Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Darah Binal yang Kental!(wild stories)

Genre apa saja selain murni incest, yang pembaca inginkan dalam cerita ini? (Dapat memilih 2)

  • BDSM (Master dan Sex Slave)

    Votes: 105 34,5%
  • NTR (Protagonis terkhianati)

    Votes: 75 24,7%
  • Romance (Melodrama)

    Votes: 102 33,6%
  • Guro ( Pembunuhan, Mutilasi, Kanibal)

    Votes: 8 2,6%
  • Magic (Sihir, Hipnotis)

    Votes: 54 17,8%
  • Scat & Urination (Feses dan Kencing)

    Votes: 27 8,9%
  • Abstain ( terserah penulis )

    Votes: 46 15,1%
  • Lainya (sampaikan dengan replay)

    Votes: 8 2,6%

  • Total voters
    304
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Adah mau update ada gangguan... Spertinya tidak akan sempat...

Maafkan daku yang menyalahi janji wahai para suhu... Paling lambat besok sore udatenya.. Pulang dari urusan rutin..

:ampun::ampun::ampun::ampun:

Sekali lagi maaf..
 
Adah mau update ada gangguan... Spertinya tidak akan sempat...

Maafkan daku yang menyalahi janji wahai para suhu... Paling lambat besok sore udatenya.. Pulang dari urusan rutin..

:ampun::ampun::ampun::ampun:

Sekali lagi maaf..
Tak apa juragan, saya sebagai pendukung eka siap menanti..
Hahahaha

Eka.. Eka.. Eka...
:adek:
 
Chapter Spesial 2: Malam Kami Tumpahkan Semua
(Alternate POV story)


(Rudi)

" mhmmmf...mhmmmf... Slurp..slurp.. Srups...srups..."

Kami bergumul bergulat di atas kasur tanpa rupa. Seolah ingin menggabungkan tubuh kami menjadi satu, layaknya fusion di film laga, satu tubuh dua jiwa. Mulut kami bertemu satu sama lain menganga, lidah kami berpagutan menari, berduet saling merasa. Bibir kami menganga-menutup seakan ingin memakan bibir mulut yang menyentuhnya.
[HIDE]
10441654.gif
[/HIDE]

Liur kami bercampur beraduk saling membasahi. Membuat tak jelas lagi, milik siapa liur ini.

Terpejam-terbuka, melihat-merasa, mata kami berinteraksi bagai mesin wikipedia yang saling menyapa. "Miliki aku sepenuhnya".

Dia memeluk tubuhku erat, sangat erat. Meraba menggosoki punggungku yang kurasa hangat dan nikmat. Dada kenyalnya tertekan ke dadaku, terasa empuk menenangkan kalbu, walau masih ada kain pengganggu.

Tanganku memegang belakang kepalanya, mencoba mengontrol gerakanya, yang liar luar biasa. Aku cinta dia, duhai wanita yang melahirkanku ke dunia. Ibuku yang bernama Eka. Aku ingin menyetubuhinya dan dia pun mengingininya. Kami memang sudah gila.

Kakinya menggantol pinggangku, menarik, mencoba mendekatkan selakanganku ke bibir berambut bawahnya. Menyatukan kontholku dengan tempiknya. Pinggangnya naik turun menggesek-gesekan kelamin kami berdua. Sungguh aku ingin memasukinya, tetapi aku tersadar bahwa ini belum saatnya.
........

Kudorong dia, kulepaskan tubuhku darinya. Beranjak turun berdiri membelakanginya. Memasang pose punggung tegak berkuasa. Kubiarkan ia bingung merenung, berbaring menengadah memandangku mematung. Kau sudah menyiksaku selama 5 hari, maka kau harus tahu diri, bahwa anakmu ini akan melawanmu malam ini.

"Hah...hah...hah...! Badup.. Badup.. Badup!" Kuatur nafasku mereda. Terdiam tanpa kata, hanya berdiri memunggunginya. Menata hati dan jiwa.

Dia beranjak mendekat memeluku. Memeluk pinggangku sambil menciumi leherku.
[HIDE]
unnamed_4.gif
[/HIDE]

Dada berputing indah itu menempel manja di punggung dekat leherku, merayuku. Rasa itu sungguh terlalu, terlalu membuatku nafsu. Tapi kau harus tahu, duhai ibuku, bagaimana rasanya tak bisa menggapai keinginanmu.
.....

Kugoyang badanku dengan keras hingga pelukanya terlepas. Aku melangkah maju menjauh darinya. Dia mengejar dan memeluku kembali, tapi aku goyang lagi, mendorong ke belakang lebih keras dengan punggungku, hingga dia terlempar kembali ke atas ranjang. Kejadian itu berulang lagi. Kau harus tahu diri dan mengerti akan kodeku ini.
[HIDE]
videotogif_2017_07_10_21_36_50.gif
[/HIDE]

....

"EKA!....."

"Badup.. Badup.. Badup", kubentakan namanya lantang dan lancang, anak yang lancang, berani menantang ibunya yang jalang. 3 kali sudah dia mencoba merayuku. Dia pun terkaget mematung linglung tak bersuara. Wajahnya berubah dari raut kenafsuan menjadi raut pertanyaan. Terduduk di kasur diam.
.....

"BERLUTUT!..."
.....

"BERLUTUT KATAKU,...APA KAU TULI?!..." dia tetap mematung linglung.

.....

" APA KAU INGIN KELUAR DARI KAMAR INI?!...."

" BAIK!, jika itu maumu silahkan pergi..! Kuucapkan itu dengan nada seolah dia tidak berarti.

"Bruk.." Diapun berlutut duduk di lantai, tak lama setelah kalimat terakhirku, kedua telapak tanganya memegang kedua lututnya, menunduk pasrah. Wajahnya memerah.
[HIDE]
In_Shot_20170710_205053.jpg
[/HIDE]

"BAGUS!... aku berjalan menuju kursi, memposisikanya mendekat dihadapan Eka, Ibuku, yang kuanggap dia bukan Ibuku malam ini. Dia pelacurku, budaku, yang harus patuh dan tunduk kepadaku. Aku pun duduk tegak mengintimidasi menatapnya sinis menghina, seolah dia telah melakukan sebuah kesalahan besar. Terbesar dalam sejarah. Sejarah genosida penuh darah.

...........
...........
...........

"Badup..Badup.. Badup". Aku sedikit membungkuk, mendekatkan wajahku ke wajahnya yang masih tertunduk. Aku diam memandanginya, memandangi setiap lekuk alur wajahnya, menyiksanya dalam keheningan. Mengantisipasi gerak geriknya dengan macam strategi2, lihai penuh aksi yang sudah kurancang tadi.

.....
.....

"Apa kau pikir kau berharga bagiku, Anjing...?!"

_______________________________________

(Eka)

"Jedyar.. Badup.. Badup.. Badup..". Aku kaget dan memandangnya, wajahnya terasa begitu dekat dihadapanku, tapi terasa tak tergapai, memandang penuh tanya kepada tatapan matanya yang menghina, merendahkanku. Aku salah apa? Aku bertanya dalam hatiku. Dia duduk dengan gagah, duduk tegak, mengangkangkan kakinya, memamerkan konthol tegang berkedut mengacungnya, yang tak pernah lepas dari area pandang mata. Mata ini yang hampir buta karena birahi.

Di.. Dia memanggilku "Anjing"?, anaku tersayang memanggilku "Anjing"?... Pikiranku bingung bertanya-tanya. Tubuhku memanas, wajahku memerah, merasa panas amarah namun juga horny bergairah. Sungguh aneh, tenggorokanku kering, otot2 mulutku kaku, bibirku tak mau bergerak. Seluruh tubuhku menggigil bingung mematung, seolah koneksi otaku terhalang, terputus dari mereka.

Ya, aku ibu kandungnya, dia putraku dia tak seharusnya berkata demikian. Tapi kenapa aku tak bergerak melawan? Berkata balik saja pun tidak. Sungguh aku bingung tentang rasa ini.

Mungkinkah aku takut? Takut apa? Apakah aku takut akan bentak suaranya yang tegas? Apakah aku takut akan pukulan tamparanya? Apakah aku takut dengan hinaan sadis dan tatapan sinisnya? Tunggu dulu, lebih dari semua itu, aku takut diusirnya dari kamar ini. Aku takut dia menolaku untuk kesekian kali. Takut kehilangan putraku yang kusayangi.
....

" APA KAU TULI?!"...

"badup.. badup.. badup.. badup" Mataku terpejam sesaat, jantungku berdetak semakin keras merespon bentakan suaranya. Suara anaku yang beranjak berubah, semakin bertangga nada rendah, sebagai tanda kedewasaanya. Berubah dari bocah menjadi pria.

"A..aku.. A...ku...." Aku terbata tak tahu harus berkata apa. Dia bertanya apakah aku berharga untuknya. Tentu saja, aku ibunya, aku sayang dia, aku membesarkan dan melayani kebutuhanya semenjak dia ada dalam rahimku.

Tentu aku berharga... seharusnya aku berharga... Seharusnya memang seperti itu... Aku ingin menjadi sosok yang berharga untuknya dan aku sudah berusaha. Tapi kenapa aku merasa tak berharga dihadapanya saat ini? Kesalahan apa yang telah aku lakukan?

Apa yang bisa membuatku berharga dimatanya kembali? Adakah sesuatu yang belum kulakukan untuknya? Apa yang dia inginkan? aku akan memenuhinya, apapun itu.

Dia tadi sudah menolaku 2 kali, menolak bersetubuh denganku, menolak rayuku, menolak memejuhiku, sampai aku harus memperkosanya. Mungkinkah dia sudah bosan? Mungkinkah dia masih dendam karena aku menyiksa konaknya 5 hari ini? Apa salahku? Tolong kasihanilah aku, ibumu ini anaku. Engkau seluruh hidup dan jiwaku.

"Apa kau bisu, Anjing?!".... "Juh" dia meludahiku... meludahi wajahku setelah pertanyaan dan kata hinanya kepadaku. tubuhku menggigil. Air mataku menetes, diam sesenggukan. Ampuni aku.. Aku mohon.

"Higgh.. higgh.. higgh.. ", Dadaku sesak, nafasku mendesah tersengal, tubuhku semakin memanas, aku sedih, marah tetapi juga takut.

Aku memandang wajah itu, wajah anaku yang paling tampan sedunia, menetes air mataku memohon belas kasihanya. Seolah aku bertanya, apa yang ingin kau dengar nak? Ibumu ini harus berkata apa? Aku takut salah bicara atau bertindak. Aku takut kau mengusirku nak, Aku takut kau menolak aku lagi. Pikiranku terus berkecamuk, sedang tubuhku tak mau berunjuk.

"Aaaahhhh..." Dia tiba2 menjambaku kasar dengan tangan kirinya, mengalihkan fokusku dari anganku. Mendekatkan sisi wajahku ke arah bibirnya. Tenaganya begitu kuat. "Hegghh...ehhmmf..". Tangan kananya mencakup membekap mulutku erat dan kasar, jempol dan jari2nya menekan kedua dinding pipiku. " seeeerrrrrrsss...."
[HIDE]
IMG_20170710_210338.jpg
[/HIDE]

Apakah yang dia ingin lakukan kali ini? Menamparku? Meludahiku? Aku memejam ketakutan, ketakutan ataukah sebuah harapan. Kedua tanganku memegang jambakanya pasrah. Lakukan apapun maumu asal kau tidak mengusirku dari sisimu nak. Hanya itu pintaku. Tapi kemudian aku terdiam terkejut, terkejut aku, merasakan kebasahan di area pantatku. Aku merasa gairah dan nikmat terhadap laku kasar dan hinaannya?
.....

"Dengarkan aku baik2!...."

Dia berbisik di telingaku. Tubuhku menjadi begitu tenang, ketakutanku seakan menghilang, fokusku tertuju hanya untuknya. Menanti ucapan darinya, apapun ucapan yang akan aku terima. Aku yang tak mampu berkata hanya bisa mengangguk kepadanya. Aku akan mendengarkan semua, tubuhku miliknya, aku ingin dimilikinya.
....

"Jika kau ingin menjadi berharga dimataku... Maka setuju dan mengangguklah disetiap pernyataanku...",

Ya anaku sayang, katakanlah, aku akan setujui semua. Hatiku berkomentar lancar sedang lidah dan mulutku tetutup kaku tak bisa berselancar.
......

......

"Eka... Ibuku, Engkau menyayangiku..."

"Angguk" (Ya, aku setuju, namaku Eka...aku ibumu, memang menyayangimu... Setulus hati dan jiwaku...), aku mengangguk lalu berucap menyetujui dalam hatiku. Ini sudah jelas aku memang menyayanginya.
....

"Engkau mencintaiku...."

"Angguk"(Ya, aku setuju, aku mencintaimu... Duhai belahan jiwaku, yang terbentuk dalam rahimku)
........

"Engkau butuh aku, dan kau ingin aku membutuhkanmu..."

"Angguk"(Ya, A..a..ku se..setuju, aku membutuhkanmu, sayangku... Merasa butuhlah kepada ibumu yang hina ini...)
........

"Tempikmu menginginkan kontholku....."

"Angguk2x" (Ya ya, benar sekali anaku... Tempiku ingin memeluknya erat disepanjang dindingnya, tak mau melepasnya selamanya)

Tubuhku menghangat membayangkan konthol itu masuk ke dalam tempiku... Mengocoknya kasar, dan brutal. Tubuhku semakin meriang. Nafas dan jantungku memacu meninggikan temponya disertai geliat tubuhku yang menggigil.
....

"Engkau ingin aku memejuhimu..."

"Eeehhmmmff" ....
"Angguk 3x" (Ya..ya..ya.. Lakukan sayangku.. Pejuhi aku, pejuhi tubuhku..) Sensasi itu datang lagi... Sensasi itu.. Sensasi itu adalah orgasmeku. Orgasmeku datang hanya dari suaranya. Rasa itu memenuhi jiwaku dan ragaku.
.....

Dia menggoyang, mendorong-menarik jambakanya. Tubuh dan pikiranku tiba2 tenang kembali. Fokusku kembali kepada suara indah itu. Berharap sensasi indah itu terulang kembali. Lagi aku ingin lagi!
.....

"Aku Tuanmu akan memilikimu... Tubuh dan jiwamu...!

"Angguk 3x" (Ya Tuanku.. Miliki tubuh dan jiwaku tuan... Aku berserah padamu...)

"Engkau akan mematuhi segala perintah dan pintaku..."

"Angguk 3x" (Ya... Perintah aku semaumu... Aku akan menurutimu... jangan kau mencampakanku...)
.....

"Kau ingin berharga bagiku maka kau akan jadi anjingku, anjing budak betinaku... Ini perintahku...!"
.....

"Eeeehhhmmff.." Aku anjing, Aku anjingnya, Aku seorang ibu yang akan jadi anjing putra kandungnya.

"Angguk3x" (Ya tuan, Aku ingin berharga bagimu, Aku akan jadi apapun yang kau mau, aku anjing budak betinamu)

Sungguh terasa basah area bawah tubuhku. Mendengar kata2 itu, kata2 yang merendahkan harkat dan martabatku. Martabat seorang ibu, ibunya. Ibu yang menginginkan untuk melayani anaknya, tulus, ikhlas terhadap semua maunya. Dan aku menikmatinya. Jadi anjing pun aku rela asal terus dapat menikmati sensasi menguasaiku ini.
.....

"Maka kau berharga bagiku... Kau sungguh berharga bagiku, wahai Eka, anjing betinaku... Kau miliku dan Aku milikmu"

"Cup.... EHhmmmffff.... " Dia mengecup keningku. Anaku mengecup keningku! Tubuhku mengejang, seolah nyawaku sedang tercabut. Aku bahagia.. Sungguh bahagia. Aku lega... Aku berharga baginya. Bagi cintaku, anaku tersayang. Aku mendengarkan ungkapan itu langsung dari mulutnya. Bukan dari yang lain, dari anganku atau mulut orang lain.

Jika saja mulutku tak dibungkamnya, aku akan tersenyum lebar. Aku mungkin akan melompat-lompat bertepuk tangan, bagai ABG labil kegirangan. Mataku memejam semakin merapat menikmati rasa bahagia ini. Beban nurani itu serasa tercabut bersama nyawaku tadi. Sungguh melegakan, . Ini baru pertama kali. Sensasi itu seperti... Seperti ketika seorang gadis muda yang mencintai dan mendapatkan cintanya. ABG gila yang bersorak gembira hanya karena rayu manja, coklat, bunga dan pulsa. Tapi tak mengapa, karena aku memang menikmatinya. Orgasme bahagia!

"Haaaggghhh...." Dia mencekik leherku, nafasku terhenti sesaat. Mataku melotot keluar, wajahku semakin memerah. "Seeeerrrrrrsss"
....

"Mulai saat ini jika aku suruh kau merangkak, kau akan merangkak.."

"Sssseeeeerrssss"

"Jika kusuruh kau menyalak, kau akan menyalak."

"Sssseeeeerrssss"

Akan aku lakukan, akan aku lakukan tuanku, cintaku, sayangku, hanya untukmu, bahkan lebih dari itu, apapun maumu. Kali ini aku tak bisa mengangguk sebagai tanda setuju, aku hanya bisa berkedip mengisyaratkan jawabanku. Sambil meregang nyawaku.
....

"Aaaahhggh........" dia melepaskan jambakan dan cekikanya sambil mendorong melemparkan kepalaku. Aku terjungkal mengangkang jatuh kearah belakang. Tubuhku mengejan berkedut diseluruh nadi2nya. Sungguh sensasi yang baru pertama kualami. Anak lelakiku memperlakukanku seperti ini. Aku seorang perawan dalam hal ini. AKU SUKA, AKU CINTA, AKU HINA, AKU GILA!
_______________________________________

(DUET: Rudi X Eka)

"Hei Anjing... Merangkaklah memutari ranjang itu !"

Aku memerintahkan wanita itu. Ibuku, yang mulai sekarang menjadi budaku. Anjingku, anjing peliharaan sexual pertamaku.
....

"Angguk"

Dia memerintahku seperti babu, anak lelakiku memerintahku. Dia memanggilku Anjing. Aku merasa terhina dan terluka, tetapi aku terima karena tubuhku suka. Setiap suaranya, setiap geraknya, setiap tatapanya, setiap perlakuanya, setiap hinaanya.
....

Wanita itu pun merangkak perlahan beranjak dari tempatnya. Menjauh dari anaknya untuk memutari ranjang tempat tidurnya. Tubuhnya menghangat, memerah, bergairah. Dia hanya bisa menurut dan pasrah. Tubuhnya menggigil dan dia pun mendesah. Berharap Tuan-nya senang melihatnya patuh atas perintah.
[HIDE]
unnamed_24.gif
[/HIDE]

Setapak demi setapak dia nikmati begitu khidmat. Sambil sekali dia melirik melihat, ke pandangan mata Tuan-nya, anaknya yang bejat. Anak yang bisa dibilang laknat, yang sungguh membuat dinding anus dan vaginanya berkedut menutup-merapat, membasah menghangat. Membuat dirinya kalah dalam berpendapat walau dia pelacur berpangkat, yang memiliki harta dan martabat.
....

Sang Tuan memandang nikmat dengan tak kalah khidmat. Memandang budaknya, anjingnya, ibunya yang tak kalah bejat. Bahkan bisa dibilang keparat. Yang telah membesarkanya dengan nafsu syahwat. Hubungan incest terlaknat yang tak bisa diwakili sebuah ibarat. Dalam hati dia juga berpendapat. Wanita itu wanita hebat. Yang selalu dapat membuat konthol dan jantungnya berkedut mengangkat. Membuat tubuhnya menghangat dari setiap belai rayu dan peluknya yang erat. Dan dari segala kode dan isyarat.
....

Si Anjing pun telah selesai menjalankan perintah Tuan-nya dia kembali menghadap ke hadirat sang Tuan yang menatapnya dengan hangat. Dengan kaki2nya yang berjumlah empat. Bebas tanpa sebuah ikat. Tak ada ikat fisik yang ada adalah ikat syahwat.
....

"Bagus, Anjingku.. Sekarang goyangkan pantatmu, bagai anjing yang menyambut dan ingin bermain dengan Tuan-nya! Julurkan lidahmu, dan sambut Tuanmu dengan salakan mesramu."

"Aaaaaahhhhhnn... Auh..auh..auh.. Hah..hah..hah.. Ah...ah...ahh" Dia mengatakanya, kata2 termanis di telingaku. Aku mendesah, menyalak, terengah, bergairah, menggoyangkan pantatku bagai anjing yang melihat Tuanya datang, setelah pergi seharian. "Auh..Auh.." Salakanku terus menyapanya, sambil terus menggoyangkan bongkahan pantatku seksi perlahan. Mengibaskan tetesan pejuhku ke kiri dan kanan. Aku seekor anjing horny yang ingin disetubuhi Tuan-nya. Bermainlah denganku Tuan, manja aku dengan belaian mesramu, dengan tepukan hangatmu, terhadap kepala, perut dan putingku, bermainlah dengan vaginaku Tuan seperti kebiasaan yang kita lakukan. I am your horny bitch, Sir! Perintah aku Tuan, puji aku, berikan reward kasih sayangmu. Aku sangat menjiwai peranku ini, identitas baruku ini. Aku ingin ini selamanya terjadi.
.....

Anjingku menyalak mesra kepadaku, salakannya begitu lembut, imut dan lucu.. "Auh..auh.."Kawai desuyo ne! Salakan yang mendesah, menggetarkan hati dan jiwaku. Entah anjing betinaku ini dari breeder apa, anjing yang berbulu di kepala dan di area vaginanya saja. Anjing yang hanya berputing dua, di atas gundukan payudaranya yang membusung, menggantung mempesona. Tak berekor dan bisa bicara. Yang tak ternilai harganya. Senyuman hangatku pun membalasnya sebagai reward atas kepatuhanya.
.....

Dia tersenyum.. Tuanku tersenyum mesra kepadaku. Aku bahagia, aku gembira. "Hah..hah..hah..hah... "Air liurku menetes membasah, dari mulut atas dan bawah menuju lantai yang terludah. Lagi Tuan, senyumi aku dengan kelembutan, perintahkan aku mendekat kepadamu, belai aku, cumbu aku, peluk aku. Wahai Tuanku ini permohonan tulus dari anjing milikmu.
.....

"Plak..plak...Kemari",

Sang Tuan menepuk-nepuk kedua pahanya, memberi perintah kepada anjing kesayanganya untuk datang menuju pangkuanya.

"Auh.. Auh.. , hah..hah..hah"
Si Anjing menyalak mendesah, tersenyum gembira bergairah, karena mendapatkan harapanya. Dia segera menubruk paha Tuan-nya dengan kedua kaki depanya. Memandang wajah tampan Sang Tuan, menampakan wajah cantik anjingnya, menggoyangkan pantatnya berirama sebagai tanda suka cita.
....

Aku terpesona, aku terpesona akan kepatuhan dan tingkahnya. Anjing wanitaku yang istemewa. Kubelai kepala dan wajahnya. Kumasukan jari2ku kemulutnya. Sambil meremas bongkahan payudara dengan tanganku satunya. Kucium keningnya, hidung dan mulutnya.

" Anjing cantik dan pintar...!"
....

"Aaaaahhhh, seeer...seeer....seeerrrr" aku tak kuasa, aku tak kuasa, sungguh aku tak kuasa ingin memperkosanya, memperkosa Tuanku yang sedang duduk di singgasananya. Pujian, belian dan ciumnya yang mesra, membuat tubuhku berdesir mengejan, berkedut edan. Edyan tenan! Lagi Tuan, Lagi putraku sayang, lagi Tuanku pemiliku, berikan perintahmu! Lagi, lagi, lagi...
....

"Naiklah... Dan benamkan kontholku ke tempikmu, wahai kau anjing manjaku... Ibuku, anjing betinaku, yang sangat berharga untuku!

"Aaaaahhhggg...huaaahhghhh...ahhh...ahh...ahhh Glodak..glodak..glodak.."
....

Anjing itu tak sanggup memenuhi perintah Tuannya. Dia malah jatuh oleng ke lantai, mengejan-ejan nikmat dalam orgasmenya. Tak kuat tubuh dan pikiranya, tatkala mencerna perintah Tuan-nya. Membayangkanya saja sudah cukup membuat vaginanya merana, membanjir hingga tubuhnya pun meronta.

"Aauw..wa..wa..wa, auh.wa..wa..wa.."

That bitch in heat is shaking on the floor, drowning in ectasy from its Master order. Just from his order! Meracau tak jelas menyuarakan kenikmatan yang ia alami. Masih dalam salakan lembutnya.
....

Aku tak sanggup melihat pemandangan itu, aku tak sanggup...
....

Tuannya turun menubruk, menindih anjing betinanya. Mengangkangkanya, memegang kontholnya. Mengarahkan ke vagina anjingnya. Menusuknya dan....

"Crot....crot....crot...crot...jrot...jrot...jrot.."
....
[HIDE]
unnamed_5.gif
[/HIDE]

Tumpahlah sperma kental itu. Ternyata bukan hanya si Anjing yang tak kuasa menahanya. Tanpa sodokan, tanpa gerakan. Hanya cukup membenamkan tongkat authority-nya ke dalam sarung pembungkus milik anjingnya, itu sudah cukup membuat keluar isi pelurunya. Permainan ini sungguh istemewa untuk mereka berdua. Ini bukan cerita biasa, cerita pertemuan dua jiwa, budak dan Tuan-nya antara Ibu kandung dan putranya. Romantisme Incest BDSM(dogplay) penuh gairah.


(Open: Tunjukan Kreasimu!)
[HIDE]CHALLENGE YOUR FANTASY
_________________________________________

Para Suhu yang terhormat, ada challenge nih.

Cerita ini sebenarnya akan sampai chapter spesial 3 tetapi penulis memberi kesempatan kepada para suhu untuk meneruskan ... Berani?!

Cerita yang bagus akan nongol di lanjutan CS3, bisa lebih dari 1 orang pemenang.

  1. Tema:BDSM hardcore (Eka x Rudi)
  2. Style: Bebas, tunjukan merahmu!
  3. Plot sesuai dengan CS1-2 (satu malam mereka tumpahkan semua)
  4. CS3 adalah closed story (Tamat) dan tidak akan digunakan untuk alur utama cerita (chapter original)
  5. Nama Suhu akan Nubi cantumkan.
  6. Agar tidak spam, harap dikirim lewat PM

Rasakan sensasi kenikmatan menulis!

Hadiah: Sensasi kepuasan pribadi

Nubi percaya, banyak dari penikmat cerita panas di forum ini, memiliki keinginan untuk menulis, tetapi belum berani melangkah dan mencoba. Nubi salah satunya. Cerita ini adalah cerita panas yang pertama nubi tulis. Nubi cuma punya modal baca dan mencoba.

STOP PLAGIAT DAN MULAI BERKARYA!

Salam hangat... @Turjas

(Disclaimer: Nubi tidak bermaksud apapun, melainkan hanya for fun saja, mohon maaf bila ada yang menyinggung)[/HIDE]



(Bersambung)



[HIDE]Klik untuk lanjutan>>>

Next
Chapter 9: Hari itu menyebalkan, Tapi.. (Rini x Rudi)[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd