Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A little perfect life

Bimabet
Menarik cuma masih bingung sama pembatasan timelinenya haha
 
Menarik cuma masih bingung sama pembatasan timelinenya haha
Aku bingung om :sendiri:

iya nubi juga agak bingung jadinya. ga tau mau ngetik apa... pengen ubah pake warna tapi bingung caranya gimana. atau kalo mau ngikut pake cara suhu @downhill ane malah belum abis baca cerita-ceritanya dan masih agak bingun pemakaian tanda *** oOo dan ---- hahaha. maaf suhu DH kalo ke mention.
 
iya nubi juga agak bingung jadinya. ga tau mau ngetik apa... pengen ubah pake warna tapi bingung caranya gimana. atau kalo mau ngikut pake cara suhu @downhill ane malah belum abis baca cerita-ceritanya dan masih agak bingun pemakaian tanda *** oOo dan ---- hahaha. maaf suhu DH kalo ke mention.
Naaahh kalo di salah satu cerita suhu DH kayaknya udh diberi penjelasan diprolog, kalo pembaca menemukan "tanda ini" berarti ganti pov, kalo menemukan "tanda itu" artinya cerita dibawahnya itu flashback/beda timeline.. Yabegitulah
#cmiiw
 
Coba buat ceritanya pake single pov sama akur maju aja buat permulaan. Nggak usah diperumit. Jadi bingung sendiri kan.

Nggak usah terlalu meniru teknis tanda baca seperti suhu2 senior. Cerita mereka enak dibaca bukan karena tanda baca seperti itu. Tapi karena alurnya yang rapi dan sistematis + mereka udah piawai dalam pemilihan kata.
Semangat hu.
Contoh cerita masih aktif yang ane ikutin dg memakai single pov alur maju dan gampang dimengerti: ceritanya suhu RB. Eins99. Meguriaufutari.
 
Coba buat ceritanya pake single pov sama akur maju aja buat permulaan. Nggak usah diperumit. Jadi bingung sendiri kan.

Nggak usah terlalu meniru teknis tanda baca seperti suhu2 senior. Cerita mereka enak dibaca bukan karena tanda baca seperti itu. Tapi karena alurnya yang rapi dan sistematis + mereka udah piawai dalam pemilihan kata.
Semangat hu.
Contoh cerita masih aktif yang ane ikutin dg memakai single pov alur maju dan gampang dimengerti: ceritanya suhu RB. Eins99. Meguriaufutari.
latihan suhu hahaha, kalo nubi sendiri cerita model begini yang emang suka nubi baca hahaha. makanya mau di ukur seberapa alus bisa nubi ganti ke alur yang pembaca mau. kalo yang satu lagi kebalikannya dari alur yang simpel mengarah ke alur yang rumit. :mabuk:

Btw makasih suhu sarannya. kalo ada salah-salah kata nubi mohon ampun:ampun::ampun::ampun::ampun:
 
“Tu-tunggu!” teriak Renata.

“Apa lagi?” jawab seorang preman dengan wajah galak.

“Re-rena mau pup...” jawab Renata malu-malu.

“tahan dulu! Kita lagi mau seneng-seneng ini!”

“ta-tapi Rena... ga bisa nahan... anus Rena....” jawab Rena menggaruk kepalanya.

“Eh masa ga bisa ditahan? Sana cari krikil nih taman pasti punya banyak kriki!“ seru preman botak itu marah.

Namun sebelum Renata melanjutkan jawabannya salah seorang preman lainnya sudah memukul kepala preman botak ini sambil memakinya.

“bletak!”

“Lo begonya ga ketulungan! Tuh cewek pantatnya udah jebol! Mana bisa dia nahan tai! ”

“oh iya-iya...” jawab preman botak sambil mengelus-ngelus kepalanya yang licin seperti pantat bayi.

“Udeh lo pergi lo sono jauh-jauh...” seru preman yang memukul si botak mengibas-ngibaskan tangannya.

“ta-takut se-sendirian...” jawab Rena sambil meliuk-liukkan pantatnya

Kegiatan Renata mulai membuat yang membuat otong para preman yang berjumlah sepuluh orang ini mulai bergerak naik. Dan mulai berpikir mesum kepadanya.

“Botak lo temenin! Kita garap empat cewek lainnya duluan.”

“Eh kok gitu?” sahut si botak tidak setuju.

“Udeh sono! Lo bedua!” maki beberapa orang lainnya terlihat kesal karena kebawelan dua orang lainnya yang membuat foreplay mereka pada tiga cewek lainnya berjalan tidak khidmat.

Terlihat Ratih, Dewi Giska yang sudah dibugili seperti vani dan Renata, mulai dikerubungi sepuluh lelaki yang bergerak menjamah tubuhnya. Terlihat Dewi paling binal diantara mereka membuat gerakan-gerakan erotis sambil mengedutkan memeknya ataupun menepuk kedua pantatnya seakan memanggil-manggil kontol-kontol lain mendekatinya. Dari tindakannya ia nampak sudah sangat haus kontol sehingga ingin mengambil jatah kontol-kontol yang diperuntukan untuk Giska ataupun Ratih.

“shhh i-ini aku ada susunya lho ”suara Dewi memeras keras dadanya sehingga susunya jatuh beberapa tetes keatas rumput taman itu.

“eh neng? Sayang tuh susu... sini abang bantu abisin...” seru beberepa preman meninggalkan Giska dan Ratih sehingga keduanya hanya melayani satu orang saja.

Namun sebelum Ratih dan Giska bertindak lebih jauh, melayani salah seorang preman lebih jauh Dewi kembali berteriak dengan menggoda.

“Mas- aku mau mandi peju... mandiin aku dengan peju kalian...” sahut Dew sambil memlintir klentitnya yang sudah membesar sambil mengocok laing peranakannya yang juga sudah menteskan cairan.

“shhhh... ngapain pake dua cewek itu?mmmphh apa kalian yakin bisa muasin aku?” lanjut Dewi sambil menggigit bibir bawahnya.

Beberapa preman sudah mulai tergoda dan mulai menyodorkan kontol-kontol mereka kepada Dewi yang dengan sigap mulai mengulumnya satu-persatu. Beberapa orang yang tadinya terlihat ragu juga mulai memuaskan kontolnya dengan tangannya sendiri sambil menonton live show yang jarang-jarang terjadi ini. Dewi hampir saja klimaks kalau saja dua sekawan preman bawel tidak rempong dan menahan tubuh Dewi bertindak lebih lanjut dan menapar pipinya.

“plakkk”.

“lo mau supaya dua temen lo bisa bebas?” tanya preman yang bawel itu.

“enak aja lo pikir bisa ngibulin gw? Eh temennya nih cewek! Lo bedua nungging sekarang! Sementara lo cewek yang pura-pura horni! Lo musti joget kaya kaya biduan hibur kita betiga nih dua lonteyang dari udah nikmatin indahnya dijebol rame-rame!” ucap mereka menujuk kebelakang.

“Eh?”

Namun Vani dan Renata tidak terlihat dimanapun.

***

“hosh-hosh”

Vani dan Renata sudah berlari cukup jauh melewati jalanan besar dan sebentar lagi sampai menuju rumah Rudi. Sayangnya, Dua preman bawel sudah berlari mengejar mereka yang lebih kencang dari sebelumnya.

“kalau aja tadi gw ga masturbasi di sekolah ” sesal Vani dengan wajah merem melek.

“Enggak kak... enggak...” sahut Renata juga degan dengan wajah kelelahan.

“Tunggu!” teriak dua preman bawel itu semakin dekat.

“kak kita start jongkok!”

Ucap Renata sambil menjatuhkan tubuhnya.

“Eh?”

Lalu vani pun mengkuti Renata dan muali menungging seprti posisi star jongkok.

“Siap, bersedia...” seru Renata membaeri aba-aba.

“kobel!” seru Renata memasukkan tiga jarinya kedalam memeknay yang masih kering sehingga kemudian memek Renata mulai longgar dan basah oleh cairan pelumasnya.

“Eh? kobel?”

Vani yang sudah hampir melompat kembali berjongkok dan mengikuti arah Renata sambil terus mengocok memeknya sendiri. Belakangan Vani merasa keenakan sendiri dan larut dalam kocokannya.

Akhinrya dua preman itu sudah berhasil mengejar vani dan terlihat bengong melihat keduanya larut dalam birahi.

“kita apain nih dro?”

“tau Don... gw juga bingung”

Tapi meski bingung pria botak itu lalu membuka celan panjang, pendek dan celana dalamnya sekaligus sehingga orang-orang bisa melihat hutan tebal di selangkangan pria botak itu dengan sebuah penis yang bengkok dengan urat-urat yang terlihat gagah. Dan melihat temannya yang botak sduah membuka celana rekannya kemudian jga turut serta membantu,

“Ëh dn tungguin gw!” seurnya langsung meloloskan celananya. Da hanya sebuah celana.

“Ëh gila lu ndro! Ga pake daleman !”

“lu yang ribet udah tau mau pesta ama cewek muda baju lapis tiga!” sahut rekan si botak sambil kembali memukuk kepalanya.

“GO!” teriak Renata kemudian.

Namun rupanya hanya Renata yang berlari karena Vani sudah berbaring rebahan keasyikan dengan kegiatan masturbasinya.

“Kak vani!” teriak Renata sudah agak jauh.

“Eh?” seru tiga orang di belakang Renata kaget.

“ kok lo udah di sana?” lanjut Vani kaget sambil terus mengocok kontolnya.

“Ahh ... cepet kesini!” seru Renata panik dan tidak sabar.

Namun sebelum sempat vani berdiri dua orang mesum sudah menangkapnya dan mulai memaksa memasukkan kontol-kontol mereka ke mulut vani yang mungil.

“eh don! gw duluan!”

***

Rudi terlihat terpojok dengan sebuah pukulan yang hampir menghantam kepalanya.

“Trang!” bunyi pukulan yang meleset mengenai tiang listrik.

“huff huff”

“ga buruk, tapi ga cukup! ” seru seorang laki-laki yang tidak lain adalah Aryo pacar Vani ketua preman sekolah.

“mending lo sekarang kasih tahu dimana lo nyembunyiin vani! dan gw anggap lo ga ada urusan sama gw!”

“Harusnya-harusnya gw yang tanya! dimana Dewi sekarang?” seru Rudi dengan nafas tidak beraturan.

“Lo emang ban item! Tapi kalo soal berantem lo Cuma krupuk melempem!”

Begitu Aryo berkata seperti itu tiba-tiba Aryo melompat dan melancarkan tendangan berputar yang meluncur ke arah perut Rudi. Jelas stamina Aryo berada di atas Rudi meski tekhnik keduanya seimbang

“Bukk!”

Rudi berhasil menahannya!

Sayangnya, karena Rudi melakukannya sambil melompat, tubuhnya terlempar sampai menabrak kawat berduri pagar tetangga. Rudi roboh dan kesultian melepaskan dirinya dari lilitan kawat itu

“Lo udah kalah...”

“dangw tarik omongan gw! kemampuan lo buruk banget” seru Aryo dingin pada Rudi.

Rudi akhirnya memaksakan dirinya sampai akhirnya lepas dari kaitan kawat itu. namun rasa sakit yang menjalar dii punggung dan bahunya membuatnya jatuh menungging diatas aspal. Rupanya darah segar mengalir dari tempat-tempat yang terasa perih itu.

“Harus cari celah...” ucap Rudi dengan sinar mata tidak menyerah.

Akhirnya Rudi melancarkan jurus rahasianya. Sebuah serangancepat yang kini diarahkannya ke lutut Aryo. Sayangnya, karena kelelahan, Aryo mampu melihat gerakan serangan tiba-tiba itu . Sehingga rudi hanya menghantam udara kosong lalu lagi-lagi jatuh tersungkur di atas tanah.

“menyerah saja!” serang Aryo mengarahkannya tendangannya ke arah tenggorokan Aryo.

"Duing-duing"

Tiba-tiba sebuah serangan datang dari arah lain. bukan dari bunyi-bunyian yang dibuat pemilik serangan itu namun lebih kepada efek visual yang entah bagaimana mengalihkan pandangan aryo dan membuat selangakngannya bergerak naik.

“Duing-duing-duing”

Dua bukit kembar yang bergoyang naik turun ke kana dan ke kiri terus mengurangi fokus Aryo dan membuat tendangan keduanya tertahan dan bergeser.

“uhhh” Aryo merasakan otongnya mulai menekan celananya.

namun Rupanya Rudi sudah menunggu kesempatan itu. Ia melompat dan menyundul selangkangan Aryo dan membuat keduanya terjatuh bertindihan dan mulai saling mengunci.

“Berhenti!” seru suara peimilik dua bukit kembar yang tidak lain adalah Renata.

“Anj**** tuh toked mengkel banget!” batin Aryo kagum sambil mencoba mencekik leher Rudi.

padahal Aryo sendiri selama petualangan cintanya sudah sudah sering melihat dan menjamah berbagai macam bentuk toked tentunya termasuk toked dengan bengtuk seperti itu.

"Dari pada kalian berantem cepetan tolongin gw!"

"Eh?"

“ Dewi! Kak vani! Ratih sama Giska semuanya lagi- lagi pada di perkosa di taman!” seru Renata dengan memek yang berkilat basah.

“Apa?”

Aryo tidak lagi mengunci tubuh Rudi dan bergerak mendorong tubuh pria itu yang kini sudah setengah lemas itu.Dan mulai berlari ke arah posisi Renata datang.

"Eh lonte tunjukin jalan!" perintah Aryo pada Renata sambil mencoba menyenggol puting susu yang menonjol sebesar tutup odol itu.

Namun tiba-tiba dua buah motor melaju dan berhenti didepan ketiga siswa SMA ini dan menghalangi perjalanan mereka.

"Ga kena!" batin Aryo kesal.
***

Terlihat dua motor itu bersisi empat orang dimana para penumpangnya adalah dua orang siswa SMA dan dua orang lainnya adalah satpam yang dikenali Rudi sebagai satapam komplek ini.

“Firza! Bono? Kalian ngapain? Bapak-bapak ko terluka?” seru Rudi kaget

Namun sebelum salah seorang dari keempat pria ini menjawab pertanyaan Aryo, Bono dengan panik berkata kepada Rudi dan memohon dengan ekspresi penuh ketakutan.

“tolong rud! Bu Ine! Bu Ine di culik oleh petugas kebersihan sekolah yang baru!”

“Dia pergi dari rumah dengan bugil Rud! Gw takut!”

“Eh?”

Para Satpam, Rudi dan Aryo terkejut mendengarnya. meski juga tergoda mendengarnya, Apalagi ada wanita bugil dengan tubuh bagus di samping mereka.

“Apa?si-siapa?” teriak Rudi kaget

“Mang Dadang-” seru Renata tertahan.

“Dadang?” seru Rudi serius.

Rudi masih bisa mengingat ketika orang bernama Dadang mencoba memperkosa Renata padahal Rudi sedang tertidur dikamar Renata saat itu. Untungnya ia trauma dengan masakan Renata shingga ia meminum dan memakan makanan yang disajikan Renata yang ternyata sudah dicampur obat tidur dan perangsang.

"Rupanya mereka belum puas!” ucap Aryo memukul tinju ke tangannya.
namun sebuah tepukan mengenai bahu Aryo diiringi suara seorang pemuda yang tidak lain adalah Aryo.

“Yang paling penting kita selamatkan vani dulu! ”

“Dan juga Dewi!” sahut Aryo dengan wajah geram.

"Ayo tujukin jalan Renata..." uap Aryo sambil menyentil puting Renata hingga dadanya bergoyang-goyang.


***

Terlihat sepuluh orang sedang mengerubungi empat orang gadis dengan kemaluan mereka memenuhi setiap lubang-lubang ataupun tangan para gadis itu. terlihat Giska, Dewi dan vani sibuk digenjot oleh tiga orang sekaligus, Sementara Ratih yang beberapa saat lalu masih perawan sibuk melayani salah seorang preman yang terlihat paling senior. Seorang kakek-kakek yang sudah terlihat ompong mseki otot-otonya tetap terlihat kekar.

“neng tempik kamu manis...peret...”

“sakit mbah... sakit....”

“nikmatin aja... nih mbah isep-isep pentil kamu....”

Lalu pria tua itu menghisap pentil Ratih yang terlihat seperti belum pernah terjamah. Ia mulai memijat-mijat daerah bawah payudara Ratih dan mengelus-elus-nya sambil mengelitiki pinggang Ratih agar tubuhnya merasa rileks. Sedikit demi sedikit tubuh ang belum terjamah di ekplor ketat membuat memek Ratih yang awalnya kering mulai basah dan melancarkan kegiatan penetrasi kontol si mbah yang masih gagah ini.

“tahan ya...”

Namun sebelum si mbah bergerak menembus anus Ratih, sebuah sinar lampu mengagetkan ke empat belas orang itu dan membuat para wanita mulai berteriak seakan melihat harapan..

”honmlooorng” seru mereka dengan kontol dimulutnya.

Adegan selanjutnya tentu brutal dan kejam sementara itu silahkan nikmati gambar dibawah ini.



***



Setelah menghabisi sembilan orang, kini Aryo dan Rudi hanya tinggal berhadapan dengan pria tua yang dari tadi sibuk menyetubuhi Ratih. Namun Ratih yang sudah beberapa minggu ikut-ikutan menginap di rumah Rudi masih terus digerayangi kakek tua itu tanpa ada tanda-tanda akan dilepaskan. namun melihat seluruh rekan-rekannya sudah kelah kakek ini lalu akhirnya melepaskan Ratih dan malah bersiap menghadapi Aryo, Rudi dan dau orang satpam sendirian. Terlihat ia tidak takut dan memandang meremehkan. Jadilah Ratih meras khawatir dan akhirnya menangis berjongkok tanpa tanpa terlihat ingin meyembunyikan memeknya yang berdarah dan mulai sedikit membuka. Untungnya tidak terlihat cairan berwana putih pekat diantara cairan-cairan membanjit di bawah kakinya.

“tunggu sebentar, mbah betulin celana dulu” ucapnya menaikkan celana pendek yang lebih mirip celana anak-anak pencak silat.

Aryo danRudi yang terbiasa berduel nampak setia meunggu kakek itu. Namun tidak dengan dua orang satpam yang dibawa Firza dan Bono, sudah tidak sabar mencoba meringkusnya. Sayangnya dalam satu serangan mereka telah dilumpuhkan dan kini terbaring tidak sadarkan diri. padahal kakek itu belum sempat membereskan pakaiannya.

“payah banget!” seru Firza kecewa.

“iya gw kecewa nih...” jawab Bono sibuk menyelimuti cewek-cewek bugil yang telah berhasil mereka lepaskan sambil sesekali mencoba mengambil kesempatan menjamah dada cewek-cewek yang pernah jadi idola sekolah itu.

Keduanya tidak punya bakat berkelahi sehingga hanya membantu menyembuhkan gadis-gadis yang baru saja diperkosa ini.

“jancuk jangan sentuh cewek-cewek gw!” seru Rudi pada Bono dengan muka marah.

“Ëh? Eh? so-sorry rud... Gi-giska ga kan ya?”

Rudi hanya diam tidak menjawab membuat Bono tersenyum girang.

“hehehe...”

Sementara Giska yang sudah teler mulai dijamah Bono dan Firza yang kentang pas di rumah Bu Ine, Aryo, Rudi dan Renata menatap kakek-kakek itu dengan tatapan dingin. Atau mungkin pandangan itu dapat diartikan sebagai rasa takut.

Namun lagi-lagi sebuah tepukan mendarat pada bahu Rudi membuat pandangannya teralih kepada Aryo yang dengan senyum terkembang berakta,

“mau maju bersama?”

“...”

“Kuanggap iya” jawab Aryo mulai berlari maju bersama Rudi.

Keduanya lalu meliuk-liuk kesana kemari menghindari dan menangkis serangan-serangan yang terus saja menusuk mencoba menyerang dagu dan perutnya. Sementara kedau orang ini sibuk menghindar, kakek itu tidak ambil pusing dan menerima semua serangan dua orang jagoan kita ini sambil tertawa ataupun menangis. Terlihat semua serangan kedua lelaki yang punya tekhnik berkelahi ini sama sekali tidak berarti dihadapan kakek itu.

“bukk”

Tiba-tiba saja stu serangan berhasil mengani Aryo yang membuatnya tersungkur dan terlontar sejauh beberapa meter. kelihatan ia kesulitan untuk bangkit dengan darah mengalir dari pinggir bibirnya meski tidak sampai jatuh ke tanah. Sepertinya Rudi harus menghadapi kakek tua itu sendirian

“Bisa tahan berapa lama lagi rud? Kita tahan sampai anak-anak dateng.”

“...”

“huh. Diam ya?”

“Agak kesal juga kalo begini, hanya melawan satu kakek-kakek peyot saja...” ucap Aryo tiba-tiba setengah tersenyum,.

namun Aryo tidak terlihat peduli. Aryo lalu berjalan mendekati salah satu ranting pohoj dan mencabutnya. Kemudian tanpa menncabut daun-daunnya Aryo kemudian menggunakan ranting itu seperti pedang.

“Mari kita ulangi kek...” seru Rudi dengan baju yang penuh darah.

***

Sebuah musik khas anime, mengalun ditelinga orang-orang saat Rudi dan kakek tua mulai bertarung kembali. Walau Rudi sudah memakai tangkai daun sebagai pedang, tetap saja kakek itu mampu menghindari seleurh serangan ayunan yang terkesan asal-asalan meniru gerakan-gerakan film-film yang pernah di tontonnya.

Terlihat Aryo mengernyitkan dahinya menatap kedua orang itu bertarung. Jelas ia merasa Rudi terlalu banyak menonton film sehingga otaknya menjadi sedikit tidak waras. Apalagi gerakan Rudi lebih berantakan dari sebelumnya.

“Apakah ini siasat?”

Namun berbeda dengan Aryo yang nampak bingung, Renata nampak tidak bergeming menatap setiap gerakan Rudi. Ia memperhatikan baik-baik sabetan samping dan tusukan khas permainan anggar yang rudi mainkan membuat Renata berdecak kagum dan menambah kecintaanya kepada pacarnya itu yang ia miliki setengah belahan hatinya. Sementara setengah raugnya memang masih tersisa untuk Dewi yang sudah menjadi perjanjian ketiganya saat Mereka bertiga melakukan percintaan bersama beberapa minggu ini sebelum Ratih ikut-ikutan menginap di rumah mereka.

“tu-tunggu!”

Renata lalu terpikir sebuah ide yang mungkin bisa membantu Rudi. Ia lalu berlari mengelilingi taman sambil merentangkan selimutnya dan memasukkan dedaunan dalam bselimut yang menjadi penutu tubuhnya itu. Setelah terkumpul cukup banyak ia mulai mengambil pucuk daun yang menurutnya lebih mudah diputuskan dan berlari kearah Rudi dan kakek tua itu.

“Äku ga tahu apa yang kau pikirkan, tapi mengentoti mereka sudah jadi tugasku hari ini.”

“Apa?” sahut Rudi tidak mendengar.

“Bon! Fir matiin dulu tuh hape napa! Bunyi terus itu!” lanjut Rudi berteriak pada dua orang yang sedang sibuk mengenjot Giska.

Terlihat toked wanita cantik itu yang kini rambutnya tergerai menutupi mukanya tidak mampu menyembunyikan siluet toke bulat sempurna yang bergoyang-goyang mangayung-ayun seiring gerakan hentakan-hentakn dua orang pemuda yang sibuk dengan kenikmatannya sendiri.

“Gis uggh makan nih peju gw .. peju gw...”

“Kmaphreeet jangan sembur di dhalemm.. gw abisn loooo” sahut Firza yang kebagian mulut Giska saja,

“Sudah memangnya telepon suara anime itu menganggu? ”

“banget!”

“setidaknya lebih bagus dari pertarungan kalian...”

“Eh?”

“Bukk” kali ini Rudi lah yang tersungkur karena lengah.

“ughhh ”

“upss”

Namun tiba-tiba Renata sudah berlari ke depan dan menghadang kakek itu menuju dua orang pemuda yang nampak tidak bisa bergerak banyak itu,

“Aku lawanmu...”

***

Rudi, Renata, Firza dan Bono meluncur menuju rumah Ibu Reva yang tidak lain adalah mama kandung Renata. Dari intelejen si kampret (bukan nama sebenarnya) Bu Ine dan Ibu Reva sudah dan masih diperkosa sepanjang malam. Dan sepertinya itu dilakukan dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Karena kedau guru itu nampak mengenakan pakaian yang nampak menyakiti daerah-daerah sensitif mereka.

“uggh kira-kira gitu....” seru Bono menikmati kocokan Renata pada kontolnya.

“mati lo ******!” maki Rudi dengan suara lemas.

“hehehe kan gw yang ngalahin tuh kakek-kakek boleh dong bales jasa.”

Rudi yang hanya terbalut perban tidak menjawab walau sesekali menggerutu kepada cowok bodoh di kelasnya itu.

“uhhh kok Renata mau sih? Lagian Kok tuh anak kentut bisa ngalahin tuh kakek-kakek? hhhh” batinAryo ngedumel.

Namunsaat mereka sampai telepon dengan suara khas lagu-lagu anime yang tadi terdengar selama pertempuran aryo kembali terdengar. Namun kali karena pemilinya sedang sibuk mengendarai motor, Rudi menggantikan Firza mengangkatnya.

“Halo Ren?” ucap Rudi pada telepon.

Sementara itu Rudi terkejut melihat ke atas mendapati asap hitam membayangi arah perjalan mereka.

“za! Firza! Lo dimana? rumah-! rumah bu reva kebakaran....” sahut suara dari telepon itu panik

***

Setahun setelah kejadian itu,

Terlihat seorang lelaki berbadan hitam mendatangi tiga sosok tubuh yang tengah tertidur dengan tertutup selimut tebal. Satu diantara orang yang tengah tertidur itu tidak lain adalah Vani yang wajahnya sudah terlihat dewasa dengan sedikit bekas riasan, sementara dua orang lainnya adalah Renata dan juga Dewi yang terlihat damai memeluk sebuah guling yang sama seakan-akan guling itu adalah cinta sejatinya.

Setelah cukup dekat, Lelaki itu dengan buas memandangi ketiga wajah cantik ini. matanya menjelajah setiap jengkal lekuk telinga, hidung kelopak mata sebelum bergerak mengenggam selimut itu dan mengangkatnya pelan-pelan.

“hhh” suara Vani yang tiba-tiba saja bergerak.

Satu kakinya hampir saja menendang kemaluan lelaki itu yang kini sudah tegang sepenuhnya. Membuat lelaki itu mengeluarkan suara tertahan yang hampir saja membuat jantungnya copot.

Namun rupanya tendangan itu rupanya tidak memiliki tujuan jahat. Akibat serangan asal itu, betis Vani kini menongol sepenuhnya memperlihatkan kaki dengan urat-urat halus beserta sebelah tubuhnya, termasuk toked yang tidak terbungkus apapun lagi. Tubuhnya sudah setengah keluar dari tempat tidur membuat lelaki ini mulai ingin bergerak menjamah tubuh wanita itu dan menuntaskan peju-pejunya ke tubuh wanita itu.

Sialnya, akibat ulah Vani, Dewi dan Renata mulai terbangun. Dengan menggeliat membuat selimutnya tersingkap dan memperlihatkan siluet kaus dan juga tanktop yang tidak dilapisi pakaian dalam. Puting mereka yang menonjol membuat lelaki itu yang sudah berulang kali melihatnya tetap gagal fokus dan muali bergerak menyapa mereka.

“Wi!, Ren! Nih isepin dong!” ujar lelaki itu mengacungkan kontolnya di depan kedua wanita itu.

Kedua wanita ini terkejut dengan manuver lelaki itu yang terkesan seenaknya. Namun diantara keduanya Dewilah yang pernah berkomentar tentang itu.

“Ih apaan sih lo Bon...” seru Dewi terlihat tidak senang.



“Ga kurang apa semalem?” lanjut Dewi marah.

“Eh? waktu itu siapa yang hampir mati dipukulin kakek-kakek ya?”

“Siapa juga yang akhinyra setuju buat gw ngentotin lo-lo semua?”

“ugghhh” jawab kedua wanita ini merengut.

“Awas kalo Rudi udah dateng....” balas Renata pelan.

“Rudi juga ga bisa apa-apa” sahut lelaki itu yang tidak lain adalah Bono sambil mencubit puting Renata yang hanya tertutup tanktop hijau.

“Aduh...” seru Renata meringis.

Melihat Renata meringis Dewi segera mendorong tubuh Bono rebah hingga terjatuh. Sayangnya karena tangan Bono masih menjepit pentil Renata, wanita itu juga ikut jatuh bersama Bono sambil meringis kesakitan

“Booon!” teriak Renata panjang.

Jadilah Renata kini jatuh menimpa Bono, degnan kepala terjepit di sela paha Bono. Melihat Renata sudah ada dekat dengan kontolnya Bono segera menggeser puting Renata dan membuat mulut Renata tepat di depan kontolnya.

“Ren!” panggil Bono menampar-namparkan kontolnya pada hidung Renata.

Meski saudha dicuci semalaman tadi, rupanya kontol itu masih saja bau amis dan membuat Renata mengerut dan berkata.

“Apaan nih? Manggil gitu aja? Minta gw gigit?”

“enggak... lo tau lah... gw udah hampir telat nih... cepetan!”

Untung saja Renata sudah terbiasa emlakukannya dengan muka iseng ia mulai menghisap kontol Bono yang sepanjang 16cm itu membuat Bono mengelinjang kenikmatan.

“Ren! Uuuh mulut lo bang*** kontol gw aduh semalem ga begini!”

“anj**** tahan! Gw musti tahan!”

Lalu Bono pun meracau dengan berisik membuat Dewi secara tidak sadar melihat ke arah boks bayi kosong disampingnya. Sebelum akhirnya ia menarik nafas panjang, dan segera melompat dari tempat tidur.

“Bon lo berisik bener! Makan nih!”

Dewi lalu membuka celananya lalu mengangkani mulut Bono dengan memeknya. Bono pun gelagapan dan berhenti berteriak. Lidahnya tidak lagi menurutinya untuk mengucap sumpah serapah, dan lebih memilih menjilat memek terawat milik ibu satu anak ini.

“”mmmhh tambah jago aja lo Bon!” seru Dewei muali meremas dadanya dari balik luar baju kaus kebesaran, kaus yang sama dengan yang dikenakan Renata pada hari mereka pertama berbicara satu sama lain.

Tnapa sadar Dewi yang bermaksud mengerjai Bono, perlahan mulai lupa tujuannya. Ia muali mengangkat selangkanganya naik turun, bergerak menggesek memek dan klentitnya pada hidung Bono yang pesek.

“Ruuudd...oughh... hhhhh....” desah Dewi mulai heboh mengangkat kausnya ke atas.

“slrurppp slurrrppp” suara hisapan mulai menggema seiring cairan yang membanjir dari memek Dewi yang terhisap oleh mulut Bono

”Ihhh wi! Susah nih ngisepnya!” maki Renata tiba-tiba.

Namundewi tidak menjawab dan bergerak mundur menabarak Renata hingga Renata jatuh terjungkal. Renata kaget dan nyaris marah-marah kalau saja Dewi dengan tubuh berkeringat bergerak membuka memeknya dan mengepaskannya kepada kontol yang masih mengacung tegak.

“E-entot gu-gue Bon-” ucap Dewi dengan wajah memerah.

“hehehehe....” tawa Bono.

Namun sebelum Bono menenggelamkan selurh kontolnya kedalam tubuh cewek mungil ini, sebuah tapak kaki tiba-tiba menutupi pandangannya.

“Eh?”

“grekkk”

Tanpa ampun kaki itu menginjaknya Dan membuat Bono menjerit sambil menghentak-hentakkan pantatnya.

“Eh Kampret! gara-gara lo gw sama Dewi musti nunggu tiga bulan lagi ini, supaya menang atas hak asuh Chandra!”

Namu Bono tidak menjawab dan terlihat sibuk menahan pinggang Dewi, sementara pantatnya terus bergerak heboh bergerak naik turun membuat Dewi mulai merem melek merasakan kontol mengobok-obok memknya lagi setelah dua bulan lebih tidak di jamah.

[TAMAT]
 
:ampun::ampun::ampun::ampun: mohon maaf atas kekurangan nubi mungkin dalam karya lain akan diperbaiki kekurangan nubi
 
"“ kok lo udah di sana?” lanjut Vani kaget sambil terus mengocok kontolnya."
serius ane bingung ama kalimat ini suhu..
jd vani itu cowok?
jd bono suaminya dewi?
hm anyway mgkn kedepannya suhu bisa lbh dbuat smooth alur dan kerangkanya...
 
Terakhir diubah:
Makasih hu ceritanya.
Jujur ane gk nangkep cerita suhu ini. Bingung lbh tepatnya.hehe.
Perbanyak lht cerita suhu2 lain dsni. d tnggu krya selanjutnya, smga lbh baik slnjtnya.
 
maaf iya nubi udah ngerasa susah juga ngeperbaikin sana sininya jadi langsung posting draft yang ada di laptop aja, maaf kalo jadi bingung. langsung dalam beberapa part terakhirnya. soalnya ada sekitar 90 halaman word pusing rapihinnya:sendiri::sendiri::sendiri:

maf suhu kalo jadi bingung:ampun::ampun::ampun::ampun:.
 
Gk pa2 namany jg belajar, jgn kapok bikin cerita lg hu.
 
Gk pa2 namany jg belajar, jgn kapok bikin cerita lg hu.
paling kapok bikin kaya novel hu hahaha, setting karakternya kompleks sih. kaya misalnya Aryo kan pinter sama rajin, kenapa dia ga dibully temen sekolahnya :huh::huh:. Kenapa Renata banyak ketiduran di kelas padahal di ruamh Rudi seger-seger aja:huh::huh:. Atau kenapa part tujuh susah banget mau nyebut nama:sayonara::tabok:. Atau kenapa bu Ine mau ngajar di sekolah yang katanya rusak itu.
 
Bimabet
hehehehe....
selamat atas tamatnya suhu....
btw,emang bikin novel ama cerpen beda suhu....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd