Biar makin rame, mari kita lanjutkan ceritanya
Day 1 Ujian Masuk Kerja
Reshi Permata Sari
Itulah nama lengkapnya. Dia adalah anak yang ceria dari keluarga yang biasa saja.
Namun pergaulan bebas membuatnya jatuh dalam kegiatan seks bebas dan ternyata Reshi sangat menyukainya.
Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Reshi sudah terkenal dalam lingkaran kecilnya sebagai perempuan binal dan liar.
Bercinta dengan satu atau beberapa teman pria sekaligus sudah bukan hal baru untuk Reshi. Dan lebih dari satu kalo, Reshi lah yang pertama kali meminta kegiatan seks bebas dan beramai ramai.
Hari ini, dia merasakan tantangan baru.
Bukan hanya dia harus bertelanjang didepan banyak orang tidak dikenal, dia harus melakukan dengan sukarela dan kesadaran penuh ditempat terbuka yang bisa dilihat siapa saja.
Reshi dengan pikirannya yang sudah mulai tenggalam dalam nafsu, bergegas meninggalkan ruang HRD untuk pergi keluar dari gedung The Office.
Dengan di ikuti bapak HRD dibelakangnya sebagai pengawas dan penilai, Reshi akhirnya tiba didepan pintu masuk. Satpam yang tadi pagi menyapanya melihat Reshi dengan bingung.
Dengan jantung yang berdegub kencang, Reshi mulai melepaskan kancing bajunya satu per satu. Dengan tubuh sedikit gemetar karena takut dan malu tapi juga penuh nafsu, Reshi menjatuhkan kemeja yang dia pakai.
Kemudian dia segera melepaskan rok yang dia gunakan, yang kemudian disusul dengan tanktop yang lepas dari badannya.
Sekarang Reshi hanya tinggal mengenakan BH dan CD didepan kantor The Office. Satpam kantor tidak melepaskan pandangannya dari badan Reshi, sementara bapak HRD terang terangan mengelus batang kontolnya dari luar celana.
Reshi menarik nafas dalam dalam, dan kemudian dengan yakin mulai melepaskan BH dan CD nya dengan cepat.
Bapak HRD kemudian memberi kode dengan anggukan kepala ke arah tempat sampah.
Dengan patuh Reshi mengumpulkan bajunya dan memasukannya semua ke tempat sampah.
Lalu kemudian OB kantor segera mengambil tempat sampah itu dan membawanya pergi, hilang dari hadapan Reshi.
Sekarang Reshi bingung, apa yang harus dia lakukan?
Dia berdiri bertelanjang sendiri didepan gedung kantor dengan banyak sekali orang yang lewat dan menatap badannya dengan penuh penilaian.
Reshi yang semula bersemangat mulai merasa malu. Pelan pelan dia mulai menutup badannya dengan tangannya.
"Jangan di tutup! " Bentak HRD.
Reshi dengan cepat menurunkan tangannya. Membiarkan dadanya yang berukuran sedang terpampang menjadi tontonan orang.
"Sekarang ayo kamu masuk ke Front Desk.
Tapi ada syaratnya, setiap ada orang yang mau pegang badan kamu harus kamu biarkan. Kalau perlu tawarkan badan kamu ke orang orang. " Kata pak HRD.
Reshi dengan senyum gugup mulai berjalan masuk kembali ke dalam gedung The Office. diiringi oleh bapak HRD yang terang terangan mengelus batang kontolnya, Reshi mengambil tempat berdiri di samping meja Front Desk. kedua resepsionis yang menjaga Front Desk terlihat tersenyum penuh arti.
tidak lama ada seorang bapak bapak berusia 40an datang ke meja Front Desk untuk membuat menukarkan akses masuk. dengan kode dari bapak HRD yang duduk di balik meja Front Desk, Reshi mulai menjajakan dirinya.
"selamat pagi pak,
silahkan pegang badan saya pak. gratis dan bebas sesuka hati bapak." kata Reshi dengan wajah tegang.
bapak itu melihat Reshi dari atas sampai bawah, matanya menilai Reshi seakan dia adalah sebuah objek benda yang sedang ditawarkan. kemudian bapak itu tersenyum tipis dan melambaikan tangan, menandakan dia tidak membutuhkan tawaran Reshi.
"ga dulu ya dek, makasih." katanya singkat.
Reshi merasa malu sekali. dia merasa seperti perempuan rendahan yang sengaja menjual murah badannya demi uang. dan sudah begitu, Reshi masih ditolak seakan akan badannya tidak cukup pantas untuk dijajakan secara gratis.
tapi di sisi lain, Reshi merasakan sensasi baru. sensasi tantangan untuk menggoda orang yang datang dan membuat mereka menikmati tubuhnya. bahkan perasaan rendah yang dia rasakan membuat Reshi semakin bernafsu dan buta akan akal sehat.
"silahkan nikmati badan saya pak,
silahkan grepe saya sesuka hati pak,
memek saya sudah becek loh pak,
boleh numpang gesek ke pahanya pak."
semakin lama Reshi semakin liar dengan kata katanya, dan semakin banyak pengunjung yang mulai mencicipi badan Reshi yang dia tawarkan dengan sangat binal.
salah satu pengunjung datang dan dengan senang hati memainkan dada Reshi yang kenyal dan tidak terlalu besar itu. dia meremas remasnya dan sesekali menarik puting Reshi dengan agak kasar.
"iya pak silahkan, remas dan mainkan tetek Reshi sepuasnya.
ahhh tarik putingnya lagi pak
ahhh aduh iya pak remas aja yang kencang pak."
pengunjung lain lagi datang, kali ini dia menerima tawaran Reshi untuk menggunakan pahanya supaya Reshi bisa menggesekan selangkangannya dipaha pengunjung pria itu.
"ahhh iya pak, Reshi horny banget sama paha bapak.
maaf ya pak pahanya jadi basah kena memek Reshi
ahh ahh ahh"
pengunjung lain lagi, di waktu yang lain, kelihatan sangat bernafsu saat tahu Reshi terang terangan menjajakan dirinya untuk dinikmati dengan bebas.
"mba, ini cewe boleh saya pake?" tanya pengunjung pria itu pada resepsionis.
"mmm gimana pak?" tanya resepsionis ke bapak HRD.
belum sempat bapak HRD menjawab pertanyaan dari pengunjung itu, Reshi mendengar pertanyaan pengunjung itu segera mengambil kesempatan di tengah kondisinya yang sudah benar benar horny dan gelap mata.
"boleh pak! pake aja badan aku sesuka bapak!
badan aku gratis kok pak buat semua yang datang!" kata Reshi setengah berteriak.
"asiikk,, mantep emang kalau perek!" kata pengunjung itu.
dia segera mengeluarkan kontolnya dan memaksa Reshi untuk menungging sambil berdiri. Reshi tidak hanya pasrah, dia bahkan dengan senang hati membantu pengunjung itu supaya bisa segera menikmati memeknya yang sudah sangat basah. horny Reshi sudah sampai puncaknya.
tapi sayang, Reshi belum boleh menikmati hari dengan seks. paling tidak bukan saat itu.
"maaf pak, wanita ini masih training jadi jangan di pakai dulu.
bapak bisa pakai wanita lain nanti di dalam kantor." kata bapak HRD sambil menahan badan pengunjung itu.
bapak pengunjung itu hanya bisa uring uringan sambil bergumam kasar. dia meninggalkan Reshi yang sudah sangat horny.
"pak, saya mau ngentot pak.
tolong pak entot saya. bapak yang pakai badan saya juga gapapa pak." kata Reshi dengan lirih.
"nanti ya Resh, sekarang ayo masuk ke ruangan saya lagi." kata bapak HRD.
diiringi senyum penuh arti dari kedua resepsionis, Reshi mengikuti bapak HRD kembali keruangannya yang ada dibelakang Front Desk.
setelah tiba di ruangan HRD, bapak HRD menyuruh Reshi berlutut dan kemudian memakaikan sebuah kalung dari kulit ke leher Reshi. pada kalung itu ada sebuang lingkaran besi yang terhubung dengan rantai, dan kemudian rantai itu dipakai untuk mengikat tangan Reshi.
setelah Reshi terikat, Reshi diberikan sebuah penutup mata untuk memastikan dia tidak bisa melihat apapun. terakhir Reshi merasakan sebuah benda tumpul seperti balok panjang diletakan di selangkangannya. benda itu tidak cukup tinggi sampai menekan memek Reshi, tapi cukup untuk menyenggol memek Reshi dan membuat dia semakin horny.
setelah Reshi aman terikat, bapak HRD meninggalkan Reshi dalam posisi berlutut dan kembali ke mejanya untuk membuat panggilan.
"panggil anak anak OB dan tim service, kita punya memek baru buat dipake." kata bapak HRD.
Reshi kemudian mendengar suara grasak grusuk seperti seseorang sedang membuka pakaian. kemudian Reshi merasakan sebuah daging hangat dengan aroma khas menempel di wajahnya.
"sabar ya Resh, sebentar lagi kamu jadi perek kantor." kata bapak HRD dengan senyum ganas.