Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Matahari Satu Jengkal

Waduh .. malah ngedan neh iki .. obate wes entek tho .

Ben lah ha ha ha
Akhirnya ada juga update rilis
Makasih hu

Sama2

Eh.. kenapa nama mamang disebut-sebut? Jangan ganggu.. lagi pengen edan di mari. Wkwkk...

Lewat waduk Darma, turun ke Cikijing... mapay Ciamis.. nyampe deh di Tasik. Itulah jalur edannya rupanya...

Ngumpet di mari juga rupanya. Rumah si ijo penuh pastinya, semoga senin ane buka gak hang. Wakkakak.


Apaan dibuka ga hang ....
Roknya suster ? Kah ?

Kwkwkwkw

@areke. Dibukakno rok e suster langsung hang soal e
 
Keren Deh Storynya Om
Udah dapet istri 6, ada Ilmunya lagi di tambah tajir lagi....
Kurang apa lagi boss...
Banyakin Fighting & Percintaannya ya Om...
 
** Sinta & Santi **
:panlok3:

yAWlBZv.jpg
 
Nang ngendi iki si budi,,,mosok budal tasik wae kok suwi tenaan,, sehat terus lancar terus TS lan RL e,,
 
Bimabet
MATAHARI
SATU JENGKAL






BAB 15
TASIK MEMBARA


Aku menghadapi orang tua yang luar biasa…
Sekalipun secara wujud memang sudah tua, tapi pancaran mukanya...
Tegapnya badannya….
Derap langkahnya menunjukkan dia masih seolah sangat muda belia…

Luar biasa….
Hanya heran saja mengapa beliau disini…
Biasanya orang begini sudah lepas dari godaan duniawi…

Beliau menerima undanganku bertemu di alam mimpi yang aku ciptakan…
“Mohon maaf aki, saya Budi Garam Asem menghaturkan sembah sujud dihadapan aki yang terhormat….”
“He he he…
Rupanya yang namanya Budi Garam Asem adalah kau nak?
Ada apa gerangan nak Budi mengajak saya bertemu?”

“Saya mengajak bertemu sebab ingin bertanya mengapakah aki sampai ada di sini bergerombol dengan mereka2 itu semua ki ?”
“Aki ditangisi cucu aki nak, katanya ada orang kaya yang namanya Budi Garam Asem sudah berbuat tak baik kepadanya sehingga dia terancam gulung tikar nak he he he”

“Waduh saya baru saja datang, sebab ada kabar cucu aki membatalkan keikutsertaannya dalam bisnis kami di Bandung ki, jangan2 kaya cerita di cirebon ki….”
“He he he di Cirebon ada apa nak?”

“Di Cirebon ada orang yang datang ke pengusaha batik, ngaku2 utusan saya membatalkan sepihak keikutsertaanya ke bisnis saya…
Gitu ki, da Budi Garam Asem nama saya ki, ha ha ha satu2nya di jawa sigana mah ki”

“He he he…
Jadi incu saya dibobodoh orang atuh den…
Kurang ajar eta jelma
(Jadi cucu saya dibohongi orang atuh den, kurang ajar orang itu)
He he he…
Untung aden kadieu, munteu kadie aya urusan abdi ngontrok aden nya…
(Untung aden ke sini, kalau tidak boleh jadi saya akan serbu aden)”

“Waduh cilaka 12 ki, diserbu aki mah milih kabur we abdi mah
Ha ha ha…
Itu orang enaknya digimanain ya ki”

“Dihajar ku aki we gimana den ?”
“Waduh jangan tuh ki, bisa2 aki masuk penjara,
Gimana kalau dikerjain saja ki?”

Akupun menceritakan rencanaku mengerjai mereka yg mencatut namaku dibelakangku…

“He he he…
Si aden mah seneng guyonan ya…
He he he
Aki setuju den”

“Tapi saya boleh minta tolong ki ?”
“Minta tolong apa den, muridnya si Abah mah jangan minta tolong…
Perentah we…
Aki bakalan nurut den”

“Ehhh…. Aki kenal si Abah?”

“He he he, gimana ga kenal den, aki mah sagala ilmu teh dipasihan ku si Abah…
Abah juga sudah berpesan kalau nanti ada aden, muridnya datang disuruh bantu2 dan siap menerima perintah
He he he
Gitu den…
Cuma ga nyangka saja muridnya masih segini muda he he he”

“Ha ha ha si abah seneng guyonan ki, gini ki, saya merasa kok yang menyuruh begundal2 itu datang kesini ada ki, saya mau minta tolong aki jaga cucu aki dan barang2nya ya…
Saya ga enak kalau sampai ada apa2 sama cucu aki dan keluarganya…
Sisanya biar saya yang urus…
Gimana ki ?”

“Akur den…
Pokokna mah urusan cucu aki dan keluarganya berikut bisnisnya biar aki yang atur keamanannya…
Aden tenang saja..
Lanjutkan rencana aden…
He he he
Aki seneng diujung usia bisa jumpa dengan aden…
Juga bisa gelut lagi buat aden…”

“Ha ha ha…
Jangan mikir gelut atuh ki….
Ini cuman guyonan saja ki…
Jangan sampai ada yang luka parah…
Palingan bonyok sedikit lah hi…”

“He he he
Akur den… akur”

“Ki, saya pamit dulu…
Bentar lagi saya datang bareng calon bini saya ki”

“Mangga aden…
Ditunggu kehadirannya secara langsung den”

Plashhh
Semua lenyap…
Aku mendatangi mobil Sinta dan Santi yang kira2 suda tinggal 15 km lagi…


***


Aku menyetop mobil Sinta di tempat yang agak ramai…
Bukan apa, biar dilihat orang2 kalau aku ternyata sudah di tasik, bukan baru saja sampai di tasik bareng para wanitaku...

Begitu masuk, aku bertanya.

“Tadi sudah hubungi Wanda kah?”
“Sudah….
Apakah disini sama kejadiannya ?”

“Iya…
Bahkan lebih parah, Mereka mau nyerbu kita disini…?
Banyak yang terhasud oleh mereka”

“Maksudnya mas….?”

“Hampir semua pengusaha kecil disini merasa tersinggung dan terprovokasi karena isyu2 miring seolah kita merendahkan mereka….”

“Mmmm…. Begitu ya…?
Kayaknya Santi paham deh siapa yang ditunggangi disini, kelas tengkulak kayaknya…
Dia dulu merasa orang yang harus didatangi pertama kalinya karena dialah tengkulak terbesar disini…
Semua atau hampir semua pengrajin kena jerat renten dia sehingga hanya bisa menjual ke dia saja tidak ke orang lain…
Terus kita lewati dengan cara memberikan kredit lunak pada pengrajin langsung”

“Eeh…
Siapa nama tengkulak itu ?”

“Aki Juling”

“Ha ha ha…..
Mantap….”

Aku sudah mengira dia sumber masalahnya…
Diat tadi bertemu akang di dunia lain, akang ajak bicara karena beliau memiliki ilmu bathin yang kuat…
Makanya akang undang…
Dia ngakunya membantu cucunya usaha…

Aku ceritakan soal Cirebon juga padanya cuma dengan sedikit bumbu2 manis seolah kita kabur dr sana karena kalah kuat…

Dan aku janji ketemuan dengannya tadi…
Dia nampak senang kala aku beritahu dia mengajak kalian”



“Makanya aku heran tadi….
Mas Budi kok lama banget sih…
Aki juling itu tak juling matanya mas, tapi juling hatinya…
Asal lihat wanita cantik rasanya dia mau main embat saja”

“Anehnya dia tahu si Abah”

“Hi hi hi
Itu Sinta yang bilang kalau laki kami murid si Abah”

“Mmmm pas….
Makanya pengen ketemu aku didunia nyata bareng kalian, rupanya ingin menyantap kalian
Ha ha ha…
Mungkin dipikirnya aku cuma jago di dunia mimpi saja…
Mmmmmm….
Mas ada ide…”

“Ide apaan mas…
Nanti mas ngaku kalah saja deh…
Habis itu kamu selomotin dia pake air sebelah dan pake tanah sebelah,
Biar impoten sekalian dia
Ha ha ha…
Eits…
Lewat aku saja deh nyelomotinnya kaya tadi ya..”


***


Sampai lokasi janjian…
Rupanya kondisinya berbeda…
Aku menemukan si aki juling dan kawan2 pada bertumbangan semua…

Wanda dan Tiara ada disana betolak pinggang…
Mukanya merah karena marah…
Si Aki juling matanya jadi benar2 juling akibat kehebohan di sana…
Ada bidadari datang mengacak2 lokasi…

Semua tukang pukulnya berkelojotan tak tentu arah…
Entah luka parah atau sekedar ga bisa bergerak saja tak tahulah aku, yang pasti semuanya rebah di tanah...

Aki juling melihatku marah….

“Bajingan kau, rupanya kau memang berniat menghabisi aku…
Aku tak akan terima…”

Aki juling badannya mengeluarkan asap…

Tapi dengan sekali mengebatkan tangannya Wanda berhasil mengumpulkan asap tersebut kedalam sebuah botol…

Rupanya dengan ilmu asap aki juling hendak melarikan diri…
Dan Wanda dengan ilmu menahan getaran bisa membatasi getaran gerak ilmu asap aki juling…

Botol berisi aki juling itu lucu juga…
Seolah jin bergentayangan dia bergerak kesana kemari di dalam botol…

“Mas Budi enaknya diapain ini ?”
“Mmmm dibakar saja nda…
Biar mateng sama dalamnya….”

“Ehh…
Kenapa ini semua ?
Kok kaya ada perang sebelumnya?”

“Ini si aki cabul, begitu melihat kami berdua lantas main sergap saja….
Coba kami tak.bisa melawan pasti sudah diperkosa rame2 tadi….”

“Mmmm begitu ?
Ha ha ha….
Hei aki cabul….
Kalau memang begitu apa boleh buat, aki sendiri yang minta mampus…
Bakar saja Tiara….”

“Eh…
Kok main bakar mas…?”

“Lha kenapa ? Katanya kamu mau diperkosa, ya bakar saja biar puas….”

Tiba2 Wanda bergerak mendekat…
Menjatuhkan diri…
“Mas saya mohon maaf, karena telah membuat keributan disini…
Maafkan kami mas….
Kami terlampaui terbawa emosi….”
Wanda menangis sedih…

Tiarapun akhirnya paham bahwa aku benar2 marah akan kelakuan mereka berdua…

Tiara memeluk kakiku…
Menangis sedih…
“Maafkan Tiara mas….
Tiara telah merusakkan suasana ini…”

Aku mengelus kepalanya….
Kemudian memeluknya…
Menggapai Wanda yang mendekat…
Mencium keningnya…

“Kalaulah saja Ibu dulu dalam mendidikku selalu dengan prinsip membalas kejahatan dengan kejahatan, mungkin mas ga akan jadi begini…



Ibu selalu berpesan agar setiap kejahatan dibalas dengan kebaikan…
Dan aku ingin ibu anak2ku paham itu…
Dan mendidik anak2ku dengan cara begitu…

Kalian berdua paham ?
Ada banyak cara baik yang bisa menyadarkan orang dari kejahatannya…
Ada banyak kesempatan kita untuk meluruskan niat orang…
Tak harus dengan mengahancurkan…
Tapi dengan menyadarkan…
Kadang untuk itu dibutuhkan kekerasan…
Ya betul…
Tapi sekedar membunuh kejahatannya…
Bukan orangnya.

Yuk ah kita pulang….
Biarlah mereka menanggung akibat perbuatannya…
Biarlah mereka sadar…
Biarlah aki juling keluar hidup2 tapi tidak dengan ilmunya….

Mas ga marah sayang cuma kaget saja dengan kemarahan kalian…
Kemarahan bagaimanapun juga akan meniadakan kebijaksanaan, dan masyakin kalian berdua sudah bertindak bijaksana…

Mereka ini benar2 sampah dan mungkin dosanya sudah bejibun saking banyaknya…
Toh mereka ga mati…
Tetap hidup tapi dengan kehilangan banyak kemampuan untuk berbuat jahat, itu sudah cukup…

Aki juling sudah aku hilangkan kekuatannya, saat ini dia tak lebih dari kakek jompo yang berjalan saja susah…
Biarlah demikian halnya dirinya…
Yang lain juga sama…
Semoga ini bisa menyadarkan mereka…

Masalahnya dengan kejadian ini kita jadi tak tahu siapa yang ada dibalik ini semua…
Pasti ada yang menggerakkan…”

“Eh aki juling bener sudah kehilangan kemampuannya mas ?”

“Ya iyalah tadi pas ngobrol bareng mas, mas sudah pasang pemutus cakra di tiga titik utamanya, kalau dia bertarung, jangankan melawan kalian…
Melawan anak kecil saja belum tentu menang…

Bukan apa, mas tadi kala bersalaman di dunia mimpi hanya membalikkan serangan yang dia arahkan pada mas kembali kepadanya dengan melipat gandakan kemampuan merusaknya sampai 4-5 kali.

Ilmu aki ini benar2 jahat makanya mas memberikan 4-5 kali lipat tambahan tenaga pada ilmu dia yang mas kembalikan…

Ilmunya sudah rusak…
Badannya apalagi…
Makanya mas jadi kaget saat tiara berniat membunuhnya dengan dibakar…
Tapi itu karena Tiara ga tahu kenyataan bahwa dia sudah seperti orang tua jompo…”


“Eh…
Jadi dari tadi mas tahu kalau dia aki juling ?”

“Ya tahulah sayang….
Tahu karena kekejiannya sudah terkenal sempurna…
Kejahatannya sudah begitu parahnya…

Makanya mas menghukumnya dengan begitu keras”

“Terus ini orang2 digimanain ?”

“Ah biarin sajalah…
Syukur2 ada yang nolongin, kalau ga ada yg nolongin ya itu nasib dia lah…
Soalnya kalau bagi kita ga ada untungnya sih…
Dikorek keterangannya pasti bohong belaka…
Ditanya apa pasti jawabnya kemana

Syukur2 ketemu anjing…
Sekali gigit mati, kalau cuma digerogoti khan lumayan juga,
Ha ha ha ha
Ayo sayang kamu pulang gih sama Tiara…”

“Duh den…
Ampun den…
Saya mohon maaf den….”

“Eh aki, mulai bisa bicara tho ki…?
Iya ki, saya maafkan kok kejahatan aki pada kami semua…
Kalem we ki”

“Duh den saya minta tolong bebaskan saya den..”
“Lha aki keluar saja lah, bakalan bebas kok ki, kenapa sungkan, khan saya dah bilang tadi….”

“Aduh den…
Kalau aki keluar dari botol ini ilmu aki bakalan musnah den..
Tolong aki….”

“Ha ha ha…
Ngapain tolong aki keluar…
Keluar sendiri kenapa?
Bentar lagi aki kepanasan lho ki…
Kalau ga kuat kaki dan tangan aki bakalan hangus terbakar…
Ilmu tetep hilang lho…
Ah aki napa jadi manja gini ?
Dinikmati saja lah ki…
Enak lho jadi jompo, bukan jomblo lho ki…
Kemana2 dilayani, itu kalau aki dulu baik dan ada yang melayani…
Kalau ga ada ya aki bisa tahu kapan matinya…
Itu lebih enak biar bisa tobat ki….

Ha ha ha ha,
yuk ah ki, keluar sajalah dari botol itu, atau tangan dan kaki hangus terbakar ilmu aki sendiri…

Oh ya ki….
Teman2 aki itu sebelah kanan kakinya lumpuh semua…
Urat2nya pada putus kena ilmu aki sendiri lho…
Sebelah kiri tangannya lumpuh, ya sama juga kena ilmu aki…
Masalahnya bagian yang ga lumpuh kekuatannya jadi kaya anak balita…
Bisanya cuma buat makan ki

Ha ha ha…
Aki memang hebat lho ki…
Ga cuma pandai merusak diri sendiri…
Aki juga hebat membuat lumpuh anak buah aki…”


***

Kalian pasti mikir aku tega dan telengas betul…
Ha ha ha…
Harusnya langsung aku pencet mati saja mereka ya…
Bukan apa, kalau mengangguku itu masih aku terima…
Kalau menghinaku aku bisa terima…

Tapi kalau menyangkut ibuku dan wanitaku yang nantinya bakal jadi ibu anak2ku…
Jangan harap…
Enak betul dimatiin…
Dibikin setengah mati lah…
Biar merasakan siksanya derita…
Orang2 yang pernah mereka nistakan…

Ha ha ha ha…
Aku bukan tega asal tega…
Aku proporsional…
Itu saja….

Aku menunggu si aki punya keberanian keluar dari botol Wanda…
Kulihat dia benar2 merasa tersiksa dengan panasnya bara api di pusat2 cakra inti kekuatannya di kaki dan tanganya…

Rupanya siksa panas melebihi ancaman hilangnya ilmu…
Keluar juga dia…
Begitu keluar…
Wajahnya berubah keriput….
Kulitnya melepuh dan layu…
Semua kegagahannya yang tadi aku kagumi lenyap…
Yang ada hanyalah kakek tua renta yang tak punya daya…

Matanya menatap tajam kearahku…
Penuh dendam kesumat…

“Ha ha ha aki…
Kalau mata aki sinarnya bisa membakar, pastilah aku sudah mati dari tadi ya ki…
Ha ha ha”

“Aden sungguh keji, kenapa tak sekalian bunuh saja aki hah ?”

“Ha ha ha….
Ada berapa perawan yang menangis aki perkosa?
Yang akhirnya mati perlahan dalam siksa ki…?
Lha aku cuma nyotohin ke aki saja kok…

Ha ha ha
Aki tahu ga…
Wajah aki itu ternyata jelek banget ki…
Ha ha ha…

Sudah jelek loyo lagi…
Kontolnya masih ada ga ki ?
Ha ha ha ha…
Apa ga jadi agar2 ki ?”

“Silahkan Aden menghinaku, aki sudah kalah mau bilang apa?”

“Ha ha ha….
Kalem we ki…
Disana tuh bergerombol orang ki…
Ada yang anaknya mati aki perkosa rame2 juga lho…
Ada yang istrinya gantung diri setelah aki perkosa
Ada yang kekasihnya mati setelah aki perkosa…
Bentar lagi mereka kesini kok..
Kalem we…
Aku ga akan nambah2 i makian kok…
Aku cuma ngasih tahu…
Rasanya akan ada yang cabuti kuku aki…

Kemaren2 mereka takut pada ilmu aki…
Sekarang mereka tak takut lagi…
Jangan gemetar ya ki…
Jangan jadi kaya bencong…
Jangan kencing dicelana ya ki…

Itu lihat mereka sudah datang….
Eh…
Aki pernah perkosa anak didepan bapaknya ?
Aki pernah perkosa istri di depan suaminya?
Eh…
Ha ha ha
Anak istri aki mana ya…?
Rasanya bagaimana ya ki kalau melihat mereka diperkosa didepan aki ?

Ha ha ha
Luar biasa tontonan ini ki…
Kalem saja ki..
Aku sabar melihatnya kok…
Eh kenapa cengeng ki…
Matanya yang garang mana ki?

Ah jangan cemen ki”

“Amppuuun dennn
Hiks hiks hiks ampuun”

“Ha ha ha…
Katanya ada dulu yang minta ampun malah aki bunuh ya?
Hartanya aki ambil ya?
Anak istrinya aki perkosa ya?
Katanya rame2 sama anak buah aki ya?

Ha ha ha ha
Yang mana ki anak buahnya yang diajak memperkosa anak istri orang lantas main bunuh lantas main rampok ?

Yang mana ki ?
Semuanya kah ?

Ha ha ha ha
Eh itu semuanya sudah dekat…
Pesan saya ki…
Dinikmatin Aja ya ki…
Eh juga bapak2 gagah ini mari nikmati sajian dari kami….

Aki sudah berani membawa nama guruku…
Luar biasa ki…
Aki hampir saja tadi menyebut nama ibuku..
Apalagi ki…

Aku tak akan menghukum aki apalagi anak buah aki…
Aku tadi hanya mengajak masyarakat yang dulu pernah anaknya istrinya diperkosa…
Atau saudaranya atau bapaknya dibunuh…
Atau harta bendanya aki rampas….

Biarlah mereka mau apa saja…
Aki hadapi saja dan jangan cengeng…
Aki tersenyum sajalah…
Semisal melihat anak aki diperkosa…
Eh ada juga cucu aki diperkosa barangkali…
Ha ha ha
Aki…
Selamat tinggal “


***

Ketika kami sudah agak jauh dari rumah aki juling, tampak api berkobar di kejauhan…
Entah apa yang terbakar...
Entah siapa yang dibakar…
Jeritan tangisan membahas di jarak yang agak jauh…
Entah keluarga siapa digarap keluarga siapa…

Jangan anggap remeh masyarakat…
Kala tertekan mungkin dia hancur luluh lantak…
Mungkin jadi penakut dan terpinggirkan…
Tapi kalau mereka punya keberanian dan kesempatan…
Bahkan luar biasa kebiadaban mereka …

Hutang nyawa bayar nyawa…
Hutang pati bayar pati…

Itulah masyarakat ramai…
Kadang tidak proporsional…
Boleh jadi demikian….
Kadang terlalu sadis
Boleh jadi demikian...
Lantas kenapa?
Itu toh hanya akibat saja…
Hanya ledakan emosional saja…

Aku mengendarai mobil ku balik ke Bandung…
Semua urusan di Tasik sudah aku bereskan sendiri..
Show must go on…
There's no way back….

Seminggu ini banyak rencana dadakan akan aku buat…
Demi menyambut datangnya kegilaan yang mulai berani menghadang…

Ini aku
Budi Garam Asem …
Nyatakan padaku bagaimana perangnya….
Dimana tempatnya…
Aku akan hadapi kalian semua…


***

Dibonusan ah...
ha ha ha ha
bukan apa, baca buku bikin waras soalnya...

ha ha ha

Salam Edan E
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd