Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Roro Inten

Apa yang diharapkan dari akhir kisah ini ?

  • Happy ending

    Votes: 272 77,3%
  • Sad ending

    Votes: 50 14,2%
  • Open ending

    Votes: 27 7,7%
  • Close ending

    Votes: 24 6,8%

  • Total voters
    352
  • Poll closed .
Beberapa hari setelah peristiwa Banyukarep.

Pagi itu kabut masih menyelimuti pucuk Gunung Anoman atau biasa disebut Gunung Anom yang menjulang tinggi di sebelah barat Kota Banyumili. Sementara di sebelah timur dr kejauhan tampak berjajar perbukitan Alastua memanjang dari timur ke utara yang meliuk di kejauhan seakan menjadi benteng yang siap melindungi kota dari ancaman yang mungkin akan datang



Puncak Gunung Anom di sebelah barat Kota Banyumili tampak berdiri demikian gagah. Dengan ketinggian sekitar 3300 mdpl (meter dr permukaan laut) membuat pucuknya seakan mudah menggapai langit. Puncaknya yang kerap diselimuti awan dan berbentuk tipe gunung perisai menunjukkan bahwa dulu sekali gunung itu pernah meletus dahsyat.

Konon menurut cerita rakyat yang beredar bahwasanya salah satu yang menyebabkan kemunduran kerajaan Karang Taruna adalah erupsi Gunung Anoman tersebut yang ikut menelan ke korban sebagian besar keluarga kerabat kerajaan. Entah benar atau tidak tentunya masih merupakan tanda tanya.

Pun begitu dengan Kota Banyumili. Pagi hari ini adalah hari yang sibuk bagi kebanyakan warga yang memulai aktivitasnya di awal hari.
Suhu yang dingin tidak mengurangi semangat mereka untuk mencari penghidupan guna memenuhi mereka sehari-hari.

Kesibukan juga nampak terlihat di sebuah pasar di pusat kota. Sejumlah pedagang sayur tengah menata dagangannya serapi dan seelok mungkin. Dengan harapan akan datang lebih banyak pembeli ke lapak mereka hari ini. Dengan demikian pula semakin cepat dagangan mereka habis maka mereka akan pulang lebih cepat dan berkumpul bersama keluarga. Hal ini bukannya tanpa alasan. Rentetan kejadian demi kejadian aneh dan misterius yang terjadi di beberapa desa di pinggiran kota menjadi penyebabnya.

"Mbakyu...bagaimana keadaan anakmu si padmi yang baru lahiran ? katanya tidak jadi pulang ke Banyumili ya ?..."tanya seorang pedagang berusia sekitar 40 tahun bernama Sri.
Padmi yang berusia setengah lanjut menoleh sambil sibuk mengatur dagangannya.

"Anakku memang sengaja aku suruh menginap dirumah budenya di Lohgender sekalian menanam ari2 putranya disana.
Aku khawatir kejadian buruk yang sama akan menimpa,"jawab padmi.

"Betul juga mbakyu...daripada ketar ketir was was ndak karuan. Aku yo sepemikiran karo awakmu.."balas Sri.
Tak lama setelah berbenah beberapa pembeli akhirnya berdatangan ke lapak keduanya. Senyum salam sapa sumringah terlontar silih berganti dari wajah keduanya.

======
Diwaktu bersamaan.
Kepolisian sektor Kota Banyumili.




Upacara apel pagi di lapangan kantor baru saja selesai. Segenap jajaran baik petugas dan pegawai segera kembali ke ruangan masing-masing. Kesibukan tampak terlihat di beberapa tempat. Umumnya yang berhubungan dengan layanan publik.
Hal serupa juga terlihat di salah satu bidang yang bisa dibilang paling prestisius, tidak lain bidang penanganan kriminalitas. Mengingat kejadian demi kejadian misterius di wilayah kota Banyumili dan sekitarnya yang terjadi membuat jajaran satgas kriminal dibuat sibuk karena merekalah yang menjadi ujung tombak kepolisian dalam mengungkap kasus ini.

Di sebuah ruangan di kantor penanganan kriminalitas polisi Banyumili. Dua orang pria tampak duduk berhadapan. Sepertinya ada masalah yang serius dibahas keduanya.

"Kasus pencurian ari2 ini memang pelik Don. Aku yang sudah dinas 20 tahun tahun di kepolisian sampai pusing tujuh keliling tak tahu harus mulai dr mana...? kata pria paruh baya berpakaian preman mengusap dagu lalu mengambil sebatang rokok dari sakunya.

"Sy pikir kali ini kita menghadapi sesuatu yang di luar akal sehat pak. Berbagai hal menyangkut bukti masih sangat minim kita dapatkan sampai2 saya dan kawan-kawan hanya bisa berasumsi..hanya bisa menduga-duga. Sungguh tidak mudah," sahut rekannya berseragam dengan pangkat letnan polisi.

Pria berpakaian preman dihadapannya sejenak menghela nafas.
"Pak kepala, sudah memberi instruksi paling tidak minimal dlm 3 bulan kedepan sudah bisa menguak tabir semua kejadian ini. Alih2 bisa menangkap pelakunya," katanya lagi. Sebentar asap rokok mengepul dr sudut bibirnya.
"Apalagi kata pak kepala… kehebohan ini sudah sampai di telinga Pak Bupati Suryo Adipati. Karena itu bisa jadi pak kepala sudah memasukkan kasus ini ke dalam class action priority atau skala A. Dimana harus penanganan segera" lanjutnya.

"Gimana Don, kamu sudah ikut denganku cukup lama. Ngerti keinginanku, ngerti watakku dan paham cara berpikirku …aku pengin tau apa yang tersimpan di pikiranmu…?

Letnan Donny terdiam sejenak.
Sesaat kemudian ia mulai berbicara. "Pak Kapten, kita sudah mengerahkan berbagai daya dan upaya seluruh tim untuk menguak tabir kasus ini tapi...sampai hr ini belum ada kemajuan berarti. Jadi tanpa mengesampingkan kerja tim sy kembali ke awal pembicaraan tadi…".
Sejenak dia lalu menghentikan kata2nya.

"Ehmm...gumam pak kapten masih meraba maksud bawahannya ini.

"Maksud sy...kita membutuhkan bantuan pihak lain di luar kepolisian yang menguasai mengenai hal hal yang bersifat non teknis atau mudahnya saja berkaitan dengan...supranatural.."kata letnan Donny.

Sang kapten menegakan badan lalu terdiam sejenak. Ia menaruh rokoknya di atas asbak lalu dengan mimik serius menatap letnan muda itu.
Letnan Donny tampak kikuk bilamana atasannya berlaku demikian. Saat hendak melanjutkan... sang kapten tersenyum lebar sembari menepuk bahu Donny.

"Tak sia2 kau menemaniku bertahun-tahun letnan. Pemikiranmu sama dengan apa yang ada di otakku. Kalu begitu kita bicarakan nanti secepatnya. Soal siapa dan bagaimana kita menemukan orang yang kita butuhkan itu".

Tiba2 suara hpnya berbunyi…
"Ya pak….ya...ya ..siap pak. Sy segera bersiap..!" sang kapten kemudian bergegas bangkit dr tempat duduknya.
"Pak kepala minta aku menemaninya menemui Pak Bupati Suryo...kamu coba cari2 info mengenai orang pintar itu. Nanti kabari aku secepatnya. Satu lagi letnan…soal satu ini cukup kita berdua saja yang tahu.." tuturnya lalu segera berlalu.

Letnan Donny sontak menjawab sambil berdiri…"siap pak…!


=======

Istana Kebahagiaan
Sunyoto Pujo Satmoko

"Kangmas Pujo, sarapan sudah siap. Anak-anak juga sudah menunggu. Takutnya mereka kelamaan telat tiba di sekolahnya," tutur sang istri tercinta. Nyoto tersenyum mendengarnya.

"Oya nimas. Sebentar yah...Hhhh...memang kalu pake baju jas lengkap seperti ini makan waktu. Apalagi kalu sendirian...bikin ribet," kata Nyoto seperti mengeluh sambil sudut matanya mengerling ke arah sang istri.

Wanita berusia sekitar 40 tahun itu bukannya tak sadar kelakuan suaminya. Ia langsung tanggap akan sinyal dan maksud suaminya tercinta. Ia pun mendekati Nyoto yang masih sibuk di depan cermin kamar tidurnya.

"Aku istrimu mas. Dan kita sudah bersama2 hampir 20 tahun dalam suka dan duka. Aku tentu tak takkan membiarkan kau merasa sendiri dan gundah,"kata sang istri sedikit manja lalu sambil tersenyum membantu Nyoto merapikan kancing kemeja dan dasi yang akan dikenakan suaminya.

Nyoto memandang istrinya lekat2. Karena saking dekatnya Nyoto bisa merasakan hembusan dan tarikan nafas sang istri. Bau tubuh alami sang istri tercium begitu wangi. Cenderung klasik namun menyegarkan bak putri keraton jaman dulu.
Semenjak gadis, istrinya memang lebih suka memakai ramuan tradisional untuk merawat kebutuhan jasmaninya sebagai seorang wanita.

Sejenak Nyoto timbul hasratnya terhadap sang istri. Sambil berkata lirih ia memeluk pinggang istrinya yang masih terlihat ramping.

"Ah...kau masih saja begitu mempesona dan menggairahkan nimas. Tidak berubah masih sama seperti dulu. Meski kau sudah melahirkan dua putri kita. Tak berkurang pesona keindahan ning awakmu Nimas. Malah semakin bertambah. Akuu…" Nyoto spontan memeluk istrinya kian erat sembari bibirnya bergerak hendak mencium bibir indah sang istri tercinta.

Sang isteri sedikit kaget namun membiarkan pria tersebut mengecup bibirnya. Sejenak mereka berciuman mesra sambil kedua tangan wanita itu memegang lembut pipi suaminya.

"Ahhh sudahhh...sudahh kangmas. Nanti ndak keburu waktunyaaa…"sang istri menahan lembut dada suaminya sambil sedikit menjauhkan wajahnya dr ciuman penuh nafsu sang suami yang hampir saja hilang kendali larut dalam suasana syahdu yang terjadi.

Nyoto mengendorkan pelukannya. Pandangannya tertuju pada sepasang mata bening nan indah wanita anggun dihadapannya. Rona alami di pipi halusnya yang kemerahan semakin menambah daya tarik keayuan parasnya. Sungguh satu sosok wanita dewasa yang matang dan berkelas!

"Mari sayang, kita ke ruang makan. Kedua putri kita pasti sudah menunggu..'kata Nyoto sembari memeluk bahu istrinya lalu mengecup keningnya mesra.

Ruang makan terletak di serambi belakang rumah menghadap taman belakang dimana terdapat sebuah kolam ikan yang cukup luas. Diatasnya terdapat struktur undakan menyerupai pancuran sendang desa jaman dulu.



Bunyi2an air pancuran bambu yang muncul dari ornamen di atas kolam kian memunculkan kesan keasrian dan keelokan alam bak berada di masa silam,....Tuk….tuk...tuk…

Perkakas makan berupa piring, gelas dan lainnya sudah tertata rapi di meja. Lauk paukpun juga sudah tersedia lengkap di atas meja yang terbuat dari kayu jati yang di desain sedemikian rupa menyerupai akar pohon beringin. Hilir mudik 2 pelayan membawa minuman silih berganti melayani sang tuan rumah dan keluarganya kala pagi itu.

Sarapan bersama keluarga memang sepintas sesuatu yang terlihat sepele namun sejatinya faedahnya besar sekali untuk mempererat rasa sayang di antara anggota keluarga.

Tampak Nyoto, istri dan kedua putrinya duduk saling berhadapan satu sama lain.
"Sayur lodeh terong buatanmu sungguh menggugah selera, Nimas. Apalagi ditambah lauk ikan bawal merah dan kacang merah. Dari harum aromanya saja aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya..."kata Nyoto membuka pembicaraan.

Seorang pelayan berusia cukup lanjut tampak menaruh sebuah serbet di dekatnya.
Sang istri hanya tersenyum.
"Kangmas, Ini resep keluargaku sudah turun-temurun. Masakan resto bintang limapun belum tentu bisa menandingi buatanku...kata si istri bangga.

"Aku bersyukur memiliki istri sepertimu nimas. Bukan hanya cantik tapi juga mampu membuat masakan yang membuat suami betah di rumah. Bukan begitu anak-anak ku sayang.."tutur Nyoto sambil memandang ke arah dua gadis remaja berpakaian seragam SMA di hadapannya.

Sesaat keduanya yang tadi sibuk bercakap-cakap berhenti sejenak.
Salah satu dari mereka yang berambut panjang tersanggul dengan poni yang melingkar manja di dahinya sontak menjawab.
"Setujuuuu...masakan mamah memang tiada dua di Banyumili. Siapapun pasti bakal nagih kalu udah ngerasain masakannya mamah...katanya seraya mengerling manja ke arah ibundanya.

"He eh…masakan mamah memang paling enak. Temen2 Indah yang kemaren dateng ke rumah sampai bilang gini, gila...enak banget masakan nyokap lu...ndah. Chef Juna aja lewat !" timpal putrinya yang lain menimpali sambil tersenyum lebar kali ini yang berambut panjang menjela punggung sambil menyorongkan jari membentuk V.

Mendengar semua orang-orang terkasih memujinya tak ayal membuat wajah ayu nan anggun perempuan ini memerah.

Dengan malu-malu ia segeralah beringsut menuju dapur.
"Aaakhh...mama ke dapur dulu yah.."katanya manja sambil terburu-buru.

Tingkahnya ini tentu saja membuat Nyoto dan kedua putrinya tertawa lepas. Godaan mereka berhasil!

Beberapa saat usai selesai sarapan.

Sembari menunggu kedua putrinya berkemas, Nyoto tampak serius membaca koran di serambi depan bersama istri tercinta.
Sang istri yang semula acuh langsung tertarik setelah pandang matanya tertuju pada sebaris tulisan yang tertera di halaman utama surat kabar itu.
Pencurian misterius ari-ari bayi kembali terjadi di Banyukarep. Ulah manusiakah.…???

"Menurutmu siapa pelakunya kangmas..?" tanya sang istri.
Nyoto seolah tak mendengar hanya menggumam halus. Ditatapnya sebentar wajah sang istri lalu kemudian membuka halaman demi halaman koran.

"Paling ulah orang iseng ….atau bisa juga hewan liar. Hal seperti ini khan bukan sesuatu yang aneh apalagi kita hidup di negeri tercinta ini.."kata Nyoto

"Aku teringat akan kejadian serupa dengan yang terjadi di Banyukarep dan Banyuasin. Apakah kau ingat kangmas..waktu kita tinggal beberapa lama di kabupaten wonotingal sekitar 15an tahun yang lalu. Hanya saja waktu itu kita tidak terlalu memperhatikannya.."sang istri duduk beringsut di samping suaminya.

"Alangkah kejinya perbuatan mereka Kangmas. Bagiku perbuatan tersebut hanyalah pantas dilakukan oleh mereka yang bukan manusia. Kalaupun itu manusia pastilah manusia yang berhati iblis... berhati binatang. Jika kutemui orang seperti itu...aku takkan memaafkan mereka.."katanya dengan geram.

Nyoto yang semula menanggapi dengan acuh tak acuh terkejut mendengar kalimat terakhir yang keluar dr bibir Istrinya. Pandangannya sontak menatap wajah istrinya dengan lekat.
Dadanya mendadak berdegup kencang. Berjuta pikiran seketika memenuhi relung hati dan pikirannya.
Sang istri yang tahu suaminya memandanginya dengan pandangan tajam seolah menusuk merasa jengah.

"Kenapa kau melihatku seperti itu..mas?...adakah yang keliru dengan ucapanku..? kata sang istri.
Nyoto sejenak terdiam. Kemudian pandangannya dialihkan ke arah halaman depan rumah lalu ganti melihat jauh ke atas langit menatap mega yang berarakan.

"Aku..bisa memahami ucapanmu nimas. Tapi jika benar terjadi apakah dia perlu dimaafkan bila dia memang menyesali perbuatannya…"ucap Nyoto kepada istrinya.
Kata2 yang keluar dr bibirnya terdengar lirih seolah bergetar seperti menyimpan rasa pedih di dalamnya.

"Aku tidak tahu Kangmas. Apakah kangmas mengetahui sesuatu tentang kejadian ini…?
Nyoto cepat menguasai diri lalu menutupinya dengan senyuman tipis di bibirnya. Di genggamnya erat jari jemari sang istri yang lembut berkuku lentik dan dipandangnya kedua mata bening wanita itu.

"Aku tidak perduli hal hal demikian nimas. lebih-lebih menyangkut urusan orang lain. Yang terpenting bagiku adalah bagaimana keluargaku bisa bahagia dan baik baik saja. Dan...aku akan melakukan segalanya untuk itu. Sekalipun nyawa taruhannya.."

Sang istri pun langsung luluh mendengarnya. Ia pun tidak tahan untuk tidak memeluk pria yang dikasihinya itu.
"Aku tidak pernah meragukannya kangmas. Bahkan sampai maut memisahkan kita.." bisiknya mesra di telinga suaminya.

"Lihat sayang, kedua tuan putri kita sudah siap…"Nyotopun menggandeng tangan istrinya lalu bergegas menuju ke arah mobil yang sudah siap mengantarkan mereka pagi ini.



Mawar Sembilu.

Putri pertama atau sulung dari pasangan suami istri Sunyoto Pujo Satmoko dan Raden Roro (Rr) Inten Ayu Dewi Rengganis.
Genap akan menginjak usia 17 tahun nanti bulan ke 12 pada tahun ini.
Berperawakan sedang seperti kebanyakan gadis seusianya. Sangat manis, muka oval dan berpipi cempluk menggemaskan bersemu merah muda.
Berkulit putih bersih nan halus membuat pendar kulitnya laksana pualam. Berambut panjang indah sepinggang. Kepribadiannya tenang dan dewasa. Ramah dan lemah lembut, cenderung pendiam namun baik budi perangainya. Sangat sayang pada keluarga dan hobi melukis.



Indah Seroja.

Putri kedua atau adik kandung Mawar. Usianya hanya terpaut setahun saja lebih muda dr sang kakak.

Bertubuh tinggi semampai. Berkulit putih mulus dan berambut panjang menjela punggung. Cantik, periang, berkemauan kuat kukuh, sifatnya terbuka apa adanya serta cenderung manja. Suka nge-dance, bersuara bagus dan jago menyanyi. Selain itu pula ia suka sekali bergaya / modeling.

Setelah melahirkan mawar, Sunyoto dan istrinya berniat untuk menunda kehamilan dikarenakan fokus pada kebutuhan keluarga. Namun Sang Maha Kuasa berkehendak lain. Jadilah mereka sepasang kakak adik yang lebih mirip anak kembar krn usia mereka sebaya. Indah Seroja terkadang lebih suka memanggil kakaknya njangkar alias tanpa embel-embel lebih tua macam mbak atau kakak seperti lazimnya.

Mawar yang meski sebaya namun kalem dan pembawaan dewasa tidak mempermasalahkannya bahkan senang karena bisa berbagi banyak hal dengan adiknya tanpa jarak.

Keduanya sama2 duduk di bangku SMA. Hanya beda tingkat. Mawar duduk di bangku kelas 2 sedang Indah kelas 1.

Namun mereka tidak bersekolah di sekolah yang sama.

Mawar bersekolah di SMA Negeri 1 Banyumili sedang Indah bersekolah di SMA swasta. Tapi bukan SMA swasta biasa. SMA swasta yang dimaksud adalah SMA Kusuma Bangsa yang merupakan sekolah SMA swasta terfavorit di Banyumili. Bukan hanya kondang di seantero kabupaten melainkan sampai ke kota kota tetangga. Tidak sembarang calon siswa bisa bersekolah di sini.

Bukan melulu soal uang karena SMA tersebut terbilang kuat finansialnya tapi memang hanya mereka yang berprestasi yang mendapat kesempatan pertama untuk diterima di sekolah ini.

Indah Seroja...salah satunya.

=======

SMA Negeri 1 Banyumili.
Ruang kelas 2A.




Jam dinding di salah satu ruang kelas sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh siang. Tampak para siswa duduk sejajar membentuk barisan yang rapi. Ada sekitar 30 siswa di kelas itu. Terdiri dari 14 siswa laki-laki dan sisanya 16 siswa perempuan.

Para siswa siswi tersebut tampak bercakap-cakap satu sama lain. Tak jarang gelak canda dan tawa pecah diantara mereka membuat riuh suasana kelas.

"Terakhir sebelum gw masuk kelas...Pak Gunawan ada kok di ruang guru. Paling sebentar lagi dateng…"kata salah satu siswa.

"Syukurlah kalu gitu...sayang khan kalu sampe beliau absen ngajar. Padahal sebentar lagi pelajaran asyik nih Jon…"tutur salah seorang diantara mereka bernama Feri.

Joni siswa yang ditanya hanya mesam mesem saja.

"Betul banget bro. Apalagi bab yang dibahas kali ini….gw demen banget tuh.."balas si Joni antusias.

Seorang rekan mereka yang dibelakang menimpali.
"Dasar tampang lu bejat ..Jon..Jon..hehehe.."sahut Bayu sambil menjitak kepala Joni seraya tertawa.

"Halah….elu semua pade kagak usah munafik. Siapa sih co yang kagak suka kalu bahas soal ginian…."balas Joni.

Edo yang berkulit keling dan berkacamata tampak cuek dan hanya melirik sebentar ke arah tiga temannya lalu sibuk sendiri.

Di kelas itu juga umumnya di banyak sekolah para siswa laki-laki biasanya membentuk semacam kelompok / klaster sendiri khusus untuk penataan bangku nya. Demikian pula dengan siswa perempuan.

Di SMA 1 Banyumili setiap lantai kelas didesain berundak-undak seperti laiknya perguruan tinggi modern. Semakin ke belakang maka posisi siswa akan meninggi sekian trap sentimeter. Tujuannya sudah barang tentu memudahkan siswa dalam mengikuti KBM di depan kelas.

"Gimana fer...minyaknya sdh kau siapkan belum..? tanya Joni pelan.

Feri menganguk sambil mengangkat jempol. Bayu senyum2 sendiri sambil mengendorkan sabuk celananya yang semula kencang mengikat pinggangnya.
Ketiga serangkai itu kebetulan berada di baris belakang paling atas plus Edo yang lagi-lagi seperti acuh tak acuh atas kesibukan ke 3 temannya.

"Sssttt….wis teko kae….targete…"kata Bayu sambil menggoyang dagunya. (Tuh, sudah tiba targetnya.red).

Sontak kedua temannya yaitu Feri dan Joni melirik ke depan.

Tampak seorang gadis memasuki ruang kelas dengan ringan. Sepertinya dia barusan dr koperasi sekolah.

Gadis itu tidak langsung duduk melainkan sebentar berdiri merapikan seragam dan menata bangkunya yang kebetulan berada di baris terdepan.

Rambutnya yang panjang tersanggul tampak indah dan lebat memperlihatkan leher jenjang yang demikian putih dan mulus. Sejenak ia terlihat bercakap dengan rekan sebangkunya.

"Ssshhh..bokongnya….montok habisss…"desah Joni sambil matanya tak berkedip memandang pantat si gadis.

Sementara Feri dan Bayu memandang lekat ke arah buah dada si gadis ini yang menonjol indah dari samping.

Lamat2 Joni bisa melihat garis celana dalam si gadis yang minim tercetak samar membungkus bongkah pantatnya yang bulat menggoda dr balik rok span abu2 nya.

Tak lama seorang pria memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi anak2…"sapa pria tersebut.

"Pagi Pak Gunawan…"balas seisi kelas.

"Sehat semuanya..? tanya Pak Gunawan lagi.

Kali ini pandangannya menyapu ke seluruh siswa. Satu demi satu dipandangnya sampai matanya membentur sosok siswa perempuan yang tepat duduk di samping kirinya.

"Mawar, gimana kondisimu..sudah baikan ?..tanya pak gurunya sambil menatap si gadis lekat2
Mawar yang duduk tepat didepan gurunya yang berdiri lalu menjawab sambil tersenyum.

"Sudah pak, terima kasih...."kata mawar seraya menatap Pak Gunawan sepintas lalu menunduk kembali dengan rada sungkan.

Entah kenapa Mawar merasa pak gurunya yang satu ini seperti memandang kepadanya lain sekali dr kebanyakan guru pria lain.
Hal ini sudah terjadi saat pertama kali ia naik kelas 2. Kebetulan pak Gunawan ini adalah guru yang mengampu mapel biologi.

Pak Gunawan manggut-manggut sambil mengusap dagu. Sepintas tak ada yang aneh dengan sikap pria ini. Tp sudut matanya tidak bisa menipu.
Takkala kerling matanya seakan merogoh melihat dada putih dan bra sang gadis yang berwarna maron berenda mengintip dr balik hem seragam putihnya membungkus buah dadanya yang bulat. Kalung bahar bermata batu hitam mengkilap tampak menggelayut manja di antara tengah gundukan itu.

Entah sengaja atau tidak pak gun menyentuh tangan mawar lalu sedikit meremas. Mawar yang tak nyaman segera menarik tangannya perlahan.
Setelah beberapa saat pak gun kembali ke meja guru.

"Ok anak2...sekarang kita buka bab 5. Bab organ kelamin manusia…"katanya kemudian.

"Yesss !!!..."seru siswa pria spontan di barisan belakang alias Joni and the gang.

Para siswa terutama siswi perempuan spontan menoleh ke belakang tak terkecuali mawar yang menoleh sambil menggelengkan kepala.

Pak Gunawan hanya tersenyum sambil terus mengamati mawar yang pagi itu…. entah mengapa….begitu menggairahkan di matanya.

Sebentar kemudian...Pak Gunawan lalu mulai menjelaskan mukadimah bab v. organ kelamin manusia.

Semuanya tampak serius memperhatikan kata2 yang keluar dr sang guru. Sementara lagi2 siswa pria seperti kasak kusuk sendiri.

"Mawar, kamu maju ke depan….lalu gambar organ kelamin pria dan wanita…" tiba2 pak Gunawan memerintahkan mawar.

Mawar sontak terkaget.

"Aaa..apaa..pak. sy..pak..? kata mawar tergagap.
"Tapi...pak gun...bukannya sudah cukup jelas di buku pak..?

"Iya kamu. Bapak perhatikan kamu gemar melukis. Jadi ṣupaya lebih jelas bapak menerangkannya nanti. Kamu bisa bantu bapak kan…? katanya sedikit genit!

Mawar tampak bingung sekaligus gelisah. Di samping merasa rada jengkel. Ia seperti dikerjai. Apalagi terdengar siulan dr belakang.
"Siapa lagi kalu bukan mereka…"sungut mawar.

Seiring makin bergejolak perasaannya tanpa disadari oleh siapapun mata kalung yang dikenakan mawar berbentuk batu oval hitam kecubung yang semula hitam pekat mendadak seperti berpendar berwarna kemilau kemerahan!

Dengan malas, mawar beranjak bangkit.

Suitan semakin keras manakala sang dara melangkah ke depan papan tulis. Pemandangan menakjubkan sontak terpampang terutama bagi siswa pria ...tidak terkecuali pak Gunawan.

Pemandangan sepasang buah pantat mawar yang sangat istimewa dan jarang dimiliki gadis2 lain. Tidak dalam kategori besar sekali (karena mawar masih seorang gadis dan perawan) namun sangat proposional dengan posturnya.

Bentuknya begitu indah...begitu bulat. Masing-masing sebesar Jeruk Bali ! Bergerak mengayun lembut naik turun berganti seiring langkahnya.

Mata Pak Gunawan yang paling dekat jaraknya dengan mawar tidak berkedip barang sedetikpun melihat pemandangan luar biasa itu. Jaraknya yang hanya sejengkal dengan sang dara membuatnya sama sekali tidak kesulitan menikmati pemandangan surgawi ini.
Tidak seperti Joni cs yang harus memakai teropong kapal selam untuk sekedar melihat jelas kemolekan sang mawar.

Tenggorokannya mendadak terasa kering. Tak sadar iapun menelan ludah beberapa kali saat melihat betapa dua bongkahan pantat bulat itu disangga ketat oleh sehelai kain cawet mini berbentuk segitiga.
Ingin sekali dia meremasnya!

Sementara frame ke dua tak kalah dahsyat. Sepasang buah dada mawar yang menonjol indah tertarik ketat hem seragamnya yang memang slim. Seolah menantang dan menggoda setiap lelaki untuk menjamahnya dibalik baju.

Sekali lagi...
Tanpa setingan, tanpa aba-aba, tanpa dibuat-buat dan tanpa kompromi!

Semua pemandangan spektakuler yang tersaji secara live dan free di depan kelas itu membuat semua pria normal di ruangan kelas itu serasa sesak nafas.
Apalagi manakala mawar menggambar organ penis pria. Jari jemarinya yang lentik dan tangannya yang putih lembut berbulu halus lincah membentuk tekstur alat kebanggaan para pria itu.

Posisi mawar yang rada membungkuk dan menyamping memperlihatkan paha montoknya yang panjang dan padat berisi. Sedangkan belahan sili*nya nampak jelas mencitrakan pantatnya nan sekal dan seksi menerawang dari rok ketat abu-abu hingga sepanjang betis!

Keteganganpun memuncak di saraf otak lalu bergerak turun secepat Millenium Falcon kebanggaan Hans Solo mendorong aliran darah bergerak dengan kecepatan cahaya menuju ke satu arah dan bermuara di selangkangan….memompa aliran darah maksimal memenuhi jaringan erektil di batang penis lalu….Ngacenglah…!!!

"Sssshhh…."suara desis dan desah tertahan samar keluar dari mulut Joni cs.

Mata mereka beberapa kali merem melek lalu menatap tajam ke depan kelas dimana mawar berdiri. Kali ini mawar tengah menggambarkan organ intim wanita alias vagina.

Pandangan Joni cs tak berkedip memandang ke depan kelas menikmati kemolekan aksi sang Mawar Sembilu yang bisa jadi akan kena sensor KPI karena dianggap pornoaksi.

Terlihat sebuah botol minyak kecil tergeletak di atas buku gerombolan pejantan itu.
Sementara...tak nampak sedikitpun tangan tangan mereka. Yang samar terliat hanya bahu mereka bergerak kesana kemari...bukan hanya Joni...tapi semuanya! Feri, Bayu bahkan….Edo!

Menengok ke bawah meja mereka...maka terlihatlah aksi yang bakalan menggetarkan hati siapapun cewek yang melihatnya.

Celana panjang abu2 mereka melorot sebatas paha. Paha sedikit mengangkang sambil jari jemarinya lincah mengocok kontol!!

Yah...mereka tengah melakukan aksi nikmat sebagai remaja puber. Onan*. Di dalam ruang kelas !!

Batang penis mereka yang basah berminyak begitu tegang tegak ngaceng seiring kocokan tangan mereka masing-masing.
Deru nafas mereka semakin cepat seiring goyangan pantat molek mawar yang kadang ke kiri kadang ke kanan menyesuaikan posisinya saat menggambar.

Namun apakah di ruang kelas itu hanya siswa2 pria saja yang bertingkah genit..?

Pak Gunawan tampak cool duduk di mejanya. Sorot matanya naik turun bagai elevator hotel seakan menggerayangi sekujur tubuh molek mawar mulai rambut hingga betis.

Meja guru memang di desain tertutup tak terlihat terutama dr muka. Sepintas tak terlihat aksi mencurigakan dr pak guru muda berusia sekitar 40 tahun ini.

Namun jauh di dalam organ dalam alat vitalnya. Di dalam buah testisnya. Sepasang buah zakarnya perlahan tapi pasti bergejolak memproduksi jutaan sel pria lalu mengeluarkan dalam bentuk sel sperma

Sel sperma bergerak sepanjang dua tabung, yang disebut vas deferens. Mereka membawa jutaan sperma dari testis (tempat mereka dibuat) ke vesikula seminalis. Vesikula seminalis melekat pada prostat dan menambahkan cairan ekstra ke air mani sebelum dikirim ke uretra di bagian bawah penisnya.

Bersamaan Kelenjar prostatnya kemudian memproduksi cairan agar sperma lebih mudah bergerak dan terdorong keluar. Pada akhirnya, otot-otot di bagian bawah penisnya berkontraksi ritmik yang terjadi akibat penis memiliki bagian otot yang bernama bulbospongiosus.

Akibat dr kontraksi dahsyat karena rangsangan hebat dr sisi eksternal mendorong keluarnya cairan air mani berisi jutaan sel sperma tersebut melewati saluran kencingnya lalu... .....CROOOT !

Tak terlihat siapapun...selarik cairan putih kental muncrat dr ujung penis pak Gunawan yang ngaceng maksimal membasahi dinding penutup kolong mejanya disertai suara halus desahannya.

Hssshhhh…..

Suara desah pria itu bukannya tak terdengar oleh mawar. Seiring dengan selesainya tugas menyebalkan ini... mawar pun menengok ke arah sang guru.

"Pak gun...sy sudah selessaaiii…" mendadak mawar berhenti melanjutkan kata-katanya.

Seakan terkena setrum ...mawar melihat betapa pak guru Gunawan yang sebenarnya penuh wibawa memandang ke arahnya dengan pandangan seakan kosong.
Mata mawar membelalak dengan mulut tertutup telapak kirinya takkala pandangannya membentur satu benda asing di selangkangan pak guru yang terbuka.
Benda yang hanya pernah dilihatnya dari gambar internet dan buku anatomi kesehatan. Benda itu tampak tegang dan ujungnya masih meneteskan cairan putih kental.

"Sayaa....ke belakang duluu..!
Mawar yang syok langsung berlari dan hampir saja menubruk seseorang di ujung lorong.

"Ehh...mawar!...hati2 kalu jalan…"kata seorang ibu guru berkerudung. Mawar tak menggubrisnya.

Sementara di dalam kelas. Seiring dengan menghilangnya mawar dr balik pintu.
"Aasshhh...keluaaar..."desah Joni cs. Sesaat terlihat raut muka lega Joni cs seolah-olah terlepas dr suatu beban yang berat.

Sebentar kemudian pak Gunawan membetulkan celananya. Lalu seolah tidak terjadi apa-apa ia bangun dr duduknya kemudian mulai menerangkan apa yang telah digambar mawar di papan tulis.

Namun entah sadar atau tidak, kata-kata yang keluar mulutnya justru membuat heboh seisi kelas.

"Ini namanya peli anak-anak. Sebagian menyebutnya Kon...tol ! fungsi utamanya ada 2. Pertama sebagai alat ekskresi pembuangan limbah tubuh pria melalui kencing. Yang kedua...ini yang paling enak. Yaitu sebagai alat untuk membuahi sel telur perempuan pada waktu kawin atau kenthu. Dengan cara memasukkan kontol ke dalam lubang memek atau tempik perempuan. Namun kontol harus dalam keadaan ereksi atau ngaceng ya. Nah...organ wanita atau tempik ada di sebelahnya….."
Pak Gunawan terus menjelaskan panjang lebar tanpa tedeng aling-aling!

Seisi keras semakin heboh dengan suitan dan gelak tawa para siswa pria dipelopori tentunya oleh Joni and the gang. Sementara siswa perempuan hanya diam tertunduk malu.

Tak di sadari oleh Pak Gunawan, tampak ibu guru berkerudung yang tadi hampir bertubrukan dengan mawar sudah berdiri di depan pintu dengan muka semerah saga!

"Pak Gun..!! katanya dengan keras lalu bergegas masuk dan menarik lengan pak gun ke luar ruangan.

"Pak gun...sadar apa yang diucapkan…!! Itu saruu…!! pamali ..pak..!!! Sadaaarr pakk!! kata si ibu lagi kali ini sambil menggenggam erat wajah pak gun lalu menggoyang-goyang dengan keras.

Pak gun seperti tak sadar …"kontol dimasukkan ke dalam memek...terussss…

Tiba2 ….byur !!!
belum selesai pak gun melanjutkan ...si ibu sudah menyiram segayung air dari kran tepat di luar kelas yang biasa dipake para siswa membersihkan diri.

Hlep..hlep..hlep...
seketika pak gun seperti terkejut dan tersadar.

"Bu asih…!!! Astaga…Gustii..!!! pekiknya lalu diliatnya sekelilingnya. Didalam kelas para siswa menatap kearahnya dengan pandangan aneh yang tak dimengertinya.
Sementara beberapa guru dr ruang kelas sebelah yang keluar mendengar keributan itu juga menatapnya dengan pandangan nanar keheranan!

"Aaakkh…!! sontak teriak pak gun seolah syok sambil meremas kepalanya lalu dengan setengah berlari keluar menuju luar sekolah. Di susul 2 orang guru yang turut mengejar.

Bu Asih yang sudah berada di dalam kelas sempat melihat gambar di papan tulis. Sebentar kemudian ia mengendus pelan. Hidungnya mencium bau aroma tajam yang tidak asing.

Yah, bau dan aroma yang sama seperti saat ia menyepong penis suaminya.
Aroma pejuh !!

Tepat di ujung lorong arah kamar mandi siswa. Mawar menatap kepergian pak gun dengan tatapan penuh tanda tanya sekaligus iba.

Pelan-pelan...seiring debar dadanya dan detak jantungnya yang semakin stabil, pendar cahaya kemerahan yang tampak di mata kalung batu hitam kecubung di lehernya perlahan memudar lalu menghilang dan kembali berwarna hitam pekat!

=======

Sore menjelang petang
Istana Kebahagiaan.


"Malam ini aku mendapat undangan dari beliau untuk menghadiri Gala Dinner di rumah dinasnya Nimas…"kata Nyoto sambil duduk santai di depan TV LED berukuran 50' yang tergantung kokoh.
Sementara Roro Inten istrinya duduk menemani di sebelahnya.

"Apakah aku harus turut serta kangmas..? Tak bolehkah aku dirumah saja menemani putri kita. Aku ndak biasa dateng di acara seperti itu. Apalagi harus ngobrol ngalor ngidul sama orang-orang sok elite itu. Lagipula aku agak malas datang malam malam…"sahut Inten lagi.

Nyoto tersenyum lalu merengkuh tangan lembut sang istri.

"Acara Gala Dinner ini adalah wujud penghargaan asosiasi pemerintah kabupaten Banyumili kepada para mitranya Nimas... termasuk aku. Tentunya tak pantas bila aku tidak menghadirinya. Apalagi Pak Adipati sendiri yang mengundang…"kata Nyoto lagi lalu merebahkan punggungnya kembali ke sofa embuk nan mahal itu.

"Maksudmu ... Bupati Suryo Adipati!? tanya Roro Inten.
Nyotopun mengangguk seraya tersenyum.

"Aku pribadi….ndak tahu kenapa tidak suka dengan orang itu Kangmas.."katanya lagi sedikit ketus sambil memalingkan muka menatap layar TV.

Sejenak keduanya terdiam. Nyoto seperti tak memperdulikan kata-kata istrinya barusan.
Lalu terdengar gelak tawa Nyoto sambil badannya terguncang.

"Ha ha ha ... suara tawanya lepas terdengar. Matanya tak berkedip ke arah layar TV nya. Tampak di sisi bawah layar acara yang tengah berlangsung terpampang CG Lower 3rd dengan title object..."Just for Laughs Gags".



Roro Inten seperti sebal saat suaminya tak menggubris perkataannya.

"Nimas...nimas...perempuan memang suka berita gosip. Sebagai laki-laki...aku bisa mengerti..tapi apakah Bupati Suryo memang sebejat yang dikatakan orang..? tak ada seorangpun yang tahu persisnya Nimas…"kata suaminya lembut.

"Jangan berlagak pilon Kangmas. Berita tentang dia sudah menjadi rahasia umum. Koyok tai diumpetke ning njero klambi. Rak ketok wujute namung mambu lencong sumebar sak amban amban.."katanya lagi.

(Seperti tahi dibalik baju ndak kelihatan bentuknya tapi bau busuknya kemana-mana.red).

"Aahh…sudahlah Nimas. Aku tidak mau ambil pusing soal itu. Benar atau tidak bukan hak kita menilai orang. Lagipula jika memang benar adanya...dia tidak akan berani macam-macam kepadamu Nimas. Karena dia tahu harus berhadapan dengan siapa. Sunyoto Pujo Satmoko. Jangankan Suryo Adipati...Batara Kala sekalipun akan kuhadapi. Jiwaku ini taruhannya Nimas.." kata Nyoto lagi dengan sungguh-sungguh sambil mengamit jari jemari wanita itu.

Tatapannya yang tajam seakan meneduhkan perasaan Roro Inten yang sempat risau dan galau.

"Aku tidak bermaksud membuatmu gundah Kangmas. Aku cuma...cuma ingin menyampaikan uneg-uneg di hatiku saja. Aku percaya kepadamu...Kangmas Pujo" kata Roro Inten sambil kemudian menyenderkan kepala di bahu bidang Nyoto.

"Duh, Gusti Ingkang Kinasih lan Moho Welas,
kulo nyuwun dumateng panjenengan....
lindungilah suamiku...lindungilah anak-anakku….lindungilah keluargaku
...."pintanya penuh harap dalam relung batinnya.

=======



Salah Satu Sudut Paseban Ageng

Malam itu di Pendopo Puri Paseban Ageng Banyumili. Rumah dinas kediaman Bupati Banyumili, RM. Suryo Adipati.

Paseban Ageng yang di dalamnya termasuk rumah dinas Bupati Banyumili memang tiada terkira besar dan luasnya. Jauh berlipat-lipat dari rumah istana Kebahagiaan milik Sunyoto.

Sebagai salah satu bagian dari bekas istana Keraton Karang Taruna sudah barang tentu desain fisik dan seluk-beluk di dalamnya memiliki keanggunan lebih dari kebanyakan bangunan modern yang ada saat ini. Berkelas, prestise…..dan sekaligus menyimpan pesona aura yang misterius.

Puluhan mobil baik keluaran lama maupun yang gress dari merek Jepang sampai Eropa tampak berjajar rapi memenuhi halaman parkir Paseban Ageng yang luas.

Lampu2 di tiap-tiap sudut ruang dan halaman begitu gemerlapnya seakan tengah berlangsung sebuah pesta besar bak perayaan penobatan raja-raja jaman dahulu.

Hilir mudik orang memperlihatkan kesibukan yang cukup luar biasa di ruang Paseban graha utama tempat berlangsungnya gawe besar sang Bupati Suryo Adipati.

Di lobi anjungan utama paseban sejumlah greeter muda remaja baik pria dan wanita dengan berpakaian adat tampak ayu dan tampan penuh senyum dan salam menyapa tamu - tamu yang hadir.

Di dekat pintu masuk paseban terlihat semacam box neon besar bertuliskan
"Malam Gala Dinner Kemitraan pemkab Banyumili dan asosiasi pengusaha swasta Banyumili"

Waktu terus berjalan. Tamu tamu sudah hampir semuanya hadir di dalam Balairung Paseban utama. Rata rata dari mereka hadir sekalian bersama pasangan masing-masing. Pakaian yang mereka kenakan terlihat mewah dan glamor seakan hendak menunjukkan status sosialnya.

Meski ada saja yang terlihat norak, lucu bahkan berlebihan dalam berias maupun berbusana. Namun semua yang hadir saat itu terutama para abdi, pelayan dan sepantarannya akan menjadi maklum adanya. Apalagi mengingat jargon yang "lumrah" di kalangan kaum the have ini…"horang kaya mah bebas".

Sepasang mata itu tak berkedip manakala pandangannya membentur sosok wanita anggun bergaun brokat ketat dengan corak warna biru laut yang berdiri membelakanginya tak jauh di hadapannya.

Wanita itu tampak begitu mempesona dan terlihat menonjol di antara para tamu yang telah hadir.

Sosoknya bertubuh tinggi semampai. Rambutnya tergerai panjang, lebat rapi dan begitu indah memperlihatkan jenjang lehernya yang kuning langsat dan mulus bagai kulit bambu.
Gaun kebaya brokat warna bIru muda berenda yang dikenakannya memperlihatkan tulang belikatnya yang menggeliat menggoda.

Sepasang mata itu terus turun ke bagian pinggang si wanita yang terlihat ramping dan singset. Kemudian melebar di bagian sisi pinggulnya yang mekar lalu menguncup di puncak sepasang buah pantat si wanita yang besar, bulat dan njentit (nungging.red) terbungkus ketat gaun berbahan Brokat YunJin nan halus.
Kain brokat Yunjin yang sudah begitu terkenal di dunia fashion dan berasal dari Tiongkok tersebut begitu pas dan serasi ia kenakan.
Seolah memberi kesan transparan mencetak tubuh molek dan begitu indah dari si wanita anggun tersebut.



Sampai disini sang pemilik mata tak kuasa untuk tidak menahan nafas seperti seolah-olah ada yang menyumpal kerongkongannya.

Sesaat setelah menguasai diri sambil mengusap-usap dagunya yang lonjong si pemilik pandang mata itu menyusuri sepasang lonjoran kaki sang wanita yang panjang dan indah berisi.

Untuk kemudian berakhir di belahan bawah gaunnya mempertontonkan betisnya yang langsat berikut sepatu hak tinggi berenda erat membungkus tapak kakinya yang mulus.

Saat sedang khusyuk menikmati keindahan salah satu karya agung Sang Maha Pencipta ini tiba-tiba seseorang menyadarkannya sambil menjura hormat.

"Maaf menganggu Bapak Bupati...tamu yang bapak tunggu sudah datang…"kata seorang pria paruh baya berjas lengkap dengan dasi kepada sang pemilik mata yang ternyata adalah sang penguasa kabupaten Banyumili...Bupati Suryo Adipati..!

Sang bupati tampak tak senang keasyikannya terganggu. Tanpa menoleh ia hanya melambaikan tangannya memberi kode. Tak urung si pria berdasi langsung beringsut mundur.

Sang Bupatipun segera berlalu namun sempat sudut matanya menatap tajam sosok sang wanita berharap terakhir kali bisa melihat wajahnya yang sejak tadi bersembunyi di balik rambut indah panjangnya nan lebat itu.

"Ibu Raden Roro Inten Ayu Dewi Rengganis…"
"silakan ibu mengisi buku tamu terlebih dulu kemudian dipersilakan masuk ke Paseban Agung...."tutur halus sang penerima tamu seorang gadis remaja yang cantik.

Begitu mendengar namanya disebut sosok wanita yang tadi mencuri perhatian sang bupati menoleh lalu menuju ke depan meja penerima tamu.

Sejenak jemari tangannya yang halus mulus berhiaskan cincin emas bermata jeli itu menari lalu tersenyum manis kepada si gadis remaja penerima tamu.

Sementara sejumlah tamu hadirin baik pria maupun wanita yang juga berada di depan lobi ruangan itu tampak tak berkesip memandang sosok wanita yang memang amat mempesona tersebut.

Mereka seakan tertawan dengan keindahan yang terpancar dari paras wajahnya nan ayu dan jelita serta lekuk aurat tubuhnya yang begitu indah menggiurkan tercetak jelas dr balik gaun cantiknya.

Paras matang seorang wanita dewasa dengan mata bening dan lembut dihiasi lentik bulu melengkung bak busur Srikandi.
Bibir yang tipis segar berwarna kemerahan, hidung yang mbangir (mancung.red) serta dagu yang lancip indah membentuk kurva wajah sempurna bak dewi kahyangan.

Sebentar wajah ayu itu menoleh kanan kiri lalu seutas senyuman tersungging di bibir merah berhias selarik bulu samar menyerupai kumis nan elok itu takkala sang kekasih hati yang dinantinya tiba menghampirinya.

"Kangmas Pujo….kau lama sekali baru tiba. Aku kesepian….."katanya halus kepada sang suami tercinta bersamaan dengan tatapan manjanya.

"Nimas Ayu…, maaf telah membuatmu menunggu Nimas. Sekarang aku ada di dekatmu sayang. Setia bersamamu permaisuriku…"balas sang suami pelan sambil tersenyum lembut kepada sang istri terkasih.

Sebentar kemudian Nyoto merengkuh pinggang ramping istrinya lalu mengamit jemari lembutnya dengan mesra dan melangkah bersama ke dalam Paseban Agung Graha Utama Banyumili seiring suara penyanyi band keroncong yang berpadu merdu terdengar syahdu mendayu membuai kalbu.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd