Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menjerumuskan Gadis Muda : Dari Lugu Menjadi Liar .. (Cerita Nick)

Ooooouuu yeeaaaahh.. Hardcore Kamasutra..
Ini nih yg bikin uwe betah nongkrong d sini.. konsisten, anti-mainstream, based on true stories (maybe, kan kata penulisnya gitu) Hehehee.. dan yg penting skillfully writers
keep it up
hu, ndak usah khawatirkan jumlah komen ato rame sepi.. cerita ini punya konsumen sendiri, dan uwe yakin, makin lama juga makin nanjak ratingnya, kek tanjakan puncak pas lg musim liburan.. :pandaketawa:
 
Langit sore Jakarta mulai meredup, digantikan oleh sinar lampu menerangi sepanjang Jalan Pramuka.

Hanya butuh waktu satu jam pulang pergi dari hotel ini ke kantor ku, bergegas aku berjalan menuju kamar yang ku tempati, menekan bell dan Desi menyambutku dengan pelukan erat, tanganya seakan bergantung dileherku, sepertinya ia ingin menunjukkan kemesraanya kepada ku dihadapan sahabatnya.

Lili juga menyambutku..
“Yeeey .. ketemu lagi “ canda ku dengan senyum lebar
“Kenapa engga dari tadi bareng aja ?!” lanjut ku mengodanya
“Engga tahu tuuh Om .. Desi yang ngatur” sahutnya dengan senyum lebar
“Laaah .. lu yang bilang engga mau ikut tadi, males katanya” sanggah Desi
“Mau enak-enak masa ngajak orang lain sih ?! Ya engga Om ?!” sahut Desi sambil mengerling kepada ku, aku hanya bisa tersenyum menyaksikan polah mereka. Mereka lalu asyik ngobrol, terlihat sangat riang dan ceria, Desi sudah berpakaian lengkap seperti pertama kali datang bersama ku.

Lili …..
Masih berpakaian seperti tadi saat menjemput Desi, kaos yang agak longgar dan celana jeans skinny pants yang menyempit di bagian bawah, kaos longgarnya tidak bisa menyembunyikan dadanya yang menonjol, memang nampak tidak terlalu besar, namun nampak tegak, khas payudara gadis muda. Lengannya terlihat berbulu halus, aku membayangkan paha dan betisnya juga berbulu halus seperti milik Rosita. Wajahnya yang eksotis, tirus dengan alis mata yang tebal. Bibirnya tidak terlalu tebal namun, namun tetap menawan. Tingginya tidak lebih dari Desi, bentuk tubuhnya kurang lebih sama dengan Desi namun Lili nampak lebih berisi.

Secara keseluruhan penampilan, Lili nampak dari latar belakang keluarga berada, pantas saja ia kuliah di Sekolah tinggi swasta ternama. Pakaiannya terlihat bermerk, walapun pakai kaos tapi tetap terlihat elegant. Cara mereka membawa diri hampir mirip, penuh percaya diri dan elegan, namun Lili nampak lebih percaya diri dalam menghadapi laki-laki.

“Des..” aku memanggil Desi dengan lambaian tangan ku, ia menghampiri ku, lalu ku serahkan pil yang sudah dibelah dua.
“Kasih ke Lili” lanjut ku, Desi hanya mengangguk, lalu menyerahkan ke Lili sambil mereka bercanda ceria, aku membiarkan mereka bercengkrama bersama.

Setelah 30 menit, aku melihat perbedaan yang drastis dari Desi, nampaknya ia tidak mampu menguasai diri dari sensasi on yang melonjak tinggi, sangat berbeda dengan saat bersama Rosita, mungkin karena kali ini tanpa alkohol, jadi sangat terasa fly tinggi. Lili sendiri nampak was-was melihat tingkah Desi. Meracau tidak jelas, berjalan limbung, mulutnya selalu mendesis seperti menahan suatu gejolak.
Aku sengaja merangkulnya untuk tetap duduk di sofa, merangkul tubuhnya yang bersandar di dadaku.. Namun lucunya, ditengah ia merasakan sensasi on, rupanya berbarengan dengan birahinya yang meninggi, tingkahnya tidak jauh dari keinginanya supaya birahinya terpenuhi, bibirnya selalu bergerak menciumi bibir ku, membuka kancing kemeja ku dan mencium dada dan leherku, tangannya nakal meremas penis ku yang masih tertutup celana, beberapa kali aku tepis karena aku tidak mau Lili merasa jengah lalu tidak nyaman bersama ku dan Desi. Beberapa kali ia berbisik, meminta aku menjamahnya yang masih berpakaian lengkap, kadang ia sendiri meletakkan tangan ku di payudaranya.

Lili yang melihat kelakuan sahabatnya, hanya tersenyum geli, Lili sudah tidak terlihat was-was lagi karena aku bisa mengendalikan Desi.
“Lil.. kamu sudah naik ? enak ?” tanya ku ke Lili yang terlihat sangat tenang, tidak menunjukan ciri orang yang sedang on pada umumnya, hanya terlihat kadang menggigit bibirnya atau mendesis.
“Sudah Om .. enak” jawabnya pendek, sambil memandang Desi dan tersenyum.
“Ini Desi sepertinya belum biasa “ kata ku, rupanya Desi mendengar perkataan ku..
“Sudaah biasa ..! khan waktu itu sama Om dan Kak Ocha … uups” sepertinya Desi ketelepasan bicara, ia menutup mulutnya..
“Naaah yaa .. Kok lu engga cerita sih ?” goda Lili yang langsung menggelitik Desi, lalu mereka berdua tertawa dan berbisik lalu tertawa bersama..
“Tanya aja sama Om..” ujar Desi dengan mata yang setengah tertutup..
“Apa ?” tanya ku heran
“Lili tanya, waktu kita sama Kak Ocha ngapain aja ?” jawab Desi dengan suara bergetar.
“Ya seru laaah .. “ jawab ku
“Memang Lili mau ?” goda ku ke Lili..
“Apaan .. engga boleh !” ujar Desi keras, namun langsung tersenyum.
“Kamu berani yaa melarang Om” kata ku sambil meremas payudaranya yang tertutup
“Nanti Om hajar lagi kaya tadi lho !”
“Mau ?!” lanjut ku menggoda Desi.. ia langsung menghindari ku memeluk Lili yang hanya tersenyum-senyum.
Tiba-tiba Desi nyerocos bercerita apa yang tadi sudah aku lakukan, bahkan menceritakan bahwa ia kewalahan ..
“Lil .. gue ajak lu tuuh biar gue dibantuin, gue engga sanggup ngelawan si Om, sendiri”
“Bantuin gue ya Lil ..” lanjut Desi dengan merajuk, Lili tidak menolak tapi juga tidak mengiyakan, kembali ia hanya tersenyum..

Desi kelihatan birahinya semakin tinggi, makin bernafsu, ia terus menyerangku dengan ciuman, dan selalu berbisik minta segera di tuntaskan birahinya… Tiba-tiba Desi berdiri, menarik tangan ku kearah tempat tidur, aku mengikutinya, Desi langsung menyusupkan badannya yang masih berpakaian lengkap ke bawah bed cover, hanya terlihat kepalanya, dan aku menyusulnya. Lili masih duduk disofa memperhatikan tingkah Desi.

Tangan Desi keluar dari bed cover sambil membawa celana panjangnya dan melemparnya, selanjutnya melempar blouse nya .. aku melepaskan celana panjang dan kemeja ku menyisakan tshirt, lalu aku memeluk Desi dari belakang, tangan ku langsung bergrilya meraba payudaranya dan vaginanya. Terlihat Lili berjalan kearah kamar mandi, nampak limbung jalannya.
“Masukin Om ..” pintanya kepada ku dengan menyorongkan pinggulnya ke belakang.
“Kok masih ngumpet sama Lili ? khan biasa mandi bareng ?” tanya ku heran ke Desi.
“Tapi khan aku belum pernah kasih lihat aku lagi begini ke Lili Om ..” ujarnya lirih sambil mengarahkan penis ku ke vaginanya, satu kakinya diangkat keatas untuk memudahkan penis ku masuk.
“Dorong Om… aaah” ujarnya lirih sambil mendesah bersamaan dengan penis ku masuk ke vaginanya..
Pinggul ku bergerak maju mundur, kali ini sama sekali tanpa kesulitan ketika penis ku menerobos masuk liang vaginanya, memang terasa sudah sangat basah, mungkin sudah dari tadi ia merasa terangsang.

Bra dan celana dalamnya sudah terlepas, Desi sudah telanjang bulat dibawah bed cover, sebetulnya aku merasa risih karena tidak bisa bebas bergerak, namun karena permintaan Desi, aku mengikutinya. Desahannya semakin keras, tangan memegang tangan ku agar selalu berada di payudaranya yang indah. Pinggul ku bergerak konstan, memang tidak seluruh penis ku masuk, namun sudah memberi sensasi nikmat ke Desi, kadang aku menggerakan hanya kepala penis ku yang keluar masuk melewati bibir vaginanya yang menjepit rapat, Desi hanya mampu mendesis dan menggerakan kepalanya.. Kali ini aku tidak berlaku kasar ke Desi.
Saat aku menikmati penis ku keluar masuk di vagina Desi…

“Ini pada ngapain sih ?” teriak Lili, sambil menarik bed cover seluruhnya sampai jatuh ke lantai, memperlihatkan tubuh telanjang Desi dengan vaginanya tertancap penis besar ku..
“Liliiiii … ah .. gue malu tauuuu !” teriak Desi sambil tangannya mencari sesuatu untuk menutupi tubuh telanjangnya .. Lili dengan sigap menyingkirkan semua yang akan digunakan untuk menutupi diri, sambil tertawa riang menggoda Desi..
“Lili ..aaaah ..” Desi tidak sanggup meneruskan perkataanya, karena aku mendesak penis ku lebih dalam dan memeluk erat tubuhnya sehingga ia tidak mampu bergerak, sengaja ku lakukan untuk menggoda Desi.. Mengikuti canda Lili …
“Des.. bandel juga lu yaa !”
“enak engga Des ?!” goda Lili
“Punya Om Nick gede begitu bisa juga masuk ke vegi lu ?!” ujar Lili menggoda namun tetap keheranan.
Desi tidak menjawab hanya mendesaah keras, karena sengaja aku menggerakan pinggul ku lebih cepat ..

Lili naik ke tempat tidur, ia hanya menggunakan celana dalam dan tank top pakaian dalam, kelihatan sudah tidak memakai bra lagi, karena terlihat ujung puting nya menonjol imut dari balik tank top. Aku merasa lega, karena Lili sudah merasa nyaman, walaupun kenyataannya belum ku setubuhi, namun dengan dia sudah memakai pakaian minim itu, akan jauh lebih mudah, tinggal bagaimana aku mengolahnya.
Lili naik ke tempat tidur lalu berbaring didepan Desi yang posisinya menyamping. Lalu mereka berdua nampak saling bertatapan lalu sama-sama tersenyum..
“Des .. belum masuk semua tuuh ..” kata Desi nakal, kembali menggoda Desi
“Kalau masuk semua pasti lebih enak Des” lanjutnya..
“Masa sih ?! perasaan sudah penuh banget vegi gue Lil ..sudah mentok” jawabnya enteng, dengan mata yang setengah terbuka..
“Coba lu diatas, pasti lebih enak deeh ..” lanjut Lili sambil mengerling kepada ku, aku menopang badan ku supaya aku bisa melihat wajah keduanya saat mereka ngobrol.
“Sudah.. sudah pernah waktu sama Om dan Kak Ocha, ya Om ?!” jawab Desi enteng..
“Oooh jadi lu pernah main bertiga sama Om Nick ?!” ujar Lili riang, seperti menemukan rahasia sahabatnya…
“Eeeeeng .. engga tahu aaah” jawab Desi ketus sambil cemberut karena rahasianya terbongkar oleh omongannya sendiri
“Ternyata lu liar juga yaa ..?!” sambung Lili sambil mencoba mencubit payudara Desi..
“Iyaaa .. belajar dari lu ! weee” jawab Desi sambil mencibir menepis tangan Lili .. Lili hanya tersenyum.

Desi melepaskan diri dari ku, mengangkangi tubuh ku, tubuh indahnya seperti bersinar sedikit basah oleh keringat, payudaranya menantang, puting nya mengkilat, ia menurunkan tubuhnya lalu mencoba memasukan penis ku ke vaginanya, sepertinya ia ingin menujukkan kepada Lili bahwa ia sudah berpengalaman..
Penis ku sudah masuk sebagian ke vagina Desi, ia mendesah keras …
“Awas .. Om jangan jahilin Desi seperti waktu itu !” ujarnya kepada ku, sambil matanya terus menatap ku tajam. Lili hanya tersenyum melihat tingkahnya .. Desi tidak berani menekan habis penis ku masuk kedalam vaginanya, ia masih menahan dengan kakinya, aku membiarkannya sampai ia cukup nyaman ..
Lili menggeser tubuhnya mendekat kearah ku ketika Desi sudah menunggangi ku
"Des .. gue engga yakin lu bisa masukin semua punyanya Om ..?!" goda Lili .. pertanyaan ini punya banyak makna, bisa memancing Desi untuk membuat aku nikmat atau memang ia tidak yakin ?! atau bahkan meremehkan Desi ?! yang selama ini ia kenal sebagai anak baik.
"Ayo taruhan, kalau gue bisa lu mau apa ?" ujar Desi menjawab tantangan Lili
"Boleeeh .. " balas Lili, menjawab tantangan sahabatnya itu.
"Kalau gue bisa, lu harus isep punyanya Om sampai keluar" kata Desi dengan mata berbinar
"Pegel .. pegel deh tuh mulut, pakai vegi aja lama apa lagi pakai mulut ?! .. ya Om ?!" lanjut Desi dengan yakinnya ..
"Okeee .." jawab Lili enteng ...

Desi mulai bersiap untuk memasukan penis ku ke vaginanya, ia sangat yakin karena mungkin sudah beberapa kali ia merasakan vaginanya mampu menelan penis ku seutuhnya .. Tapi aku juga yakin Lili cukup cerdik untuk menjahili sahabatnya ini ..
Desi meraba permukaan bibir vaginanya, ia merasakan belum cukup basah walaupun sedari tadi ia sudah merasakan birahinya melambung tinggi ..
"Om .. jilatin dulu.." pinta Desi manja kepada ku .. sebelum aku bereaksi, Lili sudah memotong ...
"Engga boleeh ih .. curang aah" protes Lili sambil mulutnya cemberut ..
Aku mencoba menengahi ..
"Biarin Lil .. biar besar kalau sudah basah, belum tentu juga dia bisa " ujar ku Lili sambil mengerlingkan mata ku .. Lili hanya tersenyum ..
"Des .. basahin juga punya Om" kata ku karena merasa penis ku belum mengembang sempurna ..

Desi dengan sigap lalu berbalik, menyodorkan vagina nya diatas wajah ku, sementara ia mulai sibuk mengulum dan menjilat penis ku, terasa sangat bernafsu ..
Aku melirik Lili yang berbaring disebelahku, matanya kadang terbuka kadang setengah tertutup, mulutnya mendesis merasakan sensasi on .. ujung putingnya terlihat semakin menonjol dibalik tank top yang masih dikenakannya ..
Vagina Desi ku jilati dengan rakus, berusaha semaksimal mungkin aku merangsang dia, dengan harapan ia bisa memenuhi tantangan itu, kalau Lili kalah aku jadi bisa segera menikmati mulut mungil Lili .. Desi mendesah menerima perlakukan ku ..


"Udaah dong !" teriak Lili protes dengan mendorong bokong Desi menjauh dari wajah ku, Desi tidak menjawab hanya wajahnya memperlihatkan rasa tidak senang karena kenikmatanya terganggu, ia lalu berbalik menghadap ku ..
Kembali Desi menempatkan pinggulnya diatas pinggul ku, seperti berjongkok, lututnya nya terbuka lebar, penis dipandu supaya tepat menusuk lubang vaginanya..
Lili merapatkan wajahnya kepada ku .. sengaja untuk menggoda Desi dengan tatapanya ..
"Mau dibantuin Des ?" goda Lili karena melihat sahabatnya itu agak kesulitan menempatkan pinggul nya dan penis ku ..

"Engga aaah ... kapok !"
"Nanti dijahilin lagi seperti Kak Ocha" sambungnya .. Aku hanya tersenyum mengingat kejadian itu

"Masukinnya harus satu kali tekan yaa .. " kata Lili tegas .. Aku sempat terkejut mendengarnya, karena ketika tadi aku paksa Desi dengan satu kali tekan, aku saja merasa sangat kesulitan .. Desi tidak menjawab, hanya mengangguk karena dia sedang konsentrasi untuk melakukannya...
Desi terlihat menahan napasnya, tatkala kepala penis ku sudah ditempatkan membelah bibir vaginanya yang tipis .. Lili tetap mengganggunya dengan mendorong lutut Desi ..
"Dieeem aaah .. ! Om juga diem yaa .. jangan gerak .." katanya tegas, sepertinya ia konsentrasi penuh.

Wajah cantiknya terlihat mengejan, rambut lurusnya yang terurai diselipkan dibelakang telinganya, tambah memperlihatkan wajah cantiknya .. tangannya menopang di pinggul ku .. ini momen yang paling aku tunggu .. Bersamaan dengan terasa dinding vaginanya menggesek permukaan kulit penis ku, seperti kulit penis ku ditarik sampai ke pangkalnya karena remasan dari liang vaginanya yang sempit .
Lili juga nampak menantikan momen itu, ia juga sampai ikut menahan napasnya saat menyaksikan penis besar ku perlahan menusuk vagina Desi.

Aku sampai terhenyak menengadahkan kepala ku, merasakan sensasi yang berbeda pada penis ku dibandingkan saat aku menyodoknya dengan keras dan cepat seperti sebelumnya.
Perlahan masuk, kadang pinggulnya digerakan maju mundur seperti memaksa liang vaginanya beradaptasi dengan penis ku .. terus ditekan lebih dalam. Ketika akan mencapai pangkalnya, aku beradu pandang dengan Lili lalu sama-samas tersenyum, nampaknya sama didalam bathin, heran bercampur kagum bahwa Desi ternyata mampu melakukan itu ..
"Tadi Om sama Desi sudah sempat keluar ?" bisik Lili ..
"Kenapa emang ??" tanya ku heran
"Kalau sudah keluar, nanti Lili isap susah bikin Om keluar .." ujarnya memelas namun matanya penuh nafsu .. ia sudah merasa akan kalah taruhan dengan Desi ..

"Ayo .. ngapain bisik-bisik ?" kata Desi penuh rasa ingin tahu.
"Mau jahilin Desi ya ?!" sambungnya dengan wajah curiga .. nampaknya bagian tersulit sudah bisa dilewati oleh Desi sehingga sudah mampu berbicara, tidak seperti tadi yang menahan napas dan fokus ..

"Teruuuus .. ayo dikit lagi !" Lili memberi semangat.. ‘atau menggoda ?!’

Desi kakinya sudah tidak mampu menahan tubuhnya akhirnya seperti menghempaskan pinggul, saat itu pula penis ku menancap secara utuh, seluruhnya terbenam di liang vaginanya ..
Aaargh.. aku mendesah keras sampai mengangkat kepala ku, tidak menyangka Desi mampu melesakannya sampai pangkal penis ku. Pinggulnya ku pegang erat, bersiap melakukan sodokan dengan gerakan pinggul ku, melanjutkan sensasi nikmat yang baru saja ku rasakan.

"Diem dulu Om .. aaah.. jangan digerakan .. aaauw" racaunya.. dan Ia merasa aku menyentakan pelan pinggul ku.. Lili bertepuk tangan .. kagum terhadap kemampuan Desi , ia seakan tanpa beban bahwa akan mendapat hukuman ..
Aku tidak mampu menahan gairah ku .. mulai ku gerakan pinggul, tak perduli dengan teriakan Desi yang merima hantaman penis didalam liangnya .. Desi melipat kakinya seperti berlutut, sehingga ia dapat menghindar dengan mengangkat pinggulnya kala merasa penis ku dirasakan menusuknya terlalu dalam..
Tapi aku juga tidak kurang akal, pinggulnya selalu ku tahan dan kaki ku keduanya melipat sehingga pinggul Desi tidak bisa mengerak menghindar ...

"Lil .. coba yaa .. berapa lama Desi bisa tahan sampai dia dapat klimaks.." kata ku ke Lili, matanya berbinar, ia nampaknya ingin tahu bagaimana sahabatnya jika mencapai klimaksnya .. Lili mengangguk pelan .. aku seperti di komando lantas aku menggerakan pinggul ku cepat, tetap menusuk dalam, terasa penis ku menusuk keras, membuat tubuhnya meliuk-liuk menerima gelombang birahi yang ku buat, mulutnya mendesah, pinggulnya ikut bergerak liar mengikuti gerakan pinggul ku .. tangannya meremas dadaku yang menjadi tumpuannya, desahanya semakin keras dan melengking.

Selintas aku merasakan napas Lili semakin cepat juga mendesah, terlihat tanganya menyusup di vaginanya sendiri, menggesek klitorisnya, rupanya ia ikut dilanda birahi menyaksikan pemandangan erotis dari Desi dengan aku.
Seketika Desi mampu mengangkat pinggulnya lalu menghempaskan keras, seakan ingin merasakan tusukan keras penis besar ku divaginanya, pinggulnya menekan, tubuhnya ambruk menindih ku, pinggulnya mengejan....

"Aaaaaaah ... aaah .. Om ...!" racaunya, menandakan ia mendapatkan klimaksnya ..
Aku tidak memberinya kesempatan untuk istirahat menikmati gelombang birahinya, pinggul ku tetap bergerak cepat menyodok, pinggulnya ku pegang erat, ia berusaha mengelak, menggunakan tangannya untuk mengangkat tubuhnya, mencoba juga mengangkat pinggulnya, namun tidak bisa, pinggulnya terkunci rapat, desahanya sekarang seperti orang putus asa, hanya melenguh ..

Sementara Lili aku abaikan ..

Kembali pinggulnya mengejan, bergetar dan menyentak, sepertinya ia mencapai klimaksnya lagi ... setelah beberapa saat mengejan… akhirnya lunglai diatas tubuh ku, sudah tidak mampu bergerak sama sekali, membiarkan vagina diobok-obok penis ku .. Desi hanya bisa merintih ..
"Udaaaaah Om ... ampuuun .. ngilu.." rintihnya memohon kepada ku untuk menyudahi sodokan ku. Sementara saat ini adalah saat yang menyenangkan bagiku, betapa aku merasa menaklukan gadis cantik ini hingga memohon menghentika sodokan ku ... aku makin gemas untuk mengerjai vaginanya dengan penis ku ..
Aku telentangkan tubuh nya, langsung pinggul ku menindih sepenuhnya, kakinya ku tekan sampai menyentuh dadanya .. pinggul ku tidak mengurangi kecepatnyan dan tekanannya .. aku bertumpu di dua bukit payudaranya, meremas dengan keras ..
Kepalanya terangkat setiap kali menerima sentakan-sentakan ku ..

Aku bisa melihat penis ku keluar masuk dengan liar, mengocok liang vaginanya yang nampak basah kuyup .. geraman ku menunjukkan nafsu ku yang luar biasa untuk mengerjai gadis ini .. Desi hanya telentang lemas ..

Terasa ada benda kenyal menyentuh lengan ku, lalu desah napas dekat wajah ku ...

"Sudah Om .. kasihan Desi .. sudah engga kuat" Lili berbisik kepada ku, terlihat ia sudah melepas tank top nya berikut celana dalamnya .. telanjang bulat !.

"Kalau Om mau terusin, sama Lili aja .." ujarnya lembut membujuk diri ku menghentikan hantaman ku ke vagina Desi yang sudah terkapar tanpa daya, ia nampak membela sahabatnya, atau Lili sudah sangat terangsang ??

Lili menyodorkan payudara indahnya ke mulutku, aku langsung menangkap dan menghisap dengan nafsu, saat itu pula aku menghentikan sodokan ku di vagina Desi .. tapi aku belum mencabut penis ku.
Lili mendesah, suaranya sangat seksi, badannya digerakan dengan sensual menggodaku untuk lebih menikmati payudaranya yang indah .. putingnya aku jilat dengan ujung lidah ku .. tangannya menggosok vaginanya sendiri seakan menggoda ku untuk menusuknya,..


Lalu ia membaringkan tubuhnya disebelah Desi, mengibaskan rambutnya, mengangkat tinggi kakinya dan membuka dengan lebar .. sepertinya sudah sangat siap untuk aku sodok ..
"Mau Lili isep dulu atau mau langsung dimasukin ?" ujarnya, matanya terus menatap ku penuh godaan ..

Aku mencabut penis ku dari vagina Desi, ia nampak tersentak lalu terkulai lagi.
Penis ku kusodorkan ke mulutnya, tanpa ragu ia mengulum dalam dan menariknya dengan bibirnya mengatup rapat, menyapu bersih seluruh cairan nikmat milik sahabatnya .. sama sekali tanpa keraguan .. aku terpesona atas hal yang ia lakukan itu.

Tanpa perlu lama, karena aku hanya ingin mengujinya ..

Ku turun kan tubuh ku, lalu menempatkan penis ku di bibir vaginanya. Benar cerita Desi, bahwa hanya
sedikit bulu halus diatas vaginanya dan bagian lain bersih dari bulu, merekah merah ..

"Ayo Om .. masukin .. "
"Mau sodok keras seperti ke Desi juga boleh" ujarnya menawarkan namun seperti menantang ku, pandangan matanya tajam bernafsu...

Kepala penis ku menerobos bibir vaginanya, Lili hanya melenguh pendek, matanya terus menatap ku.
Ketika ku tekan habis, kepalanya sempat terhenyak kebelakang lalu kembali menatapku. Mata indah nya memancarkan gejolak birahi yang menuntut dipuaskan ..

Pinggul ku mulai bergerak pelan, makin lama makin cepat, Lili selalu mengimbangi gerakan pinggul ku, tangannya meremas kadang menekan bokong ku ..
Aku merasakan bahwa Lili jauh lebih berpengalaman dalam hal seks .. dinding vaginanya bisa digerakan seperti meremas, pinggulnya bergerak dengan halus, memutar atau naik turun, kadang menyentak ..
Semakin cepat aku menyodok semakin keras ia mendesah .. aku sudah tidak tahan lagi akan menyemburkan lahar panas ku .. gerakan pinggul ku semakin menggila, payudaranya ku remas, kadang aku mencium bibirnya dengan ganas ..

"Keluarin didalam yaa .." pinta ku menggodanya ..
"Jangan Om .. nanti Lili isap aja" jawabnya dengan elegant ..

Mendengar ucapannya, aku sudah sangat tidak tahan, aku tidak peduli apakah ia sudah klimaks, aku egois ingin merasakan semprotan sperma ku di mulutnya .. aku menegakkan tubuh ku..

"Udah mau keluar Lil .." desah ku ..

Lili berbalik, menungging, menangkap penis ku dengan mulutnya, lalu mengulumnya dalam, menghisap dengan keras terasa menarik seluruh kulit penis ku. Pinggul ku bergerak ingin merasakan cengkeraman bibir nya ..

Ku raih bokongnya yang menjulang, ku susupkan dua jari ku kedalam vaginanya dan mengorek dengan kasar .. terdengar desahan dibalik mulitnya yang tersumpal penis ku .
Aaaaaah .. aku semburkan cairan kenikmatan ku sekuatnya dalam mulut Lili.. ia menekan dalam penis ku di mulutnya .. lidahnya nakal menggelitik kepala penis ku yang sedang berkedut ..
Pinggul ku menyentak-sentak .. tapi tidak terdengar suara Lili tersedak.. ini menunjukkan ia berpengalaman ..

Setelah beberapa saat kedutan ku mereda, gerakan pinggul ku semakin pelan, Lili melepaskan penis ku dari mulutnya lalu beranjak ke kamar mandi. Aku terkapar lunglai di sebelah Desi


Lili keluar dari kamar mandi, rambutnya sudah tersisir rapih, tercium wangi segar, ia mengenakan kembali tank top dan celana dalamnya, ia juga membawa handuk kecil yang sudah dibasahi, lalu dengan lembut ia mengelap tubuh Desi yang terkulai lemas tidak mampu bergerak lagi, membersihkan area vagina dan pahanya dengan hati-hati, sepertinya takut melukai daerah sensitif sahabatnya itu.

Sejenak aku perhatikan Lili dan terpesona, lalu aku beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh, mengenakan kembali kaos dan celana dalam ku..


“Lil .. kamu mau nambah ?“ tanyaku menawarkan untuk on lebih lama, harapan ku ia mau nambah sehingga aku bisa lebih lama bermain-main dengannya sebagai pengganti Desi yang terkapar…
Aku berani menawarkan ke Lili karena aku lihat ia mampu mengusai diri dan nampak terbiasa dengan kondisi fly, selintas tidak terlihat tanda-tandanya, hanya jika diperhatikan lebih dekat baru terlihat bahwa ia sedang on.

“Engga usah Om.. tapi kalau Om mau nambah, Lili mau nemenin Om..” jawabnya lembut. Sungguh jawaban yang elegant, aku merasa sangat dihargai. Jauh dari perkiraan ku, tidak seperti gadis-gadis lain yang langsung minta nambah seperti anjing kelaparan. Aku berikan ke tangannya setengah, lalu ku sodorkan Aqua botol.

“Di sofa aja yuk Om ?!” ajak nya, aku memperhatikan dari belakang saat Lili berjalan menuju sofa, bokong indahnya yang hanya tertutup sebagian oleh celana dalam nampak bergoyang indah, rambutnya yang bergelombang mempercantik penampilannya.

Tirai kamar aku buka lebar, memberikan pemandangan indah lampu-lampu Jakarta, membuat suasana kamar menjadi lebih romantis yang lampunya sudah temaram sejak aku datang tadi sore.

Aku duduk disebelahnya, ia langsung menyandarkan tubuhnya ke tubuhku, kepalanya direbahkan di bahu ku, aku merangkul bahunya, terlihat Lili sudah merasa nyaman bersama ku, sejenak berdua tidak berkata-kata, hanya tangan mengelus bahunya yang terbuka dan mengelus putingnya yang nampak menonjol dari balik tank topnya.. Lili hanya duduk sambil memeluk kakinya. Sepertinya kami berdua sedang menikmati keheningan.. Desi yang terbaring di tempat tidur masih belum berubah posisinya, kakinya terbuka lebar memperlihatkan bukit vaginanya yang menyembul, payudaranya bergerak sesuai irama napasnya.
Aku mulai mengajaknya ngobrol, perihal yang ringan-ringan seputar kuliahnya, sambil sedikit-sedikit mengorek informasi mengenai keberadaan dirinya.
Obrolan mulai panas, karena aku mulai memancing pertanyaan seputar pengalaman seksnya, aku ingin membuktikan pada diri ku bahwa memperkirakan ku, Lili jauh lebih berpengealaman dibanding Desi, atau bahkan dibanding Rosita sekalipun.

“Lil .. Om mau tanya boleh yaa ??” ujar ku ..
“Apa Om ?” sambil ia memandang wajah ku, mata bulatnya nampak indah.

“Pengalaman kamu nge-seks yang paling berkesan apa ?”
“Maksud Om ?”
“Iya pengalaman seks kamu yang paling menyenangkan, atau paling seru atau mungkin paling seram “
“Misalnya kamu pernah nge-seks di kuburan gitu.. ceritain dong” lanjut ku bercanda ..
“Iiih Om yang engga-engga aja.. masa ML di kuburan sih Om ?!” sahutnya
“Ya khan seram” canda ku lagi …

“Sebentar… sebentar .. kenapa Om tanya soal nge-seks ke Lili ?” tanya nya penuh rasa ingin tahu, sampai ia mengangkat kepalanya menunggu jawaban ku..
“Ya dari awal, kamu beda aja … Beda dari Desi, bahkan beda dari Ocha yang tadi Desi cerita..”
“Kamu kelihatan lebih percaya diri, kelihatan lebih pengalaman” lanjut ku, aku sangat berharap ia mau membuka diri dan bercerita ..

“Lili mau cerita, tapi Om jangan pandang rendah Lili..”
“Karena buat Lili, seks itu menyenangkan..”
“Contohnya dengan Om sekarang, pertama Lili dengar dari cerita Desi, lalu kita ketemu, lalu Lili tertarik dengan Om, naah terjadilah seperti tadi” ujarnya enteng ..
Sempat aku terperangah, gadis semuda ini, cara berfikir tentang seks nya sangat sederhana.
“Kalau bukan Desi yang mengenalkan Lili dengan Om, belum tentu Lili mau lho Om” sambungnya memberi kesan bahwa ia bukan gadis murahan.

“Tuuh Desi mulai sadar ..” kata Lili melihat Desi yang mulai tidak bisa diam diatas tempat tidur. Benar saja, Desi memanggil-manggil ku..
“Pindah ke tempat tidur saja yuuk”
“Nemenin Desi” ujarnya lagi sambil ia bangkit lalu berjalan ke arah tempat tidur, lalu ia berbaring disebelah Desi .. Aku ikut berbaring disebelah Desi yang lain.

“Om disini saja” ujarnya sambil menepuk kasur dibelakang dirinya yang berbaring miring menghadap Desi yang berbaring telentang.. Aku mengikuti keinginannya, merebahkan diri, tangan ku diluruskanya sehingga ia bisa meletakkan kepalanya di tangan ku ..
“Lili suka banget posisi ini.. apa lagi kalau lagi ML” ujarnya.. aku hanya diam saja
“Peluk Lili Om..” pintanya lagi ..
“Naah dengan begini khan Om masih bisa mainin Desi ..” ujarnya datar, padahal tanganku saat ini sudah meremas payudaranya .. Alangkah indahnya saat itu …

“Buka aja celana dalamnya Om .. sekalian celana dalam Lili ..”
“Kalau mau selipin punya Om ke paha Lili juga boleh .. geli-geli enak Om..” ujarnya menggoda ku sambil tersenyum.. Aku seperti kerbau dicucuk hidungnya mengikuti semua petunjuknya..

“Nah .. Lili mau cerita yaa, tapi kalau mau tanya boleh aja ..” sambungnya..
Lili mulai bercerita ..

POV Lili
 
Terakhir diubah:
Genre yg spt ini cocok banget kalo sesion SS nya pake hardcore
Semoga bisa terpenuhi dalam bagian selanjutnya ..

Ternyata desi nya..suka rough sex...apa lili bisa melayani..om nicky..hehe
Terpancing cerita Rosita yang terpuaskan oleh main kasar

Jejak dlu baru maraton
Kalau cape istirahat dulu Om ..

desi colongan start niii
Ada yang dia kejar Om ... kenikmatan !

Hardcore sensasi nya beda Hu..., apalagi hardcore sambil gangbang FFM beda bgt, cowo cewe puas nikmat terkapar engga berkutik.

Ayo Hu update lg...
Tambah mantap nih lanjutan nya...
Ada Om.. pada Bagian yang akan datang, diikuti terus saja cerita ini..

Ooooouuu yeeaaaahh.. Hardcore Kamasutra..
Ini nih yg bikin uwe betah nongkrong d sini.. konsisten, anti-mainstream, based on true stories (maybe, kan kata penulisnya gitu) Hehehee.. dan yg penting skillfully writers
keep it up
hu, ndak usah khawatirkan jumlah komen ato rame sepi.. cerita ini punya konsumen sendiri, dan uwe yakin, makin lama juga makin nanjak ratingnya, kek tanjakan puncak pas lg musim liburan.. :pandaketawa:
Terima kasih dukungannya Om ..
Maceeet dong Om ..
 
Jos.... cerita nya cepet update gak ngebosenin.... lanjutkan mulustrasi nya...
 
Ditunggu lanjutannya.
Ada bbrp typo sih harusnya lili ketulis Desi
 
Markotop
Detail scene nya bikin tegang :adek:
Nunggu POV lili
Makasih suhu :ampun:
 
Wah mantap Hu update an nya...
Ayo Hu Lily nya khan dah expert..., Lily nya minta dianal, nanti Desi liat Lily keenakkan dianal minta dianal jg...
Lanjut Hu...
 
pesta skalian ada ocha desi sama lili bikin on semua
 
Nice update.....
Jadi penasaran sama cerita Lili...
Should be very interestingly wild
 
Jos.... cerita nya cepet update gak ngebosenin.... lanjutkan mulustrasi nya...
Mulustrasi .. akan dipertimbangkan ...
terima kasih..

Om perkasa bangeeet.sih...
Standar laah ..

Ditunggu lanjutannya.
Ada bbrp typo sih harusnya lili ketulis Desi
Om .. info yang salahnya ke PM saya dong .. biar Pembaca lain tidak salah yangkap ..

Wah akan ada cerita masa lalu lili nih sip lanjut hihi
Sebentar lagi muncul ...

Markotop
Detail scene nya bikin tegang :adek:
Nunggu POV lili
Makasih suhu :ampun:
Semoga tetap menghibur ...

Wah mantap Hu update an nya...
Ayo Hu Lily nya khan dah expert..., Lily nya minta dianal, nanti Desi liat Lily keenakkan dianal minta dianal jg...
Lanjut Hu...
Semoga..

Vegi ku ikut basah ni om
SS yang mana Sis ??
terima kasih pujiannya

pesta skalian ada ocha desi sama lili bikin on semua
Siaap

Nice update.....
Jadi penasaran sama cerita Lili...
Should be very interestingly wild
sebentar lagi Om..

Ayo Hu update lg...
Dah ganti page nih...
Siaaaap
 
POV Lili


“Pokoknya lu harus layani kita bertiga !, kalau lu engga mau, gue tinggalin disini, biar lu diperkosa sama preman-preman sini !” kata laki-laki pengemudi mobil itu.

Laki-laki itu sedang mengemudikan mobil sedan sport keluaran terbaru, disebelahnya duduk seorang gadis cantik bertubuh mungil, di kursi belakang ada dua laki-laki lain, satu berwajah culun, satu lagi berwajah tampan rambut agak panjang, mereka semua masih berseragam , namun dari lembaga pendidikan yang berbeda antara laki-laki dan gadis itu.

Mobil menyusuri jalan disisi rel kereta di daerah Lenteng Agung, hari sudah gelap, mungkin sekitar jam 20, sang gadis nampak memandang laki-laki ganteng berdarah indo yang mengemudikan mobil itu dengan wajah panik, matanya memandang keluar melihat sekelilingnya gelap gulita, sepertinya gadis itu sedang menghadapi pilihan sulit yang sama-sama menakutkan, pilihan pertama bahwa harus rela disetubuhi oleh tiga laki-laki itu atau diturunkan ditengah jalan yang gelap gulita, yang sama menakutkan juga.

Pakaian seragam gadis itu sudah acak-acakan, kemeja nya sudah terbuka beberapa kancing bagian atasnya, bagian bawahnya sudah keluar dari rok nya, tank top pelapis kemejanya sudah melorot di bagian depannya memperlihatkan kulit putih dadanya yang tidak terlalu besar. Kaki nya melipat diatas jok mobil, wajahnya menunjukkan rasa was-was. Tiba-tiba kepala gadis itu direngkuh oleh laki-laki pengemudi, menekan kepalanya kearah penisnya yang sudah keluar dari celana panjanganya, nampak tegak menjulang dan sudah terlihat basah. Gadis itu tidak mampu menolak, kembali ia mengulum penis itu didalam mulut mungilnya, menghisap dan menjilat, kedua tangannya menggenggam sambil mengocok penis besar itu, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

“Agus ! lu sudah pernah megang tete cewe apa belom ?” tanya laki-laki itu kepada si culun yang rupanya bernama Agus.
“Beloom “ jawab Agus cepat dengan polosnya .. matanya berbinar penuh nafsu, karena melihat apa yang sedang terjadi di kursi depan mobil sport itu.
“Masa lu belum pernah megang tete perek Gus ?!” lanjut si pengemudi, yang menggunakan satu tanganya terus menekan-nekan kepala gadis itu ..
“Nih .. lu remes aja tetenya cewe ini.. mangkanya jadi anak jangan keterlaluan culunnya . gaul Gus !” lanjut laki-laki itu lalu disambut dengan tawa laki-laki lain yang ada di kursi belakang.

Tanpa perlu disuruh kedua kali, Agus langsung merogoh payudara gadis itu dari atas kemeja yang sudah terbuka kancingnya, gadis itu mencegah tangan Agus meremas payudaranya yang kecil namun padat, namun si pengemudi kembali menekan kepalanya dengan keras, sambil pinggulnya disentak-sentakan ke atas, sehingga penis besar itu menyodok mulutnya, mau tidak mau, gadis itu menggunakan kedua tangannya untuk menahan sodokan itu, sehingga dengan leluasa Agus bisa meremas payudara gadis itu.
“Sudah belum Gus ?” kembali laki-laki pengemudi bertanya .. Agus hanya nyengir kepada sang pengemudi yang menoleh kepadanya. Si gadis akhirnya membiarkan tangan Agus meremas payudaranya.
Setelah beberapa saat …
“Anjiiiir .. isepan nih cewe enak banget … !”
“Bob, gantian, lu yang nyetir !” lanjut sang pengemudi yang langsung menepikan mobilnya, merasakan mobilnya menepi, gadis itu melepaskan penis dari mulutnya, nampak liurnya meleleh disekitar bibirnya, rambutnya nampak berantakan.

Bobi yang tadi duduk disebelah si culun Agus, langsung keluar dari mobil dan menggantikan pengemudi, Agus yang ikut keluar sudah akan membuka pintu sebelah pengemudi, namun membiarkan sesaat karena melihat gadis itu pindah ke belakang tanpa keluar dari mobil.
Begitu mobil jalan, laki-laki yang tadi mengemudi, kembali merengkuh kepala gadis itu, mencium bibirnya dengan ganas, tanganya meraba payudara gadis itu dari bawah bajunya, menyusupkan tangannya kebawah bra sehingga kedua bukit kembar payudara gadis itu terbuka, remasannya kasar, puting gadis itu di pilin-piling, lalu ia mengangkat tubuh gadis itu lalu mengulum payudaranya dengan rakus. Gadis itu mendesah ..

Agus terus memandang kearah belakang, menyaksikan suguhan yang menarik baginya, Bobi yang mengemudi, menurunkan kaca spion depannya sehingga dapat ikut melihat tanpa harus menoleh ke belakang.
“Isep kontol gue yang enak !” kata laki-laki itu, sambil menurunkan tubuhnya sehingga hampir berbaring, lalu menurunkan celana panjang dan celana dalamnya sedikit. Gadis itu tanpa ragu sedikit pun langsung menghisap penis besar itu, yang jika dibandingkan dengan pergelangan tangannya yang sedang mengocok, hanya sedikit lebih kecil.
“Gilaaa.. enak banget isepannya .. memek lu siniin !!” kata laki-laki itu kepada sang gadis, yang kemudian menggeser tubuhnya, seperti meringkuk, tubuh mungilnya nya dapat dengan nyaman berbaring meringkuk di jok sedan itu. Laki-laki itu lalu menarik dan menyingkapkan rok panjang seragam gadis itu keatas, memperlihatkan paha dan bokong indah nya, lalu menyusupkan tanganya kedalam celana dalam dan mulai mengorek-korek vagina gadis itu dengan jari tengahnya. Kepalanya bersandar kebelakang, sedang merasakan nikmat dari isapan di penis nya dan lembabnya vagina gadis itu.

Agus yang menyaksikan itu semua, tidak tinggal diam, ia berusaha meraba paha gadis itu yang terlihat mulus dan dihiasi bulu—bulu halus… tapi gadis itu menepis tangan nakal Agus yang mencoba meraba pahanya. Gadis itu nampak sangat menikmati hisapan pada penis itu, mulutnya menghisap sambil mendesah-desah mungkin terasang dengan jari yang mengorek vaginanya.
Sudah dua kali putaran sepanjang Jalan Lenteng Agung sepanjang sisi rel kereta api ..
“Kita bawa kemana nih ??” tanya Bobi yang saat itu sedang mengemudi.
“Ke Hutan UI aja .. disana banyak tempat gelap !” kata laki-laki yang sedang terbuai kenikmatan.

Aku Lili, gadis cantik dalam mobil itu, yang sedang asyik menghisap penis besar milik laki-laki tersebut.
Sebelumnya sepulang sekolah tadi, aku bersama sahabat ku Hani, Desi dan beberapa kawan perempuan lain, nongkrong di seputaran Sarinah, ditempat anak-anak remaja seumuran ku berkumpul, yang laki-laki biasanya memamerkan mobil yang mereka miliki, sementara yang wanita, mencoba menarik perhatian. Biasanya langsung kenalan dan mengajak jalan bersama untuk makan dan akhirnya yang wanita akan diantar pulang oleh laki-laki sebaya yang baru dikenalnya.

Saat ini aku sudah berpisah dengan sahabat ku yang sudah diantar pulang oleh kenalan barunya, sedangkan aku bersama laki-laki ini yang bernama Ryan, berwajah indo, sangat tampan, tubuhnya tinggi dan bermobil sedan sport. Aku sungguh terpesona dengan ketampanan dan penampilan Ryan yang baru ku kenal, dan setelah sedari tadi jalan bersama seperti layaknya pasangan yang sedang berpacaran, lalu aku akan diantar pulang. Tapi aku tidak menyadari akal busuk Ryan yang mengajak 2 temannya bersama mengantar ku pulang ke daerah Sawangan.

Mobil berhenti disudut gelap di sekitar Hutan UI, aku bangkit melihat sekeliling, sangat gelap, hanya terlihat sekali-sekali lampu mobil lewat di jalan raya jauh dari lokasi mobil berhenti saat ini.
“Ayo .. lu layanin kita bertiga.. apa gue tinggalin lu disini !” kembali Ryan memaksa aku bersedia disetubuhi bersama kedua temannya, dalam bathin ku kalau aku hanya akan disetubuhi oleh Ryan, aku sangat menginginkannya, apa lagi melihat penis besarnya yang sedari tadi aku permainkan, tapi kalau aku harus mau disetubuhi oleh dua temannya yang lain, aku sangat tidak mau.
Bobi sudah pindah ke kursi belakang mobil, mengapit ku dengan Ryan, Agus keluar dari mobil, sepertinya ia berjaga-jaga, namun matanya tidak mau lepas dari ku.

“Gue engga mau !” teriak ku sambil aku membereskan pakaian ku dan mengancingi kemeja ku, namun kedua laki-laki itu terus berusaha menjamah ku, Ryan mencium leher ku dengan tangannya terus meremas payudaraku dari bawah baju ku yang belum sempat aku masukan ke pinggang rok seragam ku, tangan yang satu merangkul ku sehingga aku sulit bergerak, sementara Bobi berusaha menyingkapkan rok ku dan berusaha meraba paha ku, sepertinya ia ingin mempermainkan vagina ku, aku mencoba bertahan, menepis tangan Bobi sepertinya aku membiarkan tangan Ryan merajalela menjamah tubuh mungil ku. Diapit dua laki-laki yang tubuhnya jauh lebih besar dari ku, sepertinya aku pasti kalah dan akan menjadi bulan-bulanan mereka.

Aku terus berfikir bagaimana aku harus menyelamatkan diri ku dari kemungkinan aku disetubuhi ketiga laki-laki ini, disisi lain, aku harus bisa juga keluar dari tempat ini yang sebenarnya sangat menakutkan bagi ku, sangat gelap gulita.
Lalu aku mendorong tubuh Ryan sekuat tenaga..
“Sebentar .. ! sebentar ! .. ini apaan sih !” teriak ku sambil menepis keras tangan Bobi yang mencoba meremas pantat ku..
“Gue engga mau digituin sama lu bertiga ! kalau lu maksa, gue teriak nih !” kata ku keras, sambil wajah ku menunjukan muka sangat
marah !

Ryan dan Bobi terdiam sejenak, seperti agak terkejut dengan perubahan sikap ku yang tadinya selalu menuruti perlakuan Ryan kepada ku, tapi kali ini penuh kemarahan.
Aku juga sempat kaget dengan apa yang baru saja aku perbuat, terlihat ada rasa was-was diwajah mereka, namun dibawah sadar ku yang sedari tadi sudah terbuai dengan birahi, sepertinya masih berharap yang lain. Aku juga merasa tidak mau kehilangan Ryan, paling tidak aku ingin merasakan kembali menghisap penis besarnya .. Aku berkata lagi..
“Kalau mau lu bertiga gue isep saja sampai keluar ! tapi engga keluarin dimulut !”
“Gantian gue isepnya !” ujar ku dibawah sadar. Aku sendiri terkejut atas apa yang baru ku ucapkan.
Buat ku sendiri, menghisap penis laki-laki, merupakan sesuatu yang menggairahkan dan sangat aku sukai, tetapi kali ini aku harus menghisap penis 3 laki-laki, bergantian sampai mereka ejekulasi, merupakan hal yang baru. Aku anggap sebagai tantangan, dan akan menjadi bahan ceritaku kepada sahabat ku Hani. Dalam benak ku, aku percaya diri bisa segera membuat ketiga laki-laki ini cepat menyemprotkan spermanya dengan kemampuan ku menghisap dan mempermainkan penis mereka, apa lagi aku melihat wajah mereka sudah dipenuhi birahi sedari tadi melihat perlakuan Ryan kepada ku. Tiba-tiba aku merasa, vagina ku berkedut dan mengeluarkan cairan birahi, aku terangsang.

“Oke .. gue duluan !” kata Ryan cepat, khawatir aku berubah pikiran.
Bobi keluar dari mobil, tapi akal bulusnya kembali bekerja, sebelumnya keluar, ia menurunkan jendela mobil tepat disebelahku, aku yakin, tindakan ini agar mereka tetap dapat menonton pertunjukan birahi ku.
Ryan menggeser duduknya jauh ke sisi yang lain, Bobi memajukan kedua kursi depan, sehingga memberikan tempat yang lapang untuk aktivitas di kursi belakang.

Aku sempat tersenyum kepada Ryan, sebelum aku mulai menggenggam penis nya dengan kedua tangan ku, mengocoknya perlahan, Ryang masih mencium bibir ku, lalu aku sendiri menurunkan kepala ku ke penisnya, tubuhkku seperti orang sujud, akan melahap penis yang sudah berdiri tegak, mengembang sempurna, mencaplok seluruh batang penis itu dan mencoba memasukan sedalam mungkin ke mulut ku, tanpa perlu Ryan menekan kepala ku .. Ia mendesah keras, lidah ku berputar menggelitik seluruh bagian penis itu, menghisap kepalanya, berputar dengan jepitan bibir ku, tangan ku cepat mengocok seluruh batang penisnya yang sudah basah ku lumuri dengan liur ku.. Tanganya meremas payudara ku dengan kasar, hal itu memancing birahi ku, aku akhirnya berbaring menyamping, mempermudah Ryan menjamah payudara ku dan aku juga lebih mudah menghisap dan mengocok penis besarnya, dengan menopang pada siku tangan ku.

“Memek lu geser kesini “ ujar Ryan sambil tanganya menarik rok ku keatas, aku sedikit mengangkat pinggul ku sehingga rok ku terbuka lebar, memperlihatkan seluruh paha sampai pinggang ku, vagina masih tertutup celana dalam. Ryan merebahkan dirinya kearah pinggang ku, tanganya segera menyusup ke celana dalam ku, merasakan sejenak bulu-bulu halus disana, lalu menyusup lebih dalam lagi, jari tenganya membelah celah yang basah, menggesek klitoris ku lalu jari itu berhenti setelah menyusup dalam di liang kenikmatan ku, kaki ku lipat sehingga memberi ruang lebih luas untuk tangannya bermain disana. Aku mendesah merasakan vagina dan klitoris ku tersentuh tangannya, jarinya tidak berhenti mengorek liang ku. Kembali dengan seluruh kemampuan ku mengocok, menjilat dan mengulum, bibir ku berputar menjepit penis itu, memainkan lidah ku dengan liar di kepala penisnya, membuat Ryan mendesah, pinggulnya ikut digerakan seirama kocokan dan hisapan ku.

Ketika aku sedang asik melakukan itu semua, terasa ada yang meraba-raba bokongku, bahkan menjilat-jilat disana, aku mengangkat kepala ku menengok kearah sana, ku lihat Bobi sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya..
“Gue bilang khan gantian ! “ bentak ku keras
“Gue engga mau lagi !” kembali aku melanjutkan teriakan ku, hal ini berani aku lakukan karena mereka sebelumnya mau menuruti jika aku mulai teriak keras.
“Bob ! .. sana !” ujar Ryan menambahkan, mengusir Bobi menjauh dari ku, memang terlihat ia yang paling disegani diantara mereka. Setelah Bobi menjauh dan menutup kembali pintu mobil, aku kembali menggenggam penis Ryan, tapi aku belum mulai mengulumnya.
“Sorry Lil .. terusin yaa .. gue tanggung nih” Ryan membujuk ku untuk melanjutkan, tanganya sedikit menekan kepala ku, kembali aku mengeluarkan kemampuan ku memainkan penisnya, aku mulai merasakan kembali jarinya mengobok liang ku .. Tidak aku sangka, Ryan mulai mendesah keras, pinggulnya bergerak liar..

“Cepetin kocok nya .. aaah .. gue mau keluar !” racau nya .. Aku mempercepat kocokan tangan halus ku di batang penisnya yang telah basah oleh liur ku … aku tidak mau Ryan keluar dimulut ku, aku sedikit menjauhkan wajah ku dari penisnya .. tangannya semakin liar menyodok vagina ku ..
“Aaaaaargh !” penisnya memuncrat kan banyak sperma sedikit mengenai wajah ku, sangat menggairahkan, sepertinya aku ingin menghisap habis penis itu yang terasa berkedut di genggaman tangan ku, tapi aku masih gengsi untuk menunjukkan sisi liar ku kepada mereka, karena aku masih merasa belum aman bersama mereka.
“Jilatin dong “ pintanya kepada ku .. membujuk ku menjilat penisnya yang baru ejekulasi.
“Engga mau !” jawab ku ketus, yang sebenarnya menahan gelora birahi ku, aku hanya membersihkan batang penisnya yang berlumur sperma, lalu membersihkan tangan ku ke baju seragam nya. Ryan mencabut jarinya dari vagina ku, yang ternyata juga berlumur lendir ku, memang ku akui aku sangat terangsang saat itu.
“Ryan .. gantian dong “ seru Bobi yang sudah tidak sabar, rupanya sedari tadi ia terus menyaksikan apa yang dilakukan Ryan kepada ku, sampai Ryan memuntahkan sperma nya ditangan ku.

Ryan tanpa berkata, membenahi celananya dan keluar dari mobil, Bobi langsung menggantikan posisinya…
“Ayoo .. bikin gue enak ..” ujarnya dengan pongah, tanpa memberi kesempatan kepada ku untuk beristirahat sebentar.
Aku ingin Bobi cepat keluar ditangan ku, yang aku tahu, anak laki-laki yang biasa bermasturbasi akan dengan cepat mengocokan tangannya di batang penisnya supaya keluar. Aku juga lakukan itu kepada Bobi, dengan sebelumnya membasahi batang penisnya dengan liur ku, hanya kepala penisnya yang aku kulum, lidah ku bermain-main disana, kadang menggelitik lubang kencingnya, Bobi mendesah keras, tangan sibuk meremas payudaraku.

Kembali terasa ada tangan yang meraba-raba paha dan bokong ku, ternyata Agus, bocah culun itu nampaknya tidak bisa menahan diri, aku membiarkan dia melakukan itu, karena aku berfikir jika nanti gilirannya akan mudah dia keluar karena sudah sangat terangsang sebelum aku menghisap penisnya, dan aku bisa segera pulang karena ketiganya sudah aku puaskan dengan mulut ku. Ternyata Agus bertindak lebih jauh, ia berani melepas celana dalam ku, lalu menjilat-jilat paha dan bokong ku lebih dekat ke arah vagina, aku tetap membiarkannya, karena aku juga merasa terangsang sejak tadi jari Ryan mengorek-korek liang vagina ku. Terasa ada satu jari menusuk kesana, lalu menyodok dengan perlahan, seperti sedang merasakan jarinya digesek liang ku, aku kembali membiarkan.

“Kok gue tadi engga boleh ?!” protes Bobi ditengah rasa nikmat penisnya dikocok cepat tangan ku ..
“Diem lu .. ! bawel amat !.. Gue berhenti nih !” ujar ku ketus, sambil tangan ku menghentikan kocokan ku dipenisnya.
“Iyaa .. iya .. terusin deh .. bikin enak kontol gue..” rengeknya .. Aku kembali mengocok penisnya dengan cepat, tidak lama kemudian desahan Bobi semakin keras, kocokan ku pun semakin cepat, tangan ku menggenggam lebih erat … hanya lidah ku yang menjilat disekeliling kepala penisnya, aku tidak mau ia keluarkan spermanya didalam mulut ku.. tiba-tiba muncrat lah cairan putih dari penisnya, membasahi tangan ku, aku tetap cepat mengocok penisnya, sengaja aku ingin menjahilinya, membuat ngilu penisnya, kepala penisnya ikut aku remas dan kocok .. setelah desahan nya mereda …
“Udaaaah … udahh .. ngilu aaaah..” racaunya .. aku masih mengocok penisnya sesaat lalu melepas genggaman ku … Bobi tersenyum puas, aku tidak membalas senyumnya, ia mencoba mencium bibir ku, aku mengelak menjauh. Aku tidak merasakan dimana saat Agus berhenti bermain di bokong ku.

Bobi keluar dari mobil..
“Gus .. giliran lu tuuh ..” ujar Bobi ke Agus, yang nampak ragu masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Aku pandangi wajahnya, ia menunduk.. tidak berani berlama-lama menatap wajah cantik ku.
“Gue istirahat dulu yaa” ujar ku kepadanya, ia hanya mengangguk pelan.
“Ryan .. ada minum enggak ?” tanya ku ke Ryang sang pemilik mobil, lalu ia menyerahkan botol Aqua yang sudah terbuka, aku berkumur-kumur lalu membuang airnya keluar jendela, baru kemudian aku meminum sedikit.
Aku sengaja tidak langsung mendekat ke Agus, yang nampak nervous disebelah ku, seakan sedang menghadapi situasi yang sangat genting. Aku tersenyum dalam hati, niat nakal ku timbul, aku akan mempermainkan anak ini, memberikan pengalaman baru yang tidak mungkin dia lupakan, aku akan membuat dia keenakan dan mendesah-desah, aku yakin tidak butuh waktu lama untuk membuatnya menyemprotkan spermanya..

“Buruan Gus ! ngapain sih lu lama-lama !” protes Bobi si perusuh.
“Bentar napah .. biar dia istirahat dulu” ujarnya tegas dengan logat Betawi yang kental, tidak aku sangka ia berani menyanggah Bobi. Aku ada sedikit respek dengan sikap Agus, jadi aku juga ada keinginan iklas memberi dia sedikit kenikmatan, sementara dorongan birahi ku semakin tinggi, sama sekali belum terpuaskan.
Ku raih tangan Agus, ku letakan tangannya di payudara ku, ia hanya membiarkan tangannya diarahkan, tanpa berani melihat wajah ku, bahkan tanpa punya keberanian melihat payudara ku yang sudah terbuka dihadapannya.
“Remes pelan-pelan .. “ bisik ku kepadanya, aku bukan tanpa tujuan melakukan ini semua, tujuan ku adalah bisa membuat birahi Agus melonjak tinggi sehingga bisa cepat mencapai klimaks saat aku menghisap penisnya.

“Mau isep tete aku engga ?!” goda ku lagi, Agus menurunkan wajahnya, menghisap salah satu bukit payudara ku yang menantang, ia menghisap sambil mendesah-desah, sepertinya ia yang sangat terangsang dibandingkan aku, kepalanya aku tekan keras, agar dia juga menghisap lebih keras, mulutnya dibuka lebar seakan ingin memasukan semua payudara ku kedalam mulutnya. Apa yang dia lakukan kurang membangkitkan birahi ku karena terlihat ia miskin pengalaman, pantas saja dia dijuluki si culun.
“Aaaauw .. jangan digigit .. diisep aja pentilnya !” ujar ku saat ia dengan gemas ternyata menggigit ujung puting ku. Aku sempat menikmati hisapan di puting ku, sambil tangan ku mulai meremas penisnya yang sudah terbuka. Aku menurunkan wajah ku menggapai penisnya dengan mulutku, sambil aku terus memandang wajahnya dengan tatapan menggoda, ia memajukan posisi duduknya sehingga hampir berbaring, lalu aku dengan perlahan menjilat ujung kepala penisnya, ku permainkan lubang kencing dengan ujung lidah ku, setiap yang aku lakukan Agus mendesah, kadang desahannya sampai tergagap-gagap, aku tersenyum dalam hati melihat reaksinya.

Aku bertekad dalam hati, bahwa aku harus mendapat klimaks kali ini.

Kembali aku berbaring menyamping menghadap ke depan, aku ingin membuatnya lebih mudah meraba payudara ku, kembali aku meraih tangannya meletakan dipayudara ku, tanpa perlu diperintah ia langsung meremas-remas, matanya terpejam menikmati kuluman di penisnya dan remasan di payudara ku yang kenyal. LIdah ku bermain main diseluruh batang penisnya, bahkan sampai kantung buah pelirnya aku jilat dengan rakus, kadang aku masuk seluruh batang penisnya dalam mulut ku lalu aku keluarkan dengan perlahan dengan bibirku mengatup erat. Penisnya tidak terlalu besar, tidak terlalu panjang dibandingkan milik Bobi, dan penisnya nampak lebih bersih.
Aku kembali menggodanya, dengan menarik rok ku keatas, memperlihatkan dari pinggang sampai ujung kaki ku yang telanjang, satu kaki ku ku angkat menjejak ke jok mobil supaya membantu aku memberi tekanan pada mulut ku yang mengulum penisnya. Tangan nakal Agus kadang meraba dan menyucuk kan jarinya di lubang vagina ku, aku kembali terpancing dan mendesah.
Cukup lama aku melakukan itu semua, namun belum nampak tanda-tanda Agus akan menyemprotkan spermanya, selintas aku dapat mencium bau sperma disekitar perutnya, rupanya anak ini sudah ejekuklasi tadi, pantas saja sulit untuk membuatnyacepat keluar lagi, perlu usaha lebih keras.

“Tadi sudah keluar ya ?” tanya ku ke Agus sambil memandangnya dan tetap mengocok penisnya.
“Iya .. “
“Waktu gue jilat pantat lu dan tusuk memek lu pakai jari ..”
“Gue belum pernah soalnya… aaah” lanjutnya dengan polos, saat kembali merasakan hisapan ku di penisnya.
‘Pantas saja’ bathin ku. Aku sama sekali tidak terganggu dengan apa yang dikatakan, aku tetap dengan suka rela berusaha membuat dirinya mencapai klimaks.
Dorongan ku ingin mendapat klimaks, membuat aku tanpa sadar menggesek-gesek klitoris ku dengan ujung jari ku, karena Agus hanya meremas-remas payudara ku sambil matanya terpejam.

Gerakan tangan ku di klitoris ku merupakan kesalahan ! Ryan melihat perbuatan ku, ia dapat menangkap bahwa birahi ku sedang sangat tinggi, Ryan yang kelihatan lebih berpengalaman mencoba keberuntungannya kepada ku.
Ryan masuk ke mobil dan duduk di dekat bokong ku, berseberangan dengan Agus yang sedang tenggelam dalam birahinya sendiri. Aku menengok ke belakang, melihat Ryan yang mendekati ku, aku tidak merasa keberatan, terasa tanganya merangkul kaki ku yang menekuk keatas, sementara tangan yang lain menggantikan jari ku mempermainkan klitoris ku .. lembut, mengelus membasahinya dengan cairan kenikmatan ku yang merembes deras, gerakannya halus, sengaja memancing gairah ku semaksimal mungkin. Ryan memang sangat berpengalaman, mungkin sudah banyak korbannya gadis-gadis seperti ku. Sekarang ia menyandarkan wajahnya di paha ku, lidahnya kadang menyapu kulit paha ku yang sensitif, ditambah lagi dengan dengus napasnya terasa menggelitik, kedua tangan nya bermain di vagina ku, yang memeluk kaki ku, digunakan untuk menggosok klitoris ku, sedangkan tangannya yang lain, jarinya menyodok liang vagina ku .. aku mendesah…

Gerakan mulut dan tangan ku di penis Agus semakin liar, kadang aku lepas penis dari mulut ku hanya untuk mendesah, menerima perlakuan merangsang di vagina ku. Tusukan jarinya di vagina ku semakin cepat, kadang jarinya mengorek-korek seluruh dindingnya, ia mampu menangkap reaksi ku atas perlakuan jarinya, sehingga ia dapat berulang kali membuat ku tersentak menerima rangsangan dari jari-jarinya.

“Aaaaargh… aaah..” aku mendesah sangat keras, saat terasa Ryan menyucukan dua jarinya kedalam liang vagina ku dan langsung mengocok dengan keras, menyodok-nyodok dalam, kadang mengorek-korek melebarkan vagina ku, sepertinya ia mempersiapkan sesuatu, mempersiapkan liang ku untuk dimasuki oleh penis besarnya, kala itu aku belum bisa menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aku terhenyak, sebagai reaksi ku, aku menghisap keras penis Agus yang ada didepan mulutku.
Ryan membaringkan tubuhnya dibelakang, mendesak aku bergeser lebih maju, tanpa sadar aku bergeser ke depan memberi ruang kepadanya, saat kedua paha ku merapat, terasa ada benda hangat menerebos diantara kedua pahaku dekat ke selangkangan, rupanya ia menyelipkan penisnya diselangkangan ku, aku tidak melakukan gerakan penolakan, mungkin aku sedang terbakar birahi.

Memang sikap ku kala itu, jika ada laki-laki yang menarik perhatian ku, lalu dia bisa membuat ku terbakar birahi maka dengan mudah aku akan menyerahkan diri ku bulat-bulat untuk dinikmati oleh laki-laki tersebut.

Ia menggerakan pinggulnya maju mundur, menggesekan penisnya di permukaan bibir vagina ku, kadang terasa mencoba masuk, namun ditarik kambali, ini benar-benar membuat birahi ku terpancing, desahan ku semakin keras, apa lagi tangannya tidak berhenti menggesek-gesek klitoris ku. Pelampiasan ku hanya kepada penis Agus, semakin liar aku mengocok, menghisap dan menjilatinya, liur ku membasahi batang penisnya.
“Ryaaaan … aaah .. pelan.. pelaan ..”racau ku saat merasa benda tumpul itu menerobos perlahan bibir vagina.. kaki ku semaki lebar ku angkat ke atas, satu kaki lagi menjejak jok depan, sehingga aku dapat menahan sodokan penis besar itu. Ryan menghentikan sejenak sodokannya, ia menjilat-jilat punggung dan leher ku, untuk memberi gairah tambahan. Kembali ia melesakan lebih dalam lagi, tangannya memeluk ku dan pasti meremas payudara ku .. aku menahan napas menerima sensasi sodokan itu.

“Sudah ..sudah cukup.. jangan lebih dalam lagi .. aah” kata ku membatasi Ryan untuk terus memaksakan penis besarnya masuk ke vagina ku, kakinya menjejak ke pintu sehingga memiliki tenaga besar untuk menyodok, dibandingkan jika ia hanya menggerakan pinggulnya untuk menyodok. Aku masih ada rasa khawatir kondisi vagina ku yang melar nantinya.
Posisi ini memang posisi favorit ku jika sedang making love dengan partner atau pacar ku, karena terasa tidak ada beban yang menindih tubuh mungil ku.

Ryan mengikuti keinginan ku, ia tidak berusaha menyodok lebih dalam, pinggulnya bergerak perlahan maju mundur, membuat aku birahi ku semakin terbang tinggi, kadang gerakan nya menyentak, kadang mencoba mendesak lagi lebih dalam, sensasi vagina ku dipenuhi penis besar membuat aku melayang. Sepertinya vagina ku sudah mulai beradaptasi dengan penis besar itu, ditambah lagi dengan cairan kenikmatan ku yang terus merembes membasahi liang ku, gerakan penisnya sudah semakin lancar keluar masuk, kadang aku menggesek klitoris ku dengan jari ku sendiri, untuk menambah sensasi yang aku rasakan.

“Cepetin “ pinta ku kepada Ryan, karena aku merasa sudah hampir sampai klimaks ku.
“Aaaargh .. “ desah ku keras, rupanya ia melesakan penis nya sedalam mungkin ke liang vagina ku karena merasa sudah mendapat lampu hijau dari ku, dan langsung menyodok-nyodok dengan hentakan keras pinggulnya, aku sampai mengangkat badan ku, mengibaskan rambut ku menerima perlakuan itu, tangan ku tidak berhenti mengocok dan meremas penis Agus..
Terasa remasan tangan Agus di payudara ku semakin keras, sepertinya akan mencapai klimaks, ‘Agus biar klimaks dulu, biar aku bisa fokus dengan sodokan penis Ryan’ bathin ku. Lalu dengan gerakan ku yang sangat liar di penis bocah culun ini, berusaha mendorong dia mencapai klimaksnya, untungnya gerakan itu juga dipancing oleh sodokan penis Ryan di vagina ku.
Tidak terlalu lama, desahan Agus semakin keras, aku jauh kan wajah ku dari kepala penisnya, lalu kocok penis itu dengan secepat yang aku mampu, bahkan aku sampai menghisap kantong biji pelirnya.

“Aaaaaaargh .. gue keluar !” teriak Agus .. ini adalah teriakan yang paling keras yang ku dengar malam itu, tangan ku terus mengocok penisnya, sambil melihat cairan putih muncrat dari ujungnya .. aku tersenyum kepadanya, yang nampak terengah-engah ..
Kembali aku merasakan penis Ryan dijejal-jejalkan lebih dalam ke vagina ku, aku sudah tidak ada lagi gerakan atau perkataan yang melarang untuk menyodok lebih dalam, aku sudah terbuai oleh kenikmatan, Ryang juga tidak berhenti mendesah dan bergumam keenakan.

Sialnya, Agus tidak keluar dari mobil, tetap saja duduk ditempatnya, mungkin ia ingin mendapatkan sisa kenikmatan dengan tangan ku dan ingin menyaksikan apa yang Ryan perbuat kepadaku.
Ditengah aku mendesah keenakan menerima sodokan Ryan, Bobi ikut masuk ke mobil, nampaknya ia juga tergoda untuk menyaksikan, bahkan mungkin ingin ikut menikmati vagina ku, tangannya meraba dan meremas payudara ku, aku tidak menampiknya sepertinya aku menginginkan tangan itu menambah birahi ku, tangan Ryan tetap mengosok keras klitoris ku, Agus terduduk lemas, dengan penisnya yang masih aku genggam erat karena aku gemas dengan sensasi birahi yang saat ini aku rasakan.
Pinggul ku bergerak liar, sodokan penis Ryan juga semakin cepat, mulut ku tak henti mendesah, kadang aku sampai mengangkat badan ku sebagai ekspresi kenikmatan ku, Bobi tidak berhenti memilin putting ku, kadang aku gemas dengan menghisap keras penis Agus yang sudah melemas, tidak perduli lagi bahwa penis itu tadi dilumuri spermanya.

“Aaaaaaargh… gue keluar ..”
“Sodok yang dalam … aaaaaah … tahan !!” racau ku kepada Ryan yang mengikuti perintah ku, pinggul ku mengejan-ngejan, kejang dan menghentak-hentak, liang vagina ku mengkerut seperti meremas penis besar yang menyesakinya. Napas ku tersenggal-senggal menahan gejolak birahi ku, Ryan tidak memperlambat sodokannya, membuat liang vagina ku terasa ngilu …
“Awas ! lu jangan keluarin didalam !! kalau dikeluarin didalam gue teriak nih !” aku mengancam, memproteksi diri supaya jangan ada sperma masuk ke vagina ku..
“Iyaa .. yaa .. aaaaah” jawab Ryan sambil mendesah merasakan sodokan dalam dan remasan dipenisnya..
“Kocok aja pakai tangan “ pintanya lebih lanjut dengan suara bergetar.
“Sekarang !” katanya, aku langsung berbalik membelakangi Agus, lalu mengocok dengan cepat penis besar Ryan yang berlumur cairan kenikmatan ku sendiri, tangan nya menekan kepalaku untuk menghisap penisnya tapi aku mengelak, hanya menghisap batang penisnya ..
“Aaaaaah…” semprotannya sangat kuat, sampai membasahi wajah ku dan rambut ku, aku masih mengocok keras, mengusap-usap kepala penisnya.
Pada saat yang sama, rupanya Agus tidak mau rugi karean aku menungging membelakanginya, dia dengan berani menyucukan 2 jarinya di liang vagina ku dan mengocoknya dengan keras .. aku mendesah atas kenikmatan yang aku rasakan…

Setelah semuanya mereda, Bobi memberikan tissue kepada ku, aku bersihkan wajah ku dan penis Ryan, sambil ia mencium bibir ku.
“Kok jadi dimasukin sih ?!” kata ku manja ke Ryan
“Habis kamu seksi banget siih” jawabnya sambil kembali meremas payudara ku.

Aku duduk lemas disebelahnya, mengenakan celana dalam ku yang sudah terlepas tadi, sambil juga membenahi pakaian ku yang berantakan. Ada rasa bangga dalam diri ku, aku bisa membuat mereka semua mendapat klimaks dengan mulut dan tangan ku.
“Gileee .. gue kentang nih .. lu yang nyetir ya ?" Aku mendengar Bobi berbisik memohon ke Ryan, nampaknya aku masih harus memuaskan Bobi yang terbakar birahinya menyaksikan gempuran Ryan dan Agus kepada ku tadi ..

Ada keinginan ku untuk tetap menolak ! tapi setelah aku membaca situasinya bahwa jalan sudah sangat lenggang, dan cara Ryan mengemudi yang ngebut, pasti Depok - Sawangan akan ditempuh cepat dan segera tiba dekat rumah ku. Aku tersenyum sendiri, membayangkan bahwa Bobi akan lebih kentang lagi, aku malah berniat jahil kepadanya membiarkan dia terangsang tapi tidak sempat terpuaskan .. tapi disisi lain, sebenarnya aku juga masih punya keinginan untuk menyenangkan dia, karena wajahnya tampan agak brangasan, penis juga unik, tidak sebesar milik Ryan, tapi miliknya agak bengkok ke kiri dan kepala penisnya lebih besar dari batangnya ..

"Heei culun !.. didepan lu .. jangan ganggu gue !" teriak Bobi yang melihat Agus tetap duduk di belakang mengapit diri ku ..
Agus duduk di depan dengan bersungut-sungut ...
Bunyi ban mobil mendecit kencang, tubuh mungil ku sampai terhempas ke sandaran jok, lalu semua bersorak memuji cara mengemudi Ryan..

Tidak membuang waktu Bobi merengkuh kepala ku, mengarahkan ke penisnya yang hanya tertutup celana dalam, rupanya sedari tadi ia belum menutup celana panjangnya.
"Ayoo .. bikin gue enak!" serunya dengan suara bergetar menahan birahinya, menekan kepala supaya mengulum penisnya dalam. Tubuh ku berbaring menyamping membelakangi jok depan, memudahkan aku untuk mempermainkan penisnya, dengan sedikit menopang dengan siku, kombinasi kocokan tangan dan mulut ku, sebentar saja membuat Bobi mendesah keenakan, kedua temannya yang duduk didepan ikut menyemangati dengan teriakan...

Posisi ku yang berbaring menyamping, dengan pakaian yang berantakan terbuka, rupanya memancing Bobi untuk menjamahnya, dengan kasar dan tergesa, ia menarik keatas kemeja seragam ku dan tank top yang melapisnya, bra yang menutupi payudara mungil ku ditarik keatas membiarkan bukit kembar ku terbuka, rok panjang ku ditarik keatas dengan kasar, membuat seluruh kaki jenjang ku terbuka, dengan cepat ia juga menurunkan celana dalam ku sampai setengah paha .. lalu ia berhenti sebentar, sepertinya ia sedang menikmati pemandangan indah yang menggairahkan, tubuh mungil seorang gadis dengan pakaian yang sudah terbuka nyaris telanjang. Hisapan dan kocokan ku pada penisnya semakin cepat, ada keinginan besar ku untuk membuat ia segera mendapat kenikmatan .


Suara ban mobil kembali mendecit kencang, sepertinya sengaja dilakukan pada saat lampu lalu lintas menyala hijau ..

Bobi sedikit membaringkan tubuhnya kesamping, menarik paha ku lebih dekat kepadanya, lalu mulai mencium dan menjilati paha mulus ku yang dihiasi bulu halus menggoda ..
Terasa telapak tangannya menyusuri perut bagian bawah ku, jarinya mulai membelah celah sensitif milik ku, tanpa sadar aku mendesah melepaskan sejenak penis yang menancap di mulut ku, jari nya terus menyusup dalam, masuk dalam liang kenikmatan ku, lalu bergerak-gerak didalam sana .. birahi melonjak, desahan ku terus terdengar, kocokan dan hisapan di penisnya semakin cepat dan kuat .. kadan aku lepas kan dari mulut ku hanya ingin melihat jelas penis itu ku permainkan ..

"Pakai dua jari.." pinta ku manja ke Bobi agar vagina ku di sodok dengan jarinya,
Dua jari bukan masalah bagi vagina ku yang belum lama menerima tusukan dari penis besar Ryan .. Bobi menggerakan jarinya di vagina ku dengan cepat dan dalam .. napas ku terengah .. aku ingin mendapatkan kenikmatan lebih dari jari itu, sepertinya aku belum puas dari sodokan penis Ryan sebelumnya ..

"Nanti masuk Sawangan ada pom bensin di sebelah kanan, jalan pertama belok kanan !" aku mengarahkan Ryan yang mengemudi supaya ia tidak mengganggu ku dengan bertanya arah rumah ku ketika aku sedang berusaha mencapai kenikmatan tambahan ku ..
Bobi sepertinya juga sudah ingin segera mencapai klimaksnya, kadang kepala ku ditekan keras supaya penisnya lebih dalam di mulut ku .. jarinya semakin liar bergerak didalam vagina ku, aku sangat menikmati !
Terasa ada tangan lain meraba pantat ku yang terbuka, aku tidak tahu itu tangan tangan Agus atau Ryan, atau mungkin tangan kedua orang itu, entahlah .. yang pasti menambah gairah ku .. kadang tangan nakal itu mengusap sekitar anus ku, mungkin berusaha masuk ke vagina ku tapi sudah terisi 2 jari Bobi yang mengobok-obok liar ..

Bobi menekan kepala ku, pinggulnya juga ikut digerakan naik turun, sepertinya ia ingin segera mendapatkan klimaks, jari tangannya digerakan semakin keras dan cepat, membuat aku ingin juga klimaks, pinggul ku mulai mengejan menahan gairah yang hampir meledak .. lalu aku merasakan ada yang muncrat di vagina ku, aku sudah mendapat klimaks, beberapa saat kemudian Bobi menekan kepala ku dengan kedua tangannya sepertinya ia memaksa aku menerima semprotan spermanya di mulut ku karena sedari tadi aku tidak mau ada seorang pun yang menyemprotkan di mulut ku, tangan ku berusaha menahan sepertinya menolak, tapi itu hanya kepura-puraan, lalu terasa semprotan keras kedalam mulut ku mungkin sampai kerongkongan ku aku tersedak, tapi tangan itu tidak memberi kesempatan pada ku dan tetap menekan keras. Desahan keras Bobi, membuat kedua temannya tertawa .. pinggulnya tetap disentakan didalam mulut ku, sepertinya ingin mendapat sisa-sisa kenikmatannya ..

Apa yang aku lakukan ? aku malah memutar-putar lidah ku menjilat semua sisi penisnya yang masih ada didalam mulut ku, sperma dan liurku berceceran disekitar bibir ku meleleh mengenai celananya ..
"Sialan lu .. sudah dibilang jangan keluarin di mulut !" Kata ku ketus sambil memukul pahanya, saat aku melepaskan penis itu dari mulut ku .. Bobi hanya tersenyum nakal .. aku ludahkan semua cairan yag ada di mulut ke karpet mobil.. lalu melap mulut ku dengan baju Bobi ..
"Itu depan rumah yang pagar merah, berhenti yaa .." ujar ku ke Ryan yang mengemudi .. Ku lihat wajah Agus merah nampaknya ia sangat terangsang.
Saat mobil berhenti, aku merapihkan semua pakaian seragam ku .. bau sperma terasa tajam diwajah ku, lalu aku keluar dari mobil menjinjing tas ku.
Wajah tampan Ryan nampak saat ia membuka kaca mobil, begitu juga dengan wajah tampan Bobi di jendela belakang ..
"Seru banget jalan sama lu .. hari Jumat kita ketemu lagi ditempat tadi ya" kata Ryan sambil mengedipkan matanya.. aku hanya membalas tersenyum .. mereka melambaikan sambil diiringi deriit keras ban mobil berputar di aspal ..

Ini bukan rumah ku, tapi rumah teman ku sengaja aku mengelabui mereka, aku berjalan menuju rumah ku. Sambil aku tersenyum sendiri membayangkan apa yang baru saja aku lakukan, dalam waktu pendek aku bisa membuat 3 laki-laki tampan dengan 5 kali ejekulasi dengan mulut mungil ku .. ada rasa bangga, ini akan menjadi cerita seru kepada sahabat ku Hani dan Desi, sama sekali aku tidak merasa dilecehkan oleh ketiga laki-laki sebayaku itu aku sangat menikmati perlakuan mereka, buat ku seks itu menyenangkan..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd