Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Bimabet
Hu, izin usul Risma/usy/nuri ketemu sama temen SMA (reuni atau apa gitu), dan mereka sebenernya dulu saling suka tapi ga pernah bilang2, trus cek in ke hotel deh. 😁 (Pengalaman pribadi nubi yg pernah suka sama seseorang waktu SMA tapi ga terucap padahal denger2 dia juga suka ma nubi) 😅😌. Makasih hu sebelumnya.
Menarik nih apa lagi kalo akhirnya pada orgy hahahah
 
Hu, izin usul Risma/usy/nuri ketemu sama temen SMA (reuni atau apa gitu), dan mereka sebenernya dulu saling suka tapi ga pernah bilang2, trus cek in ke hotel deh. 😁 (Pengalaman pribadi nubi yg pernah suka sama seseorang waktu SMA tapi ga terucap padahal denger2 dia juga suka ma nubi) 😅😌. Makasih hu sebelumnya.
Usul diterima... tapi lebih menrik klo suhu ceritain pengalamannya ke kita ya gak?😂😂😂😂
 
Lanjut lagi lah gabut...

Suasana malam yang sunyi dengan udaranya yang sejuk terasa begitu nyaman disebuah kampung. Diteras rumah Nugi dan Risma nampak sedang bercengkrama dengan mesra sambil menikmati kopi dan makanan ringan yang tersaji diatas meja.

"Wah kalau gitu kasian Bu Usy ya kebagian harus muasin Pak Hendra...?". Tanya Nugi terhadap istrinya yang malam itu terlihat imut dengan memakai daster pendek yang hanya menutupi sebagian paha mulusnya.

"Iya yah, jalan aja sampe susah...katanya perih memeknya abis digenjot kasar sama Pak Hendra...!". Jawab Risma menjawab pertanyaan sang suami setelah ia menceritakan semua kejadian disekolah tempatnya mengajar siang tadi.

Tak ada raut wajah khawatir yang ditunjukan istri Nugi tersebut ketika menceritakan semua hal yang ia dan teman-temannya lakukan. Bagaimana dirinya memberikan jamuan kepada Pak Daris, bagaimana Pak Yosep, Pak Adi dan Bu Nuri mengerjai Bu Siti, dan Bagaimana Bu Usy yang tersiksa ketika harus memuaskan Pak Hendra. Semuanya Risma ceritakan secara mendetail terhadap Nugi sang suami yang juga nampak antusias mendengarkan cerita sang istri.
Nugi merasa begitu beruntung mempunyai istri penurut seperti Risma. Ia tak khawatir jika istrinya akan berpaling darinya, karena mereka telah benar-benar memisahkan masalah sex dan cinta. Kejujuran sang istri memang menjadi pemicu Nugi untuk selalu percaya jika sex seperti ini bisa menjaga keharmonisan rumah tangganya, menjaga kehangatan ranjangnya bersama Risma.

"Eh ayah ko kontolnya ngaceng si...hihi...sange ya dengerin cerita ibu?". Tanya Risma sambil tangannya meraba kontol sang suami.

Nugi hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan sang istri, ia lalu menarik pundak Risma dan mengecup keningnya dengan lembut dan mesra.
Mengetahui gelagat sang suami yang birahi, Risma pun tersenyum dengan manja.

"Apa ayah gak kasian sama ibu, tadi siang kan ibu habis-habisan digenjotin Pak Daris...?". Ucap Risma terhadap sang suami namun tangannya masih tetap mengurut kontol Nugi dari luar celananya.

"Terus kalau ayah sange gimana dong bu?". Tanya Nugi sedikit kecewa.

"Gimana ya yah...?". Risma hanya berkata singkat dengan mata mengerling nakal dan jari telunjuk yang ia tekan didahinya sehingga nampak seperti sedang berpikir.

Sedang asik-asiknya bercengkrama, terdengar suara dorongan dari pintu gerbang rumah Nugi dan Risma. Keduanya dengan serentak berdiri untuk memastikan siapa orang yang datang kerumah mereka malam-malam begini.

"Waahhh... gw ngeganggu gak, lagi pada santai ni kayaknya...?". Ucap orang yang datang sambil cengengesan.

"Ngucap salam napa lu... dateng-dateng malah langsung bikin rusuh...!". Kali ini Nugi dengan tawanya pura-pura menegur pada orang yang baru saja datang yang ternyata adalah Doni sahabatnya.

Mendengar teguran dari Nugi, Doni malah ikut tertawa dan melangkah menuju teras rumah pasangan suami-istri itu. Tanpa dipersilahkan oleh sang tuan rumah ia langsung mengambil kursi dan duduk didepan Nugi dan Risma, membuat istri Nugi itu hanya bisa tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala memperhatikan kelakuan sahabat suaminya.

"Wih lagi ngopi rupanya... mau dong Risma cantik aa Doni dibikinin kopi...hahaha...!". Ucap Doni meminta pada istri sahabatnya sambil tangannya mengambil cemilan yang tersaji diatas meja.

"Dasar tamu tak diundang... gak usah deh Bu, tar dia lama lagi nongkrong dirumah kita...!". Nugi menimpali ucapan dari sahabatnya dengan nada kesal.

Melihat keakraban sang suami dengan sahabatnya, Risma hanya bisa tersenyum. Ia lalu beranjak dari kursi yang didudukinya dan melangkah menuju kedalam rumahnya. Didepan pintu ia berhenti dan membalikan tubuhnya menghadap Nugi dan Doni sambil berkata,

"Don, mau kopi aja apa pake susu...?". Tanya Risma sambil menarik bagian dada dari daster sexi yang dipakainya menunjukan bulatan payudara sebelah kanan sambil tersenyum dan mengedipkan mata.

Pemandangan itu membuat Doni dan Nugi tak bisa berkata-kata bahkan sulit untuk mengedipkan mata. Mereka berdua hanya bisa menelan ludah melihat keseksian dan binalnya Risma.


Sementara itu ditempat lain diwaktu yang hampir bersamaan, Bu Nuri sedang bercengkrama dengan seorang laki-laki disebuah ruangan kamar yang terlihat seperti kamar hotel kelas melati. Ia tampak anggun dalam balutan baju gamis lebar berwarna hijau toska. Raut wajahnya begitu kalem saat berbicara, tak ada kesan panik seolah-olah ia memang sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini. Justru laki-laki yang menjadi lawan bicaranya lah yang terlihat kikuk dan tegang saat itu.

"Fikri kan udah booking ibu, udah transfer juga... ayo, sekarang ibu udah dateng... Fikri mau gimana?". Tanya Bu Nuri kepada laki-laki itu yang ia ketahui ternyata adalah muridnya sendiri.

Ya, Fikri seorang anak berusia tujuh belas tahun adalah siswa kelas dua belas disekolah Bu Nuri mengajar. Ia tak sengaja menemukan akun tempat Bu Nuri menjajakan tubuhnya dan iseng-iseng membookingnya. Tadinya ia berniat untuk memeras sang ibu guru dengan mengancam akan membocorkan rahasia Bu Nuri yang menjual diri melalui sebuah aplikasi. Namun ketenangan Bu Nuri dalam menghadapi situasi ini malah membuatnya terintimidasi.
Fikri menjadi bingung dengan apa yang harus ia lakukan saat itu. Disatu sisi ia sangat malu berada satu kamar dengan guru disekolahnya, disisi lain ia pun sudah begitu terangsang mengingat perempuan dihadapannya adalah gurunya sendiri disekolah. Apalagi ketika ia mengingat obrolan cabul bersama teman-temannya yang sering membicarakan dan mengkhayalkan para guru-guru wanita disekolahnya.

"Kok diem aja, tadi kamu request ibu buat berpakaian kayak gini udah ibu turutin... hayo... kamu bingung ya, malu ya sama ibu...hehe...?". Ucap Bu Nuri membuyarkan lamunan muridnya, seakan-akan ia tahu apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh Fikri.

Mendengar perkataan gurunya Fikri hanya mengangguk, ia tak berani menatap wajah Bu Nuri yang saat itu sedang duduk ditepian tempat tidur dihadapannya.
Bu Nuri yang mengetahui apa yang dirasakan muridnya itu pun tersenyum, ia lalu meraih tangan Fikri dan dengan lembut menariknya.

"Fikri duduk sini yuk, disebelah ibu... kalau Fikri sungkan biar ibu yang ajarkan ya...!". Ucap Bu Nuri lagi-lagi menggoda murid yang telah membookingnya.

Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, anak laki-laki itu hanya bisa menurut dan mengikuti pemintaan gurunya. Ia lalu duduk disamping Bu Nuri, lututnya yang bersentuhan dengan lutut gurunya terasa bergetar, begitupun dengan kedua tangannya yang digenggam oleh guru cantiknya.
Bu Nuri lalu mengangkat dagu sang murid dan memaksanya untuk menatap wajahnya.


"Sayang kan uang yang udah Fikri transfer ke ibu kalau ibunya gak diapa-apain!". Ucap Bu Nuri sebelum bibirnya melumat bibir sang murid yang terlihat begitu kaget menerima serangan tiba-tiba dari gurunya.

Pada mulanya Fikri tak melakukan apa-apa ketika gurunya melumat bibirnya. Namun lambat laun bibir dan lidah basah Bu Nuri membuatnya tergoda untuk melayani dan mengimbangi.
Terlihatlah kini adegan dimana seorang guru dan muridnya tengah asik beradu lidah dan bertukar ludah. Bu Nuri yang menghayati perannya begitu senang mengetahui sang murid menikmati pelayanannya.
Dalam posisi duduk ditepian ranjang berdampingan dan bibir yang terus berciuman, Bu Nuri melepas kaos dan membuka celana jeans yang dikenakan muridnya hingga kini Fikri hanya terlihat mengenakan celana dalamnya saja.
Bu Nuri meraba selangkangan Fikri yang masih mengenakan celana dalam. Mengetahui benda didalamnya telah mengeras, ia melepaskan pagutannya dan menatap sang murid.

"Waw... murid ibu ternyata punya kontol gede juga ya... ibu kayaknya bakalan dipuasin nih malam ini...!". Ucap Bu Nuri menggoda Fikri dengan sorot mata sayu penuh birahi dan bibir basahnya yang ia gigit sendiri.

Bu Nuri lalu mengeluarkan kontol sang murid dari celana dalamnya, ia lalu membungkuk dan mendekatkan hidungnya, menghirup aroma batang keras itu dan menciuminya sambil memejamkan mata. Ia lalu mendorong tubuh Fikri untuk rebah diatas kasur lebih ke tengah dan mengangkangkan kakinya. Sambil mengocok pelan batang kontol Fikri, Bu Nuri menatap wajah muridnya dengan tatapan nakal.

"Teman-teman kamu kalau tau Fikri diginiin sama ibu pasti pada iri... kalian pasti sering kan ngehayalin bisa ngewe sama ibu..?". Tanya Bu Nuri nakal menggoda sang murid sambil lidahnya menjilati batang kontol yang digenggamnya.

Lagi-lagi Fikri tak bisa mengeluarkan kata-kata, untuk menjawab pertanyaan gurunya ia hanya bisa menganggukan kepala. Ia benar-benar tak menyangka jika gurunya yang begitu anggun dan berwibawa ketika disekolah ternyata seorang perempuan nakal yang suka menjual tubuhnya.
Kali ini Fikri memejamkan matanya, kepalanya mendongak, mulutnya terbuka tanpa suara ketika dirasakan kontolnya dikulum dan disedot Bu Nuri. Bahkan bukan itu saja, ia pun merasakan permainan lidah gurunya dikepala kontol miliknya ketika batang itu tengah tenggelam didalam mulut Bu Nuri.
Fikri terus menatap tak percaya, ketika dihadapannya seorang guru bahasa Indonesia tengah mengulum batang kontol miliknya.

"Jangan ngecrot dulu ya sayang, kamu kan belum ngerasain jepitan memek guru kamu...!". Ucap nakal Bu Nuri ketika melepaskan kontol Fikri dari mulutnya. Ia pun segera menelanjangi dirinya sendiri dan rebah mengangkang dihadapan muridnya.

Fikri yang tercengang melihat tubuh telanjang gurunya yang mengangkang seksi dihadapannya begitu senang. Apalagi ketika melihat kelakuan sang ibu guru yang kelojotan bak cacing kepanasan dengan tangan kiri yang meremas-remas payudaranya sendiri dan tangan kanan yang mengusap-usap memeknya ditambah raut wajah nakal penuh birahi yang terus menggoda.

"Ayo sayang...pake tubuh guru kamu ini sayang...ahhh...pake sesuka kamu...ahhh...malam ini ibu jadi lontenya kamu kan...ahhh?". Ucap nakal Bu Nuri kembali menggoda Fikri.

Berbekal dari video porno yang sering Fikri tonton, ia bertekad untuk memuaskan gurunya malam ini. Ia lalu mendekatkan dirinya kepada tubuh sang ibu guru dan dengan penuh nafsu membenamkan kepalanya diselangkangan gurunya, menghirup kuat aroma dari memek Bu Nuri dengan hidungnya, lalu menjilatkan lidahnya yang basah dibelahan memek gurunya yang merekah.
Mendapat perlakuan penuh nafsu dari muridnya, Bu Nuri tersenyum senang. Ia tak menyangka tubuhnya yang sudah mempunyai satu anak itu masih mampu menggoda dan membuat birahi anak didiknya.

"Iyah... gitu sayang...iyah jilat itil gurumu fikri...ahhh...iyah...pake jari kamu...he...euh...gitu...ahhh...kocok memek ibu...ahhh...iyah enak...pinter...ahhh...!". Bu Nuri mendesah-desah dan terus berkata nakal untuk menggoda muridnya yang dia rasa semakin bernafsu terhadap tubuhnya.

Tak disangka dengan terus menggoda muridnya, Bu Nuri mampu mendapatkan orgasmenya. Bahkan memeknya mampu squirt memuncratkan cairan yang membasahi wajah muridnya. Tubuhnya mengejang-ngejang tak karuan, matanya mendelik, mulutnya menganga. Begitu hebatnya orgasme yang didapatkan oleh Bu Nuri membuat Fikri hanya bisa menatap tak percaya.
Bahkan ketika orgasme itu reda, Bu Nuri begitu kaget melihat wajah muridnya yang basah kuyup disiram cairan orgasmenya.
Dengan panik ia memeluk dan menciumi muridnya, bahkan tanpa rasa jijik ia menjilati wajah muridnya yang dipenuhi oleh cairan memeknya sendiri.

"Oh...mmmuah...maafin ibu sayang, ahhhh...muka kamu jadi belepotan...!". Ucap Bu Nuri meminta maaf kepada muridnya.

Selang beberapa menit, Bu Nuri menyuruh Fikri untuk merebahkan tubuhnya. Lalu dengan gemulai ia menaiki tubuh muridnya, menyiapkan batang kontol itu untuk membelah lubang memeknya.
Suara desahan dari keduanya terdengar ketika batang kontol sang murid berhasil memasuki lubang memek gurunya.
Bu Nuri terlihat tersenyum dan menatap wajah murid yang ia duduki tubuhnya.

"Fikri udah siap ibu goyang?". Tanya Bu Nuri sebelum menggoyangkan pinggulnya diatas tubuh Fikri muridnya.

Melihat gurunya bergoyang begitu liar dan binal diatas tubuhnya, Fikri tersenyum senang. Sambil meringis merasakan jepitan memek Bu Nuri, ia pun ikut bergoyang. Lenguhan Bu Nuri begitu indah terdengar ditelinga Fikri, pikirannya melayang mengingat ketika gurunya ini sedang berada didalam kelas memberikan materi dan ia berikut teman-temannya yang selalu membicarakan juga
berhayal cabul tentang tubuh ibu guru yang satu ini. Bahkan tak jarang guru-guru wanita yang lainnya pun ikut serta dalam obrolan dan khayalan kotor Fikri dan teman-temannya.
Khayalan Fikri buyar ketika merasakan tubuh gurunya mengejang, memek Bu Nuri terasa makin mencengkram batang kontolnya, memberikan kenikmatan yang tak bisa Fikri ungkapkan dengan kata-kata.

"Aaaahhh...aaahhh...ouhhhh... ibu bucat nak...ahhh enak Fikri... enak sayang...ahhh...ahhhh...!". Teriak Bu Nuri yang ternyata kembali mendapatkan orgasmenya.

Untung jepitan memek Bu Nuri yang mengejang tidak terlalu lama dirasakan oleh kontol Fikri, hingga ia bisa menunda muncratan spermanya.
Setelah kenikmatan orgasme itu mereda dan Bu Nuri bisa kembali mengatur nafasnya, ia pun melepas kontol Fikri dari cengkraman lubang memeknya. Bu Nuri lalu berguling dan rebah terlentang disamping tubuh telanjang muridnya.

"Ayo sekarang mau gimana lagi kamu nikmatin tubuh ibu yang sudah kamu bayar ini?". Bu Nuri bertanya kepada muridnya.

"Emmm... bo..boleh gak Bu kalau Fikri minta ibu nungging...?". Ucap Fikri tergagap dan pelan.

Mendengar permintaan muridnya, Bu Nuri pun tersenyum. Ia lalu memposisikan dirinya menungging diatas kasur sesuai dengan apa yang Fikri mau. Si ibu guru ini tau jika bagian bokongnya ini sering dibicarakan dan dijadikan bahan khayalan baik oleh para guru maupun para murid laki-laki disekolahnya.
Jadi pantaslah jika Fikri ingin menggagahi dirinya dengan gaya ini, dan beruntung karena Bu Nuri pun bisa mengabulkannya dengan senang hati.

"Sini sayang...iniloh lubang memeknya...!". Ucap Bu Nuri mengarahkan kontol muridnya untuk kembali membelah lubang memek gurunya setelah merasakan jika kontol Fikri beberapa kali meleset dari sasarannya.

Kembali desah dan lenguhan Bu Nuri terdengar ketika Fikri menancapkan kontol sedalam-dalamnya dilubang memek milik gurunya itu. Bu Nuri merasakan jika kontol itu begitu panjang dan berhasil menabrak mulut rahim didalamnya.
Tanpa menunggu memek Bu Nuri beradaptasi dengan kontolnya, Fikri langsung menggenjotnya dengan tidak beraturan. Terkadang pelan namun tiba-tiba bisa langsung kencang.
Mendapatkan perlakuan dari muridnya yang masih kurang pengalaman jelas menjadi sensasi tersendiri buat Bu Nuri. Bahkan ketika Fikri berhenti menggenjot karena kelelahan, pinggul Bu Nuri lah yang ganti menggoyang kontol muridnya tersebut untuk mencari kenikmatannya sendiri.
Tak butuh waktu lama untuk Bu Nuri mencapai orgasmenya kembali, ia semakin hebat menggoyangkan pinggulnya dan melontarkan kata-kata nakal tanpa malu-malu terhadap muridnya.

"Auuuhhh... ah... gimana sayang, enak kan goyangan pantat ibu? Aaahhh...ahhh... beginikan yang ada dikhayalan kamu ahhh...sama teman-teman kamu terhadap ibu...ahhh... ibu bucat sayang ahhhh...nikmat...kontol murid ibu nikmat...ahhh...!". Kata-kata nakal dari seorang ibu guru yang sedang dinikmati tubuhnya oleh muridnya sendiri mengiringi orgasme yang didapat Bu Nuri untuk ketiga kalinya.

Kali ini Fikri tak bisa bertahan lagi seperti tadi, jepitan memek Bu Nuri terhadap kontolnya begitu nikmat hingga ia tak bisa menahan sperma dikontolnya untuk muncrat.
Dengan menekan kontol dilubang memek milik gurunya, Fikri mengejang beberapa kali mengiringi tembakan sperma yang dirasakan begitu hangat oleh Bu Nuri didalam memeknya.
Selesai menembakan spermanya, Fikri mencabut batang kontol kebanggaannya. Tanpa diduga Bu Nuri menyambar kontol itu dengan mulutnya, membersihkan sisa sperma yang bercampur dengan cairan memeknya hingga tak bersisa.

Lima belas menit belalu Bu Nuri keluar dari kamar mandi, wajahnya begitu segar dengan pakaian gamis yang kembali telah ia kenakan untuk membungkus tubuh seksinya.
Ia kemudian pamit untuk pulang kepada muridnya, hingga langkahnya terhenti didepan pintu kamar ketika Fikri memanggilnya.

"Bu... kalau teman-teman nanti mau booking ibu boleh...?". Ucap Fikri dengan suara gemetar seperti ketakutan.

Mendengar pertanyaan dari muridnya tersebut, Bu Nuri dengan raut wajah yang serius melangkah kembali mendekati Fikri yang terlihat gemetar karena takut. Setelah sampai ia lalu mendekatkan bibirnya ketelinga anak itu dan berbisik.

"Boleh sayang... jangankan booking ibu, booking guru-guru yang lain juga boleh... tapi dengan harga yang sama ya...!". Bisik Bu Nuri ditelinga Fikri yang diakhiri oleh jilatan lidah basahnya didaun telinga muridnya.




Nah... crot lagi tidak?
Hahaha...
Lanjut jangan?
Ditunggu komen cabulnya para suhu-suhu buat nambah semangat ane lanjutin ceritanya ya... jangan kalah cabul dan nakal sama para ibu guru donk...ygy...!!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd