Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Roro Inten

Apa yang diharapkan dari akhir kisah ini ?

  • Happy ending

    Votes: 272 77,3%
  • Sad ending

    Votes: 50 14,2%
  • Open ending

    Votes: 27 7,7%
  • Close ending

    Votes: 24 6,8%

  • Total voters
    352
  • Poll closed .


Banyumili

Siang itu matahari bersinar dengan terik di atas cakrawala. Angin yang sepertinya enggan melaju menambah gerah suasana. Terliat hilir mudik kendaraan ramai dan aktifitas masyarakat di sebuah pusat kota bernama Banyumili.

Kesibukan di kota yang relatif kecil itu terlihat semakin nyata dengan semakin banyaknya kegiatan orang2 yang berada di sejumlah titik di pelbagai sudut kota.

Mulai dari berjualan, berkumpul, bersosialisasi serta seabreg kegiatan kemasyarakatan yang lumrahnya dilakukan orang.

Jalan2 dan Taman terbuka hijau yang lapang bersih, gedung2 perkantoran berdiri kukuh, tempat hiburan masyarakat dimana mana, pasar2 swalayan beserta fasilitas pendidikan dan kesehatan yang semakin baik menandakan bahwa Kota Banyumili patut menjadi kebanggaan warganya.

Di sisi lain warga Kota Banyumili sepertinya sadar betul bahwa Kota yang asri, maju dan tertata seperti ini ternyata memberikan manfaat yang nyata bagi seluruh warganya.

Jauh mundur kebelakang menurut para ahli sejarah sebelum era modern kurang lebih empat abad silam, Kota Banyumili yang sekarang dulunya adalah merupakan pusat ibukota Kerajaan Karang Taruna utamanya di masa jayanya dibawah Prabu Kamandanu.

Tepatnya Kota Banyumili ibukota Kerajaan Karang Taruna.

Maka seiring waktu pemerintahan silih berganti dan sampai akhirnya memasuki abad modern sisa keturunan kerajaan Karang Taruna menyatakan diri rela melebur menjadi satu dengan pemerintahan baru nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sekarang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

Bekas - bekas kejayaan kekuasaan Karang Taruna terlihat dari bentuk benteng yang masih berdiri kokoh, alun2 serta keraton yang sedikit banyak telah mengalami restorasi sampai kini akhirnya dijadikan sebagai kantor pusat pemerintahan Kabupaten Banyumili.

Pelbagai penghargaan yang didapatkan oleh kota ini membuat warganya sadar bahwa tanpa campur tangan seseorang dengan kepemimpinan serta kecakapan yang tinggi maka mustahil kota yang dulunya dianggap terbelakang kini menjelma menjadi kota yang mulai diperhitungkan.

Sementara itu seperti lazimnya kota2 lain maka diberbagai sudut kota cukup banyak bertebaran papan reklame, baliho dan spanduk dengan gambar atau foto pamong praja yang kebetulan menjabat kepala daerah. Baik itu sebagai walikota ataupun bupati.
Tidak terkecuali Kabupaten Banyumili.

Sosok pria di baliho besar di sudut alun alun itu menyiratkan dia bukan pria sembarangan.

Ia berpakaian jas kedinasan warna putih lengkap dengan topi pet berikut sederet pin lencana kehormatan di dadanya.

Terlihat mencolok bila dibanding model iklan reklame rokok di sebelahnya yang besarnya hanya sepusarnya. Selain ukuran baliho dirinya termasuk paling besar yang menarik perhatian adalah sosoknya.



Pria ini berusia paruh baya. Wajah bersih mengotak tanpa kumis, dengan garis keriput samar terlihat di pipi dan matanya.

Tubuhnya tegap berisi dengan sorot mata sayu seolah tanpa senyum tanpa ekspresi.
Dagunya yang lonjong menyiratkan bahwa ia pria yang keras, suka mendominasi dan menguasai. Tepat dibawahnya tertulis besar namanya.

....Dr. R.M Suryo Adipati, Bupati Kabupaten Banyumili....
Lima tahun berlalu menginjak masa pemerintahannya di tahun keenam menunjukkan bahwa dia memang sulit ditandingi. Oleh karenanya ia begitu disegani, dihormati atau lebih tepatnya ....ditakuti.

"Bu, fotone wonge klambi putih kuwi kok elekmen tur wagu yo.?
"klambine kegeden , Lobok tur ...rai ne marai senep. Wis janggute dowo...rak mesem babar blas..."
ujar seorang anak usia SMP ke pada ibunya seraya menunjuk ke atas.
(Bu, fotonya orang yang pake baju putih itu kok jelek banget. Bajunya kebesaran dan mukanya bikin ilfil. Dagunya panjang...ndak senyum sama sekali. Red).

Si ibu yang tengah meniti belanja menunggu angkot sejenak mendongak.
"Hussh...ngawur. Kowe ojo sembarangan Nang.
"Kuwi fotone pak Bupati.
"Nek kerungu pak bupati mengko iso dipenjara kowe lan ditokke soko sekolahmu.."
sahut si ibu menahan senyum sambil menjepit bibir anaknya.

"Nah, kae angkote wis teko...
"ayoo tho nang, ndang geles munggaho dhisik....
.seru si ibu.
(Nah, itu angkotnya sdh datang...ayo Nak, cepetan naik dulu. Red).

Anak itu terdiam sejenak. Diambilnya sepotong batu dan dilemparnya keras ke arah poster sembari mencibir.

"...weekk...ha ha ha..!!!
tawa renyahnya yang tanpa dosa terdengar lepas lalu menghilang sesaat setelah angkot yang ia tumpangi bersama ibunya berlalu.

Tepat dibelakang mobil angkot yang ditumpangi ibu dan anaknya tadi menyusul sebuah mobil SUV gagah yang terbilang baru.

Berjalan dengan kecepatan sedang lalu sigap menyalip angkot si ibu yang berhenti mendadak.

Pengemudi SUV tadi nyatanya seorang pria paruh baya berpakaian necis dengan kacamata hitam polaris nan stylish.

Pria perlente ini asyik menyetir sambil bercakap-cakap dengan seorang wanita anggun disampingnya. Senyum sesekali mengembang di wajah keduanya.
Ia pun memacu kendaraannya membelah jalan raya lalu sebentar terdengar suara sirine keras dibelakangnya.

Pria ini lalu melihat dr kaca spion....rombongan mobil dengan dikawal Voorijder aparat santer terdengar bersahutan. Ia pun berinisiatif sedikit menepikan mobilnya.

Mendadak...

BRAAK !!!

Suara seperti mobilnya dipukul. Ia lalu membuka jendela.

Diliatnya sebuah SUV lain disampingnya juga membuka jendela. Didalamnya 4 pria kekar bertampang sangar dengan pakaian laiknya aparat menatap tajam ke arahnya.

Salah satu pria penumpang sebelah kiri menunjuk ke arahnya dengan dingin lalu memberi kode menurunkan tangan kebawah berkali-kali.

Si pria perlente pun juga tak kalah dingin menurunkan kecepatan seraya menutup jendela mobilnya.

Rombongan itupun berlalu terus melesat tanpa menghiraukan lampu merah !

"Suryo Adipati...."
gumam si pria sambil memandang lampu traffic yang masih menyala merah.

Bersamaan dengan lampu menyala hijau ia pun melajukan mobilnya sebelum mengangkat ponselnya yg kembali berbunyi.

"Ya, sayang...ini sudah mau nyampe. 'Paling 10 menit lagi. Ini masih di jalan. Tadi sempat macet.
"Tungguin sebentaaarr lagiiii...
"...nanti kita mampir ke cafe kesukaanmu.
"Kebetulan banget...mamamu juga bisa ikut sayang
"..ya... ya......papa janji
deh.." katanya lagi sambil tersenyum lebar.

Begitu selesai ia sempat mengerling ke arah layar ponselnya yang seharga belasan juta. Terpampang sekilas satu wajah gadis muda remaja yang begitu manis.

Senyumnya yang terkembang di wajah putih yang halus bersinar serta rambut panjang indahnya menambah pesona parasnya.

Sementara pada waktu bersamaan berlokasi di sebuah sekolah SMA Negeri.

"Dagh....papa....muaacch...."cium sang dara di layar ponselnya.

Sebentar kemudian senyum terkembang di sudut bibir indahnya yang tipis merekah merah alami takkala melihat mobil yang dinantinya sdh tiba.

Sang dara lalu menoleh kearah 2 satpam yang berada disebelahnya.

"Pak jayus, pak jalmo...
"Saya ucapin terima kasih ya mau nemenin barang sebentar.
"Abis papa datangnya kesorean..."tutur sang dara sembari menjabat tangan kedua satpam yang besar dan kasar itu dengan jari jemarinya yang mungil putih dan halus lembut.

Sejenak kedua pria itu seperti terpatri saat tangan sang dara menjabat lembut. Setelah sang dara meraih tas dan beranjak menjauh, keduanya baru tersadar.
Jayus yang berumur sekitar 45 tahun dan bertampang gelap memandang lekat ke arah punggung sang dara yang lurus indah.
Terus bergerak turun ke pinggangnya yang kecil lalu pinggulnya yang sedikit membesar dan berakhir pada bokong indahnya yang padat dan bulat menonjol sebesar jeruk Bali.

Bokong yang demikian menggoda memancing nafsu hewani keduanya menggelegak dengan goyangan sepasang buah pantatnya bergetar bergerak naik turun bergantian seiring langkah kaki yang ringan dari sang dara.

Sementara samar-samar jalmo bisa melihat belahan pantat bulat sang dara beserta garis celana dalam mini yang tercetak samar pada rok span abu-abunya.

"Hhssshh....."
Keduanya melenguh keras. wajah keduanya memerah seperti direbus..

"Pelimu wis ngaceng berat kuwi, Yus.
"....arep ngocok pho ?
tanya jalmo melihat jayus terdiam seperti menahan berak.

"Ssshhhh hahhhh......aku ning mburi sek....!
"....ndak tahan aku kalu ndelok bocah wedok kae....
"Jan kakeane..!!!!
Seru jayus sembari setengah berlari.
(Aku ke belakang dulu...ndak tahan aku kalu ngeliat anak perempua itu. Red)

"Cepetan...!!
"Mengko gantian. Aku yo wis kebelet ki
.." balas jalmo sambil matanya terus memandang tubuh sang dara sambil jakunnya terlihat naik turun menelan ludahnya beberapa kali.

"Kapan aku biso ngenthu bocah kae......"desah jalmo sembari menatap pasrah kepergian sang dara.

"Tutup pintunya sayang. Kita langsung berangkat...." kata si wanita anggun dengan lembut begitu sang dara telah masuk ke dalam mobil. Perempuan anggun ini sesaat memandang sang dara penuh kasih sayang.

Sang dara pun beringsut naik sembari memasukkan mata kalung lehernya berupa batu hitam yang sempat terurai keluar ke masuk kembali ke dalam seragamnya.

Terlihatlah sebaris nama di dadanya yang menonjol indah.......Mawar Sembilu.
"I luv you...papa mama..."tutur mesra sang dara dengan senyum manisnya sambil mencium pipi keduanya seiring roda mobil yang bergerak pelan menjauh.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd