembali menembakkan railgun. Huang menangkisnya. Aku membuang railgun itu dan mengambil senapan mesinku



“ salah satu dari kita harus mati hari ini!”



Teriakku



“ dan itu kau KOBOI”



Ia menembakkan laser dari matanya. Normalnya laser Huang akan membelah manusia bahkan sebelum refleknyasempat berpikir untuk menghindar. Laser sangat cepat dan jauh lebih dari peluru. Tapi waktu kembali berhenti. Aku dengan mudah menghindar. Aku bidikkan senjataku dan memberondongnya dengan senapan mesin. Huang melempar dua bola energi. Ledakan terjadi namun aku berhasil mengelak menyelamatkan diri. Aku terpisah dari senapan mesinku. Aku cabut revolver dan menembakkan ke enam pelurunya. Huang tertawa



“ kau tahu peluru ini tidak dapat melukaiku kan?”



Ucapnya



Hyewon melompat menyelamatkan Qiao. Huang terbang dan melayangkan pukulan yang sangat keras. Aku menghindar. Huang hendak mencekikku namun aku melompat dan kembali menghindar



“ berhenti bermain-main koboi”



Huang terbang dan melayang di langit malam. Ia kerahkan tembakkan lasernya berusaha membelahku. Aku berlari menyelamatkan diri dan sambil tertawa Huang mengejarku dengan laser dari matanya.



“ Oi anak mami”



Huang terdiam dan berbalik menatap Qiao. Sebuah granad dilemparkan ke udara Lalu



“ Duaaaar”



Huang menembak granad itu dengan lasernya. Ledakan nuklir terjadi. Hyewon memeluk Qiao lalu dengan teleportasi kami melompat menyelamatkan diri dari tempat itu.



Ledakan itu terlihat bahkan sampai belasan kilo. Granad itu adalah Bomb nuclear ukuran baseball Amerikaa Serikat. Bomb itu sudah ada sejak tahun 2000-an, dan digunakan untuk melindungi presiden.



“ kau membunuhnya Qiao”



Ucapku



“ sudah lama aku ingin melakukannya”



Sahut Qiao



“ kita semua membunuhnya”



Jawab Hyewon. Ia bertelepor membawa kami sejauh mungkin dari ledakan nuklir, menyelamatkan diri dari radiasi.



“ apa dia kembali lagi kali ini?”



Tanyaku



“ jika dia kembali, maka aku harus siap”



Jawab Hyewon.



Itu pertarungan keduaku dengan Huang. Kali ini tanpa Rome, Rio dan Toxic Boy.Tanpa bom nuklir Qiao, aku mungkin sudah remuk dan tewas di tempat. Senapan mesin ini tidak dapat melukainya. Rasanya seperti melawan Sun Goku.



Kami tidur di reruntuhan sebuah Mini Market. Hyewon bermeditasi. Ia bilang ia harus siap ketika Huang kembali. Ia harus berlipat-lipat lebih kuat. Jika nuklir Qiao tidak membunuh Huang, maka aku tidak tahu dengan apa lagi aku membunuhnya.



Aku mendengar suara tawa anak kecil pagi itu. Aku terbangun. Xingqiao masih tertidur. Hyewon masih bermeditasi. Sudah berbulan-bulan sejak kami jalan kali menyusuri China mencari istriku. Tapi pagi itu, dia menemukanku



“ Luna?”



“ E….Edi?!”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd