Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Fakultas Ilmu Seks Season 2

Kasik usul aja gan sapa tau bisa jadi bahan cerita untuk selanjutnya dibuat alya dkk minta tolong ke ken untuk balas dendam ke irene dan tomo hahaha,, usul aja sih sapa tau berkenan tapi overall ceritanya sudah bagud gan dan salud sama agan hahaha
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Hawa2 nya dian sama alya butuh sentuhan seorang "tuan" yang bisa gantiin ken nih, abisnya si icha cemburuan gitu :D

Atau mungkin sebaiknya dian sama alya dijadiin properti tuan ken dan nyonya icha saja agar sama2 enak (termasuk para pembaca juga jadi enak :) )
 
Hawa2 nya dian sama alya butuh sentuhan seorang "tuan" yang bisa gantiin ken nih, abisnya si icha cemburuan gitu :D

Atau mungkin sebaiknya dian sama alya dijadiin properti tuan ken dan nyonya icha saja agar sama2 enak (termasuk para pembaca juga jadi enak :) )

kita lihat nanti hehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Update !



Hari Selasa kampus sangat ramai terutama di aula utama untuk menyaksikan acara seminar tentang pernikahan dan menjaga kesehatan alat kewanitaan. Diluar dugaan, banyak sekali anak-anak Univex yang hadir karena seminar ini sangat jarang di kampus karena tema yang tidak menarik dan agak sensitif. Setelah Alya memberi sambutan, pembicara tentang seminar persiapan nikah diisi oleh Ken dan istrinya. Para peserta berhasil dibuat galau oleh kemesraan yang ditunjukkan Icha dan Ken. “Kalau memang kalian sudah siap secara materi dan moral, apalagi kalau udah ada pasangan segeralah menikah. Untuk yang belum. Yaa… banyak-banyak berdoa atau coba gosok-gosok di bungkus chiki siapa tau dapet.” Ujar Ken diiringi tawa peserta.

Setelah Ken dan Icha mengisi acara, mereka berdua berkeliling dan duduk di taman kampus sambil bernostalgia. “Yah, udah lama ga main ke kampus lagi ya ?” ujar Icha sambil menyenderkan kepalanya ke Ken, “Ah kamu bun kan baru satu semester setengah juga.” ujar Ken. “Hm… asyik nih ada yang lagi pacaran.” Suara Nana mengagetkan mereka. “Eh Na, udah lama banget ga ketemu.” Icha dan Nana saling berpeluk dan cipika-cipiki. Saat melihat Ken, Nana hanya menyalaminya. “Ngapain ke kampus ? Masih kerja disitu ?” ujar Icha sambil melihat tampilan Nana yang semakin menggoda dengan kemeja slim fit dan rok span panjang ketat yang dibelakangnya agak terbuka sehingga memperlihatkan betis nya yang mulus tertutup kaus kaki. “Apaan deh Cha. Aku udah ga disitu. Aku kerja di Farmex sekarang perusahaan obat yang bisa bikin ‘enak’ itu loh.” ujar Nana dengan nada menggoda. “Masih aja genit. Cari cowok sana biar si Nana yang bawah ga galau.” bisik Icha pelan. “Hm… ngomongin itu aku jadi pengen…” ujar Nana sambil menghampiri Ken namun langkahnya dihentikan Icha. “Udah, bentar lagi sesi lo kan ? Udah ya kita mau pulang.” ujar Icha sambil menarik tangan Ken dan menghilang dari taman itu.

Saat Nana membalik badannya, Sofi datang dengan nafas terengah-engah. “Kenapa lari-lari sih ? nanti jatoh kamu.” ujar Nana. “5 menit lagi sesi kak Nana. Aku cari di belakang panggung sama ruang pembicaranya kakak malah gaada. Jadi aku lari-lari nih.” gerutu Sofi. “Yaudah yuk. Mbak Irene nya udah dateng ?” tanya Nana. “Udah kak. Ayo buruan .” Nana dan Sofi berjalan ke aula untuk mengisi acara seminar tersebut. Selama acara berlangsung, Nana dan Irene menjelaskan materi sambil sesekali menyisipkan istilah-istilah seksual. Diluar dugaan, para peserta yang semuanya perempuan justru menyimak dengan sangat seksama dan sesi Tanya jawab diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang pastinya akan membuat degup jantung lelaki bisa naik turun. Bahkan beberapa peserta juga ada yang wajahnya memerah, menunduk dan ada juga yang ke pura-pura ke toilet.

Di dalam toilet, akan terdengar lomba desahan para wanita yang birahinya tidak tertahan lagi saat menyaksikan seminar. “Mau aku bikin sex party nih disini ?” bisik Irene. “Jangan eh. Nanti kita yang akan kena. Sama aku aja ya nanti di kantor.” balas Nana. “Yaudah deh aku ngikut kamu ajah.” jawab Irene. Akhirnya acara seminar pun selesai dan seluruh peserta meninggalkan ruangan seminar. Saat Alya dan Dian beserta panitia lain membereskan ruangan, mereka melihat lantai dan beberapa kursi agak basah atau becek serta beberapa sampah tisu. Bahkan Dian menemukan pulpen dan spidol yang basah. Saat Dian menciumnya, ia tersenyum sambil menggeleng kepalanya.

Setelah acara selesai dan aula sudah dibereskan, mereka melakukan rapat evaluasi. Rapat berjalan lancar disertai beberapa curhatan panitia dan sesi tangis-tangisan. Setelah rapat selesai, seluruh panitia pulang kecuali Alya, Dian, Sofi dan Yasmin. Mereka berempat segera ke sekre untuk melepas lelah dengan bermasturbasi. “ooohhh… terus sof… yeeshhh…” racau Alya sambil mengobok vagina Yasmin dan Dian. “Al… terus al…. aaahhhh….” Yasmin meremas payudaranya sendiri sambil menikmati gerakan jari-jari Alya di vaginanya. “Say… cepetin say… aaahhh…. Iyaaahhh… begitu….” Sofi mengerang menerima obokan tangan Dian. Sudah 10 menit mereka berempat bermasturbasi sambil mengerang keenakan. “Gw keluar duluan nih…. Aaahhh… iyaaahhh… Al….” Yasmin mengejang kemudian cairan vaginanya mengucur keluar. Tak lama kemudian, Sofi dan Dian juga mencapai klimaks dan mereka saling menyemburkan cairan vagina kea rah Alya. “Ih kok diarahin ke aku sih ? awas ya.” Alya memegang tangan Sofi lalu mempercepat obokannya. “Aahhh… bentar lagi gue sampe…. Ooohhhh…. Aaaaahhhh….” Alya berdiri lalu mengencingi wajah Sofi dan Dian dengan cairan vaginanya. “Jir, banyak banget. Ampe belepotan nih muka gue.” gerutu Dian. “Makanya jangan remehkan senjata mamahmu ini.” ejek Alya sambil mengelap wajah Dian dan Sofi.

“Guys, kepengurusan kita tinggal tiga bulan lagi dan kita belom ada persiapan apa-apa. Gimana tuh ?” ocehan Yasmin mengheningkan suasana sekre. “Ah bener juga. Tapi kita harus ngapain ?” ujar Alya bingung. “Ya siapin penerus lah sayangku.” balas Yasmin. “Ohiya pemilihan kampus ya ?” Alya teringat salah satu acara besar yang ternyata deadline nya dua bulan lagi. “Sisa dana kita masih cukup sih untuk acara itu.” ujar Sofi yang tiba-tiba sudah membuka laptopnya. “Cari dana lagi aja lah. Pake ini.” ujar Dian sambil menggesek vaginanya. “Nggak ! aku ga akan mau kalo dibayar untuk begituan. Aku maunya begituan atas keinginan sendiri bukan karena uang.” tegas Alya diikuti anggukan Yasmin. “Kalian payah nih. Sof, gimana ? Setuju ga sama ideku.” Ujar Dian sambil menyenderkan diri di pundak Sofi yang masih duduk di depan laptop. “Eh… tapi gimana bikin di laporan keuangan nanti ?” ujar Sofi ragu. “Kamu ini. Kita ke perusahaan buat cari sponsor trus kita nikmatin deh kontol mereka trus kita dibayar. Uang itu masukin aja ke pendapatan sponsor atau dana jualan gitu.” ujar Dian. “Hm… gimana Al, Min ? Keputusan di kalian sebagai ketua dan wakil ketua.” ujar Sofi. “Hufftt.. yasudah terserah. Tapi aku dan Mimin ga ikutan. Kalian aja berdua yang layanin nafsu mereka.” ujar Alya. “Asiikkk… Dian udah kangen sperma hm….” ujar Dian sambil membayangkan tubuhnya dibanjiri sperma. “Dasar laylay. Yaudah kita mandi dulu yuk. Udah gerah belepotan ginian pula.” Sofi masuk ke kamar mandi namun ditahan oleh Alya. “Mandi kok ga ngajak ? ayo bareng.” Alya, Dian dan Yasmin menyusul Sofi ke kamar mandi lalu mereka mandi bersama sambil kembali bermasturbasi.

Hari sudah pagi. Keempat gadis penghuni sekre kenikmatan itu mulai menyusun rencana untuk mengurus pemilihan ketua yang baru. Para penanggung jawab dan staff mereka jarang bermain di sekre karena kesibukan kuliah dan mereka sering mengeluh mencium bau yang aneh setiap mereka mampir. Jadi, hanya mereka berempat yang setiap hari ada disana dan bau aneh yang dimaksud adalah bau sisa pertempuran binal keempat gadis yang akan mengakhiri posisi puncak tertinggi tatanan organisasi itu. Alya mengumpulkan semua pengurus untuk briefing dan persiapan berkas calon. Setelah menyusun segalanya, dua minggu kemudian selebaran pendaftaran calon ketua disebar seantero kampus. Dalam beberapa hari, sudah ada 30 pendaftar calon ketua termasuk beberapa mantan budak Ken yaitu Nisa, Hana dan Siska. Setelah dilakukan seleksi, akhirnya terpilih sisa dua calon yaitu Nisa dan satu lagi adalah pengurus kerohanian bernama Esti. Mereka berdua akan dipanggil untuk persiapan debat. Setelah lama tidak muncul, penampilan Nisa lebih anggun dengan dandanan gaya hijab ala selebgram. Sementara Esti berbanding terbalik dengan Nisa. Ia mengenakan hijab panjang dan rok lebar yang menutupi seluruh tubuhnya. Dua calon yang agak bertolak belakang ini diyakini akan menjadi persaingan yang seru dan menarik.

Dua bulan telah berlalu dan tiba saatnya pemilihan. Nisa keluar sebagai pemenang dengan selisih suara yang sangat jauh atas Esti. Di sisa sebulan kepengurusan, Alya ingin mengadakan sebuah acara perpisahan untuk 20 pengurus yang sudah berusaha keras untuk menjaga nama baik BEM dan Almamater. Namun, tiba-tiba banyak yang tidak bisa hadir sehingga acara tersebut terpaksan dibatalkan. Ini untuk pertama kalinya tidak ada acara perpisahan. Walau di era Ken tidak banyak yang ikut dan berujung pesta seks, namun masih dilaksanakan dan lpj nya sudah dimuat. Ditengah kekecewaan dan depresi yang mendalam, Alya memilih untuk pergi ke kantor Ken untuk curhat ditemani Yasmin. Setelah sampai di kantor, mereka berdua diminta menunggu oleh resepsionis. Setelah sepuluh menit, mereka berdua diijinkan masuk ke kantornya. Saat mereka membuka pintu, mereka terkejut dengan pemandangan yang terjadi.

“Ayaah… sodok yang dalem dong… keluarin semuanya…” desah Icha sambil meremas payudaranya. “sebentar bun… aahhh… dikit lagi… ooohhh… bunda….” Ken memeluk Icha lalu rahim Icha terisi penuh oleh sperma. “ooohhh… jangan dilepas say… keluarin yang banyak…” lenguh Icha yang kemudian mencium bibir Ken dengan lembut. Setelah mereka berdua puas bermain, mereka menoleh kearah pintu dan terkejut ketika ada Alya dan Yasmin yang mematung dekat pintu. Beruntung, pintu sudah ditutup sehingga tidak ada yang melihat selain Alya dan Yasmin. “Kalian ? sejak kapan ?” ujar Icha. “Maaf kak, kita tadi langsung disuruh masuk terus ...” ujar Alya yang kemudian terdiam. “Yah, lain kali kunci pintunya dong. Untung dua dedek lucu ini yang dateng.” ujar Icha sambil mengunci pintu kantor. “Kalian kesini mau ngapain ?” ujar Ken sambil memakai celananya. “Hm… anu. Aku eh kita…” ujar Alya terbata-bata. Ken dan Icha melihat raut wajah Alya yang muram dan matanya berkaca-kaca. “Udah kalian duduk dulu sini. Ayo cerita sama kakak. Siapa tau kita bisa bantu.” Ujar Icha sambil merangkul Alya dan Yasmin. Alya kemudian menceritakan semua kakacauan di akhir kepengurusannya sambil menangis. Yasmin tidak berbicara namun air matanya juga tidak berhenti mengalir. Icha memberi tisu kepada mereka berdua.

“Udah, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang kalian selesaikan saja sisa kerjaan kalian.” hibur Icha. “Bun, aku keluar sebentar. Kalo ada tamu bilang aja saya sedang rapat” Ken kemudian pergi keluar kantor. “Ohiya mumpung kalian disini, daripada sedih kita main yuk.” ujar Icha. “Main apa kak ?” ujar Alya dan Yasmin. “Ah gausah pura-pura polos deh kalian.” ujar Icha sambil meraba-raba payudara Alya dan mengelus wajah Yasmin. Alya dan Yasmin tersenyum sambil berpandangan lalu mereka langsung menidih Icha dan membuka pakaiannya. “Aduh, pelan-pelan dong.” gerutu Icha. “Kan kakak yang minta hihi..” Alya membuka kemeja dan bra Icha lalu dilempar ke lantai. Sementara Yasmin memeloroti celana dan celana dalam sehingga Icha hanya menyisakan hijab hitam. “Aduh… kalian ini..” ujar Icha. “Min, lo pegangin dulu.” Alya membuka pakaiannya kecuali hijab dan celana dalam. Kemudian Alya langsung meringkus Icha sambil menunggu Yasmin melepas pakaiannya. “Nah, kak Icha mau yang halus atau yang kasar ?” bisik Yasmin. “Mau lewat depan atau belakang ?” bisik Alya. Icha yang sudah tidak mampu menahan nafsunya langsung melebarkan kakinya. “Lewat mana kek, halus atau kasar kek, puasin aku adek-adekku sayang…” racau Icha. Alya dan Yasmin yang mendapat lampu hijau langsung beraksi. Alya menjilati vagina Icha sementara Yasmin berciuman sambil meremas-remas payudara Icha yang agak besar dan kecoklatan. “mmmhhh… mmmm….mmmhhhmm..” gumam Icha sambil beradu lidah dengan Yasmin. Sementara Alya semakin nafsu menjilati liang vagina Icha sambil mengelus kedua paha mulusnya.

Sudah lima belas menit Alya dan Yasmin mengeksploitasi tubuh Icha. Icha yang sudah tidak tahan lagi memegang kepala Alya dan dibenamkan ke vaginanya. “Alya…. Terusss…. Aku udah ga tahan…. Ooohhhh….” Icha mencapai orgasme pertama dan memuncratkan cairan vaginanya ke wajah Alya. Yasmin kemudian menarik tubuh Alya dan menjilati wajahnya yang basah oleh cairan lengket dari vagina Icha. “oohh… kalian makin mahir.. uummhh…” lenguh Icha yang terbaring lemas. Alya dan Yasmin kemudian segera mengelap sisa cairan vagina yang tercecer dan mengganti pakaian. “Udah ya kak. Salam buat kak Ken.” Alya dan Yasmin bergantian mencium bibir Icha kemudian keluar kantor. Saat mereka keluar, ternyata Ken sudah ada di depan pintu. “Eh kalian udah selesai ?” sapa Ken. Alya dan Yasmin tersenyum sambil mengedipkan matanya. Mereka berdua kemudian menuju lift dan menghilang. Saat Ken masuk ia melihat Icha yang terbaring lemas. Icha yang melihat keberadaan Ken hanya tersenyum sambil melebarkan kedua kakinya. “Dasar anak-anak nakal.” Ken kemudian mengunci kamar kantor lalu membuka semua pakaiannya. Dengan sigap, Ken langsung menidih Icha dan menyodok penisnya kedalam vagina Icha yang masih basah. “Mmmhhh… bunda abis main-main ya ?” ujar Ken sambli menggenjot tubuh Icha. “uuhhh… iyaahh… sodok terus say…. Ooohhh…” desah Icha. “Kita main cepet aja ya.” Ken mempercepat sodokannya sambil meremas kedua payudara Icha. “Ooohhh… terusss…. Aaahhh… yeesss… mmmhhh…. Aaaauuuhhhh…” Icha melingkarkan kedua kakinya di pinggul Ken sambil bergoyang mengikuti sodokan Ken. “Aku keluar bun… .aaahhhh…” Ken memeluk Icha. “Ayooo isiii….. aaahhhhh….. mmmmmhhhh…. Aku juga keluar yah…. Ooohhhh…” Icha juga memeluk Ken. Kedua insan itu akhirnya saling menembakkan cairan masing-masing di dalam vagina Icha. Kemudian, Ken mencabut penisnya dan sisa sperma dan cairan vagina tumpah dari vagina Icha. “ooohhh… banyak banget keluarnya…” lenguh Icha sambil mengatur nafasnya. “Biar cepet bun.” ujar Ken sambil mengelus perut Icha yang hangat. Mereka berdua berciuman lalu tidur berpelukan dalam kondisi telanjang. Sementara itu, Alya dan Yasmin sudah kembali ke kosan untuk menghadapi hari esok.

Setelah setahun menjadi pengurus, Alya akhirnya resmi menyelesaikan jabatannya sebagai ketua BEM Univex. Acara serah terima jabatan berlangsung dengan lancar dan Alya memberikan sambutan serta beberapa nasihat kepada pengurus baru. Setelah acara berakhir, Alya ditemani Sofi, Dian dan Yasmin menuju ke sekre untuk mengambil beberapa ‘barang pribadi’ mereka. “Semester akhir kita bakal jarang ketemu nih guys.” ujar Alya. “Iya nih. Pasti bakal kangen sama kalian.” balas Dian. “Kangen sama kita atau ini Yan ?” goda Sofi sambil mengelus selangkangannya yang ditutup jeans hitam ketat kearah Dian. Dian melihat tingkah Sofi kemudian tersipu sambil tersenyum. “Ih apaansih Sof. Kita kumpul-kumpul lah nanti walau sibuk sama skripsi kalian.” ujar Yasmin. Mereka berempat kemudian berpelukan lalu membereskan barang simpanan mereka. “Eh, ke kosan gue yuk. Barang ini ditaro di tempat gue aja.” ujar Dian sambil mengelus dildo yang sudah dua tahun disimpan di sekre sejak zaman Ken. “Tumben ngajak ke kosan. Biasanya kalo kita ke kosan lo, lo nya malah ngusir kita.” timpal Alya. “Yaaa kan kita nanti gabakal sering ngumpul kayak gini. Sekali-kali lah.” ujar Dian. “Yaudah. Sekarang aja kuy udah rapi kan ini ?” ujar Yasmin. “Yeayy asyikk…” ujar Dian girang. Tentunya Dian sengaja mengajak ketiga temannya untuk melakukan sesuatu yang tidak terduga dan sudah direncanakan matang-matang oleh Dian.

Setelah naik taksi online, mereka berempat sampai di kosan Dian. Kosannya berada di daerah yang sangat sepi dan pemiliknya berada jauh dari kosan Dian. Selain itu, Alya melihat sekitar kosannya redup dan minim penerangan. “Yan, lo ga takut kalo malem lewat sini ?” ujar Alya. “Ngeri banget tau bisa diperkosa kamu sepi banget daerah sini.” ujar Sofi. “Yaelah Dian kalo diperkosa yang ada keenakan.” ujar Yasmin. “Heh, sembarangan.” ujar Alya sambil menepuk pundak Yasmin. “Ih, apaansih Al mukul-mukul. Eh tapi bener kan yan ? hehe.” ujar Yasmin. “Udah daripada rebut ayo langsung masuk.” Dian mengajak ketiga temannya masuk kedalam kosan Dian. Saat mereka berempat masuk, kosan Dian sangat gelap dan tercium bau yang familiar, yaitu bau sisa sperma yang cukup menyengat. Saat Dian menyalakan lampunya, Alya beserta Sofi dan Yasmin dikejutkan oleh kondisi kosan Dian. Banyak sisa kondom dan dildo berserakan di lantai kosan. Selain itu, diatas meja banyak botol-botol berisi cairan putih yang mereka duga adalah sperma. Ditambah lagi di kursi, lantai dan meja kosan Dian juga mereka melihat sisa sperma kering dan beberapa sisa bercak darah yang mengering. Sofi dan Yasmin merinding ketika melihat di tembok ada sejumlah foto mahasiswa hits fakultas lain diberikan tanda X merah beserta beberapa pria termasuk dosen hingga preman yang biasa menggoda mereka waktu masih menjadi maba.

Ditengah keheranan mereka, Alya akhirnya membuka suara. “Yan, ini apa ya ? Kok kosan lo serem gini ?” ujarnya sambil melihat Dian yang terlihat kalem. Tiba-tiba Sofi dan Yasmin disekap oleh empat wanita yang mengenakan cadar dan baju kurung panjang. Saat Alya menoleh tiba-tiba ia dipukul dari belakang dan ia jatuh pingsan. Setelah beberapa jam tidak sadarkan diri, Alya terbangun dan dirinya sudah dalam kondisi terikat serta hanya mengenakan jilbab. Ia panik dan melihat sekeliling kemudian ia berteriak histeris. Alya melihat Sofi sedang digenjot oleh seorang pria berbadan tinggi besar dan ia melihat vagina Sofi sedikit mengembung saat disodok penis pria itu. Alya mencari-cari Yasmin dan ia menemukan kondisi tubuh Yasmin yang sudah bermandi sperma dan ada bekas luka sabetan dipaha dan perutnya.

“Yan ? Siapapun tolong…” teriak Alya panik. “Al…” suara Yasmin membuat Alya lega namun masih takut. “Min ! lo ga apa-apa kan ?” teriak Alya. “Nggak apa-apa. Dian Al… dia… mmhhh…” mulut Yasmin langsung disumpal oleh Dian menggunakan celana dalamnya. “Alya ku yang manis. Kamu kaget ya ?” ujar Dian sambil menghampiri Alya. “Apa maksud semua ini ? Lepasin yan !” teriak Alya sambil berusaha melepaskan diri. “Mau aku lepasin ? Nih.” ujar Dian sambil mencubit dan menarik kedua puting Alya sekeras-kerasnya hingga terlihat melar. “Yaaann !!! udah…. Sakiittt… lepasin…. Aahhh…” teriak Alya. “Katanya mau dilepasin. Nih gue lepasin susu lo.” ujar Dian. “Nggak yan… bukaann…. Yaann udaahhh…. Sakiittt…” Alya merasakan perih di payudaranya. “Hm… yaudah nih.” Dian langsung melepas cubitannya diiringi teriakan Alya. “Ohiya si Sofi apa kabar ya ?” Dian berjalan kearah Sofi. “Yan… tolong… stoopp… aaahhh…. Uuhhhh… yaannn…” rintih Sofi yang sudah tidak bisa menahan sakit di vaginanya akibat penis yang terlalu besar. “sssttt… jangan berisik ganggu orang bobo.” ujar Dian. Pria yang sedang menyetubuhi Sofi semakin mempercepat genjotannya. “aaahhh… toloonngg… aaahhh…. Sakiiittt…. Ooohhhh…. Mmhh…. Uuuhhhh…” racau Sofi sambil menggelengkan kepalanya. Pria itu kemudian memendam penisnya sambil menyemprotkan sperma yang sangat banyak. Sofi meringis kesakitan menerima sperma yang sangat banyak dan mengenai rongga vaginanya yang dipaksa melebar sehingga menimbulkan perih. Pria itu mencabut penisnya dan sisa sperma yang tidak tertampung di vagina Sofi tumpah ke lantai hingga membentuk becekan. Pria itu menidih Sofi dan berubah menjadi gumpalan sperma yang menyelimuti tubuhnya. “hm… lumayan juga kamu sayang.” Dian mengusap kepala Sofi yang melihatnya dengan tatapan sayu.

“Yan sudah hentikan semua ini…” ujar Alya yang tidak tahan melihat kondisi dua sahabatnya yang sudah rusak. “Alya ku sayang… cupcupcup… kamu gaperlu takut.” Ujar Dian sambil mengelus punggung Alya. “Kamu mau lihat sesuatu yang sangat menarik ? Guys bawa tamu spesialnya.” ujar Dian menyuruh para wanita bercadar yang ternyata adalah tiruan-tiruannya. “Kamu… sejak kapan punya kemampuan seperti itu ?” ujar Alya. “Kamu pasti ingat kan kakak kelas kita sekaligus mantan tuan seks kita tercinta…” ujar Dian sambil mengelus pipi Alya. “Aku berhasil mencuri bukunya dan mempelajari semua ilmu hitam disana. Kamu paham kan ?” tambah Dian. “Ta… tapi…” ujar Alya terputus ketika melihat sejumlah pria yang dikenali sebagai preman kampus dalam kondisi terikat. “Oh iya kamu kenal kan sama mamang-mamang ini ? kontol mereka enak loh bisa bikin puas mampus.” bisik Dian yang membuat Alya merinding. “Lepasin ikatannya guys. Mamang-mamang, inget sama neng Alya kan ? malam ini tubuh neng Alya buat kalian.” ujar Dian. “Yan… jangan yan…” Alya berusaha melepaskan diri. Namun, Alya menghentikan usahanya ketika tiga preman yang sudah mengacungkan penisnya berdiri tepat di hadapan Alya. “Wah udah lama ga ketemu ya neng. Udah gede aja nih.” Ujar salah satu preman yang bernama Ujang sambil menyentil payudara Alya. “Bos Dian tau aja selera kita. Ye ga Cok.” ujar Maman kepada Ucok. “Neng Alya gausah takut. Kita jamin neng bakal puas sama kita hehehe…” ujar Ucok sambil mengelus selangkangan Alya. Alya pun pasrah menerima kelakuan ketiga preman itu.

(bersambung…)

Berhubung ane akan sangat sibuk, update selanjutnya akan sedikit lebih lama.
Stay tune suhu-suhu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd