Lendirkentalasin
Semprot Kecil
- Daftar
- 11 Jul 2020
- Post
- 86
- Like diterima
- 310
Sebelumnya maaf belum bisa kasih index dan rapiin.
But here we go suhu!
Kedutan Itil Rahma
Mengingat kejadian di kampungnya, memek Rahma perlahan mengeluarkan cairan cintanya. Sensasi geli mulai terasa ini membawa ingatannya kembali ke masa-masa setelah orgasme pertamanya di kamar mandi bedeng itu.
Semesta terkadang memang tak bisa ditebak, seperti seolah-olah mendukung kejadian yang baru saja Rahma remaja rasakan.
Beberapa kejadian mengantarkan Rahma pada kejutan-kejutan lainnya.
Setelah orgasme masturbasi pertamanya, memek Rahma suka ngilu-ngilu ga jelas, mungkin masih kaget dengan rabaan-rabaan amatir jari mungil Rahma. Tapi Rahma adalah cewek paling beruntung karena tidak semua cewek bisa orgasme dengan mudah. Bener kan suhu?
Rahma jadi suka melamun teringat kontol yang besar dari tetangga yang ia intip. Birahi remaja ini seperti terkumpul di satu titik kelaminnya. Meski ia berusaha mengalihkannya.
Siang itu ia ikut pergi ke sungai desa sebelah yang airnya jernih dengan temannya Lulu.
Lulu anak yang ceria, centil, pembawa suasana hangat. Memang siang itu terik tp di sungai banyak pohon rindang yang membuat cocok berendam sambil ngobrol seharian.
Bergegas ia menemui Lulu, dan bersama-sama menuju sungai.
Sesampainya di sungai mereka menepi di tempat sepi dengan rimbunan pohon. Bergantian mereka menjaga untuk memantau sekitar saat berganti kain untuk mandi.
“Rahma, kamu teh senyum senyum sendiri. Kenapa atuh cerita.” Lulu penasaran beberapa hari ini Rahma suka melamun tp tersenyum sendiri.
“Ah teu nanaon da.” Rahma mulai berendam dan menikmati aliran sungai di badannya.
“Oh iya nanti si Asep ikut ke sini, kamu boleh da balik duluan.” Lulu mengingatkan sembari menyabun badannya.
“Ih naha kitu, emang bolehh? Kamu ih pacaran, kan ini lg mandi.”
“Kamu masih kecil ah ga ngerti!” Ledek Lulu.
“Maksudnya?”
“Ah udah udah, nikmatin dulu, asep masih lama da!”
Lulu beranjak duduk di celahan batu dengan aliran deras. Sementara Rahma menyabuni badan dengan santai menikmati air jernih sejuk membasahinya.
Rahma tiba-tiba panik melihat Lulu ketakutan sendiri.
“Kenapa Lulu? Kamu kenapa ih?”
“Ehh nggghh engga inii aduh! Ini takut kebawa air pegangin tangan akuu!” Lulu panik karena kakinya terjepit disela-sela batu sementara Rahma berusaha menahan badan Lulu.
“Rahma pliss peganginn!” Lulu panik.
“Iya iya atuu tenang, coba tarik kakinya.”
“Iya ini bentar sakit kakinyaa…” Rahma berusaha menarik kakinya perlahan, namun arus air begitu kuat, tiba tiba kemben kain Lulu tertarik dan Lulu bugil, namun ia berhasil melepas kakinya dari sela-sela batu.
Terjengkang sedikit Rahma kaget melihat tubuh Lulu yang mulus dan lebih putih darinya, payudara Lulu jg lebih sekel dan besar.
“Ih malu ah!” Rahma berpaling.
“Apaan ih, itu kainnya ambilin tuh nyangkut disitu.” Lulu berusaha duduk lg dicela-cela air yang deras.
Rahma berbaik mengambilkan kain yang agak jauh dari tempat mereka.
Seketika saat berbalik ke arah Lulu, Rahma terkejut Lulu sedang mengangkang di arah derasnya air dan menampilkan wajah yang sedang seolah olah menikmati.
“Lu..lu ai kamu ngapain?”
“Ih gila sia Rahmaaa, ini Lulu td mau cebok eh baru duduk enak siah!”
“Ih ada ada aja! Malu nih pake dulu.”
Lulu memutar kain menutupi badan namun ia tetap membiarkan air mengalir di celah celah memeknya yang belum berbulu.
Rahma bingung bukan main, apa Lulu merasakan memeknya enak?
Rahma memutuskan untuk duduk di samping Lulu dan ternyata benar aliran kecil di cela cela batu ini deras, menhentak hentak di celah memeknya.
“Ih Lulu inihhhhhh geli tauu.”
“Hihihihi iya kan bener!”
Dua remaja ini mengejat ngejat sambil tertawa renyah.
Semesta seolah mengajarkan sendiri naluri binatang yang hadir di titik kenikmatan mereka. Polos tanpa tau apa yang mereka lakukan.
Semesta semakin mendorong naluri mereka.
“Rahma ngadep sini deh!” Lulu menarik Rahma dan mengarahkan ia untuk duduk berhadap-hadapan dengan Rahma.
Rahma yang lengah menuruti dan kaget saat Lulu mendekapnya, entah kenapa ia pasrah saja dibawah arahan Rahma.
“Hihi diem ya Rahma, Lulu tuh penasaran ini pernah dikasi sm Asep film ewean! Rahma belum tau kan ewean apaan?”
Lulu mendekap dan mengarahkan memek tanpa bulunya ke memek Rahma.
Rahma terkejut bukan main.
“Ih ngapain anjirrr Lulu… eh eh Lulu bentar.”
“Ssst nyobain aja! Diem Rahma hmmhh… engghhhh rngggnnh”
Lulu memegang kendali, digeseknya memek Sendiri ke memek Rahma yang berbulu sedikit. Ia merasa gemas.
“Luluuu ngapainnnnhh Ohhhh…!”
Rahma terkejut, entah kenapa itilnya merasa nikmat, seperti dikelitikin sesuatu, ternyata itu itil Lulu.
Dua remaja ini sedang mengadu itilnya. Deras air menambah sensasi dan sensitifitas di kedua belahan memek merah muda dan cokelat muda itu…
Entah dari mana Lulu punya kendali seperti mengawini Rahma, dua belahan memek yang masih belum disentuh itu sedang beradu satu sama lain.
“Lulu… ngghhh kok enahkkk yah luuu.” Rahma bingung bukan main, pikirannya menerawang, itilnya begitu terasa nikmat dihentak dan digesek dengan memek Lulu, kedua paha lembut susu yang kontras dengan warna madu pucat saling memuaskan. Siapa yang mengajari?
“Nggghhhh nggghh iya kaaan baru pertama kaaaan Rahma keenakan? Aku udh lama pengen coba tauukk ahaha nggghhh mmmggnnhh”
“Rahma teh kemarin rasain enak gini juga tapi pake jari Rahma.”
“Ngghhhhhh Nakal jg kamuhhhh, rasain nih dientot sm Lulu. Siapa yang ajarin Rahma?”
“Nggghhhh bisa sendiriii!”
Gelombang kenikmatan semakin menggulung, payudara besar Lulu menepis payudara yang masih bertumbuh dari Rahma.
Hentakan hentakan semakin kuat dari Lulu dan insting kuat Lulu mengantarkan untuk menghisap nenen gemas Rahma.
“Hmmm sluurrrppphh sluurrrpp smmrrrpp hhnmmmm” kenyotan binal Lulu tanpa sadar ia mulai sendiri. Insting.
“Oohhhhhhhhhhhh!!!! Angggbhhhhhhhhh ini Rahma diaapaiiinnnn ampun geliii.” Rahma tanpa sadar merintih. Keenakan!
“Enaknya Rahma?” Lulu menatap mesra Rahma,
Wajah Rahma sayu dengan pias merah muda samar samar di pipinya. Rahma suka!
“Engga bisa lama lama ya Rahma, kita pipisin aja kalo ada rasa pipis muncul.” Lulu kembali memegang kendali. Hentakan paha bertumbuk manja kembali mulai.
“Rahma coba bilang, ahhh enak itil Lulu enak.”
“Jorok ih!” Rahma masih malu.
“Cepettt!” Lulu pasang muka galak, Rahma menciut.
“I…it.itil Lulu enak.”
Hmpp hmmp hmmp splah splabhh
Genjotan itil Lulu mengencang dan Rahma juga ikut menggesekan memek belianya.
Serrrrrrrrrr
“Lulu pipisssiiiin Rahma!” Ser ser serrr serrrr serrrr Lulu lebih duluan klimaks, orgasme masa remaja menggila di lubang dan otot memeknya
“Rahma jugaaa!”
Rupanya Rahma juga tak tahan namun ia hanya merasa otot ototnya menggeliat dan itilnya menggatal kuat dan akhirnya otot pipisnya orgasme. Orgasme klitoris.
Sayu keduanya berpelukan…
Dari kejauhan terlihat beberapa pohon tersembur sperma. Melihat dua anak hawa belia saling menggesek memeknya.
Bersambung
But here we go suhu!
Kedutan Itil Rahma
Mengingat kejadian di kampungnya, memek Rahma perlahan mengeluarkan cairan cintanya. Sensasi geli mulai terasa ini membawa ingatannya kembali ke masa-masa setelah orgasme pertamanya di kamar mandi bedeng itu.
Semesta terkadang memang tak bisa ditebak, seperti seolah-olah mendukung kejadian yang baru saja Rahma remaja rasakan.
Beberapa kejadian mengantarkan Rahma pada kejutan-kejutan lainnya.
Setelah orgasme masturbasi pertamanya, memek Rahma suka ngilu-ngilu ga jelas, mungkin masih kaget dengan rabaan-rabaan amatir jari mungil Rahma. Tapi Rahma adalah cewek paling beruntung karena tidak semua cewek bisa orgasme dengan mudah. Bener kan suhu?
Rahma jadi suka melamun teringat kontol yang besar dari tetangga yang ia intip. Birahi remaja ini seperti terkumpul di satu titik kelaminnya. Meski ia berusaha mengalihkannya.
Siang itu ia ikut pergi ke sungai desa sebelah yang airnya jernih dengan temannya Lulu.
Lulu anak yang ceria, centil, pembawa suasana hangat. Memang siang itu terik tp di sungai banyak pohon rindang yang membuat cocok berendam sambil ngobrol seharian.
Bergegas ia menemui Lulu, dan bersama-sama menuju sungai.
Sesampainya di sungai mereka menepi di tempat sepi dengan rimbunan pohon. Bergantian mereka menjaga untuk memantau sekitar saat berganti kain untuk mandi.
“Rahma, kamu teh senyum senyum sendiri. Kenapa atuh cerita.” Lulu penasaran beberapa hari ini Rahma suka melamun tp tersenyum sendiri.
“Ah teu nanaon da.” Rahma mulai berendam dan menikmati aliran sungai di badannya.
“Oh iya nanti si Asep ikut ke sini, kamu boleh da balik duluan.” Lulu mengingatkan sembari menyabun badannya.
“Ih naha kitu, emang bolehh? Kamu ih pacaran, kan ini lg mandi.”
“Kamu masih kecil ah ga ngerti!” Ledek Lulu.
“Maksudnya?”
“Ah udah udah, nikmatin dulu, asep masih lama da!”
Lulu beranjak duduk di celahan batu dengan aliran deras. Sementara Rahma menyabuni badan dengan santai menikmati air jernih sejuk membasahinya.
Rahma tiba-tiba panik melihat Lulu ketakutan sendiri.
“Kenapa Lulu? Kamu kenapa ih?”
“Ehh nggghh engga inii aduh! Ini takut kebawa air pegangin tangan akuu!” Lulu panik karena kakinya terjepit disela-sela batu sementara Rahma berusaha menahan badan Lulu.
“Rahma pliss peganginn!” Lulu panik.
“Iya iya atuu tenang, coba tarik kakinya.”
“Iya ini bentar sakit kakinyaa…” Rahma berusaha menarik kakinya perlahan, namun arus air begitu kuat, tiba tiba kemben kain Lulu tertarik dan Lulu bugil, namun ia berhasil melepas kakinya dari sela-sela batu.
Terjengkang sedikit Rahma kaget melihat tubuh Lulu yang mulus dan lebih putih darinya, payudara Lulu jg lebih sekel dan besar.
“Ih malu ah!” Rahma berpaling.
“Apaan ih, itu kainnya ambilin tuh nyangkut disitu.” Lulu berusaha duduk lg dicela-cela air yang deras.
Rahma berbaik mengambilkan kain yang agak jauh dari tempat mereka.
Seketika saat berbalik ke arah Lulu, Rahma terkejut Lulu sedang mengangkang di arah derasnya air dan menampilkan wajah yang sedang seolah olah menikmati.
“Lu..lu ai kamu ngapain?”
“Ih gila sia Rahmaaa, ini Lulu td mau cebok eh baru duduk enak siah!”
“Ih ada ada aja! Malu nih pake dulu.”
Lulu memutar kain menutupi badan namun ia tetap membiarkan air mengalir di celah celah memeknya yang belum berbulu.
Rahma bingung bukan main, apa Lulu merasakan memeknya enak?
Rahma memutuskan untuk duduk di samping Lulu dan ternyata benar aliran kecil di cela cela batu ini deras, menhentak hentak di celah memeknya.
“Ih Lulu inihhhhhh geli tauu.”
“Hihihihi iya kan bener!”
Dua remaja ini mengejat ngejat sambil tertawa renyah.
Semesta seolah mengajarkan sendiri naluri binatang yang hadir di titik kenikmatan mereka. Polos tanpa tau apa yang mereka lakukan.
Semesta semakin mendorong naluri mereka.
“Rahma ngadep sini deh!” Lulu menarik Rahma dan mengarahkan ia untuk duduk berhadap-hadapan dengan Rahma.
Rahma yang lengah menuruti dan kaget saat Lulu mendekapnya, entah kenapa ia pasrah saja dibawah arahan Rahma.
“Hihi diem ya Rahma, Lulu tuh penasaran ini pernah dikasi sm Asep film ewean! Rahma belum tau kan ewean apaan?”
Lulu mendekap dan mengarahkan memek tanpa bulunya ke memek Rahma.
Rahma terkejut bukan main.
“Ih ngapain anjirrr Lulu… eh eh Lulu bentar.”
“Ssst nyobain aja! Diem Rahma hmmhh… engghhhh rngggnnh”
Lulu memegang kendali, digeseknya memek Sendiri ke memek Rahma yang berbulu sedikit. Ia merasa gemas.
“Luluuu ngapainnnnhh Ohhhh…!”
Rahma terkejut, entah kenapa itilnya merasa nikmat, seperti dikelitikin sesuatu, ternyata itu itil Lulu.
Dua remaja ini sedang mengadu itilnya. Deras air menambah sensasi dan sensitifitas di kedua belahan memek merah muda dan cokelat muda itu…
Entah dari mana Lulu punya kendali seperti mengawini Rahma, dua belahan memek yang masih belum disentuh itu sedang beradu satu sama lain.
“Lulu… ngghhh kok enahkkk yah luuu.” Rahma bingung bukan main, pikirannya menerawang, itilnya begitu terasa nikmat dihentak dan digesek dengan memek Lulu, kedua paha lembut susu yang kontras dengan warna madu pucat saling memuaskan. Siapa yang mengajari?
“Nggghhhh nggghh iya kaaan baru pertama kaaaan Rahma keenakan? Aku udh lama pengen coba tauukk ahaha nggghhh mmmggnnhh”
“Rahma teh kemarin rasain enak gini juga tapi pake jari Rahma.”
“Ngghhhhhh Nakal jg kamuhhhh, rasain nih dientot sm Lulu. Siapa yang ajarin Rahma?”
“Nggghhhh bisa sendiriii!”
Gelombang kenikmatan semakin menggulung, payudara besar Lulu menepis payudara yang masih bertumbuh dari Rahma.
Hentakan hentakan semakin kuat dari Lulu dan insting kuat Lulu mengantarkan untuk menghisap nenen gemas Rahma.
“Hmmm sluurrrppphh sluurrrpp smmrrrpp hhnmmmm” kenyotan binal Lulu tanpa sadar ia mulai sendiri. Insting.
“Oohhhhhhhhhhhh!!!! Angggbhhhhhhhhh ini Rahma diaapaiiinnnn ampun geliii.” Rahma tanpa sadar merintih. Keenakan!
“Enaknya Rahma?” Lulu menatap mesra Rahma,
Wajah Rahma sayu dengan pias merah muda samar samar di pipinya. Rahma suka!
“Engga bisa lama lama ya Rahma, kita pipisin aja kalo ada rasa pipis muncul.” Lulu kembali memegang kendali. Hentakan paha bertumbuk manja kembali mulai.
“Rahma coba bilang, ahhh enak itil Lulu enak.”
“Jorok ih!” Rahma masih malu.
“Cepettt!” Lulu pasang muka galak, Rahma menciut.
“I…it.itil Lulu enak.”
Hmpp hmmp hmmp splah splabhh
Genjotan itil Lulu mengencang dan Rahma juga ikut menggesekan memek belianya.
Serrrrrrrrrr
“Lulu pipisssiiiin Rahma!” Ser ser serrr serrrr serrrr Lulu lebih duluan klimaks, orgasme masa remaja menggila di lubang dan otot memeknya
“Rahma jugaaa!”
Rupanya Rahma juga tak tahan namun ia hanya merasa otot ototnya menggeliat dan itilnya menggatal kuat dan akhirnya otot pipisnya orgasme. Orgasme klitoris.
Sayu keduanya berpelukan…
Dari kejauhan terlihat beberapa pohon tersembur sperma. Melihat dua anak hawa belia saling menggesek memeknya.
Bersambung