Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Terjebak Hasrat (Lisa dan Labirin)

10 | DENDAM LAMA (BAGIAN 2)

Hanya ada sofa empuk, meja dan kepulan asap dari gelas berisikan teh. Tiga orang yang saling diam dengan ratu muka berbeda. Pak Eko dengan senyu jail, Lisa dengan tatapan bingung dan Ko Atong dengan tatapan marah juga dendam.

Hingga lima menit kemudian belum juga ada percakapan diantara mereka, Pak Eko segera mengambil gelas ditengah meja dan meminumnya dengan perlahan. Tatapan Lisa dan Ko Atong kompak tertuju pada kegiatan Pak Eko.

“enak juga teh nya.” Ucap Pak Eko yang membuat suasana semakin canggung.

“makasih pak.” Balas Lisa yang sebenarnya enggan menjawab.

“mau apa kamu datang kesini?.” Ucap Ko Atong dengan mata memicing, pria itu segera menyalakan rokok.

Pak Eko tak menjawab, kini pria itu berdiri dan segera berpindah tampat menuju pintu depan. Tatapan Ko Atong berubaha menjadi bingung juga kesal.

“mau apa lu?.”

“ngambil rokok di mobil.” Balas Pak Eko tanpa menoleh.

Tak berapa lama Pak Eko Kembali masuk kedalam ruang tamu namun pria dengan kepala botak itu mengambil tempat disebelah Lisa yang kontan membuat Lisa dan Ko Atong terkejut. Bagaimana tidak kini sofa yang seharusnya hanya berisikan dua orang kini seperti jok angkot yang penuh, mau tak mau ko atong segera berpindah tempat ke depan.

“mau lo apa Eko?” tanya Ko Atong jengkel.

Pak Eko tidak menjwab dan memilih menyalakan rokok ditangannya, pria itu tiba-tiba merangkul Lisa dan membuat tubuh Lisa menegang. Bagaimana tidak kini Wanita itu hanya memakai setelan senam dan memeperlihatkan lengannya secara utuh. Masih terlihat jelas keringat yang muncul setelah senam tadi.

Pak Eko hanya tersenyum penuh arti kepada Pak Eko yang sudah pasrah dengan tatapan serba salah. Sedangkan Lisa semakin merasa terusudut karena tatapan tanya kepada Ko Atong hanya berbalasakan anggukan kepala yang Lisa sama sekali tidak tahu arti anggukan itu.

“kamu habis olahraga yah?.”tanya Pak Eko kepada Lisa dengan masih merangkul pundak Lisa. Tangan Lisa dengan reflek melapas rangkulan Pak Eko.

“pak apa-apaan sih megang megang.” Keluh Lisa dengan tatapan jengkel. Namun Ko Atong hanya bisa menunduk dan mengusao wajahnya kasar.

Seperti tak tahu adab Pak Eko kembali merangkul meski Lisa sudah berada dipojok sofa, udara ruang tamu semakin panas kala tatapan jail Pak Eko berubah menajdi serius.

“kamu kok gitu sih hmmm…” tanya Pak Eko kepada Lisa dengan sesekali meniup telinga Lisa.

Lisa hanya bisa menahan air matanya dan teringat akan pekerjaan masa lalunya. Harga diri Lisa seperti terinjak-injak bahkan meski ada Ko Atong di depannya, Lisa merasa tak berdaya.

Tubuh Wanita dengan kulit putih itu lemas dan tak berdaya untuk melawan rangkulan dari Pak Eko yang kian lama berubah menjadi cengkraman.

Luluh sudah air mata Lisa yang drendakan seperti pelacur. Mulut hitam Pak Eko menciumi leher Lisa yang dipenuhi keringat. Setiap jilatan dari lidah pria itu sejalan dengan setiap tetesan air mata Lisa.

Pak Eko pun memilih pergi dari hadapan keduanya, melilih untuk keluar rumah dan meinggalkan dengan rasa dendam.

“kamu wangi banget lis.” Suara Pak Eko bergetar menahan nafsu yang membungbung tinggi.

“lepas pakkkkk.” Decit Lisa yang tak berdaya, Lisa seperti kehabisan tenaga dan hanya diam mengikuti permainan Lisa.

Tangan Pak Eko beralih dari pundak menuju payudara Lisa, tangan yang sudah keriput itu meremas pelan payudara kanan Lisa. Lisa hanya bisa menahan bibirnya agar tak menangis lebih kencang. Udara semakin panas saat Pak Eko dengan udah mengangkat tubuh Lisa untuk duduk dipaha Pak Eko.

Kini posisi kedunya seoerti bapak yang tengah menghibur anakanya, namun saat ini terlihat seperti pria tua bernafsu besar dengan wanita penghibur. Kedua tangna Pak Eko meremas payudara montok Lisa dan bibirnya menciumi leher Lisa.

Lisa masih saja menangis hingga matanya bengkak, sedangkan diuar Ko Atong hanya duduk temenung menghabiskan rokok ketiganya.

“sshhhhh harum banget isssss.” Desah Pak Eko yang semakain kesetanan.

“udahh pakkkk.” Keluh Lisa yang masih saja berontak dengan sisa tenaga.

“udah apa udah nih hmmm.” Tanya Pak Eko seirama dengan jari-jarinya yan menyusup kedalam celana olaharaga Lisa.

“awwww shhh pakkk.” Teriak Lisa yang mebuat Ko Atong duduk dengan tegak. Ko Atong beridiri dan mengintip dari jendela.

“udah apa udah sshhhh.” Goda Pak Eko lagi.

Lisa hanya bisa bersqndar pada tubuh tua Pak Eko, tubuhnya seperti dihipnotis dan tak berdaya.

“udah pakkk Lisa sshhhh.” Berbeda dengan mulutnya, kini tubuh Lisa mulai terbuai dengan permainan tangan Pak Eko.

Jari jari tua itu dengan telaten menjamah setiap kulit Lisa yang dibarengi dengan ciuman konstan di ceruk leher Lisa. Diluar ko atong masih saja mengintip dengan jakun naik turun.

Lisa bisa merasakan ada jendolan besar dibawah pahanya, ia seketika terkejut membayangkan seberapa besar penis Pak Eko. Pansanya penis terasa begitu dekat karena Lisa hanya memaki celana leging tipis.

“shhhh udah pak berhentiiiiiiii.” Desah Lisa dengan pipi memerah terbawa suasana.

Mendengar itu Pak Eko segera membuka paksa baju Lisa yang kini hanya tersisa bh berwarna merah tua. Dengan cepat bh itu ikut terlempar dan terpampang sudah payudara Lisa.

Tangisan Lisa semakin menjadi saat tangan Pak Eko kemali meremas payudaranya, sedangkan Ko Atong dengan gilanya ikut terbawa permainan masa lalunya. Pria itu tak bisa membohongi dirinya jika fantasi itu masih ada. Kini tak ada Ryan dalam pikirannya, hanya ada rasa penasaran dan nafsu yang besar.

Ditengah permainan Pak Eko dengan Lisa, terdengar suara dering telepon dari ruang tengah tempat Lisa senam. Lisa ingin berdiri untuk mengangkat panggilan namun tertahan oleh rangkulan Pak Eko yang masih saja erat.

Pintu depan terbuka dan Ko Atong pun masuk dengan berjaaln dengan tergesa-gesa karena suara panggilan itu. Dengan cepat Ko Atong mengngkat dan segera menjawab sapaan dari balik telelpon.

“haa halooo.” Jawab Ko Atong dengan suara bergetar menahan nafsu.

“Lisa?.”

“bukan, ini babeh yan..”

Mendengar jawaban Ko Atong sontak saja membuat Lisa semakin lemas.

“eh ada apa yan nelpon, Lisa lagi keluar soalnya.”

“Ryan pulang hari ini beh, mungkin 20 menit lagi sampai.” Balas Ryan dibalik telepon.

“hah.” Reflek Ko Atong dengan suara terkejut

“ada apa sih Beh, kayak panik gitu.”

“ga ada apa-apa, kamu lancar ya dijalan nanti babah sampaikan ke Lisa.” Putus Ko Atong dan segera menutup panggilan.

Berbeda dengan rasa panik Ko Atong, Pak Eko dengan Lisa sudah terlibat dalam ciuman penuh nafsu. Saling membelit dan meremas.

“sshhhh enak pak teruss shhhh.” Desah Lisa yang ternyata sudah telanjang. Pak Eko saat ini hanya memekai celana dalam.

“sepong kontol aku dulu sayang.” Pinta Pak Eko yang disambut dengan senyuman penuh arti dari Lisa.

Ko Atong berdiri mematung ia tak bisa menahan lagi, pria itu melepas celanannya dan segera mengambil posisi onani.

Lisa hanya melirik sekilas pada ko atong, ada sedikit rasa kesal pada mertuanaya itu. Pak Eko dengan kasar menarik kepala Lisa untuk segera mnegulum kontolnya. Lisa pun seperti kerbau yang sedang dicucuk. Menuruti permainan pria tua yang tiba-tiba datang dan betindak semaunya.

“glek glek palangg pelan ngghhh pakk.” Protes Lisa yang tak terima dengan permainan kasar Pak Eko.

“HAHAHAHA REJEKI REJEKI HAHAHAHAH.” Tawa Pak Eko menggelegar. Sedangkan Ko Atong semekin mengencangkan ritme kocokannya.

“udah udah, nungging aja sekerang.” Pinta Pak Eko

Lisa langsung mengikuti dan segera bersandar pada sofa. Ko Atong seperti dejavu pada masa lalu dimana maya dieperlakukan oleh Pak Eko.

Setiap gerakan pnggul Pak Eko sirama dengan teriakan Lisa yang menahan rasa sakit sekaligus nikmat, tidak ada lagi rasa rendah diri pada Lisa. Kini hanya ada rasa ingin terpuaskan. Ditengah sodokan kontol Pak Eko terdenger suara klakson diluar.

Ko Atong pun terkejut dan segera memuntahkan sperma nya, sedang Lisa segera menepuk paha Pak Eko.

“Ryann datang pakk udahh lepasss.” Desah Lisa.

Pak Eko seperti orang budek, dirinya tak melepas sodokan. Bahkan kini semakin menambah ritme. Susana semakin memburuk saat klakson mobil terdengar berkali-kali.

Lisa hanya bisa pasrah sedangkan Pak Eko tertawa semakin lebar.

“BABEHHH LISAAAA!!!!.” Teriak Ryan

BERSAMBUNG.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd