Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dōng Fēng Pò(東風破)

apa yang di nanti dari cerbung Dōng Fēng Pò(東風破)?

  • sex

    Votes: 359 76,1%
  • cerita

    Votes: 103 21,8%
  • kisah cinta

    Votes: 96 20,3%
  • action

    Votes: 107 22,7%

  • Total voters
    472
Baru abis baca, hmmmm seru, menunggu update dari suhu, penasaran dengan keberuntungan apalagi yg akan di dapat shenlong, apakah seorang putri dari kerajaan di jawa dwipa...
 
Semangat om dan sehat selalu..
Ditunggu update last episode nya...
 
7.Persekutuan Hitam dan Putih

Di saat yang sama dimana Hojo Keiko dan Putri Michiko Kameyama yang sedang mengikuti jasad Hojo Tokimasa yang sedang ditandu oleh para prajurit samurai menuju tempat persemayaman yang sudah disiapkan.
"Michiko, terima kasih atas semua bantuanmu kepadaku",ucap Hojo Keiko yang naik kuda bersebelahan dengan putri Michiko Kameyama.
"Jangan sungkan sebab kita sudah berteman sejak kecil maka sewajarnya aku membantumu",ucap Putri Michiko Kameyama sambil tersenyum ke Hojo Keiko.
Hojo Keiko
"Tapi...",ucap Hojo Keiko dengan menundukkan kepala.

"Kenapa?"tanya Putri Michiko Kameyama menoleh Hojo Keiko yang ada di sebelahnya.
Putri Michiko Kameyama
"Maafkan aku dan Ayahku",ucap Hojo Keiko sambil menitikkan air mata.

"Yang lalu biarlah berlalu apalagi kakakku sudah memaafkan semua klan yang kemarin ikut memberontak",ucap Putri Michiko Kameyama.

"Tetapi bukan yang itu maksudku melainkan....",ucap Hojo Keiko yang tidak dilanjutkan sambil kepalanya tertunduk.

"Shén Long",ucap Putri Michiko Kameyama malah tersenyum ketika melihat Hojo Keiko dengan malu mengangguk.

"Aku tahu kamu mencintai dia dan dia pasti tidak akan mengingkari janjinya kepadamu",ucap Putri Michiko Kameyama sambil memandang ke depan.

"Apakah kamu yakin tidak marah kepadaku?"tanya Hojo Keiko yang menghadap putri Michiko Kameyama.

"Aku tahu sifat dia ketika dia masih di Cungkuo bahkan dari istri pertamanya aku belajar untuk berbagi dengan semua orang yang mencintainya dan apakah kamu mau berbagi Shén Long dengan yang lainnya?"ucap Putri Michiko Kameyama yang langsung membuat Hojo Keiko tertunduk lalu menjawabnya dengan mengangguk.

"Aku tahu dia tidak pernah ingkar janji dan itu yang membuat semua wanita jatuh cinta padanya", batin Hojo Keiko sambil menghadap ke depan dan sampailah mereka di suatu tempat dimana jasad Hojo Tokimasa disemayamkan dan tidak lama kemudian Shén Long juga datang bersama Koo Tin-look dan Sarutobi Korona.

Terlihat pendeta Shinto mendoakan jasad Hojo Tokimasa yang berada tumpukan kayu ditengah tengah tempat itu.

Setelah pendeta Shinto itu memberi tanda untuk memberi api ke tumpukan kayu itu maka terbakarlah jasad Hojo Tokimasa.

"Ayyyaaahh...hiks... hiks",ucap Hojo Keiko yang menangisi jasad ayahnya yang sedang dikremasi.

Putri Michiko Kameyama memeluk pundak Hojo Keiko yang menangis tersedu-sedu serta ikut menitikkan air mata karena ia ikut juga merasakan kesedihan temannya.

Shén Long yang juga berada disitu hanya terdiam dan ikut merasakan kesedihan walaupun dia pernah di siksa oleh Hojo Tokimasa.

Diantara pelayat itu ada Pangeran Ichigo Kameyama dan para Daimyo beserta jendralnya dan terlihat Hatori Hanzo dan Kirara juga ikut melayat ketempat itu.

Setelah upacara kremasi Hojo Tokimasa selesai maka pangeran Ichigo Kameyama dan para Daimyo meninggalkan tempat tersebut sedangkan Shén Long sempat melihat putri Michiko Kameyama yang berdialog dengan Sarutobi Korona dan jendral Shikamaru tetapi Shén Long tidak tahu apa yang dibicarakan mereka.

Lalu putri Michiko Kameyama berpamitan ke Hojo Keiko kemudian dia mendekati Shén Long.

"Aku kembali ke Kyoto terlebih dahulu dan untuk sementara kita tidak boleh bertemu sambil menunggu restu dari Tenno",ucap Putri Michiko Kameyama yang langsung dijawab oleh Shén Long dengan anggukkan.

"Dan aku minta tolong kamu untuk mengawal Hojo Keiko sampai ke Kyoto terus kamu juga tidak boleh menemuinya sampai hari yang telah ditentukan juga",ucap putri Michiko Kameyama dan Shén Long pun juga menjawabnya dengan mengangguk.

Setelah mengatakan itu Putri Michiko Kameyama meninggalkan tempat itu dan diikuti Minori Hatsune.

Kemudian Shén Long didatangi Koo Tin-look yang langsung berada disebelahnya Ketika jendral Shikamaru mendatanginya.

"Shén Long San,anda mendapat undangan dari yang Mulia pangeran Ichigo Kameyama untuk menghadiri upacara Seppuku Minamoto No Yoritomo di Kyoto",ucap jendral Shikamaru.

"Baik,Saya akan datang",ucap Shén Long sambil salam Gongshu.

Tapi sebelum meninggalkan tempat itu Shén Long berpamitan dengan Hojo Keiko yang lagi menunggu abu orang tuanya untuk di kumpulkan masuk kedalam guci.

Setelah itu Shén Long pergi meninggalkan tempat itu bersama jendral Shikamaru, Sarutobi Korona dan Koo Tin-look menuju tempat perkemahan divisi Shan.

Malamnya di perkemahan divisi Shan tepatnya di tenda Shen Long terdapat sosok hitam yang berusaha menyusup masuk ke dalamnya.

Pada saat itu Shen Long lagi tertidur lelap sehingga sosok hitam itu dengan mudah menyelinap masuk dan sudah berada disisi ranjang Shén Long dengan membawa tanto yang sudah terhunus dan siap ditancapkan ke tubuh Shen Long.

"Aku rela apabila kau menginginkan nyawaku",ucap Shén Long dengan mata terpejam dan membuat ninja itu mengurungkan niatnya menancapkan tanto tersebut melainkan diayunkan ke arah ikat pinggang Shén Long yang akhirnya terputus.

Setelah ikat pinggang itu terputus lalu ninja itu melepaskan cadarnya serta menyibakkan bajunya sehingga buah dadanya terbuka lalu ia sodorkan ke mulut Shén Long yang langsung mengulumnya.
Hanzo Kirara
Tangan kanan ninja tadi yang membawa Tanto itu di taruh di sebelah bantal Shén Long lalu tangannya menyusup ke dalam celana Shén Long untuk memegang pedang Shén Long.

"Membunuhmu berarti membunuh diriku sendiri ,sayangku",ucap ninja itu yang tak lain adalah Kirara.

Shén Long mengenyoti puting Kirara sambil tangan lainnya meremasi buah dada satunya.

"Aku tahu kamu datang menyelinap ke tendaku tanpa permisi maka sepantasnya kau kuhukum",ucap Shén Long yang kemudian menindih tubuh Kirara serta melucuti celananya dan meraba bibir gua cintanya yang sudah basah.

"Hukumlah aku karena aku telah menyelinap ke dalam tendamu",ucap Kirara yang berada di bawah Shen Long serta mengalungkan tangannya ke leher Shén Long dan melebarkan kakinya.

"Rasakan pedangku",ucap Shén Long sambil mengarahkan pedangnya ke arah gua cinta Kirara dan Blesss masuklah pedangnya tertelan kedalam gua cinta Kirara.

Shén Long mulai memaju mundurkan pinggulnya sehingga membuat pedangnya bergesekan dengan dinding gua cinta Kirara yang mengakibatkan mereka mendesah kenikmatan.

Kemudian kedua kaki Kirara mengapit pinggul Shén Long dan menarik kepala Shén Long untuk berciuman lalu Kirara melepaskan kakinya dari pinggul Shén Long dan menghentikan ciumannya terus ia mendorong tubuh Shen Long jatuh kesamping terus ia jongkok diatasnya sambil mengarahkan pedang Shén Long ke dalam gua cintanya lalu ia menaik turunkan pinggulnya sambil kedua tangannya memegang tangan Shén Long.

"Yaaa..yaa..yaaa...",desah Kirara ketika guanya menjepit pedang Shén Long sambil meliuk liukkan pinggulnya sedangkan Shén Long menaik turunkan pinggulnya secara perlahan-lahan mengikuti irama goyangan pinggul Kirara.

Buah dada Kirara yang berputing kecil merah ikut bergoyang sehingga membuat Shén Long berdiri dan mencaploknya lalu memilinnya.

"Iyaaa .. Shén Long ...ayooo. Sedot putingku",erang Kirara sambil menggoyang pinggulnya lebih cepat.

Kemudian Shén Long memegang tubuh Kirara lalu membaliknya terus digenjotnya dengan kencang.

"Iiiyyaaa......kontolmu enak sekali sayaaang",erang Kirara sambil melebarkan kakinya agar Shén Long dengan mudah menyodok gua cintanya.

"Sayaaang...aku maju keluuuaarr", desah Kirara yang gua cintanya terus menerima hujaman pedang Shén Long.

"Kirara .....akuuuu .... juuugggaaa maauu keluaaarrr",erang Shén Long yang mau mengakhiri persetubuhan itu dan akhirnya mani Shén Long keluar melumer ke dalam rahim Kirara.

"Kamu sekarang bertambah binal dan suka berkata kotor jadi kamu harus dihukum",ucap Shén Long sambil mencopot pedangnya dari jepitan gua cinta Kirara lalu dipukul pukulkan ke mulut Kirara yang pasrah akan perlakuan Shén Long.

"Ya,sayangku aku menjadi jalang dan mulutku kotor maka tamparlah mulutku dengan kontolmu", ucap Kirara disela sela pada waktu Shén Long memukuli mulutnya dengan pedangnya yang masih basah dan berlendir.

Kemudian Shén Long memasukkan pedangnya ke dalam mulut Kirara secara perlahan-lahan lalu dimajukan mundurkan.

Tidak lama kemudian kedua tangan Shén Long mencengkeram kepala Kirara terus ditekankan pedangnya ke dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Kirara tersedak dan berbatuk batuk ketika dia mencabut pedang itu dari mulut Kirara lalu dimasukkan lagi secara berulang-ulang sampai Shén Long mengeluarkan maninya ke dalam mulut Kirara.

Setelah Shén Long melepas maninya kedalam mulut Kirara lalu dia duduk sambil memandangi tubuh montok Kirara yang berbaring telentang yang juga kelelahan dengan napas tersengal-sengal.

Kirara bangkit terus dia menciumi pedang Shén Long dengan mengecupnya terus menerus lalu dilahapnya sambil menyedotnya sampai mani Shén Long bersih di pedangnya.

"Sayang, tempekku sudah kamu sodok dan mulutku juga tetapi yang ini kangen juga disodok",ucap Kirara yang menungging di depan Shén Long maka terlihat guanya bagai kerang bulu dan itu membuat Shén Long ingin menjilati belahan gua cinta Kirara sambil menjulurkan lidahnya ke belahan itu.

"Iyaaa...sayang ...aku suka kamu menjilati tempekku",desah Kirara yang menungging di depan Shén Long yang lagi mengobok-obok gua cintanya dengan lidah.

Kemudian Shén Long mengarahkan pedangnya ke belahan kerang bulu Kirara yang sudah basah lagi.

Blesss... masuklah sudah pedang itu kedalam gua cinta Kirara dari belakang bagaikan persetubuhan anjing.

"Sayaaang ...aku suka kamu menyodokku dari belakang tetapi bukan ini yang kuminta melainkan lubang satunya belum kamu hukum dengan menyodoknya",ucap Kirara yang lagi digenjot Shén Long dari belakang.

"Jangan Kirara ...aku tidak biasa", ucap Shén Long sambil memaju mundurkan pinggulnya.

"Sayaaang...hiks....aku ingin sekali kamu menyodok gua yang satunya hiks kumohon..hiks",ucap Kirara yang menungging dan menerima sodokkan pedang Shén Long sambil menitikkan air mata.

"Shén Long...hiks... aku mohon kepadamu lakukanlah..hiks",ucap Kirara sambil memohon ke Shén Long yang lagi menggenjotnya.

Karena permintaan Kirara maka Shén Long menghentikan genjotanya lalu mencabut pedangnya terus ia masukkan pedangnya ke dalam gua Kirara yang satunya dengan cara pelan - pelan dan terasa sesak.

Tubuh Shén Long menempel ke tubuh Kirara yang menungging sambil tangan kirinya menyanggah tubuhnya sedangkan tangannya yang lain meremasi payudara kanan Kirara tetapi pedangnya masih terjepit dengan gua dubur Kirara yang sempit.

Pinggul Shén Long mulai bergerak maju mundur secara perlahan-lahan terus menerus lalu Kirara menoleh ke belakang untuk mengajak Shén Long berciuman.

Kemudian Shén Long menghentikan ciumannya dan ia terus menggenjot Kirara lebih kencang sambil membuat dirinya setengah jongkok.

"Yaaa...yaaa.... pangeranku",desah Kirara ketika duburnya digenjot oleh Shén Long.

Yang akhirnya Kirara jatuh telungkup karena sodokan keras Shén Long yang masih terus menggenjotnya walaupun Kirara merintih.

Shén Long dengan cara duduk tetapi pedangnya masih terjepit dengan lubang duburnya yang kemudian Shén Long memutar tubuh Kirara terus kedua kakinya ditaruh dipundaknya lalu dia menggenjotnya lagi.

"Sheeen Loooong...akuuuu keluaaarrr laagii",erang Kirara dengan ditandai meluber cairan cintanya dari gua cintanya yang melumer ke bawah ke duburnya sebagai pelicin pedang Shén Long yang keluar masuk lubang itu.

Tidak lama kemudian Shén Long mengerang kencang sambil mencabut pedangnya terus memuntahkan maninya ke seluruh wajah Kirara dan payudaranya sehingga wajah cantik Kirara penuh dengan cairan lengket dari Shén Long.

Setelah memuntahkan maninya, Shén Long langsung jatuh rebah dan tertidur disebelah Kirara sambil tangannya memeluk tubuh Kirara sedangkan Kirara lagi memasukkan semua mani Shén Long yang menempel diwajah dan payudaranya itu dimasukkan ke dalam mulutnya.

"Sayang,Manimu sangat sedap dan gurih",ucap Kirara yang memasukkan semua mani Shén Long yang menempel di wajah dan payudaranya.

Setelah itu Kirara menoleh ke Shén Long yang sudah terlelap tidur lalu ia mengubah posisi badannya menjadi menghadap Shén Long.

"Dulu kau sering kusiksa dan sekarang malah kau telah menyiksaku dengan cintaku kepadamu",batin Kirara sambil membelai rambut Shén Long kemudian ia mengecup keningnya.

"Selamat tidur pangeranku walaupun aku tidak bisa memilikimu tetapi hatiku tetap milikmu selamanya",batin Kirara sambil menaruh tangannya ke pipi Shén Long lalu dia juga terlelap tidur dengan memeluk oleh Shén Long.

Besok paginya Shén Long bangun dan mendapati Kirara tidur telanjang disebelahnya yang tertutup selimut.

Kemudian Shén Long bangkit dari tempat tidur dan memakai kimono lalu ia membasuh mukanya dan mulutnya dengan air yang sudah disediakan di sebuah baskom.

Setelah itu ia mengeringkan wajahnya dengan kain ada di sebelah baskom.

Tiba tiba ada tubuh telanjang yang memeluk Shén Long dari belakang.

"Kamu sudah bangun", ucap Shén Long dengan memegang kedua tangan yang memeluk perutnya.

"Aku kangen kamu",ucap Kirara yang tersipu dipunggung Shén Long.

"Sekarang aku ada didepanmu",ucap Shén Long dengan membalikkan badannya menjadi menghadap Kirara yang langsung jatuh tersipu di dada Shén Long.

"Setelah ini kamu akan menjadi milik dia dan juga Hojo Keiko pasti kau melupakan aku apalagi aku pernah menyiksamu... hiks",ucap Kirara sambil menangis di dada Shén Long yang lagi memeluknya.

"Aku tidak mengingat apa yang pernah kamu lakukan padaku",ucap Shén Long dengan memeluk Kirara dengan erat dan mengecup kepalanya.

"Sebab sekarang kamu menjadi salah satu orang yang kulindungi",ucap Shén Long yang memeluk Kirara yang masih telanjang.

"Shén Long, alangkah bahagianya diriku ketika mendengar ucapanmu yang menjadikanku salah satu hatimu",batin Kirara sambil meremas kimono Shén Long.

"Nanti apabila semua sudah selesai aku akan....",ucap Shén Long yang terpotong karena jari Kirara menempel di mulutnya.
Hanzo Kirara
"Aku percaya semua perkataanmu tetapi aku tidak bisa dan yang kuinginkan hanya buah cinta kita saja agar dia bisa menemaniku",ucap Kirara dengan tangannya mengelus perutnya sendiri.

Mereka saling pandang kemudian Kirara mendekatkan wajahnya ke Shén Long lalu mereka berciuman terus melanjutkan persetubuhan itu lagi sampai sebanyak dua kali dalam pagi itu dan juga Shén Long menumpahkan maninya berulang kali ke dalam rahim Kirara.

Pada suatu hari ada seorang wanita yang berdiri di gazebo sambil memegangi perutnya yang mulai membuncit.
Zhang YuQi
"Ini buah cinta dari orang yang sangat kucintai",batin wanita itu yang memandang perutnya membuncit sambil tangannya mengelus elus perutnya.
Shen Long
Tiba tiba ada orang yang memeluknya dari belakang dan memegang kedua tangan wanita itu yang lagi berada diperutnya.

"YuQi,aku sangat bahagia karena kau mengandung anakku",ucap pria itu yang tak lain adalah Shén Long.

"Aku juga sama suamiku",ucap Zhang YuQi sambil menoleh ke belakang lalu mereka berciuman.

Setelah itu Shén Long membungkukkan kepalanya ke perut Zhang YuQi kemudian ia menempelkan telinganya ke perut itu lalu ia juga mencium perut itu sedangkan tangan Zhang YuQi hanya membelai kepala Shén Long.

"Shén Long San... Shén Long San",suara yang memanggil Shén Long yang membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Ya Keiko",ucap Shén Long yang naik kuda berada disebelah Hojo Keiko.

"Apa yang kamu pikirkan?",tanya Hojo Keiko yang langsung dijawab oleh Shén Long hanya gelengan kepala.

Lalu mereka hening sejenak didalam perjalanan ke Kyoto.

"Apakah kamu berteman dengan putri Michiko Kameyama?"tanya Shén Long menghadap Hojo Keiko yang langsung menjawabnya dengan mengangguk.

"Sebenarnya kami bukan hanya berteman bahkan saudara sebab dari kecil kami sudah berteman baik dan saling membantu",ucap Hojo Keiko menghadap ke depan.
Hojo Keiko
"Ketika kakakku Hojo Yoshitoki wafat maka ayahku kecewa kepada Tenno yang membiarkanmu tetap hidup apalagi ditambah ada kebijakan Tenno yaitu menghapus sistem keshogunan maka pertemanan kami menjadi renggang",ucap Hojo Keiko.

"Apakah terjadi perselisihan antara kamu dengan putri Michiko ketika dia memergoki kita berpelukan?"tanya Shén Long menoleh ke Hojo Keiko.

"Tidak ,sebab aku sudah meminta maaf kepadanya setelah pertemuan kita di Osaka",ucap Hojo Keiko.

Lalu mereka diam sambil melanjutkan perjalanan mereka ke Kyoto ibukota kerajaan Nippon atau (Genko).

Sesampainya disana Shén Long dan Hojo Keiko berpisah sebab Hojo Keiko ingin kembali ke rumahnya di Izu sedangkan Shén Long tinggal di rumah yang telah disediakan baginya serta ditemani oleh Minori Hatsune.

Besoknya Shen Long menghadiri undangan Pangeran Ichigo Kameyama yaitu upacara Seppuku Minamoto No Yoritomo di Kyoto.

Disana terlihat Minamoto No Yoritomo berpakaian putih yang duduk di suatu panggung yang menghadap Pangeran Ichigo Kameyama sedangkan Shén Long duduk diantara para Daimyo didampingi Koo Tin-look dan Sarutobi Korona.

Kemudian Minamoto No Yoritomo mengeluarkan Tanto,diletakkan diatas sebuah piring berwarna putih.Sebelum tanto di letakkan diatas piring,ia telah dibungkus dengan kain khusus berwarna putih dan juga disebelah Minamoto No Yoritomo ada seorang yang berdiri memegang katana lalu katana itu diguyur dengan air dan orang yang mendapat kehormatan itu adalah Jendral Shikamaru

Setelah Katana jendral Shikamaru sudah bersih dan dikeringkan dengan kain putih maka Minamoto No Yoritomo melepaskan ikatan pinggangnya terus dia mengoyakkan kimononya sehingga dia telanjang dada lalu ia mengambil tanto yang tadi dia letakkan di atas piring itu diarahkan ke perutnya.

Dengan tekad yang kuat maka tanto itu langsung ditancapkan ke perutnya terus di robekkan arah ke kanan sehingga terlihat mata Minamoto No Yoritomo melotot yang kemudian tubuhnya membungkuk ke depan.

“Hiaaaaat”,teriak Jendral Shikamaru sambil menebas kepala Minamoto No Yoritomo yang akhirnya terlepas dari tubuhnya.

Setelah itu Jendral Shikamaru membersihkan serta menyarungkan kembali katananya kemudian dia membungkukkan badannya ke arah tubuh tanpa kepala Minamoto No Yoritomo sebagai penghormatan akan kematiannya yang sangat terhormat secara Bushido.

Setelah upacara Seppuku itu telah usai maka Shen Long kembali ke rumah yang yang sudah disediakan baginya di Kyoto.

Sebulan sudah dari upacara Seppuku Minamoto No Yoritama, Shen Long belum mendapat kabar dari putri Michiko Kameyama akan pernikahannya tetapi Shen Long mendapat undangan pesta di rumah jendral Shikamaru maka Shen Long menghadiri pesta itu bersama Koo Tin Look dan Sarutobi Korona.

Ketika ditengah Mereka menyantap hidangan di acara pesta itu namun tiba tiba ada seorang samurai menghantar kedua wanita yang begitu cantik nan anggun berpakaian kimono memasuki acara pesta yang menjadi sorotan semua pria di pesta itu kecuali Shen Long.
Geisha
“Shen Long San,mari kita minum sake sambil ditemani Maiko(Geisha pemula) sebagai tanda penghormatanku kepada anda”ucap jendral Shikamaru sambil mempersilakan Maiko itu duduk disebelah Shén Long untuk menemaninya minum sake.

Maiko itu melayani Shen Long dengan begitu anggun dalam menuangkan sake ke cawannya sambil mata Maiko itu melirik ke Shen Long tetapi Shén Long tidak menggubrisnya.

“Tuan ,bolehkan hamba tahu anda dari mana?”tanya Maiko itu kepada Shen Long tetapi Shen Long tidak menjawabnya.
Yoshino
“Shen Long San adalah orang Han yang berasal dari tanah Cungkuo”,celetuk Sarutobi Korona yang menjawab pertanyaan Maiko itu.

“Shen long San,apakah anda mau hamba menuangkan sake ke dalam cawan anda?”ucap Maiko itu dengan anggun membawa botol sake.

“Lebih baik anda menuangkan teh itu ke cawanku”,ucap Shen Long yang membuat Maiko itu senang karena Shen Long mau bicara kepadanya maka dia mengambil Teko yang berisi teh lalu dituangkan ke cawan Shen Long dan meminumnya.

"Shén Long San,bisa anda ceritakan bagaimana keadaan tempat anda berasal dan aku dengar tanah cungkuo merupakan tanah yang indah nan subur",ucap Maiko itu sambil menyiapkan piring kecil untuk menaruh beberapa lauk dengan sumpit dan Shén Long melirik Maiko itu ketika ia mengambil makanan ke dalam piring kecil.

“Siapakah namamu?”tanya Shen Long ketika Maiko itu mau menyuapkan makanan ke Shén Long dan melahapnya.

“Nama hamba Yoshino”,ucap Maiko itu yang lagi menyuapi makanan itu ke Shén Long.

"Dia menyajikan makanan itu seperti Zhang YuQi atau Meifeng",batin Shén Long yang lagi mengunyah makanan yang baru disuapin oleh Yoshino lalu dia sadar terus tangannya mencoba menahan tangan Yoshino yang berusaha menyuap lagi ke Shén Long.

Setelah Shén Long menahan tangan Yoshino baru Shén Long memakai sumpit untuk mengambil makanan sendiri dan ditaruh ke dalam piring sambil menceritakan keadaan tempat dia berasal ke Yushino.

Ketika malam telah larut,Shén Long memutuskan pulang terlebih dahulu meninggalkan Koo Tin-look dan Sarutobi Korona yang masih menikmati sake di pesta Jendral Shikamaru.

Pada suatu hari Shen Long berjalan di pasar dan ia tertarik makanan yang dijual disebuah lapak yaitu nikumana (bakpao) lalu ia membelinya terus memakannya.

"Konichiwa, Shén Long San",suara di belakang Shén Long yang kemudian menoleh ke arah suara itu yang tak lain adalah Yoshino.

"Apakah anda juga mau Nikuman?"tawar Shén Long sambil menawari bakpao ke Yoshino tetapi Yoshino menolaknya dengan kepala menggeleng.

"Anda mau pergi kemana?"tanya Shén Long ke Yoshino.

"Saya hanya ingin jalan jalan saja",ucap Yoshino dengan senyum anggunnya.

"Kalau anda berkenan bisa menemani saya minum teh di kedai itu",ajak Shén Long dan Yoshino menyanggupinya dengan mengangguk.
Yoshino
Lalu mereka berjalan bersama sama menuju kedai teh dan sesampainya disana mereka memesan teh dan makanan Yamucha (dim sum Jepang).

"Nona Yoshino,bisa memberitahuku apa arti Maiko ketika jendral Shikamaru memanggil anda pada waktu itu?"tanya Shén Long.

"Maiko adalah Geisha pemula sedangkan Geisha merupakan seniman",ucap Yoshino sambil menuangkan teh ke cawan Shén Long.

"Nona Yoshino,anda berasal dari mana?",tanya Shén Long setelah dia meminum teh.

"Hamba berasal dari Yamagata", ucap Yoshino dengan anggun menuangkan teh ke cawan Shén Long lagi.

"Bagaimana anda bisa sampai disini atau apakah anda punya saudara di Kyoto?"tanya Shén Long.

"Tidak tetapi hamba mempunyai kakak juga berada di lain Okiya dan sebenarnya Hamba ini berasal dari keluarga miskin sedangkan ayah hamba menjual hamba dan kakak hamba ke sebuah Okiya (tempat Geisha) di Kyoto",ucap Yoshino dengan mengambil makanan ditaruh ke sebuah piring pakai sumpit lalu piring itu ditaruh didepan Shén Long.

"Maaf,maksud anda?"tanya Shén Long sambil menyumpit dim sum yang berada di piring yang sudah disediakan oleh Yoshino.

"Nantinya hamba selain memberi hiburan kepada para tamu dengan menyanyi tetapi hamba juga memberikan pelayanan berahi ke tamu tersebut",ucap Yoshino dengan menunduk kemudian menitikkan air mata.

"Kenapa anda menangis?",tanya Shén Long dengan menatap Yoshino.

"Hamba mempunyai impian yaitu seseorang yang kucintai bisa menebus hamba dengan memberi mahar yang tertinggi ketika waktu pelelangan nanti agar hamba bisa bebas dari Okiya Miyuki", ucap Yoshino dengan mengangkat wajahnya dan mengusap air matanya sambil menatap Shén Long.

"Semoga apa yang anda impikan terwujud", ucap Shén Long sambil tangannya masuk ke sela kimononya untuk mengambil beberapa keping uang perak dan menaruhnya di meja.

"Terima kasih telah menemani saya dalam minum teh dan saya mohon diri",ucap Shén Long yang kemudian bangkit dari tempat duduk dan meninggalkan Yoshino yang tersenyum penuh harap ketika menatap Shén Long yang telah meninggalkannya.

Pada suatu hari Jendral Shikamaru mengajak Shén Long untuk menonton drama Kabuki yang juga di hadiri para Daimyo.

Di sela sela drama itu ada sebuah tarian yang di tampilkan oleh seorang penari wanita sambil membawa kipas.

Penari Wanita itu adalah Yoshino yang menari begitu anggunnya dengan membawa kipas kemudian dia duduk dengan memangku alat musik Shamisen sambil mendendangkan sebuah puisi.

edo no machi wa kyou mo fukaku
yoru no tobari kakete yuku
kagami muite, beni o hiite, oujiru mama ukeireru mama
daidaiiro kagayaita hana, akogareteta nozonde ita
itsu no manika, aiiro no hana
keredo watashi, yasukunai wa
— Malam ini, edo kembali tertutupi..
— oleh tirai kegelapan yang pekat
— Kutatap cermin, ku ulaskan lipstik merah, untuk menerima dan memuaskan mereka
— Telah lama ku dambakan, menjadi bunga jingga yang berkilauan
— Sebelum ku menyadarinya, ku telah menjadi bunga biru
— Meski begitu, ku tak menjualnya murah

** bunga jingga melambangkan antusiase akan sebuah kasih sayang cinta

** bunga biru melambangkan sesuatu yang mustahil untuk di capai


Makoto wa tada hitori no donataka no tame dake ni saite itakatta no dakeredo
Unmei wa wacchi no jiyuu o ubai, soide haguruma o mawashite iku no dearinsu
— Sesungguhnya, ku hanya ingin 'berbunga' untuk satu orang saja
— Tapi takdir merampas kebebasanku, dan rodanya terus saja berputar

itsuwari darake no ren'ai, soshite watashi o daku no ne
kanashii kurai ni kanjita, furi no yoshiwara kyou wa ame
anatasama douka watashi o katteita dake nai deshou ka
sakidasu kasa no mure ni
nureru watashi wa ame
— Bahkan jika itu cinta yang palsu, bisakah kau memelukku?
— Seakan tahu kesedihanku, hari ini di Yoshiwara, hujan
— Tuan, tidak kah anda berkenan untuk membayarku?
— Karangan payung bermekaran
— Basah kuyup.., diriku.., hujan..

ikikau mure nigiwau koe ga, hishimekiai mo tsureai
negau koto wa douka itsuka, torikago no soto tsuredashite
— Kerumunan orang yang kesana kemari, suara bising dari keramaian
— Harapanku suatu hari nanti, seseorang kan melepaskan ku dari kurungan ini

Makoto wa ikuate nado nakunatteshimain shita no dakeredo
Konata no kago no naka kara mieru keshiki dake wa wacchi o itsu naru toki mo iyashitekureru no dearinsu
— Sesungguhnya, aku kehilangan tujuanku sejak lama
— Tapi suasana yang kulihat dari dalam kurungan ini, perlahan mulai mengobati lukaku

itsuwari darake no ren'ai, soshite watashi o kau no ne
watashi ni saita hanabira, nureru kokoro ni furu wa ame
anatasama douka watashi to, ichiya kagiri no tawamure o
nozomu shimi no kazu ga, nibuku kokoro ni sasaru
— Bahkan jika itu cinta yang palsu, bisakah kau membayarku?
— Kelopak bunga yang berjatuhan, di dalam hatiku yang basah, hujan turun
— Tuan, apakah anda berkenan bermain-main denganku satu malam saja?
— Banyaknya hasrat yang menodai, perlahan melekat ke dalam hatiku

urei o obita hana
nozomu hateru, "youkoso oide kunnamashi"
— Bunga yang diwarnai dengan kesedihan
— Berharap, tak ada lagi, "Selamat datang, silahkan masuk."

koibito gokko no yoru ni, toiki "ah ah" to nakasete
kanashii kurai ni kanjita, furi no yoshiwara kyou mo ame
— Dimalam ku bermain cinta, ku hanya bisa mendesah "Oh!Oh!" begitu dalam
— Seakan tahu kesedihanku, hari ini di Yoshiwara, hujan

itsuwari darake no ren'ai, soshite watashi o daku no ne
kanashii kurai ni kanjita, furi no yoshiwara kyou wa ame
anatasama douka watashi o katte ita dake nai deshou ka?
sakidasu kasa no mure ni
nureru watashi wa ame
— Bahkan jika itu cinta yang palsu, bisakah kau memelukku?
— Seakan tahu kesedihanku, hari ini di Yoshiwara, hujan
— Tuan, tidak kah anda berkenan untuk membayarku?
— Karangan payung bermekaran
— Basah kuyup.., diriku.., hujan..

(Wagakki Band - Yoshiwara Lament (Ratapan Yoshiwara)
Banyak para penonton yang kagum dan terpukau dengan penampilan Yoshino termasuk Shén Long.

Setelah penampilan tarian Yoshino maka drama Kabuki dilanjutkan kembali.

Pada suatu siang ketika Shén Long bersama Minori Hatsune yang datang menghadiri undangan perjamuan minum teh oleh jendral Shikamaru.

Namun tiba-tiba tempat mereka didatangi dua orang wanita yaitu Yoshino dan Miyuki ibu pemilik Okiya dimana Yoshino bernaung.

"Miyuki,ayo kita minum teh bersama kami",ajak Jendral Shikamaru dengan tangan melambai ke Miyuki.

"Terima kasih dan saya juga begitu tersanjung bisa minum bersama tuan Shen Long yang merupakan jendral besar Kekaisaran Mongol",ucap Miyuki yang duduk disebelah jendral Shikamaru terus dia membungkukkan badan untuk menghormati Shén Long dan langsung dijawab Shén Long dengan anggukan sedangkan Yoshino langsung duduk di sebelah Shén Long dan melayaninya.

Ketika Yoshina menuangkan teh ke cawan Shen long terlihat Minori Hatsune yang menatap tajam ke arah Yoshino.

“Miyuki ,cobalah makan Yamucha(Dim sum Jepang) ini rasanya sedap sekali”,ucap jendral Shikamaru sambil tangannya menunjuk gyoza dihadapannya.

Miyuki menyumpit gyoza dan menyantapnya lalu mereka berbincang bincang sambil menyantap Yamucha sampai Yoshino menaruh sebuah kotak perhiasan kepada Shen Long secara diam diam tanpa sepengetahuan yang lain kecuali Minori Hatsune yang dari tadi mengawasinya.

Ketika Yoshino menaruh kotak itu langsung Shen Long kaget tetapi Yoshino menyilangkan jarinya ke mulutnya agar Shen Long diam dan menerimanya terus Yoshino meminta Shen Long memasukkan kotak itu ke dalam sela kimononya.

"Jendral Shikamaru,saya mohon diri sebab ada keperluan yang harus aku selesaikan terlebih dahulu dan suatu saat nanti kita bisa minum bersama di Okiya Saya",ucap Miyuki yang beranjak bangkit dan diikuti Yoshino.

“Miyuki,kenapa anda terburu-buru pergi dan duduk sini dulu sambil menyantap Yamucha”,ucap jendral Shikamaru yang berusaha mengajak Miyuki untuk tinggal.

"Maafkan saya Jendral Shikamaru saya tidak bisa sebab ada sesuatu yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan Tuan Shén Long,saya mohon diri",ucap Miyuki dengan membungkukkan badannya ke Shén Long beserta Minori Hatsune dan di balas langsung oleh Shén Long dengan salam Gongshu.

"Shén Long San,saya mohon diri", ucap Yoshino dengan membungkukkan badannya ke Shén Long dan Minori Hatsune terus dia juga berpamitan kepada Jendral Shikamaru dan meninggalkan acara perjamuan itu.

Pada waktu malamnya Shén Long mengambil kotak pemberian Yoshino dari sela kimononya lalu dibukanya ternyata didalamnya terdapat sebuah tusuk konde yang berlapis emas.

"Apa maksud Yoshino memberikan ini?",ucap Shén Long sambil memegang tusuk konde itu.

"Itu undangan untuk upacara Mizuage yaitu pelelangan perawan seorang Maiko menjadi Geisha",ucap Minori Hatsune yang duduk di sebelah Shén Long.

"Maksudnya?"tanya Shén Long sambil menatap Minori Hatsune.

"Anda mendapatkan hak memberikan harga yang sepantasnya untuk keperawanan Yoshino didalam pelelangan Mizuage dan apabila anda penawaran anda paling tinggi dari pelelangan itu maka anda berhak mendapatkan perawan Yoshino",ucap Minori Hatsune.

"Apakah ini yang dimaksud dia di kedai itu?"batin Shén Long.

"Lalu bagaimana cara untuk memberi harga itu?"ucap Shén Long.

"Anda tinggal memberi pesan ke Miyuki akan penawaran anda",ucap Minori Hatsune.

Kemudian Shén Long mengambil sepucuk kertas lalu dia tulis sesuatu setelah itu surat dimasukkan ke dalam amplop.

"Besok serahkan surat ini ke Putri Michiko Kameyama setelah itu kamu tunggu jawaban dari beliau",ucap Shén Long sambil menyerahkan surat itu ke Minori Hatsune.

Besoknya Minori Hatsune ke istana untuk menemui putri Michiko Kameyama yang lagi berada sebuah taman.

"Tuan putri,ini surat dari Shén Long",ucap Minori Hatsune yang berlutut di hadapannya.

Dibukalah surat itu dan dibaca oleh Putri Michiko Kameyama dengan tersenyum lalu dia menulis surat setelah itu dimasukkan ke dalam Amplop.
Putri Michiko Kameyama
"Kamu serahkan surat ini langsung ke Miyuki sekarang juga dan katakan ke Miyuki bahwa ini surat dari Shén Long",ucap Putri Michiko Kameyama sambil menyerahkan surat itu ke Minori Hatsune.
Minori Hatsune
Setelah Minori Hatsune menerima surat dari putri Michiko Kameyama maka dia meninggalkan istana langsung menuju ke Okiya Miyuki.

"Ini surat dari Shén Long",ucap Minori Hatsune sambil menyerahkan surat itu ke Miyuki.

"Baik dan sampaikan ucapan terima kasihku kepada tuan Shén Long",ucap Miyuki sambil menerima surat itu.

"Kalau begitu saya mohon diri",ucap Minori Hatsune sambil membungkukkan badan lalu meninggalkan Miyuki.

Setelah Minori Hatsune meninggalkan Okiya Miyuki maka Miyuki membuka surat dari Shen long dan dibacanya yang langsung membuatnya kaget.

"Yoshino...Yoshino", panggil Miyuki.

"Ya, saya datang",ucap Yoshino mendatangi Miyuki.

"Ada kabar bagus untukmu",ucap Miyuki.

"Apakah itu?"tanya Yoshino yang jalan tergopoh gopoh ke Miyuki.

"Upacara Mizuage akan dilaksanakan sebab pelelangan telah ditutup dan kita mendapatkan penawar tertinggi dengan menawar keperawananmu sejumlah 1000 Ryō (両) (1 Ryō =1000 Koin Perunggu)",ucap Miyuki yang sontak membuat Yoshino kaget akan tingginya jumlah penawaran itu.

“Tidak Kusangka ada yang menghargaiku dengan nilai tinggi tetapi siapakah orang itu?”batin Yoshino.

"Siapa yang berani menawarku dengan harga tertinggi?"tanya Yoshino dengan penuh harap.

"Shén Long dan dia bisa kau jadikan Danna(Tuan penyokong serta pelindung Geisha)"ucap Miyuki sambil kedua tangannya memegang pundak Yoshino yang tersenyum bahagia.

"Sekarang persiapkan dirimu untuk upacara Mizuage",ucap Miyuki sambil pergi meninggalkan Yoshino sendiri di ruang itu.

“Akhirnya apa yang kuimpikan terwujud dan aku sungguh bahagia sekali karena Shen Long yang akan mengambil kesucianku”,batin Yoshino dengan hati riang.

Besok paginya Shén Long yang lagi duduk di rumahnya sambil menatap keindahan tamannya.

"Sekarang waktunya anakku lahir dan semoga semuanya sehat", ucap Shén Long dengan senyum bahagia.

"Shén Long San, surat anda sudah saya antar ke putri Michiko Kameyama dan Beliau menyanggupi permintaan anda",ucap Minori Hatsune yang duduk di belakang Shén Long.

"Terima kasih Minori",ucap Shén Long sambil menoleh ke belakang.

"Akhirnya aku bisa mewujudkan impiannya",ucap Shén Long yang lagi menengadah melihat langit nan biru.

"Kenapa anda melakukan ini?"tanya Minori Hatsune.

"Aku hanya ingin melepaskan dia dari pelacuran agar dia bisa kembali pulang ke desanya",ucap Shén Long.

"Shén Long San, kebetulan Yoshino telah datang kesini dan ingin menemui anda",ucap Minori Hatsune yang langsung bangkit berdiri dan Shén Long pun juga ikut bangkit berdiri mengikuti Minori Hatsune.

Anehnya Minori Hatsune mengantar Shén Long bukan ke ruang tamu melainkan ke ruang tidur dan terlihat Yoshino duduk dengan kepala menunduk sedangkan disampingnya terdapat sebuah bantal yang beralaskan kain putih.

"Shén Long San,Domo arigato",ucap Yoshino dengan duduk bersujud di hadapan Shén Long.

Kemudian pintu ditutup oleh Minori Hatsune ketika Shén Long memasuki ruang itu.

"Terima kasih ,anda telah membebaskan saya agar bisa pulang ke desaku",ucap Yoshino.

"Jangan terlalu dipikirkan sebab aku membantumu dengan ikhlas",ucap Shén Long yang duduk di depan Yoshino.

Lalu Yoshino bangkit berdiri dihadapan Shén Long kemudian dia melepaskan simpul kimononya sehingga terlihat tubuh telanjang Yoshino di hadapan Shén Long yang terperanjat kaget ketika kimono Yoshino terlepas sampai jatuh ke lantai.
Yoshino
Shen Long bangkit berdiri sambil meraih kimono Yoshino untuk menutupi tubuh telanjang itu sambil kedua tangannya memegangi pundak Yoshino.

“Yoshino,aku melakukan ini bukan karena aku ingin mendapatkan perawanmu melainkan aku menolongmu agar terbebas dari dunia kelam”,ucap Shen Long sambil memandang Yoshino.

“Tapi ini yang kuinginkan sebagai balas jasa atas kebaikkanmu”,ucap Yoshino.

"Ya, aku mengerti tetapi aku tidak mau kamu membalasnya dengan cara ini",ucap Shén Long.

"Shén Long San,..hiks...sudilah kau menerima milikku yang paling berharga kupersembahkan kepadamu dan ini bukan karena upacara Mizuage melainkan aku juga mencintaimu dan ini merupakan salah satu impianku.. hiks",ucap Yoshino dengan berlutut dihadapan Shén Long sambil menangis.

"Tapi maafkan aku sebab aku tidak bisa dengan cara begini", ucap Shén Long yang berdiri membelakangi Yoshino.

"Hiks ... kenapa aku tidak bisa .. .hiks?"ucap Yoshino yang menangis tersedu-sedu.

“Dengan cara apa aku bisa mendapatkan hatimu...hiks”,ucap Yoshino yang berdiri telanjang di belakang Shen Long.

Kemudian Shen Long membalikkan badannya menghadap Yoshino namun tiba tiba Yoshino tersipu ke dalam dada Shen Long.

"Ijinkan aku merasakan kehangatan pelukanmu walaupun sesaat..hiks", ucap Yoshino yang tersipu di dada Shén Long.

"Yoshino ,kamu masih muda dan jalanmu masih panjang maka kamu pasti bisa mendapatkan pria lebih baik daripada aku”,ucap Shén Long yang memberikan dadanya sebagai tumpuan Yoshino untuk melepaskan tangisnya.

Tangis Yoshino mulai reda lalu dia bangkit dari pelukan Shén Long sambil mengusap air matanya.

"Sekarang kamu sudah tenang jadi kamu bisa pulang sekarang", ucap Shén Long dengan melepaskan pelukannya kemudian meninggalkan Yoshino sendiri di ruang itu.

"Shén Long,aku jatuh cinta padamu karena kamu tidak sama dengan semua laki – laki yang kutemui bahkan semua laki - laki yang kulirik mereka pasti bertekuk lutut dihadapanku,"batin Yoshino sambil membenahi kimononya terus menyimpul kembali ikatan kimononya.
Shen Long
"Aku teringat ketika kau melintas jalan kota yang tanpa kau sadari banyak wanita tersenyum dan mencoba menarik perhatian kepadamu pada saat kau melewati kami tetapi kau tidak menghiraukan kami semua dan juga keberuntungan telah datang kepadaku ternyata Kami (Dewa Jepang) telah mempertemukan kami dengan upacara Mizuage tetapi kamu tetap bersikukuh tidak mau menerima pemberianku yang paling berharga",batin Yoshino yang merapikan kimononya di ruang itu sendirian.

“Kamu tidak apa- apa?”tanya Minoro Hatsune yang memasuki ruangan itu dan mendekati Yoshino yang lagi merapikan kimononya.

“Ya,aku tidak apa-apa”,jawab Yoshino sambil mengusap air matanya.

“Apakah dia melakukan itu kepadamu?”tanya Minori Hatsune yang langsung dijawab oleh Yoshino dengan gelengan kepala lalu Minori Hatsune melirik kain putih yang dibentangkan sebagai alas tidur tetap bersih tanpa ada bercak darah.

“Kalau begitu kamu akan aku antar pulang”,ucap Minori Hatsune yang kemudian membantu Yoshino berdiri lalu meninggalkan ruangan itu.

Setelah Minori Hatsune mengantar Yoshino ke Okiya Miyuki lalu dia menemui Putri Michiko Kamayama dan disana juga ada Hojo Keiko untuk melaporkan semuanya hasil dari upacara Mizuage dan Putri Michiko Kameyama beserta Hojo Keiko merasa senang dengan semua hasil laporan Minori Hatsune.

Setelah itu Minori Hatsune mohon pamit untuk meninggalkan tempat itu.

“Benar dugaanku",ucap putri Michiko Kameyama kepada Hojo Keiko.

"Tidak kusangka dia menolak penawaran itu bahkan dia rela berhutang kepadamu hanya untuk menolong Maiko itu",ucap Hojo Keiko.
Hojo Keiko
"Aku tahu dia dan dia bukan lelaki yang suka berpetualang cinta tetapi apa yang dia dapatkan semuanya itu terjadi secara kebetulan",ucap Putri Michiko Kameyama.
Putri Michiko Kameyama
"Sekarang aku mengaku kalah padamu tapi nanti pada waktu malam itu aku mohon kamu jangan menguras energi dia sebab nanti aku tidak kebagian....hahahha",ucap Hojo Keiko sambil tertawa diikuti putri Michiko Kameyama lalu mereka saling gelitik sambil berlari kejar kejaran.
 
Shen Long... Shen Long.... teguh sekali iman mu kali ini kawan. Seorang Geisha Perawan kau kuat. Makin kuat pula efek bijaksana dan rasa sayang mu serta wibawa mu di Mata Para Wanita.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd