Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 3 - I Promise

Mulustrasi...

YETI KUSUMAWATI



DEANDRA HATORANGAN



DEBBY MARTAULI



DOKTER MICHELLE






Lanjutan nya ya gan.. (masih bab VI)

Sebelumnya hal 27


Aku merenungkan, urut-urutan kejadian nya. Berarti, keberadaan ku sudah di ketahui oleh Ibrahim, juga keluarga ku pun pasti sudah dia selidiki. Tapi apa mungkin dengan waktu sesingkat ini? Kejadian baru tadi malam. Korban yang luka parah hanya Putra, dari data medis yang aku pelajari di ruang admin, ketiga anak genk nya Doni, tidak ada yang cedera serius. Doni pun hanya trauma benturan kepala luar, dan luka di muka akibat membentur batu pondasi. Pantas mereka nekat membawa keluar anak-anak nya. Pasti hanya faktor kebetulan dia mengetahui keberadaan ku dan keluarga ku. Apa dia mengetahui status Putra dan Yeti? Ah, bahaya kalau sampai mereka tau. Dan.. yang menjadi misteri, kenapa data medis Putra ada yang memidahkan dari tempat seharusnya, siapa yang melakukan ini ? Bangsat... masih buntu... Hem.. aku harus bisa selalu memantau Putra dan ibu nya.

Aku telpon supir nya Stevan, yang ditinggal Aiko agar bisa melayani aku..

"Wan.. kamu dimana?"

"Di ruang driver pak.."

"Kesini ke saya, saya disamping musholla.. saya tunggu yah.."

Iya.. aku mau belikan Yeti dan Putra ponsel. Biar mudah aku hubungi.. tapi gimana nanti menjelaskan nya ke Putra yah, aku ujug-ujug kasih hape..



~~~©©©~~~


Pov Yeti


Ah.. anak ku sudah tau semua nya. Aku belum pernah lihat dia segeram barusan saat aku info kalau Novi dan Neng belum ketemu.. aku pura-pura tidak lihat, padahal aku lihat betul dia wajah nya menjadi sangat menakutkan seperti tadi. Ada apa dengan dia yah? Mudah-mudah an bukan sesuatu yang berdampak buruk pada dia dan lingkungan nya.

tok.. tokk.. tok..

"Permisi bu.. visit dokter ya bu.."

"Oh iya suster, silahkan.."

Ya, sudah sore.. sebentar lagi jam besuk. Gak terasa..

"Selamat sore bu.. selamat sore dek Putra. Sebentar sebelum pindah ruangan, dokter periksa dulu yah.. saya dokter Michelle.. yang bertanggung jawab ya bu. Oke.. gimana perasaan nya sekarang dek? masih apa yang dirasakan sakit?"

"Tidak ada lagi dok yang sakit.. semua udah enak dok aku rasain."

"Hah.. masa.??? ah.. kok bisa ??? saya periksa yah.. (dokter Michelle memasang stetoskop di telinganya, ada menempelkan ujung untuk pemeriksanya ke dada Putra).. tarik nafas dalam.. lepas.. lagi... lepas... sekali lagi, tarik nafas dalam... lepas.."


Dokter Michelle tertegun.. lalu dia pegang pergelangan tangan Putra.. mencoba merasakan detak nadi Putra sambil melihat arloji nya. Beberapa saat menunggu... kemudian melepas tangan Putra. Membuka stetoskop nya. Memeriksa denyut jantung dan paru-paru. Lalu bertanya ke suster.. perihal tekanan darah nya.. di jawab suster, normal. Dokter Michelle memunculkan muka yang terlihat aneh. Tapi dia tidak langsung menjelaskan pada Putra dan ibu nya. Masih bisu seribu bahasa.
Lalu mencoba melihat luka-luka nya Putra yang dibalut.

"Udah ganti perban sus?"

"Belom dokter.. rencana setelah visit ini."

"Ya sudah di buka saja, saya mau lihat lukanya."


Suster membuka perban luka Putra di dahi dan dada nya. Juga perut nya yang tertancap belati juga di buka. Tidak ada tanda kesakitan pada Putra saat perbannya di buka. Padahal baru tadi malam di pasang..

Dokter Michelle mendekat.. menatap dekat ke luka-luka itu. Terlihat dia menggeleng, dan mukanya antara senyum dan kaget.

"Bu.. dek.. kalau aku gak lihat langsung.. aku seorang dokter spesialis, masih belum bisa menalar akan hal ini. Putra ini sembuh bu.. sungguh.. sembuh.. Putra minum obat apa selain dari rumah sakit? kalau tidak minum obat, artinya ini mujizat. Sungguh bu.. ibu percaya mujizat ?? sebaiknya ibu percaya.. ini lah yang terjadi.. seperti nya Putra sudah tidak perlu di rawat. Mau rawat apa, semua sudah normal? luka sudah kering dan rapat tinggal pemulihan saja. Luka dalam hilang, trauma benturan lenyap, tekanan darah normal, nadi bagus, nafas sehat. Aku yakin, percuma di rontgen, sudah baik semua.. Puji Tuhan... "

"Haahh..." Aku dan Putra terkejut senang

"Bu.. Putra sembuh bu.. "

"Iya nak. Alhamdullilah.. kamu sembuh nak. Eh.. dok.. kami jadi gimana ? bisa kah pulang?"


"Iya bisa.. sangat bisa.."

"Maaf dok.. usul dok.. tidak minta second opinion dok? " perawat bicara

"Hmmmhh.. betul juga.. ibu.. adik.. tunggu yah aku mau minta pendapat teman ku dulu yah. Sesama dokter juga, agar dia juga lihat. Boleh bu.. agar benar-benar yakin bu.. "

"ohh.. baiklah dok.. ya nak.. gak apa kan?"

"gak apa-apa bu.. dengan aku sembuh aja aku udah seneng banget.."

"Sebentar yah.. aku telpon temen aku dulu yah.."


tuutt.. tuuttt.. tuutt..


"Hallo Deb, lo sibuk ga?"

"Nggak Sel.. kenapa say? gue mau balik sih.."

"Mampir bentar ke sini yah.. ke tempat gue.. gue butuh opini elo say buat pasien Putra.."

"Eh, Putra kenapa say?"

"Ntar lo liat sendiri ya say..."

"Oke gue kesana sekarang.."

"Makasih ya say..."


Telepon dokter Michelle putus.

"Ibu.. adik.. gak apa-apa nunggu teman saya sebentar yah.. kalau tidak macet setengah jam tiba kok. Dokter Debby ini, yang tadi malam antar adik juga kesini. Dia yang tau juga persis nya luka dik Putra kan?"

"Dokter ama dokter Debby udah lama kenal yah?"

"Teman satu kuliah bu, dan samaan ambil spesialisnya juga. Dokter Debby kan adik dari papa nya teman kalian dik yang menjamin adik di sini, kata si Debby tadi pagi.."

"Ooohh..
" aku baru tau, dokter Debby adiknya mas Anto..


•••©©©•••

Sementara itu, di serua, ciputat


Pov 3rd


Si kaos Abu hendak berlari mengejar Novi yang sudah masuk ke kebun di belakang rumah itu.

Dea yang melihat hal itu, tidak membiarkan anak nya di tangkap. Kaki kiri mengayun ke rahang si kaos abu yang melintas di depan nya, tanpa diduga.

buuggh..

tubuh nya terpelanting kebelakang, langsung diam. Disusul kepala Dea menghentak ke belakang menghantam hidung yang membelenggu nya, pegangan nya lepas, secepat kilat Dea berbalik, melepaskan tiga pukulan beruntun, keperut dan terakhir ke ke dagu tanpa sempat disadari, dan tubuh itu tumbang laksana petinju yang dipukul jatuh. Sisa si Frans kepala mereka.

Frans marah, dia tak menyangka anak buah nya sangat mudah di hajar oleh seorang perempuan. Dia berteriak memanggil temannya sambil menghunus pisau di tangan kiri.

Dea tidak memberi kesempatan, dia melompat.. tinju kanan nya melayang menghantam, Frans mundur selangkah sambil mengayunkan pisau nya. Dea tidak mundur, tapi tangan kanan nya yang maju itu, tiba-tiba berbelok dan menangkap lengan si Frans. Suatu gerakan yang sangat cepat. Disusul melayang tangan kiri nya menghantam muka dua kali cepat, dan sebuah hantaman lutut kanan ke perut Frans. Membuat dia terjerembab.. diam..

Melihat tiga orang ini sudah di bungkam, Dea segera ke arah depan. Dia memang sengaja ingin tau, siapa sebenarnya biang kerok ini semua, walau belum tau yang sebenarnya, tapi ia yakin ini ada hubungan nya dengan kejadian yang diceritakan suami nya Anto seminggu lalu soal orang Serawak yang ingin merebut alat terbaru dari suami nya.

Dea bergerak kearah depan. Dea memang hanya ingin memperlambat mereka menyusul Novi.
Saat maju kearah kamar tadi... datang lima orang mendatangi, seorang dari padanya Aji Samsudin.

"Hei.. jangan lari.. ibu sudah dikepung. Menyerah saja, percuma melawan agar tidak ada yang terluka."

"Hah, kalian penjahat. Berani nya sama perempuan. Nanti akan datang polisi, suami ku pasti mencari aku, kalian pasti ditangkap polisi.."

"hu hu hu.."


Dea menutup wajah nya dan tersedu.

"Tangkap perempuan itu.. cari anak perempuan nya.. pasti masih di sini.."

Dea senyum tipis dalam ke pura-puraan nya. Dia yakin Novi bisa jauh dari lokasi ini. Novi biar gimana, tetap pernah dilatih survival selama di sekolah atau pun oleh dia dan ayahnya, Anto

Dengan sigap empat lelaki itu maju. Menangkap dan membelenggu Dea. Dea masih menggunakan pakaian kerja, blouse putih dan celana rok hitam, sepatu datar.

Dea di tangkap di bawa masuk ke kamar lain. Dibagian dalam kamar tadi. Tapi tiba-tiba, pintu nya terbuka lagi. Aji Samsudin kembali masuk.

"Heh perempuan.. kemana anak mu kamu sembunyikan?"

Dea membisu.. tidak bicara.

Aji maju, menarik rambut Dea dengan kasar..

"Lo denger gak perek? jangan bikin kesabaran gue habis. Gue gak mikir lo cewek atau bukan. Jangan lo pikir gue sungkan yah.."

Yah, ancaman gaya preman sudah mulai dilancarkan oleh si polisi ini.

"Nggak tau.. saya juga nyari.. tadi ada yang nolong saya, buka tali tangan saya. Terus dia pukulin tiga orang tadi di sana, terus dia pergi gitu aja. Saya lari nyusul ke belakang udah gak ada.." Dea cerita mengarang agar si penculik bingung.

"Heh.. lo jangan ngarang yeh.. DIMANA ANAK LOOO... " Aji membentak Dea. Khas seorang penyidik nge move penjahat.

Dea kaget, tubuh nya gemetar, ketakutan.

"Saya.. saya.. gak tau pak.. saya.. juga.. takut.. anak.. putri sayaaa.. belum ketemu pak.." Dea mata nya berkaca-kaca dan menjawab terputus-putus..

"Kurang ajar.. hmmh.. awas lo yah kalo lo bohong.. jarang harap lo hidup.. ingat jangan coba-coba berpikir lari.. percuma.. sekeliling ini hutan, banyak binatang buas.. lo jauh dari mana-mana. Lo gak akan bisa tahan 1 jam aja di luar. Huhh.. orang kaya mau hidup di hutan? Nangis sana.. kalo suami lo gak kasih yang gue minta.. dia bakal nemuin lo tinggal bangkai. Itu juga kalo dia bisa nemuin.."

"Kalian minta apa? uang? Suami saya pasti kasih.. jangan ganggu kami pak.."

"Kami gak pernah ganggu orang pak. Kami kerja lurus. Tolong pak, lepaskan saya pak.."

"Banyak bacot.. berdoa aja suami lo kasih itu file dokumen.."

"Dokunen apa pak ?.. siapa tau saya tau tempat nya..?"

"Hmmmhh.. dokumen alat dia yang baru.. lo tau gak? jangan-jangan istri kaya lo mah tau nya pake duit laki lo doang.. dokumen alat yang di minta mister Ibrahim ke laki lo. Pernah cerita gak laki lo ke lo?"


"Pernah.. pernah.. suami saya pernah bilang dia di ajak kerjasama ama mister Ibrahim. Buat bikin pertambangan di malaysia kan?"

"Iyah.. dan suami lo itu belagu nolak ajakan Ibrahim. Biar lo tau, Ibrahim itu pengusaha besar, banyak usahanya di banyak negara. Dan laki lo nolak ajakan boss besar. Ini akibat nya.. lo akan jadi jaminan gue biar suami lo kasih itu dokumen. Paling lambat besok harus ada atau.. lo bakal jadi mayat.."


"Kalau suamiku bisa kasih.. saya pasti selamat kan? saya pikir minta uang. Kalau hanya dokumen gitu pasti dikasih lah. Biar nanti saya yang bilang ke suami saya. Tapi.. hape saya kan sama kalian.."

"Ya.. lo diam disini.."


Aji Samsudin segera keluar. Di luar berjaga dua orang lelaki bernadan besar. Terlihat senjata terselip di pinggang nya..

Dea yang duduk di kursi, bersandar dan berpikir. Ruangan itu hanya diisi dua kursi, satu meja kayu, dan sebuah dipan bambu plus bantal kapuk untuk satu orang. Ventilasi hanya dua buah jendela berkaca nako sepanjang 30cm. Ada sebuah toilet kecil. Seperti nya ini kamar ART. Di lengkapi kipas angin. Dan jendela nako itu pun menghadap ke kamar besar tempat Dea di sekap sebelumnya. Sunyi, dan sangat terpencil. Hampir tidak ada suara apa pun. Memang sangat membuat tertekan siapapun yang di kurung disini..


•••©©©•••

Di rumah sakit Istana Indah


Pov 3rd

Setelah dokter Michelle memeriksa, dia pamit dari ruangan ICU itu.

Selang setengah jam kemudian, ruangan itu kembali di datangi dokter dan perawat. Saat ini yang datang dokter Michelle dan temannya, dokter Debby.

"Sore ibu, adik. Aku datang lagi ini sama ama teman aku yah. Ini dokter Debby, yang tadi malam ikut bawa Putra kesini. Putra masih belum sadar.. "

"Gimana dek kabar nya.. kelihatannya udah sembuh yah.. iya tadi malam adik masih kritis, banyak kehilangan darah. Untung golongan darah adik sama dengan golongan darah abang saya dan ponakan saya, teman adik juga. Mereka sumbang darah untuk adik. Nanti kalau ada kesrmpatan, mereka pasti jenguk kamu lagi.."

"Maksud tante, bapak Julian sama... Stevan?"

"Iya.. eh.. kok manggil tante..?"


"Iyalah.. kan tante nya Stevan, yang jadi pembawa acara di pesta nya Jessica?"

"Iya betul. Ingatan kamu udah pulih. Luar biasa.. coba.. coba tante mau liat luka kamu.."


Debby lalu melihat luka-luka Putra, catatan medis tekanan darah, memeriksa denyut nadi dan terakhir membuka kelopak mata. Debby menggeleng, iya bingung.. sungguh bingung..

"Sel.. gue musti omong apa nih. Lo bikin medical record nya gimana nih? Gue gak nemuin apa pun yang salah ini. Sehat dia.. cuma luka nya aja butuh obat luar.. ah.. gilaa.. kita dokter gak bisa explain apapun ini. Kecuali rekomendasi pulang dan rawat jalan doang.."

"Benerkan... makanya lo gue panggil Deb. Soalnya lo yang tau history waktu masuk

"Iya.. gue juga cuma bisa bilang amazing. Ibu, Putra.. tante rekomendasiin kamu pulang, secara kode etik dokter, tidak berhak lagi nahan kamu disini. Untuk apa hanya buang-buang waktu dan uang.."

"Jadi gimana dok? "
tanya perawat

"Ya sudah, saya akan buatkan surat pulang.."

Tiba-tiba, datang seseorang..

"Sore.. eh maaf.. lho.. Deb.. kamu disini?"

"Eh bang.. iya bang.. mau liat Putra."

"Gimana Putra dok? Mau dipindah sekarang? udah beres kok ruang nya.."

"Pak.. saya dan Debby udah rundingan.. kalau Putra sudah bisa pulang..."

"Haaahh.?? yang bener dok? gak salah ini?"

"Iya bang, aku juga kaget. Amazing.. Putra seperti punya kemampuan menyembuhkan diri sendiri.."

"Wah.. abang baru tau.."

Anto mendekat ke Putra

"Perasaan kamu gimana nak?"

"Sudah sehat sekali pah. Nih lihat, cuma luka nya aja tunggu kering. Terima kasih ya pah sudah kasih darah papa, nanti juga aku mau bilang ke saudara ku Stevan.."

"Kamu panggil nya papah?"

"Putra sudah tau semua mas.. semua nya gak ada yang di tutupi lagi. Maaf kan aku mas, Putra terlalu pintar dan mendesak aku untuk cerita.."

"Kenapa bang?"

"Oh ini.."

"Pak, bu, Deb.. saya duluan ke bawah. Mau ke ruang administrasi. Biar Putra bisa pulang yah.. udah teruskan aja.. maaf tadi di potong bicara nya.." dokter Michelle segera menyela, setelah menyadari kehadirannya sudah tidak di perlukan, dan ini urusan keluarga, ia dan perawat mohon diri.

"Iya dok.. makasih ya dok.."

Kembali Anto dan Yeti, Putra plus Debby. Sekarang berkumpul di sisi tempat tidur Putra.

"Ini dek, abang mau kenalin. Abang juga baru tau keadaan nya dua minggu lalu di beri tau Ridwan, dan ketemu tadi siang. Putra ini sebenarnya... anak kandung abang.. yang abang lupakan selama 16 tahun. Karena abang tidak tahu keberadaan nya. Abang baru sadar punya anak dari Ridwan."


"Ini teh Yeti.. kamu mungkin pernah dengar nama itu. Ini lah kakak angkat nya kakak mu Dea. Mengenai Putra, Aiko dan Dea sudah tau. Mereka sudah ketemu tadi pagi. Walau... Dea dan Novi sampai sekarang belum di temukan.."

"ooohh.. iya aku pernah dengar nama Teh Yeti.. abang... ternyata... nakal juga yah dulu.."

"Bukan dek.. tapi... iya mungkin ini salah abang juga.."

"Nggak mas, aku yang salah nggak terus terang ke mas.."

"Sudah.. sudah.. kita sama salah. Dan aku mau memperbaiki kesalahan ku. Dan aku sudah jujur sama Dea dan Aiko. Aku mau ajak teteh dan Putra tinggal sama kami. Ya nak.. kamu mau kan tinggal sama papa dan saudara mu lainnya?"

"Putra mau pah.. tapi ada syarat nya.."

"Apa nak?"

"Papa juga harus ajak ibu dan menanggung ibu. Putra dan ibu satu kesatuan, dimana ada Putra, ibu juga ada. Kalau papa gak mau tanggung ibu, Putra juga gak usah di tanggung papa. Putra gak akan nuntut apa-apa. Putra sadar diri kok. Putra udah tau yang sebenarnya, Putra udah bahagia pah."

"Putra, papa bangga jawaban kamu. Papa tidak akan hanya menanggung kamu, ibu mu juga serasa wajib papa tanggung. Sebab ibu sudah merawat kamu dengan sangat baik sampai sebesar ini. Mempunyai budi yang baik, pintar, juga tau menghargai orang lain. Kalian berdua yang papa mau, tidak satu-satu.."

Putra tegakkan duduk nya. Membuka tangan nya..

"Pah.. boleh Putra peluk papa?"

Anto segera menunduk dan memeluk Putra... iya Putra baru nya..

"Terima kasih pah.. terima kasih.. Putra ternyata punya ayah.. Putra merasa lengkap sekarang.." Putra memeluk ayah nya erat sekali.. dan ia tidak dapat menahan haru nya..

Yeti yang melihat ini, tidak dapat menahan bahagia nya.. dia tersenyum sambil menangis. Seakan beban berat yang dia tanggung akibat ke tidak terus terangan nya, terangkat sudah. Andai ia tidak diajak tinggal bersama pun, mungkin ia bisa mengerti walau sangat berat kalau itu pun terjadi, akibat konsekwensi perbuatan nya itu. Tetapi ternyata, Anto mau juga menerima dia sebagai ibu dari putra nya.

"Wah.. tambah lagi satu keponakanku yang harus diurus. Yang empat saja sudah bikin pusing, tambah lagi satu..."

"Tenang tante, Putra janji gak akan nyusahin tante. Putra sebisa mungkin akan jadi anak baik."

"Bang, bapak sama mama sudah tau ini..?"


"Belum dek. Biar nanti abang yang jelasin. Bagian abang itu, gimana juga ini anak abang.."

"Hei.. keponakan... kamu makan apasih bisa sembuh cepet banget begini..?"

"Keponakan tante ini sungguh tidak makan apa-apa yang aneh tante. Lihat saja, infus nya saja baru di buka."

"Infus kamu di cabut, memang kamu tidak laper keponakan?"

"Laper ini tante ku. Memang tante gak mau traktir keponakan mu yang baik ini tante?"

"Eehh.. malah ngeledek.. awas nanti yah.. sampe rumah tante cubit kamu.."

"Tante pelit.."

"Aduuuhh.. sudah kuduga.. tambah lagi ponakan yang bikin pusing."


Anto, Yeti tersenyum geli melihat kelakuan Putra dan Debby. Putra sangat cepat akrab dengan Debby. Dan dari muka nya, Debby juga suka dengan Putra. Walau di mulut bilang pusing, tapi hati nya senang sekali.

"Bang.. mana kakak?"

"Abang sama mas Surya tadi kesini. Katanya tadi ke toilet dulu. Tapi kok lama dia.? itu kakakmu Dea sama Novi sampai sekarang belum ada kabar. Dari cctv tadi, memang positif mereka di culik. Yang culik ini orang nya Ibrahim Daud. Mereka mau paksa abang kasih dokumen alat abang buat di pakai berbuat jahat sama mereka. Ini gak tau di bawa kemana ini Dea sama Novi. Ibrahim Daud memang kaya dia, harta dan rumahnya banyak."

"Mereka otak nya ada 3 orang. Anggota abang tadi sudah mengintai, mereka tidak ada yang pulang kerumah. Entah mereka sembunyikan dimana ke tiga anak mereka yang masih luka itu.. Papa yakin, anak mereka di sembunyikan juga ditempat yang mereka rasa aman, yaitu markas mereka sendiri, dan disana juga pasti Dea dan Novi di tahan."

"Aduuuhh.. kok jadi gini sih bang..?"

"Iya ini resiko nya seorang kaya abang ini. Kalo ini masih ada hubungan dengan pekerjaan pribadi. Yang sering malah terjadi seperti yang dialami Dea dan Novi itu, tidak ada hubungan nya ama pekerjaan. Tapi karena semata-mata dendam masa lalu."

Dan seseorang mengetuk pintu dan masuk..

"Sore... eh dek, lae... "

"Oh.. say.."

Anto yang melihat ke pintu, mendapati Surya hendak melangkah masuk tapi tertahan. Tapi Anto melihat sesuatu..

"Mlebu e mas.. gak apa-apa.. ta kenal ke, tapi jenengan mesti dah kenal."

"Mas.. jenengan sik eling sama ibu ini?"

"Tunggu.. tunggu.. mukanya kaya udah pernah ku lihat. Maaf ibu, dari mana asal nya?" tanya Surya

Yeti juga mencoba mengingat-ingat..

"Saya dari sukabumi pak.."

"Cibadak yah..?"

"Iya pak..."

"Hah.. teh Yeti yah...??"

"Iya kok kenal pak?"

"Haduh teh.. saya Surya.. mas nya Neng.. yang dulu tugas di polsek cibadak.."

"Haduuhh... mas Surya ini ? seneng pisan ketemu dulur deui.. kumaha kabar na mas?"


"Baik teh.. teteh kumaha? jadi teh yang dirawat itu anaknya teteh nya?"

"Muhun.. Putra, salim atuh. Iyeu om kamu juga jatuh nya. Kakak nya adik angkat ibu ini."



"Kamu tau kan siapa adik ibu.. bibi kamu Neng Dea, mama nya Novi. Om Surya teh mas kandung nya bibi kamu itu."

"Oooh.."
sebuah seruan tertahan dari arah belakang. Debby kelepasan berseru tertahan.

Putra mengulurkan tangan kanan nya, Surya memberi tangan kanan nya di salim Putra.

"Mas.. banyak hal yang nggak terduga terjadi hari ini. Banyaak.. Putra itu teman satu sekolah dengan anak ku Stevan dan Novi. Ternyata mereka selama ini tidak jauh dari rumah ku. Dan, dua minggu lalu Ridwan datang ke kantor ku, dia membawa suatu kabar.. bahwa teh Yeti ini 16 tahun lalu, pergi dari cibodas herang, karena dia hamil. Pergi meninggalkan semua nya. Teh Yeti itu hamil anak ku.."

"Berarti.. oohh.. yang kau maksud Putra ini kah?"

"Iyo mas.. Putra ternyata anak ku. Golongan darah sama dengan Stevan, dia juga punya energi sama koyo aku dan Stevan, ooo.. podo karo jenengan, hampir lupa. Lek soko ibu e, nama ne diambil dari nama ku o.."

"Ooh.. si lae juga.. tapi kedua istri si lae sudah tau?"

"Sudah mas. Karena mas ini juga kenal sama teh Yeti, tau persis situasi saat itu, dan yang utama, mas ini kan kakak ipar ku, aku wajib cerito sama jenengan.."

"Wah surprise ini lae. Hebat kali ternyata yah.. jagoan pula si Putra kaya papa nya."

"Iyo mas.. dek ne wes sembuh. Aku dewe ra percoyo kalau tidak lihat sendiri. Tadi malam dia masuk kesini masih kritis. Luka berat, dan perut nya tertusuk belati. Aku belum tanya sama Putra, gimana kejadiannya. Tapi yang penting dia sudah sembuh. Aku percaya anak ku gak salah. Dia sudah tidak perlu dirawat, sudah bisa pulang. Amazing kan.. aku akan bawa ke rumah kami. Biar nanti barang-barang Putra dan Yeti, diangkatin sama orang ku aja."

"Dan mas.. dan ono satu kejutan lagi.. "

"Apa lae ku?"

"Baru aku eling dan sadari ternyata. Mungkin karena aku terlalu sibuk jadi lupa sekitar. Wah, kalo yang ini aku yang malu."

"Apa itu lae?"

"Mass, jenengan kenal karo adik ku kan?"

"Jujur sampai sekarang lae, tiga kali aku ke rumah si lae, dari dua adik nya lae, cuma yang bungsu belum pernah aku ketemu. Sama siapa itu adik lae ke dua yang di Surabaya...?"

"Riska.."

"Iya Riska.. sudah ketemu dua kali."

"Kalau adik ku yang paling ragil, belum pernah toh?"

"Belom lae.. gak pernah ketemu kami kalau di rumah si lae.."

"Lek sama dokter yang di belakang mas itu..?"

"Eh.. ya tau kalo Debby.. "

Anto melirik ke Yeti dan Putra, mereka senyum sambil nunduk. Debby.. haha.. dia paling nunduk dikerjain abang nya..

"Debby.... adik ku sing ragil..."

"Bah..."


•••©©©•••

Sementara itu di sebuah mansion di ciputat..


Pov 3rd


Tampak masuk sebuah mobil mewah type Alphard terbaru, masuk ke halaman mansion itu. Tak lama turun dua lelaki kekar, berkulit gelap dan terang. Dibelakang nya menyusul seoranng lelaki berwajah oriental, dengan rambut selehar, badan berotot, kulit cerah. Kedua lelaki pertama memakai jaket dan celana jeans, lelaki ke tiga, memakai pakaian perlente dan tampang klimis. Kemeja lengan panjang biru, celana katun hitam, sepatu kulit. Menenteng gadget terbaru.

Terlihat Ibrahim Daud, Anton Widhiawan dan Aji Samsudin keluar rumah itu menyambut orang perlente itu dan menyalami nya dengan hangat.

"Welcome Andi.. di rumah I yang jelek ini.. I hope you can enjoy in here.."

"Ya, I pasti enjoy disini kalau sudah selesai semua."

"Welcome mister Andi, kenalkan saya Anton. Anggota Parlemen di Indonesia."

Andi lau hanya menyalam, tanpa menjawab hanya melihat sekilas

"Welcome sir Andi. I Aji Samsudin. I senior police officer. I yang mengamankan operasi sir.."


Andi juga menyalami. Malah tidak melirik sama sekali.

"I love this country. Sangat mudah dan murah untuk melakukan semua pekerjaan disini. People of Parlement dan important Police officer, bisa diajak joint... amazing.. di negara saya, Malaysia, sama sekali tidak bise, tidak sama dengan disini. Juga di tempat tinggal saya di Singapore, mana boleh colusion seperti ini. Cuma di Indo yang bisa... hahaha... juga I lihat di television, semua seperti clown.. badut.. they do a good acting, for tipu rakyat you.. very funny.."



Bersambung lagi ya gan...

Mohon kritik dan saran nya ya hu..
 
Terakhir diubah:
Akhirnya update juga...
Masih nunggu kelanjutannya, apa kasus ini masih ada hub nya dengan kasus 16 th lalu di cibodas herang?
I'll wait for next update...:semangat:
 
Pertemuan yg sed..anak ama bpk, terhanyut coy...gila ga kebayangkan pertemuan 16 thn..
meler bang...g jd baperan ga tau kenapa walau neng dea novi terpisah...semoga selamet.
Dua singa siap mengaung putra n stevan..hahaha..
 
Dasar anto .. Debby kena malu, Surya kena surprise .. Dan yg pasti dibawa arahan Anto .. Stevan juga Putra bakal Jadi Dua sodara luar biasa ...
 
Ciputat itu Tangsel juga
Jagi gak jauh markasnya Brahim sama rumah anto
Novi naik ojek juga sebentar dah nyampe rumah
 
Makasih suhu,buat kritik hampir gak Nemu karena ceritanya sangat bagus
Saya suka sekali suhu

Mungkin kritiknya .... Lebih sering update aja suhu
 
Lumayan capek baca marathon....

Ijin buka lapak di mari suhu...

Amazing suhu... alur nya dan yang membuat haru pertemuan antara teh yeti- putra dengan julian dan keluarga nya (aiko-stevan dan dea-novi)....

Adakah surprise lagi nih dari suhu balak6.

Cuma menurut ane terlalu cepat aksi penculikan dea dan novi oleh kelompok ibrahim daud cs secepat kilat tanpa disadari oleh julian (anto).

Ditunggu kelanjutan nya....
 
Makasih sdh update hu....

pertamax
Sip suhu.. anda layak :beer::beer:
ane ngerasa nanti klimaksnya, ada duet Putra-Stevan..
semakin penasaran
:ngeteh:
Makasih udah mampir suhu.. kita ikuti sama" ya hu..:victory:
Akhirnya update juga...
Masih nunggu kelanjutannya, apa kasus ini masih ada hub nya dengan kasus 16 th lalu di cibodas herang?
I'll wait for next update...:semangat:
Kalau kasus nya beda hu.. tapi nostalgia nya ada hu.. makasih udah mampir suhu..
 
Pertemuan yg sed..anak ama bpk, terhanyut coy...gila ga kebayangkan pertemuan 16 thn..
meler bang...g jd baperan ga tau kenapa walau neng dea novi terpisah...semoga selamet.
Dua singa siap mengaung putra n stevan..hahaha..
Makasih udah mampir suhu.. sesama pemakai simbol 6, nubie tersanjung..
Dasar anto .. Debby kena malu, Surya kena surprise .. Dan yg pasti dibawa arahan Anto .. Stevan juga Putra bakal Jadi Dua sodara luar biasa ...
Hehehe.. bener suhu.. sebenarnya gak di sangka ama Debby dan Surya, kalau mereka ternyata sangat dekat dengan satu sumber yaitu Anto..
Ciputat itu Tangsel juga
Jagi gak jauh markasnya Brahim sama rumah anto
Novi naik ojek juga sebentar dah nyampe rumah
Betul sih om.. tapi masalah nya Novi masih di hutan blom sadar posisi nya dimna.. klo.udah ketemu perkampungan mustinya aman.. thanks udah mampir hu..
Mantab updatenya hu..
Makasih hu..
Makasih udah mampir suhu.. kita sama ikutin ya suhu..
Makasih suhu,buat kritik hampir gak Nemu karena ceritanya sangat bagus
Saya suka sekali suhu

Mungkin kritiknya .... Lebih sering update aja suhu
Wah.. jadi geer.. makasih ya suhu.. pasti di update suhu.. kita ikutin sama" ya suhu..
Teh yeti naga2nya mau di nikahin Anto ya hu
Wah.. penerawangan guru besar sungguh mantap.. kita ikuti sama" ya subes..
Kok Neng Dea jd kayak detektif... trus kenapa Surya ga kaget ya sama Debby
Makasih suhu udah mampir.. Dea mau tau siapa dalang nya hu. Kalo dia mau dia juga bisa kabur berangan Novi. Tapi ya dia sengaja di tahan. Klo kaget.. di update berikut nya ya suhu.. kita ikutin aja ya suhu..
Lumayan capek baca marathon....

Ijin buka lapak di mari suhu...

Amazing suhu... alur nya dan yang membuat haru pertemuan antara teh yeti- putra dengan julian dan keluarga nya (aiko-stevan dan dea-novi)....

Adakah surprise lagi nih dari suhu balak6.

Cuma menurut ane terlalu cepat aksi penculikan dea dan novi oleh kelompok ibrahim daud cs secepat kilat tanpa disadari oleh julian (anto).

Ditunggu kelanjutan nya....
Hatur nuhun kang rad76 mau mampir lagi. Kritik sang pendekar wajib di cermati. Terima kasih udah mau mampir ya suhu..
Kaget nya cuma singkat kata2 nya suhu.... BAH....
Kaget nya orang batak...
Hehehe.. respon nya baru gitu kang suhu. Nanti yang berikutnya kita ikuti ya akang suhu...
waaaaah amazing hu updatenya...cumaaa ...
ahhh sudah lah amazing pokoknya:wek:
Hah.. makasih suhu.. sukses juga buat suhu..
dan I pusing :pusing: ora ngerti babar blas' karo omongann kowe Andi Lau (Laut bae kowe Andi) :marah:
Huahaha.. iso wae mas suhu iki. I juga pusing hu.. makasih udah mampir suhu...
 
Bimabet
Putra masih perlu diarahkan anto untuk bisa menggunakan energi dengan benar sebelum masuk ke kancah pertempuran bersama keluarga yang lain:ngupil:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd