Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Iv Only

Gw kirain salah nulis If, gak taunya Iv tuh Ivonne...
 
POV Driver

Kuarahkan mobil Honda Brio ku menuju sebuah jalan kecil di daerah Mangga Besar. Tak jauh terlihat seorang perempuan cantik menunggu di pinggir jalan sambil sesekali memainkan HP nya.

Ku tengok aplikasi di smartphoneku. Namanya Iv, kurangi HP ku dan menghubunginya, sekedar untuk memastikan. Mudah-mudahan ini benar customerku.

Iv tidak mengangkat telponnya, tapi berjalan menghampiriku. Aku sedikit terkejut saat Iv meraih handle pintu penumpang depan dan bergegas masuk.

"Selamat Pagi, dengan Ibu Iv?" aku berusaha sopan, namun tak kuasa mencegah mataku memandang pangkal paha mulusnya yang tersingkap. Kakinya sungguh ramping dengan kulit putih dan wangi parfum yang lembut.

"Iya Pak" Iv tersenyum manis

"Saya pinjam kacanya sebentar ya Pak" tanya Iv sambil meraih kaca spion tengah dan menggesernya.

Posisi duduknya sedikit serong ke kanan mendekati kaca spion tengah. Iv terlihat merapikan make up nya yang flawless sementara aku berusaha mati-matian untuk fokus ke jalan.

Posisi duduknya 'memaksaku' harus menyentuh kakinya setiap kali mengganti persneling.

"Maaf Ci" aku meminta maaf berulang ulang karena berkali-kali menyentuh kakinya.

Iv hanya tertawa tanpa merubah posisinya. Iv melipat kakinya tanpa berusaha merapikan dress model kemejanya. Kini aku bisa melihat pangkal paha dan sebagian bongkahan pantatnya dengan bebas. Tidak hanya itu, kulit perut dan dadanya yang putih juga terlihat dari sela kancing kemejanya.

Sontak kontol ku mengeras melihat pemandangan indah yang jarang aku temukan di waktu pagi seperti ini.

Kini tidak hanya sentuhan, aku bahkan berani menggunakan telapak tanganku untuk mengelusnya.

Iv melirik ke arah tonjolan di celana, kemudian mencondongkan tubuhnya ke arahku, jemarinya meraba padaku. Tatapan sungguh membuatku salah tingkah.

"Mas, berhenti di depan aja" ucapnya lembut.

Aku pun segera menepikan mobilku di pinggir jalan sebuah kompleks perkantoran. Pandangan Iv membuatku terpaku dan tidak segera membuka kunci pintu.

"Mas tolong pintunya" pinta Iv sambil tertawa geli.

Aku tersadar dan segera membuka kunci pintu.

"Maaf Ci"

"Besok anter lagi ya mas" ucapnya sambil menutup pintu dan bergegas masuk.
 
POV Ivonne

Aku melirik jam tanganku, sudah jam 18:00, aku chat suamiku, memastikan apakah dia jadi pulang malam hari ini.

Sore ini aku akan bertemu Danish Chander -aku memanggilnya Denis. Dia sudah mengatur untuk menjemputku.

Denis adalah pengusaha textile sekaligus produser film. Aku mengenalnya saat membantunya bertransaksi kemudian berlanjut dengan hubungan via telepon dan WA yang cukup intens.

Entah sudah berapa kali aku menolak ajakannya untuk makan malam, nonton bahkan liburan ke luar negri. Seperti juga beberapa pria iseng yang kadang tidak aku ingat.

Tapi kali ini aku memutuskan menerima ajakannya. Aku sangat butuh bantuannya dan tidak ada jalan lain.

Aku beranjak ke arah lobby gedung, Denis sudah menungguku di mobil volvonya. Aku bahkan tidak tahu tujuanku ke mana. Denis hanya menyebutkan sebuah tempat makan di ancol.

Denis menyambutku dengan ciuman di pipi dan berkali-kali memuji penampilanku, membuatku sangat senang. Dalam perjalan Denis menceritakan pengalamannya bertemu artis2 cantik dan mengatakan penampilanku tidak kalah dari mereka. Sesekali tangannya menggenggam tanganku.

Makan malam berlangsung dengan sempurna, Denis mengatakan sudah mentransfer 20jt ke rekening sebelum menjemputku. Berkali kali Denis mengatakan rasa senangnya bisa bertemu denganku dan betapa dia tidak bisa berhenti memikirkanku.

Kami pulang sebelum jam 20:00. Denis tidak ingin menyita banyak waktuku di kencan pertama kami. Tapi berharap masih bisa pergi lagi denganku, tentu saja aku menyetujuinya.

Aku menggandeng tangannya saat berjalan ke mobil.

"Kamu sungguh sangat cantik malam ini" puji Denis untuk ke sekian kalinya.

Aku membalasnya dengan senyuman dan ciuman di pipinya. Aku tidak menolak saat Denis merangkul pinggangku dan meraba bokongku.

Denis kemudian mengantarkan aku pulang, sikapnya benar benar membuatku nyaman, selayaknya seorang Playboy yang tahu persis bagaimana memperlakukan seorang wanita.

Aku tidak ingin Denis mengetahui tempat tinggalku jadi aku memintanya mengantarkanku ke rumah teman baikku. Aku akan minta suamiku menjemput di sana.

Aku pun mengabari Lia temanku bahwa aku menuju ke rumahnya.

Lingkungan rumah Lia sangat sepi. Begitu juga rumah Lia, lampunya dibiarkan menyala.

Sial bagiku Lia baru membalas pesanku, dan mengatakan sedang keluar dan akan kembali dalam 1 jam.

Sial, aku tidak mungkin meminta Denis mengantarku ke tempat lain. Dan artinya aku terjebak dalam mobil ini bersama Denis.

"Ini rumah mu Iv?" tanya Denis

"Iya sayang, emmmhhh... Aku belum bilang terima kasih untuk makan malamnya"

Aku mengecup pipi Denis dan Denis membalasnya kemudian mencium bibirku.

Kami berciuman dengan panas, sedikit alkohol dalam minuman tadi membuatku lebih bergairah dari biasanya.

Kali ini tangan Denis tidak hanya meraba tanganku, tapi juga paha dan pantatku. Dengan lincah satu persatu kancing kemeja ku dibukanya sehingga tubuh mulus ku tinggal tertutup bra dan cd.

Denis mengalihkan ciumannya ke leherku mengecupi setiap senti kulit putihku.

"Aahhhh..."
Aku terhanyut dalam cumbuannya, tak sedikitpun terpikir sebelumnya untuk menyerahkan tubuhku pada Denis.

Denis kembali mencium bibirku, kali ini aku membuka mulutku dan membiarkan lidahnya menyusup ke rongga mulutku. Tangannya yang berkulit gelap dan berbulu lebat terasa kasar saat meremas dadaku.

Aku melepaskan dress kemeja yang masih menggantung, dan juga kait bra ku.

Denis membantu meloloskan cd ku. Dan menatap tubuh telanjang ku dengan kagum.

Aku beranjak menaiki tubuhnya dan meraih tangan Denis untuk kembali meremas dadaku. Aku ingin merasakan tangan kasarnya kembali meraba tubuhku.

Denis pun mendekatkan mukanya ke dadaku. Merangsangku dengan ciuman, jilatan, dan kuluman bergantian di payudara kiri dan kanan.
Tangannya beralih meremas bokongku sementara tanganku kulingkarkan di lehernya.

"Mmmppphhh... Baby, kamu sungguh sexy." Puji Denis

Aku makin bersemangat menggesek-gesekkan memek ku ke tonjolan keras yang masih tertutup celananya. Cairan cinta ku membanjir,

Denis mengangkat sedikit pinggulku dan menggunakan jarinya untuk menggosok klit ku.


"Ouugghhh.... Denissshhhh..."
Aku meleguh saat jari gempalnya menusuk memek ku.

Tanpa kesulitan jari gemuknya mengocok memek ku.

Mulutnya terus menyusu di dadaku dan jarinya tengahnya terus keluar masuk memekku memaksaku meraih puncak dengan cepat.

"Aaaahhhhhh... Aku sampeeee..."

Cairan kenikmatanku membasahi jari denis dan juga kursinya.

Aku bersandar lemas, dan Denis kembali menciumku dengan ganas. Mencoba membangkitkan kembali gairahku. Denis masih sangat bergairah dan ingin dipuaskan.

Tepat saat Denis mengeluarkan kontol nya terdengar suara mobil, dan lampunya menyorot kami memberikan ku cukup cahaya untuk melihat jelas kontolnya yang hitam dan agak gemuk memang, tapi pendek.

Akkhhhh... Aku yang kehilangan gairah segera menyambar kemeja ku dan langsung memakainya. Dalemanku kubiarkan tergeletak begitu saja.

Aku mencium bibir Denis, kemudian kontol nya yang sudah melunak. Agak geli rasanya mengulum titit yang sudah ciut itu.

"Bye Denis" ucapku sambil beranjak meninggalkan mobilnya.
 
Terakhir diubah:
:kopi:

Back to Lie:

Saat membongkar HP nya aku menemukan foto ini di folder sent, whatsapp picture





6096d6639332323
 
Part 3

Sick Bastard

Setelah mendengar cerita istri ku (lebih tepatnya sebagian cerita, karena aku merasa banyak detail yang ditutup-tutupi) dan mengetahui jumlah hutang yang cukup besar itu membuatku sakit kepala. Berhari hari kemudian aku bekerja sangat keras untuk bisa mendapatkan uang tambahan.

Aku juga mengajukan pinjaman atas nama istriku untuk bisa membayar orang brengsek itu.

Sial, tak satupun project yang aku garap berhasil, semua batal karena kondisi ekonomi yang kurang baik. Investor pun mundur menanamkan modalnya.

Satu satunya harapanku adalah mencari pinjaman dan itu pun tidak mudah.

Stress dan kelelahan membuatku sakit.
Akhirnya selama tiga hari aku harus terbaring di rumah.

Setelah sehat istri ku memintaku untuk tidak bekerja terlalu keras, dan bahwa dia akan mengembalikan uang Denis dengan mencicilnya, dan Denis sudah setuju.

"Pap... masalah uang Denis jangan kamu pikirin ya. Fokus kerja aja, tapi jangan memaksakan diri."

"Ngga Mam, aku ga mau kamu berhubungan dengan laki-laki brengsek itu lagi!"

"Udah jangan emosi pap, biar aku selesaikan sendiri, dicicil dari kakiku. Pap kerja yang bener, aku capek kaya gini."

Iv menangis, batinnya tertekan. Aku sadar dalam 2 bulan terakhir ini tidak lagi mampu mencukupi kebutuhannya. Hal itu membuatku terdiam.

Aku hanya bisa memeluknya, dan menjanjikan semua akan baik-baik saja.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
POV Ivonne

"Denis, Kamu sudah gila! Mana mungkin aku bisa bayar sekarang juga!" Bentakku pada Denis.

Sejak kejadian aku hampir bercinta dengannya, memang aku terus menghindari Denis. Bahkan saat dia berhasil memaksaku menerima ajakannya, aku membatalkannya dengan alasan sakit.

Tapi Denis tidak menyerah dan terus mendatangi kantorku, memintaku segera mengembalikan uangnya. Sekali aku menghindarinya dengan berlari ke ruang Pak Bayu, pimpinanku dan mencari-cari alasan untuk tetap di sana sampai Denis pergi.

Kali ini Denis mengejutkanku dengan mendatangi mejaku dan meminta uangnya. Tak ingin membuat keributan aku terpaksa mengikuti Denis ke mobilnya.

Dengan muka memerah menahan emosi aku terus memprotesnya.
"Heh, aku baru pinjam 1 bulan ya! Kamu sendiri minta aku pakai dulu, ga ada ceritanya aku bayar langsung lunas! Ngelebihin rentenir kamu..."


"mmpph…”, omelanku yang kulontarkan terputus ketika Denis sudah melumat bibirku dengan gemas. Tak lama kemudian blazer dan rok seragamku, sudah tergeletak di jok dan di lantai.

Aku hanya bisa memandangnya dengan raut muka protes saat Denis mengeluarkan penis dari celananya. Membuatku sedikit jijik melihatnya.

Denis si India bogel ini hanya tertawa, mungkin merasa sudah menguasaiku, Denis pun meraih tanganku untuk mengocok penisnya. Suasana parkiran mobil yang cukup ramai membuatku berpikir untuk segera mengakhiri 'pemerkosaan' ini.

Kedua pahaku diangkat ke atas dan dipeluk oleh Denis, lalu dengan cepat ia menyibak CD ku dan membenamkan penisnya dalam liang vaginaku, membuatku melenguh pelan menahan rasa nikmat ini.

“Baby, salah kamu sendiri… yang membuat aku tambah bernafsu gini… pakai pura pura marah segala… ahhh…”,
kata Denis di antara dengan nafasnya yang memburu, Denis menatapku dengan gemas penuh nafsu saat menghunjamkan batang penisnya kuat kuat. Aku membalasnya dengan tatapan kesal.

“Annnnghhhh…”, aku mengerang keenakan dengan sedikit kenikmatan yang melanda selangkanganku ini memaksa tubuhku menggeliat.

Denis memanfaatkan terbukanya mulutku saat aku mengerang tadi, ia langsung menjejalkan lidahnya ke dalam mulutku. Dengan erangan dan lenguhan tertahan, aku tanpa sadar ikut menggoyangkan pinggul membuat gesekan penisnya lebih berasa.

“Mmmppphh…”, aku sendiri sudah melenguh lenguh hampir mencapai klimaks saat...

“Ouuuggghhhh.. Baby….”, penis kecil Denis berkedut dan menyemburkan spermanya dalam memek ku. Denis kemudian menariknya dan menyodorkannya ke mulutku.

Aku terpaksa membuka mulutnya untuk menelan sisa semprotan spermanya, jangan sampai mengotori tanktop yang masih menggantung di dadaku. Aku lalu menjilati dan menyedot penis lunak itu sampai Denis mengejang ngejang lemas.

Sesekali aku melihatnya kesal saat mulai berpakaian. Yah, karena aku belum mencapai klimaks ku. Setelah aku berpakaian kembali. Emosi ku memuncak melihat pandangannya yang seakan melecehkanku.


Plakkk... Aku menampar Denis dan berlalu meninggalkannya.
...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd