Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Terjebak Hasrat (Lisa dan Labirin)

9 | JAWABAN

Rasa pegal dan nyeri langsung Lisa rasakan saat membuka mata siang hari ini, pertempuran dengan Ko Atong yang terus menerus membuat perempuan berambut hitam itu lelah dan tak berdaya, kini pikirannya hanya makan untuk mengisi kembali tenaga.

Tangannya sibuk mengikat asal rambut, hembusan napas berat sebnayak tiga kali menjadi penggerak badannya untuk segara berdiri dan bergegas menuju kamar mandi. Pantulan dirinya dalam cermin membuat Lisa tersenyum, kini ia sudah mengerti apa jawaban dari semua pertanyaan nya selama ini.

Keputusan Lisa sudah bulat, mengikuti hawa nafsu dan menikmati semua rasa haus akan belaian pria lain. Namun rasanya Asep dan Ko Atong sudah cukup untuk memuaskan hasratnya. Ditambah suaminya yang senantiasa terus belajar untuk memuaskan dirinya.

Ia cukup sedih jika mengingat Ryan yang belum apa-apa sudah keluar duluan, misalnya minggu lalu saat dirinya sedang ingin akan sundulan penis. Suaminya hanya bisa menjilati vaginanya tanpa ada penetrasi.

Entahlah, mungkin suaminya memiliki fantasi lain yang tidak ia ketahui atau mungkin juga suaminya tak memiliki hasrat kepada dirinya setelah menikah.

Air hangat yang keluar dari shower membuat rasa lengket dan lelah Lisa lenyap begitu saja, ototnya seperti melemas dan hanya ada rasa nyaman pada setiap benturan air pada punggung mulusnya. Senandung lagu muncul dari bibir tipis Lisa saat air hangat kian memanjakan dirinya. Siulan dan juga tepukan semakin membuat rasa nyaman pada dirinya.

Setelah membersihkan badan kini Lisa beranjak menuju lemari pakaian dia langsung memilih kaos oversize dan dipadukan celana pendek, ijka orang melihat mungkin kini Lisa seperti wanita tanpa celana hanya kaki mulus yang terbungkus sandal rumah berawarna merah muda.

Dengan berjalan santai Lisa bergerak menuju dapur untuk memenuhi kebutuhan perutnya, kini sudah ada telur goreng dan nasi panas yang sudah dipadukan saus racikan Lisa. Sepinya suasana rumah membuat Lisa begitu nyaman dengan kondisi ini.

TING TONG

Suara bel diluar membuat Lisa sedikit terkejut, suapan terakhir sebelum dirinya berjalan menuju pintu masuk. Ia melihat seorang pria tua yang ia taksir seusia dengan Ko Atong. Pria itu hanya memakai celana pendek dan kaos polos berawarna putih.

Pria itu terus saja menekan bel meski sejak tadi Lisa sudah berteriak, karena kesal Lisa segera membuka pintu dengan cepat dan menampilkan tatapan galak. Sedangkan di depannya pria itu hanya menyengir malu.

“maaf nak saya Eko, ingin mencari bapak Anto.” Jelas pri itu

“mmm, kebetulan pak Anto sedang tidak dirumah pak.” Balas Lisa dengan tatapan bingung.

“oalah, tak kira sedang dirumah. Soalnya kita sudah janjian kemarin nak Lisa.” Ucak pak Eko

“hah, bapak tahu nama saya?.” Tanya Lisa keheranan melihat pak Eko lagi-lagi hanya menyengir.

“lha jelas tahu, saya sudah tahu dari pak anto, kebetulan baru kemarin pindah kesini lagi. Sebenarnya mau ngobrol sebentar saja nak Lisa, tadi saya coba hubungi pak Anto tapi ga diangkat terus.” Jelas pak Eko yang matanya berfokus pada kaki mulus Lisa.

Lisa yang melihat arah mata pak Eko hanya semakin membuat dirinya merasa tak nyaman, pria tua itu terlihat kekar dan satu hal yang ia takutkan, mata pria itu seperti pria tua mesum. Berbeda dengan Ko Atong yang berwibawa, pak Eko seperti tak punya sopan santn dan seperti pria tua mesum.

“masuk dulu saja pak.” Lanjut Lisa berbasa-basi yang mendapat anggukan dari pak Eko, dengan cepat pria itu masuk dan meninggalkan tatapan kesal dari Lisa.

Setelah duduk pak Eko segera meletakkan kaki nya diatas meja yang membuat Lisa terkejut, rasa jengkelnya sudah memuncuk melihat kelakuan pria tua itu.

“Pak maaf nih, bisa gak kaki nya tidak begitu?.” Tegur Lisa yang masih berdiri di depan pintu.

