Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 3 - I Promise

Bimabet
Mulustrasi...


AIKO HATORANGAN



DEANDRA HATORANGAN



YETI KUSUMAWATI



NOVIA TAMARA



JESSICA



DEBBY MARTAULI



RISKA ULIARTHA



HARDIYANI PUTRI SAIFUL





Ya tunai sudah tugas. Tuntas dan lunas. Dengan gemilang. Kehormatan bangsa, kehormatan keluarga, dan kehormatan akan kebenaran, telah menang. Tak ada yang bisa merampas nya. Walau.. darah, air mata, dan nyawa harus lepas dari raga.

Siapapun yang mencoba merebut dan mengoyak kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, TNI dan rakyat tidak akan diam dan mundur sedikit pun.

Tidak akan pernah..

Selama darahku masih merah, dan tulangku masih putih... engkaulah INDONESIA KU..


Semua sudah bergerak dari lokasi. Semua mayat dibiarkan, nanti akan ada yang mengurusi. Secara diam dan rahasia. Tanpa ada pers yang tahu. Tetap secret dan terbatas.

Jenazah Saiful di baringkan di ambulans. Ya ambulans khusus. Lalu di dampingi Manik dan Anto.

Anggota yang lain, ikut dengan mobil masing-masing. Tujuan nya jelas.. rumah bang Saiful..

Anto sebenarnya memperbolehkan yang lain bila ingin memisahkan diri. Tapi Surya-Debby, Rio-Riska, tetap ikut. Semua ingin mengantarkan bang Saiful ke peristirahatannya.

Dea, Yeti juga memaksa ikut, karena mereka pun mengenal dengan almarhum. Dea dan Yeti menyusul. Rumah Anto di tunggui oleh Novi, Romi, orang nya Anto. Plus para rombongan yang di evakuasi dari ciputat. Edwin, baru saja melewati fase kritis nya, dan saat ini masih istirahat.

Lepas jam 4, jenazah tiba di rumah abang Saiful. Tampak tenda belum juga di buka hanya kursi nya yang sudah di gulung.

Rumah sederhana ber cat krem type 45, tak berpagar, perumahan jenis kelas menengah dikawasan tangerang selatan.

Anto masuk dan menemui tuan rumah. Dan menceritakan yang sebenarnya akan kejadian yang menimpa bang Saiful.

Kembali tangis pilu pecah. Rasa terkejut plus sedih tidak dapat ditahan. Anto dan Manik segera mencari putri almarhum, Hardiyani Putri Saiful.

Remaja putri ini setahun di bawah Novi dan Stevan. Ya, dalam dua hari dia harus kehilangan dua orang yang sangat dia cintai. Dia selama ini hanya hidup berdua dengan ibu nya. Sanak saudara yang lain, dia tidak ada. Bang Saiful hanya hidup bertiga dengan istri dan putri tunggal nya. Dia sangat menjaga benar keselamatan keluarganya, jadi sanak saudara nya pun tidak ada yang paham keberadaan mereka. Jika bang Saiful tugas sampai lama, Putri, biasa ia di panggil, hanya tinggal ber dua dengan ibu nya.

Putri sangat terpukul. Sangat terlihat wajah putih nya menjadi pucat dan sangat lemah. Debby segera membantu Putri. Aiko pun ikut memeluk Putri dan ikut menangis bersama.

Saat perundingan dengan perangkat kampung, juga mengurus pemakaman bang Saiful, barulah aparat desa mengetahui bahwa bang Saiful, adalah seorang tentara. Selama ini tak ada satupun mereka yang tahu.

Tak ada seorangpun.

Dan yang mengetahui hal itu, hanya perangkat desa, selebih nya tetap menjadi rahasia dan pertanyaan di dalam hati masing-masing tetangga almarhum.

Malam itu juga, almarhum bang Saiful di makamkan di pemakaman umum secara militer. Sebagai komandan upacara kepala divisi intelligent BAISS TNI. Semua dilakukan tanpa publikasi. Semua tanpa pewarta, foto atau pun jurnalistik.

Setelah upacara penguburan selesai para pelayat pulang termasuk dari TNI. Acara doa akan dilaksanakan di rumah almarhum. Tahlil dan lantunan doa di panjatkan untuk almarhum Bang Saiful dan juga almarhumah istrinya.

Anto segera mengambil alih acara dari perangkat desa setempat. Segala hal Anto yang urus. Putri masih sangat berduka. Ia di beri waktu untuk menyendiri.

Stevan, Putra, Romi, Jessica bersama orang tua nya bergantian saling bantu dan juga menghadiri.

Acara doa di panjatkan selama 7 hari. Putri pun sudah ikut. Pelan tapi bertahap, Putri mulai bisa menerima kenyataan. Apalagi setelah pada hari ke lima, Anto menceritakan ke Putri kejadian yang menimpa bang Saiful. Dimana bang Saiful, menyerahkan nyawa nya demi menolong Anto. Harus nya, Anto yang tertusuk Wakizashi itu. Dan sesaat sebelum bang Saiful pergi, Anto sudah berjanji di depan almarhum, untuk mengambil alih tanggung jawab atas putri nya.

Lewat tujuh hari semenjak penguburan bang Saiful, Anto mengumpulkan semua anggota tim di rumah nya termasuk Putri, putri tunggal dari almarhum Muhammad Saiful.

Riki dan ibunya, Doni dan ibunya telah kembali pulang ke rumah mereka. Keenam wanita panggilan itu pun sudah juga pergi membubarkan diri.

Tapi hari ini, Anto meminta mereka juga untuk berkumpul. Riki, Doni dan ibu mereka bisa datang. Tapi para wanita panggilan itu tidak datang, tapi mereka memberi pesan, mereka malu dan sadar. Tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi sampai kapanpun.

Saat ini di rumah Anto sudah berkumpul banyak orang.

Bang Manik. Doni dan mama nya, Riki dan mamanya. Tiga anak buah Anto yaitu Pitung, Wiro dan Buta. Surya, Rio, Debby, Riska, Edwin dan mamanya, Putri, Takeshi, Tigor, dan anggota keluarga inti nya, Aiko, Dea, Yeti, Stevan, Novi, Putra, Romi dan Jessica. Ada penambahan yaitu mama nya Anto.

Anto secara langsung ingin menyatakan hal yang penting.

"Terima kasih sudah berkumpul di sini. Buat bapak, mama dan papa juga sudah ada disini. Kita baru saja melewati satu tahapan kejadian yang sangat menguras tenaga, emosi dan juga kehilangan separuh bagian dari hati kita."

"Tugas menumpas petugas oknum Bea dan Cukai nakal dan juga gerombolan TRIAD baru saja kita lewati. Kita berkorban sangat besar akan kejadian ini."

"Untuk Ibu berdua, istri dari almarhum Aji Samsudin dan Ibrahim Daud juga Riki dan Doni. Saya meminta maaf atas kejadian ini sehingga suami dan ayah kalian harus tewas. Ibu berdua dan Riki juga Doni bisa melihat semua yang sudah terjadi. Kami harus mengambil langkah tegas, karena sudah masuk ranah hukum, terlebih lagi sudah membahayakan nyawa orang lain. Kami terpaksa meng eksekusi. Jika ibu ber dua atau anak Riki dan Doni, tidak puas atau masih marah, saya siap menerima akibat nya sekarang atau di kemudian hari. Karena memang kehilangan orang yang di kasihi sangat berat.."

"Pak... saya dan keluarga minta maaf pada pak Julian dan keluarga. Kami tau akhirnya kalau ini rencana jahat dari suami saya dan kelompok nya selama ini. Apa yang dia lakukan adalah tindakan yang sangat salah dan melanggar hukum. Walau selama ini kami di manjakan oleh fasilitas dan kemewahan kami sekarang melihat sendiri bobrok nya kelakuan nya, kami sadar pak sekarang. Kami akan mulai semua dari awal bersama berdua." Ibu Doni menjelaskan semua perasaan nya.

"Saya pun atas nama Aji Samsudin minta maaf atas perilaku almarhum suami saya. Saya dan Riki pun akan pulang kampung, mulai hidup baru di kampung. Orang tua saya sudah memanggil saya dan Riki pulang. Kamu nak, ada yang mau di sampaikan..??"

"Om, tante, bapak, ibu semua, saya Riki minta maaf atas tindakan Riki yang lalu. Buat Stevan, Novi, gue dari awal udah salut ama lo ber dua. Gue jujur iri dan minder karena sikap dan tindakan lo ber dua ama semua teman sewaktu kita sama sekolah. Dan setelah kejadian ini, gue jadi sungguh malu gak ada muka lagi, dan gue minta maaf atas tindakan gue terutama tindakan ayah ke tante dan Novi. Juga buat Putra, lo temen gue yang paling baik ama kita. Lo selalu mengalah dan mau menasihati kami yang sering menjahili, meledek dan membully elo. Kami tahu betul, bagaimana hati lo man, dan memang terbukti, elo sungguh hebat. Gue beruntung pernah punya teman kaya lo man.."

"Pernah..?? memang kamu gak mau jadi teman ku lagi Rik?
"

"Eehh.. lo... se.. telah gue eee.. membuat lo luka dan celaka... elo.. maa.. siihh.. mau.. jaa.. di.. te.. mann.. gu..e.. Put..??"

"Iya.. bukan cuma jadi teman Putra, elo juga masih jadi teman gue kok man.. masih.. hal kemarin.. adalah proses pendewasaan bagi kita semua bro.." Stevan maju

"Ahhh... gue gak tau musti omong apa lagi.." Riki menunduk menahan haru nya.

Stevan maju, dia mendatangi Riki. Memegang ke dua bahu nya.. Riki terdiam..

"Rik.. lo bakal gue kangen in bro.. masa depan kita masih panjang. Gue yakin lo akan jadi orang hebat bro.. gue percaya ama lo..." Stevan memeluk Riki. Riki menangis, tubuh nya terguncang hebat.

"Haaaahh.. baru lo man.. baru lo setelah ibu yang percaya ama gue. Bapak gue aja menghina gue man.. menolak gue.. gak pernah sekalipun gue bener di depan dia.. selalu dia yang paling jago.. gue paling bego.. paling tolol.. paling nakal.. dia sampe malu punya anak gue... gue gak ada artinya di mata dia dan semuanya.. tapi... lo.. yang bukan saudara gue.. dan yang.. udah di sakitin.. melalui tindakan bapak dan gue.. lo ma... lah... mas.. sih.. mau.. te.. ri.. ma.. gue... hikss.. hikss.."

Putra maju dan ikut memeluk Riki dari belakang.

"Rik.. udah.. gue dari awal tau, lo bukan anak seperti yang lo omong. Tapi.. karena lo tertolak, lo jadi berontak.. lo pengen diakui.. gue tau kok man. Gue ngerasa sama kaya lo dulu. Gue gak ada bapak, ibu gue cuma pedagang sayur.. gue juga kuli kerja buat bisa sekolah. Gue minder man, gue merasa gak berguna. Tapi ada masa nya, dimana semua hal sakit akan lewat bro.. lo juga pasti akan lewati itu.. dan gue yakin, lo lewatin dengan cara yang benar.."

"Lo gue yakin sukses lewatin itu man. Dan gue akan sangat senang lo tetap membagi beban lo ama gue man.. lo tetap sahabat gue.. gak bisa di pungkirin, kita tiga tahun sama-sama satu sekolahan.. lo masih mau kan Rik..?"

"Haaahhh... ma.. kasih.. Putra, Stevan.."


Stevan tetap merangkul Riki. Tapi tiba-tiba Stevan bergeser. Dia memegang tangan kanan Doni. Stevan pun memeluk Doni sangat erat.. erat.. lalu Putra menyusul, merangkul Doni dari belakang.

Tangis Doni pecah tanpa bisa ditahan.. air mata mengucur laksana mata air, tubuh nya rubuh berlutut, kepala tertunduk. Doni menangis tanpa suara, tapi sangat jelas kehancuran hati nya. Sesal dan malu bersatu di hati nya. Dia sebagai ketua gank, yang meng otaki semua kelakuan jahat pada Putra, Stevan juga Novi. Ternyata, saat ia terpuruk, gagal dan hancur, justru orang yang selama ini dia musuhi dan benci yang mau menerima dia dan memaafkan semua tindakannya, dan bersama nya menangisi kegagalan dan kesalahannya. Mau membagi luka itu, dan kembali menguatkan nya.

Putra menggandeng Riki untuk ikut memeluk Doni. Mereka menangis bersama, melepaskan semua beban di dada mereka.

"Doni.. lo harus bangkit ya bro.. lo harus maju ya bro.. cukup kehancuran ini sampe sini, lo harus maju. Masa depan kita masih jauh bro.. "

"Lo mau maafin gue Put..??"

"Udah dari lama Don.. udah lama gue maafin.. buat gue udah clear.. sungguh.."

"Ya Allah.. makasiihhh.. masih Kau kirim malaikat ini. Masih kasih padaku sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri. Jujur, aku sangat takut memikirkan jika kamu menuntut balas atas tindakan ku kemarin itu Putra. Aku takuut sekali apalagi setelah aku tau apa yang bisa kamu lakukan..."


"Tidak Don.. tidak.. aku tidak pernah terlintas sedikit pun melakukannya. Tidak ada. Aku justru sadar, kamu seperti itu, karena.. kamu pun tertolak di keluarga mu, kau pun dianggap pembawa sial oleh ayahmu. Sedari lahir, aku baru tau, kau tidak di harapkan. Itu membuat jiwamu berontak. Beda dengan aku, aku memang awal nya tak tau siapa ayah ku. Aku pun hadir tanpa di ketahui ayahku. Tapi, setelah tau aku ada, aku di cari, diterima dan di akui. Aku yang tadinya merasa tertolak, ternyata tidak. Aku di terima. Dan, aku pun tau, pasti ada yang masih bisa menerima kamu apa adanya my bro.."

"Iya.. ada.. itu aku.. mama mu Doni.. mama sangat menerima kamu Doni.. mama tetap ada untuk kamu..."

"Mamaaaa... mamaaa.... ampuni Doniii.. ampuni dosa Doni ke mama... Doni layak mati karena kelakuan Doni ke mamaa.. Doni seperti binatang mah... Doni maluuu... "


Mama Doni mendekat. Stevan memberi jalan, Putra pun bangkit..

"Sudah nak.. sudah... semua sudah lewat.. lupakan nak.. lupakan.. saat nya Doni bangkit.. berdiri tegak.. kita mulai dari nol. Kita ciptakan sendiri kebahagiaan kita nak.."

Mama Doni memeluk Doni, dan Doni memeluk erat ibunya. Dan mencium pipi nya kiri kanan. Kedua nya menangis sampai puas.

Semua yang ada ikut terharu, mata nya berkaca-kaca tapi hati nya bangga. Lalu Anto maju..

"Ya, yang dikatakan Putra betul. Saya juga akan mengakui nya sekali lagi. Putra adalah anak kandung saya. Yang baru saya temukan kemarin. Keberadaan dan kehadirannya selama 15 tahun lebih tidak saya ketahui. Tapi setelah saya tau, dia ada, saya mencari nya dengan sungguh. Dia adalah darah daging ku juga, hasil perbuatan ku dulu dan harus aku pertanggung jawabkan. Bagaimana pun, Putra adalah bagian dari keluarga Hatorangan. Tak ada yang bisa menolak hal itu. Buat mama ku, ini pertama kalinya aku sempat mengakui dan mengenalkan anak aku mah, cucu mamah. Aku pun baru tau. Tapi, cucu mamah ini pun sama posisi nya dengan cucu mama yang lain, anak kandung ku mah.."

"Iya Julian.. mama sudah dengar dari bapak, tapi baru sekarang langsung dari kamu. Ya, kamu yang berbuat kamu yang tanggung jawab.."

Anto mendatangi mama nya, salim mama nya dan mencium pipi kiri kanan. Mama nya mengelus punggung Anto.

Lalu Anto mundur, dan meneruskan bicara...

"Untuk bang Manik, terima kasih sudah mau lagi terlibat dengan kami bang. Dan, saat ini abang jadi kehilangan partner juga mungkin saudara seperjuangan abang, abangku bang Saiful. Saya menaruh respek dan hormat yang tak terhingga pada abang dan keluarga abang. Harapan saya, abang tabah dan kuat menghadapi ini ya bang..."

Manik mengangguk dan tersenyum tipis.

"Buat Wira, Solehun dan Badra. Kalian melaksanakan tugas dengan sangat baik. Respek dan penghargaan saya pribadi untuk kalian. Saya pun sudah melaporkan pekerjaan kita ke pusat. Juga buat lae si Rio, juga terima kasih walau si lae bukan dari Intelligent, laporan kita sudah di tembuskan juga ke kesatuan si lae. Untuk lae Surya, juga sama, bapak sudah juga melaporkan kejadian ini ke Polri. Dan hasil operasi kita ini dimasukkan dalam operasi intelligent, jadi semua hasil nya tetap menjadi wilayah intelligent tidak ada yang menjadi konsumsi publik."

"Buat Edwin.. kamu agen muda yang berani. Jasa kamu untuk keluarga saya sangat besar. Hasil kerjamu sudah sampai di komandan mu, Wahyu.."

"Saya mendoakan karir dan kehidupan kamu setelah ini makin baik dan meningkat pesat. Saya bangga pernah bekerja sama dengan kamu. Teruslah membela kebenaran dan keadilan. Laksanakan tugas dengan baik dan sepenuh hati, maka hasil yang terbaik pun akan kamu dapatkan.."

"Terima kasih komandan.. saya pun merasa bangga bisa bekerja sama dengan komandan, walau awalnya tidak di rencanakan. Saya tidak akan melupakan hal ini seumur hidup saya, mungkin malah menjadi kebanggaan yang tak terhingga buat saya. Sekali lagi terima kasih buat komandan dan keluarga. Mohon bimbingan komandan buat saya yang masih sangat hijau ini.."

"Dan untuk papa dan komandan ku, bapak.. ini operasi ku yang juga langsung bersama dengan bapak dan mertua ku. Aku tidak bisa bayangkan sebelumnya. Aku anak papa dan bapak, akan merasa terhormat seumur hidupku. Kerja sama dan aksi bapak dan papa, akan jadi contoh yang sangat baik untuk anak cucu bapak dan papa. Dengan bersatu kita bisa hadapi semua serangan yang menerpa keluarga kita. Semoga papa dan bapak, tetap sehat dan kuat. Menjadi guru dan pengayom untuk kami, anak dan cucu mu.."

Takeshi dan Tigor tersenyum dan mengangguk.

"Buat Riska dan Debby. Abang bangga ama kalian dek. Sejak kita kecil, kalian memang selalu mendukung dan mau ikut semua omongan aku. Dan kali ini, kalian pun berandil tak mainan. Menyelamatkan Putra, merawat aku dan semua yang luka. Buat Debby, semoga yang kamu cita-citakan terwujud segera. Baik karir maupun kehidupan pribadi mu. Abang berdoa dan berharap yang terbaik untuk mu..."

"Iya bang.. Debby bangga punya kakak seperti abang Julian. Tetap jadi panutan buat aku ya bang. Tegor dan arahkan aku ya bang.. "

"Aku juga bang.. Riska bangga bang, sungguhan.. abang selalu ada buat Riska juga Rio apalagi di awal kami mulai membangun dan merintis rumah tangga kami. Riska tidak bisa omong apapun lagi soal abang, makanya, saat tau abang ada masalah dengan rekan bisnis abang dan ternyata juga melibatkan TRIAD, aku dan Rio tidak di libatkan, jujur aku sempat sedih bang. Abang selalu membantu kami, masa saat abang kesulitan, kami pun tidak di izinkan tau, apalagi membantu kan bang.. tapi setelah abang ceritakan yang sebenarnya, aku langsung ambil keputusan bersama dengan Rio, aku harus ikut, harus aku bantu keluarga abang ku, apapun resikonya. Untuk hal itu, abang tak perlu risau, ini tidak ada apa-apanya buat kami. Jauh lebih dari ini pun, akan aku lakukan.. yakinlah... jadi aku mohon bang, kalau ada masalah lagi, adik mu ini mohon di beritahu ya bang. Jangan hanya abang yang menuntut untuk Riska membagi masalah Riska, Abang pun harus membagi masalah abang yah.. "

"Iya adik-adik ku.. abang pasti akan cerita sama kalian.. semoga keluarga kamu bahagia ya dek, ya lae.."

"Makasih ya lae.. terima kasih.."

"Dan sekarang, untuk kedua istri ku.. Aiko dan Dea.. aku sangat bangga sama kalian. Dengan segenap hati, sepenuh cinta, mama berdua berjuang untuk keluarga. Aku tidak punya kata-kata yang tepat untuk menggambarkan hal ini. Yang pasti, aku makin sayang dan cinta kalian. Aku janji, seumur hidup ku, aku akan menjadi suami yang baik dan kepala keluarga yang baik untuk kalian dan keluarga ini. Karena, kalian sudah membela keluarga ini dengan segenap kekuatan dan hidup kalian, aku tidak akan merusak nya. Tidak akan... Dan akan menjaga keluarga ini sampai kapan pun.."

"Tetaplah jadi pendamping ku, penyokong buat aku dan anak-anak. Keluarga ini pun sudah kedatangan dua anggota baru, Putra dan teh Yeti. Nanti biar ke depan nya kita atur sendiri bagaimana kita menjalani hari ke depan."

"Iya pah.. mama ikut kata papah.." jawab Aiko.

"Iya, aku juga pah.. aku ikut perintah papa ajah.." jawab Dea

"Untuk anak-anak papah. Stevan, Novi, Romi, Jessica. Juga Putra sekalian. Dua minggu terakhir jadi hari yang sangat berat buat kalian. Secara fisik dan emosi. Tapi papa bangga, kalian tetap menjadi anak yang mau berjuang bagi nama baik dan kehormatan keluarga. Masih banyak yang harus kita hadapi di depan ya nak, jadilah tetap anak yang baik dan bisa dibanggakan. Kalian keluarga dari aparat, papa mu memang seperti ini kerja dan tugas nya. Jadi, papa berharap, kalian tetap jadi anak yang baik, rukun dan saling membantu satu sama lain.."

"Iya pah.. kami mengerti pah. Papah tidak perlu khawatir, kami tau, kami anak seorang aparat dan dari keluarga yang harus selalu berhadapan dengan kejahatan dan kerap dengan maut. Kami sudah melatih hati dan diri kami menerima hal itu. Dan kami bangga memiliki orang tua seperti papah dan mamah." jawab Stevan mewakili saudara nya.

"Untuk teh Yeti.. saya merasa senang sekaligus kagum. Teteh bisa bertahan di dalam kerasnya terpaan cobaan. Dan tetap bisa mendidik Putra, menjadi seorang anak yang berbakti. Teteh tetap disini, status Putra pun akan saya segera pastikan agar jelas, tidak seperti sekarang. Setelah pertemuan ini, kita akan runding internal keluarga kita. Yang pasti, teteh di terima dengan baik di rumah ini. Saya udah tanya semua anggota keluarga.."

"Dan terakhir, untuk Hardiyani Putri Saiful. Om sangat senang bisa kenal sama Putri. Om berharap, Putri jangan takut dan sungkan pada Om, tante dan anak-anak om. Semua menganggap Putri sebagai saudara. Kalau Putri saat ini hanya seorang diri saja, om mengajak Putri untuk tinggal saja di sini di rumah om. Tidak perlu khawatir ya Putri, om Julian ini pun sudah menganggap almarhum ayah Putri sebagai saudara sendiri. Selain juga almarhum mempunyai jasa yang tidak kecil di dalam kisah sejarah om, juga sama istri-istri om juga. Sebelum om menikah, almarhum sudah ikut dalam aksi yang melibatkan om dan tante mu ini. Dan di depan semua.. saya juga sudah minta langsung pada almarhum sebelum beliau pergi meninggalkan kita semua, ya saya memohon agar tanggung jawab atas Putri saya ambil alih. Segala biaya dan keperluan Putri untuk study dan lainnya, akan saya tanggung. Ya Putri sekarang paham ya Putri.. "

Putri tertunduk, kedua tangan menyatu mengepal di depan dada nya. Mata nya basah dan mengalirkan air bening ke ke dua pipi nya. Badannya terguncang, isak nya jelas terdengar.

"Om.. tante.. Putri gak tau mau bilang apa. Putri seneng, lega, tapi juga takut, malu ama semua nya. Om, tante dan keluarga om sangat baik ke Putri. Putri tadinya takuut sekali hadapin semuanya, tapi setelah semua ini.. Putri... Putri.. terima kasih yang sebesar... nya.. Put.. ri.. jan.. ji.. akan ja.. di.. anakkk.. baikk.. dan berr.. gunaa.. untuk om... dan... tante.. juga buat saudara.. ku se..mu..aa... hiiks.. hikks.. huaaaa..."

Dea maju, langsung menenangkan Putri..

"Iya Putri.. tante Dea sangat senang Putri mau terima keluarga om dan tante. Dan.. Putri mau yah tinggal di sini yah.. mau yah sayang... "

Putri mengangguk halus...

"Baiklah.. aku udah utarakan semua nya. Semua yang hadir disini, akan tetap menjadi catatan sejarah dari keluarga Hatorangan. Aku sangat berharap, semoga ikatan ini akan lebih dari sekedar tugas, lebih dari sekedar teman, tapi lebih erat dan lebih kuat lagi menjaga kesatuan silaturahmi ini."

"Amiinnn..." semua meng amin kan..

"Iya, saat nya kita makan malam bersama. Kita berdoa bersama agar setelah ini kita kembali hidup normal dalam tugas dan pekerjaan kita masing-masing..."

Novi yang masih di bebat punggung nya hendak bangkit, tapi segera di tahan Putri.

"Sudah kak.. biar Putri saja.. kakak istirahat.."

"Eh.. e.. iya.. makasih ya Putri.."


Yeti pun akan segera bergegas menyajikan. Tapi segera di cegah Putra. Aiko yang masih cedera, hanya duduk. Dea pun di minta hanya duduk oleh Jessi.

Sekarang, yang bergerak adalah putra-putri Hatorangan minus Novi, tapi digantikan Putri. Stevan dan Putra juga Romi tak tinggal diam melayani para orang tua. Riki dan Doni sebagai tamu, dan ke dua ibu mereka, tersenyum lebar.

Ada contoh nyata, ada bukti konkret dari anak muda yang berbudi luhur dan baik, membanggakan dan sangat layak di tiru.




Bersambung lagi ya juragan suhu..

Mohon kritik dan saran nya buat nubie ya suhu semua.

Gong xi fat cai

Have a nice dream..

Good night..
 
Terakhir diubah:
Wah romannye suhu balak mo bikin triple kill nih eh triple update:klove:
 
salah satu cerbung genre action favorite ku.bahasanya jelas&alurnya juga sempurna.Keep writing suhu...
 
Terakhir diubah:
Yah dikirain mau update ternyata cuma say hello doang....Hooaaasssseeeemmmmm!!!!!?!!?????!!!?!
 
Bimabet
Mulustrasi...


AIKO HATORANGAN



DEANDRA HATORANGAN



YETI KUSUMAWATI



NOVIA TAMARA



JESSICA



DEBBY MARTAULI



RISKA ULIARTHA



HARDIYANI PUTRI SAIFUL





Ya tunai sudah tugas. Tuntas dan lunas. Dengan gemilang. Kehormatan bangsa, kehormatan keluarga, dan kehormatan akan kebenaran, telah menang. Tak ada yang bisa merampas nya. Walau.. darah, air mata, dan nyawa harus lepas dari raga.

Siapapun yang mencoba merebut dan mengoyak kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, TNI dan rakyat tidak akan diam dan mundur sedikit pun.

Tidak akan pernah..

Selama darahku masih merah, dan tulangku masih putih... engkaulah INDONESIA KU..


Semua sudah bergerak dari lokasi. Semua mayat dibiarkan, nanti akan ada yang mengurusi. Secara diam dan rahasia. Tanpa ada pers yang tahu. Tetap secret dan terbatas.

Jenazah Saiful di baringkan di ambulans. Ya ambulans khusus. Lalu di dampingi Manik dan Anto.

Anggota yang lain, ikut dengan mobil masing-masing. Tujuan nya jelas.. rumah bang Saiful..

Anto sebenarnya memperbolehkan yang lain bila ingin memisahkan diri. Tapi Surya-Debby, Rio-Riska, tetap ikut. Semua ingin mengantarkan bang Saiful ke peristirahatannya.

Dea, Yeti juga memaksa ikut, karena mereka pun mengenal dengan almarhum. Dea dan Yeti menyusul. Rumah Anto di tunggui oleh Novi, Romi, orang nya Anto. Plus para rombongan yang di evakuasi dari ciputat. Edwin, baru saja melewati fase kritis nya, dan saat ini masih istirahat.

Lepas jam 4, jenazah tiba di rumah abang Saiful. Tampak tenda belum juga di buka hanya kursi nya yang sudah di gulung.

Rumah sederhana ber cat krem type 45, tak berpagar, perumahan jenis kelas menengah dikawasan tangerang selatan.

Anto masuk dan menemui tuan rumah. Dan menceritakan yang sebenarnya akan kejadian yang menimpa bang Saiful.

Kembali tangis pilu pecah. Rasa terkejut plus sedih tidak dapat ditahan. Anto dan Manik segera mencari putri almarhum, Hardiyani Putri Saiful.

Remaja putri ini setahun di bawah Novi dan Stevan. Ya, dalam dua hari dia harus kehilangan dua orang yang sangat dia cintai. Dia selama ini hanya hidup berdua dengan ibu nya. Sanak saudara yang lain, dia tidak ada. Bang Saiful hanya hidup bertiga dengan istri dan putri tunggal nya. Dia sangat menjaga benar keselamatan keluarganya, jadi sanak saudara nya pun tidak ada yang paham keberadaan mereka. Jika bang Saiful tugas sampai lama, Putri, biasa ia di panggil, hanya tinggal ber dua dengan ibu nya.

Putri sangat terpukul. Sangat terlihat wajah putih nya menjadi pucat dan sangat lemah. Debby segera membantu Putri. Aiko pun ikut memeluk Putri dan ikut menangis bersama.

Saat perundingan dengan perangkat kampung, juga mengurus pemakaman bang Saiful, barulah aparat desa mengetahui bahwa bang Saiful, adalah seorang tentara. Selama ini tak ada satupun mereka yang tahu.

Tak ada seorangpun.

Dan yang mengetahui hal itu, hanya perangkat desa, selebih nya tetap menjadi rahasia dan pertanyaan di dalam hati masing-masing tetangga almarhum.

Malam itu juga, almarhum bang Saiful di makamkan di pemakaman umum secara militer. Sebagai komandan upacara kepala divisi intelligent BAISS TNI. Semua dilakukan tanpa publikasi. Semua tanpa pewarta, foto atau pun jurnalistik.

Setelah upacara penguburan selesai para pelayat pulang termasuk dari TNI. Acara doa akan dilaksanakan di rumah almarhum. Tahlil dan lantunan doa di panjatkan untuk almarhum Bang Saiful dan juga almarhumah istrinya.

Anto segera mengambil alih acara dari perangkat desa setempat. Segala hal Anto yang urus. Putri masih sangat berduka. Ia di beri waktu untuk menyendiri.

Stevan, Putra, Romi, Jessica bersama orang tua nya bergantian saling bantu dan juga menghadiri.

Acara doa di panjatkan selama 7 hari. Putri pun sudah ikut. Pelan tapi bertahap, Putri mulai bisa menerima kenyataan. Apalagi setelah pada hari ke lima, Anto menceritakan ke Putri kejadian yang menimpa bang Saiful. Dimana bang Saiful, menyerahkan nyawa nya demi menolong Anto. Harus nya, Anto yang tertusuk Wakizashi itu. Dan sesaat sebelum bang Saiful pergi, Anto sudah berjanji di depan almarhum, untuk mengambil alih tanggung jawab atas putri nya.

Lewat tujuh hari semenjak penguburan bang Saiful, Anto mengumpulkan semua anggota tim di rumah nya termasuk Putri, putri tunggal dari almarhum Muhammad Saiful.

Riki dan ibunya, Doni dan ibunya telah kembali pulang ke rumah mereka. Keenam wanita panggilan itu pun sudah juga pergi membubarkan diri.

Tapi hari ini, Anto meminta mereka juga untuk berkumpul. Riki, Doni dan ibu mereka bisa datang. Tapi para wanita panggilan itu tidak datang, tapi mereka memberi pesan, mereka malu dan sadar. Tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi sampai kapanpun.

Saat ini di rumah Anto sudah berkumpul banyak orang.

Bang Manik. Doni dan mama nya, Riki dan mamanya. Tiga anak buah Anto yaitu Pitung, Wiro dan Buta. Surya, Rio, Debby, Riska, Edwin dan mamanya, Putri, Takeshi, Tigor, dan anggota keluarga inti nya, Aiko, Dea, Yeti, Stevan, Novi, Putra, Romi dan Jessica. Ada penambahan yaitu mama nya Anto.

Anto secara langsung ingin menyatakan hal yang penting.

"Terima kasih sudah berkumpul di sini. Buat bapak, mama dan papa juga sudah ada disini. Kita baru saja melewati satu tahapan kejadian yang sangat menguras tenaga, emosi dan juga kehilangan separuh bagian dari hati kita."

"Tugas menumpas petugas oknum Bea dan Cukai nakal dan juga gerombolan TRIAD baru saja kita lewati. Kita berkorban sangat besar akan kejadian ini."

"Untuk Ibu berdua, istri dari almarhum Aji Samsudin dan Ibrahim Daud juga Riki dan Doni. Saya meminta maaf atas kejadian ini sehingga suami dan ayah kalian harus tewas. Ibu berdua dan Riki juga Doni bisa melihat semua yang sudah terjadi. Kami harus mengambil langkah tegas, karena sudah masuk ranah hukum, terlebih lagi sudah membahayakan nyawa orang lain. Kami terpaksa meng eksekusi. Jika ibu ber dua atau anak Riki dan Doni, tidak puas atau masih marah, saya siap menerima akibat nya sekarang atau di kemudian hari. Karena memang kehilangan orang yang di kasihi sangat berat.."

"Pak... saya dan keluarga minta maaf pada pak Julian dan keluarga. Kami tau akhirnya kalau ini rencana jahat dari suami saya dan kelompok nya selama ini. Apa yang dia lakukan adalah tindakan yang sangat salah dan melanggar hukum. Walau selama ini kami di manjakan oleh fasilitas dan kemewahan kami sekarang melihat sendiri bobrok nya kelakuan nya, kami sadar pak sekarang. Kami akan mulai semua dari awal bersama berdua." Ibu Doni menjelaskan semua perasaan nya.

"Saya pun atas nama Aji Samsudin minta maaf atas perilaku almarhum suami saya. Saya dan Riki pun akan pulang kampung, mulai hidup baru di kampung. Orang tua saya sudah memanggil saya dan Riki pulang. Kamu nak, ada yang mau di sampaikan..??"

"Om, tante, bapak, ibu semua, saya Riki minta maaf atas tindakan Riki yang lalu. Buat Stevan, Novi, gue dari awal udah salut ama lo ber dua. Gue jujur iri dan minder karena sikap dan tindakan lo ber dua ama semua teman sewaktu kita sama sekolah. Dan setelah kejadian ini, gue jadi sungguh malu gak ada muka lagi, dan gue minta maaf atas tindakan gue terutama tindakan ayah ke tante dan Novi. Juga buat Putra, lo temen gue yang paling baik ama kita. Lo selalu mengalah dan mau menasihati kami yang sering menjahili, meledek dan membully elo. Kami tahu betul, bagaimana hati lo man, dan memang terbukti, elo sungguh hebat. Gue beruntung pernah punya teman kaya lo man.."

"Pernah..?? memang kamu gak mau jadi teman ku lagi Rik?"

"Eehh.. lo... se.. telah gue eee.. membuat lo luka dan celaka... elo.. maa.. siihh.. mau.. jaa.. di.. te.. mann.. gu..e.. Put..??"

"Iya.. bukan cuma jadi teman Putra, elo juga masih jadi teman gue kok man.. masih.. hal kemarin.. adalah proses pendewasaan bagi kita semua bro.." Stevan maju

"Ahhh... gue gak tau musti omong apa lagi.." Riki menunduk menahan haru nya.

Stevan maju, dia mendatangi Riki. Memegang ke dua bahu nya.. Riki terdiam..

"Rik.. lo bakal gue kangen in bro.. masa depan kita masih panjang. Gue yakin lo akan jadi orang hebat bro.. gue percaya ama lo..." Stevan memeluk Riki. Riki menangis, tubuh nya terguncang hebat.

"Haaaahh.. baru lo man.. baru lo setelah ibu yang percaya ama gue. Bapak gue aja menghina gue man.. menolak gue.. gak pernah sekalipun gue bener di depan dia.. selalu dia yang paling jago.. gue paling bego.. paling tolol.. paling nakal.. dia sampe malu punya anak gue... gue gak ada artinya di mata dia dan semuanya.. tapi... lo.. yang bukan saudara gue.. dan yang.. udah di sakitin.. melalui tindakan bapak dan gue.. lo ma... lah... mas.. sih.. mau.. te.. ri.. ma.. gue... hikss.. hikss.."

Putra maju dan ikut memeluk Riki dari belakang.

"Rik.. udah.. gue dari awal tau, lo bukan anak seperti yang lo omong. Tapi.. karena lo tertolak, lo jadi berontak.. lo pengen diakui.. gue tau kok man. Gue ngerasa sama kaya lo dulu. Gue gak ada bapak, ibu gue cuma pedagang sayur.. gue juga kuli kerja buat bisa sekolah. Gue minder man, gue merasa gak berguna. Tapi ada masa nya, dimana semua hal sakit akan lewat bro.. lo juga pasti akan lewati itu.. dan gue yakin, lo lewatin dengan cara yang benar.."

"Lo gue yakin sukses lewatin itu man. Dan gue akan sangat senang lo tetap membagi beban lo ama gue man.. lo tetap sahabat gue.. gak bisa di pungkirin, kita tiga tahun sama-sama satu sekolahan.. lo masih mau kan Rik..?"

"Haaahhh... ma.. kasih.. Putra, Stevan.."

Stevan tetap merangkul Riki. Tapi tiba-tiba Stevan bergeser. Dia memegang tangan kanan Doni. Stevan pun memeluk Doni sangat erat.. erat.. lalu Putra menyusul, merangkul Doni dari belakang.

Tangis Doni pecah tanpa bisa ditahan.. air mata mengucur laksana mata air, tubuh nya rubuh berlutut, kepala tertunduk. Doni menangis tanpa suara, tapi sangat jelas kehancuran hati nya. Sesal dan malu bersatu di hati nya. Dia sebagai ketua gank, yang meng otaki semua kelakuan jahat pada Putra, Stevan juga Novi. Ternyata, saat ia terpuruk, gagal dan hancur, justru orang yang selama ini dia musuhi dan benci yang mau menerima dia dan memaafkan semua tindakannya, dan bersama nya menangisi kegagalan dan kesalahannya. Mau membagi luka itu, dan kembali menguatkan nya.

Putra menggandeng Riki untuk ikut memeluk Doni. Mereka menangis bersama, melepaskan semua beban di dada mereka.

"Doni.. lo harus bangkit ya bro.. lo harus maju ya bro.. cukup kehancuran ini sampe sini, lo harus maju. Masa depan kita masih jauh bro.. "

"Lo mau maafin gue Put..??"

"Udah dari lama Don.. udah lama gue maafin.. buat gue udah clear.. sungguh.."

"Ya Allah.. makasiihhh.. masih Kau kirim malaikat ini. Masih kasih padaku sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri. Jujur, aku sangat takut memikirkan jika kamu menuntut balas atas tindakan ku kemarin itu Putra. Aku takuut sekali apalagi setelah aku tau apa yang bisa kamu lakukan..."

"Tidak Don.. tidak.. aku tidak pernah terlintas sedikit pun melakukannya. Tidak ada. Aku justru sadar, kamu seperti itu, karena.. kamu pun tertolak di keluarga mu, kau pun dianggap pembawa sial oleh ayahmu. Sedari lahir, aku baru tau, kau tidak di harapkan. Itu membuat jiwamu berontak. Beda dengan aku, aku memang awal nya tak tau siapa ayah ku. Aku pun hadir tanpa di ketahui ayahku. Tapi, setelah tau aku ada, aku di cari, diterima dan di akui. Aku yang tadinya merasa tertolak, ternyata tidak. Aku di terima. Dan, aku pun tau, pasti ada yang masih bisa menerima kamu apa adanya my bro.."

"Iya.. ada.. itu aku.. mama mu Doni.. mama sangat menerima kamu Doni.. mama tetap ada untuk kamu..."

"Mamaaaa... mamaaa.... ampuni Doniii.. ampuni dosa Doni ke mama... Doni layak mati karena kelakuan Doni ke mamaa.. Doni seperti binatang mah... Doni maluuu... "

Mama Doni mendekat. Stevan memberi jalan, Putra pun bangkit..

"Sudah nak.. sudah... semua sudah lewat.. lupakan nak.. lupakan.. saat nya Doni bangkit.. berdiri tegak.. kita mulai dari nol. Kita ciptakan sendiri kebahagiaan kita nak.."

Mama Doni memeluk Doni, dan Doni memeluk erat ibunya. Dan mencium pipi nya kiri kanan. Kedua nya menangis sampai puas.

Semua yang ada ikut terharu, mata nya berkaca-kaca tapi hati nya bangga. Lalu Anto maju..

"Ya, yang dikatakan Putra betul. Saya juga akan mengakui nya sekali lagi. Putra adalah anak kandung saya. Yang baru saya temukan kemarin. Keberadaan dan kehadirannya selama 15 tahun lebih tidak saya ketahui. Tapi setelah saya tau, dia ada, saya mencari nya dengan sungguh. Dia adalah darah daging ku juga, hasil perbuatan ku dulu dan harus aku pertanggung jawabkan. Bagaimana pun, Putra adalah bagian dari keluarga Hatorangan. Tak ada yang bisa menolak hal itu. Buat mama ku, ini pertama kalinya aku sempat mengakui dan mengenalkan anak aku mah, cucu mamah. Aku pun baru tau. Tapi, cucu mamah ini pun sama posisi nya dengan cucu mama yang lain, anak kandung ku mah.."

"Iya Julian.. mama sudah dengar dari bapak, tapi baru sekarang langsung dari kamu. Ya, kamu yang berbuat kamu yang tanggung jawab.."

Anto mendatangi mama nya, salim mama nya dan mencium pipi kiri kanan. Mama nya mengelus punggung Anto.

Lalu Anto mundur, dan meneruskan bicara...

"Untuk bang Manik, terima kasih sudah mau lagi terlibat dengan kami bang. Dan, saat ini abang jadi kehilangan partner juga mungkin saudara seperjuangan abang, abangku bang Saiful. Saya menaruh respek dan hormat yang tak terhingga pada abang dan keluarga abang. Harapan saya, abang tabah dan kuat menghadapi ini ya bang..."

Manik mengangguk dan tersenyum tipis.

"Buat Wira, Solehun dan Badra. Kalian melaksanakan tugas dengan sangat baik. Respek dan penghargaan saya pribadi untuk kalian. Saya pun sudah melaporkan pekerjaan kita ke pusat. Juga buat lae si Rio, juga terima kasih walau si lae bukan dari Intelligent, laporan kita sudah di tembuskan juga ke kesatuan si lae. Untuk lae Surya, juga sama, bapak sudah juga melaporkan kejadian ini ke Polri. Dan hasil operasi kita ini dimasukkan dalam operasi intelligent, jadi semua hasil nya tetap menjadi wilayah intelligent tidak ada yang menjadi konsumsi publik."

"Buat Edwin.. kamu agen muda yang berani. Jasa kamu untuk keluarga saya sangat besar. Hasil kerjamu sudah sampai di komandan mu, Wahyu.."

"Saya mendoakan karir dan kehidupan kamu setelah ini makin baik dan meningkat pesat. Saya bangga pernah bekerja sama dengan kamu. Teruslah membela kebenaran dan keadilan. Laksanakan tugas dengan baik dan sepenuh hati, maka hasil yang terbaik pun akan kamu dapatkan.."

"Terima kasih komandan.. saya pun merasa bangga bisa bekerja sama dengan komandan, walau awalnya tidak di rencanakan. Saya tidak akan melupakan hal ini seumur hidup saya, mungkin malah menjadi kebanggaan yang tak terhingga buat saya. Sekali lagi terima kasih buat komandan dan keluarga. Mohon bimbingan komandan buat saya yang masih sangat hijau ini.."

"Dan untuk papa dan komandan ku, bapak.. ini operasi ku yang juga langsung bersama dengan bapak dan mertua ku. Aku tidak bisa bayangkan sebelumnya. Aku anak papa dan bapak, akan merasa terhormat seumur hidupku. Kerja sama dan aksi bapak dan papa, akan jadi contoh yang sangat baik untuk anak cucu bapak dan papa. Dengan bersatu kita bisa hadapi semua serangan yang menerpa keluarga kita. Semoga papa dan bapak, tetap sehat dan kuat. Menjadi guru dan pengayom untuk kami, anak dan cucu mu.."

Takeshi dan Tigor tersenyum dan mengangguk.

"Buat Riska dan Debby. Abang bangga ama kalian dek. Sejak kita kecil, kalian memang selalu mendukung dan mau ikut semua omongan aku. Dan kali ini, kalian pun berandil tak mainan. Menyelamatkan Putra, merawat aku dan semua yang luka. Buat Debby, semoga yang kamu cita-citakan terwujud segera. Baik karir maupun kehidupan pribadi mu. Abang berdoa dan berharap yang terbaik untuk mu..."

"Iya bang.. Debby bangga punya kakak seperti abang Julian. Tetap jadi panutan buat aku ya bang. Tegor dan arahkan aku ya bang.. "

"Aku juga bang.. Riska bangga bang, sungguhan.. abang selalu ada buat Riska juga Rio apalagi di awal kami mulai membangun dan merintis rumah tangga kami. Riska tidak bisa omong apapun lagi soal abang, makanya, saat tau abang ada masalah dengan rekan bisnis abang dan ternyata juga melibatkan TRIAD, aku dan Rio tidak di libatkan, jujur aku sempat sedih bang. Abang selalu membantu kami, masa saat abang kesulitan, kami pun tidak di izinkan tau, apalagi membantu kan bang.. tapi setelah abang ceritakan yang sebenarnya, aku langsung ambil keputusan bersama dengan Rio, aku harus ikut, harus aku bantu keluarga abang ku, apapun resikonya. Untuk hal itu, abang tak perlu risau, ini tidak ada apa-apanya buat kami. Jauh lebih dari ini pun, akan aku lakukan.. yakinlah... jadi aku mohon bang, kalau ada masalah lagi, adik mu ini mohon di beritahu ya bang. Jangan hanya abang yang menuntut untuk Riska membagi masalah Riska, Abang pun harus membagi masalah abang yah.. "

"Iya adik-adik ku.. abang pasti akan cerita sama kalian.. semoga keluarga kamu bahagia ya dek, ya lae.."

"Makasih ya lae.. terima kasih.."

"Dan sekarang, untuk kedua istri ku.. Aiko dan Dea.. aku sangat bangga sama kalian. Dengan segenap hati, sepenuh cinta, mama berdua berjuang untuk keluarga. Aku tidak punya kata-kata yang tepat untuk menggambarkan hal ini. Yang pasti, aku makin sayang dan cinta kalian. Aku janji, seumur hidup ku, aku akan menjadi suami yang baik dan kepala keluarga yang baik untuk kalian dan keluarga ini. Karena, kalian sudah membela keluarga ini dengan segenap kekuatan dan hidup kalian, aku tidak akan merusak nya. Tidak akan... Dan akan menjaga keluarga ini sampai kapan pun.."

"Tetaplah jadi pendamping ku, penyokong buat aku dan anak-anak. Keluarga ini pun sudah kedatangan dua anggota baru, Putra dan teh Yeti. Nanti biar ke depan nya kita atur sendiri bagaimana kita menjalani hari ke depan."

"Iya pah.. mama ikut kata papah.." jawab Aiko.

"Iya, aku juga pah.. aku ikut perintah papa ajah.." jawab Dea

"Untuk anak-anak papah. Stevan, Novi, Romi, Jessica. Juga Putra sekalian. Dua minggu terakhir jadi hari yang sangat berat buat kalian. Secara fisik dan emosi. Tapi papa bangga, kalian tetap menjadi anak yang mau berjuang bagi nama baik dan kehormatan keluarga. Masih banyak yang harus kita hadapi di depan ya nak, jadilah tetap anak yang baik dan bisa dibanggakan. Kalian keluarga dari aparat, papa mu memang seperti ini kerja dan tugas nya. Jadi, papa berharap, kalian tetap jadi anak yang baik, rukun dan saling membantu satu sama lain.."

"Iya pah.. kami mengerti pah. Papah tidak perlu khawatir, kami tau, kami anak seorang aparat dan dari keluarga yang harus selalu berhadapan dengan kejahatan dan kerap dengan maut. Kami sudah melatih hati dan diri kami menerima hal itu. Dan kami bangga memiliki orang tua seperti papah dan mamah." jawab Stevan mewakili saudara nya.

"Untuk teh Yeti.. saya merasa senang sekaligus kagum. Teteh bisa bertahan di dalam kerasnya terpaan cobaan. Dan tetap bisa mendidik Putra, menjadi seorang anak yang berbakti. Teteh tetap disini, status Putra pun akan saya segera pastikan agar jelas, tidak seperti sekarang. Setelah pertemuan ini, kita akan runding internal keluarga kita. Yang pasti, teteh di terima dengan baik di rumah ini. Saya udah tanya semua anggota keluarga.."

"Dan terakhir, untuk Hardiyani Putri Saiful. Om sangat senang bisa kenal sama Putri. Om berharap, Putri jangan takut dan sungkan pada Om, tante dan anak-anak om. Semua menganggap Putri sebagai saudara. Kalau Putri saat ini hanya seorang diri saja, om mengajak Putri untuk tinggal saja di sini di rumah om. Tidak perlu khawatir ya Putri, om Julian ini pun sudah menganggap almarhum ayah Putri sebagai saudara sendiri. Selain juga almarhum mempunyai jasa yang tidak kecil di dalam kisah sejarah om, juga sama istri-istri om juga. Sebelum om menikah, almarhum sudah ikut dalam aksi yang melibatkan om dan tante mu ini. Dan di depan semua.. saya juga sudah minta langsung pada almarhum sebelum beliau pergi meninggalkan kita semua, ya saya memohon agar tanggung jawab atas Putri saya ambil alih. Segala biaya dan keperluan Putri untuk study dan lainnya, akan saya tanggung. Ya Putri sekarang paham ya Putri.. "

Putri tertunduk, kedua tangan menyatu mengepal di depan dada nya. Mata nya basah dan mengalirkan air bening ke ke dua pipi nya. Badannya terguncang, isak nya jelas terdengar.

"Om.. tante.. Putri gak tau mau bilang apa. Putri seneng, lega, tapi juga takut, malu ama semua nya. Om, tante dan keluarga om sangat baik ke Putri. Putri tadinya takuut sekali hadapin semuanya, tapi setelah semua ini.. Putri... Putri.. terima kasih yang sebesar... nya.. Put.. ri.. jan.. ji.. akan ja.. di.. anakkk.. baikk.. dan berr.. gunaa.. untuk om... dan... tante.. juga buat saudara.. ku se..mu..aa... hiiks.. hikks.. huaaaa..."

Dea maju, langsung menenangkan Putri..

"Iya Putri.. tante Dea sangat senang Putri mau terima keluarga om dan tante. Dan.. Putri mau yah tinggal di sini yah.. mau yah sayang... "

Putri mengangguk halus...

"Baiklah.. aku udah utarakan semua nya. Semua yang hadir disini, akan tetap menjadi catatan sejarah dari keluarga Hatorangan. Aku sangat berharap, semoga ikatan ini akan lebih dari sekedar tugas, lebih dari sekedar teman, tapi lebih erat dan lebih kuat lagi menjaga kesatuan silaturahmi ini."

"Amiinnn..." semua meng amin kan..

"Iya, saat nya kita makan malam bersama. Kita berdoa bersama agar setelah ini kita kembali hidup normal dalam tugas dan pekerjaan kita masing-masing..."

Novi yang masih di bebat punggung nya hendak bangkit, tapi segera di tahan Putri.

"Sudah kak.. biar Putri saja.. kakak istirahat.."

"Eh.. e.. iya.. makasih ya Putri.."

Yeti pun akan segera bergegas menyajikan. Tapi segera di cegah Putra. Aiko yang masih cedera, hanya duduk. Dea pun di minta hanya duduk oleh Jessi.

Sekarang, yang bergerak adalah putra-putri Hatorangan minus Novi, tapi digantikan Putri. Stevan dan Putra juga Romi tak tinggal diam melayani para orang tua. Riki dan Doni sebagai tamu, dan ke dua ibu mereka, tersenyum lebar. Ada contoh nyata, ada bukti konkret dari anak muda yang berbudi luhur dan baik, membanggakan dan sangat layak di tiru.




Bersambung lagi ya juragan suhu..

Mohon kritik dan saran nya buat nubie ya suhu semua.

Gong xi fat cai

Have a nice dream..

Good night..


Ini ni kelakuan bang balak. Bisah bikin merah mata orang. Aku gondrong loh bang kau buat merah mataku baca ceritamu. Mantap kali lah bang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd