Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dōng Fēng Pò(東風破)

apa yang di nanti dari cerbung Dōng Fēng Pò(東風破)?

  • sex

    Votes: 359 76,1%
  • cerita

    Votes: 103 21,8%
  • kisah cinta

    Votes: 96 20,3%
  • action

    Votes: 107 22,7%

  • Total voters
    472
Bimabet
Suwe ora absen, lha kok post tinggal itungan driji.. ditunggu update nya..
 
Lamo juo tak ado updatenyo
 
Kembali ke Shen Long yang masih minum bersama Wong Fei di waktu malam kota Changsha.

“Wong Fei,apakah paman Wong sudah tidak ada?”tanya Shen Long.
Shen Long
“Ya,orang tuaku sudah lama tidak ada semenjak badai yang sama merenggut orang tuamu dan orang tua Zhang YuQi”,jawab Wong Fei.

“Maaf”,ucap Shen Long yang menundukkan kepala.

“Tidak apa-apa mungkin Zhang YuQi belum memberitahumu”,ucap Wong Fei yang kemudian meneguk arak.
Wong Fei
“Berarti kita semua senasib telah ditinggalkan orang tua kita pada saat yang sama”,ucap Shen Long yang juga mengambil guci arak terus meminumnya.

“Lalu apakah benar rencanamu untuk pergi berkelana sendirian setelah semuanya usai?”tanya Shen Long yang menatap Wong Fei yang lagi menikmati paha ayam panggang.

“Perjalanan yang jauh dapat membuktikan Kekuatan seekor Kuda,Waktu akan dapat membuktikan hati seseorang”,ucap Wong Fei. Sambil memegang guci arak dan menatap Shen Long dengan tersenyum.

“Apakah kamu tidak ingin membangun keluarga?”tanya Shen Long sambil meneguk arak.

“Menyukai seseorang tidak salah , salahnya adalah menyukai seseorang yang tak menyukai kita”,ucap Wong Fei yang langsung membuat Shen Long tertunduk karena dia tahu apa yang dimaksud Wong Fei yaitu Zhang YuQi.

“Wong Fei ,maafkan aku”,ucap Shen Long.

“Apakah dengan kamu mengucapkan kata maaf kepadaku itu bisa merubah segalanya padahal kamu sendiri merestui hubunganku dengan Zhang YuQi pada waktu itu lalu kenapa malah kamu mengkhianatiku dengan menikahinya dibelakangku”,ucap Wong Fei yang membuat Shen Long terdiam seribu bahasa.

“Tapi aku…..”,ucap Shen Long yang merasa bersalah akan ucapannya pada waktu itu.

“Percuma kamu tidak bisa mengembalikan semuanya sebab nasi telah menjadi bubur dan kamu tahu betapa kecewanya diriku ketika mengetahui kamu telah menikahi Zhang YuQi dan lebih membuatku marah yaitu kamu malah menikah lagi dengan putri Fan Bingbing terus sekali lagi kamu mengawini putri Song Hye Kyo lalu kamu mengawini lagi putri Michiko Kameyama dan ditambah lagi Keiko Hojo dan sekarang ditambah lagi Putri Sirivannavari belum lagi beberapa putri yang telah kamu tiduri secara diam diam mulai dari Caryn sampai Tibet”,ucap Wong Fei yang membuat Shen Long tambah merasa bersalah.

“Wong Fei,kumohon hentikan”,ucap Shen Long.

“Apakah itu yang namanya mencintai padahal kamu terus sering mengkhianatinya”,ucap Wong Fei membuat Shen Long terpojok.

“Wong Fei ,HENTIKAN”,bentak Shen Long yang membuat Wong Fei terdiam.

“Aku tahu aku memang salah karena mengkhianati cintanya namun aku tidak bisa berbuat apa-apa karena keadaan yang memaksaku melakukan itu tapi aku mendapatkan pelajaran berharga dari Zhang YuQi kalau aku harus berkorban bagi orang lain tetapi tidak tahu kenapa itu selalu mendatangiku terus menerus sehingga itu membuatku tidak ada pilihan”,ucap Shen Long yang membuat Wong Fei terdiam.

“Tapi kamu bisa menolaknya kalau kamu memang mencintai Zhang YuQi bukannya kau selalu menerima setiap pernikahan yang ditujukan kepadamu bukankah itu malah menyakitkan hati Zhang YuQi”,ucap Wong Fei.

“Apakah kamu lupa pada waktu pernikahanku dengan Fan Bingbing itu bukan kehendakku sendiri melainkan titah dari yang Mulia Khan bahkan aku sempat menolaknya hingga membuat Yang Mulia Khan murka dan memberi hukuman kepada kami berdua agar kepala kami dipenggal termasuk kedua orang tua kami maka dengan terpaksa Zhang YuQi merestui pernikahan kami dan seterusnya hanya demi melindungi kedua orang tua kami”,ucap Shen Long yang membuat Wong Fei terdiam.

“Wong Fei,aku ,dan Zhang YuQi sekarang yang tersisa hanya kita bertiga setelah semua orang tua kita telah tiada maka sebaiknya kita selalu bersama dan apapun yang terjadi kau tetaplah saudaraku”,ucap Shen Long yang memegang pundak Wong Fei yang sedang merenung semua ucapan Shen Long sambil meninggalkan Wong Fei yang tetap minum arak.

“Shen Long,aku masih tidak bisa menghilangkan kekecewaanku terhadapmu ketika kau telah menikahi Zhang YuQi apalagi semua kekalahanku didalam segala hal persainganku denganmu”,batin Wong Fei yang memegang guci arak sambil melihat Shen Long meninggalkannya.

Setelah meninggalkan Wong Fei maka Shen Long kembali ke penginapannya terus dia duduk di kursi pada sebuah taman.

“Dewa Shen Long,sampai kapan aku selalu bergumul dengan cinta yang selalu mendatangiku padahal cintaku hanya untuk Zhang YuQi”,batin Shen Long sambil memandang langit.

“Suamiku”,suara yang memanggilnya dari belakang yang tak lain Fan Bingbing yang langsung duduk disebelahnya terus memeluk tangan Shen Long terus Shen Long menoleh ke kanan untuk mencium kening Fan Bingbing.

“Kenapa kamu belum tidur?”tanya Shen Long yang menoleh ke arah Fan Bingbing yang sedang menatap terang rembulan

“Aku tidak tahu”,jawab Fan Bingbing sambil menggelengkan kepalanya terus kepalanya tersipu ke pundak Shen Long.
Fan Bingbing
“Shen Long,sebenarnya batinku sedang berkecamuk karena aku mendapat tugas kakak Kublai untuk mencari pengkhianat di Divisimu dan aku sudah menemukannya tetapi aku tidak mau terjadi pertingkaian diantara kita semua”,batin Fan Bingbing.

“Adakah yang kau pikirkan?”tanya Shen Long yang tangannya tadi dipeluk Fan Bingbing menjadi merangkul tubuh Fan Bingbing agar membuat Fan Bingbing bersandar kepadanya.

“Suamiku,apakah kamu rindu dengan Tianjin?”tanya Fan Bingbing yang menatap rembulan.

“Aku rindu sekali dan ingin semua ini berakhir agar aku bisa menghabiskan hidupku bersama dengan kalian semua tapi…”,ucap Shen Long yang tidak melanjutkan ucapannya.

“Suamiku,kenapa ucapanmu tidak dilanjutkan?”tanya Fan Bingbing yang penasaran akan ucapan suaminya.

“Wong Fei yang merupakan saudaraku tetapi dia belum berkeluarga sedangkan ada seorang wanita yang sangat mencintainya tetapi ia tidak mau mengakuinya”,ucap Shen Long.

“Apakah kamu sangat sayang Wong Fei saudaramu?”tanya Fan Bingbing yang sambil menatap wajah Shen Long dengan penuh kesedihan.

“Aku menyayanginya seperti Zhang YuQi sebab kami dibesarkan bersama dan orang tua kami merupakan saudara angkat”,ucap Shen Long.

“Apakah sebelumnya dia mencintai seseorang?”tanya Fan Bingbing yang menatap ke depan.

“Iya,Zhang YuQi”,jawab Shen Long yang langsung membuat Fan Bingbing bangun dari pundak Shen Long.

“Kak YuQi”,ucap Fan Bingbing yang menatap wajah Shen Long yang menjawabnya dengan mengangguk.

“Tetapi cintanya telah pupus ketika dia mengetahui aku dan Zhang YuQi sudah menikah dan apakah kamu masih ingat pada waktu pernikahan kita terjadi perdebatan dan terima kasih juga kepadamu karena pada waktu itu kamu telah membantuku menjelaskan padanya”,ucap Shen Long.

“ya,aku ingat itu”,ucap Fan Bingbing.

“Kupikir dia mau memaafkanku dan merestui kami ternyata tidak sebab tadi aku ketemu dia masih membahasnya”,ucap Shen Long dengan kepala menunduk.

“Wong Fei ini keras kepala seperti Bataar”,batin Fan Bingbing yang juga merenung.

“Apakah sekarang dia masih membencimu?”tanya Fan Bingbing yang menoleh ke Shen Long.

“Tidak tahu”,ucap Shen Long sambil menggelengkan kepala.

“Suamiku,jangan kamu pikirkan masalah Wong Fei dan tetaplah dengan berjalan lurus ke depan sebab Wong Fei orang yang keras kepala yang tidak mau berubah dan akan selalu terpuruk akan masa lalu”,ucap Fan Bingbing yang berusaha menenangkan Shen Long.

“Istriku,bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?”tanya Shen Long yang menatap ke depan.

“Apakah itu?”jawab Fan Bingbing yang tersipu ke dada Shen Long.

“Siapakah Bataar?”tanya Shen Long yang langsung membuat Fan Bingbing terhenyak kaget.

“Shen Long,kenapa kamu ingin tahu tentang dia?”batin Fan Bingbing yang kemudian bangkit dari pelukan Shen Long lalu kepalanya disanggah dengan tangan kanannya sedangkan Shen Long hanya memandangnya saja.

“Bataar dan aku dulu pernah ada hubungan cinta sebelum aku mengenalmu tetapi cinta kami telah pupus ketika keluargaku memberontak ke kakak Kublai maka ia memutuskan mundur daripadaku agar ikut campur tangan dengan masalah keluargaku tetapi kak Kublai sangat menyayangiku maka statusku tetap ada dan aku dinikahkan denganmu”,ucap Fan Bingbing.

“Fan Bingbing,janganlah khawatir sebab aku akan selalu mencintaimu dan takkan pernah meninggalkanmu”,ucap Shen Long sambil menarik Fan Bingbing untuk kedalam pelukkannya.

“Shen Long,aku sungguh bahagia ketika pertama kali aku bertemu denganmu pada saat awal pengangkatanmu menjadi jendral di Divisi Shan”,batin Fan Bingbing.

“Suamiku,apakah kamu masih mencintaiku setelah menikahi Sirivannavari?”tanya Fan Bingbing yang berada didalam pelukan Shen Long.

“Istriku,kenapa kamu bertanya begitu kepadaku?”tanya Shen Long yang tersenyum sambil menghadapkan Fan Bingbing didepannya yang sedang menundukkan kepala.

“Sebab aku …takut….kamu melupakanku”,ucap Fan Bingbing yang menundukkan kepalanya didadanya.

“Fan Bingbing,Cintaku selalu kepadamu sama dengan semua yang kucintai”,ucap Shen Long yang tersenyum sambil tangannya mengangkat dagu Fan Bingbing agar ia bisa melihat wajah Fan Bingbing.

“Mungkin kamu sudah bosan denganku maka kamu suka yang lebih muda”,ucap Fan Bingbing yang memoncongkan bibirnya sambil menoleh kearah lain.

“Fan Bingbing,…kamu tidak pernah membuatku bosan tetapi malah membuatku bergairah dan ingin membuat adik buat Fuk Shan”,ucap Shen Long sambil merapatkan badan Fan Bingbing merapat kepadanya.

“Genit”,ucap Fan Bingbing sambil tertawa kecil ketika Shen Long memeluknya.

“Fan Bingbing”,ucap Shen Long yang membuat Fan Bingbing terhipnotis memandangnya maka Shen Long mendekatkan wajahnya ke Fan Bingbing terus mereka berciuman yang tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat mereka dari kejauhan.
Liu YiFei
“Jendral Shen”,ucap Liu YiFei dengan menitikkan air mata terus meninggalkan tempat itu.

Pada suatu siang di klentheng TianJin tepatnya di sebuah jembatan dimana tempat bertemunya Shen Long dan Meifeng terlihat dua wanita yang bertemu disana.

“Kak Roulan”,ucap Maidina yang berada disebelahnya.
Maidina
“Ada apa kamu mengajakku ketemu hari ini?”tanya Roulan yang menatap ke laut.

“Maafkan hamba telah gagal dalam menyamar”,ucap Maidina dengan menundukkan kepala.

“Apa maksudmu?”tanya Roulan yang menoleh kepadanya.
Roulan
“Putri Michiko telah mengetahui jati diriku sebenarnya yang merupakan anggota kelompok Teratai Putih”,ucap Maidina yang menatap ke depan.

“Bagaimana dia bisa mengenali dirimu padahal kalian tidak pernah ketemu sebelumnya?”tanya Roulan yang menatap tajam ke Maidina.

“Dia telah memergokiku ketika aku bertemu dengan Meilin di tempat ini”,ucap Maidina.

“Berarti Meifeng mengetahui Maidina anggota kelompok Teratai Putih ketika bertemu Meilin tetapi itu bukan masalah besar sebab dulu kita pernah bekerjasama untuk menggulingkan Dinasti Yuan”,batin Roulan ketika mendengar ucapan Maidina.

“kak,apa yang harus aku lakukan?”tanya Maidina yang menoleh ke Roulan.

“Kamu jangan khawatir sebab Putri Michiko dulu merupakan sekutu kita”,ucap Roulan untuk menenangkan Maidina.

“Tapi….”,ucap Maidina dengan penuh keraguan yang membuat Roulan heran.

“Tapi kenapa?”tanya Roulan yang menoleh ke Maidina yang lagi menundukkan kepalanya.

“Putri Zhang YuQi juga mengetahuiku kalau aku merupakan anggota kelompok Teratai Putih”,ucap Maidina.

“Bagaimana dia juga bisa tahu kamu?”tanya Roulan.

“Dia mengetahui ketika aku mnyerahkan buku data anggota Divisi Shan kepada kakak pada saat ketua Xia membantu kami ketika rombongan kami diserang pasukan perampok”,ucap Maidina yang menoleh ke Roulan.

“Gawat,kalau begitu Maidina tidak boleh berada disitu dan harus dipindah sebab kedoknya telah terbongkar dan bisa menjadi bahaya bagi kelompok Teratai Putih”,batin Roulan.

“Lalu apa tindakan putri Zhang YuQi setelah mengetahui jati dirimu yang sebenarnya?”tanya Roulan yang menoleh ke Maidina.

“Beliau hanya memintaku untuk mengatur pertemuan ketua Xia bisa bertemu dengan putri Zhang YuQi”,ucap Maidina yang menoleh ke Roulan.

“Ada apa gerangan putri Zhang YuQi ingin menemui ketua Xia?”batin Roulan ketika dia mendengar permintaan Maidina.

“Permintaan putri Zhang YuQi akan aku sampaikan ke ketua Xia dan apakah ada pesan lain putri Zhang YuQi kepadamu?”tanya Roulan ke Maidina.

“Beliau memintaku untuk tetap menyembunyikan jati diriku yang sebenarnya”,ucap Maidina.

“Baiklah.kalau begitu untuk saat ini kamu tetap bertugas disana sampai waktu yang ditentukan oleh ketua Xia”,ucap Roulan yang memandang ke laut.

“Baik,kalau begitu saya mohon diri”,ucap Maidina yang menoleh ke Roulan yang langsung dijawab dengan anggukan.

“Hoaaaakkk….hoaaakk”,suara Roulan yang mau muntah tetapi tidak memuntahkan apapun maka Maidina membatalkan niatnya meninggalkan tempat itu dan kembali untuk melihat keadaan Roulan.

“Kak Roulan,apakah anda baik-baik saja?”tanya Maidina yang berusaha memijat leher Roulan agar membuatnya nyaman.

“Terima kasih Maidina…aku tidak apa-apa”,ucap Roulan yang memegang pagar jembatan untuk menumpu badannya.

“Kalau berkenan aku periksa nadi kakak”,ucap Maidina sambil memegang tangan Roulan untuk diperiksa nadinya.

“Ahhh….tidak mungkin….tapi dengan siapa?”batin Maidina kaget ketika dia mengetahui Roulan hamil pada waktu dia memeriksa nadi Roulan tetapi dia tidak berani berkata apapaun.

“Bagaimana keadaanku dan kenapa kamu malah diam?”tanya Roulan kepada Maidina yang melihatnya seakan tidak percaya.

“Kakak hamil”,ucap Maidina yang membuat Roulan tak berucap apa-apa.

“Jadi benar dugaanku kalau aku hamil sebab aku sudah terlambat satu Minggu untuk datang bulan dan aku bahagia sebab benih ini darinya”,batin Roulan yang menutup mulutnya dengan tangannya dengan menitikkan air mata.

“Kak Roulan ,apakah kakak tidak apa-apa?”tanya Maidina dengan tangannya memegang pundak Roulan.

“Aku tidak apa-apa”,jawab Roulan sambil mengusap air mata bahagia tepatnya.

“Selamat kak Roulan,anda telah hamil”,ucap Maidina dengan salam gongshu kepadanya tapi hanya dijawab Roulan dengan senyuman.

“Sebaiknya saat ini kita berpisah dulu nanti waktu yang tepat kita bertemu lagi untuk menjawab permintaan putri Zhang YuQi”,ucap Roulan yang langsung dijawab dengan Maidina dengan anggukan lalu mereka berpisah dengan arah yang berlawanan.

Kembali ke perjalanan pulang pasukan Divisi Shan untuk kembali ke Tianjin telah mencapai kota Fuzhou namun tiba- tiba ada pasukan berkuda berjumlah 10 orang mendatangi barisan pasukan Divisi Shan lalu Zhang Liao menghentikan barisan pasukannya yang berada di depan barisan Divisi Shan.

“Kami utusan dari Gubernur FuJian untuk menawarkan pasukan Divisi Shan untuk istirahat di kota kami dan gubernur kami juga ingin menjamu putri Fan Bingbing,putri Song Hye Kyo dan Putri Sirivannavari untuk singgah sejenak di kota kami”,ucap perwira dari pasukan itu kepada Zhang Liaos sambil salam gongshu.

“Prajurit,cepat kamu lapor ke jendral Shen Long”,perintah Zhang Liao kepada prajuritnya untuk melaporkan hal ini ke jendral Shen Long yang berada di tengah barisan.

Tidak lama kemudian prajurit itu kembali ke barisan depan dan memberitahu kepada Zhang Liao kalau jendral Shen Long menerima undangan itu.

“Baiklah ,kami menerima kebaikan dan keramahan gubernur Fujian”,ucap Zhang Liao dengan salam gongshu.
URL=https://www.imagebam.com/image/0833581070139124]
0833581070139124.jpg
[/URL]Zhang Liao
“Kami sangat senang hati bisa menjamu dan melayani pahlawan perang Dali”,ucap perwira itu sambil tangannya menyilakan barisan pasukan Divisi Shan berjalan menuju gerbang kota Fuzhou

“Cepat semua minggir sebab pasukan Divisi Shan akan memasuki kota”,ucap perwira pasukan penjaga pintu gerbang kota Fuzhou maka semua penduduk yang mau masuk diharap minggir terlebih dahulu sebab pasukan Divisi Shan akan memasuki kota Fuzhou.

Sebelum masuk kota Fuzhou ,pasukan Divisi Shan masih merapikan barisan mereka di depan pintu gerbang kota Fuzhou.

“Rapikan baju kalian dan berjalanlah dengan gagah berani sebab kalian pasukan Divisi Shan pahlawan perang Dali”,ucap Zhang Liao yang menyemangati pasukannya.

“Haooo”,suara sorak pasukan kuda Gunung yang paling terdepan dibarisan pasukan Divisi Shan.

Setelah semua penduduk sudah membentuk barisan di pinggir jalan masuk kota Fuzhou maka Zhang Liao memerintahkan pasukannya masuk ke dalam kota.

“HOREEE…hore”,sorak para penduduk kota Fuzhou yang menyambut ketika pasukan Divisi

Shan masuk ke dalam kota Fuzhou dengan berbaris.

Sedangkan di sebuah rumah makan ada dua orang sedang menikmati makan di lantai dua rumah makan itu.

“Ada apa diluar kok sepertinya ramai sekali”,ucap Bataar yang sedang memegang cawannya sambil melihat para pengunjung rumah makan pergi ke teras rumah makan itu.

“Seperti suara pawai”,ucap Jinlun Turgen yang mengamati suara diluar.
Jinlun Turgen
Ketika ada seorang yang hendak pergi menuju ke teras rumah makan itu yang tangannya ditahan oleh Bataar.

“Ada apa ramai di luar?”tanya Bataar kepada orang yang tangannya dia pegang.
Bataar
“Pasukan Divisi Shan lewat”,jawab orang itu yang kemudian Bataar melepaskan orang itu yang bergegas pergi ke teras rumah makan itu maka Bataar dan Jinlun Turgen saling pandang lalu mereka juga bergegas ke teras untuk melihat pasukan Divisi Shan yang melintas di depan rumah makan mereka.

Terlihat pasukan Divisi Shan melintas jalan kota Fuzhou yang berbaris sesuai kesatuannya yang ditandai dengan panji kesatuannya.

“Inikah pasukan Divisi Shan”,ucap Jinlun Turgen yang berada di teras rumah makan yang melihat barisan pasukan Divisi Shan melewati mereka.

“Ya,ini benar mereka sebab aku pernah bertanding dengan mereka dan jendral itu salah satu dari mereka”,ucap Bataar sambil menunjuk Wong Fei yang bersama pasukan Ular Gunungnya.
Wong Fei
“Lalu dimanakah Shen Long?”ucap Jinlun Turgen yang terus mengamati barisan pasukan Divisi Shan yang melewati mereka.

“Dia masih belum terlihat”,ucap Bataar yang juga mengamati barisan pasukan Divisi Shan yang melewati mereka,

Lalu pasukan berkuda kesatuan wanita Gunung melintasi mereka yang anggotanya semua wanita yang dipimpin Liu YiFei dan selanjutnya pasukan berkuda wanita pemanah gunung yang dipimpin oleh YangMi yang juga melintasi mereka.

Kemudian tibalah Shen Long yang diikuti dengan iring-iringan kereta kuda mewah yang melintasi tempat dimana Bataar dan Jinlun Turgen berada.

“Itu Shen Long”,ucap Bataar yang memberitahu Jinlun Turgen kalau Shen Long melintasi mereka.
Shen Long
“Jadi dia yang namanya Shen Long”,batin Jinlun Turgen yang mengamati Shen Long yang melintasi tepat dibawah mereka.

Lalu melintaslah kereta kuda mewah pertama yang dikawal beberapa pasukan Mongol yang berada di belakang Shen Long.

“Mungkinkah?”,batin Bataar yang penasaran dengan orang yang didalam kereta kuda mewah yang melintas dihadapannya.

“Kemungkinan penumpang yang di dalam kereta itu adalah Putri Fan Bingbing”,ucap Jinlun Turgen yang juga mengamati kereta kuda mewah itu dan membuat Bataar menoleh ke Jinlun Turgen terus kembali mengamati kereta kuda itu.

“Ibu,aku ingin melihat luar”,ucap Fuk Shan yang berdiri terus membuka tirai keretanya melihat suasana kota Fujian sedangkan Fan Bingbing hanya tersenyum sambil memegangi tubuh Fuk Shan agar tidak terjatuh.
Fan Bingbing
“Benar itu dia”,batin Bataar ketika melihat Fuk Shan dan Fan bingbing didalam kereta itu.

Lalu kereta kuda mewah selanjutnya yang dikawal dengan pasukan yang berseragam kerajaan Goryeo kemudian kereta kuda mewah selanjutnya yang dijaga pasukan Divisi Shan terus kereta kuda mewah selanjutnya dikawal pasukan berseragam kerajaan Sukhothai yang kemudian dibelakangnya pasukan gajah dengan membawa panji kerajaan Sukothai sehingga penduduk Fuzhou kagum.

“Divisi Shan sekarang mempunyai unit gajah”,batin Bataar ketika melihat pasukan gajah Sukhothai melintasi didepan mereka.

“Berarti benar kata orang tentang Shen Long selain jendral yang pandai dalam strategi perang tapi juga pandai dalam berunding sehingga dia bisa mendapatkan pasukan gajah elit dari kerajaan Sukhothai”,batin Jinlun Turgen yang juga mengamati barisan pasukan gajah itu yang melintasi mereka.

“Mereka menuju kemana?”tanya orang yang berbicara kepada temannya yang berada disebelah Jinlun Turgen dan Bataar.

“Sepertinya mereka menuju ke rumah dinas gubernur Fujian sebab Gubernur yang mengundang mereka”,jawab orang itu kepada temannya yang membuat Jinlun Turgen dan Bataar untuk mendengarnya.

“Ayo ..kita tinggalkan tempat ini”,ucap Bataar yang meninggalkan tempat itu dan diikuti oleh Jinlun Turgen disaat pawai pasukan Divisi Shan belum selesai.

Sesampainya Shen Long didepan pintu gerbang rumah dinas gubernur Fujian maka terlihat Gubernur Fujian yang telah menunggu mereka.

Setelah Shen long turun dari kuda maka bertepatan kereta yang ditumpangi Fan Bingbing tiba disitu kemudian kereta yang ditumpangi Song Hye Kyo juga tiba lalu kereta yang ditumpangi Huimin dan yang terakhir yang ditumpangi oleh Sirivannavari juga tiba terus mereka berkumpul lalu menuju ke tempat Gubernur Fujian yang telah menanti mereka.
“Selamat Datang jendral Shen Long,Putri Fan Bingbing,putri Song Hye Kyo,Putri Sirivannavari dan juga nyonya Huimin di kota Fujian dan perkenalkan saya Guo Shoujing (郭守敬) gubernur Fujian”,ucap Guo Shoujing dengan salam gongshu ketika menyambut mereka.

“Terima kasih telah memberi tempat bagi kami untuk istirahat”,ucap Shen Long yang juga membalasnya dengan salam Gongshu.

“Jangan sungkan sebab kami sungguh merasa terhormat kota kami disinggahi pasukan elit kekaisaran Mongol…silakan”,ucap Guo Shoujing sambil tangannya mempersilahkan mereka masuk ke kediamannya maka Shen Long beserta semua istrinya masuk ke dalam mengikuti mereka ke dalam.

Setelah semua pasukan Divisi Shan memasuki kota Fuzhou maka untuk pasukan Divisi Shan diberi tempat untuk mendirikan tenda dekat pantai sedangkan para perwira Divisi Shan telah dipersiapkan penginapan di sekitar rumah dinas gubernur Fujian sedangkan Shen Long dan semua istrinya mendapat tempat kehormatan untuk menginap di rumah dinas gubernur Fujian.

Malamnya ada perjamuan di rumah dinas gubernur Fujian sedangkan tamu yang diundang merupakan semua jendral Divisi Shan dan Shen Long beserta semua istrinya.

Mereka semua duduk sesuai yang ditentukan oleh protokoler sedangkan meja Liu YiFei dan YangMi bersebelahan dan tepat berseberangan dengan meja Shen Long yang duduk bersama semua istrinya.

Sebagai pembuka perjamuan maka disuguhkan tarian penyambutan tamu yang dipersembahkan oleh beberapa wanita kota Fuzhou.

Ketika semua orang menikmati tarian yang disuguhkan kepada mereka tetapi Liu YiFei dan YangMi menatap Shen Long tapi ada yang mengetahui tindakan mereka yaitu Sirivannavari yang selalu mengamati mereka sebab Sirivannavari masih tidak percaya dengan mereka.
Liu YiFei
YangMi
“Dik Sirivannavari,ada apa?”tanya Fan Bingbing yang ada di sebelahnya ketika ia melihat Sirivannavari yang sedang mengamati Liu YiFei dan YangMi bukannya menikmati tarian.
Sirivannavari
“Tidak ada apa-apa”,jawab Sirivannavari yang berusaha menutupi kecurigaannya.

Setelah suguhan tarian itu selesai maka Guo Shoujing gubernur Fujian berdiri sambil membawa cawan yang berisi arak.

“Saya Guo Shoujing gubernur FuJian sangat senang hati bisa menjamu Putri Sirivannavari dari kerjaan Sukhothai,putri Song Hye Kyo dari kerajaan Goryeo dan putri Fan Bingbing yang putri kekaisaran Mongol yang merupakan saudara sepupu dari Yang Mulia Khan dan juga jendral Shen Long beserta semua jendralnya yang memimpin pasukan elit kekaisaran Mongol yang juga pahlawan perang Dali yaitu Divisi Shan,mari bersulang”,ucap Guo Shoujing sambil mengangkat cawan itu terus meminumnya dan diikuti semua orang disitu.

“Gubernur Guo Shoujing,kurasa anda salah sebab ada pasukan elit di kaisaran Mongol yang lebih baik daripada pasukan Divisi Shan yaitu Divisi Qisig”,ucap Bataar yang menyelonong masuk ke acara tersebut bersama semua jendral divisi Qisig termasuk Jinlun Turgen yang membuat semua jendral Divisi Shan heran dan begitu juga Shen Long.
Bataar
“Divisi Qisig juga berada di Fujian”,batin Shen Long sambil menatap Bataar.

“Jendral Bataar,maafkan aku apabila salah bertutur kata”,jawab Guo Shoujing yang berdiri di hadapan mereka dengan salam gongshu.

“Gubernur Guo,kenapa anda mengadakan perjamuan hanya untuk Divisi Shan saja sedangkan Divisi Qisig juga berada dikota Fuzhou dan kenapa kami tidak diundang?”tanya Bataar kepada gubernur Guo Shoujing.

“Jendral Bataar ,perjamuan ini memang hanya untuk Divisi Shan sedangkan perjamuan Divisi Qisig sudah kami adakan Minggu kemarin”,ucap gubernur Guo Shoujing.

“Tapi kami tetap harus diundang ke perjamuan ini sebab kami juga layak untuk menghadiri perjamuan ini apalagi ada putri Fan Bingbing yang merupakan sepupu dari Yang Mulia Khan”,ucap Bataar yang melirik ke Fan Bingbing dengan memberi salam dengan tangan kanan mengepal ditepuk ke dada kirinya sambil menundukkan kepalanya dan begitu juga Jinlun Turgen yang langsung dijawab Fan Bingbing dengan anggukan.

“Tapi…”,ucap Guo Shoujing yang berusaha menjawab perkataan Bataar ke potong.

“Gubernur Guo Shoujing,biarkan mereka mau ikut di perjamuan ini apabila mereka tetap bersikeras”,ucap Fan Bingbing yang tanpa menoleh mereka yang sedang menuangkan arak ke cawan Shen Long.

“Maafkan hamba ,Putri Fan Bingbing apabila hamba tidak sopan sebab sebenarnya kami hanya ingin menjaga dan memastikan putri Fan Bingbing aman”,ucap Bataar yang berdiri dengan kepala menunduk didepan Fan Bingbing.

“Bataar,apa maksudmu?”tanya Fan Bingbing yang berada di sebelah Shen Long.

“Hamba,tidak mau terjadi sesuatu dengan putri Fan Bingbing sebab sekarang putri Fan Bingbing sedang dilindungi oleh pasukan paling banci di kekaisaran Mongol termasuk juga pemimpinnya yang penakut”,ucap Bataar yang langsung membuat Wong Fei,Zhang Liao,Chen Wu berdiri dengan menatap tajam ke arah Bataar termasuk Shen Long yang hanya menatap dengan Bataar dengan tenang sedangkan semua jendral Divisi Qisig langsung siaga dengan tangan di ganggang pedang mereka.

“Jendral Bataar,Sebaiknya kita hilangkan perselisihan kita dan mari ikut ke dalam perjamuan ini dan minum arak bersama sebab kita semua sama yaitu pasukan kekaisaran Mongol”,ucap Shen Long yang berdiri sambil salam gongshu ke Bataar.
Shen Long
“Maaf,kami tidak berselera bergabung dengan kalian dalam perjamuan ini sebab kalian ini adalah bangsa jajahan kami”,ucap Bataar dengan nada sinis yang membuat Chen Wu yang mau maju malah ditahan oleh tangan Huang An sedangkan Song Hye Kyo dan Sirivannavari menatap tajam ke Bataar.

“BATAAR,jaga mulutmu apakah kamu lupa siapa aku dan siapa suamiku”,bentak Fan Bingbing yang bangkit berdiri di sebelah Shen Long.
Fan Bingbing
“Jendral Bataar ,kumohon anda tenang dan tidak usah berseteru sebab kami akan siapkan meja untuk anda dan semua jendral Divisi Qisig untuk mengikuti perjamuan ini”,ucap Guo Shoujing yang mendekati Bataar dengan salam gongshu.

“Putri Fan bingbing ,Maafkan hamba apabila ucapan hamba tidak sopan tetapi itu memang kenyataannya”,ucap Bataar yang berusaha membela diri.

“Bataar,tolong jaga ucapanmu sebab ucapanmu sangat menyinggung perasaan Putri Fan Bingbing dan nanti masalah ini menjadi runyam”,ucap Jinlun Turgen yang mengetahui Song Hye Kyo dan Sirivannavari yang menatap Bataar penuh amarah maka dia menghampiri Bataar.
Jinlun Turgen
“Gubernur Guo Shoujing,kami mohon maaf apabila kami tidak sopan di perjamuan anda yang sedang menjamu semua putri Kerajaan sahabat kekaisaran Mongol dan tujuan kami sebenarnya datang ke perjamuan anda hanya memastikan keamanan para tamu sekalian”,ucap Jinlun Turgen dengan salam gongshu kepada gubernur Guo Shoujing.

“Tuan Jinlun Turgen ,jangan sungkan sebab kami bisa menyiapkan meja bagi anda dan jendral Bataar beserta semua jendral Divisi Qisig”,ucap gubernur Guo Shoujing yang juga membalasnya dengan salam gongshu.

“Terima kasih gubernur Guo Shoujing atas keramahan anda tapi kami segera meninggalkan tempat ini sebab kami sudah memastikan Putri Fan Bingbing dan semua putri kerajaan Sahabat telah aman disini dan juga sudah menyapa Putri Fan Bingbing yang merupakan sepupu Yang Mulia Khan”,ucap Jinlun Turgen yang membungkukkan badannya kepada gubernur Guo Shoujing.

“Tuan Jinlun Turgen ,mari ikut bergabung dengan kami dalam perjamuan ini beserta jendral Bataar dan semua jendral Divisi Qisig ….kami akan sangat senang hati bisa makan bersama dengan anda sekalian”,ucap Shen Long yang juga salam gongshu.

“Terima kasih jendral Shen Long atas kebaikan anda yang mengikutkan kami dalam perjamuan ini tapi kami tetap mau meninggalkan tempat ini sebab perjamuan ini untuk divisi Shan bukan untuk kami jadi maafkan kami menjadi tamu yang tidak sopan datang ke perjamuan ini”,ucap Jinlun Turgen dengan salam gongshu ke Shen Long.

“Jinlun Turgen,apa maksudmu ini?”ucap lirih Bataar dengan menarik tangan Jinlun Turgen.

“Bataar,sebaiknya kamu diam biar aku yang menangani ini semua”,ucap Jinlun Turgen yang menyuruh Bataar untuk diam.

“Kurasa ini saatnya kami undur diri dan maafkan kami apabila kami mendatangi perjamuan ini dengan tidak sopan dan silakan Jendral Shen Long dan Para putri sekalian menikmati perjamuan yang sudah disediakan oleh gubernur Guo Shoujing”,ucap Jinlun Turgen dengan salam gongshu kepada semua orang disitu lalu Jinlun Turgen menarik Bataar untuk keluar dari perjamuan itu yang sempat melirik putri Fan Bingbing dan diikuti juga semua jendral Divisi Qisig.

Setelah Jinlun Turgen dan Bataar beserta semua jendral Divisi Qisig meninggalkan acara perjamuan itu lalu gubernur Guo Shoujing berjalan terus berdiri di tengah.

“Saya mohon maaf kepada tamu sekalian atas kesalah pahaman yang baru terjadi dan mari kita lupakan kejadian ini dan silakan kembali menikmati hidangan yang telah kami suguhkan”,ucap Gubernur Guo Shoujing sambil salam gongshu yang berusaha menenangkan suasana perjamuan itu dan acara perjamuan itu tetap berlanjut.

Sedangkan Jinlun Turgen dan Bataar beserta semua jendral Divisi Qisig yang masih berada di pelataran kediaman gubernur Fujian.

“Jinlun Turgen,apa yang baru kamu lakukan tadi didalam sebab sebenarnya tadi aku mau memberi perhitungan kepada Shen Long tapi kamu malah menarikku kesini?”ucap Bataar yang menarik tangan Jinlun Turgen.

“Bataar,kamu tahu apa yang kamu lakukan barusan tadi?”ucap Jinlun Turgen yang membuat Bataar merasa heran.

“Aku mau mempermalukan Shen Long dan semua jendralnya”jawab Bataar dengan penuh rasa dendam.

“Terus kamu tahu apa akibat dari semua perbuatanmu?”tanya Jinlun Turgen.

“Biar Shen Long dan Divisi Shan mendapat malu sebab mereka layak mendapatkannya karena Shen Long telah menyakiti hatiku”,ucap Bataar dengan penuh amarah kebencian.

“Lalu?”tanya Jinlun Turgen yang menatap Bataar yang berjalan di hadapannya.

“Aku ingin melenyapkan Divisi Shan dari jajaran pasukan kekaisaran Mongol”,ucap Bataar yang menatap Jinlun Turgen.

“Seumpama itu malah sebaliknya Divisi Qisig yang dilenyapkan oleh Yang Mulia Khan”,ucap Jinlun Turgen yang membuat Bataar heran.

“Mana mungkin itu terjadi sebab Divisi Qisig banyak berjasa kepada kekaisaran Mongol”,ucap Bataar yang begitu yakin.

“Memang Divisi Qisig sangat banyak berjasa kepada kekaisaran Mongol untuk memperluas wilayahnya tapi itu bisa berubah karena hawa nafsu bodohmu didalam perjamuan tadi sebab kamu tadi sempat membuat putri Fan Bingbing naik pitam selain kamu membuat semua istri Shen Long marah maka mereka pasti akan membela suami mereka lalu apa yang terjadi setelahnya yaitu pemutusan hubungan kerjasama antara kekaisaran Mongol dengan Goryeo,Genko,dan Sukhothai padahal Yang Mulia Khan masih membutuhkan kekuatan mereka dalam memperluas wilayahnya”,ucap Jinlun Turgen yang Bataar terdiam.

“kamu boleh membencinya tapi janganlah kamu melawannya secara terang – terangan sebab bisa membuat karirmu mati beserta Divisi Qisig tetapi kamu harus melawannya dengan cara senyap tanpa terlihat kamu yang melakukannya”,ucap Jinlun Turgen membuat Bataar tertegun dan menyetujui ucapannya.

“Lalu bagaimana caranya agar aku bisa mengalahkan Shen Long dan dapat merebut kembali Fan Bingbing?”tanya Bataar.

“Saat ini kita mundur dulu sambil memikirkan mencari cara untuk mengalahkan mereka”,ucap Jinlun Turgen yang langsung disetujui Bataar maka mereka semua menaiki kuda mereka untuk meninggalkan kediaman gubernur Fujian.

Pada saat yang sama terlihat Roulan masuk ke dalam sebuah ruangan di sebuah kuil lalu terlihat ketua Xia duduk bersila untuk melakukan semedi.

“Ketua”,ucap Roulan dengan salam gongshu didepan Ketua Xia yang kemudian menghentikan semedinya terus membuka matanya terus menjawabnya dengan mengangguk.

“Ada berita apa yang akan kau sampaikan ke aku?”tanya ketua Xia yang kemudian berdiri terus berjalan menuju Roulan.
Roulan
“Penyamaran Maidina terbongkar”,ucap Roulan yang langsung membuat ketua Xia kaget.
Ketua Xia
“Bagaimana mungkin?”tanya ketua Xia yang kemudian duduk sambil menuangkan the ke cawannya lalu meminumnya.

“Sebab Meifeng telah mengenali Meilin ketika bertemu Maidina di kuil Tianjin maka indetintas Maidina terbongkar oleh Meifeng”,ucap Roulan yang menghadap ketua Xia yang sedang menaruh cawannya.

“Itu bukan masalah besar sebab Meifeng dulu pernah bekerjasama dengan kita jadi kita tak perlu khawatir”,ucap Ketua Xia yang menoleh ke Roulan yang berdiri di hadapannya.

“Tapi penyamaran Maidina bukan hanya terbongkar oleh Meifeng saja melainkan juga Putri Zhang YuQi”,ucap Roulan yang membuat ketua Xia kaget.

“Bagaimana dia bisa tahu?”tanya ketua Xia terus menghadap ke depan.

“Dia mengetahui ketika Maidina menyerahkan buku data pasukan Divisi Shan ke aku pada waktu kita sedang menyelamatkan putri Zhang YuQi”,ucap Roulan yang masih berdiri di sebelah ketua Xia.

“Lalu sekarang bagaimana keadaannya Maidina setelah penyamarannya terbongkar?”tanya Ketua Xia menoleh ke Roulan.

“Mereka tetap merahasiakan indentitas Maidina walaupun mereka mengetahuinya tetapi untuk putri Zhang YuQi mempunyai permintaan khusus ke ketua”,ucap Roulan.

“Apakah itu?”tanya ketua Xia yang penuh keheranan.

“Beliau ingin bertemu ketua Xia secara pribadi”,ucap Roulan yang membuat ketua Xia tertunduk.

“Baiklah ,kamu sampaikan kepadanya aku mau menemuinya dikuil Tianjin pada saat senja”,ucap ketua Xia yang menatap ke depan.

“Baiklah ,kalau begitu saya mohon diri”,ucap Roulan sambil salam gongshu.

“Roulan Sebentar,apakah mereka tahu kalau Shen Long sekarang menjadi ketua aliran Teratai Putih?”tanya ketua Xia yang menoleh ke Roulan yang menghentikan langkahnya.

“Hanya Meifeng yang mengetahuinya sedangkan putri Zhang YuQi masih belum mengetahuinya”,jawab Roulan.

“Baiklah”,ucap ketua Xia yang menatap ke depan yang kemudian Roulan meninggalkan ruangan itu.

“Kak YuQi,ada apa gerangan dirimu ingin menemuiku?”batin ketua Xia.
Ketua Xia
 
Terakhir diubah:
Para Suhu ,newbie minta maaf karena materi utk up selanjutnya masih belum kelar tapi newbie janji akan up dgn pre kuel dulu untuk mengisi kerinduan para suhu

Janji Naga Shen Long

Cast
Xu Thien Shan
Chao Min
Zhang Wei
Wong kei
Shen Long
Bayan dari Baarin
 
JANJI NAGA SHEN LONG

Pada suatu sore hari terlihat sekelompok pasukan berkuda memasuki pintu gerbang kota Xuchang dan pasukan berkuda itu berjalan terus sampai menuju ke sebuah rumah yang diatas pintu gerbangnya terdapat sebuah papan yang bertuliskan Marga Xu (许) dan mereka memasuki rumah itu.

“Suamiku”,ucap suara wanita yang menyambut seorang pria paruh baya yang turun dari kudanya terus pria itu menghampiri wanita itu serta memberi kecupan ke kening wanita itu.

“Bagaimana keadaan di utara?”tanya Chao Min (趙敏) yang berada didalam pelukan suaminya Xǔ Thien San yang hanya bisa menatap istrinya tanpa mengeluarkan kata-kata.
Chao Min
“Sebaiknya kita masuk ke dalam”,ucap Xǔ Thien San sambil menggandeng istrinya untuk masuk ke dalam rumah terus menuju ruang utama.

“A Mei,cepat kamu buatin teh untuk jendral Xǔ”,perintah Chao Min ke pembantunya yang langsung masuk ke dalam rumah menjalankan perintah nyonyanya.

Lalu mereka duduk berhadapan dan tidak lama kemudian A Mei datang membawa nampan yang berisi cangkir yang berisi teh lalu disuguhkan di hadapan Xu Thien San

“Suamiku,tenangkan dirimu dengan meminum teh terlebih dahulu agar kamu bisa menceritakan semuanya dengan tenang”,ucap Chao Min sambil mengangkat cawan teh diberikan ke Xǔ Thien San dan meminumnya setelah itu cawan teh ditaruhnya di meja terus Xǔ Thien San mengambil napas sambil menggelengkan kepalanya sedangkan Chao Min berusaha menenangkan jendral Xǔ dengan memegang tangan suaminya sehingga jendral Xǔ menoleh ke arah istrinya sambil tersenyum.

“Keadaan utara agak kacau sebab bangsa Mongol telah menghancurkan pertahanan kita disana maka Kanselir Jia Sidao memobilisasi prajurit untuk menghadang pasukan Mongol pimpinan jendral Bayan yang terus menerjang kita sampai menuju ibukota kerajaan kita yaitu Lin'an”,ucap jendral Xǔ sambil megegang dagunya.
Xu Thien San
“Suamiku ,apakah kamu ditugaskan untuk berangkat menghadang jendral Bayan?”tanya Chao Min dan langsung dijawab oleh jendral Xǔ dengan anggukan.

“Dimana Shen Long?”tanya jendral Xǔ ketika dia melihat sekeliling tidak ada.

“Dia sedang pergi pergi bersama Zhang YuQi”,jawab Chao Min.

Namun tiba-tiba datanglah ada seorang pemuda bersama seorang wanita memasuki ruang utama menemui Xǔ Thien San dan istrinya.

“Ayah”,ucap anak Xǔ Thien San yang bernama Xǔ Shen Long bersama seorang wanita yang telah menjadi kekasihnya yang bernama Zhang YuQi.
Xu Shen Long
“Paman..Bibi”,sapa Zhang YuQi yang berada dihadapan kedua orang tua Shen Long dan langsung dijawab oleh mereka dengan anggukan.
Zhang YuQi
“Ayah ,bagaimana keadaan di Utara?”tanya Shen Long yang duduk disebelahnya.

“keadaan utara telah dikuasai bangsa Mongol maka kanselir Jia Sidao menyiapkan pasukan untuk menghadang mereka”,ucap jendral Xǔ.

“Apakah ayah juga ditugaskan untuk menghadang mereka?”tanya Shen Long dan langsung dijawab oleh Xǔ Thien San dengan anggukan.

“Apakah ananda juga boleh ikut ayahanda?”tanya Shen Long yang penuh semangat.

“Jangan …kamu tetap disini menjaga ibumu sebab kamu anakku satu- satunya dan aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu”,jawab jendral Xǔ membuat Shen Long kecewa tetapi dia tetap mematuhi perintah ayahnya.

“Paman,apakah ayahku juga ditugaskan bersama Paman?”tanya Zhang YuQi.

“Iya…ayahmu juga ditugaskan bersama denganku didalam satu divisi”,jawab Xǔ Thien San ke Zhang YuQi.

“Kalau begitu saya mohon diri untuk menemui orang tuaku”,pamit Zhang YuQi yang kemudian berdiri dan memberi hormat kepada Xǔ Thien San dan Chao Min.

“Shen Long ,kamu antar Zhang YuQi pulang ke rumahnya”,perintah Xǔ Thien San ke Shen Long yang ikut juga berdiri terus berada di samping Zhang YuQi.

“Ayah..Ibu ananda pamit dulu untuk mengantar Zhang YuQi pulang”,ucap Shen Long yang langsung dijawab Xǔ Thien San dengan anggukan.

“Ya..hati hati”,jawab Chao Min yang melihat Shen Long menghantar Zhang YuQi pulang.

“Suamiku,kapan kamu akan berangkat ke Medan perang?”tanya Chao Min.

“Besok pagi sekali aku berangkat bersama Zhang Wei”,jawab Xǔ Thien San.

“Kalau begitu aku akan siapkan semuanya”,ucap Chao Min dengan bangkit berdiri terus meninggalkan Xǔ Thien San duduk sendirian di ruang itu.

Malam telah tiba,Shen Long baru pulang ke rumah setelah mengantar kekasihnya.

“Shen Long,ayah ingin bicara denganmu”,ucap Xǔ Thien San sambil membawa dua pedang ditangannya.

“ya,Ayah”,ucap Shen Long yang berada di hadapan Xǔ Thien San.

“Ayo ..ikut ayah”,ucap Xǔ Thien San yang berjalan menuju pekarangan di dalam rumah kediaman marga Xǔ dan Shen Long mengikutinya.

Sesampainya ke pekarangan rumah itu,Xǔ Thien San melempar salah satu pedangnya itu ke Shen Long dan ia berhasil menangkapnya.

“Shen Long,ayah mau berangkat ke medan laga tapi sebelumnya ayah mau mengajarimu ilmu pedang marga Xǔ agar kamu bisa melindungi ibumu selama ayah pergi berperang”,ucap Xǔ Thien San yang berdiri di hadapan Shen Long.

Kemudian Xǔ Thien San menghunuskan pedangnya lalu dia mulai menggerakkan pedangnya kekanan terus ke kiri bahkan ada tendangan dan pukulan yang membentuk beberapa jurus pedang agar Shen Long bisa melihatnya.

Setelah Xu Thien San selesai menunjukkan jurus pedang marga Xu ke Shen Long maka ia menyuruh Shen Long untuk mencobanya.

Shen Long pun bisa mengikuti semua gerakan jurus pedang marga Xu walaupun ada sedikit kesalahan tapi tetap bisa diperbaiki atas panduan Xu Thien San.

"Bagus anakku ,kau telah mempelajari jurus pedang marga Xu dan kuharap kau sering berlatih",ucap Xu Thien San.

"Ya,ayah",ucap Xu Shen Long sambil menyarangkan pedangnya.

"Kuharap kamu bisa menjaga ibumu selama aku pergi berperang",ucap Xǔ Thien San sambil memegang pundak Xu Shen Long lalu ia memutar badannya meninggalkan Shen Long untuk masuk ke rumah.

“Ayah,kenapa aku tidak bisa ikut ayahanda dalam perang dengan Mongol?”tanya Shen Long yang menghentikan Xu Thien San lalu ia kembali menghadap anaknya.

“Sebab kamu anakku satu - satunya maka aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu”,ucap Xǔ Thien San.

“Ayah,aku tidak bisa diam apabila negaraku diserang oleh bangsa Mongol maka aku sebagai pemuda Song harus maju membela Negara”,ucap Shen Long dengan penuh semangat dan membuat Xǔ Thien San kagum terus mendekati anaknya.

“Shen Long,Ayah suka semangatmu dalam membela Negara tetapi ayah tetap tidak bisa membiarkanmu untuk ikut ayah dalam perang sebab ayah ingin kamu menjaga ibumu dan Zhang YuQi beserta ibunya”,ucap Xǔ Thien San yang membuat Shen Long kecewa.

“Tapi aku tidak bisa berdiam diri apabila Negaraku diserang bangsa asing”,ucap Shen Long dengan kepala menunduk sambil meremas pedangnya.

“Shen Long,dengarkan Ayah”,ucap Xǔ Thien San yang memegang kedua pundak Shen Long yang menatapnya.

“Ayah bangga padamu sebab kamu mempunyai jiwa cinta tanah airmu tapi waktumu belum tiba sebab kamu mempunyai tugas yang lebih penting dari sekedar berperang yaitu menjaga dan melindungi orang yang kau cintai”,ucap Xǔ Thien San dengan tersenyum dan Shen Long menganggukkan kepala.

“Ya,sudah sekarang kita masuk ke dalam”,ucap Xu Thien San yang merangkul Shen Long untuk masuk ke dalam rumah.

Besok pagi buta ada sekelompok pasukan berkuda berada di depan rumah kediaman marga Xu maka Xu Thien San yang sudah berbaju zirah sudah siap didepan rumah menyambut mereka.

“Pagi,saudaraku Xu”,ucap Zhang Wei yang masih berada diatas kudanya.
Zhang Wei
“Pagi Saudaraku Zhang”,ucap Xǔ Thien San yang berdiri di pelataran rumahnya.

Kemudian Xu Thien San menghampiri Chao Min dan Shen Long untuk berpamitan.

“Jaga dirimu suamiku”,ucap Chao Min yang tersipu di dada Xu Thien San.
Chao Min
“Jangan kuatir ,aku pasti pulang sebab aku sangat mencintaimu”,ucap Xu Thien San sambil mencium kepala Chao Min yang masih tersipu didadanya lalu Chao Min bangkit dari pelukan Xu Thien San.
Xu Thien San
“Shen Long,jaga ibu dan Zhang YuQi beserta ibunya”,ucap Xu Thien San sambil memegang pundak Shen Long.

“Ya,Ayah”,ucap Shen Long
Xu Shen Long
Setelah berpamitan dengan istri dan anaknya maka Xu Thien San menaiki kudanya terus dia mengangguk ke Chao Min dan Shen Long lalu ia memutar kudanya terus bergabung dengan Zhang Wei meninggalkan rumah kediaman marga Xu.

Setelah terjadinya insiden pembunuhan utusan Mongol maka itu menjadi alasan Mongol untuk menyerang kerajaan Song.Kaisar Kublai Khan mengirim jendral Bayan untuk menyerang kerajaan Song hingga terus merangsek sampai kota Pingyang sedangkan kanselir Jia Sidao telah siap menghadangnya dengan mengumpulkan pasukan sebanyak 300.000 orang di kota Kaifeng yang mana Xǔ Thien San dan Zhang Wei juga bertugas disana.

Mereka baru sampai di perkemahan pasukan kerajaan Song sambil menunggu beberapa pasukan kerajaan Song lain yang belum bergabung di Kaifeng.

Setelah mereka sampai ke perkemahan Kerajaan Song maka Xǔ Thien San dan Zhang Wei langsung menuju ke tenda kanselir Jia Sidao.

“Kanselir”,ucap Xǔ Thien San dan Zhang Wei secara bersamaan sambil salam gongshu ke kanselir Jia Sidao yang sedang duduk mengamati peta.

“Bagus ,kalian sudah datang dan bawa berapa prajurit dari Xuchang?”,ucap kanselir Jia Sidao yang kemudian bangkit berdiri.

“kami membawa 10,000 prajurit dari Xuchang”,ucap Xu Thien San sambil salam gongshu.

“Bagus ,semua divisi telah berkumpul disini tinggal kita tunggu mereka menyebrang sungai kuning baru kita hadang mereka di Kaifeng”,ucap Kanselir Jia Sidao

“Kanselir,sekarang posisi jendral Bayan berada dimana?”tanya Xǔ Thien San.

“Pingyang”,suara orang yang berada dibelakang mereka yang membuat Xǔ Thien San dan Zhang Wei menoleh ke belakang.
Wong Kei
“Wong Kei”,ucap Xǔ Thien San yang langsung mereka berpelukan dan begitu juga Zhang Wei berpelukan dengan Wong Kei.

“Selamat datang saudaraku Xu dan saudaraku Zhang”,ucap Wong Kei sambil salam gongshu kepada mereka berdua.

“Mereka sudah mencapai kota Pingyang sedangkan kita disini”,ucap Wong Kei sambil menunjuk kota Kaifeng yang tertera di peta.

“Apakah kita sudah tahu kekuatan mereka?”tanya Zhang Wei yang berdiri di sebelah Xu Thien San.

“Menurut mata-mata kita kekuatan mereka hanya 250.000 orang yang didominasi pasukan berkuda”,suara Wong kei.

“Kekuatan kita sekarang sudah 300,000 prajurit jadi jumlah pasukan kita lebih banyak daripada mereka dan kemungkinan menang itu sudah pasti”,ucap kanselir Jia Sidao.

“Ya,kanselir Jia..kita pasti memenangkan pertempuran ini”,ucap Wong Kei dengan penuh keyakinan.

“Kanselir Jia,kapan kita berangkat menghadang mereka?”tanya Xǔ Thien San.

“Besok pagi kita menyiapkan barisan untuk menghadang mereka ketika mereka menyebrang di jembatan ini”,jawab kanselir Jia Sidao sambil menunjuk suatu tempat di peta

“Kalau begitu hamba mohon diri untuk memeriksa persiapan pasukan untuk pertempuran besok”,ucap Xu Thien San dengan salam gongshu dan diikuti juga Zhang Wei dan Wong Kei.

“Baiklah ,kalian boleh pergi”,ucap Kanselir Jia Sidao lalu mereka bertiga meninggalkan tenda kanselir Jia Sidao.

Besok paginya semua prajurit kerajaan Song keluar dari kota Kaifeng menuju tepi sungai Kuning dan langsung membentuk barisan sambil menunggu datangnya pasukan Mongol di depan jembatan sedangkan Xǔ Thien San,Zhang Wei ,dan Wong Kei berada di belakang Kanselir Jia Sidao yang sedang mengamati tepi sungai yang belum ada tanda – tanda datangnya pasukan Mongol.

“Saudaraku Xu,sekali lagi kita bersama bertempur lagi di tempat ini”,ucap Zhang Wei yang tersenyum melihat pemandangan sungai Kuning.

“Betul sekali,pada saat itu kita bersekutu dengan Mongol mengalahkan kerajaan Jin disini”,ucap Xǔ Thien San yang ada disebelah Zhang Wei.

“Dulu mereka sekutu kita dan sekarang menjadi lawan kita”,ucap Wong Kei dengan tertawa geli.

“Pada saat itu yang memimpin pasukan Mongol yaitu Kublai Khan sekarang Kublai Khan naik tahta menjadi Khan Agung malah mengkhianati sekutunya malah menyerang kita”,ucap Zhang Wei sambil menggelengkan kepalanya.

“Tapi alasan mereka menyerang kita karena utusan mereka telah kita bunuh dan kurasa itu alasan yang mengada –ada sebab bangsa Mongol ini bangsa yang haus darah sebab mereka telah menyerang segala penjuru bumi demi kekuasaan jadi aku tidak percaya mereka kalau mereka menyerang hanya alasan yang konyol”,ucap Wong Kei.

“Apapun yang terjadi kita tidak boleh meremehkan mereka sebab mereka sudah banyak mengalahkan kerajaan besar”,ucap Xǔ Thien San.

“Mereka pasti kalah sebab kita mempunyai jumlah tentara terbanyak diseantero negeri bahkan kita mempunyai bubuk mesiu yang bisa menghancurkan mereka porak poranda”,ucap Wong Kei dengan percaya diri.

Namun tiba – tiba terlihat dari kejauhan siluet pasukan Mongol yang telah datang dengan beriring –iriangan.

“Kalian bersiaplah ke posisi kalian”,ucap Kanselir Jia Sidao yang sedang mengamati datangnya pasukan Mongol yang akan menyebrang sungai Kuning maka Xu Thien San ,Zhang Wei dan Wong Kei langsung meninggalkan kanselir Jia Sidao untuk bersiap ke posisi pasukan mereka.

Lalu pasukan Mongol menghentikan langkahnya setelah tahu kalau mereka akan dihadang oleh pasukan kerajaan Song di sebrang sungai Kuning maka mereka langsung membentuk formasi perang.

“Mereka telah menanti kita disini”,ucap Jendral Bayan sambil tertawa ketika melihat barisan pasukan kerajaan Song yang berada di sebrang sungai.

“Jendral Bayan ,apa yang kita lakukan?”tanya seorang jendral di sebelah jendral Bayan.

“Mereka pikir kita penakut karena tidak berani menyebrangi sungai Kuning”,ucap jendral Bayan yang kemudian dia mengangkat tangannya sebagai tanda untuk menyebrang maka pasukan pemanah Mongol maju terlebih dulu di tepi sungai untuk berjaga-jaga kemudian pasukan jalan kaki Mongol mulai menyebrangi sungai Kuning sedangkan pasukan berkuda mereka berbaris di belakang untuk menunggu giliran menyebrang.

Setelah 2000 pasukan jalan kaki Mongol berhasil menyebrangi sungai Kuning maka mereka langsung membentuk barisan pertahanan kemudian pasukan Mongol juga berbaris di belakang mereka sambil pasukan Mongol lainnya menyebrang.

“Mari kita beri mereka sambutan”,ucap Kanselir yang memberi tanda agar pasukan pemanah kerajaan Song untuk maju.

“PASUKAN PEMANAH”,perintah perwira pasukan pemanah kerajaan Song memerintahkan pasukannya maju ke depan terus membentuk barisan.

“SIAP”,perintah pemimpin pasukan pemanah kerajaan Song yang memberi aba – aba agar semua pasukannya mengambil anak panah terus ditempatkan ke busur mereka lalu direntangkan.

“BIDIK”,perintah pemimpin pasukan kerajaan Song memberi aba- aba pasukannya mengarahkan busurnya ke atas.

“LEPAS”,perintah pemimpin pasukan pemanah kerajaan Song memberi aba- aba pasukannya melepaskan anak panahnya.

“Perang telah dimulai”,ucap Xu Thien San setelah anak panah kerajaan Song telah dilepaskan oleh pasukan pemanah kerajaan Song.

“Awass…ada anak panah …cepat berlindung”,ucap perwira pasukan jalan kaki Mongol maka semua pasukan jalan kaki Mongol mengangkat perisai mereka untuk melindungi mereka dari hujan anak panah kerajaan Song.

“Siiiiiieeettt…siiieeettt…jleb…jleb”,suara anak panah yang menghujani barisan pasukan Mongol.

“Aaaaaaa….”,suara kematian atau kesakitan pasukan Mongol yang terkena anak panah kerajaan Song sedangkan pasukan pemanah Mongol tidak tinggal diam maka mereka juga melepaskan anak panah untuk membalas serangan kerajaan Song.

“Perintahkan pasukan jalan kaki serang posisi tengah mereka”,perintah jendral Bayan yang mengamati jalannya peperangan maka semua pasukan jalan kaki Mongol semua maju terus menyebrang langsung menyerang barisan tengah pasukan kerajaan Song.

“Semua pasukan jalan kaki maju dan sekalian kita libas mereka dengan pasukan berkuda”,ucap kanselir Jia Sidao maka jendral di sebelahnya mengibarkan bendera sebagai tanda majunya semua pasukan jalan kaki dan pasukan berkuda kerajaan Song untuk menyerang semua pasukan Mongol yang baru menyebrang sungai Kuning.

“Itu tanda kita untuk maju”,ucap Wong Kei yang sambil memacu kudanya untuk maju yang diikuti semua pasukan berkudanya.

Sedangkan Xu Thien San merasa kaget melihat majunya pasukan berkuda yang dipimpin Wong Kei maju.

“Kanselir Jia Sidao terlalu gegabah telah memerintahkan pasukan berkuda maju sebab pasukan berkuda tidak tepat untuk bertempur di jembatan”,batin Xu Thien San ketika melihat semua pasukan jalan kaki dan pasukan berkuda kerajaan Song maju menyerang pasukan Mongol yang berada di jembatan.

Maka terjadilah pertarungan hebat di jembatan itu di antara pasukan Mongol dan pasukan kerajaan Song dengan saling desak-desakan didalam jembatan itu.

“Mereka sepertinya putus asa malah mengerahkan semua kekuatannya…hahaha”,ucap jendral Bayan yang mengamati jalannya peperangan sambil tertawa terus memberi tanda untuk mengerahkan pasukan berkudanya juga untuk melawan pasukan berkuda kerajaan Song.

“Ayo kita bantai mereka”,ucap Wong Kei yang menerjang pasukan jalan kaki Mongol yang berusaha menghadangnya sedangkan pasukan pemanah Mongol menghujani pasukan berkuda Wong Kei dengan anak panah tetapi pasukan Wong Kei tetap maju terus sampai pasukan berkuda Mongol menghadangnya.

Terjadilah pertempuran sengit didepan jembatan di antara pasukan jalan kaki Mongol melawan pasukan jalan kaki kerajaan Song sedangkan disisi kiri jembatan pasukan berkuda Mongol bertarung melawan pasukan berkuda yang dipimpin Wong Kei.

“Pasukan berkuda mereka harus musnah”,ucap Kanselir Jia Sidao sambil mengerahkan pasukan jalan kakinya yang tersisa untuk maju membantu Wong Kei.

Pertempuran di jembatan sungai Kuning berlangsung sengit hingga pertahanan Mongol mulai runtuh sehingga pasukan Mongol lari ke sisi jembatan yang dimana mereka masuk sedangkan pasukan jalan kaki dan pasukan berkuda kerajaan Song masuk ke jembatan bahkan mengejar pasukan Mongol yang lagi melarikan diri.

“Ayo ,Kita kejar mereka”,ucap Wong Kei yang memacu kudanya menuju jembatan untuk mengejar pasukan berkuda Mongol yang kalah dan melarikan diri.

“Pertahanan kita telah runtuh”,ucap seorang jendral Mongol yang berada disebelah jendral Bayan tetapi jendral Bayan malah tersenyum ketika ia melihat pasukannya melarikan diri meninggalkan jembatan dan semua pasukan kerajaan Song telah masuk ke jembatan.

“Jendral Bayan tenang ketika pasukannya telah hancur…pasti ada yang salah”,batin Xu Thien San yang mengamati jendral Bayan dari kejauhan.

“Perintahkan semua pasukan kita menyerang langsung ke pasukan inti mereka yang terdapat jendral Bayan”,ucap Kanselir Jia Sidao maka jendral di sebelahnya mengibarkan bendera sebagai pertanda semua pasukan kerajaan Song maju.

“Saudara Xu ,itu tanda kita”,ucap Zhang Wei yang ada disebelah Xu Thien San yang hanya mengangguk saja maka mereka berdua memerintahkan pasukan berkudanya menuju jembatan.

Semua pasukan kerajaan Song merangsek terus jembatan itu sehingga banyaknya korban pasukan Mongol di jembatan itu bahkan ada yang jatuh ke sungai Kuning dan ada yang lari ke pasukan inti Mongol.

“Kerahkan semua pasukan untuk rebut kembali jembatan itu apapun yang terjadi”,perintah Jendral Bayan yang langsung dijalankan jendral di sebelahnya.

“Semua pasukan,ayo kuasai kembali jembatan itu”,perintah jendral Mongol yang disebelah jendral Bayan sambil menghunuskan pedangnya dan diarahkan ke jembatan sambil memacu kudanya menuju disana dan diikuti oleh semua pasukan Mongol yang tersisa.

“Pertahanan mereka telah runtuh”,ucap kanselir Jia Sidao yang tersenyum kemenangan karena melihat semua pasukannya menyerang pasukan inti Mongol.

“Selamat Kanselir Jia ,anda telah memenangkan pertempuran ini”,puji jendral yang ada disebelah kanselir Jia Sidao.

Namun tiba- tiba muncul pasukan berkuda Mongol yang sangat banyak sekali di belakang pasukan kanselir Jia Sidao yang sontak membuat kanselir Jia Sidao kaget karena pasukan yang melindunginya kalah jumlah dengan pasukan Mongol.

“LINDUNGI KANSELIR”,perintah jendral yang ada disebelah kanselir Jia Sidao dengan memutar kudanya sambil menghunuskan pedangnya terus memacu kudanya dan diikuti pasukannya untuk menghadang pasukan berkuda Mongol yang menuju ke arahnya sedangkan Xu Thien San mengetahui posisi kanselir Jia Sidao yang terancam maka ia memutar kudanya untuk berusaha menolong kanselir Jia Sidao.

“AYO,LINDUNGI KANSELIR“,teriak Xu Thien San yang sedang memacu kudanya dan diikuti semua pasukannya untuk menolong pasukan kanselir Jia Sidao.

Pasukan kanselir Jia Sidao tidak berhasil menghadang terjangan pasukan berkuda Mongol yang terus mendesak sampai mendekati jembatan maka pasukan kerajaan Song hingga terjepit dua arah didalam jembatan.

“Hahahaha…akhirnya rencanaku berhasil”,ucap jendral Bayan ketika melihat pasukan kerajaan Song yang terjebak di jembatan dan di gempur dengan dua arah oleh pasukannya.

“Kanselir ,cepat melarikan diri sebab pertahanan kita jebol”,ucap jendral yang ada disebelah kanselir Jia Sidao.

“kenapa kok bisa jadi begini?”ucap kanselir Jia Sidao seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan pasukannya dan ia dilarikan diri keluar dari pertempuran serta berhasil meninggalkan medan perang.

Sedangkan didalam jembatan Zhang Wei dan Wong Kei terjebak di dalam jembatan dan tidak bisa keluar karena terdesak dengan pasukan kerajaan Song lainnya yang juga terjebak karena pasukan Mongol menyerang dua sisi jembatan itu.

“Kalau keadaan kita begini terus bisa gawat dan kita bisa mati disini”,ucap Wong Kei

“Betul,kita bisa mati konyol di sini”,ucap Zhang Wei yang ada disebelahnya.

“Itu saudara Xu yang juga terjebak di dalam jembatan ini dan mendekati kita”,ucap Wong Kei yang menunjuk Xu Thien San yang juga terdesak dan mendekati Zhang Wei dan Wong Kei.

“Kerahkan pasukan kita untuk menghancurkan mereka yang terjebak di jembatan dengan tanpa ampun dan tanpa tahanan”,perintah jendral Bayan yang tersenyum kemenangan ketika dia melihat pasukan kerajaan Song yang terjebak di dalam jembatan dan didesak dua arah oleh pasukannya.

“Hancurkan mereka dengan tanpa ampun dan tanpa tahanan”,perintah jendral di sebelah jendral Bayan maka semua pasukan Mongol semakin mendesak pasukan kerajaan Song dengan tanpa ampun sehingga banyaknya korban yang berjatuhan atau jatuh ke sungai Kuning dari pihak pasukan kerajaan Song.

“Kalau begini caranya sebaiknya aku melawan daripada mati konyol disini”,ucap Xu Thien San yang mengarahkan kudanya untuk maju di sisi jembatan yang lain dengan pedang terhunus.

“Setidaknya kita mati secara terhormat”,ucap Zhang Wei yang juga mengikuti Xu Thien San dan akhirnya Wong Kei juga mengikutinya.

Mereka bertiga tetap maju walaupun berdesakan dengan prajurit kerajaan Song yang terjebak disana dan akhirnya mereka bisa melawan pasukan Mongol dan semua prajurit kerajaan Song yang dibelakangnya juga ikut membantunya menerjang desakan pasukan Mongol.

Tetapi pertahanan pasukan Mongol terlalu kuat maka Xu Thien San dan teman- temannya kembali terdesak ke dalam jembatan sampai mereka berada di tepi jembatan.

“Saudara Xu,sedikit lagi kita akan jatuh ke sungai Kuning”,ucap Wong Kei ketika dia melihat belakangnya sudah di tepi jembatan bahkan ia bisa melihat sungai Kuning.

“Saudara Xu,apa yang harus kita lakukan?”tanya Zhang Wei yang ada disebelah Xu Thien San dan Wong Kei.

“Daripada mati konyol lebih baik aku mati dengan membunuh beberapa prajurit Mongol lagi”,batin Xu Thien San sambil memandang saudara angkatnya terus dia melihat pasukan Mongol yang sedang mendesaknya.

“DEMI KERAJAAN SONG”,teriak Xu Thien San dengan mengangkat pedangnya sambil memacu kudanya untuk maju yang terakhir kalinya.

“YEAAAAAHHH”,teriak Wong Kei dan Zhang Wei beserta semua prajuritnya di sekelilingnya ikut menerjang desakan pasukan Mongol.

Xu Thien San dengan gigihnya menyerang pasukan Mongol sehingga banyak korban berjatuhan dari pihak pasukan Mongol.

Xu Thien San dengan sekuat tenaga berusaha menerobos kepungan pasukan Mongol tetapi dia tetap ia terdorong oleh pasukan Mongol sehingga ia mendekati tepi jembatan dan tanpa dia sadari ada sepasang mata menatapnya.

“Sssseeeeettttt…..jleb…….sssssttt …jleb”,suara dua anak panah yang menembus dada Xu Thien San.

“Aku kena….apakah ini ajalku?”batin Xu Thien San ketika ia melihat dadanya ada dua anak panah menembus dadanya.

“SSsttt jleb…sssttt …jleb”,suara anak panah mengenai dada Xu Thien San di sisi lainnya yang membuatnya lemas dan……

“Byurrrr”,suara air ketika Xu Thien San jatuh ke sungai Kuning.

“SAUDARA XU”,teriak Zhang Wei ketika melihat Xu Thien San terjatuh ke sungai maka dengan secepat kilat dia ikut menjebur ke sungai untuk menolongnya.

“Saudara Zhang”,ucap Wong Kei ketika ia melihat Zhang Wei yang terjun ke sungai untuk menolong Xu Thien San maka ia juga ikut terjun ke sungai untuk menolong Xu Thien San.

Dan tidak tahu bagaimana nasib dari tiga bersaudara yaitu Xu Thien San,Zheng Wei dan Wong kei yang hanyut di sungai Kuning?

Setelah ketiga bersaudara itu terjun ke sungai Kuning maka apa yang terjadi dengan semua pasukan Kerajaan Song yang terjebak di dalam jembatan sungai Kuning malah menjadi pembantaian besar- besaran terhadap pasukan kerajaan Song yang dilakukan oleh bangsa Mongol sehingga membuat sungai Kuning menjadi merah karena darah prajurit kerajaan Song dan dengan banyaknya korban di pihak kerajaan Song maka pertempuran di Kaifeng dimenangkan oleh jendral Bayan.

“Aduh …dadaku terasa sakit sekali”,ucap seorang yang bangkit dari tidurnya yang tak lain Xu Thien San.
Xu Thien San
“Dimana ini?”ucapnya sambil dia melihat sekeliling banyak ornamen dan altar sembahyang seperti yang ada di kuil lalu dia bangkit berdiri dan ia melihat diluar kuil terlihat seperti awan kemudian ia bangkit berdiri terus berjalan menuju pintu gerbang terus sampai di pelataran kuil itu dan ia baru menyadari kalau kuil ini berada di atas awan.

“Xu Thien San”,suara yang menggelegar di sebuah awan yang ada di depan Xu Thien San yang disertai petir yang menyambar di sekeliling tempat itu terus keluarlah seekor naga berwarna biru yang melayang mengelilingi kuil itu.

“Dewa Shen Long”,ucap Xu Thien San yang kemudian berlutut di depan Naga sambil salam gongshu.
Dewa Naga Shen Long
“Xu Thien San anak keturunan dari Xu Fuk Lung penolongku”,ucap Dewa naga Shen Long yang terbang melayang di hadapan Xu Thien San.

“Dewa Shen Long,dimanakah aku berada?”tanya Xu Thien San yang berlutut di hadapan Dewa naga Shen Long.

“kamu berada di istana sang penjaga timurku”,ucap Dewa Shen Long.

“Jadi kalau aku sudah berada disini berarti aku sudah mati?”tanya Xu Thien San.

“Takdir belum menentukan kamu mati sekarang”,ucap Dewa Shen Long.

“Aouch”,rintih Xu Thien San ketika ia bangkit berdiri dan merasakan sakit di dadanya.

Seketika itu juga mata dewa Naga Shen Long menyorotkan sinar ke dada Xu Thien San yang sakit maka seketika itu juga sakit hilang.

“Terima kasih Dewa naga Shen Long”,ucap Xu Thien San dengan salam gongshu.

“Jangan sungkan sebab aku telah berjanji dengan leluhurmu Xu Fuk Lung untuk selalu menjaga anak keturunannya”,ucap Dewa Naga Shen Long.

“Bagaimana dengan pertempuran di Kaifeng dan juga bagaimana kedua saudara angkatku?”batin Xu Thien San yang terdiam dan Dewa Naga Shen Long mengetahui kegusaran hatinya.

“Pertempuran di Kaifeng telah kalah dan juga sebentar lagi kerajaan Song akan tunduk kepada Bangsa Mongol”,ucap Dewa Naga Shen Long yang menjawab kegusaran hatinya.

“Dewa Naga Shen Long berkenan memberitahukan bagaimana keadaan keluarga hamba?”ucap Xu Thien San

“Keluargamu tidak apa-apa tetapi Shen Long…”,ucap Dewa Naga Shen Long yang memutar badannya untuk meninggalkan Xu Thien San.

“Dewa naga Shen Long,Kenapa dengan anakku Shen Long?”tanya Xu Thien San yang berusaha ingin tahu kenapa dengan anaknya.

BERKHIANAT DEMI YANG DICINTAI

ABDI SELAYAKNYA RAJA PEMBEBAS​

Setelah mengucapkan dua kalimat itu terus Dewa naga Shen Long meninggalkan Xu Thien San didalam kesendirian di kuil itu.

Seketika itu juga Xu Thien San terperanjat bangun dari tidurnya dan melihat dirinya masih diperban di bagian dadanya.

“Dimana ini?”batin Xu Thien San ketika ia melihat sekelilingnya.

“Saudara Xu”,ucap Zhang Wei yang masuk ke ruangan ketika ia mengetahui Xu Thien San telah siuman.
Zhang Wei
“Saudara Zhang,aku berada dimana?”tanya Xu Thien San ketika Zhang Wei menghampirinya.

“Kamu berada di rumah penduduk kota Jiankang”,ucap Zhang Wei yang berada di sebelah Xu Thien San.
Xu Thien San
“Lalu dimana saudara Wong?”tanya Xu Thien San.

“Aku disini”,ucap Wong Kei yang berdiri di pintu.

“Bagaimana dengan pertempuran di Kaifeng?”tanya Xu Thien San.

“Kita kalah bahkan sekarang mereka telah mencapai kota XiangYang”,ucap Wong Kei yang menghampiri mereka.

“Hah,mereka bisa secepat itu lalu berapa lama aku tidak sadar?”tanya Xu Thien San yang sempat kaget.

“Kamu tidak sadar selama 5 hari karena lukamu sangat dalam”,ucap Zhang Wei.

“Apakah kerajaan Song telah menyerah kalah kepada Mongol?”tanya Xu Thien San.

“Belum sebab ada beberapa kota masih melawan mereka seperti Xiangyang dan Jiangkang”,ucap Wong Kei.

“Kanselir Jia Sidao menyiapkan armada terakhirnya disini untuk menghalau armada mereka sebab mereka akan menyerang ibukota kita Lin’an”,ucap Zhang Wei.

“Apakah kamu mau ikut bergabung?”tanya Wong Kei.

“Pasti aku ikut”,jawab Xu Thien San.

“Kalau begitu kamu cepat berpakaian sebab sebentar lagi kita akan ada pertemuan dengan kanselir Jia Sidao untuk membahas strategi perang laut”,ucap Wong Kei yang langsung dilakukan Xu Thien San dengan bangkit dari ranjang terus memakai pakaian.

Setelah Xu Thien San berpakaian maka mereka pergi menuju markas tentara di Jiankang dan langsung memasuki ruang pertemuan yang telah berkumpul banyak jendral di tempat itu.

“Kanselir Jia Sidao”,ucap seorang pengawal yang baru masuk dan memberitahu kedatangan kanselir Jia Sidao memasuki ruang pertemuan maka semua orang disitu bangkit berdiri sambil memberikan salam gongshu lalu Kanselir Jia Sidao mengangguk sebagai balasan salam gongshu mereka dan setelah itu mereka semua duduk.

“Kita mendapat kabar kalau Mongol akan menyerang kota ini dengan dua arah yaitu dari arah muara sungai kota yang berkekuatan 200 kapal sedangkan yang dari darat dari kota Lu yang berkekuatan 200.000 prajurit maka kita harus membagi pasukan kita menjadi dua untuk menahan mereka”,ucap Kanselir Jia Sidao yang menjelaskan strategi perangnya dan semua orangdisitu mendengarkannya dengan seksama.

“Lalu jendral yang memimpin pasukan kita untuk menahan mereka dari laut adalah jendral Liang”,ucap kanselir Jia Sidao yang memperkenalkan seorang Jendral yang kemudian orang itu berdiri sambil memberi salam gongshu ke semua orang.

“Jendral Liang merupakan jendral angkatan laut yang sangat berpengalaman dengan perang laut dan orang yang tepat yang menghadang mereka dari laut”,ucap kanselir Jia Sidao.

“Sedangkan pasukan yang akan menghadang mereka dari arah kota Lu akan saya pimpin sendiri da nada pertanyaan?”,ucap kanselir Jia Sidao.

“Kapan pasukan kita berangkat menghadang mereka?”tanya Xu Thien San.

“Besok pagi pasukan kita berangkat menghadang mereka dan juga Xu Thien San ,aku senang kau telah kembali bertugas”,ucap kanselir Jia Sidao ketika mengetahui Xu Thien San berada di ruang pertemuan.

“Terima kasih atas perhatian kanselir”,ucap Xu Thien San sambil salam gongshu.

“Apakah yang lain ada pertanyaan?”tanya kanselir Jia Sidao yang langsung dijawab mereka semua dengan gelengan.

“Kalau begitu pertemuan ini saya akhiri”,ucap kanselir Jia Sidao sambil meninggalkan ruangan pertemuan.

“Besok kita sudah berangkat melawan mereka lagi”,ucap Wong Kei

“Tapi siapa yang memimpin pasukan Mongol?”tanya Xu Thien San.

“Jendral Bayan”,ucap jendral Liang yang mendekati mereka.

“jendral Liang”,sapa Xu Thien San dengan salam gongshu dan juga dibalas oleh jendral Liang dengan salam gongshu.

“Ini mungkin pertempuran terakhir kita melawan Mongol karena ini kekuatan terakhir kerajaan Song”,ucap Zhang Wei.

“Apa jadinya negara ini dipimpin dengan bangsa barbar?”ucap Zhang Wei.

“Yang kutakutkan bukan hanya itu melainkan anak kita dijadikan prajurit mereka”,ucap Wong Kei.

“Betul itu”,ucap Xu Thien San.

“Kenapa kalian takut dengan sesuatu yang belum terjadi dan kenapa kalian tidak begitu yakin kalau kita bisa mengusir mereka?”ucap jendral Liang yang mereka bertiga terdiam.

“Sebab mereka telah menghancurkan banyak kerajaan sedangkan kekuatan kita tidak bisa membendung mereka bahkan ada beberapa jendral kita berkhianat dan mengabdi kepada mereka”,ucap Wong Kei.

“Kita semua takut kalau anak kita yang harus berperang bagi mereka”,ucap Zhang Wei.

“Jendral Liang,apakah anda tidak takut kalau anak anda juga harus mengabdi kepada Mongol?”tanya Xu Thien San.

“Anakku telah tiada ketika ia ikut pelatihan berlayar”,jawab jendral Liang dengan wajah sedihnya.

“Maafkan aku apabila terlalu lancang”,ucap Xu Thien San.

“Tidak apa-apa,sebenarnya aku juga punya ketakutan yang sama dengan kalian apabila itu terjadi sebab aku tidak mau anakkku menjadi pengkhianat”,ucap jendral Liang.

“Sebaiknya kita kesampingkan itu dan tetap semangat dan satuakan tujuan kita yaitu mengusir bangsa Mongol dari negeri Song”,ucap Xu Thien San.

“Aku setuju dengan pendapat saudara Xu”,ucap Zhang Wei.

“Mari kita satukan hati untuk melakukan ini semua demi orang kita cintai”,ucap Xu Thien San yang membuat mereka bertiga menganggukkan kepala.

Besok paginya pasukan kerajaan Song bergerak dengan dua arah yaitu pasukan darat menuju kota Lu sedangkan pasukan laut menuju kota Yang dengan menggunakan kapal sedangkan Xu Thien San,Zhang Wei ,dan Wong Kei pergi kota Lu bersama kanselir Jia Sidao.

“Sekali lagi kita menghadapi jendral Bayan”,ucap Zhang Wei.

“Dia memang jendral Mongol yang paling pandai dan kita tidak boleh meremehkan dia”,ucap Xu Thien San.

Tiba- tiba ada prajurit kerajaan Song yang memacu kudanya sangat cepat mendatangi barisan pasukan kerajan Song langsung menuju ke kanselir Jia Sidao dan seketika itu juga kanselir Jia Sidao memerintahkan pasukannya membentuk barisan sebab didepan pasukan Mongol sudah menghadang mereka.

Akhirnya bertemulah pasukan kerajaan Song dan pasukan kekaisaran Mongol di tanah lapang yang luas.

Lalu pasukan berkuda Mongol maju terlebih dahulu terus mendekati barisan mereka sambil melepaskan anak panah di barisan pasukan jalan kaki kerajaan Song yang menyebabkan banyak korban di pasukan jalan kaki kerajaan Song.

Kemudian kanselir Jia Sidao mengeluarkan tanda agar pasukan berkudanya mengejar pasukan berkuda Mongol yang masih melepaskan anak panahnya ke barisan pasukan jalan kaki.

“Itu tanda kita…ayo kita hancurkan mereka”,ucap Wong Kei yang menghentakkan kudanya dan diikuti pasukan berkudanya untuk mengejar pasukan berkuda Mongol yang bergerak membentuk lingkaran sambil melepaskan anak panah.

Ketika pasukan berkuda Wong Kei mengejar pasukan berkuda Mongol yang tadi menghujani pasukan jalan kaki kerajaan Song juga sempat melepaskan anak panahnya ke arah pasukan berkuda Wong Kei yang sedang mengejarnya sambil lari menjauh daripadanya.

“Ayo kita hancurkan mereka sebagai pembalasan kita di Kaifeng”,ucap Wong Kei ketika ia dan pasukannya mengejar pasukan berkuda Mongol tetapi tanpa Wong Kei Sadari ada pasukan berkuda Mongol datang dari arah lain menghadang pasukan berkuda Wong Kei sehingga terjadi pertarungan.

Terus pasukan jalan kaki Mongol menyerang barisan pasukan jalan kaki kerajaan Song yang tadi habis dihujani pasukan berkuda Mongol dan kanselir Jia Sidao mulai gusar karena dia telah terpancing oleh Mongol ketika dia melihat pasukan Wong Kei dihadang pasukan Mongol yang terlihat kewalahan.

“Ayo mundur”,perintah Wong Kei ketika ia melihat pasukan berkudanya kocar kacir untuk meninggalkan pertempuran ternyata ada pasukan berkuda Mongol yang lain yang telah siap menghadangnya.

“Saudara Xu,saudara Wong terjepit dan apa yang harus kita lakukan untuk menolongnya?”ucap Zhang Wei ketika melihat Wong kei dan pasukannya terkepung.

“Kita jangan gegabah sebab kita belum mendapatkan perintah untuk maju”,jawab Xu Thien San sambil melihat jalan pertempuran dan melihat kemungkinan untuk bisa menolong Wong Kei sedangkan barisan pasukan jalan kaki kerajaan Song telah bercerai berai sehingga pasukan jalan kaki Mongol yang didukung pasukan berkuda Mongol terus maju bahkan menyerang pasukan inti yang mana kanselir Jia Sidao berada.

“Saudara Xu,mana yang harus kita dahulukan Wong Kei atau menolong kanselir Jia Sidao?”ucap Zhang Wei yang melihat pasukan inti mereka diserang pasukan Mongol.

“Aku akan menolong saudara Wong sedangkan kamu menolong kanselir Jia Sidao”,ucap Xu Thien San yang sambil menghentakkan kudanya untuk menolong Wong Kei sedangkan Zhang Wei mengikuti kata Xu Thien San untuk menolong kanselir Jia Sidao.

“Aku harus menolong saudaraku Wong Kei”,batin Xu Thien San yang memacu kudanya dan diikuti pasukan berkudanya untuk menolong Wong Kei.

Dari jalannya pertempuran terlihat barisan pasukan kerajaan Song kocar kacir sehingga pasukan inti kanselir Jia Sidao terpojok karena serangan pasukan Mongol tetapi bisa diselamatkan oleh pasukan berkuda Zhang Wei yang berhasil menghalau pasukan Mongol yang menekan pasukan inti kerajaan Song bahkan bisa menolong kanselir Jia Sidao untuk melarikan diri sedangkan Wong Kei yang telah terjatuh dari kudanya ketika ia melawan pasukan Mongol yang mengepungnya.

“SAUDARA WONG”,teriak Xu Thien San yang mendatanginya dengan menyabet beberapa pasukan Mongol yang mengepungnya dan mati.

“Saudara Xu”,ucap Wong Kei ketika ia telah melihat Xu Thien San menolongnya.

Namun tiba- tiba ada pasukan Mongol menyerang kuda Xu Thien San dengan tombak sehingga Xu Thien San jatuh tersungkur.

“Hyattt”,teriak Wong Kei yang menyabet prajurit Mongol yang menyerang kuda Xu Thien San.

Setelah membunuh prajurit Mongol maka Wong Kei menghampiri Xu Thien San yang masih tersungkur di tanah.

“Saudara Xu,apakah kamu tidak apa-apa?tanya Wong Kei yang membantu Xu Thien San untuk berdiri.

“Aku tidak apa- apa”,jawab Xu Thien San yang sedang dibantu Wong Kei untuk berdiri sedangkan banyak prajurit Mongol mengepung mereka.

“Mereka telah mengepung kita”,ucap Wong Kei yang siap siaga dengan punggungnya bersandar dengan punggung Xu Thien San.

“Wong Kei”,mungkin ini akhir dari kita”,ucap Xu Thien San yang ada di belakangnya.

“Kalian sebaiknya menyerah sebab pemimpin kalian telah melarikan diri lagi…hahaha”,ucap perwira Mongol.

“Kami pantang menyerah”,ucap Wong Kei dengan menatap tajam ke perwira Mongol itu.

“Kalau begitu kalian mati”,ucap perwira Mongol sambil tangannya memberi isyarat prajuritnya untuk melawan Wong Kei dan Xu Thien San.

Maka terjadilah pertarungan yang tidak seimbang yaitu dua melawan 30 prajurit Mongol yang mengepungnya tetapi kedua jendral kerajaan Song bisa membabat mereka satu persatu tetapi prajurit Mongol terus berdatangan untuk melawan mereka.

Namun tiba-tiba tombak prajurit Mongol melukai dada Wong Kei hingga tombak itu menembus keluar ke punggungnya sampai membuatnya jatuh tersungkur.

“SAUDARA WONG”,teriak Xu Thien San yang mengetahui Wong Kei yang jatuh tersungkur karena tusukan tombak prajurit Mongol di dadanya maka Xu Thien San dengan bringas membabati prajurit Mongol yang berusaha menghalangi dia yang sedang menolong Wong Kei.

“Hyattt…bangsat aku terluka”,ucap Wong Kei setelah membunuh prajurit Mongol yang menusuknya terus dia berlutut sambil mencabut tombak di dadanya dan terlihat banyak darah yang bercucuran terus dia mulai sempoyongan dan mau jatuh pingsan.

“Saudara Wong,kamu tidak apa-apa”,ucap Xu Thien San yang ada disebelahnya dan membopongnya sambil menghalau serangan para prajurit Mongol.

“SAUDARA XU”,teriak Zhang Wei dari kejauhan dengan naik kuda yang berusaha menghalau semua prajurit Mongol yang sedang mengepung Wong Kei dan Xu Thien San.

Zhang Wei berhasil menembus kepungan prajurit Mongol terhadap Wong Kei dan Xu Thien San terus menghampiri mereka.

“Saudara Zhang,cepat bawa saudara Wong sebab dia terluka parah”,ucap Xu Thien San yang membopong Wong Kei terus dinaikkan ke punggung kuda Zhang Wei.

“Sekarang cepat kalian pergi”,ucap Xu Thien San yang sudah menaikkan Wong Kei ke punggung kuda Zhang Wei lalu ia membalikkan badannya untuk melindungi Zhang Wei dari prajurit Mongol yang mendatangi mereka.

“Sedangkan dirimu?”tanya Zhang Wei yang berada diatas kuda.

“Aku akan lindungi kalian agar kalian bisa meninggalkan tempat ini agar nyawa Saudara Wong bisa selamat”,ucap Xu Thien San yang sedang menghalau serangan prajurit Mongol.

“Tapi..”ucap Zhang Wei yang tidak bisa meninggalkan saudara angkatnya yang sedang bertempur sendirian melawan begitu banyak prajurit Mongol.

“yang penting nyawa saudara Wong terselamatkan…Hyaaa”,ucap Xu Thien San sambil memukul pantat kuda Zhang Wei sehingga kuda itu lari kencang meninggalkan Xu Thien San sendirian.

“Semua saudaraku telah selamat dan sekarang tinggal aku sendirian disini”,batin Xu Thien San ketika melihat Zhang Wei yang berhasil meninggalkan medan perang dan semua prajurit Mongol telah mengepung Xu Thien San maka ia pasang kuda-kuda untuk melawan prajurit Mongol.

“HYAT..”,teriak prajurit Mongol yang serentak menyerang Xu Thien San maka dengan sigap Xu Thien membabat satu per satu prajurit Mongol yang menyerangnya.

Ketika Xu Thien San sedang bertarung dengan prajurit Mongol maka ada sepasang mata yang mengamatinya dari kejauhan.

“Siapa orang itu?”tanya jendral Bayan yang sedang melihat pertarungan Xu Thien San dengan prajuritnya.

“Dia Xu Thien San”,jawab jendral disebelah jendral Bayan.

“Dia begitu mengagumkan”,batin jendral Bayan yang sedang mengarahkan kudanya ke pertarungan Xu Thien San yang tanpa lelah meladeni semua serangan prajurit Mongol yang menyerangnya.

“Hentikan”,perintah jendral Bayan untuk menghentikan prajuritnya menyerang Xu Thien San.

Lalu dia turun dari kudanya terus menghunuskan pedangnya maka semua prajurit Mongol membuat barikade melingkar agar jendral Bayan bisa bertarung dengan Xu Thien San.
Bayan
“Hyaaaa…”,teriak jendral Bayan yang mengarahkan pedangnya ke Xu Thien San tapi ia bisa menghindar serangan jendral Bayan lalu jendral Bayan menyabetkan pedangnya ke Xu Thien San.

“Traaannng”,suara pedang yang bertautan karena Xu Thien San berhasil menahan sabetan pedang jendral Bayan.

Kemudian jendral Bayan memutar pedangnya terus kaki kanannya menendang Xu Thien San hingga ia terjatuh tersungkur.

“Hore Jendral Bayan”,ucap seorang jendral Mongol menyoraki kemenangan jendral Bayan yang bisa menjatuhkan Xu Thien San.

“Jadi dia jendral Bayan”,batin Xu Thien San yang berusaha bangkit dengan pedang sebagai tumpuannya lalu dia membuat kuda kuda jurus pedang marfga Xu.

“Kuda- kuda yang aneh”,batin jendral Bayan ketika melihat kuda kuda Xu Thien San.

“Hyaaaa…”,teriak jendral Bayan sambil berlari dengan mengayunkan pedangnya dengan memutar diatas kepalanya untuk menyabet tangan kiri Xu Thien San tapi malah tangan Xu Thien San ditarik kebelakang terus dia menunduk sambil mengarahkan pedangnya ke perut jendral Bayan sehingga membuatnya kaget maka dia memutar tubuhnya agar pedang Xu Thien San tidak mengenai perutnya tapi sikut jendral Bayan diarahkan ke kepala Xu Thien San yang langsung ditahan oleh tangan Xu Thien San sehingga Xu Thien San terseret beberapa langkah karena tenaga dorong jendral Bayan lewat sikutnya.

“Hyaaa”,teriak Xu Thien San yang langsung maju dengan mengarahkan pedangnya ke jendral Bayan maka terjadilah pertarungan pedang sehingga bunyi pertautan pedang mereka mengiringi pertarungan mereka.

Namun tiba-tiba kepala jendral Bayan kena tendangan Xu Thien San sehingga jatuh tersungkur terus Xu Thien San menghentikan serangannya untuk menunggu jendral Bayan agar bisa bangkit terlebih dahulu sedangkan semua penonton disitu terdiam.

“Ilmu pedang jendral ini memang hebat”,batin jendral Bayan yang meludah darah ke tanah sambil memandang Xu Thien San yang berdiri memandangnya lalu jendral Bayan bangkit berdiri.

“Siapa namamu?”tanya jendral Bayan yang berdiri di hadapan Xu Thien San.

“Aku Xu Thien San dari Xuchang sedangkan anda?”tanya Xu Thien San dengan salam gongshu.

“Aku Bayan dari Barin”,ucap jendral Bayan yang juga melakukan salam gongshu.

“Saya merasa terhormat telah bertarung dengan anda”,ucap Xu Thien San yang tangannya masih salam gongshu.

“Aku juga kagum dengan ilmu pedangmu”,ucap jendral Bayan sambil pasang kuda-kudanya untuk memulai pertarungan untuk babak selanjutnya dan begitu juga Xu Thien San memasang kuda- kuda.

“Hyaaaat”,teriak jendral Bayan yang maju ke Xu Thien San sambil mengayunkan pedangnya.

“Hyaaat”,teriak Xu Thien San yang maju ke jendral Bayan yang juga mengayunkan pedangnya.

“Trang….tranggg..traaann”,suara pedang bertautan didalam pertarungan itu.

Namun tiba-tiba pedang Xu Thien San terpelanting karena sabetan kencang jendral Bayan terus jendral Bayan mengarahkan pedangnya ke Xu Thien San tapi Xu Thien San bisa menundukkan badannya terus tangan kiri Xu Thien San berhasil menahan tangan jendral Bayan yang sedang mengarahkan pedangnya ke dirinya sedangkan tangan kanan Xu Thien San berhasil di leher jendral Bayan yang siap mencekik yang membuat jendral Bayan kaget lalu jendral Bayan membanting dirinya ke kanan hingga jatuh tetapi malah tangan Xu Thien San tidak lepas dari lehernya sebagai tanda berakhirnya pertarungan mereka yang dimenangkan Xu Thien San.

Kemudian Xu Thien San melepaskan cekikannya dari leher jendral Bayan lalu bangkit berdiri untuk mengambil pedangnya terus berdiri di hadapan jendral Bayan yang bangkit dari tidurnya sambil memegangi lehernya.

“Cepat tangkap orang itu”,perintah jendral Mongol maka semua prajurit Mongol maju untuk menangkap Xu Thien San yang langsung melakukan kuda-kuda.

“Hentikan”,perintah jendral Bayan yang bangkit berdiri untuk menghentikan semua prajuritnya uyang sedang menangkap Xu Thien San.

“Beri dia kuda”,perintah jendral Bayan yang langsung dipatuhi salah seorang prajuritnya dengan memberikan kuda kepada Xu Thien San.

“terima kasih”,ucap Xu Thien San yang menyarungkan pedangnya terus memberi salam gongshu ke jendral Bayan yang memunggunginya maka Xu Thien San menaiki kuda yang diberikan oleh jendral Bayan terus meninggalkan medan perang.

Maka pertempuran di kota Lu dimenangkan oleh bangsa Mongol hingga pasukan jendral Bayan terus maju sampai ke ibukota kerajaan Song yaitu Lin’an sedangkan kaisar Zhao Qi pemimpin kerajaan Song telah mangkat digantikan oleh anaknya bernama kaisar Zhao Bing yang masih berumur 7 tahun apalagi banyak kalahnya pertempuran melawan Mongol membuat kerajaan Song menyerah kepada kekaisaran Mongol yang dibawah pimpinan Kublai Khan.

Dengan menyerahnya kerajaan Song ke kekaisaran Mongol maka negeri Song menjadi damai sedangkan Xu Thien San kembali ke keluarganya setelah perang usai dan begitu juga kedua saudaranya yaitu Zhang Wei kembali ke keluarganya yang kebetulan rumahnya selisih beberapa dengan rumah Xue Thien San sedangkan Wong Kei akhirnya selamat dari luka di pertempuran kota Lu dan juga kembali pulang ke keluarganya

Pada suatu hari di kediaman marga Xu terlihat Xu Thien San dan istrinya Chao Min yang sedang duduk di ruang tengah.

“Perang telah usai dan semua kembali seperti semula”,ucap Chao Min yang telah meminum teh.

“Semoga Kublai Khan tidak seambisius kakeknya Jengis Khan yang suka berperang”,ucap Xu Thien San.

“Apakah Kublai Khan seperti itu?”tanya Chao Min.

“Aku tidak tahu pasti sebab kalaupun dia seperti kakeknya bisa kemungkinan anak kita akan dipaksa untuk mengabdi ke kekaisaran Mongol”,ucap Xu Thien San sambil mengelus janggutnya.

Namun Tiba-tiba ada keramaian di pelataran rumah kediaman marga Xu sampai pembantu mereka bernama Kim Sie masuk ke dalam rumah.

“Tuan Xu,ada utusan kaisar Mongol mau masuk ke dalam rumah”,ucap Kim Sie yang membuat Xu Thien San terperanjat kaget langsung berdiri.

“Cepat persilahkan masuk”,perintah Xu Thien San yang langsung Kim Sie mempersilahkan masuk utusan kaisar itu yang berjumlah enam orang.

“Selamat datang di kediaman kami”,ucap Xu Thien San dengan salam gongshu menyambut utusan kaisar.

“Apakah benar anda Xu Thien San?”tanya utusan Mongol itu kepada Xu Thien San.

“Ya,benar itu nama hamba”,jawab Xu Thien San masih dengan salam gongshunya.

Dan apakah benar anda mempunyai anak laki-laki yang bernama Shen Long?”tanya utusan Mongol sekali lagi.

“Betul,Shen Long anak hamba dan apakah anak hamba berbuat yang tidak menyenangkan kepada kekaisaran Mongol?”tanya Xu Thien San dengan hati gusar.

“Saya mau dia berada disini sebab ada titah kaisar untuknya maka anda cepat memanggil anak anda atau seluruh keluarga anda akan kami tahan”,ucap utusan kaisar Mongol itu sambil menunjukkan titah kaisar Yang Mulia Khan.

“Baik,hamba akan panggil dia untuk hadir disini”,ucap Xu Thien San yang tetap salam gongshu sambil badannya dibungkukkan dan begitu juga Chao Min juga melakukan hal yang sama.

“Kim Sie ,cepat panggil Shen Long agar cepat pulang sebab ada masalah genting disini”,perintah Xu Thien San.

“Baik Tuan Xu”,jawab Kim Sie yang kemudian lari keluar rumah untuk mencari anak Xu Thien San yaitu Shen Long.

“Sambil menunggu anak hamba sekiranya tuan sekalian duduk sambil minum teh”,ucap Xu Thien San yang menawarkan utusan kaisar Mongol untuk duduk sambil menunggu kedatangan Shen Long.

Tidak lama kemudian Shen Long datang terus turun dari kuda diikuti kekasihnya YuQi yang ada dibelakangnya terus berjalan menuju ke ruang utama.

Disana terlihat enam prajurit Mongol yang yang lagi duduk bersama ayahnya dengan suguhan teh yang terhidang di meja mereka.

“Ayah ....,”ucap Shen Long setelah masuk ke dalam rumah dan juga menyapa dengan gaya Gongshou menghadap ayah dan para orang mongol yang ikut berdiri karena kedatangannya.

“Jadi kamu ini Shen Long,”Tanya pemimpin prajurit Mongol yang kemudian bangkit berdiri yang membawa gulungan emas yang kemudian dibuka dan dibacakan.

“Iya Hamba Xǔ Shén Lóng”jawab Shén Lóng kepada orang Mongol itu.
“Ini Titah Kaisar Kublai Khan”,ucap perwira Mongol dengan Lantang sambil menunjukkan gulungan emas itu kepada mereka.
Shen Long,YuQi dan keluarganya semuanya berlutut dihadapan utusan kaisar Mongol yang membacakan titah kaisar.
“ Hidup yang mulia Kaisar Kubilai Khan sekarang dan selamanya,”ucap mereka semua bersama sama sambil berlutut dan kepala menunduk.
“Kaisar Kublai Khan bertitah untuk menyatukan segala bangsa menjadi satu naungan dalam kekaisaran Mongol maka setiap warga wajib ikut mengabdi kekaisaran Mongol.Khan yang Agung juga mengetahui bahwa marga Xǔ merupakan keturunan dari para jendral besar bangsa Han dan banyak mengabdi disetiap kerajaan besar maka sebagai pertimbangan pengampunan yang pernah dilakukan Xǔ Thien San ayahnya yang dulu pernah menghadang dan menghalangi perluasan Kekaisaran Mongol di kerajaan Song maka Xǔ Shén Lóng anak dari Xu Thien San diwajibkan mengabdi kepada kekaisaran Mongol dan berharap lapor ke kota Tianjin(天津市).Apabila Xǔ Shén Lóng berusaha membangkang atau lari dari tugas ini maka Kekaisaran Mongol akan menghukum mati semua keluarganya Inilah Titah raja Kublai Khan.

“Hidup yang mulia Kaisar Kublai Khan sekarang dan selamanya”,ucap Shen long dibarengi semua orang dibelakangnya.
“kamu harus membawa gulungan ini untuk sebagai tanda lapor di Tianjin(天津市) apabila kau membangkang atau lari maka kami akan tahan semua keluargamu,”ucap pemimpin pasukan dengan begitu angkuhnya.


NB: Cerpen ini merupakan prequel dari novel epic romansa Dōng Fēng Pò(東風破) yang sebagai tokoh utamanya yaitu Shen Long yang mempunyai kisah epik dan percintaan yang rumit.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd