Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Hasrat Harus Dibayar Tuntas

Status
Please reply by conversation.
Index nya perlu di update om... Ane baru baca nih cerita, bingung ngikut indexnya. Kepaksa harus manual, buka tiap halaman
 
menunggu
ceritanya klimaks
malah antiklimaks
gpp wong dalang nya yg bikin thooo
lanjut suhu
 
RAHASIA BESAR (2)

Cita-cita mulia tak selalu menjadi kenyataan. Memang pahit tapi inilah kehidupan. Kadang buahnya manis kadang pula sepahit empedu. Dan sekarang pahlawan kita Wira nampaknya harus kembali menelan pahitnya buah kehidupan.

Lahir dari wanita paling cantik di seluruh wilayah Lawu, Wira mewarisi keelokan ibunya. Hanya saja fisiknya sangat lemah, tidak bakal orang menyangka ia adalah putra dari Hardjono maupun cucu dari Lurah Durno.

Kini, setelah dua bola matanya buta, Wira hanya tergolek tak berdaya. Di sampingnya, ibunya meracau dan menangis, tak menyangka anak kesayangannya, puteranya si bocah Wira berani membantahnya. Tak pernah anak itu membantah perintahnya. Bahkan ia sering meminta tolong pada Wira untuk mengantarkan dirinya pergi ke rumah Abdul untuk bersenggama atau sekedar memijat bajingan itu.

"Antar ibu ya nak..."

"Ke mana ibu? Pasti ke rumah Abdul lagi"

"Jangan begitu, Tuan.... eh Mas Abdul kan baik sama Wira. Tolong ya, bonceng ibu naek sepeda ke sana. Setelah tidak ada orang dan ibu masuk kamarnya, kamu boleh bermain lagi."

Begitulah Wira. Ia adalah anak sekaligus budak ibunya. Tak pernah ibunya memikirkan bagaimana ngatjengnya si bocah Wira tiap anaknya itu mengintip dirinya bersenggama sekuat tenaga dengan Abdul.

"Iyesss.......enak tuaaaaan.....ah....dalam......dalam......"

"Hahaha, boolmu emang paling sempurna"

Cpokkkkk........................................cpooookkkkkkkkkkkkkkk

"Oh....sakit tuaaaan..."

"Diam!"

Abdul tanpa memperhatikan Ratri terus menyodomi bool paling enak se Asia itu, sambil terus memasuk-keluarkan terong segede gaban pada memek Ratri.

Ya, entah mengapa Ratri menikmatinya....

Ratri bahagia menjadi budak dan diperbudak.

diperkaus berkali-kali.

Digangbang gila-gilaan.

Dientot di dalam kelas, disodomi di lapangan atau menari telanjang di alun-alun sambil tubuhnya dicambuki atau diikat tambang.

Semua pria di desanya pernah mencoba minimal sekali dari legitnya lubang-lubang Ratri, entah itu mulut, memek atau boolnya.

Kecuali Wira.

Tapi Ratri sungguh tak menyangka jika Wira berani membantahnya. Memang sejak bertemu Wira kali ini, Ratri jujur berdecak kagum. Bocah lemah yang tak berdaya itu telah bermetamorfosis menjadi seorang lelaki jagoan pilih tanding.

Sayang beribu sayang kini ia menjadi buta.

Akankah Wira mampu bangkit dari ini semua?

Walau mentalnya masih sangat kuat, tapi menjadi buta tiba-tiba pastilah suatu hal yang sangat berat.

Wira masih memegang dua buah matanya, Ratri juga masih sesenggukan di sebelah anaknya itu ketika tiba-tiba Abdul datang dan menjejekan kakinya ke dada Wira.

Jebaaaammmm

Sebuah tendangan dari Abdul. Wira terpental. Darah Wira mendidih. Hampir saja ia bangkit, tapi Abdul sudah menerjang lagi. Dua tendangan memutar tepat mengenai leher Wira. Pahlawan kita itu kembali ambruk. Lalu...

Jedaaaaaakkkk

Injakan Abdul tepat mendarat di muka Wira.

"Wiraaaa.........anakku....."

"Ah......bangsat kau....kau pasti Abdul......anjing kau Abdul. Roh Mas Tomo masih menunggu dirimu anjing Artawan!!!"

Abdul hanya tertawa, disusul ledakan tawa semua anak buahnya.

"Hahaha....siapa kau bilang? Tomo? Suromenggolo kafir itu? Asal kau tau, Abdul tidak takut pada siapapun. Bahkan si Tomo yang sok jagoan itu. Ingat Wira, ingat, aku yang menombak mas mu itu. Darahnya masih segar menetes dalam ingatanku, hahahaha"

"Anjing, banci biadab! Andai tidak kalian keroyok, Mas Tomo pasti sudah mengirim kalian ke neraka!"

"Percaya neraka juga ternyata kau, hahaha.... Hei pandir, buat apa satu lawan satu kalau bisa keroyokan? Dan asal aku tahu, yang banci bukan aku, tapi kau! Jika aku banci, mana mungkin emakmu tergila-gila kontol gombyokku ini, hahaha"

Lalu Abdul melangkah menjauhi Wira. Wira tetap waspada. Kemana Abdul sebenarnya?

Ternyata ia mendekati Ratri.

"Abdul....apa yang kau lakukan. Pergi kau, pergi....."

Ratri memukuli Abdul sekenanya, tapi pria itu lebih kuat. Ia sobek baju Ratri, hingga tak ada kain sehelaipun di tubuh Ratri.

Inspektur Arif yang tak tega melihat itu semua hanya bisa memalingkan muka.

"Hei kalian, pengikut Tuan Besar Jalal. Sudah terbukti semesta membantu kita. LTH berusaha menyerang kita tapi akhirnya mereka binasa. Pun jagoan tolol itu kini sudah jadi tuna netra yang menyedihkan. Ini bukti bahwa langit bersama kita. Ayo sekarang kita ngentot cewek-cewek ini."

Tanpa menunggu komando lagi mereka menyerbu Ratri, Olin dan Lilia. Yang tak mendapat sasaran lalu mengentoti mayat-mayat para anggota LTH. Persetubuhan gila-gilaan terjadi lagi.

"Koko......Koko Ariff......tolong Olin Koko......"

"Olin.........Bajingan kalian semua, anjing kalian semua.......Olin....."

Nampak Olin dipukuli ramai-ramai. Setelah darah berceceran dari mulutnya dan ia tak mampu meronta lagi, seorang pria membuka selangkangannya. Ia masukkan kontolnya dengan brutal.

Jlobbbb...jlobbbb....jlobbbb

'Weeenaaakkk tenan, tempik amoy pancen oyeeee"

"Wuasyu, cepetan aku wes ngaceng iki, ayo gantian."

"Sabar to, ini lagi indehoy, kamu mulutnya saja"

Akhirnya si pria kedua menuju ke mulut Olin. Ia kelamuti mulut itu. Tak puas hanya menjilati bibir imut Olin, ia sedot juga darah-darah yang mengucur dari bibirnya.

Sementara itu, di ujung ruangan, Lilia menghadapi enam belas pria. Ia dalam posisi membungkuk. Mulutnya sibuk mengoral seorang pria botak, sedang tangan kiri dan kanannya mengocok dua pria lainnya. Di bawahnya, dia anak muda menjilati dan mengulum susunya masing-masing yang kiri dan kanan. Sedang dua orang lagi sibuk mengentot bool dan mekinya.

Lalu bagaimana dengan Ratri?

Naluri budaknya muncul. Ia kini bergoyang di atas tubuh Abdul. Sedang dari belakang, seorang pengikut Jalal yang nampaknya masih berusia remaja asik meremas susunya. Ratri nampak keenakan. Abdul sudah crot dua kali, tapi Ratri masih segar menantang.

Hampir satu jam pesta gangbag itu berlangsung. Hingga tiba-tiba terdengar suara tawa yang membuncah.

Wira tertawa lepas.

"Hahahahaha......hahahah...... Jalal...Jalal.... tak malu kau Jalal....hahaaaahaaa"

Semua berhenti ngentot. Semua mata lalu tertuju pada Wira.

Jalal lalu mendekati Wira.

"Apa maksudmu bocah?"

"Hahaha.... Jalal.... kau ini memang pecundang. Melawan orang buta saja kau tak bisa, justru memilih sibuk mengurusi para wanita itu. Mau ditaroh dimana muka kau?"

Pancingan Wira agar Jalal mendekat berhasil. Sementara Wira terus memancing Jalal, tiba-tiba...

Dorrr............................

Jalal menembak dua kaki Wira.

"Ahh.....anjing....apa yang kau lakukan....."

"Hei, bangsat, aku tahu kau ingin memancingku kan. Ingat, aku ini lebih iblis dari kau, hahaha"

Lalu Jalal menendang muka Wira.

Lbarrrrrrrr

Darah mengucur kembali dari hidung dan bibir Wira.

"Kubunuh saja kau daripada jadi pengacau, penghalang kemenanganku!"

Lalu Jalal mengarahkan pistolnya pada Wira.

Nyaris saja Jalal menarik pelatuk itu jika saja suara itu tidak mencegahnya.

"Tidak...... Kang Jalal kau tak boleh membunuh Wira, tak boleh..."

Jalal menoleh. Ia lantas mengumpat

"Hei lonte, kenapa aku tak boleh membunuh anakmu? Apa yang bisa kau banggakan dari bocah lemah ini ha?!"

"Tidak kau tak boleh membunuh Wira....... Pokoknya kau tak boleh membunuhnya!"

"Memangnya kenapa? Dunia akan kiamat kalau dia mati?"

"Pokoknya kau tak boleh membunuh Wira, kang.....karena sebenarnya....."

Ratri menangis tersedu-sedu. Lalu ia melanjutkan ucapannya.

"Karena Wira itu anakmu!"

Sebuah gledek menggelegar di langit kelam.
 
Lah.. Tiba tiba jdi anak jalal begini :mati:
Kasian wira suhu, bangkitin lgi, pake ilmu recovery
 
Bimabet
Tiba2 berubah gini,
Ilmu2 wira yg didapat bukankah ilmu keturunan langsung tp skrg malah Wira turunan dr jalal? Nah lho :bingung:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd