marcopolo86
Adik Semprot
- Daftar
- 16 Jul 2022
- Post
- 107
- Like diterima
- 1.295
Sebuah insiden perampokan bersenjata siang itu telah terjadi. Sekawanan rampok menyatroni sebuah Bank Swasta yang teretak di wilayah Jakarta Selatan. Insiden tersebut membawa pengalaman traumatik bagi Alvin Wijaya (55), seorang pengusaha asal Kalimantan. Siang itu ia bersama istrinya Stefany (38) berada dalam bank tersebut untuk sebuah transaksi keuangan perusahaan mereka.
Suasana bank cukup ramai, bersama para nasabah lainnya Koh Alvin dan Ci Fany mengantri menunggu layanan kasir. Tiga kasir bank sibuk melayani nasabah, satu persatu.
Lima orang lelaki perbusana serba hitam ditutup jaket kulit hitam tiba-tiba masuk ke ruang tunggu dan langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan sebuah laras panjang.
“Jangan ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala kalian akan pecah,” teriak seorang lelaki yang memimpin.
Ini perampokan, pikir Alvin. Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Alvin mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua.
Kawanan rampok itu kemudian menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke lantai dua.
Alvin dan enam nasabah dilantai dua tak berkutik ditodong senjata, mulut mereka ditempel lakban, sementara para nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.
Kawanan rampok mengikat para nasabah. Ada yang tiga menjadi satu, ada yang dua menjadi satu, dan semua mulut mereka ditempel lakban.
Dari balkon lantai dua, Alvin bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak melihat Fany istrinya.
Seorang perampok menjaga di pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.
Dua kawanan rampok naik ke lantai dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong pistol.
Alvin mencoba bergeser ke ujung balkon, ia mencari Fany. Alvin lega, ternyata Fany berada di sebuah lorong sempit menuju toilet. Alvin meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki gemuk, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam.
Tubuh Fany dan satpam itu terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada. Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban.
Dalam suasana tegang itu, Alvin melihat satpam dan Fany terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.
Perampokan berjalan hampir satu jam, sampai akhirnya kawanan rampok berhasil kabur membawa jarahannya. Alvin bersyukur, Fany dan satpam bank akhirnya terlepas dari ikatan. Si satpam kemudian membantu nasabah lainnya sementara Fany membuka ikatan Alvin.
“Untung kita nggak diapa-apakan ya ma..,” kata Alvin merangkul istrinya. Mereka pun kemudian pulang.
Suasana bank cukup ramai, bersama para nasabah lainnya Koh Alvin dan Ci Fany mengantri menunggu layanan kasir. Tiga kasir bank sibuk melayani nasabah, satu persatu.
Lima orang lelaki perbusana serba hitam ditutup jaket kulit hitam tiba-tiba masuk ke ruang tunggu dan langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan sebuah laras panjang.
“Jangan ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala kalian akan pecah,” teriak seorang lelaki yang memimpin.
Ini perampokan, pikir Alvin. Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Alvin mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua.
Kawanan rampok itu kemudian menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke lantai dua.
Alvin dan enam nasabah dilantai dua tak berkutik ditodong senjata, mulut mereka ditempel lakban, sementara para nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.
Kawanan rampok mengikat para nasabah. Ada yang tiga menjadi satu, ada yang dua menjadi satu, dan semua mulut mereka ditempel lakban.
Dari balkon lantai dua, Alvin bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak melihat Fany istrinya.
Seorang perampok menjaga di pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.
Dua kawanan rampok naik ke lantai dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong pistol.
Alvin mencoba bergeser ke ujung balkon, ia mencari Fany. Alvin lega, ternyata Fany berada di sebuah lorong sempit menuju toilet. Alvin meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki gemuk, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam.
Tubuh Fany dan satpam itu terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada. Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban.
Dalam suasana tegang itu, Alvin melihat satpam dan Fany terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.
Perampokan berjalan hampir satu jam, sampai akhirnya kawanan rampok berhasil kabur membawa jarahannya. Alvin bersyukur, Fany dan satpam bank akhirnya terlepas dari ikatan. Si satpam kemudian membantu nasabah lainnya sementara Fany membuka ikatan Alvin.
“Untung kita nggak diapa-apakan ya ma..,” kata Alvin merangkul istrinya. Mereka pun kemudian pulang.
Gila, ngimpi apa ane ngalamani kejadian kayak gini. Perkenalkan, nama ane Boby Gunawan. Umur ane saat ini 30 tahun. Dan bekerja sebagai seorang petugas satuan keamanan alias Satpam. Belum genap sebulan ane ditempatkan di sini eh udah mengalami pengalaman yang bisa dibilang hampir merenggut nyawa ane. Tapi gimana lagi itu bagian dari resiko kerjaan ane. Gimana pun ane harus bertahan. Zaman sekarang nyari kerjaan susah bro.
Ane menghabiskan waktu 7 tahun jadi mahasiswa kuliah jurusan hukum. Dan apa yang ane dapat setelah 7 tahun itu? Hanya selembar ijazah Sarjana Hukum yang sekarang hanya menjadi pajangan di kamar rumah kontrakan ane. Covid membuat ane susah mencari kerja. Waktu itu suhu-suhu tau sendiri lah, jangankan iklan lowongan kerja yang ada perusahaan pada merumahkan atau melakukan PHK karyawan-karyawannya.
Dua tahun lebih ane nganggur dan cuma cari makan serabutan jadi ojek online atau jadi calo. Tekanan hidup terasa makin berat apalagi saat itu ane udah nikah dan punya anak satu. Saking beratnya beban hidup, bini ane saat itu sampe kerja di sebuah tempat Spa alias Panti Pijat.
Tau sendiri lah Hu, bini kerja di Panti Pijat banyak makan ati. Aseli! Apalagi bini ane itu type wanita yang semok denok demplon. Tapi ya mau gimana lagi? Bini ane cuma lulusan SMA. Cuma dengan modal muka lumayan, kulit mulus dan body yahud itulah dia bisa dapet kerjaan.
Tapi ya semua ada jalannya Hu. Semua sudah diguratkan dalam guratan takdir Yang Kuasa. Seperti yang Pak Ustad bilang, rejeki itu ada rejeki yang emang udah jadi takaran kita, ada rejeki yang karena usaha kita, ada rejeki yang karena ketaatan dan kesabaran kita, ada rejeki yang gak disangka-sangka.
Jadi Satpam ini adalah jalan rejeki yang gak disangka-sangka. Siapa yang nyangka juga kuliah hukum berakhir jadi Satpam? Wkwkwkwkk. Tapi ya begitulah hidup. Kini ane udah dua tahun jadi Satpam. Ane bergabung di sebuah perusahaan yang menyediakan jasa keamanan. Lumayan kliennya banyak, jadi ane gak perlu khawatir kalo misal kontrak di salah satu klienya habis. Karena kalo pun ane gak kepake dan gk diperpanjang di situ, ane akan ditempatkan di kliennya yang lain.
Kejadian seperti tadi anggaplah riak kecil dari semua kejadian yang menurut takdir memang harus menimpa ane. Ane yakin Tuhan tak akan memberi cobaam di luar batas kemampuan ane. Ane harus bertahan demi keluarge kecil ane. Demi istri dan kedua anak laki-laki ane.
DISCLAIMER :Ane menghabiskan waktu 7 tahun jadi mahasiswa kuliah jurusan hukum. Dan apa yang ane dapat setelah 7 tahun itu? Hanya selembar ijazah Sarjana Hukum yang sekarang hanya menjadi pajangan di kamar rumah kontrakan ane. Covid membuat ane susah mencari kerja. Waktu itu suhu-suhu tau sendiri lah, jangankan iklan lowongan kerja yang ada perusahaan pada merumahkan atau melakukan PHK karyawan-karyawannya.
Dua tahun lebih ane nganggur dan cuma cari makan serabutan jadi ojek online atau jadi calo. Tekanan hidup terasa makin berat apalagi saat itu ane udah nikah dan punya anak satu. Saking beratnya beban hidup, bini ane saat itu sampe kerja di sebuah tempat Spa alias Panti Pijat.
Tau sendiri lah Hu, bini kerja di Panti Pijat banyak makan ati. Aseli! Apalagi bini ane itu type wanita yang semok denok demplon. Tapi ya mau gimana lagi? Bini ane cuma lulusan SMA. Cuma dengan modal muka lumayan, kulit mulus dan body yahud itulah dia bisa dapet kerjaan.
Tapi ya semua ada jalannya Hu. Semua sudah diguratkan dalam guratan takdir Yang Kuasa. Seperti yang Pak Ustad bilang, rejeki itu ada rejeki yang emang udah jadi takaran kita, ada rejeki yang karena usaha kita, ada rejeki yang karena ketaatan dan kesabaran kita, ada rejeki yang gak disangka-sangka.
Jadi Satpam ini adalah jalan rejeki yang gak disangka-sangka. Siapa yang nyangka juga kuliah hukum berakhir jadi Satpam? Wkwkwkwkk. Tapi ya begitulah hidup. Kini ane udah dua tahun jadi Satpam. Ane bergabung di sebuah perusahaan yang menyediakan jasa keamanan. Lumayan kliennya banyak, jadi ane gak perlu khawatir kalo misal kontrak di salah satu klienya habis. Karena kalo pun ane gak kepake dan gk diperpanjang di situ, ane akan ditempatkan di kliennya yang lain.
Kejadian seperti tadi anggaplah riak kecil dari semua kejadian yang menurut takdir memang harus menimpa ane. Ane yakin Tuhan tak akan memberi cobaam di luar batas kemampuan ane. Ane harus bertahan demi keluarge kecil ane. Demi istri dan kedua anak laki-laki ane.
Semua kisah yang ada dalam cerita ini adalah fiktif. Rangkaian kisah dalam cerita ini terinspirasi atau bisa dibilang "copas edit" dari cerita-cerita yang sudah ada. Jadi jika ada persamaan tokoh, tempat, jalan cerita dan yang lainnya dengan cerita yang sudah ada harap maklum saja. Pun jika ada persamaan tokoh, tempat dan jalan cerita dengan yang ada di dunia nyata hanya kebetulan semata. Sama sekali tidak ada maksud menyinggung, menghina apalagi SARA dll. Sebatas hanya untuk hiburan semata.
Sebelumnya saya ucapkan beribu-ribu terimakasih pada suhu-suhu yang telah menginspirasi cerita saya. Mohon kritok dan sarannya.
Terimakasih
INDEX CERITA
1. Koh Alvin dan Ci Fani
2. Musibah Membawa Nikmat
3. Titik Balik
4. Stella Staff HRD part I
5. Stella Staff HRD part II
Sebelumnya saya ucapkan beribu-ribu terimakasih pada suhu-suhu yang telah menginspirasi cerita saya. Mohon kritok dan sarannya.
Terimakasih
INDEX CERITA
1. Koh Alvin dan Ci Fani
2. Musibah Membawa Nikmat
3. Titik Balik
4. Stella Staff HRD part I
5. Stella Staff HRD part II
Terakhir diubah: