marcioz
Semprot Lover
- Daftar
- 6 Jun 2012
- Post
- 216
- Like diterima
- 657
Halo suhu-suhu
Setelah lama ane libur, ane mau kembali nulis disini.
Ane gabisa janji update rutin karena kesibukan RL.
Sebelum masuk cerita, ane kasih pembuka dulu...
Prolog
Sudah dua minggu berlalu setelah perampokan berujung pemerkosaan terjadi di rumah Ria. Sejak kejadian itu, kehidupan Ria sedikit berubah. Ia jadi lebih sering mengurung diri di kamar jika selesai vlog atau selesai membuat video dengan kakaknya. Bukan karena trauma, tetapi karena vagina Ria sering merasa gatal di jam-jam tertentu dan membuatnya ingin bermasturbasi. Ditambah lagi, tanda aneh berupa kupu-kupu berwarna hitam di pahanya juga sering berdenyut dan membuat vaginanya semakin sensitif. Ria memilih untuk menyembunyikan tanda ini dari kakaknya agar tidak ditanyai yang aneh-aneh. Sementara itu, Shirin dan Darin juga merasakan hal yang sama dengan Ria. Vagina mereka jadi lebih mudah becek sejak tato kupu-kupu hitam itu muncul di bagian paha mereka. “Kak, ini kok gabisa ilang sih. Sshhh… aaahh…” keluh Darin sambil menggosok-gosok tato tersebut. Namun semakin digosok, semakin sensitif pula vaginanya sehingga beberapa kali Darin mengeluarkan desahan. “Iya nih. Udah disabunin juga ga ilang. Nnggghh… Eehh aku… keluaarr.. aaaakkhhh…” Shirin tiba-tiba orgasme saat berusaha menggosok tato itu. “Loh, kak Shirin ? kok bisa …” Darin terkejut melihat kakaknya terkulai di bathtub sambil mengatur nafasnya. “Sebaiknya, kita jangan melakukan apapun dengan tanda itu. Salah-salah kita bisa berabe nanti.” ujar Shirin.
“Bagaimana reaksi dari obat itu ?” Juan menghampiri Warman yang sedang sibuk di laboratorium markas mereka. “Sepertinya obat yang kita tanamkan sudah bereaksi ke dua kakak beradik itu.” ujar Warman sambil memperlihatkan sebuah device yang memperlihatkan data Shirin dan Darin serta gelombang berwarna merah yang berarti reaksi maksimal. “Bagaimana yang satu lagi ?” tanya Juan sambil melihat-lihat. “Masih tidak terlalu. Namun, ia sudah di level kuning. Sebentar lagi ia akan jadi bahan bakar kita. Bos tenang saja, kelompok Veiled Sins sebentar lagi akan menguasai para gadis dan menguasai dunia.” ujar Warman sambil menyeringai. Sementara di ruangan lain, tiga orang wanita sedang terikat di sebuah meja khusus yang terpasang di sebelah sebuah mesin besar. Vagina ketiga wanita itu dimasukkan sejenis selang yang mengarah ke mesin tersebut. Lalu payudara mereka juga dipasang sejenis alat penyedot. Sementara itu, mulut mereka juga dipasang sejenis selang yang tidak terlihat akan berujung kemana. Jono sedang mengawasi mesin tersebut sambil sesekali mengelus-elus paha dan perut rata wanita-wanita itu. Kemudian Jono menekan sebuah tombol di dekat seorang wanita lalu alat penyedot di payudaranya aktif meremas payudara wanita itu dan menyedot susunya. Wanita itu berteriak sambil meronta namun mulutnya yang tersumpal selang tidak mampu berbuat apa-apa. “Percuma saja teriak. Hahaha…” tawa Jono membuat wanita itu mengeluarkan air mata. “Kamu gausah sedih. Anakmu juga dapat susu dari kamu kok hehe.” Ujar Jono sambil memperlihatkan sebuah video kloningan wanita tersebut sedang menyusui anak dari wanita itu.
Setelah menyedot susu dari wanita yang diketahui adalah personel Noura bernama Nina Septiani, Jono juga menyalakan tombol lain lalu selang yang menancap di vagina kedua wanita lainnya bergerak maju mundur sambil mengeluarkan getaran. “Enak kan neng cantik ? Kembaran kalian juga sedang shooting sama kembaran senior kamu itu.” ujar Jono sambil mengelus pipi Dea Hanara dan Sasa yang pasrah vaginanya dijadikan alat produksi bahan bakar mesin itu. Selang beberapa menit, Dea dan Sasa orgasme lalu cairan vagina mereka keluar melalui selang yang dialirkan mengarah ke mesin tersebut. Tubuh kedua wanita itu kemudian lemas lalu berkeringat dingin. “Era panel surya dan bahan bakar fosil akan berakhir. Sebentar lagi, cukup dengan cairan memek dan susu kalian salah satu penemuan tercanggih akan lahir. Setelah itu, tidak akan ada yang bisa menghalangi kita !” ujar Jono sambil teriak.
Setelah puas bermain-main dengan mereka, Juan dan Warman datang membawa sebuah alat suntik. Dengan kasar Warman menyuntikkan cairan hitam ke tubuh Nina lalu ke Dea dan Sasa. Ketiga wanita itu tidak mampu berbuat banyak dan pasrah untuk disuntik. Beberapa menit setelah disuntik, tanda kupu-kupu hitam itu kemudian muncul di bagian pinggul ketiga wanita itu. “Subjek sudah selesai diekstrak bos. Selanjutnya bagaimana ?” ujar Jono sambil memberi laporan ke Warman. “Kita sedot terus sampe mampus lah. Toh kloningan mereka juga sudah kita keluarkan jadi tidak akan ada masalah.” ujar Warman santai. Juan kemudian menghampiri Nina lalu ia lepaskan alat pengunci di tubuhnya. Setelah alat itu terlepas, tubuh Nina terjatuh kelantai dengan keadaan telanjang hanya mengenakan hijab putih sisa acara konser beberapa hari yang lalu. Dengan kasar Juan menarik tangan Nina lalu ia peluk dari belakang sambil membisikkan sesuatu. “Kamu bawa teman kamu si Ussiy itu kesini.” bisik Juan. “Tidak ! Aku tidak mau !” teriak Nina. “Oh begitu.” Juan kemudian menekan-nekan tato kupu-kupu hitam dengan kasar sambil tangan satunya meremas payudaranya yang baru saja diperas. Tekanan Juan membuat vagina Nina menjadi panas seperti ditusuk-tusuk. “Aaakkhhh… ampuuunnn… iyaa.. iyaa… aku bawa… udaaahh… ooohhh… aaakkhhh” teriak Nina yang tiba-tiba orgasme dan tubuhnya melemas. Juan melepas pelukannya lalu Nina kembali jatuh ke lantai. “Bagus, awas kalo kamu macam-macam ! Kalo gagal kamu akan merasakan akibatnya. Bawa juga dua cewek itu. Pakaikan seragam kita.” ujar Juan dengan tatapan dingin.
Jono dan Warman kemudian menggiring Nina, Dea dan Sasa ke sebuah ruangan khusus lalu mereka bertiga dipakaikan baju kurung dan cadar berwarna hitam. Mereka bertiga kemudian dibawa keluar oleh Jono menggunakan mobil menuju ke rumah Ussiy. “Untuk kamu, bawa tiga gadis yang kita rampok kemarin kesini.” Ujar Juan kepada Warman. Dengan sigap Warman berangkat untuk menarik Shirin, Darin dan Ria. Sebuah rencana besar dari kelompok penjahat terkuat akan dimulai. Siapa yang mampu menghentikannya ?
Setelah lama ane libur, ane mau kembali nulis disini.
Ane gabisa janji update rutin karena kesibukan RL.
Sebelum masuk cerita, ane kasih pembuka dulu...
Prolog
Sudah dua minggu berlalu setelah perampokan berujung pemerkosaan terjadi di rumah Ria. Sejak kejadian itu, kehidupan Ria sedikit berubah. Ia jadi lebih sering mengurung diri di kamar jika selesai vlog atau selesai membuat video dengan kakaknya. Bukan karena trauma, tetapi karena vagina Ria sering merasa gatal di jam-jam tertentu dan membuatnya ingin bermasturbasi. Ditambah lagi, tanda aneh berupa kupu-kupu berwarna hitam di pahanya juga sering berdenyut dan membuat vaginanya semakin sensitif. Ria memilih untuk menyembunyikan tanda ini dari kakaknya agar tidak ditanyai yang aneh-aneh. Sementara itu, Shirin dan Darin juga merasakan hal yang sama dengan Ria. Vagina mereka jadi lebih mudah becek sejak tato kupu-kupu hitam itu muncul di bagian paha mereka. “Kak, ini kok gabisa ilang sih. Sshhh… aaahh…” keluh Darin sambil menggosok-gosok tato tersebut. Namun semakin digosok, semakin sensitif pula vaginanya sehingga beberapa kali Darin mengeluarkan desahan. “Iya nih. Udah disabunin juga ga ilang. Nnggghh… Eehh aku… keluaarr.. aaaakkhhh…” Shirin tiba-tiba orgasme saat berusaha menggosok tato itu. “Loh, kak Shirin ? kok bisa …” Darin terkejut melihat kakaknya terkulai di bathtub sambil mengatur nafasnya. “Sebaiknya, kita jangan melakukan apapun dengan tanda itu. Salah-salah kita bisa berabe nanti.” ujar Shirin.
“Bagaimana reaksi dari obat itu ?” Juan menghampiri Warman yang sedang sibuk di laboratorium markas mereka. “Sepertinya obat yang kita tanamkan sudah bereaksi ke dua kakak beradik itu.” ujar Warman sambil memperlihatkan sebuah device yang memperlihatkan data Shirin dan Darin serta gelombang berwarna merah yang berarti reaksi maksimal. “Bagaimana yang satu lagi ?” tanya Juan sambil melihat-lihat. “Masih tidak terlalu. Namun, ia sudah di level kuning. Sebentar lagi ia akan jadi bahan bakar kita. Bos tenang saja, kelompok Veiled Sins sebentar lagi akan menguasai para gadis dan menguasai dunia.” ujar Warman sambil menyeringai. Sementara di ruangan lain, tiga orang wanita sedang terikat di sebuah meja khusus yang terpasang di sebelah sebuah mesin besar. Vagina ketiga wanita itu dimasukkan sejenis selang yang mengarah ke mesin tersebut. Lalu payudara mereka juga dipasang sejenis alat penyedot. Sementara itu, mulut mereka juga dipasang sejenis selang yang tidak terlihat akan berujung kemana. Jono sedang mengawasi mesin tersebut sambil sesekali mengelus-elus paha dan perut rata wanita-wanita itu. Kemudian Jono menekan sebuah tombol di dekat seorang wanita lalu alat penyedot di payudaranya aktif meremas payudara wanita itu dan menyedot susunya. Wanita itu berteriak sambil meronta namun mulutnya yang tersumpal selang tidak mampu berbuat apa-apa. “Percuma saja teriak. Hahaha…” tawa Jono membuat wanita itu mengeluarkan air mata. “Kamu gausah sedih. Anakmu juga dapat susu dari kamu kok hehe.” Ujar Jono sambil memperlihatkan sebuah video kloningan wanita tersebut sedang menyusui anak dari wanita itu.
Setelah menyedot susu dari wanita yang diketahui adalah personel Noura bernama Nina Septiani, Jono juga menyalakan tombol lain lalu selang yang menancap di vagina kedua wanita lainnya bergerak maju mundur sambil mengeluarkan getaran. “Enak kan neng cantik ? Kembaran kalian juga sedang shooting sama kembaran senior kamu itu.” ujar Jono sambil mengelus pipi Dea Hanara dan Sasa yang pasrah vaginanya dijadikan alat produksi bahan bakar mesin itu. Selang beberapa menit, Dea dan Sasa orgasme lalu cairan vagina mereka keluar melalui selang yang dialirkan mengarah ke mesin tersebut. Tubuh kedua wanita itu kemudian lemas lalu berkeringat dingin. “Era panel surya dan bahan bakar fosil akan berakhir. Sebentar lagi, cukup dengan cairan memek dan susu kalian salah satu penemuan tercanggih akan lahir. Setelah itu, tidak akan ada yang bisa menghalangi kita !” ujar Jono sambil teriak.
Setelah puas bermain-main dengan mereka, Juan dan Warman datang membawa sebuah alat suntik. Dengan kasar Warman menyuntikkan cairan hitam ke tubuh Nina lalu ke Dea dan Sasa. Ketiga wanita itu tidak mampu berbuat banyak dan pasrah untuk disuntik. Beberapa menit setelah disuntik, tanda kupu-kupu hitam itu kemudian muncul di bagian pinggul ketiga wanita itu. “Subjek sudah selesai diekstrak bos. Selanjutnya bagaimana ?” ujar Jono sambil memberi laporan ke Warman. “Kita sedot terus sampe mampus lah. Toh kloningan mereka juga sudah kita keluarkan jadi tidak akan ada masalah.” ujar Warman santai. Juan kemudian menghampiri Nina lalu ia lepaskan alat pengunci di tubuhnya. Setelah alat itu terlepas, tubuh Nina terjatuh kelantai dengan keadaan telanjang hanya mengenakan hijab putih sisa acara konser beberapa hari yang lalu. Dengan kasar Juan menarik tangan Nina lalu ia peluk dari belakang sambil membisikkan sesuatu. “Kamu bawa teman kamu si Ussiy itu kesini.” bisik Juan. “Tidak ! Aku tidak mau !” teriak Nina. “Oh begitu.” Juan kemudian menekan-nekan tato kupu-kupu hitam dengan kasar sambil tangan satunya meremas payudaranya yang baru saja diperas. Tekanan Juan membuat vagina Nina menjadi panas seperti ditusuk-tusuk. “Aaakkhhh… ampuuunnn… iyaa.. iyaa… aku bawa… udaaahh… ooohhh… aaakkhhh” teriak Nina yang tiba-tiba orgasme dan tubuhnya melemas. Juan melepas pelukannya lalu Nina kembali jatuh ke lantai. “Bagus, awas kalo kamu macam-macam ! Kalo gagal kamu akan merasakan akibatnya. Bawa juga dua cewek itu. Pakaikan seragam kita.” ujar Juan dengan tatapan dingin.
Jono dan Warman kemudian menggiring Nina, Dea dan Sasa ke sebuah ruangan khusus lalu mereka bertiga dipakaikan baju kurung dan cadar berwarna hitam. Mereka bertiga kemudian dibawa keluar oleh Jono menggunakan mobil menuju ke rumah Ussiy. “Untuk kamu, bawa tiga gadis yang kita rampok kemarin kesini.” Ujar Juan kepada Warman. Dengan sigap Warman berangkat untuk menarik Shirin, Darin dan Ria. Sebuah rencana besar dari kelompok penjahat terkuat akan dimulai. Siapa yang mampu menghentikannya ?