Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Innocent Facade of a Naughty Girl

Next episode lanjutnya apa ya:


  • Total voters
    44
  • Poll closed .

anakselatan

Semprot Baru
Daftar
25 Jan 2018
Post
36
Like diterima
209
Bimabet
Profil Nessa: Umur 20 Tahun
Pekerjaan : Magang di Jakarta.
Tinggi : 160
BB : 48
Kulit : Putih, asli jawa

Rules: No PK, no SARA, no quote.
Dilarang PM request IG, LINE, VC, CS.
Dianjurkan comment dan reply tentang fantasi suhu dan saran lanjutan ceritanya.

-------
Perkenalkan, namaku Nessa. Ini adalah cerita pengalamanku yang membuatku semakin nakal. Sekarang aku berumur 20, namun sejak umurku beranjak 14 dan tubuhku mulai berkembang, aku mulai menyadari bahwa tubuhku sekarang mencuri perhatian banyak laki-laki.

Aku berasal dari keluarga yang, bisa dibilang, baik-baik. Keluargaku memiliki kepercayaan yang cukup konservatif. Mereka berusaha mendidikku untuk menjadi perempuan yang santun, mandiri, dan taat beribadah. Namun begitu, mereka cukup banyak memberiku kebebasan, walaupun ajaran-ajaran mereka masih selalu terngiang di pikiranku. Di SMA, aku sesekali memakai rok yang cukup pendek, aku tetap percaya bahwa seorang gadis harus tetap berpakaian sopan.

Tinggiku 160cm, kulitku cukup putih untuk ukuran keturunan Jawa, dan banyak yang menganggap aku cantik, apalagi dengan bentuk tubuhku yang cukup kurus tapi tetap dengan lekukan-lekukan di pinggul dan dadaku yang sering membuat pria-pria menatap aku cukup lama. Aku cukup aktif berolahraga untuk menjaga kesehatan dan bentuk tubuhku. Setiap Jumat, aku sering ikut berlari di area sekitar GBK bersama teman-temanku. Tapi dengan mengenakan celana yg cukup pendek sehingga memperlihatkan pahaku yang putih halus, sering membuat pelari-pelari lainnya tidak bisa konsentrasi.

Seringkali, banyak cowo yang melihatiku tanpa malu-malu, dengan raut wajah yang jelas-jelas menyiratkan, imajinasi seperti apa yang mereka sedang bayangkan di kepalanya tentang aku. Jujur, ketika aku menyadarinya, aku jadi merasa seksi karena menyadari bahwa aku sangat diinginkan. Akupun tidak menyadari apa yang salah denganku, di saat orangtua ku mengajarkan bahwa tidak baik untuk aku menggoda laki-laki yang bukan suamiku.

Saat aku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi daerah Depok, banyak cowo yang berusaha mendekatiku. Mereka berusaha mendekatiku, mengajak berkenalan, mengobrol dan meminta nomor teleponku. Seringkali mereka juga tidak bisa menyembunyikan dari wajah mereka bahwa mereka sangat tertarik denganku. Aku berusaha untuk tetap meladeni mereka, dan walaupun aku tetap menjaga jarak, seringkali aku secara 'tidak sengaja' menempelkan tubuhku saat berpapasan atau berdempetan di tempat ramai. Aku yakin, mereka bisa merasakan dadaku yang menekan ke punggung mereka. Saat duduk, terkadang aku sengaja membungkuk cukup rendah jika ada cowo di depanku dan aku memakai kaos yang kerahnya cukup lebar. Aku berusaha tidak memperhatikan mereka walaupun aku yakin mereka mendapat pandangan yang sangat jelas ke belahan dadaku. Aku selalu berusaha berhati-hati agar semua itu terlihat tidak sengaja. Di saat yang sama, selalu ada perasaan aneh saat aku berhasil menjadi pusat perhatian para lelaki, sesuatu yang membuat aku menikmatinya yang tidak dapat aku jelaskan.

Sejujurnya, cukup banyak cowo yang berusaha mendekatiku untuk menjadi pacarnya. Namun aku selalu menolaknya karena aku sadar bahwa aku lebih senang dengan statusku yang menjomblo. Aku lebih suka melihati keindahan tubuhku sendiri di kaca, mengagumi kemulusan kulit putihku saat aku hanya mengenakan pakaian dalam, yang memancing diriku sendiri untuk befantasi seberapa penampilanku saat ini akan mampu membuat semua laki-laki bernafsu. Seringkali, aku sengaja memakai pakaian dalam yang berwarna terang, seperti merah, dan secara sengaja memakai kaos yang cukup tipis berwarna terang dan dengan ukuran yang seharusnya terlalu kecil untukku. Ini membuat bentuk tubuhku, yang kata orang-orang seperti gitar, terlihat dengan jelas terutama bentuk siluet bra yang kupakai. Kalau aku perhatikan, baik yang tua ataupun yang muda, semua terpengaruh dengan penampilanku dan mereka selalu tidak bisa menyembunyikan bahwa nafsu mereka hanyalah satu - melucuti semua pakaianku, melemparku ke ranjang dan memberikanku perasaan yang ternikmat. Aku menyadari fantasi dan imajinasi mereka ini, dan kalau boleh jujur, sangat menikmatinya. Bahkan sesekali, aku menyelipkan tanganku ke balik celanaku saat tidak ada yang melihat, dan memainkan tubuhku sendiri sampai aku mencapai orgasme membayangkan nafsu-nafsu cowo-cowo terhadapku.

Tidak berlebihan kalau aku sekarang bilang bahwa aku hampir tidak pernah bertemu pria yang tidak terlihat bahwa dia sangat ingin memiliki aku. Saat aku berbicara kepada laki-laki dimanapun, baik di toko, di kampus, atau bahkan tukang bersih di apartemenku, terlihat sekali bahwa perhatian mereka tidak tertuju sepenuhnya ke apa yang aku bicarakan karena mata mereka yang sedikit-sedikit berusaha melihat dadaku. Terkadang, akupun jadi terbawa dan mulai membayangkan, kira-kira apa rasanya kalau aku memperbolehkan mereka menyentuh tubuhku, atau mencium bibirku, dan merasakan bentuk tubuhku yang sempurna ini dengan jari-jari mereka. Perasaan ini, tanpa kusadari, mendorong aku untuk semakin memilih pakaian yang lebih menggoda seiring aku bertumbuh besar. Saat orang tua ku tidak ada di rumah, seringkali aku keluar rumah dengan hanya mengenakan rok pendek dan atasan tanpa lengan. Sejak itu, ketika aku menyadari bahwa aku sedang mendapat 'perhatian khusus', aku mulai mengsengajakan melepas lalu mengikat rambutku sehingga dadaku semakin terlihat membusung. Kalau aku sedang memakai pakaian dengan cutting yang rendah di depan, saat aku sedang ke minimarket atau toko aku membungkuk sedikit lebih rendah dari yang diperlukan supaya kasir atau penjaga tokonya bisa menikmati keindahan belahan dadaku, walaupun hanya sepersekian detik. Dan jika aku mengenakan rok, saat aku duduk di mall seringkali aku membiarkan rok ku tertarik ke atas cukup lama sebelum aku mengaturnya kembali, sehingga untuk beberapa saat orang-orang disekitarku bisa mengagumi pahaku yang mulus dan putih. Sekali lagi, semua ini aku lakukan dengan berpura-pura bahwa aku tidak sengaja. Tentunya, di negara ini aku sangat ingin menhindari di cap bahwa aku adalah perempuan gampangan atau murahan. Terutama karena, sampai aku di umur 20 inipun aku tidak pernah merasakan sentuhan pria sama sekali di tubuhku.

Semua ini berubah suatu hari, saat aku pergi sendiri mengunjungi wisuda temanku di Bandung. Walau orang tua ku menawari untuk mengantarku dengan mobil atau dengan supir, aku berdalih bahwa aku tidak ingin merepotkan mereka dan memilih untuk menggunakan jasa travel. Sejujurnya, aku lebih memilih travel karena ada perasaan cukup mendebar di dadaku, membayangkan bahwa ada kemungkinan aku akan duduk berjam-jam di sebelah pria yang tidak kukenal. Saat aku menggunakan transportasi umum seperti bis atau kereta, sering aku menyadari bahwa banyak laki-laki yang memilih untuk duduk atau berdiri di dekatku. Terkadang kalau aku berdiri di tengah kereta atau bis yang ramai, seringkali mereka secara 'tidak sengaja' berdempetan denganku apalagi kalau saat bis mengerem. Sejujurnya, aku menyukai sentuhan-sentuhan tidak sengaja ini walaupun aku selalu meminta mereka berhenti sebelum mereka semakin berani beraksi. Terkadang, saat aku merasa lebih nakal dari biasanya, akulah yang pura-pura kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tubuh mereka sehingga mereka harus menggunakan tangan mereka menopangku. Dan tentunya aku selalu menyadari bahwa tangan mereka selalu berusaha mendekati dadaku. Aku selalu berhenti, dan berpura-pura bahwa itu semua adalah ketidaksengajaan dengan meminta maaf.

Kembali lagi ke ceritaku ini saat aku mau bepergian ke Bandung. Kendaraan travel berangkat dari daerah Cilandak pada suatu Kamis malam. Saat aku tiba di titik penjemputan, aku baru sadar bahwa bis ini akan cukup sepi. Perasaanku semakin berdebar, melihat bahwa tidak ada lagi perempuan lainnya yang akan bepergian di dalam kendaraan itu, hanya 2 orang laki-laki lainnya yang seperti pekerja pabrik, dan satu pria lebih tua, mungkin sekitar 40 tahun, dengan penampilan yang cukup rapi. Sepertinya dia adalah karyawan di salah satu BUMN. Yang membuatku cukup ragu, adalah saat aku ingat pakaian yang aku kenakan cukup menantang. Aku hanya mengenakan celana legging yang lentur dan cukup tipis, sedangkan untuk atasan, aku mengenakan crop top yang ditutupi dengan hoodie. Perutuku terlihat sepenuhnya, namun tidak ada yang bisa menyadari ini karena resleting hoodie ku tertutup sampai ke depan dadaku. Aku memutuskan untuk memberanikan diriku, dan menaiki bis travel. Aku memilih duduk di kursi paling kanan belakang. Saat para penumpang lain mulai naik, si bapak tadi pun memilih untuk duduk di sebelahku walaupun banyak sekali kursi lainnya yang kosong. Sebetulnya, aku tidak terkejut sama sekali mengingat seringkali aku mendapat 'perhatian' seperti ini dari para pria.

Ketika kami sudah mencapai jalan tol cikampek dan lampu jalan mulai sepi, kondisi dalam kendaraan pun semakin gelap. Aku perhatikan, si bapak tadi sedikit-sedikit berusaha melirik tubuhku. Walau aku tidak menganggap dia ganteng atau menarik, terutama karena perbedaan umur yang membuat dia lebih cocok menjadi orang tuaku, tidak dapat aku tolak fakta bahwa akupun mulai merasa semakin nakal. Pelan-pelan, aku berpura-pura menggenggam resleting hoodie ku sambil memejamkan mata, sehingga di mata orang lain, terlihat seperti aku sedang berusaha mencari posisi tidur yang pas. Tapi, dengan sengaja aku sedikit memberatkan tanganku sehingga resleting itu mulai sedikit turun dan memperlihatkan sebagian dari perutku yang cukup toned karena aku sering berolahraga. Tanganku pun kubiarkan terjatuh ke samping sambil aku perlahan memiringkan badanku, sehingga dia bisa melihat kebawah dan mendapat sudut pandang yang lebih leluasa. Jantungku semakin berdebar menanti apa yang kira-kira bapak ini akan lakukan.

Perlahan, aku merasakan tangannya mulai bergerak mendekatiku. Aku tetap memejamkan mataku, walaupun aku hampir secara reflek melompat saat aku merasakan tangannya menyentuh legging ku. Jantungku serasa mau lepas, walaupun ada sedikit perasaan senang di hatiku atas keberhasilanku menggoda pria ini, yang aku yakin sudah memiliki istri yang mungkin sangat cantik menunggunya di rumah. Bapak inipun mulai mengusap-usapkan tangannya, berusaha merasakan lebih pahaku dibalik legging tipis ku. Ini berlangsung beberapa saat, sampai aku merasakan tangannya semakin naik mendekatiku daerah yang belum pernah disentuh pria manapun. Di tengah kepanikanku, aku putuskan untuk bergerak sedikit sambil perlahan berpura-pura mulai bangun. Aku rasakan bapak tadi menarik tangannya. Perasaan ku pun campur aduk. Di satu sisi, aku sangat menikmati perhatian yang diberikannya. Di sisi lainnya, aku takut untuk melanjutkan permainanku karena kejadian itu bisa dibilang, sangat tidak pantas. Aku, gadis muda dari keluarga baik-baik dengan rupa yang membuat aku seringkali dianggap sebagai bunga kampus. Bapak ini, bapak yang cukup tua untuk menjadi ayahku sendiri, dengan penampilan yang cukup gendut dan kulitnya yang coklat. Saat aku lihat tangan kita bersebelahan, aku semakin sadar atas kontras warna kulit yang menjelaskan perbedaan latar belakang kita. Perbedaan ini, tanpa kusadari, membuatku merasa semakin nakal dan membulatkan tekadku.

Tetap dengan dalih kengantukanku, akupun memutuskan untuk melepas hoodie ku seluruhnya, dan aku berpura-pura berniat untuk mengenakannya sebagai semacam selimut. Kembali kupejamkan mataku, dan aku berpura-pura gusar dalam tidurku sambil menggerak-gerakan badanku, Sedikit demi sedikit, aku rasakan hoodie ku mulai terselip dari pangkuannya di pundakku. Disini aku mulai ragu. Satu gerakan lagi, dan hoodie ku akan jatuh ke pangkuanku dan menjadikan bapak ini laki-laki pertama yang bisa mendapat pandangan sebebas ini. Mulai dari perutku, pundak, dan lenganku yang terbuka memperlihatkan kulit mulus tanpa cacat berwarna putih yang terlihat semakin terang di bawah kilasan cahaya penerangan jalan tol. Tanpa kusadari, tubuhku pun bergerak dengan sendirinya, akibat hormon yang semakin mengalir deras di aliran darahku yang membuatku semakin gelisah. Terasa lah angin dari air conditioner menerpa tangan dan perutku, membuatku kedinginan. Aku baru teringat, bahwa bra yang sedang kupakai memiliki bahan yang cukup tipis sehingga dinginnya udara perlahan membuat puting dadaku semakin tegang, siluetnya aku yakin terlihat jelas di crop top putih yang aku kenakan.

Tidak lama kemudian, bapak ini pun mengumpulkan keberaniannya. Dia mulai mengelus tanganku dan lenganku, sampai ke pundakku yang terbuka. Ini tidak berlangsung lama, karena sepertinya bapak ini menjadi semakin berani. Dia merubah posisi duduknya sehingga semakin dekat denganku. Perlahan, aku merasakan sikutnya menyenggol dadaku dan mulai bergerak seperti sedang memijat dadaku. Pikiranku pun seketika bergejolak. Untuk pertamakalinya di hidupku, aku memperbolehkan seorang pria menyentuh dadaku. Lebih lagi, ini adalah pria yang sama sekali tidak kukenal. Kesadaran inipun membuat aku semakin nakal, dan aku biarkan dia terus memainkan dadaku dengan sikutnya. Setelah beberapa saat, sepertinya bapak ini tidak puas merasakan dadaku dengan sikutnya. Dia pun semakin berani, dan aku merasakan tangannya yang satu lagi, menggantikan sikutnya dan sepenuhnya merasakan bentuk dadaku dengan telapak tangannya. Aku merasakan dia sedikit meremas, dan jarinya meraba-raba sampai menemukan putingku yang masih tertutupi oleh pakaianku. Oh! Rabaan jari-jarinya terasa nikmat. Si bapak terus menggodaku dengan memainkan putingku yang semakin mengeras menggunakan jejarinya, dengan cara yang meyakinkanku bahwa bapak ini cukup berpengalaman dengan tubuh wanita.

Permainannya di dadaku mulai berefek kepada tubuhku, dan akupun mulai merasakan kehangatan di antara pahaku. Aku pun sadar bahwa celana dalam ku mulai basah. Aku ingin menghentikan permainannya, tapi tubuhku tidak dapat dipungkiri sangat menikmati sentuhan laki-laki ini dan tidak ingin berhenti. Kekhawatiran mulai menyerbu perasaanku. Apakah aku masih mampu menolak perlakuan pria ini? Sejauh mana aku akan memperbolehkan dia menikmati tubuhku?

Perlahan, tangannya mulai semakin turun, menuju perutku yang tidak tertutup sehelai benang. Aku rasakan jarinya yang kasar, menelusuri setiap lekukan perut dan pinggangku. Sentuhannya jarinya yang kali ini langsung pada kulitku membuatku semakin terbawa nafsu. Ingin rasanya aku membuka mataku, dan melepas pakaianku sehingga setiap centi kulitku bisa dinikmati dan dikagumi dia. Permainannya dia di pinggang dan perutku, ternyata hanyalah sebuah pembukaan. Disaat aku berusaha menahan nafsu dan terus melanjutkan sandiwaraku, tangannya mulai menyelip ke balik atasan crop top ku. Dengan hati-hati, jari-jarinya mulai menjelajahi belahan dadaku, dan bergerak menuju ke putingku yang masih tertutup bra. Kembali dia memainkan putingku dari balik bra, untuk sejenak ini kekhawatirannya membangunkanku membuatnya mengurungkan niat untuk menarik turun pertahanan terakhirku. Di saat yang bersamaan, pertahanan dirikupun mulai runtuh. Ingin rasanya aku menarik tangannya, menekan lebih tangannya ke dada ku dan meminta dia menarik putingku. Aku, anak tunggal dari keluarga yang berada dan diajarkan menjadi gadis yang menjaga kesucianku, kini hanyut terbawa permainan nakal seorang laki-laki yang tidak kukenal dengan mudahnya. Godaan untuk membuka mataku semakin besar, menyudahi sandiwaraku dan mengakui kepadanya nikmatnya permainan dia di tubuhku.

Sebelum aku sempat membuat keputusan, dia menghentikan permainan tangannya di dadaku. Kebingunganku hanya bertahan sesaat, karena akupun merasakan bis travel yang kita kendarai mulai mengerem dan memperlambat laju. Akupun membuka sedikit mataku, dan dari jendela kulihat bahwa kita sudah mendekati tujuan.

Perasaanku terasa tercampur aduk. Tubuhku merindukan sentuhan kasar dari tangannya, tapi pikiranku terngiang-ngiang dan ajaran orang tuaku. Untungnya, sebelum hormon dan nafsuku mengambil alih akal sehatku, bis terhenti dan akupun membuka mataku melihat penumpang lainnya yang mulai keluar, termasuk bapak di sebelahku yang terkesan terburu-buru. Sepertinya, dia terasa takut bahwa aku sadar akan kenakalannya selama perjalanan tadi.

Sesampai di penginapan, akupun tertegun, membayangkan apa yang mungkin terjadi seandainya perjalanan tadi lebih lama. Selagi mengingat-ingat kejadian itu, tanpa kusadari tanganku menyelip ke dalam leggingku. Kurasakan betapa basahnya celana dalamku, dan akupun mulai bermasturbasi. Saat mencapai klimaks, akupun tersadar, bahwa suka atau tidak, aku sudah tercandu sensasi menggoda laki-laki dan mendapatkan sentuhan dan perhatian mereka. Akupun bertanya, mampukah aku melawan candu ini jika kejadian seperti ini terulang di lain hari?

Part 2: Karena Eksib, Hampir Saja
Part 3: Night Drive & New Realization
Part 4: Rise & Fall
Part 5: Natural(ly Destructive) Instinct
Part 6: Descent into Addiction
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd