Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, kisahnya, dan kisah kita (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ceritanya suuuuper manteeep huuuu :khappy:
klo lbh dipanjangin dikit lebih bisa ngalir kayaknya huu:p:Peace::Peace:
tp tetep mantebbb sangat bagi ane yg penggemar jilbaber:genit::genit:

lanjutkaan huuu:semangat:
 
Bagian 20

(Pov suci)


Aku terkejut dengan suara itu, ku langsung membuka mataku dan menuju sumber suara itu. ku lihat kakek sudah berada di depan kamarku. ternyata aku lupa menutup pintu kamar saat masuk tadi. Aku cepat2 langsung menarik celana dan cd ku keatas. Lalu menatap kakek dengan takut, “sejak kapan kakek ada disitu? Jangan2 kakek tau dari tadi aku mainin memekku?” (batinku).

Kakek lalu mendekat ke arahku sambil tersenyum, “kok celanamu diturunin giu sih nduk? Godain kakek ya hehe” (sambil berjalan ke arahku). Aku sangat ketakutan aku langsung menaikan celanaku dan langsung duduk si Kasur. “kok ditanya malah diem aja sih nduk?” (kata kakek duduk di pinggir kasurku), perlahan memegang kaki dan mengelus telapak kakiku. “emmmhh kek geli, jangan kek” (kataku)

Kakek: “kakek jadi pengen nduk” (sambil masih mengelus telapak kakiku)

Aku: “kekkk ahh katanya kakek gak ngulangin lagii ahhh” (kataku sambil menggerakan kakiku)

Kakek: “kakek berubah pikiran nduk, kamu nurut aja ya”

Kakek langsung mencium bibirku secara tiba2, aku tidak sempat menghindar dari ciuman kakek2 yang secara tiba2 itu. “emmmhh mmmhhh” (desahku saat berciuman dengan kakek) entah kenapa aku sangat menikmati ciuman ini dan tubuhku terangsang kembali. Aku memejamkan mataku dan mulai membalas ciuman kakek, ku mainkan lidahku di dalam mulutnya. Aku sesekali menekan kepala kakek ke kepalaku supaya bibirnya lebih dekat ke bibirku. Aku mulai membuka membuka mataku, kulirik celana kakek dan ternyata sudah menggembung akibat kontolnya yang sudah berdiri. Lalu masih sambil tetap berciuman, kuarahkan tanganku untuk memegang kontolnya dari luar celananya. Kurasakan ditanganku kontol kakek sudah tegak berdiri di dalam celananya. Ku remas pelan dan kakek masih saja menciumi bibirku, setelah itu kakek melepas ciumannya dan aku mulai tersadar “kenapa aku bisa begini? Kenapa aku menikmati ciuman kakek? lalu kenapa tanganku mau memegang kontol kakek? tidak, ini salah” (batinku). Aku melepaskan tangan ku dan mulai terisak, “aku ini kenapa sih, kenapa bisa jadi nafsu begini?”

Kakek: “kamu nakal juga ya nduk, megang2 kontol kakek hehe kamu pengen ya?”

Aku: “ehhmm enggak kek, mmhh udah kek jangan lagi. Ini salah”

Kakek: “tau salah kok kamu nikmatin banget tadi hehe, tanggung nduk terusin ya mumpung nenek lagi pergi” (katanya sambil kembali mencium bibirku)

Lagi2 aku hanyut dalam ciumannya, kurasakan tubuhku di dorong oleh kakek dan kini aku sudah terlentang diatas kasurku. Kurasakan tangan kakek mulai menarik celana beserta cdku hingga terlepas. Kini aku menyisakan pakaian atasku beserta jilbab dikepalaku, rok ku juga sudah disingkap sampai ke perut. Aku tak sanggup melawan karena aku merasa sangat nikmat sekali. Kurasakan tangan kakek sudah membelai bibir memekku yang sudah basah, kakek melepas ciumannya. Dia memandangku sambil tersenyum, lalu ku pandang kakek dengan pandangan sayu. Aku berusaha melawan tetapi tubuhku berkata lain. Tubuhku malah mulai menggelinjang akibat belaian kakek di memekku.

Kakek: “enak ya nduk?”

(aku menganggukan kepalaku perlahan)

Kakek: “mau ini gak? hehe” (kata kakek sambil menunjuk kontolnya yang berdiri)

Aku: “emmhhh kek geli aahhhh” (aku mendesah akibat permainan jari kakek di memekku)

Kakek: “jawab nduk”

Aku: “eeemmhh iya kek oohhh maa..u aahhhh”

Kakek masih saja memainkan tangan kanannya di memeku, dan tangan kirinya melepas celana dan cd nya. Setelah terlepas terlihat lah kontol kakek yang berdiri, aku langsung memandang kontol kakek. aku merasakan aku sangat ingin mengemut kontol itu. kakek mungkin menyadari bila, aku memandang kontolnya. “emut aja nduk kalo mau hehe” (kata kakek sambil berdiri disamping kasurku), aku yang mendengar ucapannya langsung membangkitkan tubuhku dan langsung mengarahkan kepalaku ke kontolnya. Bau kontol kakek malah membuatku semakin nafsu, ku buka mulutku dan langsung melahap kepala kontolnya. “ahhh ndukk, kamu kok jadi gini sih aahh emut yang enak nduk” (kata kakek), aku mulai memaju mundurkan kepalaku sambil sesekali menghisap kontol kakek “slllrrruuppp ssllluurrrpppp” (suara hisapanku akibat ludahku yang membasahi kontol kakek) sekitar 10 menit aku mengemut kontol kakek tiba2 dia menarik kontolnya dari mulutku, melihat itu aku mulai agak kecewa. “tunggu sebentar ya nduk, kakek ke kamar sebentar. Sekarang kamu buka pakaianmu sama jilbabmu juga sekalian sambil menunggu kakek kembali” (kata kakek sambil berjalan keluar). Sepeninggal kakek aku lalu terduduk terdiam, perlahan aku mulai menangis. Aku bingung, apakah aku harus menuruti kakek untuk melepas semua pakaianku. Namun lagi2, pikiranku kalah oleh nafsuku sendiri, ditambah aku belum merasakan orgasme. Aku kini mulai melepas pakaianku satu persatu beserta jilbabku, setelah semua terlepas ku letakan pakaianku di Kasur dan kini aku sudah telanjang. Tak berselang lama kakek kembali sembari membawa sebuah kotak yang sudah pernah kulihat, ya itu adalah kondom yang sama pas andi membelinya waktu itu.

Kakek: “hehe ternyata kamu nurut sama kakek ya bentar ya nduk kakek pake ini dulu, eh gak jadi deh masa mau ambil perawananmu kok make kondom haha”

(aku hanya terdiam)

Kakek: “kamu tiduran lagi nduk, trus pahanya di buka ya hehe”

(aku menuruti perintah kakek, ku rebahkan kembali tubuhku dan perlahan kulebarkan kedua pahaku)

Kakek: “memekmu nduk mulus tenan” (sambil memandangi memekku)

Lalu kakek naik ke Kasur dan memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku. Lalu kurasakan memekku mulai menyentuh sebuah benda yang kuyakin itu adalah kontol kakek dan lama kelamaan terasa kontol kakek digesek2an di bibir memekku. Aku mulai merasakan geli yang sangat nikmat “mmhhhh aaahhhh” (desahku) mendengar desahku, kakek lalu berkata “kakek masukin ya nduk”. Aku yang sudah sangat nafsu hanya memejamkan mengangguk dan memejamkan mataku. Lalu kurasakan kontol kakek mulai masuk ke memekku secara perlahan “aahh nduk sempit banget memekmu” (kata kakek) lalu kurasakan kakek mendorong kontolnya lebih dalam “ahhh kek” (desahku saat merasakan kontol kakek sudah masuk sepenuhnya). Kumerasakan memeku penuh oleh kontol kakek yang besar dan berurat. Aku membuka mataku dan kulihat kakek menatapku dengan sangat nafsu, nampaknya kakek belum menyadari bila tak aka nada darah perawanku yang keluar karena memang perawanku telah kuberikan kepada andi terlebih dahulu. Kakek lalu membungkukan badannya dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. Kakek menciumku dan aku membalas ciuman kakek, kakek lalu memaju mundurkan pinggulnya. Kurasakan memekku disodok2 oleh kontol kakek. kakek meleps ciumannya dan langsung menghisap putting kiriku “ahhh ahhhh kek ohhh” (desahku saat menerima penetrasi dari kakek). kakek lalu menegakan kembali badannya, dan masih menyodok kontolnya di memeku sambil melihatku “plokk plokkk plokkk” (suara paha kakek dengan pantatku). Aku sudah mulai merasakan akan orgasme “ahhh kek aaa..ku maau keluar oouuhhhhh”, kakek lalu memperhatikan kontolnya yang keluar masuk di memekku, ia terlihat agak bingung. Saat orgasmeku akan datang, tiba2 kakek mencabut kontolnya. Aku terkejut dengan hal itu, lagi2 aku tidak mendapatkan orgasmeku “ahh kek kok dicabut” (kata2 itu tiba2 keluar dari mulutku). Aku memandang kakek dan kulihat kakek menatapku tajam, “kamu udah gak perawan ya nduk?” (kata kakek). mendengar pertanyaan kakek aku hanya diam, “kalo ditanya itu dijawab” (kata kakek sambil sedikit marah”

Aku: “ii..ya kek”

Kakek: “pasti pacarmu itu yang ambil perawanmu, iya kan?”

Aku: “iya kek”

Kakek: “kakek akan bilang sama orang tua mu”

(Aku terkejut dengan perkataan kakek)

Aku: “jangan kek, aku mohon”

Kakek: “kakek gak akan bilang sih asalkan kamu nurut sama perintah kakek hehe”

(aku tak punya pilihan lain, lalu aku menganggukan kepalaku menandakan bahwa aku setuju)

Kakek: “mau dilanjut nduk? Haha”

(aku hanya menganggukkan kepalaku)

Kulihat kakek mengambil kondom dari kotak itu dan langsung memasangkan di kontolnya. Kakek lalu memposisikan tubuhnya kembali di antara kedua pahaku. Kurasakan perlahan kakek mulai memasukan kembali kontolnya di memekku. “aahhhh” desahlku saat merasakan memeku kembali dimasuki oleh kontol kakek. kakek lalu menyodok2 kontolnya lagi, “ahhh mmmhhh kek” (desahku). Tak berapa lama aku merasakan akan orgasme “aahhh kek aaahhhh aku keluaaaarrr ooouuuccccchhhhh” (desahku saat orgasme). Tubuhku sangat lemas namun kakek tidak memperdulikanku, ia masih saja menyodok kontolnya dengan agak cepat. Kurasakan memekku mulai perih akibat sodokan kencang kakek. “aahhh memekmu enaakk nduk, untung aku tadi udah minum pil jadi bisa agak lama hehe aaahhhh” (kata kakek), aku hanya pasrah menerima sodokan kakek. kakek mendiamkan kontolnya di dalam memekku lalu tiba2 mengangkat kedua tanganku ke atas dan langsung menjilati kedua ketekku secara bergantian. aku yang merasakan pertama kali langsung merasakan sangat geli, “ahhh kek geliiihhh”. Kakek masih saja menjilati kedua ketekku hingga kurasakan keteku sangat basah akibat ludah kakek. setelah puas kakek menjilati kedua telingaku secara bergantian. tanpa sadar aku menggoyangkan pinggulku dan “ooouuuccccchhhh” aku merasakan orgasme lagi dan kini tubuhku sudah sangat2 lemas. Kakek mulai menyodok2 kontolnya kurasakan memeku sudah sangat basah. 30 menit aku merasakan sodokan kakek tiba2 kakek berkata “ndukkk, kakek mau keluar aaaahhh” kakek mempercepat sodoakannya dan “keluar nduhh aaahhhhh” (kata kakek saat orgasme nya datang). Kakek mendiamkan kontolnya di dalam memekku hingga orgasme nya selesai. Kakek lalu menarik kontolnya keuar dan kulihat sperma nya sudah terkumpul di ujung kondomnya. Ia langsung keluar kamarku tanpa sepatah katapun, namun pakaiannya masih di kamarku. aku masih sangat lemas akibat 2 orgasme ku tadi, perlahan-lahan ku mulai tersadar. “Kenapa aku bisa seperti ini. Kenapa aku membiarkan kakek memasukan kontolnya di memekku secara suka rela?” (batinku). Aku mulai meneteskan kembali air mataku, lalu kulihat kakek kembali ke kamarku. ia memunguti pakaiannya sambil berkata “inget nduk, kamu harus nurut. Kalo gak mau orang tua mu tau” setelah itu ia langsung keluar dari kamarku. tangisku mulai pecah “huhuhu kenapa begini lagi sih, salahku tuh apa huhu” (sambil menyesali perbuatanku tadi).

Skip

Kini sudah jam 8 malam dan nenek sudah ada di rumah, aku telah selesai makan dan menjalankan ibadahku. Aku sebenernya sangat tidak nafsu makan, namun nenek memaksaku untuk makan. Kini aku sudah berada di kamar sendiri dengan keadaan pintu terkunci. Aku merebahkan tubuhku sambil berusaha melupakan kejadian tadi. Lalu kudengar hp ku berbunyi, ku ambil hp ku dan ternyata telfon dari kak tomi. Ku letakan hpku karena aku sedang marah dengan perbuatannya tadi siang. Hp ku berdering sampai 4x, namun aku tidak mengangkatnya. Setelah itu hp ku kembali berdering dan aku langsung mengambil hpku dan mengangkatnya dengan sedikit marah2.

Aku: “ada apa lagi sih, aku tuh males sama kamu kak”

“loh2 kok marah2 sih yang?” (suara dibalik hpku)

(aku langsung diam dan langsung memandang layar hpku, ternyata andi yang menelfonku)

Andi: “kok diem sih yang?”

Aku: “ehh gpp yang maaf, aku kira dari…..”

Andi: “dari tomi? Iya kan? Kenapa lagi dia?”

Aku: “gpp kok yang” (kataku lirih)

Andi: “gpp apanya, aku tau pasti ada sesuatu. Kamu jangan bohong” (sambil meninggikan nada bicaranya)

Aku: “i.itu dia Cuma gangguin aku yang tadi di kampus, tapi Cuma godain kok yang trus juga gak aku tanggepin”

Andi: “bernai banget dia, besok biar aku hajar kalo aku ke kampusmu lagi”

Aku: “jangan gitu, kamu inget kan kalo aku gak suka ada kekerasan”

Andi: “iya yang iya, abisnya aku kesel sama dia”

Aku; “udah ah jangan marah2, lagian emang kamu berani sama dia?”

Andi: “eh berani dong, tapi aku ajak Irfan juga buat bantuin. Tapi kalo kepepet mah aku berani hehe”

Aku: “haha dasar kamu yang” (aku sedikit tertawa mendengar perkataan andi)

Andi: “kangen kamu aku yang, libur besok pulang kan?”

Aku: “aku juga kangen, iya aku pulang kok”

Andi: “asiikk bisa ketemu suci lagi haha”

Aku: “ehh ini pasti ada maunya lagi”

Andi: “enggak yang ih, maunya Cuma ketemu kamu. Kalo yang terjadi selanjutnya sih itu diitung bonus haha”

Aku: “wooo dasar haha”

Andi: “yaudah kamu istirahat gih, besok ke kampus kan?”

Aku: “iya yang, kamu juga istirahat ya”

Andi: “aku mau ngopi2 dulu sama temen ku yang hehe, gpp kan?”

Aku: “iya gpp kok, yaudah aku tidur dulu ya. Assalamuallaikum”

Andi: “wallaikumsalam”

Setelah mengakhiri percakapan kami di telfon, aku langsung berusaha memejamkan mataku. Namun lagi2 telfonku berdering “ini andi kenapa lagi ya, katanya mau ngopi sama temennya” (kataku sambil mengambil mengambil hpku)

Aku: “kamu gak jadi ngopi yang?”

“ci, ini gue tomi. Gue mau ngomong”

(aku hanya diam)

Tomi: “gue mau minta maaf sama lu ci, gue bener2 nyesel tadi udah kurang ajar sama lu. Gue bener2 minta maaf. Maafin gue ya ci”

Aku: “iya, jangan gitu lagi” (kataku dengan ketus)

Kak tomi: “gue juga mau jujur, tadi gue udah masukin obat perangsang di minuman lu. Gue janji gak gitu lagi ci. Maafin gue ya, jangan bilang ke siapa2 juga”

(aku terkejut dengan perkataan kak tomi dan langsung mematikan telfonnya)

Aku taro hpku di sebelahku, ku memandang langit2 kamarku. ternyata gara2 itu tadi siang aku sangat nafsu sekali. Aku mulai membenci kak tomi, air mataku mulai keluar. aku bingung harus bercerita kepada siapa. Tak mungkin aku bercerita kepada andi. Aku gak mau kehilangan dia, “andi maafin aku huhuhu” (kataku lirih sambil menangis).



Segitu dulu ya hu hehe

sampe sini udah rada bisa nggrepe alur crita selanjutnyaaaaah :pandajahat:
 
Bagian 28

(pov andi)


“assalamuallikum” kataku sambil mengetuk pintu rumah pakde.

Hari ini aku mengajak suci kerumah pakdeku, sekaligus aku mengambil tas untuk tempak pakaianku. Ya malam ini, rencananya aku akan menginap di hotel sekaligus menemani suci.

“pada tidur siang kali yang” kata suci, sudah lama memang kami berdua berada di depan pintu. Ku ketuk pintu sekali lagi dan akhirnya pintu terbuka. Ternyata budeku yang membuka kan pintu, “eh umak ndi.”

“iya bude” kataku.

“ini siapa ndi?” Tanya bude sambil memperhatikan suci.

“saya suci.” kata suci sambil salim kepada bude.

“oalah, pacarmu ya ndi. Ayune rek.” Kata bude memperhatikan suci dari atas sampai bawah.

“hehe iya bude.” Kataku.

“yaudah ayo masuk, ajak pacarmu ndi.” Kata bude sambil masuk ke dalam rumah dan diikuti oleh kami berdua.

Suci kuajak masuk dan kupersilahkan duduk di ruang tamu, aku ijin kebelakang untuk membuatkan minum untuknya. Sesampainya di dapur, kulihat bude sedang menyiapkan gelas dan terlihat ingin seperti membuat minuman.

“lagi ngapain bude?” kataku sambil menghampirinya.

“ini bikin minum buat kalian.” Katanya

“udah biar au aja yang bikin minum bude.” Kataku berdiri di samping tubuhnya.

“udah gpp, pacarmu kan tamu bude. Sana temenin pacarmu di depan.” Kata bude

“tapi bude..” kataku

“udah gak usah tapi2an. Sana temenin.” Kata bude.

“yaudah deh, maaf ngrepotin ya bude.” Kataku sambil berjalan menuju ruang tamu.

Sebelum ke ruang tamu, aku masuk kedalam kamarku untuk mempersiapkan pakaian yang nanti aku bawa. Aku memasukan beberapa pakaian ke dalam tas, setelah semuanya selesai aku kembali ke ruang tamu. Ternyata bude sudah lebih dulu ke ruang tamu dan sedang mengobrol bersama suci.

Aku kemudian bergabung dnegan mereka yang sedang asik ngobrol. Aku menuju kursi kosong disebelah suci. “pakde sama kak dewi kemana bude?” tanyaku sambil duduk di kursi.

“pakdemu lagi tidur ndi, kalo si dewi lagi beli pulsa” Jawab bude

“oh gitu.” Kataku.

“oiya dalam rangka apa kamu kesini ci?” Tanya bude kepada suci.

Aku sedikit kaget mendengar pertanyaan bude, aku melirik suci dan ternyata suci juga melirikku.

“eh ini bude, suci kesini lagi libur abis uts hehe.” Jawabku, ya aku terpaksa berbohong kepada bude. Tak mungkin aku bercerita jujur alasan suci bisa datang kesini.

“hmmm. Trus nanti suci tidur dimana?” Tanya bude lagi.

“suci udah nyewa kamar di hotel tadi bude.” Kata suci sambil tersenyum.

“mbok ya aturan nginep sini, ngapain buang-buang duit buat nyewa kamar. kan nanti bisa tidur sama si dewi.” Kata bude.

“hehe iya besok lagi kalo aku kesini nginep sini deh bude.” Kata suci.

Aku senang karena suci dapat akrab dengan budeku, terlihat bude juga sangat ramah kepadanya. Kami pun mulai ngobrol bermacam-macam hal sampai tiba-tiba suara kak dewi menyadarkan kami yang larut dalam obrolan.

“assalamuallaikum.” Kata kak dewi sambil masuk ke dalam rumah.

“wallaikumsalam” jawab kami bertiga.

“loh loh sopo iki ndi?” Kata kak dewi sambil duduk di sebelah bude.

“iki pacare andi dew.” bude menjelaskan kepada kak dewi.

“oalah, ayune rek haha. Halo suci, aku dewi.” Kata kak dewi sambil mengulurkan tangannya.

“halo kak, aku suci.” kata suci sambil bersalaman bersama kak dewi.

“yaudah bude tak kedalem dulu ya, kalian lanjut ngobrol aja.” kata bude sambil meninggalkan kami bertiga di ruang tamu.

Kulihat kak dewi memakai pakaian sangat rapi pada hari itu akupun bertanya kepada dia, “beli pulsa aja bajunya rapi banget kak haha.”

“oh iya aku tadi beli pulsa trus abis ini mau beli kado buat temenku yang ultah besok.” Kata kak dewi.

“oh” kataku

“kamu sampe sini kapan ci?” Tanya kak dewi.

“tadi pagi kak.” Jawab suci.

“oh pantesan tadi helm ku dipinjem andi trus dia buru-buru juga tadi pagi.” Kata kak dewi.

“hehe.” Kataku.

“trus udah diajak kemana aja sama si andi?” Tanya kak dewi kepada suci.

“belom kemana-mana kak, Cuma sarapan doang sih tadi pagi.” Jawab suci.

“gimana to ndi, masa belom diajak kemana-mana. Yaudah abis ini temenin aku beli kado aja yok. Sekalian muter-muter kota ini.” Ajak kak dewi kepada suci.

Suci sempat melihatku, akupun menganggukan kepalaku sebagai tanda setuju. Setelah mendapat persetujuan dariku, ia pun mau diajak kak dewi.

“iya mau kak.” Kata suci.

“yaudah bentar yo, aku tak ambil tas dulu.” Kata kak dewi sambil berjalan menuju kamarnya.

Tak berapa lama kak dewi kembali ke ruang tamu dengan membawa helm budeku dan tak lupa tas miliknya.

“ayo ci.” Ajak kak dewi.

“aku nemenin kak dewi dulu ya.” Kata suci kepadaku.

“iya” kataku.

Aku pun mengantar mereka sampai di depan pintu. Kak suci sudah di motornya dan suci membonceng dibelakangnya.

“udah siap ci? Ayok kita liat cowok2 dikota ini. Andi mah kalah ganteng sama cowok sini haha.” Kata kak dewi sambil menggodaku.

“kalo kayak gitu, suci gak aku bolehin pergi aja deh.” Kataku dengan nada sedikit kesal.

“haha ngono wae nesu. Aku berangkat ndi.” Kata kak dewi.

Suci pun melambaikan tangannya sambil tersenyum dan akupun juga melambaikan tanganku kepada suci. setelah mereka berangkat, akupun membawa gelas bekas minuman ke belakang.

“pacarmu masih ngobrol sama si dewi ndi?” Tanya bude

“suci diajak kak dewi beli kado bude.” Kataku.

Setelahmeletakan gelas, aku langsung menuju kamarku. aku mulai merasakan sedikit mengantuk siang itu dan memutuskan untuk tidur sambil menunggu suci pulang.

Skip

Aku terbangun saat jam menunjukan pukul 5 sore, aku langsung keluar kamar dan keadaan rumah masih sepi. Kulihat bude dan pakde sedang menonton tv, dan ternyata kak dewi dan suci belum pulang.

“eh udah bangun ndi?” Tanya pakde saat menyadari aku sudah di belakangnya.

“iya pakde, ketiduran aku hehe.” Jawabku sambil berjalan dan duduk disebelahnya.

“tadi katanya pacarmu kesini?” Tanya pakde lagi

“iya pakde, tapi sekarang lagi diajak kak dewi beli kado. Tapi kok belom pulang-pulang ya” Kataku.

“paling sebentar lagi ndi” kata budeku.

“yaudah aku tak mandi dulu aja.” kataku sambil meninggalkan mereka berdua.

Setelah selesai mandi, aku keluar kamar mandi dan samar-samar terdengar suara kak dewi dari arah ruang tamu. “akhirnya pulang juga mereka” batinku, aku pun langsung menuju ruang tamu untuk menemui mereka.

“lama banget sih perginya kak?” kataku sambil menghanduki rambutku.

“kan dibilang selain beli kado, kita tebar pesona ke cowok-cowok haha.” Kata kak dewi sambil membuka plastik belanjaannya.

“ah boong.” Kataku.

“yeehh ra percoyo, tadi aja ada yang kenalan sama suci haha. Bahkan sampe minta nomer telfonnya, tapi tenang aja ndi, suci gak ngasih nomer telfonnya kok.” Kata kak dewi.

Aku yang mendengar ucapannya sempat cemburu, namun akhirnya dapat tenang setelah mendengar akhir ucapan kak dewi.

“trus kamu tadi beli apa ci?” tanyaku ke suci.

Suci hanya diam dan hendak membuka plastik belanjaan miliknya, namun saat ingin membukanya kak dewi melarang suci.

“jangan kasih tau ci, nanti aja ngasih taunya haha.” Kata kak dewi

“aku penasaran kak.” Kataku sambil memasang muka sedikit melas.

“hehe iya nanti aja ya kak.” Kata suci kepada kak dewi.

Akhirnya aku dan suci berkumpul dan makan bersama di rumah pakde, kami mengobrol hingga tak terasa sudah jam 8 malam. Aku pun mengajak suci untuk kembali ke hotel untuk beristirahat.

“mau sekarang?” tanyaku ke suci.

“ayok, aku juga belom mandi.” Jawab suci.

“loh pada mau kemana?” Tanya pakdeku.

“mau nganter suci balik ke hotel pakde.” Jawabku.

“mbok nginep sini aja aturan tadi, ngapain nyewa hotel segala.” Jawab pakde.

“hehe iya pakde besok kapan-kapan aku kesini lagi.” Jawab suci.

“trus kamu juga nginep hotel ndi?” Tanya pakdeku.

(Aku terdiam dan hanya menganggukan kepalaku)

“oh yowes, jangan macem-macem lho ndi. Cukup semacem aja.” kata pakde.

Kami semua tertawa setelah mendengar sedikit lelucon ucapan pakdeku ini.

“ iya siap pakde, yaudah tak ke kamar dulu ambil tas sekalian buat besok persiapan buat kuliah.” Kataku.

Aku langsung menuju kamar dan mengambil tas yang sudah kusiapkan sedari siang tadi. Aku dan suci lalu berpamitan kepada pakde, bude, dan kak dewi untuk berangkat ke hotel.

Kami berangkat menuju hotel menggunakan motorku, helm kak dewi kupinjam lagi saat itu. sebelum sampai hotel, kusempatkan ke mini market untuk membeli cemilan. Aku dan suci melanjutkan perjalanan sampai ke hotel.

Sesampainya di dalam kamar, suci langsung meminta ijin untuk mandi terlebih dahulu. Sambil menunggu suci selesai mandi, aku memutuskan menyeduh kopi. Ku buka sedikit gorden kamar, sangat indah pemandangan malam itu. pijaran lapu dan kendaraan berlalu lalang menjadi santapan mataku malam itu. kunikmati pemandangan itu dengan meminum segelas kopi yang kuseduh tadi.

Aku larut dalam suasana saat ini, hingga tak menyadari suci yang sudah berdiri disampingku. Kurasakan tangan kanannya memeluk pinggangku dan kepalanya disandarkan dibahuku.

“cakep juga ya yang suasana diluar.” Kata suci.

“iya, aku baru sadar sekarang kalo pemandangan dari kamar ini indah banget.” Kataku sambil tetap memandang kearah luar jendela.

Kulirik suci sebentar, dan ternyata suci memakai daster mini berwarna putih miliknya. Terlihat belahan payudara besarnya yang indah, kuyakin malam itu suci tidak memakai bh nya.

Setelah puas memandang suasana malam itu, kututup kembali gorden kembali dan langsung menuju Kasur setelah meletaakan gelas kopiku di meja.

Kami berdua duduk di pinggiran Kasur, tak ada sepatah katapun keluar dari mulut kami saat itu. perlahan-lahan kurasakan tangan kiriku digenggam oleh suci. kulirik dirinya dan suci juga memandang mataku dengan tatapan sayu. Aku tersenyum sebentar, dan perlahan kumajukan wajahku menuju wajahnya. Saat bibir kami hampir bersentuhan, kudiamkan wajahku didepan wajahnya. “Love you” kataku lirih, sebelum suci berkata langsung kucium bibir ranumnya.

“mmhhhhhhhhh” suara dari bibirnya. Kucium sambil kumasukan lidahku kedalam mulutnya, kumainkan lidahnya dengan lidahku dan suci pun membalas permainan lidahku. Kuarahkan tangan kiriku ke punggungnya.

Kunaik turunkan tangan kiriku dipunggungnya, suci merespon dengan tubuhnya yang bergoyang-goyang akibat sentuhan tanganku. Kuarahkan tanganku hingga kelehernya dan sedikit memberikan sentuhan lama di tengkuknya. “mmhhh ccuuppp” suara dari bibir suci.

Tangan kananku yang sedari tadi menganggur, perlahan kuarahkan kepayudara kirinya. Kurasakan putting suci sudah sangat keras.kuremas payudaranya secara perlahan hingga sedikit kencang. Sudah lama sekali rasanya aku tidak menyentuhnya, kurasakan juga kontolku sudah mengeras dibalik celana yang masih kugunakan saat itu.

Kuremas dan sesekali kumainkan putting kirinya, suci langsung mengeluarkan desahan kecilnya saat ku sentuh puting miliknya. setelah puas meremas payudaranya dari luar, ku gerakan tanganku menuju tali dasternya. Saat hendak menurunkannya, suci langsung melepas ciumannya. Ia memandangku, terlihat bibirnya sedikit basah akibat ciuman kami tadi.

“kalo mau ini, kamu lepas celanamu yang.” Kata suci lirih ditambah dengan senyumnya yang seidkit menggodaku.

Segitu dulu ya hu..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd