Part 3
Sick Bastard
Setelah mendengar cerita istri ku (lebih tepatnya sebagian cerita, karena aku merasa banyak detail yang ditutup-tutupi) dan mengetahui jumlah hutang yang cukup besar itu membuatku sakit kepala. Berhari hari kemudian aku bekerja sangat keras untuk bisa mendapatkan uang tambahan.
Aku juga mengajukan pinjaman atas nama istriku untuk bisa membayar orang brengsek itu.
Sial, tak satupun project yang aku garap berhasil, semua batal karena kondisi ekonomi yang kurang baik. Investor pun mundur menanamkan modalnya.
Satu satunya harapanku adalah mencari pinjaman dan itu pun tidak mudah.
Stress dan kelelahan membuatku sakit.
Akhirnya selama tiga hari aku harus terbaring di rumah.
Setelah sehat istri ku memintaku untuk tidak bekerja terlalu keras, dan bahwa dia akan mengembalikan uang Denis dengan mencicilnya, dan Denis sudah setuju.
"Pap... masalah uang Denis jangan kamu pikirin ya. Fokus kerja aja, tapi jangan memaksakan diri."
"Ngga Mam, aku ga mau kamu berhubungan dengan laki-laki brengsek itu lagi!"
"Udah jangan emosi pap, biar aku selesaikan sendiri, dicicil dari kakiku. Pap kerja yang bener, aku capek kaya gini."
Iv menangis, batinnya tertekan. Aku sadar dalam 2 bulan terakhir ini tidak lagi mampu mencukupi kebutuhannya. Hal itu membuatku terdiam.
Aku hanya bisa memeluknya, dan menjanjikan semua akan baik-baik saja.