Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

-Breathless-

"Aaaaaakkkk" itu teriakan atau apa gan?
Ane jadi bingung bacanya karna tiap dialog bnyak amat "aaaaaakkkk"-nya. Waktu shiba sama luv dimobil atau shiba sama ayah tom kenapa harus ada "aaaaaaakkk"nya? Kalau wktu mama risa dibunuh okelah ane paham.
:hammer:

Ah iya.. Makasih om koreksinya.

Maaf ya maaf. :bata: :ampun:
 
Tom sedang melihat matahari yang akan tenggelam dari jendela kamar tempat dia di rawat di rumah sakit. Dia tersenyum melihat turunnya matahari sore yang membawa warna yang begitu indah untuk senja hari ini.

"Aku ingin hidup lebih lama lagi."

...
...
...
...
...​

Di tempat lain, Sena dan Risa sedang bersama di sebuah taman tempat mereka bermain saat kecil. Mereka yang baru saja kehilangan orang tua mereka. Sena dan Risa sangat terkejut saat melihat apa yang terjadi saat itu. Baru saja mereka ingin bangkit dari masa lalu, tapi kejadian yang tragis kembali lagi menimpa mereka.

Tapi kali ini mereka berdua tetap memutuskan untuk melanjutkan hidup mereka tanpa ketakutan lagi, mereka ingin berjalan dengan senyuman seperti yang Tom katakan.

"Hmm.. Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Sena memulai pembicaraan.

"Eeenngg, aku tidak tau." Ucap Risa.

"Hehehe.. Aku ingin kau menakutiku lagi." Balas Sena tersenyum.

"Haaaa..? Uh, kau tidak merasa sedih?" Tanya Risa yang bingung melihat sikap Sena.

"Hehehe.." Sena kembali tersenyum. "Mereka sudah mati, kematiannya memang menyedihkan, tapi..."

"Tapi apa?"

"Hmm.. Tidak.. Mungkin apa yang dikatakan Tom benar. Bertahan bersama masa lalu akan memberikan kita kematian dengan cara yang menyakitkan." Jelas Sena.

"Ya.. Mungkin."

"Risa.." Tiba-tiba Sena mendekati Risa dan memeluknya. Risa terkejut, namun membalas pelukan Sena dan tersenyum. Senyum yang indah dari pelukan mereka berdua. Pelukan mereka menutup senja hari itu dengan sangat indah.

"Mulai saat ini.. Marilah kembali melanjutkan janji kita." Ucap Sena yang dibalas senyum oleh Risa.


#6 HARAPAN



Tom sedang berada di kamarnya. Dia berdiri menatap ke arah kalender kecil di dinding kamarnya. Di lihatnya tanda merah bertuliskan angka 12.

Di depan pintu, Shiba berdiri memandangi Tom. Mereka baru saja berdebat tentang kelangsungan hidup Tom, dimana esok adalah hari terakhirnya.

"Tom.." Ucap Shiba pelan.

Tom tersenyum menatap Shiba. Kini dia berjalan mendekati jendela kamarnya dan menatap bulan yang begitu terang malam itu.

"Nah. Aku akan pergi." Ucap Tom setelah menatap bulan sebentar dari jendela kamarnya.

"Eh.. Kau mau kemana?" Tanya Shiba.

"Kau tau dimana tempat terakhirku, Paman. Jadi.." Ucap Tom terhenti setelah mendekati Shiba. Shiba melihat wajah Tom yang begitu tenang menghadapi kematiannya.

"Terima kasih untuk semuanya... Nah, Selamat Tinggal." Tom pun pergi meninggalkan Shiba. Air matanya mulai turun, Tom menangis.

"Tom.." Ucap Shiba setelah melihat Tom berlalu meninggalkannya.


-Hari Terakhir-


Pagi-pagi sekali Luv, Sena dan Risa telah berada di rumah Tom. Mereka hanya mendapati keberadaan Shiba yang sedang menangis. Sepanjang malam Shiba hanya terpaku di depan kamar Tom. Terus dan terus menangisi Tom. Kembali ia merasa gagal seperti saat itu. Saat dimana orang tua Tom pergi.

"Paman.." Teriak Luv, Sena dan Risa setelah melihat Shiba.

Saat mereka sudah mendekati Shiba dan Sena mulai memegang pundak Shiba. Shiba menoleh melihat mereka bertiga dengan wajah tuanya yang pucat dan dibanjiri air mata.

"Apa yang terjadi Paman?" Tanya Luv Panik.

"Tom.." Ucap Shiba pelan sesunggukan.

"Tom kemana?" Tanya Risa yang melihat tidak adanya keberadaan Tom di pagi itu.

"Apa yang terjadi?" Ucap Sena pada Shiba.

"Paman kenapa? Paman!!" Luv mulai semakin gelisah.

Shiba terus menatap mereka tanpa memberikan jawaban. Dia hanya terus menangis, membuat mereka bertiga semakin bingung melihat keadaan Shiba. Tiba-tiba Shiba pingsan.

"Paman.. Paman..!"

"Kzzz..."

Diangkat tubuh Shiba oleh Sena dan ditidurkan di ranjang kamar Tom. Risa melihat kalender di dinding kamar Tom, dan baru ia menyadari kalau ini hari terakhir Tom. Luv pun tampak semakin gelisah setelah melihat sebuah kaset di meja kecil yang berada di samping tempat tidur Tom.

"Ini.." Ucap Luv seraya mengambil kaset itu.

"Pesan dari Tom?" Tanya Sena.

"Sepertinya." Jawab Luv. "Aku putar." Lanjutnya.

"Ya.." Jawab Risa dan Sena bersamaan.

Luv pun memasukkan kaset itu ke sebuah tape kecil yang juga berada di meja itu.

"Hallo Semuanya... Aku tau kalian bertiga akan menemuiku. Tapi maaf, aku sudah pergi. Tidak.. Tidak.. Tepatnya aku sudah mati, ya.. Aku sudah mati saat kalian membaca ini. Hey.. Hey.. Tersenyumlah. Aku tidak ingin ada air mata sedikitpun saat kalian mendengarnya. Lihat, aku berbicara dengan sedikit menghibur? Aaaaaaree.. Sepertinya tidak lucu ya? Huh.. Baiklah.

Mmmmhh.. Aku tidak pandai meninggalkan pesan, jadi.. Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada kalian. Terima kasih telah berusaha membantuku.

Untuk Luv. Kau selalu cantik sejak pertama aku melihatmu menangis. Ingatkan? Sampai sekarang pun kau masih sangat cantik. Hmm.. Selamanya. Kecantikanmu akan selalu kuingat. Selalu. Aku menyayangimu.

Sena dan Risa. Waaaaahh!! Selamat, dugaanku benar. Kalian itu memang pasangan yang cocok. Aku tau pasti Sena sudah memelukmu Risa, atau bahkan menciummu. Hehehe.. Selamat ya. Kalian telah kembali lagi seperti masa kecil kalian. Perjuangkanlah janji kalian.

Aku tidak bisa berbicara banyak. Tapi bolehkan aku meminta sesuatu dari kalian? Tidak banyak. Aku hanya ingin kalian menjaga paman untukku. Itu saja, karena bagiku. Paman adalah segalanya. Aaaaaaaaakkkk, aku menangis. Hmm.. Baiklah, itu saja. Sekali lagi terima kasih. Selamat tinggal."

Mereka bertiga menangis mendengarnya. Sena terlihat geram dengan kelakuan Tom yang dengan seenaknya berbicara seperti itu seolah-olah dia tidak akan mati. Tapi Sena lebih kesal pada dirinya sendiri, setelah menyadari apa yang dia lakukan selama ini.

"Anak itu.. Kzzzzzzzzz.."

Risa terlihat sedang menenangkan Luv yang semakin rapuh setelah mendengar pesan itu. Risa juga menyadari bahwa saat ini dia juga sedang rapuh. Tapi dia teringat sikap Tom yang selalu terlihat kuat kapanpun. Dia ingat lagi senyuman hangat Tom setiap Tom membantunya. Senyuman hangat seperti matahari.

Tangisan Luv membawanya kembali ke masa lalu. Masa dimana Tom datang dan memberikan suatu ketenangan baginya. Tom selalu membawanya tersenyum setiap saat, sampai dia bisa menjadi seperti sekarang. Menjadi wanita yang selalu ceria.

Kini sang nafas telah hilang, tak ada lagi harapan yang terlihat. Mereka bertiga akan mencari dimana Tom berada sekarang. Mereka yakin, jika matahari belum tenggelam, Tom masih hidup dan akan memberikan mereka senyuman terakhir.

Shiba telah sadar. Dia melihat Luv, Sena dan Risa yang tampak menyedihkan. "Kalian.." Ucapnya pelan.

"Paman.." Balas mereka bertiga setelah melihat Shiba telah sadar.

Sementara itu Tom sedang berada di sebuah tempat. Tempat dimana kedua orang tuanya di istirahatkan. Ini adalah kali pertama Tom mengunjungi makam kedua orang tuanya itu. Selama ini Tom berada jauh dari makam kedua orang tuanya. Shiba membawanya pergi ke suatu tempat tempat dia tumbuh dewasa. Tapi saat kematiannya sudah semakin dekat. Dia mengajak Shiba untuk kembali ke kota tempat kedua orang tuanya di makamkan.

"Aku ingin berada disana paman. Aku ingin mati dengan memeluk mereka." Ucap Tom pada Shiba.

"Aku mengerti. Aku akan mengurus semuanya." Jawab Shiba.

"Terima kasih Paman." Balas Tom.

Hanya itulah keinginan terakhir Tom. Dimana dia akan mati dengan tenang jika berada di makam kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu.. Lihat, aku datang." Ucap Tom. "Aku datang mengunjungi kalian untuk yang pertama kali dan terakhir. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan kalian di surga sana." Lanjutnya dengan tangisan yang memilukan.

Kini Tom bersimpuh pada kedua nisan orang tuanya. Dia terus menangis menjelang akhir hidupnya yang dia rasa telah semakin dekat. Dia menatap ke langit, disana dia seperti melihat wajah kedua orang tuanya yang tampak sedang tersenyum.







Matahari siang ini tampak begitu terang dan memberikan sebuah kehangatan. Rasa panas seolah sama sekali tidak terasa saat itu. Sena, Risa, Luv dan Shiba sedang dalam perjalanan menuju tempat Tom berada sekarang.

Tak terasa perjalanan mereka telah sampai di tujuan. Mereka berempat segera berlari menuju Tom. Saat mereka sudah melihat Tom dari kejauhan. Shiba segera menghentikan mereka bertiga.

"Stop!!" Ucap Shiba.

Mereka bertiga menatap Shiba. "Ada apa paman?" Ucap mereka bertiga.

"Biarkan.." Ucap Shiba. "Biarkan dia sendiri. Aku mohon." Shiba menangis kembali.

"Tapi.." Ucap Luv.

"Aku mohon."

Tom sudah mulai merasakan kematian. Dia mulai mengeram kesakitan di kepalanya. Dia pegang erat-erat kepalanya itu. Tom semakin merintih kesakitan. "Sudah dekat. Ayah, ibu." Rintih Tom.

"Uuuugghhhhh.. Cepatlah.. Aaaaaaarrrrggghhh!!" Rintih Tom lagi. Tom melihat kebelakang, pandangannya sudah semakin kabur. Matanya perlahan-lahan mulai semakin turun. Sesaat sebelum matanya tertutup seluruhnya, Tom sempat tersenyum melihat kearah Paman dan teman-temannya itu.

"Tom!!" Teriak Luv yang melihat keadaan Tom.

Tubuh Tom ambruk di atas makam kedua orang tuanya. Dia telah meninggal sesuai dengan keinginan terakhirnya. Senyumnya terus tersungging di bibirnya. Senyum terakhir dari Tom.


###06###



-5 Tahun Kemudian-


Sena dan Risa dan seorang anak kecil laki-laki tengah berdoa di makam Tom.

"Aku tidak mengerti mengapa saat itu terjadi. Kehadirannya menyadarkan kami akan suatu kebenaran. Dan Tom memang benar. Masa depan itu indah. Aku dan Sena telah menepati janji kami di masa kecil. Tidak terasa lima tahun telah berlalu, kami berdua telah menikah dan kami sangat bahagia. Oh iya, kenalkan, anak kecil ini adalah anak kami berdua, Namanya Tom. Sama sepertimu."


Shiba bertemu dengan Sena, Risa dan anaknya setelah mereka berdoa di makam Tom.

"Kalian habis menengoknya?" Tanya Shiba.

"Haaa.." Jawab Sena.

"Terima kasih.." Ucap Shiba. "Eeehh, anak kalian?"

Sena dan Risa tersenyum. "Hehehe.. Ya, anak kami." Balas Risa. "Tom namanya." Lanjut Sena.


"Aku percaya, aku dapat menghindar dari ketakutan ini dan aku dapat hidup nyaman suatu hari nanti. Tapi mimpi hanyalah mimpi dan takdir adalah takdir."




==END==
 
:huh:
kok udah tamat yea :aduh:
padahal bisa lebih di eksplor lagi :galau:
tapi apapun itu, selamat atas prefix tamat nya cerita ini :jempol:
di tunggu karya selanjutnya :bye:
 
Wah.dah tamaaat..:D
Bagus suhu..tp sad ending :hua:
 
Terakhir diubah:
Huaaaaaaa....:hua:
Kenapa... Kenapa tamaatt.....
 
tamat?? :mati:

om tega bener!! :galak:
kenapa cepet bener tamatnya?!! :hua:
tapi selamat deh atas prefix TAMAT nya :shakehand:
:beer:

n berhubung ini udah tamat.. berarti giliran yg lovesick n the dieary yg dilanjutin.. :pandajahat: :pandaketawa:
 
tamatttt??? :takut:

kok tamat sih? :galau: cerita Tom ama Luvnya kurang banyaaaaak :fiuh:

tapi.... yah.... memilukan juga.... :fiuh: kasian Tom kalo dibiarkan menderita terlalu lama :fiuh:

anyway, yang pas di 5 taun kemudiannya juga cerita ttg Luv ko ga ada? gimana nasibnya brada? :huh:

Aaaaaaakkkkkk.. :tidak:

Gini om Diaz, gini.. Hmm, :bingung:

Nasib Luv masih mencari cinta sejatinya om Diaz. Tapi dia bahagia kok. :kangen:

Kalo Tom.. Ya begitulah nasibnya. :fiuh:

Eh, btw makasih om Diaz. :sayang:
 
Terakhir diubah:
:huh:
kok udah tamat yea :aduh:
padahal bisa lebih di eksplor lagi :galau:
tapi apapun itu, selamat atas prefix tamat nya cerita ini :jempol:
di tunggu karya selanjutnya :bye:

Maunya sih juga lebih panjang. :aduh:

Tapi dikontraknya cuma 6 episode :pandaketawa:

Makasih om ardi. :ampun:

Sip, akan kutunggu karya selanjutnya. #lah :bye:
 
tamat?? :mati:

om tega bener!! :galak:
kenapa cepet bener tamatnya?!! :hua:
tapi selamat deh atas prefix TAMAT nya :shakehand:
:beer:

n berhubung ini udah tamat.. berarti giliran yg lovesick n the dieary yg dilanjutin.. :pandajahat: :pandaketawa:

Terima kasih bang abon. :shakehand: :beer:

Heheh, maaf ya, tamatnya tiba-tiba. :takut:

Hmm.. Kalo Lovesick sih masih lanjut, kalo the dieary, keknya enggak deh hehe. :galau:
 

Sungguh ane dikejutkan dengan cerita ini sudah TAMAT sama seperti terkejutnya ketiga sahabat tom atas kepergianya...
:suhu:

:beer::beer:
Selamat buat ente brada dan ane ucapin Terimakasih, untuk selesainya cerita yang asyik ini
:tepuktangan::tepuktangan:
:tepuktangan::tepuktangan:
:pesta2::pesta2:
""
.
gini.. Hmm, :bingung:

Nasib Luv masih mencari cinta sejatinya om Diaz. Tapi dia bahagia kok. :kangen:
.

nyari Luv, brow?????
[/center][/i]


Luv Milania





niich... Doi habis makan 2 mangkuk mie instant
:pandaketawa:
:Peace::Peace:
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd