Episode 13
Malam itu di BeiYuan,
“ kau tidak ingin kembali ke kehidupan lamamu?”
Aku teringat Hyewon pernah bertanya itu padaku. Bagaimana jika aku menjawabnya dengan berbeda.
Aku melarang Hyewon menghapus dirinya. Aku percaya dia akan benar-benar melakukannya jadi aku melarangnya. Hyewon menangis. Ia menangis sejadi-jadinya. Saat itulah, aku tiba-tiba memeluknya.
Sang putri bintang itu terdiam. Tangisannya terhenti. Aku merasakan air matanya membasahi seragamku. Aku usap punggungnya, berusaha menenangkan dirinya. Aku melepas pelukanku dan dia menunduk malu
“ aku menjelajah berbagai Jagad Raya. Aku melihat bagaimana nasib Kuanlin dan diriku. Sepertinya kami tidak ditakdirkan bersama. Entah bagaimana Aku mencarimu di setiap Jagad raya itu. Kau adalah satu dari sedikit orang yang ada untukku. Kau satu-satunya orang yang tahu ceritaku dari aku kecil hingga sekarang, selain suamiku. Aku menceritakan semua rahasiaku padamu.”
“ dan saat itulah Letnan. Aku sadar. Aku sadar sepertinya aku jatuh cinta padamu”
Ia mengatakan itu untuk kedua kalinya. Aku hanya diam
“ tapi cintaku berbeda dengan wanita lain Letnan. Aku tidak mau mengulangi kesalahan seperti saat bersama Kuanlin dulu. Aku ingin kau bahagia. Sekarang aku tanya, dari hatiku yang tulis, kau tidak ingin kembali ke kehidupan lamamu?”
Dan saat itulah aku menjawab
“ apa kau tahu seperti apa masa laluku?”
Hyewon menggeleng kepalanya
“ tidak, tapi aku bisa mencoba”
Hyewon memegang kepalaku dengan kedua tangannya. Ia pejamkan matanya lalu mulai membaca pikiranku. Saat ia membaca pikiranku, saat itulah aku merasakan nyeri teramat sangat di kepala
Ingatanku kembali. Aku ingat siapa aku. Aku ingat Bona, Luna dan anak-anakku. Aku ingat semuanya. Aku berdiri dari tempat dudukku dan perasaanku campur aduk.
“ Astaga, ini bukan Kehidupanku. Aku bukan Bao an! Huang! Istriku dalam bahaya!”
Aku seketika panik. Hyewon menatapku ketakutan
“ Hyewon! Aku ingat kau! Ternyata kau bukan remaja! Kau manusia pembelah berlian! Kau benar-benar Zhou Yuji!”
Aku memeluknya. Aku berterima kasih karena ia mengembalikan ingatanku kembali.
“ sekarang, apa kau sudi tetap memanggilku Hyewon?”
Aku mengangguk. Hyewon mengatakan ia menyelamatkanku saat aku berusaha membunuh Huang. Ia membawaku kepada Xingqiao, dan Xingqiao mengaku ia mengenalku. Demi menyelamatkanku dari Huang, Xingqiao memohon agar Hyewon membawa kami mengungsi ke planet Xi. Ia juga mengaku ia pernah menikah denganku bertahun-tahun yang lalu.
“ Xingqiao, tunggu dulu”
Aku pernah menikah beberapa bulan dengan Xiangqiao, lalu kejadian itu terjadi dan aku kehilangan dia. Xingqiao sudah mati sejak lama. Siapa wanita itu!
“Hyewon bawa aku ke Xingqiao sekarang, aku harus tahu siapa dia sebenarnya. Dia bukan Xingqiao. Ini bukan kehidupanku!”
Hyewon menurut. Malam itu juga dari BeiYuan, dengan kapur ajaib milik Hyewon, kami berteleportasi ke Ibu kota Xian. Dalam hitungan detik kami sampai ke depan rumahku. Aku berlari masuk dan langsung memanggil
“ Xingqiao”
Xingqiao lalu datang
“ Suamiku?”
Mulanya ia tersenyum. Namun melihat raut wajahku ia seketika takut.
“ siapa kau?”
Ia seketika mengerti apa yang aku tanyakan. Ia tahu jika ingatanku kembali. Xingqiao terduduk. Ia menutup wajahnya lalu menangis sejadi-jadinya. Air matanya berlinang
“ ini tidak adil”
Xingqiao mengatakan yang sebenarnya. Qiao yang ini sebenarnya bukan Xingqiao yang aku kenal dulu. Mereka orang yang berbeda. Xingqiao yang aku kenal berasal dari Jagad raya yang lain. Sedangkan Xingqiao ini, adalah Xingqiao yang lahir dari dunia ini.
Huang menggunakannya. Huang menggunakan Xingqiao. Huang sangat kuat tapi ia tidak pernah meremehkan musuhnya. Huang tahu aku, Rome dan yang lain akan menyerbu persembunyiannya, sehingga ia menyuruh rencana. Kaisar Huang sudah menyusun berbagai skenario untuk memancingku datang dan mengungsikanku jauh dari Bumi. Untuk menyempurnakan rencananya, Huang melebur ingatan dan kenangan Xingqiao yang sudah meninggal di Indonesia, kepada Xingqiao yang masih hidup. Dengan begitu, cinta tubuh di dalam diri Xingqiao yang masih hidup. Hyewon tidak tahu rencana ini dan ketika ia membawaku ke Xingqiao, ia pun terpedaya rencana ini. Yaitu membawa kami lari dari bumi
“ ini aku Koh, ini aku Jisun. Ini aku Xingqiao istrimu. Aku disini. Aku kembali. Huang tidak sengaja menghidupkanku kembali”
Aku berlinang air mata. Hyewon tidak percaya apa yang ia dengar. Huang menggunakan Xingqiao untuk menipu kami berdua. Dan Xingqiao sendiri tidak bisa berbuat apa-apa
“ karena dia tahu aku mencintai Bao an. Jika takdir tidak bisa menyatukan kami, mungkin Huang bisa. Maafkan aku Bao an. Maafkan aku Hyewon”
Xingqiao ingin memelukku namun aku memundurkan badanku. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia ambil foto kami berdua yang ia berikan lalu ia lempar ke dinding. Hyewon juga menangis. Sebagai usaha terakhir Xingqiao terduduk di lantai dan memohon
“ jangan pergi Edi. Aku istrimu. Aku istri pertamamu”
Aku ikut menangis. Aku harus memilih antara Xingqiao atau kehidupan lamaku. Belum sempat aku menjawab. Xingqiao mengeluarkan pistol dari sakunya dan
“ jangan!”
“ dor!”
Xingqiao menembakkan pistol itu ke kepalanya. Ia tewas ditempat. Aku peluk dia dan aku menangis sejadi-jadinya
“ Xingqiao!!!!!”
Hyewon berusaha menyelamatkannya namun ia gagal. Xingqiao sudah mati. Kami membunuhnya. Hyewon menangis sejadi-jadinya
“ ini salah aku. Ini salah aku.”
Hyewon ikut terduduk. Namun ia berdiri karena menyadari tidak ada yang bisa ia lakukan lagi.
“ wiii u wiii u wiii u”
Suara sirine polisi terdengar. Polisi tiba di depan rumah begitu mendengar suara tembakan. Polisi bersiaga hampir di setiap sudut karena kriminalitas yang tinggi. Kami tidak punya banyak waktu.
“ Letnan”
Hyewon meminta agar kami segera pergi. Aku menyesal tidak memeluknya. Kini, aku tidak akan pernah. Kisah cinta itu berakhir t
“ maafkan aku Letnan”
Ucap Hyewon.
“ tidak perlu Hyewon. Ini salahku.”
Kami harus kembali ke bumi. Sayang sekali kami harus meninggalkan Xian dengan cara seperti ini. Aku pejamkan mataku dan membayangkan senyuman terakhir Xingqiao ketika aku pergi bertugas. Aku memeluk Hyewon dan aku menangis
Kami kembali ke bumi. Kami berpindah ke mantan Ibukota Kekaisaran China, Chang’an. Saat aku terbang ke kepulauan naga, Kekaisaran China secara resmi melebur dengan pemerintahan Komunis China. Ini secara resmi mengakhiri konflik berkepanjangan di China dan semua orang menyambut baik keputusan Ratu Zhou Yuji. Hanya segelintir jenderal yang menolak dan melakukan perlawanan. Hyewon turun dari tahta dan saat itulah ia juga pergi ke kepulauan Naga demi merencakan pembunuhan terhadap Kaisar Huang.
Saat kami tiba di Kota itu. Tidak ada apa-apa lagi di sana. Jasad-jasad sudah membusuk. Tulang belulang sudah di mana-mana. Gedung-gedung runtuh dan banyak yang ditinggalkan. Kami tiba di menara yang seharusnya menjadi rumahku. Menara itu roboh dan tidak ada apa-apa lagi di sana
“ saat aku pergi. Sebelum kita bertemu. Banyak yang berpesta ria karena konflik di China akhirnya berakhir. Para Jenderal mengejekku pengecut karena mereka bilang aku lari dari tanggung jawabku. Aku hanya mencari cara agar pertikaian di China selesai dan kami bisa menghadapi bahaya yang sebenarnya. “
“ sayangnya aku terlambat. Kini, tidak ada apa-apa di sini. Aku sudah pergi terlalu lama”
Hyewon menahan air matanya. Aku menggenggam tangannya. Aku melihat bangkai UFO raksasa terdampar di kota Chang’an (Xi’an). Kota ini benar-benar hancur hingga tak berbentuk lagi. Aku terduduk di tepi jalan itu. Hyewon ikut duduk.
“ apa sebaiknya kita mencari di sekitar sini”
Bisik Hyewon. Aku menggeleng kepala. Aku berbaring di tepi trotoar itu. Aku pejamkan mataku lalu aku menangis. Hyewon tidak bisa melakukan apa-apa. Ia tidak berdaya. Ia ikut menangis. Kami terlambat. Kepunahan telah terjadi. ia Ikut berbaring dan memelukku dari belakang.
Hampir tujuh tahun sudah aku pergi. Dan tidak ada apa-apa di sini selain bangkai, tulang belulang dan reruntuhan. Kami berbaring di trotoar itu dan kami menangis semalaman. Aku kehilangan semua orang.
Kami tertidur di trotoar itu. Pagi itu aku bangun dan Hyewon menyelimutiku dengan jaketku. Aku merogoh jaketku. Ketika ia bangun, aku memberi Hyewon ransumku sebagai sarapan.
“ aku cuma ada ini. Kita lupa bawa bekal”
Hyewon hanya tersenyum.
“ terima kasih Letnan”
Kami berjalan kaki ke istana Huaqing, yang dahulu adalah istananya. Kami masuk ke istana itu dan kami tinggal di sana berhari-hari. Aku menimba dari sumur yang untungnya masih ada air. Ada sedikit ikan di kali namun sangat terbatas. Kami tinggal berdua bahkan sampai satu kamar dan tidur satu kasur. Aku merasa ia sudah seperti adik kandungku
Kami pindah beberapa hari kemudian. Kami menemukan mobil bensin di istana itu. Kami juga menemukan beberapa liter bensin. Kami berkendara meninggalkan Chang’an.
Aku masih membawa Senapan mesin menengahku (MG-42) sebagai senjata. Kami berkendara ke arah utara tanpa tujuan. Hampir tidak ada manusia sepanjang mata memandang. Aku melihat bangkai-bangkai jet tempur kontemporer China, (J-10, J-15, J-20, J-31) beberapa bangkai F-85 dan F-100 serta bangkai-bangkai UFO-UFO asing. Seperti telah terjadi perang besar di daratan China. Yang menewaskan hampir seluruh populasinya. Apa yang kami lihat sungguh mengerikan. Hampir tidak ada manusia yang selamat dari perang itu.
Kami mengumpulkan bekal makanan dan air bersih. Kami minum seperlunya dan tidur di mobil atau dipinggir jalan. Hyewon selalu memelukku. Aku tidak punya foto Bona atau Luna tapi Hyewon melihat wajah mereka dari ingatanku. Andai Hyewon bisa mendeteksi Aura mereka namun sayangnya mereka belum pernah bertemu. Dan Tenaga dalam Hyewon semakin melemah.
Aku masih tertekan dengan kematian Xingqiao. Kali ini lebih tragis dari sebelumnya. Aku makin tertekan mengetahui kedua istri dan seluruh anakku menghilang. Hanya Hyewon yang ada didekatku. Dan sebisa mungkin ia terus berusaha menenangkanku.
Kami kehabisan bensin. Sejak hari itu, kurang lebih sebulan setelah pindah ke bumi kami akhirnya jalan kaki. Sehari berlalu, dua hari berlalu sampai tak terasa satu bulan berlalu dengan kami masih berjalan di China yang nyaris tidak berpenghuni kembali.
“ jangan menyerah Letnan. Kita pasti menemukan mereka”
Aku mengangguk. Aku berusaha untuk tetap optimis. Aku kembali dan kehilangan seseorang yang aku cintai hanya demi menemukan mereka. Aku harus berhasil.
Kami berhenti di sebuah kantor polisi di salah satu reruntuhan kota. Kantor itu masih cukup utuh. Penanggalan di kalender terhenti sekitar 3 tahun yang lalu.
“ Daftar orang hilang”
Hyewon melihat daftar orang hilang di Papan pengumuman. Di sana juga tertulis jumlah pengungsi di lapangan parkir kantor polisi itu. Hyewon menunduk dan kembali menahan tangisnya. Aku pegang tangannya dan ia duduk di sebuah sofa.
“ hanya menerima laporan orang hilang pukul 8 sampai 11 pagi. Harap kembali hari berikutnya “
Aku melihat koran masih tergeletak di atas meja. China terdesak dan begitu juga dengan hampir seluruh dunia. Huang tidak lagi menggunakan militer biasa untuk invasi besar-besarannya. Ia mendapat bantuan dari Makhluk asing Alien. Mereka menyerang dengan persenjataan yang tidak pernah dilihat sebelumnya di Medan pertempuran manapun di Bumi. China, Uni Eropa, Rusia, sampai Inggris melawan tapi nyaris tak ada cara untuk menghentikan Huang dan tentaranya. Huang memanfaatkan Pasukan Asing dari luar bumi untuk mempersatukan Bumi dan hasilnya adalah sekitar kami. Hampir tidak ada yang selamat dari perang ini.
“ Hyewon”
Malam itu kami berteduh di kantor polisi itu. Aku berbisik memanggil namanya
“ Ya Letnan?”
Aku ingat Hyewon pernah mengatakan aku dan Xingqiao hidup bahagia di Jagad raya yang lain.
“ itu benar Letnan aku melihatnya. Kalian bahagia.”
Aku ikut bahagia. Aku memberitahu Hyewon jika aku pernah tidak sengaja melompat di Jagad raya itu. Aku bertemu Xingqiao. Aku juga bertemu diriku. Ia sangat bahagia andai saja
“ andai saja aku punya kesempatan untuk membahagiakan Xingqiao Hyewon. Andai dia tidak mati di Lampung. Pasti semua berbeda”
Hyewon memelukku erat
“ semua sudah terjadi Letnan. Aku mengerti kesedihanmu. Apalagi kehancuran di sekitar kita, membuat Kita semua makin tertekan. Tapi percayalah. Semua akan lebih baik lagi. Jika kau seperti ini, Xingqiao akan semakin sedih”
Sahut Hyewon
“ andai aku peluk dia Hyewon. Andai aku memeluknya”
Hyewon memantraiku. Aku tertidur lelap dipelukannya. Ia menenangkanku. Aku terbangun di sebuah kamar yang tidak kukenal. Aku melihat seseorang berdiri di dekatku. Pandanganku perlahan mulai jelas dan ketika aku melihatnya, aku bertemu lagi dengan dia
“ xingqiao?!”
“ hei”
Aku bertemu dengan istri pertamaku Xingqiao di mimpiku. Aku berlari memeluknya. Aku sadar itu bukan mimpi biasa. Aku merasa seperti di dunia yang berbeda
“ kau rindu aku?”
Tanya Xingqiao. Aku mengangguk. Aku memeluknya erat dan aku menangis
Dan Xingqiao kedua muncul. Aku sadar dia Xingqiao yang berbeda. Kami menoleh. Ia memundurkan badannya namun Xingqiao menariknya.
“ katakan”
“ maafkan aku, suamiku”
Ucapnya. Aku mengangguk
“ kisah kita, meski hanya beberapa saat. Apa kau akan melupakannya?”
Aku menggeleng kepala. Dia tersenyum. Bayangannya memudar dan ia menghilang, menyisakan aku dan istri pertamaku.
“ tubuhmu sangat lemah sayang. Kau sudah sampai diujung hidupmu. Aku beri kau pilihan. Apa kau ingin pergi denganku? Atau kau ingin melanjutkan hidupmu?”
Aku terdiam. Jika aku menerimanya, maka ragaku akan mati dan aku akan pergi bersama istri pertamaku. Aku tersenyum
“ aku mencintaimu Xingqiao. Aku ingin kau tahu aku tidak pernah melupakanmu.”
Xingqiao tersenyum
“ dan aku pun begitu.”
Aku terbangun dari tidurku. Aku bertemu dengan Xingqiao istri pertamaku, dan Xingqiao istriku di Planet Xi. Aku memaafkan dia. Ini bukan salahnya. Aku terbangun dari tidurku. Aku melihat seseorang berdiri di luar kantor polisi itu. Aku menyiagakan senjataku. Ia dengan santai berjalan mendekat dan aku siap untuk menembaknya.
“ Xingqiao?”
Aku kembali melihatnya dengan jelas. Ia tersenyum
“ hei”
Ucapnya santai
“ apa kau hantu? Karena aku agak takut”
Ia menggeleng kepala dan menunjukkan bekas lukanya.
“ Aku tidak mati. Kau meninggalkanku. Aku memiliki implan canggih di dalam diriku. Peluru tidak pernah menembus otakku. Peluru itu menempel tapi tidak merusak otakku. Kalian mengira aku mati karena jantungku sangat lemah.”
Lalu ia menamparku keras
“ tapi kau membuatku bunuh diri malam itu”
Aku lalu berdiri. Aku memeluknya dan aku menangis. Ia tersenyum bahagia
“ tapi di mimpi itu, kau…”
Xingqiao hanya menggeleng kepala.
“ itu hanya mimpi Bao an. Kondisimu sangat lemah. Kau bisa saja mati. Itu hanya gambaran terakhir di pikiranmu”
Sahutnya
“ aku memaafkanmu Xingqiao. Aku mengerti kondisimu. Aku mengerti perasaanmu.”
Xingqiao tersenyum lalu ia mencumbu bibirku sekilas
“ aku tahu. Aku juga minta maaf.”
Ia melepaskan pelukannya. Ia berjalan keluar, meninggalkan kantor polisi itu. Ia naik ke sebuah motor dan saat itulah kami berpisah
“ selamat tinggal suamiku”
Aku hanya diam
“ kita masih bisa bersama Xingqiao. Hyewon juga merindukanmu”
Ia hanya diam. Ia naik ke sebuah motor lalu berkendara menjauh. Aku kembali berbaring di samping Hyewon. Ia tidak tahu Xingqiao masih hidup. Namun pesan terakhir Xingqiao adalah ia tidak ingin Hyewon tahu ia masih hidup. Ia mengatakan Hyewon pun akan tahu dengan sendirinya.
“ kau kenapa? Daritadi kau senyum-senyum sendiri. Kau sudah gila?”
Pagi itu Hyewon bingung melihatku tersenyum. Aku menggeleng kepala.
“ tidak apa-apa. Kau mau susu? Aku menemukan ini”
Aku memberinya susu. Kami makan-makanan kaleng pagi itu. Setidaknya aku lebih tenang mengetahui Xingqiao tidak mati. Ia hidup dan baik-baik saja. Kami berpisah dengan damai. Aku mengatakan aku senang hidup dengannya meski hanya sebentar.
Kami melanjutkan perjalanan. Kini aku bisa lebih konsentrasi mencari kedua istri dan anakku. Dunia hancur karena perang Unifikasi Bumi. Tapi aku berusaha tetap optimis. Bona dan Luna masih diluar sana. Dan aku harus menemukannya. Meski harus keujung dunia. Aku akan meraih kehidupan lamaku kembali. Aku menyesal telah meninggalkan mereka di Chang’an dan aku bersumpah akan menyelamatkan mereka dari bumi yang hampir hancur ini