“ehhh, maaf nak soalnya sudah biasa seperti ini. Kaki bapak sakit kalo duduk seperti biasa.”

Lisa hanya membuang napas berat dan segera menyusul ke dalam, dirinya bergerak menuju dapur dan segera menyipakn teh panas. Namun, dirinya lupa saat ini ia hanya memakai celana pendek yang otomatis menjadi santapan pak Eko sejak tadi.

“ternyata rumahnya masih sama seperti dulu ya.” Ucap pak Eko memecah keheningan setelah Lisa sibuk di dapur. Namun tak ada jawaban dari arah dapur.

Setelah dirasa tak ada jawaban pak Eko segera berdiri dan berjalan menuju dapur, namun dirinya tak melihat batang hidung Lisa. Hanya ada dua gelas teh panas yang masih mengpulkan asap.

Pak Eko segera berbalik menuju ruang tamu kembali, hingga lima menit kemudian Lisa datang dengan pakaian berbeda. Tatapan pak Eko seketika masam, dirnya tak dapat lagi melihat suguhan menarik.

“jadi pak Eko baru pindah kemarin begitu ya?.” Tanya Lisa

“ ya betul, terakhir saya disini sampai Ryan sma. Saya ingat betul ryan itu bagaimana dulunya hehe.”

Pak Eko melanjutkan cerita masa lalunya dan Lisa menyimak dengan asyik karena ada Ryan di dalam cerita pak Eko. Jujur setelah tiga bulan menikah ia belum tahu masa kecil Ryan hingga kini ia sedikit tahu dari cerita pak Eko yang sepertinya mengetahui keluarga Ko Atong dengan akrab.

“pernah nih waktu Ryan mash sd dia kecipirit hahaha.” Canda Ko Atong sembari menyesap rokok ketiganya dan waktu pun sudah menjelang sore.

Lisa yang tak henti hentinya tertawa dan sedikit mengeluarkan ari matanya setiap kali pak Eko menceritakan tingkah lucu Ryan masa kecil.

“kalo Lisa udah dapet belum dari Ryan?.” Tanya pak Eko

“Syukur pak, sudah jalan satu bulan.” Jawab Lisa yang reflek mengelus perutnya.

“wahhh selamat ya, barangkali dedenya mau dikunjungi sama bapak hehe.” Canda pak Eko

“hah, gimana pak.” Hilang sudah kesenangan Lisa setelah mendengar candaan pak Eko yang mesum.

“masa gak tahu sih, gini-gini bapak masih kuat hahaha.” Lanjut pak Eko yang tak melihat wajah Lisa yang sudah memerah.

Lisa hanya bisa mengusap dada melihat kelakuan mesum teman Ko Atong itu, namun pandangan Lisa beralih pada celana pak Eko yang terterik sedkit keatas. Kini ia bisa melihat dengan jelas kepala penis dibawah bayang-bayang.

Lisa haya bisa menguk ludah, dadanya kini berdetak lebih cepat hingga rahimnya terasan hangat dan ingin sekali dibelai. Namun otak sehatanya dapat berpikir ulang jika menuruti candaan pak Eko.

“maaf nih pak, sepertinya sudah sore.” Ucap Lisa mengkahiri candaan yang dimengerti pak Eko.

Kini Lisa sudah didepan pintu dan membalas lambaian tangan pak Eko. Setelah mengobrol kini Lisa melanjutkan pekerjaan rumah denagn membersihkan rumah dengan menyapu dan mengelap bebrapa bagian rumah.

------------

Malam sudah merenggut terang, Ko Atong belum juga pulang saat jam sudah menunjukkan angka sembilan. Lisa asyik dengan gawainya dan video call dengan Ryan, kedunya saling melempar rasa rindu yang terhalang jarak.

Tepat saat Lisa memutuskan panggilan dari ryan suara Ko Atong menggelitik telinga Lisa, wanita itu segera keluar dari kamar dan melihat Ko Atong dengan pakaian yang sama dengan pagi hari. Kedunya segera berpelukan dan Lisa memulai menciumi bibir Ko Atong dengan gemas.

Sedangkan Ko Atong tampak asyik meremasi pantat Lisa yang kini hanya memakai celana dalam. Ya, sesuai permintaan Ko Atong kini Lisa hanya memakai gaun tidur berbahan satin dan celana dalam. Memang ia tak habis pikir dengan segala ide nakal mertuanya itu.

“mmhhh sshhh.” Lisa tak kuat menahan desahan nya saat tangan Ko Atong masuk kedalam celana dalamnya.

Ditengah panasnya cumbuan Ko Atong, Lisa tiba-tiba mengabil jarak dengan kedua lengan masih diaklungkan pada tengkuk Ko Atong. Pria tua itu mengerutkan dahi.

“tadi ada pak Eko ke rumah. Katanya nyari kamu.” Ucap Lisa

“hah, kok tiba-tiba gitu si Eko.” Balas Ko Atong semakain mengerutkan dahi, kini pelukan Lisa terlepas.

“Lah katanya udah janjian.” Ko Atong segera meningggalkan Lisa dan segera menuju ruang belakang untuk menelpon Eko. Sedangkan Lisa berbalik menuju kamar untuk mempersiapkan malam panas bersama mertua kesayangannya itu.

------------

“Maksud lu apa datang lagi ke rumah gua!” bentak Ko Atong dengna nada tinggi

“hahahaha, gua udah punya kunci bro. tinggal tunggu tanggal mainnya hahahahah.”

TUTT TUTT TUTT

Ko Atong hanya bisa mengepalkan kedua tangannya.

Bersambung.....
 
10 | DENDAM LAMA (BAGIAN 1)

Fokus Ko Atong terbagi dua, entah lah kini Lisa sedang bergoyang dengan binal diatas perutnya, desahan Lisa menggelitik telinga Ko Atong tapi tidak dengan pikirannya. Rahasia lama dirinya dengan Eko bisa saja terbongkar, kesialannya ternyata berbuah sekarang.

Fantasi liarnya kini menjadi karma buruk yang meminta pertanggung jawaban, Maya istrinya menjadi korban diantara kegilaan dirinya yang senang jika melihat Maya bersama orang lain. Ada Pak Eko dengan tubuh kekar dan Pak Beni pria penuh kharismatik.

Ko Atong tahu betul jika mendiang istrinya berubah begitu drastis setelah bercumbu dengan Pak Eko 30 tahun lalu, entah sudah berapa pria yang menikmati tubuh istrinya itu. Tapi Ko Atong ingat jika hanya Pak Eko yang secara rutin menjamah tubuh istrinya bahkan terakhir saat Ryan beranjak smp.

17 tahun lalu

Saat itu Ryan sedang berjingkrak melihat hasil rapot yang dipenuhi dengan nilai sangat baik, sedang Ko Atong hanya bisa tersenyum penuh haru meliat Ryan yang kini beranjak remaja. Keduanya asik berjalan santai menuju rumah untuk memberi tahu kabar gembira kepada Maya.

Ditengah perjalanan Ryan memilih untuk menepi karena ingin membeli jajajan terlebih dahulu, dan keinginginan anaknya pun dituruti. Hampir setiap makanan yang ada di meja warung ibu Nur tak lepas dari genggaman tangan Ryan, wajar saja jika hari ini Ko Atong tak membatasi anak nya karena melihat hasil ujian yang memuaskan.

“Beh, nanti ibu pasti seneng liat rapot aku hehe.” Ucap Ryan kecil.

“Pasti dong, anak siapa dulu gituu.” Bangga Ko Atong yang merangkul Ryan

“Jadi ga sabar deh Ryan liat ekspresi Ibu.” Lanjut Ryan yang masih saja mengunyah cemilan dimulutnya.

“telen dlu yan, nanti kamu batuk lagi.”

Bapak dan anak itu masih saja bercanda sembari berjalan menuju rumah mereka, langitpun sedang cerah-cerahnya. Tanpa terasa keduanya kini sudah berada di depan rumah. Ryan segera berlari menuju pintu dan membukanya dengan sekali dorongan. Sedangkan Ko Atong hanya bisa menggeleng pelan, namun tatapannya kini beralih menuju lantai depan yang nampak sendal berukuran besar.

Ia tak salah liat, sendal itu milik Pak Eko. Sendal lusuh yang ditaruh asal.

GILA!

Perjanjiannya adalah ketika Ryan pergi atau tidak ada siapapun dirumah, namun kini Maya dan Pak Eko seperti tidak kenal waktu. Ko Atong panik melihat Ryan berteriak memanggil Maya, istrinya.

“ibuuu ! ibuuu!.”

Dengan segera Ko Atong menghampiri Ryan.

“Kayaknya ibu lagi keluar yan.” Ucap Ko Atong dengan bergetar.

“masa sih beh, kan sendalnya ada di depan.” Tanya Ryan polos.

“enghhh coba kamu main dulu, ini bawa uang jajan.” Tawar Ko Atong yang tanpa lama segera disambut Ryan dengan cengiran khas anak kecil. Ryan pun berlari keluar tanpa menoleh saat pintu kamar Ko Atong terbuka sedikit.

Ko Atong pun reflek menoleh dan berkeringat dingin, ia melihat muka Maya diantara pintu yang terbuka, istri cantiknya itu tengah menungging dan meremas pintu dengan keras. Maya hanya menyengir seperti ketahuan mencuri permen. Tanpa lama Ko Atong segera menghampiri Maya yang ternyata sedang ditusuk oleh kontol panjang Pak Eko.

Suara pertemuan kulit terdengar semakin jelas saat Ko Atong mendekati pintu kamarnya, pria kekar dengan kaus dalam berwarna putih itu ikut menyengir malu melihat Ko Atong yang sudah kesal maksimal. Namun seperti rubah, tanpa dosa Pak Eko masih saja menyundul rahim Maya bahkan kini temponya berangsur lebih cepat hingga desahan Maya semakin keras.

“sshhhh aww enak sayanggg sshhhh.”

“rasain nih lonteeee.” Teriak Pak Eko sembari tangnnya mencengkram rambut Maya.

Sedang didepannya Ko Atong hanya menghembusakan napas kasar.

“Lain kali jangan gini, kalo Ryan liat bahaya.”

“shhhhh lagian aww shhh kamu si cepet pulang.” Bela Maya yang badannya ikut maju-mundur.

“HAHAHAHA siapa suruh pulang cepet hmmmm.” Lanjut Pak Eko yang menambah ritme sodokan kontol besarnya.

Melihat kegilaan istrinya Ko Atong pun ikut terbwa suasana, penisnya sudah mengacung dan minta untuk dilayani, tangan Ko Atong segera melepas celananya dan ikut kedalam permainan istrinya.

Seakan mengerti Maya segera membuka mulutnya dan dalam sekali hentakan penis Ko Atong sudah ada di dalam mulut Maya.

---------

“SAYANGGGG!” Bentak Lisa

“ehhhhh Shhhhh.” Ko Atong terkejut kini Lisa diam dengan tatapan marah.

“mikirin apa sih eh.” Lanjut Lisa

“ehhhh engga Lis, goyangan kamu enak banget jadi ga fokus.”

“oalahhh, sshhh Lisa lanjut yaaa nanti kalo Ryan dateng kita ga bisa gini lagi.” Goda Lisa yang segera melanjutkan goyangannya, kehamilan pertamanya membuat nafsu seks Lisa bertambah besar.

Ko Atong hanya bisa menelan ludah, kini pikirannya hanya bagaimana cara melindungi Lisa dari Pak Eko yang sialnya semakin kekar di usia senja.

-------

Pagi ini Lisa sedang melihat video senam ibu hamil ditemani Ko Atong yang membaca koran, suara instruktur di dalam video seirama dengan gerakan Lisa. Ko Atong masih saja memikirkan kemungkin Pak Eko yang dating Kembali kedalam hidupnya.

Ia sebenarnya tak masalah jika kejadian lama terulang kembali dengan korbannya kini adalah Lisa, namun ia lebih khawair jika Pak Eko membuka rahasia ini kepada Ryan. Jujur saja sejak dulu pria itu acap kali mengancam hingga tak terhitung sudah berapa materi yang Ko Atong kasih kepada Pak Eko.

Terkahir ia membelikan motor keluaran terbaru saat kematian Maya beberapa tahun lalu setelah Pak Eko mengancam akan membuka rahasianya kepada Ryan.

Hanya nikotin yang menjadi obat rasa geLisahnya saat ini, biar takdir yang mengambil alih. Ia sudah pasrah kepada prilaku Pak Eko jika sewaktu-waktu membocorkan rahasianya.

“Beh kok dari kemarin ngelamun terus si.” Gubris Lisa

“ehh, engga Lis.”

“Masa, waktu Lisa goyang aja babeh ngelamun, terus itu mulut ngopi mulu.”

“masa, emang kenapa kalo ngopi terus.”

Lisa tak menjawab pertanyaan Ko Atong, Wanita itu berdiri dan berjalan dengan pelan kearah Ko Atong. Tanpa diperintah Lisa duduk diatas paha dengan tnagan kanan dikalungkan kepundak Ko Atong.

“Kalo babeh ngopi terus, susu Lisa buat siapa.” Bisik Lisa sembari mengigit telinga Ko Atong.

Mendengar itu Ko Atong hanya merinding dan dengan cepat penisnya segera mengacung, tangan pria tua itu segera mengambil alih permainan

“sshhhh enak yanggg shhh.” Desah Lisa saat tangan Ko Atong masuk ke dalam baju nya.

TING TONG

Kedua manusia itu segera menoleh pada ruang tengah, Ko Atong segera berdiri dan mengahampiri pintu masuk dengan perasaan dongkol.

“sebentar!.” Balas Ko Atong

Tatapan Ko Atong menajam, berbeda dengan orang di depannya yang tampil dengan senyum pongah.

Pak Eko.

Nama itu terketuk dalam hati Ko Atong, rasa marah seketika memuncak hingga kedua tangan Ko Atong mengepal.

“Selamat pagi Anto HAHAHA.”

BERSAMBUNG......
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd