Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Akhirnya kelar maraton baca thread nya.. 🤓

Numpang istirahat ya hu.. 👍
 
Jadi, bu Alya ini sengaja galak dgn harapan muridnya bales dendam terus melakukan hal-hal yang diinginkan? :kaget:

kok rada-rada psycho ya :pandajahat:

waktu ngedevelope, bu alya gak ada kecenderungan psycho sih.
tapi mengingat yang di cari bukanlah lelaki dan bukanlah tentang cinta
meybe she is
 
Makasi updatenya..

Masih separuh jalan baca ulang....

Galih diapain jg saya ikut menyimak aj deh.. Yg penting jodohnya Galih mesti dipersiapkan lah disini, beberapa jodoh yg satu frekwensi sama Galih lah, bisa setengah frekwensi aj cukuplah nanti di bina.....
 
Terakhir diubah:
Secret and Desire
One Shot #6
The Feeding Time

One-Shot-6-Cover.jpg


Dengan sesenggukan sang adik mengadu atas kenakalan sang kakak sepanjang hari ini. Ia mengadu dengan harapan sang mama akan memberikan hukuman kepada sang kakak. Namun, dengan alasan apapun mama tidak akan melakukan hal itu. Mama selalu memiliki cara untuk menjelaskan semua hal yang membuat sang kakak dan sang adik mengerti.

Mama segera memeluk sang adik, mencoba menenangkannya dengan sebuah belaian lembut pada rambut indah sang adik. Rambut sang adik memang indah panjang, lembut dan wangi berbeda dengan sang kakak yang masih saja botak. Hal itu pula yang mengakibatkan sang kakak merasa iri.

“Kenapa kepala kakak botak sih maaa... kakak juga ingin punya rambut kayak adek...” Ujar sang kakak, seolah mencari perhatian sang mama yang saat ini memilih memeluk sang adik.

Mendengar keluhan dari sang kakak membuat mama tersenyum, ia meminta sang kakak mendekat dan memberikan ruang agar sang kakak juga mendapatkan pelukan hangat itu.

“Walaupun mama suka sama rambut adik yang panjang dan wangi, bukan berarti mama akan membedakan kasih sayang mama kepada kakak. Mama gak akan sedikitpun mengurangi rasa kasih mama kepada kalian.” Jelas sang mama mengecup kepala botak sang kakak.

Meski tidak menjawab, rasanya sang kakak sudah mengerti. Bahkan sang kakak mencium bibir sang adik sebagai bentuk permintaan maaf karena sebelumnya sang kakak menjambak rambut sang adik hingga menangis.

“Maapin kakak ya dek... Kakak gak sengaja kok jambak lambutnya adekk... Adek mau maapin kakak kan?”

“Iya kaaak... Adek gak malah kook...”

Sang adik memang selalu mengalah dalam banyak hal. Tetapi bukan berarti sang adik merasa tertindas oleh sang kakak. Bila mereka berdua sedang akur, sang kakak akan selalu menjaga sang adik, terutama bila mama sedang pergi untuk bekerja.

Setelah keduanya berbaikan, keduanya terlihat kompak kali ini. Mereka sama-sama kompak memegang payudara sang mama.

“Kalian mau yahh?”

Mereka hanya mengangguk. Tentu saja mereka mau, sudah hampir dua minggu mereka tidak merasakannya.

Mama tersenyum, lalu mengecup kening sang kakak lalu memberikan kecupan yang sama untuk sang adik. Lalu ia pun membuka beberapa kancing dasternya, lalu melepas penutup bh yang ia kenakan untuk kemudian menyodorkan puting susu ke bibir mereka masing-masing.

Dengan lembut kakak beradik itu menghisap susu sang mama sembari keduanya berpegangan tangan. Sebuah simbol bahwa mereka berdua sebenarnya tidak ingin terpisahkan.

Cukup lama keduanya meminum ASI sang mama, tiba-tiba sang adik melepas hisapan dari puting kanan mama, lalu ia berlari kesudut ruang. Berjongkok dan seolah takut oleh suatu hal.

“Adek kenapa? kok lari kesitu?”

Pertanyaan mama tidak dijawabnya, wajahnya masih saja terlihat takut. Ia tak mau sang mama tahu apa yang tengah terjadi saat ini.

“Ahhhh maaa.... kayaknya adek pup deh... Woooo adek pup dicelana lagi tuuuh maaah.”

Sang kakak nampak meledek sang adik yang terlihat hendak menangis. Sang mamapun berdiri, meminta sang kakak menunggu.

Dengan kedua payudara yang masih terbuka, sang mama mendekati sang adik yang menunduk malu.

“Adek pup dicelana lagi yaaah” Tanya sang mama dengan lembut.

Cukup lama sang adik terdiam, sampai akhirnya ia mengangkat wajahnya lalu mengangguk. Mengiyakan pertanyaan sang mama sebelumnya.

“Maafin adek mah, tadi adek kelepasan...” Ujar sang adik terlihat menyesal.

“Sudah gak apa-apa, wajar kok... “ Mama menenangkan sang adik dengan bijaknya.

“ Sini mama cebokin adek sekalian mama mandiin kalian ya?”

“Iya maaah.”

Akhirnya mama mengajak sang adik dan sang kakak untuk mandi, sekalian membersihkan sang adik yang sesaat lalu buang air di celana.

“Ya yeee yeee yeeee... mandi mandi...”

Sang kakak nampak terlihat girang ketika diminta mandi. Baginya dimandikan oleh sang mama adalah suatu yang sangat menyenangkan.


______________


Di dalam kamar mandi, mama meminta kakak duduk diatas toilet untuk menunggu. Sementara mama membukakan diaper yang dikenakan adik. Meski bau mama tidak akan ragu untuk membersihkan sang adik, karena itu memang sudah menjadikan kewajiban seorang mama.

Dengan jari lentiknya, mama membersihkan pantat sang adik, memastikan tidak ada sedikitpun kotoran yang masih menempel.

Setelah menceboki sang adik, mama meminta mereka berdua duduk diatas kursi pendek itu. secara bergantian, mama menyabuni tubuh mereka. Disekanya seluruh bagian tubuh mereka dengan sponge . Mama sangat teliti menggosok seluruh tubuh mereka, bahkan mama juga menggosok bagian pantat dari kakak.

Disaat mandi seperti ini, terkadang sang kakak berbuat iseng pada adiknya. Ketika sang adik sedang berada dipangkuan sang mama. saat sang mama mengeramasi rambut indahnya, sang kakak mendekat. Bukan untuk melihat, melainkan sang kakak melakukan sebuah kejahilan.

Titit sang kakak yang melengkung itu diarahan masuk kedalam kemaluan sang adik yang tengah dikeramasi sang mama.

“Ahhhh..... ma,mama kakak nakal niiih..”

Melihat itu mama segera menjewar telinga sang kakak.

“Kakak gak boleh ya, kalau adik lagi keramas gini, gak bolek gituin adek dong. Kasihan adeknya”

“Iya maaah.. maafin kakak.. habisnya....”

Kakak seolah malu menjelaskan alasannya, ia memilih diam, karena sebenarnya sang mama tahu alasan itu.

Dirasa cukup bersih, mama menyirami tubuh keduanya. Lalu melilitkan handuk kepada mereka berdua. Kemudian mama membaringkan keduanya diatas kasur lipat di area tengah ruangan keluarga.

Dengan telaten mama mengeringkan kedua tubuh mereka, membubuhi mereka dengan minyak telon lalu menaburi mereka dengan bedak. Lalu mama mengenakan mereka celana dalam yang sama. Celana dalam berwarna putih dengan inisial nama mereka berdua B untuk kakak dan R untuk sang adik.

Selanjutnya mama memakaikan kaos panjang berwarna putih untuk kakak, setelah sebelumnya kakak memakai sendiri celana panjang berwarna putih, untuk menunjukkan pada mama bahwa sekarang kakak sudah bisa memakai celana sendiri.

Sama seperti sang kakak, mama juga memakaikan pakaian serba putih pada sang adik, celana panjang putih dan kemaja berwarna putih pada sang adik. Namun sore ini, mama memakaikan selembar kain putih dikepala sang adik.

“Biar samaan kayak mamah yaaah..”

“Iya dong sayang, biar sama dengan mama, biar nanti kalau kakak iseng ingin jambak rambut adik, dia gak bisa, karena terhalang jilbab putih ini. Dan lagi, adik itu sangat cantik kalau pakai ini.”

“Iya adek kalau pakai itu memang cantik, secantik mama.” Puji sang kakak dengan tulus.

Mandi sudah, pakai baju yang bersih juga sudah, sekarang gilirian mama yang mandi. Setelah meminta kakak dan adik berbaring didepan tv mamapun ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya yang basah itu.



One Shot


Hufff...

Akhirnya aku kembali ngelakuin hal ini. Hal yang sebelumnya pernah aku tolak karena menganggap ini sudah terlalu gila.

Tetapi, semakin sering aku melakukan ini, entah kenapa membuat sebuah kenikmatan tersendiri untuk aku pribadi.

Dalam segala hal, baik secara moral budaya, maupaun secara moral agama, yang kulakukan ini teh jelas dosa. Kumaha gak dosa. Aku teh secara sadar membiarkan dua orang yang lebih pantas aku panggil kakak, bahkan mungkin lebih pantas aku panggil bapak dan ibu, untuk menyusu pada pentilku.

Ya Tuhan, aku tahu ini salah, ini dosa, dan kalau orang-orang teh pada tahu, mungkin akan nganggep aku teh gelo, aku Gila...

Aku inget betul bagaimana rasanya pertama kali bibir berkumis tebal itu menyentuh dadaku, mengenyotin susuku dengan rakus. Sttt. Jujur saat itu aku sangat merasa hina dan dilecehkan. Bagaimana tidak. Pak Bono yang selama ini aku kenal baik, santun, dan juga lucu, tiba-tiba duduk berjongkok dihadapanku, lalu menghisap buah dadaku dengan gemasnya.

Namun kelamaan aku justru menikmati perbuatan itu, dan menghilangkan pikiran bahwa ini sebenarnya adalah sebuah pelecehan.

Aku tahu fantasi pak Bono itu sangat aneh. Yang membuatnya semakin terasa aneh teh, karena pak Bono melakukan ini atas izin dari istrinya sendiri. Bahkan sekarang, istrinya, bu Rianti mulai ikut-ikutan merasakan sensasi menjadi bayi.

Ya, anggap teh mereka gila, punya kelainan. Tapi kalau dibalik kepada diriku, aku juga sama kok. Apa gak gila seorang wanita seumuranku justru lebih menikmati bersetubuh dengan lelaki yang berusia jauh dibawahku. Bahkan, saat ini aku telah menikah dengan seorang lelaki yang tak lain adalah bekas muridku sendiri.

Hal itu tentu mendapat anggapan miring dari banyak orang, bahkan aku yakin sampai sekarang kedua mertuaku masih risih dengan keberadaanku dirumah mereka. Hanya saja mereka berhasil menutupi ketidaksukaan mereka terhadapku.

Bodo amat atuh ih.... yang penting teh bagi aku, aku tetap mencintai suamiku apa adanya, meski saat ini dia masih harus menyelesaikan kuliahnya dan terpisah jarak denganku.

Mengingat akan hal itu, membuat aku akhirnya menyetujui permohonan pak Bono beberapa waktu lalu. Ditambah pak Bono berjanji tidak akan sedikitpun 'menyentuhku' kecuali untuk kepentingan roleplay. Itu kenapa, beberapa kali kami melakukan ini, tidak pernah sekalipun pak Bono terbawa nafsu lantas mencoba menyetubuhiku. Ia hanya ingin memainkan perannya dengan dengan meminum air susu yang seharusnya hanya boleh kuberikan pada anakku seorang.

Sekali lagi, ini teh Gila.... tapi lama-kelamaan aku justru menikmatinya. Menikmati saat pak Bono bersandiwara sebagai seorang bayi, menangis, merangkak hingga bergelandut manja, padahal aku tahu kesehariannya dia adalah lelaki yang tegas ditengah segala kelucuannya disekolah.

Aku tidak tidak tahu persis apa alasan pak Bono dan istrinya ingin melakukan hal itu. Yang kutahu mereka berdua memang gak punya anak, mungkin hal itulah yang membuat mereka memiliki keinginan itu. Dan andai saja, saat itu aku menolak permintaan pak Bono, mungkin sampai kapanpun mereka tidak akan pernah merealisasikan keinginan besar itu.

Tak hanya menyusui duda bibir yang mulai berkerut itu. aku terkadang meminta bu Rianti ngompol atau bahkan buang air besar didalam popok dewasa yang selalu ia dan suaminya kenakan selama aku dirumah mereka.

Awalnya bu Rianti menolak, karena menganggap itu terlalu berlebihan dan “Apa mbak Hesti gak jijik nyebokin saya” tanya bu Rianti saat pertama kali aku hendak menceboki pantatnya untuk pertama kali.

Namun aku berusaha meyakinkan, aku sendiri memiliki orang tua, ya mungkin seusia mereka juga. Dan aku menjelaskan suatu saat nanti kedua orang tuaku akan lumpuh, dan bila itu terjadi, siapa yang akan menceboki mereka saat mereka buang air? Siapa lagi selain anak mereka.

Meski awalnya sangat risih, tetapi bu Rianti bisa menikmatinya juga. Seperti yang kulakukan barusan Ia terlihat geli ketika tanganku menyeka lubang anusnya Bahkan sesekali kudapati bu Rianti melenguh. Ya mungkin selain nyebokin pantatnya teh, sesekali, aku juga nyebokin pepeknya, yaah sudah pasti teh bu Rianti sedikit terangsang akan itu.

Meski kedua pasangan suami istri itu sudah kepala lima. Tapi aku lihat mereka masih bergairah dalam hubungan seks. Dan mereka akhirnya mengakui. hasrat seksual mereka kembali muncul, semenjak keinginan mereka terwujud. Keinginan untuk merasakan sensasi sebagai seorang bayi.

Barusan aku dibuat geli oleh kelakuan lelaki yang sering dipanggil 'bos' disekolah. Saat istrinya tengah kukeramasi, tiba-tiba ia terbawa nafsu. penisnya tiba - tiba teh ngaceng, dan tanpa pikir panjang langsung menyetubuhi istrinya yang tengah duduk dipangkuanku. Padahal pak Bono tidak pernah begitu sebelumnya. Sejak pertama kali aku melakukan hal ini, tak pernah sekalipun pak bono terangsang secara seksual, atau mungkin ia ingin melepaskan hasrat itu bila aku sudah pulang dari rumah mereka

Hihihi...

Saat ini aku lagi rebahan diatas kasur lipet. Sementara pak Bono dan bu Rianti lagi asyik menghisap puting susuku. Hihhi rasanya memang geli, dan jujur pepek aku sekarang juga basah. Dan kalau sudah gini, aku bingung mau ngelampiasinya gimana, suamiku masih di Jogja, dan belum sempat pulang karena dia lagi banyak banget tugas karena bentar lagi mau ujian semester. Yaah.. paling teh nanti malem masturbasi lagi... colmek deui colmek deui

Ahhhhh..... apes nya, muasin hasrat terpendam orang lain. Tapi hasrat sendiri malah tertahan.. Anda saja si Galih teh mau kitu, ngewean ka abdi, aku kan jadi gak bingung kalau lagi kepengen saat suami gak dirumah. Dasar ya tuh anak, padahal sudah kujejelin pentil, kenapa sih gak tertarik... ihhh lama-lama kok aku sebel dan greget ya sama si Galih..


Achhhhhhhh

Tanpa disadari aku merintih juga, saat kumis tebal pak Bono menggerayangi bagian areolaku yang besar dan berbintik. Stt..... aku hanya memejamkan mataku merasakan sensasi yang mungkin saja hanya bisa kurasakan saat ini.

Sensasi yang aku terima dari rasa bersalahku pada anakku sendiri


Maaf ya nak, ibu kamu teh memang kotor, tapi yakin ibu teh ngelakuin ini bukan untuk apa-apa kok. Ibu kamu ini teh bukan pelacur, bukan lonte... ibu sama sekali gak nerima duit dari pak Bono. Padahal lalaki gendut botak eta teh sudah berkali-kali nawarin ibu duit yang cukup banyak. Bahkan kalau dipikir-pikir duit yang dikasih pak Bono tea, bisa ibu kumpulin supaya kita bisa punya rumah sendiri. Tapi kalau ibu nerima duit itu.. sama saja menganggap yang ibu lakukan ini, sama seperti yang dilakukan oleh pelacur pelacur tea.. Atuh Lier ihhh...


Saat aku membuka kedua mataku, aku menyadari bahwa bu Rianti teh sudah pergi entah kemana. Pantes saja pak Bono makin liar ngenyotin pentil aku, bahakan kini tangan kirinya ngeremes tetek kananku sampai air susunya muncrat kamana-mana. Dasar tua bangka jahil yaah...

Melihat wajah pak Bono yang tengah merem sambil bibir berkumis tebalnya manyun ngenyotin pentilku, aku jadi ketawa sendiri dalam hati. Gak nyaka saja sih, bisa ngelakuin hal kaya gini. Hal yang dulu sempet aku kutuk saat nganonton bokep jepang tea.. hhih.. eh sekarang teh justru aku yang jadi pemeran utamanya... hihihi lucu nyaak..

Sttttttt.....

Aku coba menahan desahku, saat diam-diam dan tanpa sepengetahuan pak Bono, aku sedang meraba kemaluanku dari celana panjang berwarna cream yang tengah ku kenakan.. stttt

Achhhhhh

Geloooo sia.....


End of One Shot #6
 
Terakhir diubah:
One-Shot-6.jpg


This is Crazy. Apa yang barusan aku lihat adalah kegilaan yang benar-benar gila. Bagaimana nggak, pak Bono yang selama ini aku kagumi bersama dengan istrinya yang bahkan mengenakan jilbab putih, tengah asyik mengulum puting susu dari wanita berhijab yang sangat ku kenal juga. Bu Hesti.

Pantas bu Hesti begitu agresif terhadapku. Dengan pak Bono yang notabene adalah atasan dia saja dia mau lakuin hal itu.

Seharusnya aku gak perlu melihat ini. Aku hanya perlu mengantar titipan paket ini dan pergi. Tapi, Isti pak Bono terlanjur melihat sosokku. Ya salahku sendiri sih, kenapa aku nyelonong masuk begitu saja kedalam rumah seseorang. Meski pintu depan tidak dikunci dengan benar, bukan berarti aku bisa seenak hati masuk tanpa sepengetahuan pemilik rumah.

Bu Rianti segera menghampiriku, dan mengajakku berbicara di ruang tamu. Namun pada akhirnya Bu Rianti memili diam dengan wajahnya yang memerah.

Jelas bu Rianti akan malu, mengetahui aku telah mengetahui rahasia besar dalam rumah tanggannya. Tapi sepenggal kalimat yang kuucapkan, membuat ia yakin bahwa rahasia itu akan selamanya terkunci dalam diriku.

Aku gak peduli apa alasan pak Bono dan bu Rianti melakukan itu. Karena aku tahu bagaimana menyakitkannya menyembunyikan sebuah hasrat terpendam. Akan menjadi semakin sakit bila hasrat itu tidak pernah terwujud.

Cukup lama menunggu, Akhirnya pak Bono keluar menemuiku, dengan wajah yang cukup terkejut. Namun setelah bu Rianti membisikan sesuatu, rasa kaget dan panik itu hilang begitu saja, dan kembalilah wajah lucu pak Bono yang selama ini kukenal.

“Galih... yang tadi itu..”

“Wis tah pak.... anggep aku gak lihat apa-apa... mending mumpung Galih kesini, kita bahas saja tentang acara untuk Dies nanti. Sebenernya tadi siang itu Galih masih punya ide....”

Malu barangkali adalah perasaan yang sedang pak Bono alami. Aku tidak mau rasa malu itu terus menggenang dalam hati, dengan menghakimi perbuatan pak Bono. Aku alihkan topik yang membuat pak Bono kembali cerita seperti yang aku kenal selama ini..

“Lahh lapo kon gak cerita tadi dek rapat... piee toh kon...”

Logat itu kembali terdengar. Sebuah logat yang selama ini membuat aku kagum pada dirinya. Bukan karena apa-apa. Karena yang kutahu lelaki dengan logat semacam itu, biasanya memang seorang lelaki yang penuh dengan kebijakan. Dan aku sudah membuktikan itu.

Apapu yang telah terjadi dan apapun yang sudah kuketahui barusan, tak mengubah pandanganku pada sosok pak Bono. Dia tetaplah guru idolaku.
 
Terakhir diubah:
orang-orang "sakit" :gila: tapi menarik gan :semangat: demen dah ane ama fetish2 yg janggal spt ini hahahay. garelooo siah
 
Owalah, ternyata bono dan rianti itu kakak ade.. 😬🤓

Bu hesti perlu disalurkan juga hasrat nya nh lih.. 😁
 
Makasi updatenya..

Masih separuh jalan baca ulang....

Galih diapain jg saya ikut menyimak aj deh.. Yg penting jodohnya Galih mesti dipersiapkan lah disini, beberapa jodoh yg satu frekwensi sama Galih lah, bisa setengah frekwensi aj cukuplah nanti di bina.....
Semoga tetep betah bacanya yaah..

:pandajahat:
persiapin jodoh untuk Galih.. Hmmmm kayaknya boleh juga sih. Ada memang nantinya jodoh buat Galih tapi kalau sefrekuensi atau nggak. belum tahu persis sih.
 
Bimabet
Gila ya fantasinya ckckck
Ini masih tergolong ringan kok om, kedepan pasti tak munculin yang bisa lebih gila lagi.


orang-orang "sakit" :gila: tapi menarik gan :semangat: demen dah ane ama fetish2 yg janggal spt ini hahahay. garelooo siah
:fiuh:
Iyaaa kamu kan kucing berwujud kelinci yang jahat. jadinya yah sakit2 malah girang...
Tapi makasih yaah kalau memang suka dan menikmati
Cheerrs eh jangan deng nanti batal
:ngeteh:

Owalah, ternyata bono dan rianti itu kakak ade.. 😬🤓

Bu hesti perlu disalurkan juga hasrat nya nh lih.. 😁

Ohh tentu tidak.
Mereka berdua tetap pasangan suami istri kok.
sebutan kakak dan adik disini yah seperti anak milenial jaman sekarang. "kakak adekan"
Hanya keluar saat mereka melakukan Roleplay itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd