Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Going back home to you

Chapter 1. New Place, New Journey



“Penumpang Kereta Api Kertajaya dipersilakan naik ke kereta” itulah hal yg kudengar sesaat sebelum kunaiki kereta dengan tujuan Jakarta itu. Suasana malam di kota pahlawan itu akan aku rindukan, karena aku akan menempuh pendidikan lanjutanku di Ibukota, kutatap kota itu untuk terakhir kalinya dari kaca jendela kereta yang berembun sehabis hujan turun membasahi Surabaya yang berhawa panas ini. Sembari menunggu kereta yg beberapa menit lagi berangkat,akupun mengabari orangtuaku, dan juga temanku yang akan menjemputku di stasiun pasar senin, dan tak lupa juga aku mengeluarkan earphone dari saku celana untuk mendengarkan lagu-lagu santai yang bisa membuatku rileks dan tidur didalam kereta. Hampir lupa, perkenalkan, namaku Ardhion Hendrik Poernomo, laki-laki yang baru saja berumur 20 tahun yang tinggal di Surabaya, aku lahir di Palembang sebetulnya, hanya saat usiaku 15 tahun, keluargaku terpaksa dipindahtugaskan ke Surabaya. Ada alasan mengapa aku memutuskan untuk kuliah di Jakarta, karena ada janji yang harus kutepati kepada seseorang, yang lebih dulu pindah ke Jakarta saat masuk SMA. Tak lama, akhirnya kereta pun berangkat, meninggalkan Kota pahlawan dibelakangnya. Aku berusaha tidur tapi ternyata perutku yang sedari tadi berbunyi, beruntungnya petugas kereta lewat menawarkan makanan, setelah makan akupun tidur, mendengarkan lagu Sheila On 7 yang berjudul Tunggu Aku di Jakarta, sebuah lagu yang pas, untuknya menunggu kedatanganku disana.




” Masih saja kuteringat kata iringi kau pergi
Jadikan sore itu satu janji
Kau akan kembali untukku serta untuk diriku
Mengingatku walau aku jauh

Akupun sempat janjikan kukayuh semua mimpiku
Kulabuh tepat di kotamu
Dan kaupun slalu janjikan kau kan menungguku datang
Bersatu kembali seperti dulu
Dan bila akupun rindu pada nyamannya kecupmu
Pada hangatnya tawamu
Kudendangkan dengan gitar lagu-lagu kesayangan
Sambil kuingat indah wajahmu

Tunggulah aku di Jakartamu
Tempat labuhan semua mimpiku
Tunggulah aku di kota itu
Tempat labuhan semua mimpiku

Akupun sempat janjikan kukayuh semua mimpiku
Kulabuh tepat di kotamu
Dan kaupun slalu janjikan kau kan menungguku datang
Bersatu kembali seperti dulu
Dan bila akupun rindu pada nyamannya kecupmu
Pada hangatnya tawamu
Kudendangkan dengan gitar lagu-lagu kesayangan
Sambil kuingat indah wajahmu

Tunggulah aku di Jakartamu
Tempat labuhan semua mimpiku
Tunggulah aku di kota itu
Tempat labuhan semua mimpiku

Tunggulah aku di kota itu
Tempat labuhan semua mimpiku
Tunggulah aku di Jakartamu
Tempat labuhan semua mimpiku”





Nada dering handphoneku membuatku terbangun, ternyata aku mendapat telpon dari temanku, Pramono. “Sebaiknya aku mengangkatnya, mungkin penting.” Gumamku.


“Oi mon, kenapa?.”

“Dah dimana lu? Gw ntar jemput jam berapa, takutnya salah jadwal.”

“Jam 6.30 dah stand-by aja di stasiun, nanti dikabarin kalo udah masuk daerah Bekasi, eh tar makan dulu ya, gw yg traktir deh, santai.”

“Ohh yawes, dari rumah gw tar berangkat jam 6an, nah gini kek, ada biaya jemputan, yaudah lanjut tidur sono, sori ganggu.”

“Yo yo, kirain ada apaan tadi.”



Ternyata Pramono cuma menanyakan jam kedatanganku ke Jakarta. “sial, dia menelpon jam 2. Gak bisa tidur lagi lah ini asem.” Gumamku, sembari melihat notifikasi di handphoneku, dan mataku tertuju pada notifikasi chat dari Mono, kedua orangtuaku, dan dari Nisa. Kubaca semua chat dari mereka, namun tak kubalas, berbeda dengan chat dari Nisa yang menanyakan kabar diriku.”dasar kangenan, sampe segitunya chatmu.”ucapku.



“Hendrik apakabar? Udah lama ya.”

"Gimana? udah jalan, safe trip ya kamu."

“Udah tidur ya, yaudah kalo udh tidur, good night."

“ Yawes, kalo udah bangun cepet berkabar ya Hen, kangen <3.”

“ *stiker hati* ”



Membaca chat darinya seketika membuatku tersenyum entah kenapa. Mungkin terakhir kali kami bertemu hampir 2 tahun yang lalu, tepatnya akhir tahun saat ia kembali ke Surabaya untuk berlibur. Hah, sudah lama sekali rasanya tidak melihat wajah bulat dipadu dengan rambut hitam panjang itu, terlebih saat ia tersenyum....

.

.

.

.

.

4 jam lebih aku terjaga, kereta sudah memasuki daerah Bekasi. Kutelpon si Mono, agar tak lupa ia menjemputku. Beberapa kali kutelpon,tidak ada respon darinya, hanya nada sambungnya saja yg terdengar. “mungkin dia masih tidur, atau lagi dijalan.”ucapku sembari melihat langit pagi Bekasi, ditemani teh hangat dan mie cup yg tadi aku beli. Akhirnya, sebentar lagi tiba di stasiun Pasar senen. Cukup banyak kenangan selama tiba di stasiun ini, mulai dari kehilangan dompet, hampir ketinggalan kereta, berkelahi dengan preman stasiun, dan banyak kejadian yg masih kuingat kuat, layaknya baru kemarin semua itu terjadi.







“Sesaat lagi kereta api Kertajaya akan tiba di stasiun tujuan akhir Pasar Senen. Bagi anda yang akan mengakhiri perjalanan di stasiun Pasar Senen kami persilahkan untuk mempersiapkan diri. Periksa dan teliti kembali barang bawaan anda jangan sampai ada yang tertinggal. Untuk keselamatan anda tetaplah berada di tempat duduk sampai kereta berhenti dengan sempurna.” Begitulah kurang lebih suara pemberitahuan dikereta itu. Sesampainya di Pasar Senen, aku segera menelpon Mono namun masih belum ada jawaban darinya. Barulah setelah beberapa kali menelpon, Mono mengangkat telponnya, dengan suara yg masih berat, dia baru bangun. Astaga sial, aku tidak mau menunggu lama-lama disini dikarenakan harus segera menyelesaikan administrasi kos dan menyerahkan berkas masuk kampus secepatnya karena hari ini hari terakhir penyerahan verifikasi dokumen untuk jalur prestasi. Setengah jam berlalu si Mono sampai distasiun. “woy lama banget lu cuk, capek gw nungguinnya sial” gerutuku. “sabar cuk baru juga nyampe gw udah dimaki-maki aja”sambung dia sambil membuka pintu mobilnya dan mengangkut barangku ke bagasi mobilnya, dan sehabis itu langsung berangkat menuju kosku di daerah Grogol, karena dekat dengan kampusku. Sepanjang jalan, aku berbincang dengan Mono tentang kehidupan kuliah, pribadi, bagaimana kehidupan di Jakarta, bahkan perihal asmara.



“Eh Mon, lu apakabar? Gw kira udah kelelep di Ciliwung.” Kataku sambil memakan cemilan.

“Yah, gitu gitu aja, sehat gw mah,gak kayak lu, dikit-dikit sakit.”

“Ngomong yg bener cuk, gimana kuliah disini, kan lu lebih tua setahun dari gw, kali aja ada tips gitu.”

“Intinye yang bener ada Hend, jangan aneh-aneh, kayak mabok, party, nongkrong gajelas, keluar sana sini. Sama 1 lagi nih,ati-ati pilih temen. Tu aja saran dari gw.”

“Ohhhh, eh belok kiri ujung gang, itu yg pager biru kosnya.”



Sampai juga kami dikosanku, hunian yg cukup bagus menurutku, ukuran 3,5X3,5. Tersedia berbagai fasilitas penunjang, seperti lemari, kasur, dan meja belajar yang cukup luas. Aku hanya perlu membereskan dan menata barang-barangku yang tidak terlalu banyak kubawa dari rumah agar tertata rapi dan nyaman. Untungnya Mono mau membantuku seharian ini. “Hahhh capek banget dah, baru bisa istirahat nih gw.” Ucapku. “Emang dikereta gak tidur apalu anjir sampe capek gini?” dia pun membalas sambil bersandar di dinding kosku. Memang menata barang saat pertama kali ngekos itu memakan banyak waktu dan tenaga. Akupun mandi dan memakai pakaian rapi dan sopan untuk melakukan verifikasi dokumen, soalnya aku telah diterima lewat jalur prestasi. Yah, prestasi non-akademik yang kupunya memang tidak main-main, karena aku menjuarai Turnamen futsal se-Surabaya, dan juga Runner-Up Liga Futsal U-21 musim ini, yah nanti kuceritakan lebih lanjut, saat ini aku harus terburu-buru, sialnya aku tidak tau lagi tempatnya dimana, beruntung ada mahasiswi yang lewat, dan dia menuntunku ke ruangan pendaftaran.



“Makasih ya kak sudah membantu”ucapku, “maaf sudah merepotkan.”. Mahasiswi itu tersenyum,”Iya gapapa kok, aku duluan ya.” Balasnya.



Dia pergi meninggalkanku setelah mengantarku. Selesai sudah verifikasi, aku kembali ke mobilnya Mono. Tapi ada hal yang janggal pada mahasiswi itu. “Rasanya aku mengenal wajah itu, atau hanya perasaanku saja mungkin,” Kataku dalam hati. Tak lama kemudian, “........EHHHH DIA KAN.......”.

.

.

.

END
 
terkejoet donk, tiba tiba end, premisnya belum dapet eh udahan, tapi ternyata end chapter. oke lanjut tuan
 
Hmmmm aku melihat nama Jesslyn di bagian tag, apakah.... OH APAKAAAAH??
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd