Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gerhana Merah

Status
Please reply by conversation.
baca maraton dari awal...
cerita yang bagus
semoga bisa selesai sampai tamat
 
Part 15 Sincerity Of The Heart

Gerhana



Aulia





Pov Gerhana

Tak terasa sudah tiga tahun hidup ku berubah 180 derajat, dari yang dulu hidup pas-pas'an sekarang hidup ku berubah dengan sangat layak. Namun aku tidak membutuhkan harta, bagiku yang terpenting aku melihat ibuku bahagia itu lebih dari cukup.

Sejak tiga tahun juga aku tidak bisa melihat wanita yang selama ini aku cinta, entah dia ada dimana sekarang. Aku merindukan mu Bulan, hidup ku sedikit hampa tanpa hadirnya dirimu. Aku terus berharap semoga tuhan menakdirkan kita bertemu kembali.

Lamunanku buyar ketika seseorang menimpuk kepalaku dari belakang menggunakan pulpen yang dipegangnya.

"Lu, apaan sih pake nimpuk segala" Sebalku kepada teman yang duduk di bangku belakangku

"Yee.. Abis nya elu ngelamun. Elu ngelamunin apaan sih? Ohh gue tau elu lagi mikirin Bu Rini ya. Mentang-mentang dia dosen muda, body nya montok
terus lu mikirin dia dasar Gerhana ckckck..." Racau temanku si Babas.

"Ngaco tuh mulut, itu mah pikiran elu yang mesum gendut" Cibirku pelan ke Babas

Dan terdengar tawa pelan dari si Babas. Babas singkatan dari Bagas Baskara salah satu sahabat aku di kampus ini. Perawakannya yang radak gempal membuat dia dipanggil gendut. Tapi aku bersyukur bisa berteman dengan si Babas dia anak yang baik dan setia kawan.

Dia juga yang mengerti rahasia aku di kampus ini. Rahasia yang ku maksud adalah tentang jati diri kalau aku sebenarnya anak orang kaya dan memiliki adik tiri primadona di kampus ini walau cuma beda fakultas. Tapi yang tidak ku sukai pada Babas adalah otak nya yang sangat mesum dia suka mengoleksi video jav entah itu di hp nya atau di flasdisc nya bahkan semua genre dia punya dari yang incest, hardcore, apapun lah itu. Kenapa aku bisa tau? Karena selama bersama si Babas dia kadang suka mentransfer video-video jav nya ke hp ku. Awalnya aku berniat langsung menghapus video-video itu tapi entah kenapa timbul rasa penasaran ku pada video-video itu. Hingga membuat pikiranku juga terkontaminasi seperti Babas sialan.

Selama di kampus ini aku mengaku anak biasa aja apalagi karena aku masuk ke kampus ini berbekal beasiswa membuat aku dianggap orang tidak mampu apalagi aku masuk di salah satu kampus terbaik di kota ini.

Awalnya adik tiriku alias Aulia tidak suka dengan sikapku yang memintanya berpura-pura tidak mengenalku. Tapi aku tetap memaksa, karena aku hanya ingin menjadi Gerhana yang sederhana tanpa orang memandang aku dari kasta kekayaannya saja, apalagi aku punya adik primadona di kampus ini pasti banyak orang yang berpura-pura baik agar bisa meminta tolong mengenalkan nya pada Aulia.

Kembali pada masa sekarang, kelas matkul pun usai dosen Rini pun keluar ruangan dengan santai nya diikuti tatapan nafsu para pria yang ada diruangan itu termasuk diriku. Gimana tidak nafsu Bu Rini perawakannya sangat seksi body kencang bak gitar spanyol ditunjang dengan wajah cantik jelita apalagi di usianya yang terbilang cukup muda bu Rini sudah lulus gelar S2 dan yang paling penting dia belum bersuami. Dosen idola di fakultas teknik elektro ini sudah cantik, pintar, paket komplit lah apalagi tau sendiri anak teknik rata-rata dihuni oleh kaum pria jadi kalo liat yang seperti Bu Rini bawaanya pikiran kotor mulu

Bu Rini


Ku menoleh ke belakang, dan ku liat Babas melihat Bu Rini keluar ruangan tanpa berkedip. "Plakk.." ku sentil jidat si Babas hingga membuatnya terkaget.

"Sialan lu Ger.." Gerutunya sambil mengusap-usap jidatnya

"Haha lebay lu, Yukk lah balik cuma satu matkul kan kita hari ini"

Aku dan Babas pun keluar dari ruangan, sambil berjalan dan melihat-lihat keadaan sekitar kampus yang mulai sepi.

"Habis ini lu mau ngapain Ger?" Tanya Babas padaku

"Ehmm biasa lah" Jawabku yang langsung dimengerti olehnya.

Ting..! Suara notifikasi ponsel Babas berbunyi

"Ger, gue balik dulu ya cewe gue minta dijemput nih" Ucap Babas dan aku pun mengganguk setuju.

Sebenarnya aku cukup iri dengan Babas yang sudah memiliki pacar walau ditunjang dengan badan seperti itu banyak cewek yang nempel padanya apalagi pacarnya yang sekarang lumayan cantik dan terkenal dikalangan anak fakultas hukum

Selepas Babas pergi, aku memilih duduk dulu di area taman kampus sambil menyegarkan pikiranku. Suasana sore yang tenang membuat pikiranku menjadi rileks. Ku tutup mataku perlahan tapi tiba-tiba ada seseorang yang sepertinya duduk disebelahku, saat aku membuka mata alangkah terkejutnya aku tak kalah bu rini duduk disampingku. Bu rini pun tersenyum menatapku.

"Bu Rini belum pulang?" Ku coba membuka obrolan

"Tadi ibu mau pulang tapi liat kamu duduk disini sendirian jadinya ibu kesini deh" ucapnya membuatku jadi nampak sangat canggung dibuatnya

"Kalo boleh tau bu rini pulang naik apa?" Sekali lagi aku pun coba bertanya agar mengurangi kegugupanku

"Ehmm.. Kayaknya ibu naik ojek online aja" Jawabnya sambil melirikku

"Gimana biar Gerhana antar ibu pulang saja" Cecarku spontan.

Aku pun cuma menggerutu dalam hati bisa-bisa nya aku berucap seperti itu. Mana mau lah dosen secantik Bu Rini diajak pulang bareng.

"Kalo ga ngerepotin kamu, ibu mau" Ucap Bu Rini yang benar-benar membuatku kaget

"Tapi motor saya jelek, bu" Ungkapku malu

"Saya tidak melihat dari bagus atau tidaknya yang terpenting motor nya nyala dan bisa dipakai kan"

Aku pun mengangguk setuju, jarang-jarang ada wanita yang se low profile seperti Bu Rini. Ku ajak Bu Rini ke parkiran motor untungnya suasana kampus sudah mulai sepi jadi tidak banyak mahasiswa yang tau kalo aku mengantar sang dosen idaman.

Selama diperjalanan aku hanya fokus menyetir saja padahal itu cuma kedok untuk menutupi kegugupanku, sedangkan yang ku gonceng Bu Rini tampak tenang dia memegangi ujung samping bajuku, ketika aku sedikit tidak fokus didepan ada polisi tidur dan saat itu kecepatan motorku lumayan cepat alhasil aku telat melakukan rem.

"Bugh"

Bu Rini yang kaget otomatis memeluk pinggangku erat, dan tanpa diduga sesuatu yang empuk dan kenyal mengenai punggungku dan ku tebak itu pasti payudaranya.

"Maaf.. Bu, Saya tidak sengaja" Ujarku penuh sesal

Anehnya tidak ada sautan apapun dari Bu Rini, malah yang ada dia mengencangkan pegangannya pada pinggangku. Ku coba lirik dari spion tapi Bu Rini nampak menyembunyikan muka nya.

Dan sampai lah pada depan pagar bercat hijau yang disekelilingnya nampak banyak tanaman. Nampak sangat asri rumahnya yang berarti pemiliknya pandai dalam merawat tanaman-tanaman. Sudah ke dua kali nya aku ke rumah Bu Rini, yang pertama waktu itu secara tidak sengaja malam-malam ketemu Bu Rini yang hampir saja dirampok dan untungnya aku datang tepat waktu. Disitu Bu Rini nampak shock dan aku menawarkan mengantarkannya pulang dari pada ada hal yang tak terduga lagi.

"Bu, sudah sampai" Ucapku ke Bu Rini

"Ehh.. sudah sampai ya"

Bu Rini pun turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih, namun ku liat raut pipi Bu Rini nampak memerah merona. Entah Bu Rini malu atau marah padaku.

"Soal tadi maaf, bu" Ujarku penuh sesal

"Sudah lupakan, tidak apa-apa. Kamu mau mampir masuk ke dalam?" Tawar Bu Rini

"Maaf bu, lain kali saja. Saya sedang ada urusan lain" tolakku halus

Entah kenapa wajah Bu Rini nampak langsung murung tidak seperti tadi. Jujur aku bingung dengan perubahan sikap wanita bisa mendadak senang tapi lima detik kemudian bisa mendadak sedih. Ribet lah.

"Yaudah hati-hati di jalan dan jangan ngebut bawa motornya" Ucap Bu Rini yang nampak cukup perhatian bagiku.

Aku pun mengangguk, dan ku jalankan sepeda motorku nampak dari kaca spion kalo bu rini masih memperhatikanku dari luar pagar hingga perempatan jalan, baru lah sudah tidak nampak lagi dari pandanganku.

Aku pun pulang ke rumah lama ku yang dulu aku tinggali bersama ibu ku seorang. Selepas aku berstatus mahasiswa aku ingin hidup mandiri, awal nya aku ingin kuliah di kota seberang tapi ibu dan aulia nampak berat sedangkan ayah benny mengizinkan apapun keputusanku. Dilema berat menghampiriku waktu itu tapi seketika suatu musibah menghampiriku bang reno yang sudah ku anggap abang kandung aku sendiri ternyata mengidap penyakit tumor otak dan divonis hidupnya tidak lama lagi waktu itu.

Ketika saat dirumah sakit ku lihat keadaan bang reno sangat pucat, pantas saja badannya nampak kurus, kepalanya juga sering pusing kenapa waktu itu aku baru sadar. Disitu aku sangat menyesal baru mengetahui keadaan bang reno sebenarnya. Tapi aku jujur juga kecewa dengan bang reno kenapa menyembunyikan penyakitnya seperti ini.

Saat di ruang ICU ku lihat banyak sekali selang terpasang ditubuh bang reno dan disamping tempat tidurnya waktu itu berdiri wanita yang sedang menahan tangisnya yang ku tahu pacarnya bang reno bernama kak dinda. Kak dinda nampak sangat setia mendampingi bang reno.

Bang reno yang melihat kedatanganku menyuruhnya mendekat. Jujur aku tak kuasa menahan tangis ku, orang yang sudah ku anggap abang kandung sendiri terkapar tak berdaya bahkan bang reno masih sempat memaksakan senyumanya. Bang reno berpesan padaku jika waktu hidupnya tidak lama lagi, dia menginginkan ku untuk tetap menetap di kota ini untuk membimbing adik-adik padepokan berlatih silat. Yang kedua bang reno menitipkan untuk aku menjaga kak dinda, saat itu juga kak dinda mendengar kata-kata dari bang reno langsung menutup mulutnya tangis nya tak bisa dibendung lagi. Aku yang mendengar amanat dari bang reno menyetujuinya begitu saja tapi aku terus mensuport bang reno kalo keadaan bakal baik-baik saja kedepannya.

Tapi semua keadaan itu hanyalah anganku belaka, seminggu kemudian bang reno tak bisa diselamatkan tumornya sudah menggerogoti seluruh tubuhnya.
Ku tahan air mataku didepan makam bang reno dan bersumpah menjalankan amanatnya sebaik mungkin. Penderitaan ku tidak berhenti begitu saja, nenek memberi tau kabar kalo kakek ku jatuh dari kamar mandi. Aku dan ibu sangat kaget dibuatnya, untung lah kakek tidak telat dibawa kerumah sakit waktu itu dan masih bisa diselamatkan tapi keadaan itu membuat kakekku lumpuh tidak bisa jalan dan harus menggunkan kursi roda.

Sungguh waktu tiga tahun di kehidupanku sungguh sangat berat aku banyak kehilangan orang-orang berarti, dengan amanat dari bang reno dan juga keadaan kakek yang sakit akhirnya aku memilih kuliah tetap dikota ini, dan agar aku dekat dengan padepokan aku memilih tinggal dirumah lamaku.

"Hufftt..." Ku hela nafasku ketika mengingat itu semua.

Tapi aku sudah ikhlas menerima semuanya, toh itu sudah suratan takdir yang tidak bisa diubah. Mendingan aku bersiap-siap untuk kerja, sudah waktunya juga.

Setelah aku sudah bersiap-siap aku pun berangkat menuju tempat kerja ku, di ujung gang aku berhenti sejenak saat melihat rumah termegah yang ada dikampung ini. Entah lah setiap aku ingin berangkat kerja hati kecilku selalu ingin melihat rumah ini walau hanya sesaat. Terlihat ada plang yang bertuliskan rumah ini disita oleh bank, jujur aku kecewa karena ada sesuatu kerinduan menyerbak dihatiku kepada seorang wanita yang pernah tinggal dirumah ini, aku berharap semoga aku bisa dipertemukan dengan orang itu kembali.

Setelah sudah melihat rumah itu aku pun kembali melajukan motorku, 20 menit kemudian sampai lah di cafe tempatku bekerja. Ku parkirkan motorku dan aku berjalan kebelakang lewat pintu yang dikhusukan untuk para karyawan.

Ya sekarang aku memiliki pekerjaan sampingan sebagai barista dan pelayan dicafe ini, untuk menghilangkan waktu yang kubuang percuma aku pun berinisiatif melamar pekerjaan sampingan dan untung saja dicafe ini membuka lowongan bagi mahasiswa yang membutuhkan kerja macam aku ini.

"Ger, untung elu dah dateng tuh banyak penggemar elu tuh pada nyariin elu. Katanya barista yang ganteng mana ya. Emang ya kalo udah punya muka ganteng mah enak" Ucap kak ratih salah satu karyawan dikafe itu juga

"Haha, ada-ada saja kak ratih kalo ngomong" Seru ku

"Yee dibilangin ngeyel"

Kak ratih pun ngacir untuk mencuci minuman bekas pelanggan, aku pun juga langsung menjalankan tugasku menyiapkan pesanan para pelanggan. Cafe yang bergaya minimalis industrial style ini menjadikan barista sebagai pusat perhatian jadi pelanggan bisa tau kinerja para barista dicafe ini. Saat aku akan bersiap membuat pesanan, mata ku tertuju kepada seorang wanita yang sangat aku kenali dan wanita itu sedang bersama teman-temannya. Mata wanita itu juga menatapku sangat tajam dan memberikan gestur marah padaku. Aku yang melihat nya jujur tertawa dalam hati.

Lalu dari meja itu salah seorang temannya mengangkat tangannya, aku pun pura-pura sibuk meracik pesanan pelanggan tapi aku juga diam-diam memperhatikan dari ekor mataku. Dimas yang bagian menerima pesanan nampak mencatat pesanan lalu menghampiriku memberikan pesanan apa saja yang perlu dibuat. Dimas juga bilang kalo pesanannya katanya minta aku yang mengantar, aku pun menyanggupinya.

Selepas membuat pesanan mereka, aku pun mengantarkannya. Dan kulihat wanita itu masih memandangiku, saat aku sudah didekatnya baru lah dia menyudahi kontak mata denganku.

"Permisi kak, ini pesanannya" Ucapku sopan sambil menaruh pesanan mereka ke meja

"Tuh kan bener barista nya cakep banget kalo deket gini" Ujar salah satu cewe berambut pendek

"Bener dong, kalo tau gini gue jadi mau sering-sering ke cafe ini lah" Balas cewe satunya yang berambut panjang dengan sedikit cat berwarna merah

Lalu mereka berdua mengajak ku berkenalan dan akhirnya ku tau nama mereka yang berambut pendek bernama Desi dan yang berambut panjang ada cat merah nya bernama Bella. Sedangkan cewe yang memandangiku dari tadi nampak sangat canggung dia tak berkomentar apapun.

"Eh,, lia lu kok diem aja sih. Kenalan dong sama mas nya. Ganteng loh" Celetuk Desi

Lalu wanita itu mengulurkan tangannya bermaksud berkenalan dengan ku

"Aulia" Sahutnya

"Gerhana" Sahutku

Aku pun tak kuasa tersenyum, yah.. yang sejak tadi memandangiku adalah adik tiriku aulia. Mungkin dia kaget aku kerja part-time disini karena sejak awal aku memang merahasiakan darinya tentang pekerjaan ini kecuali ayah dan ibu yang kuberitahu. Mungkin selepas dia pulang dari cafe ini pasti ngomel-ngomel tidak jelas dirumah.

"Kalo gitu saya permisi dulu ya kak, banyak yang harus saya kerjakan" Kataku kepada mereka bertiga

"Tunggu...!! Gw boleh gak minta nomer hp lu?" Tanya si Desi padaku

Saat aku akan memberikan nomerku, tiba-tiba Aulia menyela omonganku.

"Lu, apaan si Des pake minta nomer sama barista ini. Buat mas nya mending balik aja aja kerja" Sinis Aulia padaku

Aku yang mengerti sifat adik tiriku ini pun cepat-cepat pergi dari situ. Haha ku tau dia pasti sangat dongkol sekali.
.
.
#####


Pov Aulia

Sekarang aku berada dicaffe shop bersama teman-teman kuliah ku Desi dan Bella, selepas penat mengampus mereka mengajakku pergi ke kafe ini. Katanya dari pada suntuk dirumah mending refreshing dikit kata si Desi. Aku dan Bella pun setuju-setuju saja lagian hari ini jadwal kuliah cukup banyak serasa otak mau meledak. Mungkin dengan sedikit coffe bisa membuatku rileks.

Kita bertiga duduk dipojok kiri caffe ini. Jujur aku nyaman dicafe ini, nuansanya udah instagramable abis. Ku lihat Desi nampak seperti bingung mencari seseorang.

"Elu lagi nyari siapa Des?" Tanyaku pada Desi

"Itu barista yang biasa kerja dicafe ini, cakep banget deh pokoknya" Ujar si Desi

"Gue kira apaan, udah lah mending kita pesen dulu"

Saat aku akan mengangkat tangan, pergelangan tanganku tiba-tiba dipegang erat oleh Desi.

"Apaan si Des!! Gue kan mau pesen" Kesalku

"Iya Desi nih, aku kan juga haus" Celetuk si Bella

"Pliss bentar napa sih, 5 menit aja. Bentar lagi juga barista itu dateng biasanya" Mohon si Desi kepada aku dan Bella

Dengan sangat terpaksa aku dan Bella akhirnya menurut.

"Lia denger-denger lu lagi deket sama Kak Kevin?" Tanya Desi

"Kak Kevin kating kita bukan? Anak hukum semester akhir kan yang skripsinya gak kelar-kelar itu" Imbuh Bella

"Nggak.. Gue ga suka sama dia, tapi dia emang lagi ngejar-ngejar gue sih. Tapi gue bodo amat sama dia" Terangku malas membahas cowo genit bernama kevin

"Lu harus hati-hati sama dia Lia, gosip yang gue denger nih ya Kevin itu penjahat kelamin alias PK. Banyak cewe dikampus kita yang udah terjerat sama dia, gue akuin dia lumayan cakep apalagi juga lumayan tajir. Tapi ya gitu katanya dia itu licik entah berita itu bener atau nggak. Yang penting elu harus hati-hati" Jelas si Bella padaku

Aku yang mendengar penjelasan dari Bella, menyetujui omongannya jujur gue risih setiap melihat pandangan Kevin padaku. Tapi selama dia tidak menyentuhku it's oke.

"Tenang aja kali Bel, lu inget ga waktu awal ospek yang Lia izin minta ke toilet. Disitu kan ada kakak tingkat yang mau mesumin si Aulia untung aja lia jago berantem sampe-sampe tuh orang hidungnya mimisan kena tonjok" Seru si Desi

Aku yang mendengar cerita Desi pun tertawa dalam hati.

"Ahaha iya gue inget, untung tuh orang udah di DO dari kampus. Salut gue sama elu lia cewe gini tapi jago berantem" Puji si Bella padaku

Tak terasa kita bergosip ria, lalu Desi menunjuk kepada barista yang baru datang aku yang melihatnya sangat kaget kalo barista itu Kak Gerhana. Batinku berkecamuk kok dia kerja disini gak bilang-bilang aku sih.
Lalu pandangan kita bertubrukan ku pelototkan mataku pertanda marah padanya. Tapi yang ku lihat dia malah menahan tawanya. Aku jadi makin kesal dibuatnya.

Si Desi pun mengangkat tangannya lalu pelayan itu datang menanyai pesanan kita. Ku sebutkan pesananku dengan cukup dongkol, rasanya nafsu makanku sudah hilang berganti rasa rindu kepada Kak Gerhana ingin ku mendekatinya dan memeluknya erat tanpa ku lepaskan. Tapi sayangnya di sini ada Desi dan Bella aku harus merahasiakan identitas Kak Gerhana sebenarnya. Ishh.. Sebel rasanya

Desi itu pun menyuruh pelayan itu untuk yang mengantarkan pesanannya biar Kak Gerhana saja.
Pesanan kita pun sudah dibuat dan benar Kak Gerhana sendiri yang mengantarkan, aku pun tetap memandang teduh matanya hingga ketika dia sudah dekat dengan mejaku barulah aku mengalihkan pandanganku.

Saat pesanan sudah dimeja ku, malah teman-temanku mengajak kak gerhana berkenalan. Ada rasa panas dihatiku, dan aku cukup tau kalo rasa itu rasa cemburu. Hingga satu moment si Desi meminta nomer hp kak Gerhana, aku pun dengan cepat melarang Desi dan mengusir kak gerhana pergi. Untungnya kak gerhana dengan cepat pergi sedikit lega hatiku.

"Lia elu apaan sih, gak dapet kan gw nomer hp tuh barista!!" Omel Desi kepadaku

"Ya ampun cowo kayak dia mah banyak, Des. Tenang aja kali" Ucapku senormal mungkin agar dia tidak curiga

"Dasar Aulia kebiasaan" Cecar Bella

Setengah jam kemudian, kita pun menyelesaikan makan dan minuman kita sambil bercanda gurau ku coba menghilangkan sejenak pikiranku pada kak gerhana. Lagian makin malam cafe ini makin penuh dengan pengunjung, dengan cepat ku ajak kedua temanku pulang. Setelah membayar tagihan, Desi dan Bella keluar pintu kafe mendahuluiku aku yang hendak keluar menyempatkan menoleh kearah Kak Gerhana. Dan kulihat dia juga melihatku sambil tersenyum, aku yang hendak tersenyum juga hanya melengos pergi. Ya mau gimana lagi keburu sebal.
-
-
Didalam mobil aku hanya bisa mendumel tidak jelas, untung lah jalanan pada malam itu cukup lenggang jadinya aku bisa mengebut sepuasku melampiaskan amarahku. Hingga tak terasa aku sudah sampai digerbang rumahku yang besar. Pak security pun membuka gerbang ketika melihatku datang.

"Assalamualikum" Ku ucapkan salam saat masuk kedalam rumah

Tapi tak ada sahutan hingga aku melihat papa dan ibu ku nampak bermesraan diruang keluarga sambil menonton film. Pantas saja mereka tak mendengarkan ucapan salamku, tapi aku sungguh bersyukur melihat mereka nampak berbahagia. Ibu yang melihatku datang langsung nampak malu-malu.

Aku yang melihatnya nampak geli, kucium tangan ibu dan ayah. Sambil memasang muka sebal.

"Kok anak ibu pulang-pulang mukanya cemberut sih. Ada apa sayang?" Tanya ibu

Lalu ku ceritakan, tentang pertemuanku dengan Kak Gerhana yang bekerja sebagai barista. Ibu dan ayah malah saling berpandangan lalu tersenyum penuh arti. Aku yang mengerti dari maksud mereka berdua pun makin cemberut dibuatnya.

"Maafkan ayah dan ibu mu ini sayang. Kakakmu lah yang menyuruh kita untuk menyembunyikan nya dari kamu" Sesal ibu yang nampak tidak enak hati.

"Lia tau kok bu, ibu dan ayah gausah nampak merasa bersalah. Ohh iya si kembar sudah tidur bu?" Tanyaku mengenai kedua adikku

Dua tahun setelah ayah dan ibu menikah, akhirnya pernikahan mereka dikarunia anak kembar laki dan perempuan yang diberi nama Damar dan Wulan.

"Adik-adik mu sudah tidur sayang" Ucap ibuku

"Yahh..padahal.. Lia pingin main sama mereka. Besok aja deh kalo gitu" Urungku

Aku pun pamit ke ayah dan ibu untuk ke kamarku untuk membersihkan badanku yang sudah lengket dengan keringat. Di lantai atas kamarku, aku hanya mengambil tanktop dan hotpants dan ku bawa ke kamar sebelah.

Kamar sebelah adalah kamar Kak Gerhana sebelum dia pindah dari rumah ini, setiap aku kangen dengannya aku selalu ke kamarnya yang bernuansa hitam dan putih.

Aku pun mandi di kamarnya, berhubung setiap kamar memiliki kamar mandi tersendiri jadi aku memutuskan mandi disini. Selepas aku membersih kan badan dan berpakaian, aku langsung tidur diatas kasur Kak Gerhana aroma tubuhnya masih menempel ditempat tidur ini. Ku hirup dalam-dalam, rasanya aku ingin dia disini sekarang dan mendekap erat tubuhku. Jujur aku tau perasaan yang cukup lama aku pendam ini adalah perasaan yang salah, bagaimana bisa aku seorang adik nya mencintai kakakku sendiri walau kita saudara tiri tetap itu tidak dibenarkan.

"Seandainya kita tidak bersaudara" Bathinku hingga tak kuasa aku menangis dalam diam ku.
Tak terasa aku pun lantas tertidur ditemani mimpi-mimpi yang tak dapat ku raih.

###

Author Pov

Disebuah private room sebuah club malam terdapat 4 orang yang ada di ruangan itu. 2 orang berbaju hitam dengan membawa samurai di tangannya, 1 orang yang tengah duduk disofa nampak tenang menikmati cerutunya tapi pandangannya nampak sangat tajam, dialah Dhirga sang boss dan satu orang terakhir nampak meringkuk dilantai dengan wajah penuh babak belur.

"Habisi dia, percuma orang seperti dia tidak dapat melunasi hutangnya tak ada yang diharapkan" Perintah Dhirga

"Tapi bos, sebelum kita menangkap dia. Kita melihat dia berjalan dengan istri nya. Istrinya sangat cantik dan seksi. Saya pun sempat memfotonya" Ujar salah satu bodyguard sambil memperlihatkan foto seorang wanita.

Dhirga yang melihat wanita yang ada difoto itu nampak terkesima, hingga membuatnya membangkitkan libidonya.

"Dengan suami yang tidak berguna itu, kita bisa membuat pancingan agar menyuruh istrinya datang ke sini bos. Lalu bos bisa menjadikan wanita itu sebagai pelacur diclub ini pasti banyak pelanggan yang mau membayar mahal untuk tubuhnya"

Mendengar penuturan dari para bodyguardnya, Dhirga pun sangat senang.

"Kalo gitu atur serapih mungkin, dan bawa orang itu pergi dari tempat ini aku muak melihat mukanya"

"Baik,, Boss.."

Sebelum kedua pengawalnya pergi, Dhirga berpesan untuk menyuruh membawakan wanita penghibur untuk menemaninya malam ini.

Tokk..tok...tok.. Ketukan pintu berbunyi

"Masuk" Ucap Dhirga keras dari dalam ruangan

Lalu masuk lah wanita yang cukup muda muka yang lumayan cantik, berpakaian sangat seksi menggunakan gaun sepinggang. Dhirga yang melihatnya pun lantas berdiri, nafsunya sudah tidak tertahan kan lagi. Direngkuhnya wanita itu dan dibawanya ke kasur.

"Ihh.. Pelan-pelan om" Ujar manja wanita itu

"Om langsung nafsu saat melihatmu, siapa namamu?" Tanya Dhirga sambil meremas kencang payudara wanita itu.

"Aww.. Sstt.. Enakk om remas terus.. Ehh..nama saya Cindy om saya baru kerja hari ini" Jawab cindy sambil keenakan payudara nya diremas

"Ahh pantas om tidak pernah melihatmu"

Dhirga pun yang sudah horny berat langsung melepaskan celananya, keluarlah penis hitam berurat yang sudah tegang maximal. Cindy yang mengerti akan maksud dari Dhirga langsung mengkocok penis itu dengan ditambah air ludahnya agar terasa licin.

"isshh...Ahh.. Kocokan mu enak sayang" Puji Dhirga

Cindy yang dipuji seperti itu makin bersemangat, diemut penis itu hingga semua nya tenggelam dalam tenggorokannya. Dhirga pun memaju mundur kan kepala Cindy dengan tempo yang cepat

"Hmmppphh..hmpphh..."
"stthh..ahh...ah.. Enak sekali deep throat mu cin hampir saja aku keluar duluan"

"Gantian sekarang om yang muasin aku" Lalu cindy pun dengan perlahan melepaskan semua pakaiannya.
Cindy pun merebahkan badannya dikasur sambil membuka lebar paha nya hingga terlihat lah vaginya yang ditumbuhi jembut yang cukup lebat. Dengan sangat rakus Dhirga menjilati vagina itu

"Clepp...clepp...clepp" bunyi kecipratan lidah dengan vagina
"Ahh...sttss... Iya disitu om, enak... Ahhh.. Jilat teruss om.. Ahh.." Desis Cindy

Dijilatinya klirotis cindy sambil dua jari dhirga mengobel vagina cindy dengan cukup cepatt.

"Arghh..ah.. Stt.. Ahh enak om. Aku mau keluar... Ah...." Jerit cindy
"Crett..cret..." semburan orgasme cindy tak terbendung lagi

Setelah melihat cindy sudah dapat orgasme, Dhirga pun langsung memposisikan penisnya ke vagina cindy yang sudah cukup basah, "Ahh.. Masih cukup sempitt..enak sekali"
"Uhh... Dorong terus om, stthh... Ahh iya mentok" Racau cindy keenakan
"plakk...plak...plakk..." suara benturan kelamin menggema diruangan itu
"Ahh.. Ahh..stts sodok yang kuat om, cindy mau keluar... Ah..."
"Arghh..ahh iya barengan om juga mau keluar"
"Plakk.. Plakk...plakk.. Ahh... Keluar..."
Crott..crott.. Semburan sperma Dhirga memenuhi rahim dari Cindy
"Huftt..huft..ahh..enak sekali" hingga membuat cindy sangat kecapeaan lalu tertidur saking lelahnya.

Dhirga yang melihat cindy beristirahat lalu memakai celana nya. Diambil lah handphone yang tergeletak diatas sofa, tak disangka ada satu pesan dari big bos cepat-cepat dibuka lah pesan itu.

"TO sudah muncul, bereskan!!"
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd