Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Veiled Sins 1 - Noura's Another Sexual Experience [TAMAT]

marcioz

Semprot Lover
Daftar
6 Jun 2012
Post
216
Like diterima
655
Bimabet
Siang suhu-suhu semproters...
Setelah sekian lama jadi penonton, ane kembali ingin membuat sebuah thread.

Di siang yang cerah ini ane mau bercerita tentang kehidupan para bidadari hijabers ini..

(Noura Hi-Pop)

sebagai awalan cerita, ane sedikit mengambil latar pasca kejadian yang ada di cerita suhu aflatun disini...
https://www.semprot.com/threads/noura-xxx.1160214/


ini bukan sekuel, jadi ini adalah kisah baru dari kehidupan mereka.

Disclaimer :
1. Ane masih pemula jadi mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam membawakan cerita ini. :ampun::ampun::ampun:

2. Cerita ini bakal ane buat sampe tamat jadi suhu-suhu gaperlu khawatir

3. Kritik dan Saran yang membangun akan sangat membantu ane untuk menciptakan karya ane selanjutnya.

4. Kalau yang komen rame, ane bakal percepat updatenya


mulustrasi tokoh :



Nina Septiani



Ussiy Fauziah



Laili Meutia



Assyifa Sasa



Dea Hanara



Jihan



Firda

selamat menikmati :victory:
 
Terakhir diubah:
Chapter 1 : Laili’s Wedding


Beberapa bulan setelah malam yang kelam namun nikmat bersama para perampok (baca : Noura XXX), kehidupan empat bidadari yang tergabung dalam grup Noura menjalani hidup mereka dengan normal. Apalagi setelah mereka membaca berita kawanan perampok yang menikmati tubuh mereka saat itu sudah tewas ditembak aparat polisi saat pengejaran. Nina dan suaminya semakin romantis dan sang suami sudah bisa mengendalikan goyangan Nina sehingga permainan seks mereka semakin liar dan variatif. Ussiy semakin lihai dalam melayani suaminya dan akhirnya hamil anak pertama, sang suami sempat curiga dengan kelihaian Ussiy namun Ussiy dengan santainya menjawab hasil belajar dari internet. Sasa dan Laili bersyukur mereka tidak hamil. Namun, mereka berdua jadi gadis hiperseks dan sulit untuk menahan birahi seksual yang sering melanda mereka. Untuk mengatasinya, mereka berdua melampiaskan nafsunya dengan bermasturbasi sambil melakukan adegan lesbian di kosan Sasa. “Oohh Sasa, sodok terus sayang… aaahhh…” racau Laili saat vaginanya disodok-sodok oleh dildo yang dibawa Sasa. “kamu juga Laili sayang sodok yang dalem mmhhh… mhhh…” desah Sasa sambil menikmati dildo yang disosokkan Laili ke vaginanya. Pergumulan dua gadis itu berlangsung setengah jam dengan posisi Laili di kanan dan Sasa disebelah kiri. Mereka terus saling menyodokkan dildo dan berciuman sambil tangan satunya memainkan payudara satu sama lain. “Aku mau keluar sayang, aaaahhhh…..”desah Laili sambil memuncratkan cairan vaginanya. “Aku juga say…. Aahhh…” Sasa pun juga ikut orgasme. Lalu, Sasa dan Laili saling menyeruput sisa cairan vagina masing-masing dan berbagi cairan tersebut sambil berciuman. Setelah melakukan permainan yang panas, mereka berdua kemudian tertidur pulas sambil berpelukan hanya mengenakan jilbab dan kaos kaki sebetis yang masih menempel ditubuhnya.

Di suatu siang, keempat bidadari ini berkumpul dan mengobrol santai di kosan Sasa. Saat mereka berempat sedang berkumpul, Laili secara mengejutkan bilang akan vakum lama dari dunia musik setelah pernikahannya yang akan berlangsung tiga hari kedepan. “wah selamat ya akhirnya udah punya temen ‘main’ haha..”canda Ussiy sambil mengelus paha laili yang tertutup rok panjang. “iiih kak Ussiy, aku jadi geli-geli basah nih.” Bisik Laili sambil menahan birahi yang tiba-tiba muncul. “Eh, kamu baru dielus pelan aja udah panas gimana kalo digoyang.” ujar Nina yang disambut tawa mereka berempat. “Berarti kita harus mencari satu orang buat gantiin kamu ya ? hmm… aku ada ide” Sasa langsung menjelaskan ide yang dimaksud dan disambut dengan anggukan dari rekannya. “Kalau begitu, setelah pernikahan nanti kita buat audisinya. Kalian jadi jurinya ya.” Nina langsung menunjuk Laili dan Sasa. “Loh, kenapa kita berdua kak ? kan kak Nina sama kak Ussiy lebih jago kalo juriin orang.” Sasa langsung menjawab dengan malas. “Laili kan tahu karakter suara yang cocok untuk menjadi penggantinya, kalo kamu ini kan ide kamu trus kamu juga udah biasa sering barengan sama Laili kan jadi sekalian temenin dia.” Nina menjelaskan kepada Sasa. “Nina mau bulan madu sama suaminya dua bulan ini, trus aku bakal sering istirahat di rumah dan cek ke dokter jadi kami ga sempat jadi juri audisi.” seloroh Ussiy. “Makanya cepet cari pasangan biar ga main sama batang boongan terus.” Ujar Nina sambil meremas pantat Sasa.”iiih, kak Nina awas nanti aku bikin pantat kakak gabisa goyang lagi.” keluh Sasa sambil cemberut dan disambut dengan tawa mereka berempat.

Tiga hari kemudian, acara pernikahan Laili berlangsung dengan lancar dan dihadiri banyak tamu termasuk Nina, Ussiy dan Sasa. Sasa terlihat cukup sedih karena tidak akan berlesbian ria lagi dengan Laili. “Udah jangan cemberut,makanya cepat cari calon suami.” hibur Laili sambil cipika-cipiki. “Kalian berdua udah kayak kakak-adik aja ya.” Kata Bob, sang suami Laili. Padahal dia tidak tahu kalau Laili dan Sasa sering berlesbian ria waktu sebelum menikah. Setelah acara selesai, tiba saat yang ditunggu oleh kedua mempelai. “Say, udah siap kan ?” Bob langsung menggoda dan mengelus punggung Laili yang masih rebahan malas di ranjang. “Kamu udah ga sabaran aja. Sebentar ya aku ganti baju dulu.” Laili langsung ke kamar mandi sambil membawa bungkus plastik berisi pakaian. “Yuk sayang.” Laili keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun dan hanya mengenakan jilbab biru muda di kepalanya. Terlihat jelas payudara yang sedang dan kenyal dengan putting coklat yang sudah mengeras. Terlihat juga belahan vagina yang mulus tanpa bulu dan sudah basah serta paha putih mulus dan bongkahan pantat yang indah. Pemandangan menggairahkan itu membuat Bob sedikit terbengong dan penisnya langsung tegang.

Kemudian Laili menghampiri Bob yang duduk di ranjang dan mereka langsung berciuman dengan panas. “hmhh…hmhh… sayaanngghh… mmhh…” desah Laili ketika Bob menyosor bibir dan meremas-remas payudaranya yg kenyal. Putting coklatnya pun juga tak luput dari pelintiran halus dari Bob. “Say mhh…mhh…” Laili menikmati ciuman sang suami dan saling beradu lidah. Setelah tiga menit ciuman berlangsung, Bob melepas ciuman dan remasannya lalu langsung melebarkan kedua kaki Laili yang memperlihatkan belahan surga tersebut. Lalu Bob dengan rakus langsung menjilat-jilat vagina Laili selama 10 menit. “Aaahhh… iyaahhh… aduh… pelan-pelan sayang… aahhh….” Laili mendesah tidak beraturan karena bagian sensitifnya terus dijilat-jilat dan Laili pun menghimpit kedua pahanya ke kepala Bob. Bob yang merasa kepalanyanya dihimpit paha empuk Laili langsung memperdalam dan mempercepat jilatan lidahnya dan membuat tubuh Laili menggelinjang tidak terkendali. “Ahhhh…. Mass… Aku mau keluar mas.. aaaaahhhhh..” tubuh Laili melenting keatas sambil menikmati orgasme pertamanya dan cairan vaginanya langsung diseruput oleh Bob sampai habis. Kemudian, Laili ambruk dan terbaring lemas sambil mengangkangkan kakinya. Melihat posisi yang menggairahkan itu, Bob membuka semua pakaiannya dan langsung menyodorkan penisnya kearah bibir vaginanya. Dengan sekali hentak, semua bagian penisnya yang panjang dan besar langsung merangsek masuk kedalam vaginanya diselingi erangan pelan Laili. Namun ketika ingin menggenjot Laili, Bob sempat berhenti karena vaginanya tidak mengeluarkan darah perawan. “Maaf sayang… aku sudah ga perawan lagi sejak SMA karena aku pernah kecelakaan waktu naik motor.” desah Laili bohong. Padahal, dia sudah tidak perawan karena dientot oleh lelaki lain. Tanpa menjawab apapun, Bob langsung menyodok penisnya lebih dalam dan langsung menggenjotnya dengan cepat dan kasar ke vagina Laili sambil meremas-remas payudaranya sehingga Laili berteriak dan mengerang dengan keras “AAHH… sakiitt… pelan-pelan sayang…” setelah setengah jam digenjot dengan kasar, Laili ingin merasakan klimaks keduanya . “Sayaanggg… pelan-pelan sayaangg.… ahhh… aku keluar lagih… aahhhh….” Laili meraih orgasme keduanya dan Bob melepaskan penisnya dari vagina Laili.

Setelah itu, tubuh Laili langsung diposisikan menungging dan mereka melakukan doggy style selama 15 menit sambil kembali meremas-remas payudara Laili. Tusukan dan remasan yang diterima Laili membuat dia kembali mendesah tidak karuan. Setelah 20 menit di posisi tersebut, Laili meraih orgasme ketiganya dan Bob juga akan merasakan klimaks. Sebelum spermanya dikeluarkan Bob langsung mencabut penis dari vagina Laili dan diarahkan ke mulutnya.”Aku belum ingin punya anak dulu sayang. Aku keluarin disini gapapa kan ?” belum sempat dijawab oleh Laili, penis Bob langsung dimasukkan sampe mentok ke dalam rongga mulutnya dan membuat Laili tersedak. Setelah menyesuaikan posisi, Bob langsung memaju-mundurkan penisnya di mulut Laili. Tidak ingin kalah, Laili ikut mengulum dan menjilat-jilat penis Bob dengan lembut. Selama 10 menit, Bob akhirnya mencapai orgasme dan spermanya langsung memenuhi mulut Laili. Laili yang belum pernah merasakan sperma lelaki ingin memuntahkannya namun mulutnya langsung ditahan oleh tangan Bob dan membuat Laili terpaksa menelan sperma tersebut. Mereka berdua langsung terbaring lemas dan Bob mencium kening Laili sebelum mereka berdua tertidur pulas. Di pagi harinya, mereka berdua mandi bersama dan melanjutkan permainan senggamanya hingga satu setengah jam. Setelah itu mereka berdua berpakaian dan bersiap-siap. Bob pergi kerja untuk mencari nafkah sementara Laili menghubungi Sasa untuk dijemput dan mereka berdua berangkat untuk membahas konsep acara Audisi yang akan dimulai bersama Nina dan Ussiy.

(bersambung...)
 
Chapter 2 : The Audition

Hari yang ditunggu itu pun akhirnya tiba. Audisi yang dilakukan oleh Noura sedikit berbeda dibandingkan audisi pada umumnya. Di audisi ini, peserta harus mengirimkan video cover lagu selama 2 menit dan di kirim ke email. Laili dan Sasa terlihat sibuk mengurus dan menyeleksi video kiriman peserta audisi yang kebanyakan masih SMA dan Mahasiswi. “Gila ! banyak banget yang ngirim. Bisa keriting tangan gw.” Gerutu Sasa sambil menonton dan menyortir video kiriman. “Udah, resiko jadi juri ya kayak gini.” Hibur Laili sambil mengelus pipi Sasa yang chubby. Setelah menyortir puluhan video cover, pandangan Sasa tertuju pada salah satu video kiriman peserta yang bernama Dea Hanara. Di video tersebut, Dea mengenakan jilbab hitam dengan kaos panjang ketat warna hitam dan legging berwarna putih yang menciptakan cetakan payudara dan tubuh indah yang pastinya setiap lelaki akan ngiler dibuatnya. Sasa pun menyimak video tersebut dan mulai merasakan hawa panas tanda gairah seksualnya muncul. Efek hiperseks yang dialami Sasa membuatnya menjadi gadis yang bukan hanya horny akan lelaki, namun tubuh wanita pun bisa membuat gairah seksualnya bangkit. Melihat hal itu, Laili langsung menghampiri Sasa dan mulai merangsangnya “Eh, seru amat liatinnya. Udah geli-geli basah ya ?” ujar Laili sambil mengelus legging hitam yang membelut belahan vagina Sasa. “emmhhh… kak… nanti aja dong lagi fokus nih.” Desahan Sasa membuat Laili makin nafsu untuk menyelipkan tangannya ke legging Sasa dan mengobok-obok vaginanya selama 5 menit. “aahhh… udah kak… ahhh….aku keluar…. Mmhhh….” bibir Sasa langsung disosor Laili sambil menikmati orgasme nya. “Ah.. kak Laili mah, jadi kena ganti celana lagi kan ! tuh kalo laptop aku sampe rusak kakak gantiin !”gerutu Sasa yang sibuk mengelap sisa cairan vagina yang menempel di kasur dan laptopnya. “Jadi gimana ? siapa yang akan kita ajak untuk rekaman di kosan kamu ini ?” Laili langsung kembali serius sambil membuat sejumlah catatan indicator penilaian. “Dea aja kak. Suara dia bagus banget dan setipe sama karakter vocal kak Laili.”ujar Sasa cepat. “Suaranya yang bagus atau body nya yang bagus ? kalau sama aku lebih bagus mana?” goda Laili sambil disambut dengan kedipan mata Sasa. “Yaudah, kamu hubungi Dea dan besok kita siapkan take rekamannya. Aku mau mandi dulu.” Laili langsung menyuruh Sasa untuk menghubungi Dea dan melangkah ke kamar mandi. Setelah menelpon dan konfirmasi jadwal rekaman, Sasa langsung berbaring malas mengenakan jilbab kuning, atasan kaos panjang ketat putih tanpa mengenakan BH dan legging hitam tanpa celana dalam yang masih ada sisa cairan vagina saat orgasme tadi. “Eh, badan kamu bau tuh. Mandi sana !”Laili keluar dari kamar mandi hanya dikemben handuk dan tidak mengenakan hijab sehingga memperlihatkan rambutnya yang masih basah tergerai. Sasa bangkit dan langsung memeluk Laili kemudian mendorongnya kedalam kamar mandi. ”Aku balas perbuatan kak Laili tadi.” ujar Sasa yang langsung menyosor bibir Laili dan melepaskan kembenan handuknya sehingga terlihatlah tubuh indah sang bidadari.

“Ahh… Sasaaa… mmhhh….” desah Laili sambil menyambut ciuman ganas dari Sasa. Sambil berciuman, Sasa mengambil botol shampo yang berada di washtafel dan langsung dimasukkan kedalam vagina Laili. “Ahhh… Sa…. Aahhhh….”racau Laili sambil menahan rasa geli dari sodokan botol shampo yang dimainkan Sasa.”Rasain nih kak. Habisnya tadi kak Laili yang mulai duluan.” ejek Sasa sambil menghisap, menjilat dan menggigit-gigit payudara Laili. “Sasa… udah… stop…aku mau keluaarrr… aaahhhh…” Laili meraung keras dan mencapai orgasme nya setelah 10 menit vaginanya disodok-sodok menggunakan botol shampo. “Ah… Sasa… gara-gara kamu aku jadi mandi lagi.” Keluh Laili sambil mengelap sisa cairan vaginanya yang masih menetes. “haha sukurin ! kita impas sekarang. yaudah, kita mandi bareng aja yuk kak.” Sasa membuka seluruh pakaiannya dan mandi bareng dengan Laili. Selama mereka mandi, mereka saling menyabuni tubuh masing-masing dan terkadang mereka kembali berlesbian ria hingga puas. “Kak Laili ga pulang ? nanti dicariin yayang loh.” Ujar Sasa sambil mengelap tubuhnya dengan handuk. “Santai lah, mas Bob juga tahu aku di kosan kamu pasti diijinin nginep.” Jawab Laili santai sambil mengembenkan handuk. Karena sudah kelelahan, mereka berdua langsung tidur hanya mengenakan handuk. Keesokan harinya, mereka berdua menyiapkan peralatan untuk take recorder Dea, sang calon bidadari baru Noura dan calon partner lesbian baru Sasa yang memang sudah mengincar tubuhnya.

(bersambung...)
 
Terakhir diubah:
sesuai janji ane, selamat menikmati chapter 3 :ampun:


Chapter 3 : Dea Hanara

Dea Hanara adalah seorang mahasiswi Universitas Z dan juga selebgram. Wajah dan tubuhnya sekilas mirip dengan Laili hanya saja ia lebih pendek. Dia baru saja diterima sebagai anggota komunitas musik dan vocal di kampusnya karena kualitas suaranya diatas rata-rata. Selain itu, ia juga baru saja terpilih dalam kontes pencarian wanita hijab berbakat hijab hunt. Saat makan di kantin kampus, hanphone Dea berbunyi dan dia melihat jarkoman tentang audisi vokalis Hi-pop Noura di LINE miliknya. “Guys, gue nemu jarkoman menarik nih.” Dea memperlihatkan jarkoman yang dimuat di OA Info Lomba kepada Jihan dan Firda, teman sekomunitasnya. “Eh, lo coba ikutan gih, suara lo kan bagus banget. Pasti bakal menang.” Jihan memberikan semangat. “Ah, yakali gw ikutan. Gw kan ga jago-jago banget.” Sipu Dea sambil mengunyah bakso dimulutnya. “Eh, lo kalo lagi makan jangan sambil ngomong, nanti keselek. Lagian audisinya gampang kok cuma kirim video cover lagu. Jangan merendah gitu lah.” seloroh Firda sambil menepuk pundak Dea. “Iya, coba aja ikutan, nanti gw sama Firda yang bantu rekaman deh. Kalo lolos kan lumayan bisa traktir kita bakso disini haha.” Jihan menimpali dan disambut acungan jempol dari Firda. “Hm… yaudah deh gw coba. Nanti abis ngampus kita ke rumah lo ya Fir.” ajak Dea dan disambut dengan anggukan setuju dari kedua temannya.

Setelah selesai ngampus, mereka bertiga melangkah menuju rumahnya Firda. Rumahnya tidak terlalu besar, namun halaman nya cukup luas dan biasa digunakan untuk rapat komunitas. “Eh, mandi dulu sana ! Rumah gw ga nerima cewek-cewek bau haha”Firda langsung menyuruh kedua temannya untuk mandi. “Iya tuan putri maafkan hambamu yang dekil ini.” Cetus Jihan yang disambut tawa ketiganya. Saat mandi, Jihan merasakan ada sesuatu yang mengawasi dirinya. Memang Firda pernah cerita dia melihat sesosok bayangan hitam saat sedang mandi, namun ia mengira itu hanya bayangannya semata. Kemudian bayangan tersebut menghampiri Jihan dan merasuki tubuhnya. Jihan berusaha melawan namun dia terlalu lemah sehingga tubuhnya kini dirasuki bayangan hitam tersebut. Lalu, Jihan yang dirasuki bayangan tersebut memanggil Dea. “Dea, ambilin baju gw dong. Gw lupa bawa kedalem.” “Yaelah, dasar nenek, beginian aja lupa.”Dea langsung melangkah ke kamar mandi dan saat dia masuk kedalam untuk membawakan baju Jihan, bibirnya langsung dicium dengan ganas dan tubuhnya ditarik masuk ke kamar mandi. Tangan Jihan langsung mengunci kamar mandi dan melucuti pakaian Dea hingga menyisakan hijab dan pakaian dalamnya.

“Eh apa-apaan sih lo Han ! Lepasin gw ! To… hmmhh…” belum sempat Dea berteriak, Jihan langsung melumat bibir mungilnya dan beradu lidah. Tangan Jihan pun juga bergerilya menjamah kedua payudara Dea yang berukuran 32C sambil memilin putting merah mudanya. “Aaahhh…. Han…. Hhhmmmhh…”Dea berusaha melawan namun disisi lain, Dea merasakan hawa aneh yang nikmat. “terus han… hmmmhh….”Dea mendesis sambil menikmati ciuman dan remasan yang dilakukan Jihan. “Jihan… gw mau pipis… Jiahn… aaahhhh…..” Dea merasakan orgasme pertama sepanjang hidupnya. Setelah puas memainkan mulut dan payudaranya, Jihan langsung membuka kedua kaki Dea dan memasukkan dua jarinya kedalam vagina Dea yang tidak berbulu dan masih rapat. “Jihan… lo apain itu… aahhh… aahhh…. Jihan… pelan-pelan…” Dea kembali mendesah sambil tak percaya melihat kelakuan temannya yang sudah dirasuki. Setelah 5 menit, Dea meraih orgasme keduanya dan Jihan langsung mencium bibir Dea. Lalu, Jihan memakai pakaian yang dibawa Dea lalu memakaikan kembali pakaian Dea yg sudah dilucutinya dan memberi kecupan di keningnya. Seketika bayangan hitam yang ada di tubuh Jihan keluar dan Jihan kembali normal. “Heh, ngapain lu di dalem kamar mandi ? ngintipin gue ya ?? “ Jihan mengguncang tubuhnya Dea sampai tersadar. “Eh, bukannya lo tadi minta bawain baju ?” Dea dan Jihan tidak mengingat perlesbian yang terjadi akibat kecupan bayangan hitam tadi. “Yaudah lah awas gw mau mandi. Gw ketiduran nungguin lo kali ampe ketiduran trus pintu kamar mandinya ga sengaja kebuka.” Dea langsung melangkah ke kamar mandi. Setelah mandi, Dea dan teman-temannya melakukan rekaman dan dikirim ke email Noura.

(bersambung...)

Komen di trit tembus halaman 3 = UPDATE Chapter 4, halaman 5 = UPDATE Last Chapter !!!
Stay tune guys..
 
Terakhir diubah:
Awalnya ane mau update jika yang komen disini tembus halaman 3. Tetapi setelah ane melihat viewer cerita ini yang mencapai 3500an lebih, ane memutuskan untuk langsung update chapter 4 sebagai ucapan terimakasih atas kunjungan dan antusiasme suhu-suhu semproters di cerita pertama ane ini. maaf kalau agak pendek dan selamat menikmati.


Chapter 4 : Dea Hanara 2.0

Sinar mentari pagi menyorot cukup terik namun sejuk. Dea bergegas untuk menuju ke kosan Sasa untuk take rekaman. Kosan Sasa sebenarnya adalah sebuah rumah yang cukup besar dilengkapi fasilitas studio rekaman dan ruang kumpul. Kosan Sasa ini juga yang dijadikan basecamp para bidadari berhijab Noura. Setelah sampai di kosan Sasa, Dea memencet alarm rumah “Bener nggak ya ini kosan nya mbak Sasa ? kok kayak rumah ya ? jangan-jangan gw ditipu trus mau diperkosa.” Bisik Dea dalam hati. Baru ingin beranjak dari kosan, Dea mengurungkan niatnya setelah melihat Sasa membuka gerbang kosan dan menghampirinya. “Eh, kamu Dea kan ? aku mbak Sasa yang hubungin kamu kemarin. yuk masuk.” Sasa mengenalkan dirinya dan mengajak Dea masuk kedalam.

“Silahkan duduk ya. Anggap aja rumah sendiri hehe.” Ujar Sasa sambil membawakan minuman yang diam-diam sudah ditaburi obat tidur. “Makasih mbak Sasa. Maaf saya tadi mau balik lagi soalnya saya takut kalo ini penipuan. Akhir-akhir ini banyak kasus penipuan dan pemerkosaan yang pura-pura pake suara perempuan.” Dea meminta maaf kepada Sasa sambil mengelap keringat yang membasahi wajahnya. “Eh, maaf juga ya kalau mendadak begini. Soalnya kita butuhnya cepat untuk show minggu depan. Btw, kak Laili lagi sibuk di ruang bawah jadi aku yang bakal urus take rekaman kamu. (padahal Laili sedang menyiapkan pesta besar dan kamu bakal jadi partner seks baruku hari ini, hehe.)” jawab Sasa sambil membatin. Melihat wajah cantik Dea yang berkeringat, gairah Sasa mulai muncul. Namun, Sasa berusaha untuk menahannya karena dia ingin menyelesaikan urusan rekaman. “Aku denger kamu sering bikin cover lagu di instagram ya ?” Tanya Sasa. “Ah mbak bisa aja, aku mah apa atuh.” Sipu Dea sambil pipinya memerah. Suara Dea yang serak basah dan sedikit desah membuat Sasa semakin gerah dan bergejolak, namun Sasa berusaha untuk menahan gejolak seksualnya untuk waktu yang tepat. Proses rekaman berlangsung cukup lama dan selama proses rekaman berlangsung, Sasa membayangkan suara nyanyian Dea seperti erangan nikmat saat berlesbian ria dengannya. “Mbak, udah sore nih. Lama juga take rekaman ya. Mbak ? kok bengong aja ?” tepukan Dea membuat Sasa sadar dari lamunannya. “Eh iya ya, udah sore aja ga kerasa. Btw, kamu minum sana nanti tenggorokan kamu sakit.” Sasa menyuruh Dea untuk meminum air yang sudah ditaburi obat tadi. Diluar dugaan, Dea meneguknya sampai habis dan sedikit bersendawa. “Maaf mbak. Kebiasaan hehe..”timpal Dea. “Mending sekarang kita ke ruangan bawah untuk evaluasi rekaman kamu ke kak Laili.” Sasa dan Dea melangkah menuju tangga ruang bawah yang mana Laili sudah menyiapkan sejumlah peralatan BDSM seperti dildo besar, tongkat billiard, krim lulur dan sejumlah kain tebal. “Mbak, kok aku pusing banget ya, duh..” saat Dea ingin ambruk, Sasa langsung mengangkap tubuhnya dan membopongnya ke ruangan kenikmatan. “Kamu akan merasakan sambutan yang tidak akan kamu lupakan Dea ku sayang..” batin Sasa sambil mengecup lembut bibir Dea.

Selama Dea tertidur, Sasa dan Laili langsung melucuti pakaian Dea, mengikat kedua tangan dan kaki Dea sehingga posisi kakinya mengangkang dan memperlihatkan vagina mulus tanpa bulu dan bersih dari sentuhan lelaki. Lalu, mata dea dilakban dan mulut Dea langsung disumpal dan dilakban oleh Laili. Sementara Sasa menyiapkan vibrator yang dipasang ke vaginanya. “Jir, masih perawan nih anak. Rejeki banget malam ini.” Batin Sasa sambil mengeksplorasi tubuh indah milik Dea. “Udah jangan diliatin terus Sa. Yuk siap-siap.” Laili dan Sasa lalu membuka pakaian masing-masing dan hanya menyisakan jilbab dan kaus kaki panjang. Tak lupa mereka mengoleskan krim lulur ke tubuh Dea dan tubuh mereka masing-masing.

Saat Dea terbangun, dia terkejut karena tatapan nya gelap dan mulutnya seperti disumpal sesuatu. Ketika ingin berontak, dia sadar kedua kaki dan tangannya sudah terikat kuat di sisi ranjang. Dea pun hanya bisa meronta dan terlihat sesegukan dan mengeluarkan air mata yg merembes kedalam kain yang dilakban ke matanya. “Jangan nangis sayang, cup-cup. Malam ini aku kasih sesuatu yang ga bakal kamu lupakan sekaligus ritual penyambutan member baru Noura.” bisik Sasa sambil menggigit kecil telinga Dea yang masih terbungkus jilbab. “Sebelum ena-ena kita pemanasan dulu yuk Dea sayang.” Bisik Laili sambil menyuntik obat perangsang dosis tinggi ke tubuh Dea, Dea pun terpaksa menahan rasa sakit dan perih yg ditimbulkan. Laili kemudian bergerilya menciumi, menjilat dan menggigit kecil setiap bagian wajah dan leher Dea yang tersingkap. Sasa pun ikut menciumi bagian perut Dea sambil kedua tangannya memainkan payudara kenyal dan memilin kedua putting merah muda Dea yang mengeras. “hmmhhh…. Mmmhhh…. Mmmm…. Hhhmmhhh…” Dea yang menerima perlakuan tersebut langsung menggeliat ingin berontak, namun efek obat perangsang yang disuntikkan Laili ke tubuhnya membuat Dea merasakan sesuatu yang aneh dan nikmat dalam dirinya. Tak lama kemudian, tubuh Dea pun menerima setiap rangsangan yang diberikan Laili dan Sasa hingga Dea meraih orgasme pertamanya. Laili dan Sasa dengan rakus menyeruput setiap tetes cairan vagina Dea yang menyembur keluar. “Wah, kamu cepat juga keluarnya. Sekarang kita masuk bagian yang paling menyenangkan.” Sasa langsung menyalakan vibrator yang menempel di vagina Dea sehingga membuatnya menggelinjang menahan geli dan nikmat. Laili juga langsung mengambil jepitan dan menjepit kedua putting Dea hingga terlihat memerah. Dea pun ingin berteriak namun sumpalan di mulutnya membuat teriakan Dea hanya tertahan namun sangat menggambarkan rasa sakit dan perih yang dideritanya. Sasa mengambil dua dildo besar dan memasukkan nya kedalam vagina dan lubang pantat Dea. Dea pun merasakan sakit yang teramat sangat karena kedua lubang bawahnya disodok oleh dildo besar. Sasa pun memaju mundurkan kedua dildo tersebut dan Laili gentian menciumi bagian perut dan mengelus payudara Dea yang masih terpasang jepitan di putingnya. Permainan panas tersebut berlangsung 10 menit dan Dea mencapai orgasme keduanya dan pingsan karena tidak kuat menahan rasa sakit akibat tusukkan dildo dan jepitan di kedua putingnya. “yah, udah pingsan. Padahal belum bagian penutup.” Ujar Laili kecewa. “Udah kita tungguin dia sadar aja. Paling Cuma pingsan sebentar. Sambil nunggu mending kita main-main sebagai tanda perpisahan kita” Sasa mencium bibir Laili dan memasukkan jarinya kedalam vagina Laili. Laili pun membalas dengan meremas kedua payudara Sasa dan menekan-nekan putingnya. Adegan tersebut berlangsung bergantian dan cukup lama sehingga keduanya ingin mencapai orgasme. “Ah….. kak Laili…. Aku udah ga tahan lagi nih…. Mhh…” Sasa mulai mencapai puncaknya. “tumben kamuh… manggil aku kak… pas lagi kayak ginihh… aahhh… uh….” Laili ikut mendesah dan mereka berdua akhirnya mencapai orgasme bersamaan. “Aaahhh…. Rasakan cairan vaginaku ini kak Laili.. mmhh…” “akuu keluaarr… ahhh…. Nikmati cairan vagina perpisahan kita Sa…” Sasa dan Laili menyemburkan cairan vaginanya ke tubuh masing-masing dan terbaring lemas. “Aku gaakan lupain kebersamaan kita ya kak Laili.” Sasa pun mengecup pipi Laili. “Aku juga Sasa sayang…”Laili membalas dengan ciuman ke kening Sasa.

Setelah sekitar tiga jam tertidur, Sasa dan Laili terbangun karena mendengar suara derit kasur dan Dea sudah sadarkan diri sambil meronta-ronta. Waktu masih menunjukkan jam 3 pagi. “Ohiya, aku lupa kalo masih ada kamu. Sini aku lepasin sumpalannya.” Sasa membuka lakban di mata dan mulut Dea. “hiks… kenapa mbak lakukan ini ? tolong lepasin aku mbak.. sakiittt huhu…aku gamau…” tangis Dea. Laili yang merasa kasihan melepaskan kedua jepitan di putting Dea dan mencabut kedua dildo serta vibrator yang masih menempel di vaginanya. “Sekarang kamu sudah resmi jadi member grup Noura. Sebagai penutup, nikmatilah sensasi yang tak terlupakan ini.” Laili mengambil dua tongkat billiard yang masih tersimpan di atas meja. “Kaak…. Jangan kak…. Sakiittt…. Aku gamau….” Racau Dea pelan sambil meronta-ronta. “Plak…!” tamparan Sasa membuat Dea terdiam dan menangis sesegukan. “Ini adalah ritual yang harus kamu terima. Mulai saat ini, kamu harus jadi partner main aku sampai kita menikah dengan suami masing-masing. Jangan pernah cerita ke siapapun termasuk ke kak Nina dan kak Ussiy. Kalau sampai bocor, bukan cuma tongkat ini aja yang bakal masuk kedalam vagina kamu. Tapi tongkat yang disana juga ! Mengerti ?!” bentak Sasa sambil mengacungkan tongkat billiard ke wajahnya sambil menunjuk ke sebuah tiang bendera panjang yang terbuat dari bambu. Dea pun terdiam dan mengangguk pelan. “iya mbak, aku mau jadi partner lesbian mbak Sasa. Tapi jangan siksa aku mbak. Sakiittt…” Dea masih sesegukan. “Tenang aja Dea sayang, aku bakal muasin kamu kok.” Sasa tersenyum sambil memasukkan tongkat billiard kedalam vagina Dea. Laili membantu dengan merekahkan bibir vagina Dea dan memasukkan satu tongkat billiard lain kedalam vaginanya, sehingga vagina Dea disesaki dua stik billiard. “Aaahhh…. Sakit…. Jangan…. Aaahhhh….” Desah Dea ketika Sasa dan Laili memaju mundurkan tongkat billiard ke vaginanya yang menyebabkan selaput daranya pecah dan mengeluarkan darah perawan. “Ups, kamu udah ga perawan lagi Dea ku sayang. Tapi gapapa kan daripada diperawani lelaki yang bukan suami kamu.” Sasa mencium bibir Dea untuk menahan erangan kerasnya. Setelah 10 menit berlangsung, Dea akan mencapai orgasme lagi. “mbaakkk….. aku keluar…. Aaahhhh….” Cairan vagina Dea menyembur banyak sekali hingga membasahi lantai ruang bawah milik Sasa. Laili dan Sasa menjilati cairan tersebut hingga habis. “Sekarang kamu resmi jadi member Noura, semoga kamu bisa sukses.” Laili mencium kening Dea yang pingsan setelah orgasme tadi. “Mulai hari ini, kamu dan aku akan sering bersenang-senang disini. Kamarmu juga udah aku siapkan. Kita bakal ena-ena sampai puas…” Sasa melepaskan ikatan di tubuh Dea kemudian mencium bibirnya dan meninggalkan Dea sendirian di ruangan itu.

(bersambung...)

Last Chapter akan diupdate jika komentar sampe halaman 5 / 10,000 readers.
 
Terakhir diubah:
Part 5 (Last) : Ending.

Sepulang dari kosan Sasa, Dea terus mengingat-ingat kejadian yang menakutkan namun nikmat dan merenggut keperawanannya. Sambil mengemasi barangnya ke koper, Dea masih merasakan perih di vaginanya namun Dea mencoba untuk menahan rasa perih itu. “Bu, Dea sekarang bakal tinggal bareng Sasa di kosannya dan jarang kesini. Tapi aku bakal ngunjungin rumah tiap seminggu sekali. Jaga diri ya bu. Salam buat ayah.” Dea pamit sambil menyalimi tangan ibundanya. ”Hati-hati ya nak, semoga kamu bisa sukses. Dek Sasa, yang akur sama jaga baik-baik Dea ya. Dea anaknya masih agak sulit diatur jadi sering tegur ya kalau mulai slebor.” Ibunya Dea memberikan nasihat dan beberapa wejangan kepada Dea dan Sasa. “Siap tante, Dea bakal aku anggap adik aku sendiri kok. Hehe.” ucap Sasa sambil menyalimi ibunya Dea. “Ih, apaan sih kan kita seumuran tau haha.”Dea dan Sasa pun akhirnya berpamitan dan berjalan ke kosan Sasa menggunakan mobil. Di tengah perjalanan, Sasa dan Dea masih terdiam satu sama lain. Setelah sampai di kosan Sasa, Dea masih bengong dan sedikit ketakutan untuk masuk kedalam.“Kamu masih trauma ya sama waktu itu ? maafin aku ya Dea sayang… aku ga bermaksud kasar sama kamu…” Sasa menghampiri Dea yang mulai menangis dan memeluknya dengan erat. “Gapapa Sa, aku udah ga apa-apa sekarang. Lagipula kan aku sudah tinggal bareng Sasa disini.” Dea mengelap air matanya dan masuk sambil membawa kopernya kedalam kamar yang sudah disediakan Sasa dan membersihkan kamar tersebut. Setelah kerja bakti, mereka berdua berbaring sambil menatap satu sama lain “Dea sayang, biar kamu ga sedih gimana kalau aku kasih hiburan buat kamu ?” Sasa mulai mendekati wajah Dea dan mencium bibirnya. “hmmhh…Sa… mmhhh..” Dea meladeni ciuman Sasa sambil memainkan lidahnya. Setelah 5 menit berciuman, Sasa dan Dea membuka pakaian masing-masing hingga menyisakan jilbab dan kaos kaki panjang. Sasa kemudian memainkan payudara Dea dengan tangannya, Dea membalas dengan memainkan putting Sasa yang sudah mengeras. “aaahhh… yaahhhh… oohhh… aahhh..” mereka berdua mendesah bersahutan kemudian tangan kanan Sasa meraba vagina Dea dan Dea juga melakukan hal yang sama pada Sasa. Setelah 15 menit saling memainkan payudara dan vagina, mereka orgasme bareng hingga membasahi sprei ranjang yang baru saja dirapikan lalu terbaring lemas. “ah… enak banget Sa..” Dea kemudian memeluk Sasa yang masih terbaring lemas dan kembali menciumnya. Lalu mereka melanjutkan permainan mereka hingga larut malam, akhirnya mereka tidur berpelukan dengan hanya mengenakan jilbab dan kaos kaki panjang.

(dua bulan kemudian..)

Sasa terbangun ketika alarm berbunyi jam setengah 7 pagi. “Anjir, bisa telat ini. Pasti kak Nina sama kak Ussiy udah dateng.” Sasa kemudian bangkit dari ranjang lalu melihat Dea yang masih tertidur dengan mengenakan jilbab dan bh pink tanpa celana dalam. Sasa buru-buru mengenakan piyamanya dan menghampiri Nina dan Ussiy yg sudah menunggu di pintu depan. “Maaf, kak. Aku ketiduran. Aku mau mandi dulu, kak Nina sama kak Ussiy tunggu di ruang tamu ya.” Sasa yang hanya mengenakan piyama tidur mengajak Nina dan Ussiy masuk kedalam. “Heh gila ! kamu kok sembarangan banget pake baju mentang-mentang rumah sendiri. Untung kita ga bareng suami kita kesini, bisa on fire nanti.” Seloroh Ussiy sambil memakan cemilan yang ada di meja tamu. “Yaudah kak aku mau mandi dulu.” Sasa langsung berlari ke kamar dan mengunci pintunya. Melihat Dea yang masih tertidur, Sasa langsung mendapat ide. Dia kemudian menyiapkan sesuatu di kamar mandi kemudian membangunkan Dea. “Dea sayangku, bangun dong. Kak Nina sama kak Ussiy udah nungguin.” Sasa meraba-raba bibir vagina Dea sehingga membuatnya terbangun. “aahhh… siapa yg… yaampun aku kesiangan ! Gimana ini belum siap apa-apa !” Dea panik dan langsung lompat dari ranjang. “Dea.. tenang aja, kita mandi bareng yuk. Aku udah siapin khusus buat kita.” Sasa memeluk Dea yang masih panik. “mmhh… masih belum puas sama tadi malem nih Sa. Yaudah yuk tapi gendong aku yah..” pinta Dea manja. Sasa tersenyum kemudian membopong tubuh Dea ke kamar mandi.

Sampai di kamar mandi, mereka berdua melepaskan pakaian yang masih tersisa hingga tidak ada sehelai benang pun tersisa di tubuh mereka. “Kita mandi susu bareng yuk De, sambil ena-ena…” Sasa memeluk Dea dari belakang. “Tapi jangan lama-lama ya. Nanti mereka nunggu lama.” Dea melepaskan pelukan Sasa dan membalikkan badan sehingga mereka saling bertatapan. “Dea… aku jadi makin say..mmhhhh..” belum sempat Sasa selesai bicara, bibirnya langsung disosor oleh Dea dan mereka berdua lalu saling beradu lidah dan berbagi air liur. “Dasar, kamu udah curi start, rasain nih.” Sasa menyeburkan tubuh Dea kedalam bathtub dan disusul olehnya. Mereka berdua saling berpelukan dan berciuman sambil berbilas air susu yang membuat kedua tubuh mereka semakin menggairahkan untuk dilihat. Mereka berdua keluar dari bathtub dan melakukan gaya 69. “hmmhhh… Dea sayang… mhhhmm.” racau Sasa sambil menjilati vagina Dea. “Sasa… hmmhhh…. Aahhh…”Dea balas menjilat vagina Sasa. Mereka berdua saling jilat hingga mencapai orgasme.”aaahhhh…. Dea mau keluar… aahh….”,”Aku juga Sa… aahhhhh….”. mereka berdua saling menghabisi cairan vagina masing-masing. “Kamu udah siap kan ?” Sasa bangkit dan mengambil botol shampo miliknya. Dea tersenyum dan memasukan tubuhnya kedalam bathtub. “Ayo Sa, puasin aku.. kita main sampe pu…ashhh..aahhh..” Dea langsung melenguh ketika Sasa langsung menyodokkan botol shampoo kedalam vaginanya. Mereka berdua pun berciuman, tangan Dea memainkan payudara Sasa, sementara tangan Sasa yang satu lagi meremas dan memilin payudara kiri dan kanan Dea secara bergantian. Mereka bercumbu selama setengah jam hingga orgasme berkali-kali dan akhirnya mencapai orgasme penutup mereka. “Saa…. Aku udah ga tahan lagi…. Aaahhhh….”.”Aku juga Dea…. Aaahhhh…. Ouhhhh….” Mereka berdua orgasme bersamaan dan Sasa langsung ambruk ke pelukan Dea. Dea pun juga sudah lemas dan mereka berdua saling berpelukan didalam bathtub yang dipenuhi campuran air susu dan cairan vagina mereka. Setelah mereka berdua sudah segar, mereka menyelesaikan mandi susu mereka dan berpakaian. Ussiy dan Nina sudah bosan menunggu di ruang tamu. “Kalian ngapain aja sih, lama banget udah kayak tuan putri aja. Keburu telat nih !” omel Nina. “Ampun emak, eh kak Nina hehe…. Sasa tuh mandinya lama banget jadi nungguin kan.” Celoteh Dea sambil mencubit pipi Sasa. “Eh, kamu kali yang milih bajunya lama.” balas Sasa sambil menepok pantat Dea. “Udah jangan ribut, yuk berangkat nanti kita kejebak macet.”Ussiy langsung menarik tangan Dea dan Sasa kearah mobil disambut tawa Nina. Mereka berempat akhirnya menjalani show dengan sukses dan mendapat sambutan riuh dari penonton. Hingga kini, tidak ada siapapun yang tahu rahasia gelap yang dimiliki Sasa dan Dea sebagai pasangan lesbian. Sasa mulai melupakan Laili karena dia sudah punya pasangan baru yang tidak kalah hot, yaitu Dea. Soal ritual penyambutan ? itu hanya akal-akalan Laili dan Sasa untuk mengerjai Dea.


-Veiled Sins (Noura Story), The End-

akhirnya selesai juga...
makasih suhu-suhu yang udah mampir dan memberikan apresiasinya.

stay tune di cerita ane berikutnya...
 
Terakhir diubah:
Bagus suhu idenya ..

Mantab nih cerita akhwat lagi ..

Semoga sampe bener2 tamat ..

Keep posting suhu ..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
padahal udah pake pelengkap kaliamt suhu, kok ga sekalian di enter percakapannya suhu, hehehehe. Saran aja:mantap::mantap::mantap::mantap::kpenuh:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd