Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

-Breathless-

Tom .... inget kl ga update ... gw laporin KPI biar d larang tampil dan d ganti jd GGS gay gay serigala .. #ganyambung

Hooooyy!! Jangan bawa2 GGS. Nanti Digo marah lho. :galak:

Mendingan grepe-grepe Nayla aja yuk. :pandajahat:
 
Cuaca gelap menyelimuti kota. Hujan mulai turun sedikit demi sedikit. Di atap sekolah, Tom dan Sena sedang berhadapan. Mereka bertatapan. Dikejauhan, di pintu keluar atap. Risa berdiri melihat Tom dan Sena. Wajah pucatnya menatap heran melihat keberadaan Tom dan Sena. Kedua tangannya mengepal seperti orang yang sedang berdoa.

Gemuruh petir mulai terdengar, pancaran cahaya kilat seolah berada di tengah-tengah antara Tom dan Sena.

"DDDDUUUAAAARRRRRRRR!!" Hujan mulai turun dengan derasnya.
...
...
...
...
...​

#5 MARAH


Sebuah mobil sedan hitam melaju dengan lambat. Suasana hujan nampak di kota ini mengingatkan sesuatu untuk sang supir berkepala plontos yang tak lain adalah Paman Tom. Shiba namanya.

Shiba sedang bersama dengan Luv di dalam mobil. Dia terkejut saat pagi tadi Luv sudah berada di kediaman Tom. Luv saat itu ingin berangkat ke sekolah dengan Tom, namun sayang, Tom telah berangkat beberapa waktu lalu. Maka itulah Shiba yang melihat Luv sangat kecewa, memutuskan untuk mengantarnya ke sekolah.

"Huuuh!! Graaaauukkk.. Graaaauuukk!!" Luv dengan wajah kesalnya itu sedang memakan cemilan keripik kentang kesukaannya.

"Tom, hari ini menyebalkan!! Heeey, Paman. Kenapa Tom begitu sangat berubah?" Luv bertanya pada Shiba.

"Aaaaaakkkk.. Bukankah dia memang dari dulu seperti itu?" Jawab Shiba.

"Hmm.." Luv nampak berpikir. "Tidaaakk.. Tidaaaakk.. Tom berbeda sekarang. Buktinya..." Luv kembali berpikir. "Buktinya apa ya?" Gumamnya pelan.

"Hahahaha.. Apa buktinya, Luv?" Shiba tertawa melihat tingkah Luv.

"Naaaahh!! Buktinya dia kurang peduli lagi denganku." Suatu alasan yang kurang masuk akal yang di dengar oleh Shiba membuat Shiba tertawa.

"Hahahahahahah... Mungkin dia ada keperluan." Ucap Shiba menjelaskan.

"Mungkin, mungkin. Lalu kenapa Paman tertawa? Grraaauukkk.. Grraaauuukkk!!" Omel Luv seraya melahap rakus cemilannya itu.

"Aaaaaakk.. Aaaaannn... Hahahahahah.." Kembali Shiba tertawa.

"APANYA YANG LUCU, PAMAN!!"

"Haaaayy, haaaayyy.. Tidak, tidak."

"Huuuhh!!" Keluh Luv.

Melihat cuaca yang begitu gelap disertai hujan lebat. Shiba kembali teringat akan peristiwa 17 tahun lalu. Hari dimana Tom dilahirkan. Saat itu...


-17 tahun yang lalu.-


Sebuah mobil hitam, tengah berada di dalam tol yang saat itu masih belum ramai kendaraan. Langit yang gelap disertai hujan lebat dan juga kabut tebal menyelimuti perjalanan mobil hitam itu. Di dalam mobil itu tampak 3 orang lelaki sedang bersenda gurau. Sang supir yang berada di depan, dan dua orang berada di belakang. Kedua orang itu adalah Tuan Hisami, Ayah kandung Tom, dan Shiba, tangan kanan, sekaligus orang kepercayaan Tuan Hisami.

"Aaaaaaaaakkk.. Lebih cepat sedikit. Aku tidak sabar lagi." Ucap Tuan Hisami yang saat itu sangat terlihat gembira.

"Mmmhhh.. Apa nyonya..." Shiba bertanya.

"Ya, ya.. Istriku telah melahirkan seorang anak laki-laki. Aku bahagia sekali. Haha." Jawab Tuan Hisami penuh behagia.

"Aaaakk.. Kabar yang bahagia, Tuan. Aku turut berbahagia. Selamat."

"Ya, terima kasih, Shiba."

Mobil itupun mempercepat lajunya sesuai dengan kemauan Tuan Hisami. Saat itu mereka bertiga baru saja kembali dari luar kota setelah menyelesaikan suatu pekerjaan. Kini di dalam mobil, mereka semakin akrab bercanda. Tuan Hisami sangat bahagia dalam perjalanannya, sebentar lagi dia akan bertemu dengan anak pertamanya.

Namun...

Tanpa disadari, mobil itu menabrak sebuah Truk besar yang tiba-tiba berada di depannya. Jarak pandang yang pendek membuat si supir tidak menyadari keberadaan Truk itu. "Brrrruuaaaaakkkkk!!" Kabut tebal dan hujan lebat yang membuat jalanan licin itu membuat mobil mereka terlempar jauh melewati pembatas jalan.

Suasana tol yang sepi saat itu membuat orang-orang yang melewati tol itu tak menyadari kejadian naas tersebut. Hanya terdengar suara yang kencang. Namun kabut tebal yang menutupi menampakkan seperti tidak terjadi apa-apa saat itu.

Setelah tidak sadarkan diri beberapa saat, Shiba tersadar. Kepalanya terasa sakit, pandangan kabur, darah turun melalui keningnya. "Tuan.. Tuan Hisami." Dengan tenaga yang seadanya, Shiba berusaha mengeluarkan Tuan Hisami yang saat itu masih bernafas. Sedangkan si supir telah mati di tempat.

Dibawanya kedua orang itu menjauh dari mobil itu. Kembali dengan sisa tenaganya itu Shiba mencoba menggendong tubuh Tuan Hisami untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat. Tapi..
"Tidak, Shiba.. Tidak.. Uhhhuuukkk!!" Tuan Hisami sadar dan memuntahkan sedikit darah dari mulutnya. Keadaannya sangat parah.

"Kenapa Tuan? Aku akan mem......" Ucap Shiba kembali.

"Hentikaaan.. Jangan lakukan.. Aku sudah tidak kuat, Shiba." Ucap Tuan Hisami terbata-bata, menghentikan maksud Shiba yang ingin menyelematkannya.

"Uuuhhuuukk.. Aku sampai Shiba.. Uuuhhhuukk.. Tom, nnnamaa aaaaanakku. Tom. Tttttolong ya, Shiba." Tuan Hisami pun menutup matanya. Kebahagiaannya dibayar dengan kematian.

"Aaaaaaakkkkkkk!! Aaaaaaaaaakkkkkkkk!!" Shiba menangis dan berteriak sekencang-kencangnya.

Sesampainya Shiba dirumah sakit, dia kembali terkejut mendengar apa yang telah terjadi. Ibu kandung Tom meninggal beberapa saat setelah mengeluarkan Tom dari janinnya. Shiba kembali menangis. Hujan dan gemuruh membawa kedua orang yang sangat dia hargai. Kedua orang yang dia sayangi.

Sejak saat itulah, Shiba berjanji akan menyerahkan seluruh sisa hidupnya untuk menjaga Tom.


###05###



Di atap sekolah. Tom dan Sena masih saling berhadapan. Hujan lebat yang mengguyur mereka berdua saat itu tak mengubah posisi mereka sama sekali.

"Apa maumu, Tom?" Sena memulai pembicaraan.

"Maksudmu?" Tom menjawab dengan santai.

"Apa maksud dari semua ini?" Sena menunjukkan handphonenya yang berisikan pesan-pesan dari Tom.

"Hmm..."

"JAWAB!! KAU DALANGNYA, KAN?"

"Ya...."

Sena berlari mendekati Tom dan melayangkan tinjunya kearah pipi Tom. "Bbbbuuuuuukkkkk!!" Pukulan Sena dengan telak mendarat di pipi Tom. Membuat bibirnya mengeluarkan darah.

"Bbuuuuukkkkkkkk!!" Tom membalas pukulan Sena. Lebih telak. Pukulan Tom membuat Sena terlempar mundur dan terjatuh. "CCCPPPRRAAAATTTTT!!"

Tom membasuh darahnya yang mengalir. Dia mulai berjalan mendekati Sena.

"BODOOOH!! Lihat... Lihatlah!!" Tom membentak Sena seraya tangannya menunjuk ke arah Risa.

"Risa.." Lirih Sena, setelah melihat keberadaan Risa.

"APA KALIAN AKAN TERUS SEPERTI INI?, APA KALIAN TIDAK INGIN SEPERTI DULU!!" Bentak Tom kembali. Sena terkejut mendengar itu.

"Apa maksudmu?" Ucap Sena pelan.

Tom mengerang kesakitan. Tangannya mulai menggenggam kencang kepalanya. "Eeeeeerrrggghhh!! Eeeerrrggghh!!"

"Hoy!! Jawab!!" Sena yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan Tom seolah tidak peduli.

"Mata ini... Mata ini..." Rintih Tom, sebelum tubuhnya ambruk di atas genangan air.

...
...​
...​

"Marah.. Marahlah dengan keadaan kalian. Bencilah diri kalian, salahkanlah keadaan itu. Masa lalu hanya akan terus membodohimu. Lihat, buka kedua matamu dan lihatlah. Sinar terang masa depan ingin menyambut kalian yang hanyut terbawa masa lalu. Jika kalian ingin terus dengan keadaan seperti itu, lupakanlah masa depan kalian dan berjalanlah dengan masa lalumu. Para iblis akan senang menyambutmu seraya berkata. "Lihat, satu manusia bodoh akan mati dalam kegelapan."


Di lorong rumah sakit, Sena terdiam di bangku panjang yang ada di depan ruang operasi. Dia membaca isi pesan dari Tom, yang sebelumnya membuat dia sangat marah.

Risa berdiri bersandar pada dinding, dan berdoa memohon agar Tom diberkati keselamatan. Wajah pucatnya sangat menunjukan kesedihan. Raut-raut gelisah mulai nampak dari matanya.

Luv dan Shiba pun berada disana. Mereka berdua berada tepat di samping pintu operasi yang berwarna hijau itu. Di dalam pintu itu, para dokter tengah sibuk menangani keadaan Tom.

Sena berdiri dan berjalan menghampiri Shiba. "Ada apa dengannya, Paman?" Ucap Sena di depan Shiba.

"Siapa kau?" Shiba menolehkan wajahnya menghadap Sena.

"Temannya." Jawab Sena.

"Bohong!! Dia bukan temannya Tom, Paman." Tiba-tiba Luv membentak ucapan Sena.

"Mulai sekarang aku temannya." Ucap Sena menyeramkan dengan tatapan dinginnya itu. "Ceritakanlah tentang Tom." Lanjutnya kepada Shiba.

Shiba menatap Luv, seperti meminta persetujuan dari Luv yang menjawab terserah dengan isyarat.

"Baiklah.. Jika memang kau mengakui Tom sebagai temanmu. Lalu gadis itu?" Ucap Shiba kembali bertanya pada Sena seraya matanya menunjuk ke arah Risa.

"Aaaaannnooooo.. Aku teman sekelasnya." Risa menjawab dengan terbata-bata.

"Aaaaaaakkk.. Baiklah. Apa yang mau kau ketahui?" Kembali Shiba bertanya.

"Mata.. Sesaat sebelum pingsan, Tom..." Ucap Sena yang dimengerti dengan cepat oleh Shiba.

"Mata.. Aku mengerti. Aku akan menceritakannya." Ucap Shiba pelan. "Tom terlahir dengan penglihatan yang begitu menyiksanya dari kecil. Dari matanya itu, dia dapat melihat ketakutan seseorang di masa lalu." Shiba mulai menjelaskan.

Sena dan Risa terkejut mendengarnya. "Penglihatan." Gumam Sena.

"Ya, penglihatan itulah yang membuatnya selalu tersiksa." Shiba mulai kembali melanjutkan cerita tentang Tom. "Tapi di depan semua orang. Tom tidak akan terlihat seperti orang yang ketakutan menghadapi itu semua. Dia selalu terlihat seolah-olah dia tidak mempunyai beban sama sekali. Bahkan, dia selalu berusaha menolong orang itu keluar dari masa lalunya. Luv adalah contohnya. Sejak bertemu dengan Tom, perlahan-lahan Luv mulai melupakan apa yang terjadi di masa lalunya, dan mulai tumbuh menjadi wanita yang ceria, yang selalu melihat sinar terangnya masa depan. Tom selalu ingin melihat semua orang yang ada di dekatnya tersenyum."

"Jadi maksud dari semua ini?" Ucap Sena lirih.

"Ya, mungkin Tom ingin membawamu berjalan bersamanya, seperti yang ia lakukan pada Luv." Jelas Shiba.

Sena dan Risa semakin terkejut setelah mengetahui kebenaran yang Tom lakukan kepada mereka. "Anak bodoh itu." Gumam Sena kembali.

"Ya, kadang dia memang terlihat bodoh. Haha.. Demi tujuannya itu dia rela melakukan apapun, dan suka bertindak semaunya. Tom memang selalu ceroboh." Shiba mencoba tersenyum ditengah kesedihan yang menyelimutinya. Air mata mulai turun membasahi pipi keriputnya itu. Luv juga mulai menangis mendengar kembali tentang Tom.

"Lalu apa yang terjadi dengan Tom sekarang?" Tanya Risa kepada Shiba.

"Dia mempunyai penyakit pada otaknya." Luv yang menjawab pertanyaan Risa.

"Penyakit?" Ucap Risa dan Sena bersamaan.

"Ya.. Penyakit yang datang sejak Tom berumur 10 tahun. Penyakit yang membuat Tom mengetahui kapan hari kematiannya sendiri." Jawab Shiba.

"Apaaaa?" Kembali Sena dan Risa terkejut.

"Penglihatan itu membawa sisi buruk pada pertumbuhan otaknya. Ketakutan orang-orang yang dilihatnya membawa dampak buruk pada perkembangan otaknya. Semakin hari otaknya akan semakin mengecil." Shiba kembali menjelaskan. Tampak Luv sedang membasuh air matanya.

"Tidak mungkin!" Ucap Sena dan Risa seakan tidak percaya. "Lalu apa dia akan tetap hidup?" Tanya Sena.

"Tom yang mempunyai jawabannya." Ucap Luv menjawab pertanyaan Sena.

"Maksudnya?" Kini Risa yang bertanya. "Lalu, apa operasi ini akan sia-sia?" Lanjut Risa.

"Operasi ini hanya untuk memulihkannya, bukan untuk menghilangkan penyakitnya." Jelas Shiba kembali.

"Setiap Tom pingsan, hanya ini yang bisa kami lakukan." Luv melanjutkan.

"Aku tidak mengerti ini semua. Tidaak." Ucap Risa yang mulai menangis mengingat Tom.

"Risa.." Sena hanya berucap lirih memandang Risa yang sangat terlihat sedih.

Setelah hampir dua jam pintu operasi akhirnya terbuka. Seorang dokter muncul. Dan.....


###05###



"Eeeeennngggghhhh!! Eeeeennnngggaahhh!!" Sebuah erangan terdengar kencang dari bibir mungil ibunya Risa. Pasangannya sedang menggumulinya dari belakang. Menggoyang pantatnya menusuk-nusuk vagina ibunya Risa.

Si pria mulai menjilati punggung halus ibunya Risa. Terus dia jilati seraya terus menggoyangkan pantatnya. Ibunya Risa semakin menikmati persetebuhan mereka itu. Dijambak rambut panjangnya oleh si Pria dan mereka mulai berciuman.

"Aaaaaarrrgghhh!!,, Oooouuuggghhhhh!!" Rintihan nikmat dari mulut mereka berdua.

Kini si pria mulai menjilati wajah tubuh Risa yang masih sangat cantik di umurnya yang mendekati kepala lima. Rintihan-rintihan kenikmatan semakin kencang terdengar. Suara hujan yang begitu deras menyembunyikan desahan-desahan kenikmatan pasangan itu.

Sudah hampir 20 menit persetubuhan itu terjadi sampai tiba-tiba sebuah bayangan tubuh seseorang mulai terlihat dari sinar lampu di ruang tamu rumah Risa itu.

"BAJINGAN KALIAAANN!!" Teriak seseorang yang membawa sebilah pisau ke arah ibunya Risa dan pasangannya itu.

"Ttjjeeeepppp!!" Tusukan pertama tepat mengenai punggung belakang si pria itu. Darah mulai bercucuran keluar. "Aaaaaaaaakkkkkkkkkkk!!" Ibu Risa berteriak sekencang-kencangnya melihat kekasihnya tewas seketika. Dia mulai panik dan hendak berlari keluar. Namun.. "TJJJEEEEEPPPPPPP!!" Kembali terdengar bunyi tusukan. Tusukan yang kali mendarat di perut ibunya Risa.

"Maafkan aku, Mira.." Ucap si pembunuh.

Dengan nafas yang tersengal-sengal ibunya Risa mengucapkan sesuatu. "A-AAA--AAALEEEEE!!" Dia pun tewas.

Ruang tamu itu mulai terbanjiri dengan darah. Kini si pembunuh yang bernama Ale itu mendekati dan memeluk tubuh ibunya Risa. Dia mencium bibir ibunya Risa. "Aku mencintaimu, mira. Tjjjeeeeeeepppppppp!!" Pria bernama Ale itu pun menancapkan pisaunya ke jantungnya sendiri dan mati dengan memeluk Mira.


"AAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKK!!"





BERSAMBUNG



>>>
 
pertamax :galak:

~~edited~~
jadi ini alasan tom yg notabenenya 'orang baru' dikehidupan Sena n Risa bisa tau tentang masa lalu mereka 2..
begitu suhu? :bingung:
 
pertamax :galak:

~~edited~~
jadi ini alasan tom yg notabenenya 'orang baru' dikehidupan Sena n Risa bisa tau tentang masa lalu mereka 2..
begitu suhu? :bingung:

Hmm.. Hmm.. :bingung:

Mungkin teman-teman dibawah nanti ada yang ikut bingung juga atau ada yang coba menjelaskan. Hehe.. :ngacir:
 
malu kenapa :takut:

ane kan bukan putri cantik dari kerajaan awan... :o

tiang listriiik tiang listriiiikkk :pandajahat:

Mohon tiang listriknya dibuang Om Diaz. :takut:

Aaaaa..nooo.. Itutuh.. Tuh.. Tuh.. Ane udah apdet. :tendang:
 
:bingung:

alur maju mundurnya benar2 membuat otakku ngebul mas bero..
 
"Aaaaaakkkk" itu teriakan atau apa gan?
Ane jadi bingung bacanya karna tiap dialog bnyak amat "aaaaaakkkk"-nya. Waktu shiba sama luv dimobil atau shiba sama ayah tom kenapa harus ada "aaaaaaakkk"nya? Kalau wktu mama risa dibunuh okelah ane paham.
:hammer:
 
Aduuh, maaf ya semuanya kalo apdetan kali ini gagal keknya. :hua:

Tapi makasih banyak kritik-kritiknya. :ampun:

Apdetan berikutnya diusahakan lebih baik lagi. Itu juga, ya.. Ya... Kalo apdet. :pandaketawa:
 
Bimabet
Ada yang mati lagiiii :takut: benar-benar hari yg penuh darah :pandajahat:

Apa bener Tom udah ga bisa diselametin lagi? :galau: :hua:

Akankah ada cinta segitiga ato segiempat disini, brad? :huh: Tom itu jelas char yang loveable... siapapun cewe yg cinta Tom, give him last happines, please :galau:

Berharap keajaiban mungkin om Diaz. Semoga.. :galau:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd