Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure Story 4 - NEXT GENERATION

Bimabet
Mulustrasi...


Aiko Hatorangan


Deandra Hatorangan


Yeti Hatorangan


Novia Tamara


Jessica


Ayu Astuti


Anna Julia Restiana



Sebelumnya...


Lima belas menit kemudian setelah mereka berempat telah di kamar, hp Yudhi berdering. Nampak list nama "KETUA" muncul di layar...


"Siap ketua.. Yudhi disini..."

"Oke.. gimana perkembangan sampai detik ini..?"

"Persiapan sudah 100% siap ketua. Semua sudah di rencanakan matang dan sudah mantap... Orang kita di pelabuhan PLTU pun sudah stand by ketua. Dan sampai detik ini tidak ada hambatan ketua.."


jawab Yudhi dengan sangat yakin nya.

"Oke.. saya juga tidak melihat ada gerakan yang berbahaya.. dua orang anak Julian juga tak terlacak di radar saya. Apa mereka tidak jadi menyusul kalian? Mungkin Julian berhitung pada keselamatan anak-anak manja nya itu.. hahahaha... Biasa lah, anak yang gak tau susah dari kecil, pasti cengeng dan manja. Mana berani dia lepas sampe jauh gitu. Paling dia lobby aja di kepolisian biar anak nya gak dihukum. Kalo itu yang dia lakukan, konyol dia, orang POLDA udah saya kondisikan. Terutama para reserse nya.. hahaha... Mampus kau Julian. Dia dulu membuat usaha ku gagal total di Pavlodar City. Kalau tidak dia serbu, aku adalah sudah jadi orang terkaya di dunia. Aku lah yang pertama menjual uranium ke Korea Utara. Setelah Kazaks merdeka, Rusia meninggal kan tambang uranium nya, dan aku ambil alih. Aku sudah melakukan kontrak supply sama Korea utara. Tapi semua gagal, karena si Balak 6 dan antek nya menyerbu pabrik ku. Penyerangan paling gila.. ditengah hujan salju dan di dalam hutan apel, dia nekat. Padahal di sini sama sekali gak ada salju. Dia memang gila... Tapi sekarang, dia rasakan gimana rasanya di fitnah.. hahaha.. biar dia melawan bangsanya sendiri.. dan saya, hanya menikmati hasil menjual emas dan minyak dari negara bodoh ini. Uranium gagal, emas didapat.. hahaha.. hahaha... Heh... Dengar... Saya gak mau ada kata gagal untuk operasi malam ini. Ini adalah pengiriman pertama ke jazirah Arab. Harga nya sangat bagus, akan di saksikan langsung oleh perwakilan pangeran Arab, akan ada tambahan person tentunya dari para orang Arab itu, saya tidak mau malu, kalau sampai gagal, aku sendiri yang akan mencari kamu dan melenyapkan kamu .. MENGERTIIII..!!!!"

"Siaaaappp ketua..."


Kata Yudhi, Ivan dan Anna

Sambungan telepon terputus..


Ketiganya terdiam, saling pandang. Tapi hanya sebentar, lalu mereka segera membersihkan diri masing-masing.

"Kita keluar tepat saat sebelum maghrib. Karena lokasi ini sangat sepi saat Maghrib. Kita langsung menuju sisi timur PLTU, ada bedeng tua yang sudah tak terpakai di sana. Kita stand by di sana."

kata Yudhi

"Kok buru-buru amat..? Emang ada apa an? Kan tadi udah di bilang gak ada apa-apa yang aneh.. gak usah terlalu ketakutan lah.. siapa yang bisa halangin kalo kita mau?? Body guard nya si Arab juga gue libas. Hah.. orang Arab mah berani nya keroyokan. Main satu-satu kaya ayam kena air cucian.."

"Ah.. sok tau lo..."

"Banyak contoh nya. Yang paling terakhir aja, masa bunuh 1 orang wartawan aja harus keroyokan sampe 18 orang..? Cemen.. kalau preman sini juga, gue bantai ntar. Palingan gue perhitungan si Raga. Tapi dia ntar mana mau datang.. ? kita dah pegang mat Rozak. Gak akan berani dia kesini, kalau dia kalahin mat Rozak, dia hadapan ama gue.. hahaha.."

Ivan menjelaskan dengan pongah nya.

"Tapi kok perasaan gue ada yang ganjel. Kenapa si ketua pake acara ngancem..? Dah jelas dia sendiri yang bilang aman.."



Lanjutan nya...

"Ah, lo terlalu sensitif kaya cewek lagi PMS, pake acara ada yang ngeganjel lah.. emang lo pake pembalut, ngeganjel.. hehehe..."

"Sialan... Ya udah yok siap-siap kita. Kita jalan habis Maghrib aja.."



Sementara itu di sebuah rumah mewah di kawasan Maruya, Jakarta Barat.

Anto dan keluarga juga tegang. Sebab Anto pun tau malam ini operasi akan di laksanakan. Edwin juga memberi laporan pada Anto, dan itu membuat perasaan Anto jauh lebih tenang. Anak lelaki nya yang dia harapkan, sangat mantap memimpin operasi nya. Walau usia nya baru masuk 17 tahun. Dia melihat cerminan dirinya ada di sosok Stevan. Hanya Stevan harus memulai jauh lebih dulu dari dirinya. Akibat keadaan yang memaksa.

Hari telah lewat waktu Isya saat seseorang datang ke rumah Anto..

"Malam semua.. selamat malam Lae, Aiko, Dek juga teh Yeti. Maaf baru bisa gabung.."

"Eh.. kok jenengan kesini mas??"

sahut Anto

"Iya mas Surya kok bisa keluar ?"

yang lain juga terkejut..

"Iya, aku keluar karena memang sudah tidak bisa mereka tahan lagi. Karena sudah ada hasil forensik di tubuh korban bahwa pelaku nya bukan Stevan dan Putra. Tapi orang lain. Dan pasti itu si pemfitnah itu. Dan aku pikir juga, sebenar nya mereka tidak benar-benar ingin memfitnah kedua ponakan ku itu, karena terlalu amatir kelakuannya. Mereka hanya ingin memperlambat pekerjaan si Lae dan tim. Hanya itu yang masuk akal. Pasti ada kejadian besar yang akan terjadi dan mereka tidak ingin intelligent kita mengetahui nya. Dan mereka salah, justru saat ini, ponakan ku yang adalah penerus keluarga hebat ini yang akan menghadapi mereka.. aku jadi lega sekarang. Tim ku sudah aku perintahkan langsung secepat nya meluncur ke labuan tadi jam 5 sore berangkat. Estimasi jam 8 atau 9 malam sudah tiba di sana. Enak aja mereka mau main di kawasan hukum kita. Aku penegak hukum lawan nya..."

"Ah.. mas.. jenengan jadi ikut sibuk Iki.. jenengan wes gelem dadi jaminan wae, kita wes terima kasih, lah iki jadi ikut turun juga mas.."

"Enggak gitu Lae.. si Lae udah utus dua orang paramaan ku, keponakan ku itu buat kesana, itu sudah suatu pengorbanan besar kali itu Lae. Jadi aku pun enggak mau lagi membuat repot orang si Lae, biar lah aku melalui orang kepercayaan ku juga ikut mengatasi hal ini. Tau nya aku Lae, polisi di sana mungkin sudah mereka 86 kan. Biar lah dari sini aku kirim membantu Lae..."

"Iihh.. si mas mah.. sok diinfo atuh ke kita disini. Tau gitu.. ini sama we bukan hanya operasi penindakan biasa. Bukan deui pembuktian. Tapi iyeu teh tim dari polda, Reskrim yang juga mau tangkap si Yudhi dan teman-temannya. Artinya Stevan dan Putra adu lihai iyeu sama polisi Polda. Bener nteu mas?"

Dea memberi penjelasan.

"Itu dia dik.. mas tau persis tujuan nya si Kanit itu. Mau cari nama dia buat promosi. Mana bisa dia dengan menggunakan kekuasaan nya buat ambil kesempatan, maka nya ku kirim anggota melindungi keponakan ku itu. Jangan sembarangan mereka nanti. Sudah dipegang Stevan atau Putra si pelaku nya, di paksa juga diambil sama mereka. Enggak ada cerita nya begitu. Enggak rela benar aku. Dia aparat, aku pun aparat. Hati-hati dia..."


"Ya mas.. matur nuwun saget. Se betul nya aku juga ada dua anggota ku disana. Si Edwin, yang setahun lalu ikut di Ciputat. Sama si Joko asisten nya.."

"Oh iya.. ingat aku Lae.. agen hebat juga dia. Wah.. tenang sedikit pikiran ku. Tapi ada operasi apa rupanya sampai besar kian ku rasa ini? Penting kah?"

"Iyo e mas. Iki operasi pemberantasan penyelundupan. Melalui kapal tongkang batu bara, mereka menyelundupkan emas batangan ke wilayah timur tengah. Akan ada transaksi seperti nya nanti malam. Akan ada perwakilan pembeli dari jazirah Arab sana. Orang kepercayaannya pangeran Arab. Ini seperti tim intelligent dari Arab yang akan mengawal orang kepercayaan si pangeran ini.."

"Oh.. barisan intelligent dari Arab? Tim Superbody kah?"

"Ya, sepertinya Superbody yang turun. Sebab ini mereka melakukan kegiatan operasi ilegal di wilayah negara kita. Karena dana mereka besar, mereka bisa menyewa siapa pun untuk mengawal dan meng-goal kan tujuan mereka. Ah.. biar Superbody yang turun, gak gentar dan mundur. Intelligent dan TNI kita gak akan mundur biar sejengkal pun. Mereka masuk, jangan harap keluar selamat. Nyawa ku ku relakan tenan kalau mereka masuk wilayah kita.."

"Betul kau Lae.. jangan coba dia pakai uang nya buat bayar siapapun melindungi dia. Aku terobos habis. Enggak ada cerita.."

"Bagaimana mas, jenengan siap lek terjun langsung nang kono.. soale lek ngene, ora perlu pembuktian apapun, wes jelas Stevan dan Putra ora salah kok. Aku akan jalan sekarang juga mas..."

"Iya lah.. pasti ikut aku.. itu sebab nya ke sini aku. Enggak usah khawatir kau Lae.. bawa mobil patroli aku. Enggak ada yang bisa halangi jalan kita.."

"Ayo wes... aku minta waktu 5 menit buat persiapkan alat ku. Udah gak ada alasan apapun sekarang, siapa yang mencoba menggangu dan mengacau operasi pembebasan ini, aku sikat."

"Pah.. mama ikut.. ini bukan lagi penangkapan, tapi sudah perang. Enak aja anak ku gak tau apa-apa mau mereka hajar. Aku kuliti mereka, biar Superbody sekalipun.."


Aiko menyela

"Aku juga ikut pah.. siapa mereka mau perangi anak ku..? Mama cincang di hidup-hidup. Jangan macam-macam. Superbody sentuh anak ku, ku pancung betul dia, seperti hukum di negara nya sana. Buktikan saja omongan mama ini.."

Dea juga minta ikut. Setelah mengetahui yang sebenarnya dari Surya.

"Oke, mama Aiko dan mama Dea ikut papa. Yang lain stand by disini. Jessi dan Novi tetap di puskom yah. Romy, kamu jaga rumah ya nak selama papa dan mama mu pergi..."

"Siap komandan... Bawa pulang ke dua Abang kami ya pah. Kasian mereka gak salah jadi sasaran.. "

"Iya mas.. tolong jaga Putra dan Stevan ya mas, Aiko, Neng juga mas Surya. Aku sama anak-anak menunggu disini..."


Yeti ikut memberi dukungan...


Di kawasan PLTU Banten 2

Keadaan baru saja selesai waktu Maghrib

Suasana telah sepi karena memang karyawan telah di pulangkan tanpa ada yang lembur. Selalu memang jika ingin ada pengiriman batubara, para pekerja di pulangkan saat sebelum Maghrib. Yang berjaga hanya petugas keamanan yang sesekali berpatroli berkeliling.

Dibagian samping bangunan turbin, ada sebuah pos keamanan yang cukup besar. Nampak sebuah bohlam kecil yang menyala di bagian dalam nya. Menandakan adanya penghuni nya saat ini.

Ada gerakan yang tidak bersuara dari dalam pos keamanan itu. Nyata kalau orang yang didalam pos itu bukan orang sembarangan. Ada tiga sosok di sana. Gerakan sangat ringan dan lincah. Ada yang mengisi senjata, ada yang memakai pakaian khusus plus beberapa jenis senjata rahasia yang di tempatkan di beberapa bagian tubuh yang tersembunyi. Ada juga yang masih sibuk mengutak-atik laptop nya. Yang mempunyai keyboard sentuh yang sangat canggih.

Sekeliling pos itu ada pohon asem besar dan rumpun pohon bambu hias setinggi orang. Jadi kalau dari samping sulit untuk melihat ke dalam pos itu. Pos ini memang sudah tak di pakai lagi, diganti pos yang lebih baik dan besar, disisi timur nya berjarak sekitar 100m dari pos lama ini. Dan tidak terlihat sebab berada disisi ya g berbeda karena sisi itu berbelok arah.

Selang setengah jam kemudian, lampu kecil di dalam pos itu mati. Gelap gulita memenuhi sekitar pos. Ditambah tidak ada juga lampu penerangan di sekitar nya dan bulan tau bintang pun tidak ada malam itu. Makin membuat suasana makin gelap dan mencekam. Suara-suara serangga hutan dan liar bersahutan mengisi kesunyian suasana itu.

Tiba-tiba dari sebelah timur ada seberkas kilatan cahaya. Sepertinya berasal dari sebuah senter. Kemudian menghilang. Pintu pos terbuka.. lalu tiga sosok meluncur cepat tanpa suara melesat ke arah barat yang merupakan kawasan dermaga. Tanpa kesulitan berarti, ketiganya dengan cepat telah sampai di gudang penyimpanan batubara. Dan sembunyi di dalam kegelapan malam.

Sementara itu, dari arah Utara, tiga orang petugas dermaga mulai berjalan ke pinggir. Tampak sebuah tongkang batubara yang berisi ratusan ton batubara yang menggunung dan diratakan atas nya sehingga laksana gunung yang mengapung di tengah lautan.

Tongkang bergerak mendekat ke arah dermaga. Lampu sorot nya pun telah menerangi sekita dermaga. Sepuluh menit kemudian, tongkang telah benar-benar dekat dan beberapa menit kedepan akan lepas jangkar dan berlabuh.

Petugas dermaga akhir nya mengikat tambang kapal tongkang itu di tonggak yang disediakan untuk mengikat tambang kapal. Tak lama, dua orang tampak keluar dari bagian dalam tongkang dan berjalan keluar menyeberangi kapal menuju dermaga. Disambut seseorang di dermaga. Lalu ketiganya berjalan ke arah kantor PLTU. Sunyi dan tetap dalam situasi tenang.

Tak lama, dua orang yang dari tongkang itu keluar. Dan satu orang naik ke tongkang, satu nya tetap di dermaga.

Selang tiga menit kemudian, pintu dari tongkang itu membuka ke arah dermaga, dan menjadikan sebuah jembatan yang kokoh penghubung bibir dermaga dan tongkang itu.

Lalu dari arah Utara, bergerak sebuah ekskavator dan naik ke tongkang setelah di arahkan oleh orang dari tongkang yang tinggal di dermaga.

Lalu disusul juga dari utara dua unit dump truk menuju bibir dermaga, siap di muati batubara.

Tiga sosok yang bersembunyi di balik kegelapan itu pun tetap menanti dengan senyap. Mata ke tiga nya dengan tajam mengawasi ke sekitar.

"Yud.. kaya nya aman. Gue gak liat ada gelagat yang aneh. Si Stevan ama si Putra kaya nya gak ada. Jangan-jangan dia jadi penakut gak berani..."

sapa seseorang dari mereka, lelaki memakai pakaian jalan malam biru Dongker lengkap dengan topeng nya.

"Bisa jadi. Anak mami mana berani ke sini. Gak di kasih izin paling sama mami nya.. hahaha..."

jawab lelaki lainnya dengan pakaian pejalan malam hitam dan topeng loreng nya.

"Jangan gegabah.. liat bentar dulu. Lagian itu baru juga bongkar, nanti habis selesai bongkar baru kita keluar. Kita kawal stuffing nya."

jawab seorang lagi dengan suara perempuan memakai pakaian pejalan malam hijau dan topeng hijau tua nya.

"Iya betul, sambil nunggu Wan Ahmafi, orang Arab yang kata pimpinan, dia orang kepercayaan nya pangeran Arab. Kita juga musti amanin dia, padahal dia bawa pengawal pasukan elit nya Arab tuh. Kata nya sih Singa Gurun. Penasaran juga gue, sehebat apa dia.."

jawab si topeng loreng lagi.

Proses bongkar batubara telah berlangsung. Lewat setengah jam dua mobil dump truk sudah kembali lagi setelah selesai bongkar reet pertama.

Di ujung selatan, berjarak sekitar 30 meter dari dermaga dan di pinggir tembok cerobong, seorang penjaga bayaran dari pihak pemilik batubara menggunakan senjata sedang berjaga. Mata nya jalang melihat sekeliling. Tapi, tanpa diduga...

Sreett...

Heeggghh...


Sesosok bayangan hitam dengan sangat cepat tak bisa diikuti mata, menyekap dan memelintir leher nya. Lalu dengan ringan menarik tubuh si penjaga ke semak belakang cerobong. Tangan si penyerang merogoh kantong si penjaga. Sebuah hp dia temukan. Tapi dengan sekali kepruk, hp itu pecah hancur dan di lemparkan begitu saja.

Si bayangan hitam melesat ke arah timur. Tampak seorang penjaga lainnya sedang siap di tempat nya. Menenteng senapan Laras panjang M-16. Dengan celana cardinal dan kaos ketat, menonjolkan otot tubuh nya yang terlihat cukup terlatih. Si bayangan mengendap di balik tembok. Lalu sebuah gerakan ringan..

Klentinggg...

Sebuah kerikil mengenai tiang listrik yang tepat di dekat tembok. Si penjaga mendekat.. senjata di sandang, tampak tidak curiga. Sesaat di sisi tiang...

Bruugg...

Tanpa sempat menyadari, si penjaga telah di pukul di tengkuk dan pingsan. Seperti tadi, sosok itu merogoh kantong si penjaga, mengambil hp nya dan mematahkan.

Ada tiga penjaga lagi.

Masing-masing berjarak 20 meter. Saling berhadapan. Selang 10 menit kemudian, seorang mundur ke belakang. Menuju sebuah toilet di ujung dekat gudang. Baru hendak masuk pintu toilet, sekelebat mata...

sreett...

uggghh...


Sesosok menyergap dari belakang dengan sangat cepat memuntir leher si penjaga dan langsung menahan agar tak tubuh. Dengan mudah menggendong tubuh itu dan melemparkan ke samping toilet. Setelah mematahkan hp nya segera membuang senjata nya.

Sosok itu menghampiri yang dua lagi. Mengendap tanpa suara sedikit pun di gelapnya malam, gerakan nya sangat ringan.

Dia mengincar salah satu penjaga terdekat sebelah kiri.

Saat penjaga di kanan melihat ke belakang..

Brett...

sreegghh...


Dengan sangat cepat, si penjaga diseret ke kegelapan, menarik tubuh si penjaga. Dan menyelesaikannya.

Saat tersisa terakhir...

Si penjaga yang menyadari temannya hilang. Mencoba mencari. Mendatangi tempat si temannya itu. Saat mendekat, dia mencurigai sesuatu. Insting nya mengatakan untuk waspada. Senjata di kokang. Tapi baru saja selesai...

buugghh...

Arkkhhh...


Sebuah tendangan menghantam telak leher si penjaga. Tubuh terlempar menghantam tumpukan tanah. Dan terdiam.. sosok itu menarik tubuh nya, membereskan hp nya dan melempar di samping toilet yang gelap.

Sosok itu melompat ke arah kegelapan dan melesat laksana angin menuju ke arah dermaga. Sampai di ujung pagar pembatas, sosok itu merunduk dan diam tak bergerak.

Sedang pekerjaan bongkar batubara hampir selesai. Saat truk terakhir turun dari tongkang dan melintas. Sosok itu melesat naik ke tongkang tanpa terlihat karena terhalang truk yang melintas. Sosok itu masuk ke balik tumpukan batubara dan merunduk sejajar tumpukan. Karena pakaian nya warna hitam, dia tersamar dengan sangat baik.

Eskavator bergerak meninggalkan tongkang. Terdengar suara bicara beberapa orang di bawah tongkang.

Ada dua orang yang memakai jaket hitam. Dengan wajah khas timur tengah.

Di belakang nya ada lima orang dengan wajah khas sama, berbadan tegap dan berambut cepak, berdiri tegap dan penuh waspada.

Sementara itu, di pintu utama, masuk dua buah mobil truk tapi tertutup semua kabin nya. Laksana mobil pengantar uang yang di kawal oleh dua mobil polisi. Satu sedan satu mobil bak yang bertempat duduk. Dan di mobil truk polisi pengawal itu ada 5 polisi bersenjata lengkap tambah dua di depan. Sedang mobil sedan patroli nya belum terlihat berisi berapa orang.

Truk khusus itu masuk ke area PLTU dan terus ke arah dermaga. Mobil berhenti tidak jauh dari kerumunan orang yang berdiri di depan tongkang itu. Dari sedan patroli turun 4 orang petugas polisi berbaju preman. Yang duduk di sebelah depan kanan maju menghampiri dua orang yang berdiri di pinggir tongkang. Dua orang itu, satu orang Arab dan satu orang pribumi.

"Malam boss.."

tegur sang komandan polisi.

"Malam.. aman kan barang nya Jon..?"

tanya si orang Indo

"Gimana dengan anak nya si Anto..?"

tanya orang itu lagi

"Setelah dia pulang atas jaminan si Surya kampret itu, saya belum tau lagi posisi nya. Seperti nya hape nya mati..."

"Ah.. gimana sih Lo.. ****** bener jadi polisi itu aja gak bisa Lo lacak..?"

"Maaf boss.. orang saya juga kehilangan jejak nya.. tapi saya yakin bisa, anak mami kaya gitu mana berani dia keluar. Hah.. cuma ngumpet di balik ketek bapak nya..."

"Pokok nya saya gak mau tau, lo yang jadi tameng keamanan nya. Ada apa-apa lo ama pasukan lo yang harus tanganin duluan. Ini partner saya dari Arab. Mr. Ahmafi. Saya gak mau gagal pengiriman malam ini, Mr. Ahmafi ikut kita untuk memastikan pengiriman kali ini sukses.."

"Siap boss... Seperti biasa boss.. aman pasti selama saya yang kawal..."

"Saya pegang omongan lo... "

"Udah bisa mulai boss..?

"Ya ayo mulai... Gue mau liat juga biar lega.."


Polisi Jhon, Kanit Reskrim Polda Metro, memerintahkan pasukannya agar 2 truk khusus itu mendekat. Lalu tiba-tiba dari arah pintu masuk 2 orang berpakaian hitam-hitam. Baju silat lengkap dengan golok di pinggang.

"Boss... Tunggu..."

seorang yang ternyata Pablu menegur seseorang yang di panggil boss itu.

Melihat kedatangan dua orang yang gak di kenal, para pengawal Ahmafi yang ber lima segera melindungi pimpinan nya dengan pistol terhunus ke arah ke dua orang itu..

"Eh... Sabar.. sabar.. tuan-tuan.. biar saya urus.."

Polisi Jhon maju mendekat.

"Heh.. kang Pablu.. ngapain lagi.. tadi kan udah beres..."

tegur polisi Jhon.

"Maaf bang.. aing sama kang Rojak, minta di ikutin juga di proyek ini. Ini daerah kami, sekarang urusan muat juga kita minta di libatin..."

"Mana bisa gitu... Perjanjian nya bukan gitu. Saya tadi nya mau ini di urus sama orang saya semua, tapi karena menghargai kamu sebagai putra daerah, kita libatin di proyek ini buat bongkar barang. Kalau muat kita yang kerjain. Jangan semau nya sendiri. Ini.. siapa yang izinin masuk...?"


jawab sang Ketua naik pitam.

"Maaf boss.. mulai sekarang kita terlibat juga di muat. Itu keputusannya. Kalau nggak, kerjaan ini gak boleh jalan. Anak buah saya udah nunggu di luar, 300 orang. Siap... Mau siap kerja atau siap perang sama aja. Tergantung saya perintah nya..."

"Bangsat Lo.. jangan bikin gue marah.. lo gak tau yah sedang berhadapan ama siapa?"

"Saya gak peduli pokok nya harus ikut kerja. Atau kalau enggak, si boss harus bayar buat bang Rojak. Penguasa daerah sini.. gak banyak kok, 50jt ajah..."

"Hah.. kurang ajar.. kamu kira kamu siapa? Mana si Yudhi...? Dari tadi gak keliatan tuh si monyet. Masa masalah ginian gak bisa dia urus..? Udah gini aja.. saya setuju permintaan mu. Nanti saya bayar setelah ini selesai.."

"Oke boss.. kan beres..."

"Bentar Blu... Aing berubah pikiran.. aing gak mau 50.. 250 baru mau.. gue mencium emas disini..."


tiba-tiba Mat Rojak angkat bicara

"Bangsaat... memang penjahat lo... Kalau gue gak mau mau apa lo.. ?"

Tanpa terduga tiba-tiba...

Swuuuttt...

Sesosok tubuh bertopeng loreng melesat sangat ringan dan langsung berhenti di depan Mat Rojak.

Mat Rojak sedikitpun tak bergerak dan tetap tenang. Sedang Pablu dan si orang Arab plus sang boss sudah mundur 2 langkah dan bersiap masing-masing.

Nyata kalau Mat Rojak bukan mainan. Dia sangat yakin dengan kemampuan nya sehingga tidak perlu menghindar dan tetap tenang. Ilmu nya sulit untuk diukur.

"Tahan kang.. ini Yudhi..."

si topeng loreng lalu membuka topeng nya.

"Hehehe... Berani juga maneh datang yah.."

"Yudhi... Ini bagaimana? Kerjaan kamu gak becus... Apa-apaan ini.. kamu harus kasih penjelasan ama saya habis ini. Saya gak mau gagal.. beresin tikus ini atau kamu yang akan tau akibat nya..."

"Mat Rojak.. urusan ama Asep udah selesai kan? Udah dikasih ama si Asep. Perjanjian kita juga udah jelas.. jangan main rubah seenak perut sendiri..."


tegur Yudhi, ya Yudhi Pratomo.

"Iya.. emang. Tapi aing berubah pikiran. Wilayah Banten iyeu sekarang mutlak dalam kuasa Aing. Mau minta tolong siapa sekarang di Banten ini? Raga..? Hahaha.. dia udah jadi Kakek peyot yang udah gak berguna.. setengah kekuatannya udah habis di kalahin sama aing.. untung dia masih aing ampuni dan sekarang udah jadi ayam sayur.. pokok nya, aing dan barudak na aing harus ikut bongkar itu barang. Atau.. bayar aja biaya nya 250jt. Beres.. mau nanti juga gak apa. Asal satuju. Transfer we sekarang.. udah canggih lah.. pasti paham. Kalau nggak ada uang sekarang, ya sudah biar aing ikut bongkar, beres urusan.. atau barang ini mau aing sita...?"

"Preman gak tau diri.. terpaksa lo gue musnahin anjing... Ivan.. Anna.. "


Yudhi memanggil dua nama...

Swuuuttt....

Swuuuttt...


Dua sosok melesat dari kegelapan menuju ke arah Mat Rojak dan Pablu. Lalu mengepung dari tiga sisi. Pablu yang menyadari ada yang hendak mengeroyok guru atau boss nya, segera melapisi boss nya itu.

"Siap maneh Blu.. iyeu geus keluar tukang pukul na.. aing memang menunggu iyeu. Biar sekalian aing hancurin.."

Polisi Jhon dan anak buah nya hanya melihat sambil berjaga jelas dia juga berhitung. Sekelas Mat Rojak di todong senjata api tidak bergeming, jelas orang ini bukan mainan. Jhon jelas cari aman. Ia hanya menunggui ke dua kendaraan itu, bersama dengan 8 anak buah nya yang bersenjata lengkap.

Sedang para pengawal Ahmafi pun bersiap segala sesuatu. Jelas mereka pun dapat membaca gelagat. Ada penyusup yang tidak di duga. Tapi melihat yang datang hanya dua orang dan saat ini di kepung tiga orang bertopeng laksana ninja yang dapat bergerak secepat angin dan seringan kapas, tentu ini bukan lah orang sembarangan. Dan saat mengetahui ketiga nya ada di pihak boss nya atau tekanan boss nya itu, jelas ada kelegaan di wajah kelima pengawal itu..

Saat ketegangan sudah pada puncak nya..


"HEEIIII... TUUNGGUUUU... "

sebuah suara laksana guntur, menggeledek memekakkan telinga semua yang ada di sana. Beberapa pengawal yang tidak memiliki kekuatan, telinga nya sakit dan penuh. Sampai mereka menutup telinga nya rapat-rapat dan tersungkur merintih. Sementara yang memiliki kemampuan, suara itu telah menggetarkan sampai mengacaukan alur nafas nya.

Jelas.. ini ada lah pertunjukan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi. Tujuan nya ingin menggetarkan nyali lawan nya dan menunjukkan seberapa besar tenaga dalam yang di miliki si empunya teriakan.

Sesosok bayangan secepat kilat menyambar ke arah kerumunan Yudhi dan Mat Rojak.

Mat Rojak terdesak mundur dua langkah. Pablu terguling. Yudhi.. dia terdesak mundur sampai lima langkah, dua orang lagi Ivan dan Anna terdesak mundur lima langkah dan Anna terdesak mundur hingga jatuh terduduk.

Sosok berbaju kuning kemerahan dan memakai penutup hidung atau masker orange.. berdiri tegap dengan kaki sejajar menjejak jalan. Tampak jejak kaki nya membuat aspal yang di pijak, ambles se dalam 5 cm.

Wajah nya tanpa ekspresi, mata memandang tajam laksana pedang pusaka yang siap menghujam..

Memandang tajam ada Yudhi, lalu Ivan dan Anna. Mat Rojak dan Pablu sama sekali tak di hiraukan.

"Lo.. Lo.. sama elo... Lawan lo gue.. "


Yudhi tergagap. Jelas ini adalah tatapan yang sangat menakutkan. Nyali nya gentar walau ia sudah kenyang asam garam pertarungan dan situasi intimidasi, jelas ini di luar semua yang pernah dia temui. Tapi sebisa mungkin ia menekan keterkejutan dan kegentarannya.

"Siapa Lo.. buka masker Lo.. jangan ngumpet.."


"Bangsaat maneh.. saha maneh berani sentuh Mat R
ojak, guru aing. Aing hajar maneh..."

Pablu mencoba maju, tapi di cegah oleh Mat Rojak.

"Tahan Blu... Kita jangan ikut campur bikin capek. Sasaran kita isi mobil ini.."

bisik Mat Rojak. Sambil menunjuk truk pembawa uang ini, Renault T430. Truk import dari Perancis yang dirancang anti peluru pistol atau senapan.

Pablu batal maju dan mau tidak mau ikut memperhatikan situasi. Pablu pun masih bertanya-tanya apa sebetulnya isi dari truk khusus ini..

"Heh.. pertanggung jawabkan perbuatan lo ke aku dan saudara ku.. hari ini aku pastikan lo bayar lunas semua kelakuan lo.."



Bersambung....
Mohon kritik dan saran dari para suhu semua. Nubie mengharapkan adanya usulan dan kritik dari para suhu semua..
 
Terakhir diubah:
Ma
Mulustrasi...


Aiko Hatorangan


Deandra Hatorangan


Yeti Hatorangan


Novia Tamara


Jessica


Ayu Astuti


Anna Julia Restiana



Sebelumnya...


Lima belas menit kemudian setelah mereka berempat telah di kamar, hp Yudhi berdering. Nampak list nama "KETUA" muncul di layar...


"Siap ketua.. Yudhi disini..."

"Oke.. gimana perkembangan sampai detik ini..?"

"Persiapan sudah 100% siap ketua. Semua sudah di rencanakan matang dan sudah mantap... Orang kita di pelabuhan PLTU pun sudah stand by ketua. Dan sampai detik ini tidak ada hambatan ketua.."


jawab Yudhi dengan sangat yakin nya.

"Oke.. saya juga tidak melihat ada gerakan yang berbahaya.. dua orang anak Julian juga tak terlacak di radar saya. Apa mereka tidak jadi menyusul kalian? Mungkin Julian berhitung pada keselamatan anak-anak manja nya itu.. hahahaha... Biasa lah, anak yang gak tau susah dari kecil, pasti cengeng dan manja. Mana berani dia lepas sampe jauh gitu. Paling dia lobby aja di kepolisian biar anak nya gak dihukum. Kalo itu yang dia lakukan, konyol dia, orang POLDA udah saya kondisikan. Terutama para reserse nya.. hahaha... Mampus kau Julian. Dia dulu membuat usaha ku gagal total di Pavlodar City. Kalau tidak dia serbu, aku adalah sudah jadi orang terkaya di dunia. Aku lah yang pertama menjual uranium ke Korea Utara. Setelah Kazaks merdeka, Rusia meninggal kan tambang uranium nya, dan aku ambil alih. Aku sudah melakukan kontrak supply sama Korea utara. Tapi semua gagal, karena si Balak 6 dan antek nya menyerbu pabrik ku. Penyerangan paling gila.. ditengah hujan salju dan di dalam hutan apel, dia nekat. Padahal di sini sama sekali gak ada salju. Dia memang gila... Tapi sekarang, dia rasakan gimana rasanya di fitnah.. hahaha.. biar dia melawan bangsanya sendiri.. dan saya, hanya menikmati hasil menjual emas dan minyak dari negara bodoh ini. Uranium gagal, emas didapat.. hahaha.. hahaha... Heh... Dengar... Saya gak mau ada kata gagal untuk operasi malam ini. Ini adalah pengiriman pertama ke jazirah Arab. Harga nya sangat bagus, akan di saksikan langsung oleh perwakilan pangeran Arab, akan ada tambahan person tentunya dari para orang Arab itu, saya tidak mau malu, kalau sampai gagal, aku sendiri yang akan mencari kamu dan melenyapkan kamu .. MENGERTIIII..!!!!"

"Siaaaappp ketua..."


Kata Yudhi, Ivan dan Anna

Sambungan telepon terputus..


Ketiganya terdiam, saling pandang. Tapi hanya sebentar, lalu mereka segera membersihkan diri masing-masing.

"Kita keluar tepat saat sebelum maghrib. Karena lokasi ini sangat sepi saat Maghrib. Kita langsung menuju sisi timur PLTU, ada bedeng tua yang sudah tak terpakai di sana. Kita stand by di sana."

kata Yudhi

"Kok buru-buru amat..? Emang ada apa an? Kan tadi udah di bilang gak ada apa-apa yang aneh.. gak usah terlalu ketakutan lah.. siapa yang bisa halangin kalo kita mau?? Body guard nya si Arab juga gue libas. Hah.. orang Arab mah berani nya keroyokan. Main satu-satu kaya ayam kena air cucian.."

"Ah.. sok tau lo..."

"Banyak contoh nya. Yang paling terakhir aja, masa bunuh 1 orang wartawan aja harus keroyokan sampe 18 orang..? Cemen.. kalau preman sini juga, gue bantai ntar. Palingan gue perhitungan si Raga. Tapi dia ntar mana mau datang.. ? kita dah pegang mat Rozak. Gak akan berani dia kesini, kalau dia kalahin mat Rozak, dia hadapan ama gue.. hahaha.."

Ivan menjelaskan dengan pongah nya.

"Tapi kok perasaan gue ada yang ganjel. Kenapa si ketua pake acara ngancem..? Dah jelas dia sendiri yang bilang aman.."



Lanjutan nya...

"Ah, lo terlalu sensitif kaya cewek lagi PMS, pake acara ada yang ngeganjel lah.. emang lo pake pembalut, ngeganjel.. hehehe..."

"Sialan... Ya udah yok siap-siap kita. Kita jalan habis Maghrib aja.."



Sementara itu di sebuah rumah mewah di kawasan Maruya, Jakarta Barat.

Anto dan keluarga juga tegang. Sebab Anto pun tau malam ini operasi akan di laksanakan. Edwin juga memberi laporan pada Anto, dan itu membuat perasaan Anto jauh lebih tenang. Anak lelaki nya yang dia harapkan, sangat mantap memimpin operasi nya. Walau usia nya baru masuk 17 tahun. Dia melihat cerminan dirinya ada di sosok Stevan. Hanya Stevan harus memulai jauh lebih dulu dari dirinya. Akibat keadaan yang memaksa.

Hari telah lewat waktu Isya saat seseorang datang ke rumah Anto..

"Malam semua.. selamat malam Lae, Aiko, Dek juga teh Yeti. Maaf baru bisa gabung.."


"Eh.. kok jenengan kesini mas??"

sahut Anto

"Iya mas Surya kok bisa keluar ?"

yang lain juga terkejut..

"Iya, aku keluar karena memang sudah tidak bisa mereka tahan lagi. Karena sudah ada hasil forensik di tubuh korban bahwa pelaku nya bukan Stevan dan Putra. Tapi orang lain. Dan pasti itu si pemfitnah itu. Dan aku pikir juga, sebenar nya mereka tidak benar-benar ingin memfitnah kedua ponakan ku itu, karena terlalu amatir kelakuannya. Mereka hanya ingin memperlambat pekerjaan si Lae dan tim. Hanya itu yang masuk akal. Pasti ada kejadian besar yang akan terjadi dan mereka tidak ingin intelligent kita mengetahui nya. Dan mereka salah, justru saat ini, ponakan ku yang adalah penerus keluarga hebat ini yang akan menghadapi mereka.. aku jadi lega sekarang. Tim ku sudah aku perintahkan langsung secepat nya meluncur ke labuan tadi jam 5 sore berangkat. Estimasi jam 8 atau 9 malam sudah tiba di sana. Enak aja mereka mau main di kawasan hukum kita. Aku penegak hukum lawan nya..."

"Ah.. mas.. jenengan jadi ikut sibuk Iki.. jenengan wes gelem dadi jaminan wae, kita wes terima kasih, lah iki jadi ikut turun juga mas.."

"Enggak gitu Lae.. si Lae udah utus dua orang paramaan ku, keponakan ku itu buat kesana, itu sudah suatu pengorbanan besar kali itu Lae. Jadi aku pun enggak mau lagi membuat repot orang si Lae, biar lah aku melalui orang kepercayaan ku juga ikut mengatasi hal ini. Tau nya aku Lae, polisi di sana mungkin sudah mereka 86 kan. Biar lah dari sini aku kirim membantu Lae..."

"Iihh.. si mas mah.. sok diinfo atuh ke kita disini. Tau gitu.. ini sama we bukan hanya operasi penindakan biasa. Bukan deui pembuktian. Tapi iyeu teh tim dari polda, Reskrim yang juga mau tangkap si Yudhi dan teman-temannya. Artinya Stevan dan Putra adu lihai iyeu sama polisi Polda. Bener nteu mas?"

Dea memberi penjelasan.

"Itu dia dik.. mas tau persis tujuan nya si Kanit itu. Mau cari nama dia buat promosi. Mana bisa dia dengan menggunakan kekuasaan nya buat ambil kesempatan, maka nya ku kirim anggota melindungi keponakan ku itu. Jangan sembarangan mereka nanti. Sudah dipegang Stevan atau Putra si pelaku nya, di paksa juga diambil sama mereka. Enggak ada cerita nya begitu. Enggak rela benar aku. Dia aparat, aku pun aparat. Hati-hati dia..."


"Ya mas.. matur nuwun saget. Se betul nya aku juga ada dua anggota ku disana. Si Edwin, yang setahun lalu ikut di Ciputat. Sama si Joko asisten nya.."

"Oh iya.. ingat aku Lae.. agen hebat juga dia. Wah.. tenang sedikit pikiran ku. Tapi ada operasi apa rupanya sampai besar kian ku rasa ini? Penting kah?"

"Iyo e mas. Iki operasi pemberantasan penyelundupan. Melalui kapal tongkang batu bara, mereka menyelundupkan emas batangan ke wilayah timur tengah. Akan ada transaksi seperti nya nanti malam. Akan ada perwakilan pembeli dari jazirah Arab sana. Orang kepercayaannya pangeran Arab. Ini seperti tim intelligent dari Arab yang akan mengawal orang kepercayaan si pangeran ini.."

"Oh.. barisan intelligent dari Arab? Tim Superbody kah?"

"Ya, sepertinya Superbody yang turun. Sebab ini mereka melakukan kegiatan operasi ilegal di wilayah negara kita. Karena dana mereka besar, mereka bisa menyewa siapa pun untuk mengawal dan meng-goal kan tujuan mereka. Ah.. biar Superbody yang turun, gak gentar dan mundur. Intelligent dan TNI kita gak akan mundur biar sejengkal pun. Mereka masuk, jangan harap keluar selamat. Nyawa ku ku relakan tenan kalau mereka masuk wilayah kita.."

"Betul kau Lae.. jangan coba dia pakai uang nya buat bayar siapapun melindungi dia. Aku terobos habis. Enggak ada cerita.."

"Bagaimana mas, jenengan siap lek terjun langsung nang kono.. soale lek ngene, ora perlu pembuktian apapun, wes jelas Stevan dan Putra ora salah kok. Aku akan jalan sekarang juga mas..."

"Iya lah.. pasti ikut aku.. itu sebab nya ke sini aku. Enggak usah khawatir kau Lae.. bawa mobil patroli aku. Enggak ada yang bisa halangi jalan kita.."

"Ayo wes... aku minta waktu 5 menit buat persiapkan alat ku. Udah gak ada alasan apapun sekarang, siapa yang mencoba menggangu dan mengacau operasi pembebasan ini, aku sikat."

"Pah.. mama ikut.. ini bukan lagi penangkapan, tapi sudah perang. Enak aja anak ku gak tau apa-apa mau mereka hajar. Aku kuliti mereka, biar Superbody sekalipun.."

Aiko menyela

"Aku juga ikut pah.. siapa mereka mau perangi anak ku..? Mama cincang di hidup-hidup. Jangan macam-macam. Superbody sentuh anak ku, ku pancung betul dia, seperti hukum di negara nya sana. Buktikan saja omongan mama ini.."

Dea juga minta ikut. Setelah mengetahui yang sebenarnya dari Surya.

"Oke, mama Aiko dan mama Dea ikut papa. Yang lain stand by disini. Jessi dan Novi tetap di puskom yah. Romy, kamu jaga rumah ya nak selama papa dan mama mu pergi..."

"Siap komandan... Bawa pulang ke dua Abang kami ya pah. Kasian mereka gak salah jadi sasaran.. "

"Iya mas.. tolong jaga Putra dan Stevan ya mas, Aiko, Neng juga mas Surya. Aku sama anak-anak menunggu disini..."

Yeti ikut memberi dukungan...


Di kawasan PLTU Banten 2

Keadaan baru saja selesai waktu Maghrib

Suasana telah sepi karena memang karyawan telah di pulangkan tanpa ada yang lembur. Selalu memang jika ingin ada pengiriman batubara, para pekerja di pulangkan saat sebelum Maghrib. Yang berjaga hanya petugas keamanan yang sesekali berpatroli berkeliling.

Dibagian samping bangunan turbin, ada sebuah pos keamanan yang cukup besar. Nampak sebuah bohlam kecil yang menyala di bagian dalam nya. Menandakan adanya penghuni nya saat ini.

Ada gerakan yang tidak bersuara dari dalam pos keamanan itu. Nyata kalau orang yang didalam pos itu bukan orang sembarangan. Ada tiga sosok di sana. Gerakan sangat ringan dan lincah. Ada yang mengisi senjata, ada yang memakai pakaian khusus plus beberapa jenis senjata rahasia yang di tempatkan di beberapa bagian tubuh yang tersembunyi. Ada juga yang masih sibuk mengutak-atik laptop nya. Yang mempunyai keyboard sentuh yang sangat canggih.

Sekeliling pos itu ada pohon asem besar dan rumpun pohon bambu hias setinggi orang. Jadi kalau dari samping sulit untuk melihat ke dalam pos itu. Pos ini memang sudah tak di pakai lagi, diganti pos yang lebih baik dan besar, disisi timur nya berjarak sekitar 100m dari pos lama ini. Dan tidak terlihat sebab berada disisi ya g berbeda karena sisi itu berbelok arah.

Selang setengah jam kemudian, lampu kecil di dalam pos itu mati. Gelap gulita memenuhi sekitar pos. Ditambah tidak ada juga lampu penerangan di sekitar nya dan bulan tau bintang pun tidak ada malam itu. Makin membuat suasana makin gelap dan mencekam. Suara-suara serangga hutan dan liar bersahutan mengisi kesunyian suasana itu.

Tiba-tiba dari sebelah timur ada seberkas kilatan cahaya. Sepertinya berasal dari sebuah senter. Kemudian menghilang. Pintu pos terbuka.. lalu tiga sosok meluncur cepat tanpa suara melesat ke arah barat yang merupakan kawasan dermaga. Tanpa kesulitan berarti, ketiganya dengan cepat telah sampai di gudang penyimpanan batubara. Dan sembunyi di dalam kegelapan malam.

Sementara itu, dari arah Utara, tiga orang petugas dermaga mulai berjalan ke pinggir. Tampak sebuah tongkang batubara yang berisi ratusan ton batubara yang menggunung dan diratakan atas nya sehingga laksana gunung yang mengapung di tengah lautan.

Tongkang bergerak mendekat ke arah dermaga. Lampu sorot nya pun telah menerangi sekita dermaga. Sepuluh menit kemudian, tongkang telah benar-benar dekat dan beberapa menit kedepan akan lepas jangkar dan berlabuh.

Petugas dermaga akhir nya mengikat tambang kapal tongkang itu di tonggak yang disediakan untuk mengikat tambang kapal. Tak lama, dua orang tampak keluar dari bagian dalam tongkang dan berjalan keluar menyeberangi kapal menuju dermaga. Disambut seseorang di dermaga. Lalu ketiganya berjalan ke arah kantor PLTU. Sunyi dan tetap dalam situasi tenang.

Tak lama, dua orang yang dari tongkang itu keluar. Dan satu orang naik ke tongkang, satu nya tetap di dermaga.

Selang tiga menit kemudian, pintu dari tongkang itu membuka ke arah dermaga, dan menjadikan sebuah jembatan yang kokoh penghubung bibir dermaga dan tongkang itu.

Lalu dari arah Utara, bergerak sebuah ekskavator dan naik ke tongkang setelah di arahkan oleh orang dari tongkang yang tinggal di dermaga.

Lalu disusul juga dari utara dua unit dump truk menuju bibir dermaga, siap di muati batubara.

Tiga sosok yang bersembunyi di balik kegelapan itu pun tetap menanti dengan senyap. Mata ke tiga nya dengan tajam mengawasi ke sekitar.

"Yud.. kaya nya aman. Gue gak liat ada gelagat yang aneh. Si Stevan ama si Putra kaya nya gak ada. Jangan-jangan dia jadi penakut gak berani..."

sapa seseorang dari mereka, lelaki memakai pakaian jalan malam biru Dongker lengkap dengan topeng nya.

"Bisa jadi. Anak mami mana berani ke sini. Gak di kasih izin paling sama mami nya.. hahaha..."

jawab lelaki lainnya dengan pakaian pejalan malam hitam dan topeng loreng nya.

"Jangan gegabah.. liat bentar dulu. Lagian itu baru juga bongkar, nanti habis selesai bongkar baru kita keluar. Kita kawal stuffing nya."

jawab seorang lagi dengan suara perempuan memakai pakaian pejalan malam hijau dan topeng hijau tua nya.

"Iya betul, sambil nunggu Wan Ahmafi, orang Arab yang kata pimpinan, dia orang kepercayaan nya pangeran Arab. Kita juga musti amanin dia, padahal dia bawa pengawal pasukan elit nya Arab tuh. Kata nya sih Singa Gurun. Penasaran juga gue, sehebat apa dia.."

jawab si topeng loreng lagi.

Proses bongkar batubara telah berlangsung. Lewat setengah jam dua mobil dump truk sudah kembali lagi setelah selesai bongkar reet pertama.

Di ujung selatan, berjarak sekitar 30 meter dari dermaga dan di pinggir tembok cerobong, seorang penjaga bayaran dari pihak pemilik batubara menggunakan senjata sedang berjaga. Mata nya jalang melihat sekeliling. Tapi, tanpa diduga...

Sreett...

Heeggghh...


Sesosok bayangan hitam dengan sangat cepat tak bisa diikuti mata, menyekap dan memelintir leher nya. Lalu dengan ringan menarik tubuh si penjaga ke semak belakang cerobong. Tangan si penyerang merogoh kantong si penjaga. Sebuah hp dia temukan. Tapi dengan sekali kepruk, hp itu pecah hancur dan di lemparkan begitu saja.

Si bayangan hitam melesat ke arah timur. Tampak seorang penjaga lainnya sedang siap di tempat nya. Menenteng senapan Laras panjang M-16. Dengan celana cardinal dan kaos ketat, menonjolkan otot tubuh nya yang terlihat cukup terlatih. Si bayangan mengendap di balik tembok. Lalu sebuah gerakan ringan..

Klentinggg...

Sebuah kerikil mengenai tiang listrik yang tepat di dekat tembok. Si penjaga mendekat.. senjata di sandang, tampak tidak curiga. Sesaat di sisi tiang...

Bruugg...

Tanpa sempat menyadari, si penjaga telah di pukul di tengkuk dan pingsan. Seperti tadi, sosok itu merogoh kantong si penjaga, mengambil hp nya dan mematahkan.

Ada tiga penjaga lagi.

Masing-masing berjarak 20 meter. Saling berhadapan. Selang 10 menit kemudian, seorang mundur ke belakang. Menuju sebuah toilet di ujung dekat gudang. Baru hendak masuk pintu toilet, sekelebat mata...

sreett...

uggghh...


Sesosok menyergap dari belakang dengan sangat cepat memuntir leher si penjaga dan langsung menahan agar tak tubuh. Dengan mudah menggendong tubuh itu dan melemparkan ke samping toilet. Setelah mematahkan hp nya segera membuang senjata nya.

Sosok itu menghampiri yang dua lagi. Mengendap tanpa suara sedikit pun di gelapnya malam, gerakan nya sangat ringan.

Dia mengincar salah satu penjaga terdekat sebelah kiri.

Saat penjaga di kanan melihat ke belakang..

Brett...

sreegghh...


Dengan sangat cepat, si penjaga diseret ke kegelapan, menarik tubuh si penjaga. Dan menyelesaikannya.

Saat tersisa terakhir...

Si penjaga yang menyadari temannya hilang. Mencoba mencari. Mendatangi tempat si temannya itu. Saat mendekat, dia mencurigai sesuatu. Insting nya mengatakan untuk waspada. Senjata di kokang. Tapi baru saja selesai...

buugghh...

Arkkhhh...


Sebuah tendangan menghantam telak leher si penjaga. Tubuh terlempar menghantam tumpukan tanah. Dan terdiam.. sosok itu menarik tubuh nya, membereskan hp nya dan melempar di samping toilet yang gelap.

Sosok itu melompat ke arah kegelapan dan melesat laksana angin menuju ke arah dermaga. Sampai di ujung pagar pembatas, sosok itu merunduk dan diam tak bergerak.

Sedang pekerjaan bongkar batubara hampir selesai. Saat truk terakhir turun dari tongkang dan melintas. Sosok itu melesat naik ke tongkang tanpa terlihat karena terhalang truk yang melintas. Sosok itu masuk ke balik tumpukan batubara dan merunduk sejajar tumpukan. Karena pakaian nya warna hitam, dia tersamar dengan sangat baik.

Eskavator bergerak meninggalkan tongkang. Terdengar suara bicara beberapa orang di bawah tongkang.

Ada dua orang yang memakai jaket hitam. Dengan wajah khas timur tengah.

Di belakang nya ada lima orang dengan wajah khas sama, berbadan tegap dan berambut cepak, berdiri tegap dan penuh waspada.

Sementara itu, di pintu utama, masuk dua buah mobil truk tapi tertutup semua kabin nya. Laksana mobil pengantar uang yang di kawal oleh dua mobil polisi. Satu sedan satu mobil bak yang bertempat duduk. Dan di mobil truk polisi pengawal itu ada 5 polisi bersenjata lengkap tambah dua di depan. Sedang mobil sedan patroli nya belum terlihat berisi berapa orang.

Truk khusus itu masuk ke area PLTU dan terus ke arah dermaga. Mobil berhenti tidak jauh dari kerumunan orang yang berdiri di depan tongkang itu. Dari sedan patroli turun 4 orang petugas polisi berbaju preman. Yang duduk di sebelah depan kanan maju menghampiri dua orang yang berdiri di pinggir tongkang. Dua orang itu, satu orang Arab dan satu orang pribumi.

"Malam boss.."

tegur sang komandan polisi.

"Malam.. aman kan barang nya Jon..?"

tanya si orang Indo

"Gimana dengan anak nya si Anto..?"

tanya orang itu lagi

"Setelah dia pulang atas jaminan si Surya kampret itu, saya belum tau lagi posisi nya. Seperti nya hape nya mati..."

"Ah.. gimana sih Lo.. ****** bener jadi polisi itu aja gak bisa Lo lacak..?"

"Maaf boss.. orang saya juga kehilangan jejak nya.. tapi saya yakin bisa, anak mami kaya gitu mana berani dia keluar. Hah.. cuma ngumpet di balik ketek bapak nya..."


"Pokok nya saya gak mau tau, lo yang jadi tameng keamanan nya. Ada apa-apa lo ama pasukan lo yang harus tanganin duluan. Ini partner saya dari Arab. Mr. Al Mahmud. Saya gak mau gagal pengiriman malam ini, Mr. Ahmafi ikut kita untuk memastikan pengiriman kali ini sukses.."

"Siap boss... Seperti biasa boss.. aman pasti selama saya yang kawal..."

"Saya pegang omongan lo... "


"Udah bisa mulai boss..?

"Ya ayo mulai... Gue mau liat juga biar lega.."


Polisi Jhon, Kanit Reskrim Polda Metro, memerintahkan pasukannya agar 2 truk khusus itu mendekat. Lalu tiba-tiba dari arah pintu masuk 2 orang berpakaian hitam-hitam. Baju silat lengkap dengan golok di pinggang.

"Boss... Tunggu..."

seorang yang ternyata Pablu menegur seseorang yang di panggil boss itu.

Melihat kedatangan dua orang yang gak di kenal, para pengawal Al Mahmud yang ber lima segera melindungi pimpinan nya dengan pistol terhunus ke arah ke dua orang itu..

"Eh... Sabar.. sabar.. tuan-tuan.. biar saya urus.."

Polisi Jhon maju mendekat.

"Heh.. kang Pablu.. ngapain lagi.. tadi kan udah beres..."

"Maaf bang.. aing sama kang Rojak, minta di ikutin juga di proyek ini. Ini daerah kami, sekarang urusan muat juga kita minta di libatin..."

"Mana bisa gitu... Perjanjian nya bukan gitu. Saya tadi nya mau ini di urus sama orang saya semua, tapi karena menghargai kamu sebagai putra daerah, kita libatin di proyek ini buat bongkar barang. Kalau muat kita yang kerjain. Jangan semau nya sendiri. Ini.. siapa yang izinin masuk...?"


"Maaf boss.. mulai sekarang kita terlibat juga di muat. Itu keputusannya. Kalau nggak, kerjaan ini gak boleh jalan. Anak buah saya udah nunggu di luar, 300 orang. Siap... Mau siap kerja atau siap perang sama aja. Tergantung saya perintah nya..."

"Bangsat Lo.. jangan bikin gue marah.. lo gak tau yah sedang berhadapan ama siapa?"


"Saya gak peduli pokok nya harus ikut kerja. Atau kalau enggak, si boss harus bayar buat bang Rojak. Penguasa daerah sini.. gak banyak kok, 50jt ajah..."

"Hah.. kurang ajar.. kamu kira kamu siapa? Mana si Yudhi...? Dari tadi gak keliatan tuh si monyet. Masa masalah ginian gak bisa dia urus..? Udah gini aja.. saya setuju permintaan mu. Nanti saya bayar setelah ini selesai.."


"Oke boss.. kan beres..."

"Bentar Blu... Aing berubah pikiran.. aing gak mau 50.. 250 baru mau.. gue mencium emas disini..."


tiba-tiba Mat Rojak angkat bicara

"Bangsaat... memang penjahat lo... Kalau gue gak mau mau apa lo.. ?"

Tanpa terduga tiba-tiba...

Swuuuttt...

Sesosok tubuh bertopeng loreng melesat sangat ringan dan langsung berhenti di depan Mat Rojak.

Mat Rojak sedikitpun tak bergerak dan tetap tenang. Sedang Pablu dan si orang Arab plus sang boss sudah mundur 2 langkah dan bersiap masing-masing.

Nyata kalau Mat Rojak bukan mainan. Dia sangat yakin dengan kemampuan nya sehingga tidak perlu menghindar dan tetap tenang. Ilmu nya sulit untuk diukur.

"Tahan kang.. ini Yudhi..."

si topeng loreng lalu membuka topeng nya.

"Hehehe... Berani juga maneh datang yah.."

"Yudhi... Ini bagaimana? Kerjaan kamu gak becus... Apa-apaan ini.. kamu harus kasih penjelasan ama saya habis ini. Saya gak mau gagal.. beresin tikus ini atau kamu yang akan tau akibat nya..."

"Mat Rojak.. urusan ama Asep udah selesai kan? Udah dikasih ama si Asep. Perjanjian kita juga udah jelas.. jangan main rubah seenak perut sendiri..."


tegur Yudhi, ya Yudhi Pratomo.

"Iya.. emang. Tapi aing berubah pikiran. Wilayah Banten iyeu sekarang mutlak dalam kuasa Aing. Mau minta tolong siapa sekarang di Banten ini? Raga..? Hahaha.. dia udah jadi Kakek peyot yang udah gak berguna.. setengah kekuatannya udah habis di kalahin sama aing.. untung dia masih aing ampuni dan sekarang udah jadi ayam sayur.. pokok nya, aing dan barudak na aing harus ikut bongkar itu barang. Atau.. bayar aja biaya nya 250jt. Beres.. mau nanti juga gak apa. Asal satuju. Transfer we sekarang.. udah canggih lah.. pasti paham. Kalau nggak ada uang sekarang, ya sudah biar aing ikut bongkar, beres urusan.. atau barang ini mau aing sita...?"

"Preman gak tau diri.. terpaksa lo gue musnahin anjing... Ivan.. Anna.. "

Yudhi memanggil dua nama...

Swuuuttt....

Swuuuttt...


Dua sosok melesat dari kegelapan menuju ke arah Mat Rojak dan Pablu. Lalu mengepung dari tiga sisi. Pablu yang menyadari ada yang hendak mengeroyok guru atau boss nya, segera melapisi boss nya itu.

"Siap maneh Blu.. iyeu geus keluar tukang pukul na.. aing memang menunggu iyeu. Biar sekalian aing hancurin.."


Polisi Jhon dan anak buah nya hanya melihat sambil berjaga jelas dia juga berhitung. Sekelas Mat Rojak di todong senjata api tidak bergeming, jelas orang ini bukan mainan. Jhon jelas cari aman. Ia hanya menunggui ke dua kendaraan itu, bersama dengan 8 anak buah nya yang bersenjata lengkap.

Sedang para pengawal Ahmafi pun bersiap segala sesuatu. Jelas mereka pun dapat membaca gelagat. Ada penyusup yang tidak di duga. Tapi melihat yang datang hanya dua orang dan saat ini di kepung tiga orang bertopeng laksana ninja yang dapat bergerak secepat angin dan seringan kapas, tentu ini bukan lah orang sembarangan. Dan saat mengetahui ketiga nya ada di pihak boss nya atau tekanan boss nya itu, jelas ada kelegaan di wajah kelima pengawal itu..

Saat ketegangan sudah pada puncak nya..


"HEEIIII... TUUNGGUUUU... "

sebuah suara laksana guntur, menggeledek memekakkan telinga semua yang ada di sana. Beberapa pengawal yang tidak memiliki kekuatan, telinga nya sakit dan penuh. Sampai mereka sampai menutup telinga nya rapat-rapat dan tersungkur merintih. Sementara yang memiliki kemampuan, suara itu telah menggetarkan sampai mengacaukan alur nafas nya.

Jelas.. ini ada lah pertunjukan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi. Tujuan nya ingin menggetarkan nyali lawan nya dan menunjukkan seberapa besar tenaga dalam yang di miliki si empunya teriakan.

Sesosok bayangan secepat kilat menyambar ke arah kerumunan Yudhi dan Mat Rojak.

Mat Rojak terdesak mundur dua langkah. Pablu terguling. Yudhi.. dia terdesak mundur sampai lima langkah, dua orang lagi Ivan dan Anna terdesak mundur lima langkah dan Anna terdesak mundur hingga jatuh terduduk.

Sosok berbaju kuning kemerahan dan memakai penutup hidung atau masker orange.. berdiri tegap dengan kaki sejajar menjejak jalan. Tampak jejak kaki nya membuat aspal yang di pijak, ambles se dalam 5 cm.

Wajah nya tanpa ekspresi, mata memandang tajam laksana pedang pusaka yang siap menghujam..

Memandang tajam ada Yudhi, lalu Ivan dan Anna. Mat Rojak dan Pablu sama sekali tak di hiraukan.

"Lo.. Lo.. sama elo... Lawan lo gue.. "


Yudhi tergagap. Jelas ini adalah tatapan yang sangat menakutkan. Nyali nya gentar walau ia sudah kenyang asam garam pertarungan dan situasi intimidasi, jelas ini di luar semua yang pernah dia temui. Tapi sebisa mungkin ia menekan keterkejutan dan kegentarannya.

"Siapa Lo.. buka masker Lo.. jangan ngumpet.."


"Bangsaat maneh.. saha maneh berani sentuh Mat R
ojak, guru aing. Aing hajar maneh..."

Pablu mencoba maju, tapi di cegah oleh Mat Rojak.

"Tahan Blu... Kita jangan ikut campur bikin capek. Sasaran kita isi mobil ini.."

bisik Mat Rojak. Sambil menunjuk truk pembawa uang ini, Renault T430. Truk import dari Perancis yang dirancang anti peluru pistol atau senapan.

Pablu batal maju dan mau tidak mau ikut memperhatikan situasi. Pablu pun masih bertanya-tanya apa sebetulnya isi dari truk khusus ini..

"Heh.. pertanggung jawabkan perbuatan lo ke aku dan saudara ku.. hari ini aku pastikan lo bayar lunas semua kelakuan lo.."



Bersambung....
Mohon kritik dan saran dari para suhu semua. Nubie mengharapkan adanya usulan dan kritik dari para suhu semua..
Makasih bung..... mantap lah
 
Akhirnya yang di tunggu hadir juga semoga bisa lancar RL nya agar bisa ada hiburan untuk di warga semprot..
Selalu semangat suhu Balak6
 
Aseeekkk...Akhirnya ada update...

Makasih atas updatenya suhu @Balak 6

Sepertinya itu Putra yg barusan teriak dan mendatangi Yudhi cs..Kalo gak salah di episode sebelumnya Putra lah yang memiliki kemampuan tenaga dalam seperti itu ketika bertarung dgn kakek Saiman..

Ditunggu lanjutannya suhu..Semoga dimudahkan & dilancarkan RL nya agar updatenya terus mengalir...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd