Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure Story 4 - NEXT GENERATION

Selamat dini hari suhu semua. Buat momod, submod, pertapa, sesepuh, king, staff member, maha guru, master, pendekar, guru besar, ahli cerita, senior, senpai, guru master, addict, holic, lover, kakak, adik dan para suhu terhormat, semoga semua dalam keadaan sehat, sukses dan bahagia senantiasa.

Izinkan nubie yang masih merah, hijau dan kuncup ini melanjutkan cerita ndeso nubie.

Nubie lanjutkan cerita ndeso ini dan kualitasnya jauh kelas di bawah cerita para ahli cerita dan senior di forum terhormat ini.

Ini cerita fiksi, masih sangat perlu kritik dan saran dari para sesepuh dan suhu terhormat sekalian...

Akhir kata, salam semprooot...
 
Mulustrasi....

Anna Julia




Aiko Hatorangan


Deandra Hatorangan


Novia Hatorangan


Putri Syaiful


Pulau Liwungan





Sebelumnya......


Stevan sangat terlatih insting berkelahinya. Ditambah juga kemampuan nya menganalisa gerakan dengan cepat, diatas rata-rata. Ini membutuhkan tingkat kecerdasan yang sangat tinggi.

Dan...

Stevan memiliki nya...

Kecerdasan Stevan memang diatas rata-rata, atau disebut juga jenius.

Analisa dan daya ingat terhadap jurus dan gerakan, sangat cepat.

Kharimov yang jurus nya dapat di mentahkan Stevan dan di hindari, terus menyerang makin sebat.

Hanya, selepas 30 jurus, gerakan Kharimov terputus..

Dan...

Dia kembali menyerang...

Tapi kembali dengan jurus awal...

Hanya tenaga power makin kuat, dan gerakan makin cepat..

Lebih cepat dari sebelum nya...

Tak terasa sudah lewat 15 jurus lagi..

Tapi...

Stevan yang sejak tadi menagkis dan menghindar...

Satu saat, tanpa di duga..

Kaki Stevan memotong serangan Kharimov. Mengincar perut...

Kharimov terkejut bukan kepalang.

Jurus andalan nya, bukan hanya di hindari, malah bisa memotong serangan dengan serangan balasan...

Dan sangat tepat timing juga sasaran nya..

Seketika gerakan Kharimov kacau...

Tangan kanan turun menangkis...

Duukkhh...

Stevan mundur dua langkah, Kharimov tangan nya terlempar membalik ke atas dan kaki nya mundur dua langkah..

Tangan tampak memar, kaki Stevan pun tampak sedikit terpincang.

Kedua nya diam. Saling menatap tajam...

Saling tau.. Bahwa masing-masing mengalami sakit akibat benturan dua tenaga yang sangat terlatih.

"Stevaann... Kamu..."

Anna teriak, maju mendekati Stevan...

Tapi..

Saat bersamaan...

"KAU SENTUH ANAKKU.. PUTUS NYAWAMU..!!!!"


•••©©©•••

Lanjutannya...


Dari balik semak tanaman rambat, keluar sesosok wanita dewasa bertubuh relatif mungil berwajah oriental. Kulit putih rambut gelombang sepunggung. Memakai baju bahan lentur latex warna pink lengan panjang tanpa kerah pas badan. Sehingga lekuk dari tubuh itu jelas tercetak. Tetap ramping, dan sangat proporsional. Memakai bawahan celana panjang bahan latex juga warna pink dan pas menempel di tubuh itu.

Di usia awal kepala 4, tubuh wanita ini sangat terjaga. Menandakan dia sering melatih tubuh nya. Tetap menarik tanpa ada lemak yang menutupi nya..

Sebuah lompatan panjang membuat tubuh itu melesat secepat panah ke arah Anna..

Sosok itu segera menghadang laju Anna mendatangi Stevan...

"Aku lawan mu... Jangan mencoba mengeroyok.. Dasar pengecut... Makan serangan ku... HIAAATTT..."

"Tahan maahh..."

Teriakan Stevan tidak berpengaruh.

Aiko yang sudah terlihat emosi, menyerang dengan sangat gencar..

Anna yang menyadari bahwa yang menyerang nya adalah ibu dari Stevan, mama lelaki yang dia cintai. Membuat dirinya sangat serba salah.

Mata Anna melirik Stevan..

Anna berharap, Stevan turun menyelesaikan salah paham ini..

Tapi serangan Aiko gak mainan..

Naluri ke ibuan nya muncul dengan sangat membuncah. Mengetahui anak lelaki tercintanya, dalam bahaya akibat dari wanita ini, emosi nya pecah.

Serangan terhebat dia keluarkan..

Anna sangat terdesak dan terus mundur sambil menangkis. Tak berani juga Anna menyerang balik..

Stevan yang menyadari kedatangan siapa yang menyerang Anna, segera melompat menengahi kedua wanita yang bertempur itu..

Stevan maju dan berdiri di samping ke dua nya..

"Mah.. Tahan... Jangan diterusin..."

Aiko seketika berhenti..

Stevan berdiri menghadap mamah nya. Anna mundur dengan mata basah dan nafas memburu..

Perasaan Anna sangat takut dan jelas kalut..

"Stevan.. Kamu gak apa-apa nak..?"

Aiko mendatangi Stevan dan melihat ke mata anak lelaki nya..

Dia melihat mata Stevan mengandung rasa khawatir dan sedih. Tapi terbersit juga kelegaan disana..

Aiko menarik nafas lega..

Anak lelaki jagoannya itu ternyata baik-baik saja dan sangat normal. Tak ada kekosongan di pandangan nya. Juga terlihat ekspresi hangat tanpa ada rasa yang janggal.

"Mah.. Tahan.. Anna sudah dipihak kita. Dia.. Dia.. Adalah.."

"Heii.. Jangan kabur kamu...."

Anna teriak...

Stevan dan Aiko putar kepala...

Kharimov melompat masuk dalam semak belukar..

"Pengecuuutt.. Urusan mu belum selesai.. Jangan lari bangsaaatt...!!!"

Stevan teriak..

Tapi terlambat...

Kharimov telah menghilang...

Tapi sesaat kemudian...

Hiiaatt.. Hiihh...

Fucckk... Heeaahh...

Bugghh...

Praakk...

Swuut... Swuutt...


Dari balik semak itu...

Terdengar ada seorang yang menghadang usaha pelarian Kharimov..

Lengking teriakan nya..

Jelas memperlihatkan, yang menghadang Kharimov adalah seorang perempuan juga..

"Mah.. Itu..."

"Ya.. Itu mamamu memberi pelajaran pada penjahat itu..."

"Ohh.. Jadi.."

"Ya.. Papamu juga ada..."

"Mah.. Ini harus segera di selesaikan. Jangan sampai mama Dea kelepasan tangan ke penjahat itu. Kita perlu penjelasannya.."

"Tenang, mamamu tau yang harus dia lakukan. Saat ini, mama ingin kejelasan kamu tentang wanita itu..."

Stevan menaruk nafas lega..

"Mah.. Ini Anna Julia. Anak tiri dari Kharimov. Asal dari Khazakstan. Dari Pavlodar city. Dia lahir 19 tahun lalu. Saat rezim Rusia berperang dengan khazakstan, yang menuntut merdeka. Dan.. Anna adalah anak kandung dari..."

Stevan terdiam...

"Kenapa kamu diam..?"

"Anna.. Kamu bawa lencana itu..?"

Anna maju perlahan.. Menunduk tak berani menatap Aiko. Ditangan nya terdapat sebuah lencana penghargaan.

Dengan perlahan, Anna memajukan tangan nya dan menyerahkan sebuah lencana kuning emas, berlogo burung garuda, dan berlatar bendera merah putih..

Aiko menerima lencana itu.. Sesaat memperhatikan..

Aiko paham lencana apa itu..

Tapi dia belum tau pemilik dan juga dalam rangka apa..

Aiko masih memperhatikan..

"Mah.. Lencana ini Anna dapat dari ibu nya. Dan ibu nya mengatakan, pemilik lencana ini lah ayah nya.."

Aiko masih terpaku..

Sesaat kemudian...

"Pah.. Kesini pah..."

Seorang lelaki setengah baya berbadan tegap dan berisi keluar dari balik sebuah pohon besar.

"Hai nak.. Ayah sudah lihat hasil pekerjaan mu.. Ada apa mah.."

"Pah.. Ini.. Lencana ini.. Kamu tau pah.. Aku mau mastikan saja.."

Sang Lelaki yang adalah Anto, ayah dari Stevan.. Menerima lencana itu dari Aiko..

Anto seketika terkejut.. Mata nya membulat.

Seketika ia melihat pada Aiko..

"Dari mana ini mah..? Ini lencana badan intelligent.. Siapa yang mencuri nya. Tidak mungkin seorang agen memberikan lencana ini. Bisa bocor identitas nya. Dan... Aaah.. Berbahaya buat dia dan keluarganya. Terutama, dia akan diketahui, negara dan badan apa yang menugasi nya. Konsekwensi nya jelas.. Negara tidak akan mengakui nya.."

Anto melihat sekilas telah paham..

"Wanita itu yang memiliki nya.."

Sambil menunjuk pada Anna..

Anto melihat Anna yang masih tertunduk, dan sesugukan, menahan takut dan sedih nya..

Anto maju mendatangi Anna..

"Nama mu Anna Julia Restiana? "

Anna angkat wajah nya..

"Be.. Be.. Tul..pak.."

"Kamu tau pin lencana apa ini? Dan konsekwensi nya kalau kamu mengambil dan menyimpan dengan sengaja lencana ini pada pemiliknya yang syah..?

"Saya tau sekali pak.. Tapi saya harus memperlihatkannya, sebab.. sebab.. ayah kandung ku adalah pemilik lencana ini.."

Anto menatap sangat tajam pada Anna..

"Kamu tau siapa pemilik nya..??"

"Iya pak.. Tapi.. Sa..yaa.. tak mungkin lagi menemui nya... Saya terlambat tau.. Andai saya setahun lebih cepat menemui bapak dan keluarga.. Ahh... Maaf kan Anna pah..
Huu..huu..huu.."

Anna menutup muka nya dengan ke dua tangan..

Tangis nya pecah..

Kepala tertunduk...

Badan terguncang hebat...

Ada penderitaan batin yang berat terlihat..

Anto kembali maju..

"Kamu bisa menjelaskan..?"

"Pak.. Mamah mem.. beranikan.. diri mencuri lencana ini dari kekasih nya, yang.. Sshh.. nama.. nya.. hanyaa.. sempat di.. sebut.. mamah.. saat sekaraat... yaituu.. Batmann.. dan.. Stevaann.. bilaang.. ituu.. milikk.. seseoraang... yang.. dia sangaat hormati.. jugaa.. jugaa.. bapak.. hormatii..."

Anto diam.. Menunggu..

"Saat 20 tahun lalu.. mamah.. membantu seorang lelaki.. aah.... agen rahasia yang di kejar oleh pasukan Soviet, dan terdesak masuk desa tempat mama tinggal.. Dia terluka tembak di punggung kiri belakang nya, kata mamah.. Lelaki itu asal negara ini.. Sedang mengejar buronan internasional pemilik pabrik uranium terbesar saat itu.. Dimitry Khaliyev... Tapii.. Saat misi nya hampir berhasill.. sshh.. uughh.. dia terbentur tentara Soviet yang menyelamatkan Khaliyev, sekaligus.. menembak si lelaki. Dia kabur dengan luka dan sampai di desa kami.. Di.. selamatkan seorang wanita desa miskin, bernama Mariah Khatarina. Dan dirawat sampai sembuh.. Lalu mereka.. menjalin hubungan.. dan berjanji akan bersama.. Tapi.. Peta politik berubah.. Khazakstan merdeka dari Soviet. Dan.. dan... Lelaki itu dipanggil pulang oleh negara nya... Mariah yang mengetahui hal itu... sangat sedih.. Sebab dia ingin ikut pun, tidak mungkin karena status dari si lelaki itu. Dan.. Dan.. Mariah sudah mengandung anak dari lelaki itu.."

"Sesaat sebelum berpisah.. satu kesempatan.. Mariah mengambil secara diam-diam satu buah milik dari si lelaki. Yang belakangan, Mariah baru tau penting nya benda itu.. tapi.. Si Lelaki telah pergi dengan sebuah janji akan kembali menjemput Mariah. Tapi.. Pada berjalan waktu.. Mariah yang merasa tak mungkin menunggu si Lelaki, menerima pinangan seorang duda beranak satu.. Dia lah Alexander Kharimov.. aahh.. Dalam satu kejadian.. aasss.. saat aku telah... telah berumur 17 tahun, mamah ku di serang oleh racun yang sangat mematikan oleh musuh Kharimov. Dan mamah aahhh.. huu.. huu..haasshh... mamah sekarat.. Saat itulah, di ujung azal nya, mamah menceritakan pada ku.."

Anto menatap sangat tajam. Seakan menghujam sampai dasar kalbu. Mencari tau kebenaran dan kepastian dari hal itu.

"Anna... Lihat aku..."

Anto memanggil Anna.

Dengan pelan penuh takut, Anna mengumpulkan keberaniannya dan menatap mata Anto..

Ke dua mata bertemu.

Mata bulat tajam Anto, menatap mata sipit dan basah Anna. Semburat keletihan dan ke pasrahan tampak di mata wanita itu.

"Mata itu.. Mata itu... Aahhh... Aku melihat mata bang Saiful.. Ya TUHAN... Aku harus bilang apa lagi...??"

Anto tetap menatap Anna.

Mata tajam itu, lambat namun pasti menjadi melembut, dan membersitkan tatapan kelegaaan.

"Anna... Aku tau kebenarannya sekarang. Karena aku pun sudab mengalami yang di alami oleh Abang angkat ku itu.. Iya.. Kamu adalah putri abang Saiful. Senior, komandan sekaligus kakak angkat ku.. Putri yang dia tak tahu keberadaan nya, dan.. dan.. tidak sempat di temui nya..."

"Iyyaa kah pak..? Nama nya ayah itu Saiful?"

"Benar nak.. Dan.. Mulai saat ini.. Sesuai janjiku pada almarhum... Anak dari abang itu, akan menjadi tanggung jawab ku.. Hanya iru yang bisa aku berikan untuk membalas atas jasa abang pada ku. Aku.. Aku.. Berhutang nyawa padanya..."

"Aaahh... Pak.. Aku.. Bingung.. Aku.. Musti gimana..? Aku.. Aku.. Gak mau pulang ke Khazaks... Aku pasti mati..."

"Tidak ada yang akan membawa mu ke Khazaks. Tidak akan aku biarkan... Mulai detik ini, kamu aman bersama kami.. Asal kamu mau.."

"Iiiyaaa.. Aku mau pak..."

"Sudah.. Tenangkan diri mu.. Kamu saat ini akan menjadi bagian keluarga kami.. Dan.. Jangan panggil bapak, aku bukan lagi seorang asing, aku adalah om kamu, adik ayah mu.. Dan.. Ini.. Aiko.. mamanya Stevan.. . adalah tantemu, dan juga bisa menjadi mama mu, kamu.. Akan bisa menganggap nya pengganti sosok seorang mama buat mu... Kalau kamu menginginkannya..."

"Aaaaahhh.. Benarkah apa yang aku dengar ini..? Ya Allah, sungguh besar rahmat Mu buat aku. Wanita jahat dan hina ini.. Masih.. Masihhhhh... Bisa punya mamahhh...??"

Anna berbisik, suara gemetar, mata berurai air mata. Dan menutup muka dengan dua tangan, berlutut dan menangis dengan terisak.

Terbayang wajah dari mama nya, terbayang juga semua kejahatan dan tindakan yang telah dia lakukan.

Makin membuat hati Anna hancur dalam penyesalan yang teramat sangat dalam.

Sebuah tangan lembut, merangkul pundak Anna. Dan tangan itu pun mengusap kepala belakang Anna.

"Anna.. Tante minta maaf.. Telan menyerang Anna tadi dengan membabi buta.. Tante saat ini tau.. Anna ternyata anak baik.. Dan tante sadar, Anna adalah juga akan jadi anak tante. Maafin tante yah.. Dan Anna akan diterima di keluarga om dan tante. Anggap lah kami ini pengganti orang tua mu, ya Ann.."

"Tantee.. Aku.. Aakkuuu.. Kottoorr dan jahaatt... Aku.. telaah menjahatiii.. keluarga tante dan om.. akuu.. gak berani.. aku maluu.. takuut.. hhuuuu...huuu... aakkuu.. sadaarr dirii.. akuu.. gak... "

"Ssstttt... sudah.. Jangan di terusinn... sudah.. sayang.. sudaahh... semua memang harus begini, akibat ke tidak tahuan.. apapun yang telah terjadi.. Apapun... Itu masa lalu.. Biar dia berlalu.. Anna harus bangkit.. Anna tidak sendiri.. Ada om, tante-tante mu, saudara mu, juga.. juga.. Anna harus tau, Anna punya seorang adik kandung, satu ayah.. Dia ada di rumah.. "

Aiko memeluk punggung Anna...


Anna masuk ke dalam pelukan Aiko.

Dia merasa sangat damai saat ini.

Merasa sangat di terima, sangat di sayangi, sangat aman dan tenang.

Suatu rasa yang sangat dia rindukan. Dia sangat terhanyut.. Sampai penjelasan Aiko pun hampir luput dari perhatiannya.

Pelukan sayang seorang ibu..

Itu yang sangat dia rindukan.. Sangat.. Sangat haus akan pelukan hangat seorang mama...

"Tantee... Aku.. kangen mama... Anna capek mah..."

"Tenang lah sayang... Mama disini.. Tumpahkan semua beban mu.. Lepaskan ya sayang.. Lepaskan semua, agar kamu lega.. Dan.. Anna akan menjadi pribadi yang baru.."

Anna makin meringkuk masuk dalam dekapan Aiko. Tangis nya makin keras..

Beban bathin, beban mental dan dosa masa lalu yang sudah membuat dirinya sangat letih. Saat ini dia lepas kan semua nya.

Dada Aiko telah basah akibat air mata Anna. Tapi Aiko tetap memeluk Anna dengan sangat hangat.

Lambat laun, tangis Anna melemah, suara nya mengecil.. Dan akhirnya diam.. Diam hanya menyisakan isak halus..

Tak lama, Anna telah tidur di pangkuan Aiko.. Wajah nya mengahap pada perut Aiko. Kedua tangan nya memeluk erat pinggang Aiko.

Aiko membiarkan Anna tidur. Tangan nya mengelus lembut rambut pirang Anna.

Stevan yang melihat semua itu, hanya diam.

Anto pun menatap dengan wajah penuh kelegaan.

Dan sesaat kemuadian, dari balik semak, sesosok tubuh wanita berambut panjang, memakai celana panjang coklat dan berkemeja coklat juga, tampak menyeret sesosok tubuh lelaki. Tampak terlihat kaku, dan diam,i tapi mata nya terbuka tanda bahwa lelaki itu dalam keadaan sadar. Tapi tak bisa bergerak.

Itu adalah Dea, yang telah melumpuhkan Kharimov dan menotok Kharimov sehingga lumpuh tak bergerak.

Hanya mata nya tetap membuka sebagai tanda bahwa si lelaki itu sadar.

Sesaat kemudian, tiga orang kembali muncul. Semua lelaki. Dia adalah Putra, Kek Saiman dan Kek Bidin.

Langsung bergabung pada Stevan dan Anto.

Semenit kemudian, Surya juga muncul di ikuti satu orang polisi.

"Lae.. Ah.. Syukur lah, selamat nya semua ternyata.. Lega kali aku.."

"Iyo mas.. Misi wes rampung. Anak-anak telah lulus dengan sangat baik. Aku bangga tenanan.."

"Ndan.. Izin.. Bisa saya ringkus penjahat itu..?"

tanya petugas polisi pada Surya sambil menunjuk pada Kharimov.

"Tidak.. Itu urusan ipar ku.. Jangan ikut campur.. Yang jelas, kamu buat laporan, bahwa dua keponakan saya bukan lah pelaku kriminal seperti yang di sangkakan. Lihat saja nanti, si Jhon akan aku yang bereskan dia.. Urusannya sama aku belum selesai.."

"Siap ndaann..."

Tak lama kemudian, Anna tersadar dari tidur nya.

Buru-buru dia bangun dan duduk.

Matanya menyalu semua orang yang berkumpul di sekiling nya.

Mata itu, bukan lagi mata yang sama beberapa puluh menit yang lalu.

Mata Anna saat ini sangat cerah, hangat da sangat cerah. Senyum tipis muncul di wajah nya.

Matanya lun menangkap sosok lelaki yang telungkup diam menatap padanya. Tapi tubuh nya lemah tak ada tenaga.

Mata Anna memperlihatkan rasa kasihan akan nasib ayah tirinya itu.

Lalu Anna menatap satu per satu, sampai saat pandangannya bertemu pada pandangan satu sosok. Sosok yang sangat membuat hatinya berdegup keras. Salah tingkah dan malu campur jadi satu, tapi rasa bahagia yang amat sangat merasuki seluruh relung hatinya.

Mata sosok itu pun menatap penuh kelembutan ke Anna.

Anna menunduk, dia takhluk lahir bathin pada sosok itu.

Sosok yang sangat dia sayangi, sangat dia cintai.

"Maahh..."

"Ada apa Anna..?"

"Anna boleh curhat gak mah.. Anna mau jujur ama mama. Anna tidak biasa berpura-pura.. Mungkin sudah jadi kebiasaan Anna saat masih di Khazaks, Anna diajar harus terbuka."

"Apa itu sayang..?"

"Anna telah mencintai seseorang mah. Anna menyayangi nya sepenuh hati Anna.."

"Siapa lelaki beruntung itu Ann? Mama harap dia orang baik.. Bukan orang jahat.."

"Dia orang baik mah.. Sangat baik dan sangat dewasa.. "

"Apa mama kenal dia..?"

"Ya mah.. kenal banget..."

"Hah.. Siapa Ann?"

"Anna.. Mencintai.. Sangat mencintai.. Stevan Hatoshi..."

"Aaahhh...."


Hari berlalu sejak kejadian di Banten itu.

Anna telah tinggal di keluarga Hatorangan. Bergabung dengan anggota keluarga lainnya.

Anna, yang di ceritakan semua tentang ayah nya, Muhammad Saiful, makin membuat diri nya takjub bukan kepalang.

Saat ini cinta nya pada negeri ini sudah jauh melebihi cintanya pada negara nya sendiri, tanah kelahirannya.

Dia sudah sangat merasa menjadi orang Indonesia, apalagi sudah dua tahun dia menetap di negara ini.

Tapi...

Kasus ini belum lah tuntas..

Pokok masalah, dan sumber utama masalah nya belum juga dapat di tundukkan. Yaitu Dimitry Khaliyev alias Muhammad Razi Kholiq.

Dia masih bercokol di tengah-tengah orang-orang pemerintahan dan aparat penting prmerintah.

Dan sebagai akibatnya, bisnis haram nya pun masih banyak beredar dan belum bisa di berantas.

Kemarin dulu itu hanya satu dari sekian bisnis hitam nya yang telah di hancurkan oleh para Agen Intelligent terbaik negara ini.

Para antek-antek penting nya pun masih bisa meloloskan diri.

Satu yang masih di khawatirkan Stevan juga Anna, adalah Yudhi Pratomo yang masih bebas berkeliaran.

Agen telah di sebar untuk mendeteksi keberadaan buronan utama Intelligent ini.

Dia sangat licin, susah di lacak. Karena dia adalah seorang mantan pasukan elit yang di berhentikan. Jadi bukan perkara mudah menangkap dia.

Seminggu telah berlalu..

Anna sangat bahagia berada di tengah keluarga nya yang baru.

Hatinya pun selalu hangat, karena hampir selalu dapat melihat dan dekat dengan lelaki pujaan hatinya

Putri, yang adalah juga putri kandung dari bang Saiful, merasa sangat bahagia, bisa mendapat satu anggota asli keluarga nya. Kakak nya yang beda ibu.

Tapi, Putri pun tau, Anna menyukai Stevan, yang juga adalah lelaki yang padanya ia telah menyatakan perasaan hatinya, dan si lelaki pun telah menyatakan isi perasaan nya.

Putri sampai detik ini tak mau ambil pusing, selagi dia masih boleh mencintai Stevan, itu cukup untuk nya, dan Stevan pun tidak pernah mengecewakan dia.

Stevan selalu berusaha membagi perhatiannya dan kebijaksanaanya pada semua saudara nya. Termasuk Anna dan Putri tentu nya...

Hari itu, setelah sebulan lewat.

Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi..

Tapi, murid-murid kelas 3 IPA masih beberapa tetap tinggal di kelas.

Ternyata ada tugas kelompok yang harus di selesaikan. Pelajaran Biologi.

Stevan si ketua kelompok, sedang memberi arahan pada empat orang anggota kelompok nya yang lain. Satu kelompok berjumlah lima orang.

Stevan satu kelompok dengan Anna. Plus tiga teman lainnya. Sedang Putra, saat ini dia ada di kelompok yang berbeda. Ini penting juga untuk dua bersaudara, Putra dan Stevan. Mereka di pisah agar bisa juga menerima orang lain menjadi rekan dalam bekerja sama.

Seorang guru wanita usia 30 an membimbing kelompok ini.

Sesaat kemudian, jam di tangan kiri Stevan terasa berdenyut. Stevan melirik jam nya, dan juga menatap pada Putra, yang pada saat bersamaan juga mendapat tanda yang sama di tapak kaki kiri nya yang terbungkus sepatu hitam.

Seketika Stevan dan Putra berubah sikap.

Kedua nya menyapu dan siaga penuh.
Jelas ini adalah alarm, ada yang mengabarkan pada mereka, musuh dan lawan mereka yang sangat berbahaya ada di sekitar mereka.

Seorang agen telah mengirimkan signa itu.

Tapi saat ini di ruangan ini masih banyak siswa-siswi yang tidak paham situasi, ditambah juga bu Anis, guru biologi mereka yang baik, saat ini telah berada pada situasi yang membahayakan.

Perubahan yang dialami Stevan, tertangkap pula oleh Anna. Dia menatap Stevan berharap Stevan menatap dia dan Anna ingin memberi kode menanyakan hal itu.

Tapi Stevan malah bergerak sedikit menjauh dari kelompok, dan menatap ke Putra.

Putra pun mundur satu langkah,dan melihat pada Stevan. Dengan mata, kedua nya telag paham.

Anna yang mengetahui, Stevan dan Putra saling berkomunokasi dalam diam, ikut menjadi siaga. Insting assasin nya mengatakan, ini ada keadaan extra ordinary, situasi sangat khusus.

Novi pun mendapat alarm yang sama. Tapi dia telah ada di mobil di halaman parkir, sedang menunggu para saudara nya, bersama dengan Putri.

Novi segera sadar, ada musuh yang mengincar mereka. Naluri nya mengatakan, yang diincar adalah abang-abang nya. Tapi dia selaku saudara yang juga dilatih dengan sangat baik sebagai agen pendamping, kewaspadaan nya meningkat berlipat-lipat.

Novie mengunci pintu dan menekan tombol kecil di bawah sandaran tangan. Seketika, ada selaput tipis menutup kaca mobil sehingga tak akan terlihat dari luar, tapi tetap terang dan jelas dari sisi dalam ke luar.

Putri yang awal nya tidak menyadari, tapi naluri nya yang tajam, akhirnya bisa membaca situasi. Sungguh, insting nya tajam, dan bukan percuma dia adalah keturunan dari agen terbaik.

"Kak.. "

Putri hanya mengatakan hal itu. Tapi cukup untuk Novi.

"Sstt.. Tenang ya Put.. Jangan panik. Semua akan baik-baik saja. Aku hanya mencegah.."

Pak Arif supir mereka pun tenang. Tapi waspada. Pak Arif bukan supir biasa, tapi supir khusus yang di pekerjakan di keluarga Hatorangan. Dia siap mengamankan putri dari komandan nya ini. Ini tanggung jawab nya selaku anak buah.

"Non Novi.. Udah bisa hubungi Stevan dan Putra?"

"Belum pak.. Tapi aku tau mereka sudah bersiap. Dan gak akan mau menerima kontak aku.."

"Siap..."

Kembali suasana hening. Tapi penuh kewaspadaan.

Dikelas 3 IPA dilantai 3, lantai paling atas...

Diskusi kelompok masih berlangsung..

Stevan sedikit menarik diri, Putra yang dasar nya juga tidak banyak bicara, mundur merapat ke tembok.

Stevan menatap Putra dan memberi kode 3 dengan jari. Artinya ada tiga orang di sekitar sana.

Tapi siapa yang ingin disasar?

Putra dan Steven masih waspada.

Tiba-tiba seorang guru olahraga masuk, pak Thamrin, dan langsung menemui bu Anis.

"Bu Anis.. Maaf.."

Bu Anis yang masih sibuk dengan kelompok Putra, menoleh pada pak Thamrin dan memutar tubuh nya mengahadap pak Thamrin..

"Iya Pak... Ada apa nih..."

"Eeehh.. Gini bu..."

"Bu.. Ada baik nya kegiatan belajar kelompok ini di sudahi dulu bu.. Ada yang ingin pakai kelas ini bu.."

"Oh.. Kok saya gak tau yah.. Bagian rumah tangga juga tidak memberi tahu saya yah.. Memang acara apa pak..?"

Beberapa murid terpecah konsentrasi nya dan mulai memperhatikan pembicaraan dua orang guru mereka ini...

"Eh.. Ini bu, ada acara sie beladiri bu.. Yah.. Ini penting dan darurat bu.."

"Ah.. Kok bisa.. Beladiri kan di hall pak. Kok di kelas. Nanti aja pak, saya sedang mengarahkan siswa saya pak. Setelah ini lah bapak bisa pakai, paling satu jam lagi lah..."

"Gak keburu.. Eh.. Saya mohon bu.. Demi kita semua..."

"Ada apa ya pak..?"

Stevan maju dan menyela...

Pak Thamrin memandang Stevan.. Lalu tangan kanan mengusap dada kiri 2 kali, lalu tangan yang sama juga memonjok-nonjok paha kanan nya 3 kali seperti ada rasa pegal otot kaki nya.

Stevan yang melihat itu.. Langsung menatap tajam tanpa kedip sekitar 2 detik, dan lalu mata itu menjadi sendu dan berangsur normal.

Stevan saat ini paham.

Pak Thamrin berencana mengevakuasi para siswa dan bu Anis dari ruangan itu, tapi bu Anis tak paham dan tetap ngotot melanjutkan kegiatan diskusi kelompok ini.

Tampak raut khawatir di wajah pak Thamrin. Bu Anis dan siswa lainnya hanya terdiam, karena merasa terganggu.

Disaat suasana sepi..

Tiba-tiba sesosok baju hitam berpakaian ninja melompat ke pelataran depan kelas dengan sangat ringan tanpa suara. Dan satu sosok lagi berbaju perak melayang turun dari wuwungan dengan salto dua kali di udara dan mendarat di depan pintu kelas.

Seketika kelas menjadi panik..

Sang Ninja dengan sangat ringan, menuju ke arah Anna.

Anna yang memang sudah bersiap, bergerak menjauh dari kelompok.

Siswa histeris dan panik.

Pak Thamrin memegangi para siswa dan menyusuh berkumpul di sudut belakang juga dengan ibu Anis..

"Pak.. Apa ini.. Aahh.. Tolong.. Pak.. Lapor polisi pak.. Pak.. Adduhhh... Aaaiiiihh..."

"Anna mundur... Dia bagian ku... "

Stevan melompat dan menghadang ninja perak.

Ninja perak menatap tajam, sangat tajam pada Stevan...

"Anna.. Tenangkan semua siswa dan bu Anis. Buat semua diam.. Cepaaat..."

"Baik.. "

Anna mundur lalu menghampiri kelompok siswa dan bu Anis...

Dia tarik nafas, diam satu detik lalu dengan cepat menhampiri kumpulan teman nya yang panik dan takut

"Teman-teman, bu Anis... Dengaar.. Semua tenang... Tenaaang.. Senyaap..."

Anna setengah teriak..

Seketika semua siswa melihat ke Anna, lalu seketika terdiam. Bahkan melongo... Juga Bu Anis..

Kelas menjadi senyap tanpa suara.

Pak Thamrin tidak terpengaruh. Dia bersiap dengan kuda-kuda tempur nya..

Ninja hitam bergaris merah, yang berdiri di luar, tiba-tiba terkekeh...

Tapi kekeh itu, makin lama makin kuat, dan suara nya menusuk ke gendang telinga.

Jelas, ninja hitam bernaksud membuyarkan hipnotis dari Anna.

Tenaga dalam ninja hitam ini bukan mainan.

Anna yang di serang seketika bergetar manahan sakit di kepalanya.

Laksana palu godam menghantam kepala nya dan menekan nya sangat keras.

Jika ini di biarkan, Anna akan celaka. Syaraf otak nya akan hancur, minimal adalah kegilaan yang permanen, maksimal nya adalah pecah nya pembuluh darah balik dan tewas seketika...

Dan.... Tanpa terlihat mata..

Sekelebat bayangan berbaju putih, menerjang ke arah ninja hitam.

Angin kelebatan nya berhembus keras. Menandakan dashyat nya tenaga inti dari sosok itu. Kursi terlempar terkena angin kelebatan si sosok baju putih.

Seketika tawa terkekeh itu lenyap, dan...

Ninja hitam melesat hilang dari pandangan.

Tanpa ampun, sosok bayangan putih pun melesat ke arah perginya ninja hitam yang melayang naik ke wuwungan atap.

Anna selamat.. Seketika dia tejatuh berlutut sambil memegangi kepala nya

"Pak Thamrin.. Tolong Anna.."

"Siap... "

Pak Thamrin segera memapah Anna di dudukkan di kursi.

Stevan tetap di depan ninja Perak. Ninja Perak tetap mengawasi Stevan sambil mencuri pandang pada Anna.

Jelas terlihat ada rasa marah di mata ninja perak. Niat nya yang ingin menghabisi Anna, di hadang oleh Stevan.....

Melihat Anna selamat, ninja perak berdengus keras...

"Fuck you... Hiiaatt..."

Ninja perak menerjang Stevan.. Pukulan lurus beruntun menghantan ke Stevan..

Stevan angkat tangan kiri, menangkis dan tangan kanan juga menakis.

Ninja perak makin gencar menyerang..

Pukulan menerjang sangat cepat dan sebat.

Tapi Stevan tetap menangkis dengan baik semua pukulan si ninja perak.

Kursi bermeja bermentalan terkena hantaman badan ninja perak.

Jurus pukulan karate yang dilancarkan oleh ninja perak, adalah jurus karate murni, tanpa variasi. Ini menandakan si ninja perak mendapatkan ilmu karate yang murni langsung dari negeri Jepang.

Pada pukulan ke delapan, ninja perak mengahantam dengan tendangan lurus mengincar dada Stevan.

Stevan angkat tangan kiri dan menangkis sekaligus melempar arah ke luar kaki si Ninja perak. Dan...

Secepat kilat, Stevan membalas dengan tendangan samping kaki kanan menyasar rusuk kiri si ninja perak.

Ninja perak mundur selangkah, tendangan luput, lalu langsung membalas dengan tiga pukulan lurus ke dagu, leher dan perut.

Stevan mundur kaki kanan selangkah dan kaki kiri membuka, kaki kanan ditarik ke kiri. Seketika Stevan berpindah ke samping kanan ninja Putih..

Pukulan lewat...

Stevan segera membalas dua pukulan lurus. Kiri ke muka, tapi hanya setengah jalan, secepat kilat, dia susulkan tangan kakan menyasar perut..

Suatu serangan tipuan yang sangat cerdik. Dengan juga menggunakan jurus karate, Stevan balik menekan dan berhasil menghantam perut ninja perak.

Ninja perak lempar dirinya kebelakang meminimalisir benturan dari hantaman Stevan.

Tubuh ninja perak, lagi-lagi menghamtam kursi bermeja itu. Tapi seolah tak merasakan apapun, ninja perak segera bangun dan kembali bersiap.

Sedang bangku telah hancur di terjang tubuh si ninja perak.

Stevan geram, ternyata pengalaman tempur ninja perak ini jauh diatas nya.

Dan saat genting itu, sekonyong-konyong, muncul satu sosok berbadab tegap berotot, berambut cepak, becambang, kulit sawo matang cenderung hitam.

Bercelana panjang loreng, berkaos ketat hijau dan menggenggam sebuah pisau komando panjang.

Lelaki itu masuk dan menatap Anna yang masih duduk diam menenangkan diri.

Stevan mengenali si pendatang itu...

"Bangsat.. Akhir nya kau berani muncul juga.. Urusan mu belum selesai dengan aku dan Putra. "

Si lelaki menatap ninja perak..

"DESTROY HIM.. JUST KIDS..."

Ninja perak seketika berubah raut wajah nya.

Raut wajah penuh aura pembunuhan. Terselip seringai tipis yang menakutkan..

Segera setelah nya...

Swuuutt...

Wuuuttt...

Hiiihhh.....

Ninja Perak menyerang sangat-sangat cepat. Melebihi kecepatan yamg sudah-sudah. Dan langsung menghantam sekuat tenaga ke arah Stevan.

Jelas tujuan utama nya...

Membunuh Stevan...

Stevan yang di serang membabi buta, bertahan sekuat nya.

Semua kemampuan dia kerahkan.

Energi nya dia tarik naik ke perut, seketika tubuhnya terasa ringan sekali.

Energi di tarik ke dada dan seluruh tubuh.

Stevan melesat..

Jauh lebih sebat dari sebelumnya...

Tanpa ragu dan menahan diri lagi.

Dia tau, lelaki yang baru tiba itu, pasti mengincar Anna. Yang memang telah di lemahkan oleh si ninja hitam

Stevan murka, saat melihat si lelaki mendatangi Anna, tapi segera di hadang pak Thamrin..

"Yudhi Pratomo... Jangan kau sentuh dia... Aku hancurkan tubuhmu... Bangsaaat..."

Iya....

Si lelaki yang datang belakangan itu adalah Yudhi Pratomo...

Dia memang sengaja masuk belakangan..

Dia menggunakan tak tik, menarik Putra keluar, menahan Stevan, dan dia menghadapi Anna..

Anna yang sedang menghipnotis, dan juga masih lemah akibat serangan energi suara ninja hitam, saat ini pada posisi sangat lemah.

Memang saat menghipnotis, konsentrasi pikiran tercurah penuh pada hipnotis nya, sedang yang lain tidak akan dia perdulikan, atau hipnotisnya akan buyar. Dan Anna sengaja menghipnotis para siswa plus ibu Anis, agar pikiran mereka kosong dan bisa tenang. Pada saat nya situasi telah aman, baru di kembalikan ke kondisi normal, tapi akan kejadian yang telah terjadi yaitu pertempuran ini, tidak akan mereka ingat sama sekali. Adapun mereka sempat melihat kedatangan para ninja, hal itu bisa di bantah oleh Anna bahwa itu hanya perkiraan mereka saja. Dan akan di arahkan pada kesimpulan hanya halusinasi belaka.

Tapi saat ini, keadaan Anna sangat gawat.

Yudhi Pratomo, datang dan ingin melakukan sesuatu pada Anna.

Apakah itu hanya membunuh, atau ada tujuan lain, yang pasti hal itu adalah hal jahat dan membahayakan keselamatan Anna.

Suatu strategi perang yang sangat cerdik.. Penuh perhitungan....


Bersambung....
Mohon kritik dan sarannya di lemparkan ke nubie.

Salam semproot...
 
Terakhir diubah:
Ma kasih up na. Alurnya dah pas mantap jd ga ada komeng deh hihihihihi. Lanjut lg dan sukses di RL sehat selalu dan selalu berseri :beer::beer::beer::beer:
 
Bimabet
mantappp suhu updatnya...

pagi pagii sambil ngupi ngupi ditemani update... mantap kali
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd