Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A little perfect life

yah ga rame ya...

part 4 POV Rudi.

Aku berjongkok di toilet dengan kontol ereksi penuh. Sudah setengah jam berlalu sejak aku bermandikan air dingin di bawah pancuran air shower namun kontolku tidak juga mengkerut. Dan yang lebih penting itu terjadi karena aku tidak bisa melupakan siluet bulat pucat dengan ujung berwarna merah muda yang basah entah oleh keringat atau air hujan. Saat membayangkannya tanganku tiba-tiba mengingat Sensasi lembut dan kenyal yang membuat pemiliknya mengejang ketika aku tidak sengaja mengelap ujung merah muda itu.

“Arggghhhh!” teriakku dari dalam kamar mandi.

Setelah langit agak terang aku barulah aku beranjak keluar dari kamar mandi. Dengan hanya berbalut handuk di pinggangku aku menuju kamarku dan berhenti tepat di depan pintu. Wajahku pasti amat jelek saat ini karena tanganku bergetar saat akan membuka pintu. Terjadi dilema hati tak berkesudahan untuk memutuskan masuk atau tidak.

“Udah masuk aja... kalo perlu remes lagi....” ucap sosok bayanganku tiba-tiba saja muncul dalam pakaian berwarna mereah dan dua tanduk kerbau di kepalanya.

“jangan... maen pelan bro... usap-usap dikit kalo ga bangun ...sikat! Ekse segera!” Sahut sosok lain berwarna putih nampak di kepalanya mengenakan lampu neon yang mungkin hanya 14 watt.

Setelah itu lalu keduanya bertengkar sampai kepalaku pusing dibuatnya. Karenaya aku tidak ingin menuruti saran mereka berdua. Akhirnya aku hanya mengendurkan ikatan handuk di pinggangku dan mulai bergerak masuk untuk mengambil baju. Terlihatlah Renata yang saat itu sudahkuganti bajunya dengan kaus besar dan celana training sekolahku. Ia nampak tertidur lelap dengan kompres handuk di kepalanya. Wajahnya terlihat amat cantik membuat kontolku mulai menegang, membuat handukku akhirnya jatuh ke lantai kamar. Tapi melihat wajahnya yang polos, aku tidak berani berbuat lebih jauh. Lagipula kontolku sudah tiduran lagi. Mungkin ia lelah keluar tujuh kali di kamar mandi.

Setelah berganti baju, Aku lalu berjalan keluar untuk membelikan bubur ayam untuknya. Dengan mengendarai sepeda aku menuju luar komplek dimana ada tukang bubur langgananku yang buburnya sangat enak. Pulangnya aku berputar menuju apotek 24 jam untuk membeli obat untuk cewek satu ini. Aku ingin sekali membeli caps dalam kotak kecil kembang-kembang berwarna seperti permen yang dipajang di samping kasir. Sayangnya, aku belum mendapatkan KTP dan sudah pasti tidak akan bisa membelinya, kecuali mungkin jika aku mau dilaporkan tetanggaku.

“Anti biotik dan obat flu. ada lagi dek?” tanya mbak-mbak apotek

“obat perangsang kalo ada mbak” gumamku hanya di dalam hati sambil menggeleng.

Lalu aku pun berbalik dan melangkah pergi. Tapi, tepat ketika aku berbalik, mabk-mabk apotek itu berkata lagi degnan suara datar.

“kalo viagra ada dek, ga usah pake KTP”



PS: maaf kalo mungkin nanti, POV ga di tulis lagi, supaya biar kesannya misteri.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ayo dilanjut hu, biar malem minggunya jomblo gak ngenes2 amat
 
Part 5

“huff huff huff”

Nafasku terengah-engah setelah lelah menggenjot selama lima belas menit. Selangkanganku terasa perih karena tidak sengaja kontol kesayanganku menabrak jok sepeda saat aku tergelincir karena terburu-buru kabur dari apotek. Dengan wajah berkerut aku naik ke lantai dua sambil memegangi otongku dari balik celana.

“krekk”

Saat aku membuka pintu kamarku, aku mendapati Rena sudah duduk di pinggir tempat tidur sambil memegangi bingkai foto dari meja belajarku. Terlihat tubuhnya sudah basah kuyup bermandikan keringat lagi sehingga siluet dadanya tercetak jelas dari balik bajuku itu. Renata terlihat sangat menggoda terutama dengan pandangan matanya yang sayu dan puting yang membayang. Aku tiba-tiba bisa membayangkan seluruh tubuhnya tembus pandang.

“Ru-rudi...” ucapnya pelan melihatku.

Sepertinya ia mengetahui bahwa aku baru saja berpikir kotor tentangnya, sebab kini wajahnya sudah bersemu merah melihatku. Ia terlihat malu-malu dan mulai memejamkan mata seakan menungguku melakukan sesuatu. Apalagi seiring aku berjalan mendekati meja belajarku, nafasnya mulai bergerak tidak teratur. Namun aku hanya bergerak mengambil kotak p3k dari meja belajar itu dan mulai berjalan keluar tanpa berkata apapun kepadanya. Lagipula aku tidak tahu candaan apa lagi yang akan dibuatnya kalau aku menanggapinya. Aku tidak ingin terjebak dengan permainannya.

Aku lalu duduk di lantai dengan tidak mengenakan celana. Kurasakan sensasi dingin ubin membuatku sedikit menggigil. Otongku terlihat sangat memerah akibat kecelakaan barusan. Dan kini membutuhkan perawatan di tangan-tangan ahli dan baluran beta****. Sedikit perih namun cukup dingin juga.

Lalu pintu kamarku membuka disambut sebuah suara yang berteriak panik.

“eh? Ru-rudi kenapa?”

Namun bukannya aku menjawab. Aku malah melompat untuk segera mengambil bantal diatas sofa dan bergerak menutupi kontolku. Sialnya resleting bantal itu menusuk otogku yang memerah. dan membuatku reflek melemparnya bantal itu jauh-jauh. Sehingga Renata dapat melihat keseluruhan kontolku,kurasa...

Renata pun dengan mata membelalak dan wajahnya memerah dengan cepat. Ia lalu berlari berbalik menuju kamarku dan membanting pintu kamarku.

“eh tu-tunggu!” teriakku serba salah.

“bam!”

Pintu kamarku pun terbanting dengan keras. Melihat ekspresinya, aku mendadak takut demamnya naik lagi setelah melihat otong kebanggaanku ini. Mendadak aku teringat mimpi tadi pagi. Apakah ini pertanda?


karena emang barusan pendek banget bonus deh semoga menikmati.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd