Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Legenda Pendekar Ludah Api

episode 2​


“ Nona-Nona , kita tidak aman di sini. Kita harus pergi. “

Aku menyingkirkan mayat tentara hijau itu ke luar. Aku mengambil apa yang bisa aku ambil seperti makanan , minuman dan dua granat stik. Tidak ada granat di seragam Minghao sehingga ia mungkin sudah menggunakannya. Tentara hijau menggunakan revolver sebagai senjata sampingan dan senapan bolt Action yang model, mekanisme dan jenis pelurunya, sedikit berbeda dari senjata yang aku gunakan (Moshin Nagant m1891). Aku tidak merebutnya karena aku bahkan tidak dapat menggunakan senapan yang aku pegang.

“ aku setuju. Ladang ini memang terlalu dekat dengan garis depan , kurasa sudah saatnya kami mengungsi “

Ucap Nona Lili.

“ Aku akan mulai mengemas perbekalan dan pakaian kami. Akan lebih aman dan lebih cepat jika kita menggunakan sampan “

Sahut Nona Ying

“ aku akan membantu membawakan barang bawaan kalian ke sampan”

Aku membantu mereka membawa barang bawaan mereka ke kali di dekat ladang itu. Ada sebuah sampan di sana. Sampan yang akan kami gunakan menjauh dari depan. Mereka semua naik ke sampan , dan kami mulai berlayar meninggalkan ladang itu.

Malam pun tiba. Dengan sampan itu kami terus berlayar di sungai di bawah langit malam. Nona Lili dan Nona Ying sudah tidur. Mereka pasti trauma setelah apa yang terjadi. Kami berlayar menuju penginapan dipinggir kali milik sahabat Nona Lili

“ Tuan Minghao. Boleh aku bertanya sesuatu?”

Aku mengangguk.

“ Tuan serdadu Legiun Abu, bukankah seharusnya tuan berada di garis depan?”

Itu benar. Minghao seharusnya berada di garis depan. Ia melarikan diri dan bunuh diri setelah takut melihat apa yang terjadi di depan matanya. Pertempuran itu memang bukan petualangan yang menyenangkan. Orang sepertiku mungkin bisa mati dalam hitungan detik.

“ aku terpisah dengan satuanku. Itu sebabnya aku … aku…”

Nona Yuzhu memegang tanganku

“ aku mengerti Tuan Minghao. Aku tahu garis depan itu seperti Neraka. Bahkan lebih mengerikan dari perang 100 tahun yang lalu. Kau bukan prajurit pertama yang muncul. Ada beberapa prajurit yang muncul dari garis depan dan mereka lari menghindar ketika melihat kami “

Jadi ia tahu jika aku sebenarnya desertir

“ aku hanya senang Tuan menyelamatkan kami. Jika tak ada Tuan, mungkin kami telah dilecehkan atau ditembak mati.”

Sahutnya. Ia menangis. Nona Yuzhu sangat ketakutan. Aku memeluknya dan ia pun menyandarkan kepalanya di dadaku

“ semua akan baik-baik saja Nona. Aku berjanji. “

Dan ia terus menangis. Tentu mengerikan setelah apa yang mereka alami hari ini. Tak lama Nona Yuzhu tertidur, meninggalkan aku terjaga sendirian di malam itu.

Matahari pun terbit. Kami akhirnya tiba di penginapan itu. Aku melihat seorang wanita mungkin seumuran Nona Lili sekitar 25 tahun keluar dari penginapan itu dan berjalan ke arah sungai. Aku meminggirkan sampan itu ke pinggir sungai , lalu membantu ketiga wanita muda itu turun dari sampan

“ Lili? Kau kemari? Apa yang terjadi?”

Tanyanya cemas

“ Lin , kami mengungsi dari ladang kami. Tentara hijau menyerang ladang kami. “

Jawab Nona Lili.

“ tentara Hijau? Apa kalian baik-baik saja? Kalian berhasil melarikan diri?”

Wanita itu bertambah cemas. Lili mengangguk

“ begitulah. Serdadu ini yang menyelamatkan kami. Dia Minghao “

Aku membungkukkan badanku. Ia pun melakukannya dan memperkenalkan namanya

“ aku Lin. Aku pemilik Penginapan ini setelah suamiku meninggal empat tahun yang lalu “


Ucapnya. Jadi dia juga janda.




Penginapan Lin​

Aku menurunkan semua barang bawaan mereka dari sampan dan membawa masuk ke penginapan. Tempat sangat sepi. Dua lantai seperti penginapan pada umumnya di film-film silat. Tidak ada orang lain selain mereka. Aku duduk di sebuah meja ketika selesai menurunkan semua barang bawaan

“ ini minumlah. Kau pasti lelah”

Nona Lin menuangkan secangkir teh untukku. Aku meminumnya. Teh itu sangat segar. Sungguh minuman termanis dan tersegar yang pernah aku minum , sejak aku terdampar di dunia ini. Bahkan di dunia kami , jarang sekali aku meminum teh semanis dan sesegar ini

“ terima kasih Nona. Ini teh terbaik yang pernah aku minum “

Ucapku sambil membungkukkan badan

“ sudah santai saja. Panggil aku Lin. Kita mungkin seumuran meskipun aku sudah pernah menikah?”

Ia menepuk pundakku

“ kau pasti lelah. Aku dengar Garis depan memang mengerikan. Tapi kau aman di sini. Apa ada yang aku bantu ?”

Pikiran jorok mulai menyerangku. Aku harus tetap berusaha berpikir jernih. Aku bilang aku ingin mandi membersihkan badanku, pakaian yang masih segar dan mungkin sebuah kamar untuk istirahat.

“ baiklah , mari aku antar ke kamar mandi “

Lin mengantarku ke kamar mandi. Aku masuk ke dalam dan membuka semua seragamku. Aku menceburkan diri ke bak mandi kayu dan mulai membasuh tubuhku.

“ Minghao, ini aku bawakan pakaian untukmu”

Lin membawakan pakaian untukku. Sebuah hanfu yang sangat rapi. Aku tidak pernah mengenakan hanfu seumur hidupku.

“ kau mau aku pakaikan baju? Tentu. Jika kau mau yang lain silahkan katakan padaku “

Benarkah? Lin seakan mengerti jika aku punya pikiran jorok di balik pikiranku. Ia tertawa genit. Ia meremas penisku di dalam bak dan mulai mengocoknya. Aku melihat jelas belahan dadanya. Aku mendongakkan kepala menikmati kocokan jemarinya yang sangat nikmat

Aku ejakulasi di tangan Lin. Aku tersenyum malu. Secara tak sadar aku menyelingkuhi Shiro. Shiro maafkan aku. Lin tertawa genit dan membantuku membasuh badanku.

“ kau lelaki pemberani. Dengan air mani ini, aku harap aku bisa jadi menjadi berani dan kuat seperti dirimu “

Ucapnya. Kurasa jika aku berani aku mungkin masih berada di garis depan dan terbunuh di sana. Tapi sudahlah

Lin membantuku memakaikan baju. Ia tertawa heran bagaimana bisa aku tidak mengerti mengenakan hanfu. Aku jawab aku lebih terbiasa mengenakan kemeja dan celana biasa

“ ah jadi kau tumbuh dewasa di kota?”

Aku mengangguk

“ aduh , kau pasti anak orang kaya ya”

Aku mengarang cerita jika kedua orang tuaku buruh di kota.

“ ah begitu. Aku dulu sempat ingin membuka kedai di kota. Tapi biayanya mahal sekali”

Lin mengantarku ke kamar. Aku berbaring di kasur setelah beberapa hari tersiksa di luar sana. Rasanya empuk sekali. Beberapa hari tidak tidur membuat kasur itu terasa sangat empuk. Aku pejamkan mata dan saat itu juga aku tertidur.

“ Minghao. Bangun , saatnya makan malam “

Nona Lili membangunkanku. Aku terbangun waktu malam hari. Aku tertidur sangat lelap karena kelelahan. Mereka telah menyiapkan makan malam untukku. Aku bangkit dari kasur , kalu turun untuk makan malam bersama mereka.

“ selamat makan “

Kami makan bersama-sama. Mereka menyiapkan begitu banyakan makanan. Ada ayam panggang , sup , tumis sayuran. Semuanya disajikan ala oriental. Bahkan aromanya saja menggoda. Aku mencicipi sup itu , dan rasanya segar.

“ Sempurna. Terima kasih dan Maaf kalian sudah repot-repot membuatkan makan malam ini “

Ucapku seusia mencicipi sup itu.

“ haia, sudahlah. Ini hanya hadiah kecil atas jasamu kepada negeri ini dan kepada kami. “

Ucap Ying

“ selamat makan “

“ Selamat Makan!!”

Makan malam di mulai aku makan paling lahap karena sudah beberapa hari aku tidak makan dengan layak. Aku merasa sangat lapar. Ke empat gadis itu melihatku heran. Aku terdiam dan mereka pun tertawa

“ ah maaf aku tidak sopan”

Ucapku. mereka tertawa

“ sudahlah makanlah dengan lahap. Kami tahu makanan di garis depan tidak enak “

Sahut Lili. Aku tersenyum malu. Makan malam itu sangat lezat bahkan dibandingkan rata-rata makanan yang kulahap sehari-hari di Jepang. Makanan seperti ini mungkin senilai puluhan ribu yen, atau katakanlah jutaan rupiah. Aku makan tiga mangkuk nasi. Aku sangat kenyang sampai aku lemas untuk bangkit dari kursi

Aku berbaring di kamarku. Perut kenyang , badan sudah bersih kembali , sekarang aku tinggal tidur menghilangkan lelah di tubuhku. Jika di kondisi seperti ini , terjebak di dunia ini tidak terlalu buruk. Makanan lezat , kasur empuk , cuaca sejuk , kurang lebih seperti liburan. Apa yang aku alami hari ini seolah melenyapkan horor di garis depan beberapa hari yang lalu.

“ Tok Tok “

“ Tuan Minghao “

Seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku bangkit kasur. Aku buka pintu dan mereka berempat berbaris di depan kamarku.

“ Tuan Minghao boleh kami masuk?”

Ucap Yuzhu

“ tentu , silahkan masuklah “

Mereka masuk ke kamarku. Aku duduk di atas kasur sementara mereka semua berdiri. Aku pun berdiri dan meminta mereka duduk di kasurku.

“ ah tidak usah Tuan , sebenarnya kami ingin bicara serius “

Ucap Ying.

“ kami ingin bertanya , apa rencana Tuan setelah hari ini? “

Tanya Lili

“ aku tidak tahu. Aku tidak punya tujuan. Aku tidak punya rumah. Aku tidak mau kembali ke Medan perang, sebenarnya aku bingung “

Jawabku. Mereka sempat terdiam malu. Mereka saling melirik dan akhirnya aku bertanya

“ memangnya, ada apa?”

Lili pun akhirnya bicara.

“ Tuan setelah hari itu , kami sebenarnya , sebenarnya kami tidak merasa aman lagi. Musuh semakin dekat , kami tidak akan sanggup melindungi diri kami sendiri. Jika mereka di sini , kami takut kejadian itu terulang “

Jadi mereka ingin aku menjadi pengawal pribadi mereka.

“ sebenarnya … kami ingin bertanya, sudikah Tuan menikahi kami bertiga?”

Tanya Ying. Menikahi apa?

“ menikah? Dengan kalian bertiga? “

Aku tercengang. Penisku yang semula diam kini mengacung setinggi-tingginya. Aku menelan ludah. Aku melihat mereka bertiga dari ujung rambut sampai ujung kaki dan rasanya mustahil mereka mau menjadi istriku. Mereka semua cantik natural , istimewa , dan baik hati. Singkat kata mereka sempurna

“ apa kalian yakin dengan keputusan kalian?”

Tanyaku sekali lagi

“ apakah Tuan enggan menikahi kami?”

Tanya Yuzhu sedih

“ Tentu aku bersedia , lelaki mana yang enggan menikah wanita seperti kalian. Tapi kalian kenal aku, apa kalian yakin dengan keputusan kalian?”

Mereka bertiga mengangguk

“ Sebenarnya hanya aku dan Ying yang ingin menikahi Tuan. Namun Yuzhu akhirnya juga bersedia , karena kami butuh pelindung. Kami merasa lebih aman jika Tuan ada di dekat kami. Apalagi kondisi semakin memburuk “

Cubit aku. Aku pasti bermimpi. Tidak! Konsentrasi. Masalahnya aku bahkan tidak tahu cara mengoperasikan senjata. Ini dunia nyata bukan VR. Meskipun disamping semua itu aku sudah membunuh dua orang. Satu dengan sekop satu dengan pistol. Itu hanya keberuntungan. Tinggal menunggu berapa sampai aku kehabisan keberuntunganku

“ jadi apakah ini artinya Tuan menerima kami sebagai istri Tuan?”

Tanya Yuzhu

Tentu saja. Aku justru ingin tahu orang gila mana yang akan menolak menjadi suami ketiga wanita secantik ini. Aku harus memberi sesuatu sebagai emas kawinku. Aku berdiri dari kasur dan merogoh seragamku. Ada sebuah jam liontin perak, Sebuah kompas, dan sebuah pena. Ah, Shiro maafkan aku.

“ terimalah ini wahai kekasih-kekasih. Mungkin tak bernilai tapi ini sebagai lambang cintaku padamu “

Mereka bertiga tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapanku

“ terima kasih sayangku. Aku menyukai hadiah darimu “

Lili menerima Jam liontin karena ia menyukainya. Ying menerima Kompas karena ia sudah lama menginginkannya. Sedangkan Yuzhu menerima pena emas yang sebenarnya milik Kapten tentara Hijau. Ia suka pena itu karena ia suka menulis.

Kami menikah malam itu juga. Mereka bercerita Biasanya pesta besar , ada tandu , petasan , ada musik yang meriah. Prosesnya juga sangat panjang . Mereka menikah melalui proses perjodohan. Hanya sedikit yang benar-benar berpacaran seperti di dunia modern. Malam itu semua dipangkas dan disederhanakan.

Hanya Yuzhu yang mengenakan pakaian pengantin lengkap karena hanya dia yang masih perawan. Aku mengenakan seragam legiun Abu. Lengkap dengan helm yang bentuknya mirip sekali dengan helm Fritz. Lin menyimpan satu di penginapannya. Wajah Lili dan Ying ditutupi kain putih bening. Mereka mengenakan gaun putih yang indah. Sedangkan Yuzhu mengenakan gaun pernikahan merah sutra dengan kain merah menutupi wajahnya.

“ Serdadu Li Minghao, apakah bersedia menikahi Wang Lili, Chen Meiying , Zhou Yuzhu dengan sepenuh hati, menerima kekurangan mereka secara lahiriah dan batiniah?”

Lin yang menjadi pendeta di pernikahan itu. Aku tidak tahu itu memungkinkan.

“ aku bersedia “

Jawabku dengan tegas.

“ Wang Lili, bersediakah kau menikahi Serdadu Li Minghao, menerima segala kekurangannya , menjadi pasangan sejati seumur hidupnya?”

“ aku bersedia “

Ucap Lili. Jantungku berdebar

“ Chen Meiying, bersediakah kau menikahi serdadu Li Minghao , menerima segala kekurangan dan menjadi pasangannya sejati seumur hidupnya?”

“ aku bersedia “

Jawab Ying . Aku semakin grogi namun aku berusaha tetap kuat. Dan kini giliran Zhou Yuzhu, jujur gadis yang paling aku sukai diantara ketiganya

“ Zhou Yuzhu , bersediakah kau menikahi serdadu Li Minghao , menerima segala kekurangan , menjadi pasangan sejati seumur hidupnya?”

“ aku bersedia “

Jawab Yuzhu. Aku tersenyum senang. Yuzhu pun ikut tersenyum.

“ maka dari itu , mulai malam ini , aku sahkan kalian bertiga sebagai suami istri , sehidup semati. Aku ucapkan selamat. Kalian boleh saling mencium “

Sebagai simbol pernikahan , aku membuka kain pengantin-pengantinku , mulai dari Yuzhu , Lili lalu Ying.Kami berempat saling bertatapan. Lin mengeluarkan sebuah kamera dari tasnya. Sebuah Kamera kuno berbentuk kotak kecil ala abad 19.

“ ayo senyum “

Gambar pun diambil. Mereka punya camera di dunia ini. Hanya saja butuh agak lama untuk mencetaknya. Kami pun berciuman mesra. Aku mencium Yuzhu untuk pertama kalinya. Sebuah ciuman hangat dan penuh cinta. Lalu aku mencium Nona Ying dan akhirnya yang terakhir , Nona Lili.

Lin mengabadikan setiap momen itu dengan kamarenya. Ia lalu mengeluarkan sebuah Phonograph dan memutar musik untuk menambah kemeriahan pesta itu. Ia pendeta sekaligus satu-satunya tamu di pernikahan itu. Lin memutar musik klasik ala oriental yang biasa dibawakan saat pesta-pesta pernikahan. Pesta itu seketika meriah dan berwarna. Meski tanpa iringan musik live. Kami semua berdansa. Mereka semua tersenyum gembira. Aku masih tak percaya aku menikah , dengan dua janda cantik dan seorang gadis. Aku mulai merasa berada di dunia ini , mungkin tidak terlalu buruk.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd