"Serra dan Sella, kembali ke wujud kalian semula" Pinta Satella sambil duduk di atas mayat
"......................." Serra dan Sella saling berpandangan
Satella bingung, apa yang terjadi dan dia baru ingat, saat Serra dan Sella melihat ke arah Satella
"Maaf Maaf, sekarang cukup pikirkan wujud manusia kalian, dan kalian akan kembali seperti semula, oh iya
mulai sekarang, panggil aku Satella saja" Pinta Satella
Sella dan Serra pun mengikuti kata kata Satella dan mereka kembali ke wujud manusia mereka, dan mengikuti Satella duduk di salah satu atas mayat prajurit yang mereka bunuh.
"Ratu ku, kenapa harus memanggil namamu?" tanya Serra
"Aku bosan saja, panggil saja aku Satella ok" Satella tersenyum simpul
"Baiklah Satella" balas Serra dan Sella secara serempak
"Sekarang apa yang harus kita lakukan ya" Satella melihat ke arah langit
".................." Sella dan Serra diam saja
"Oh iya bagai mana jika kita, melakukan penyucian dan menyelamatkan mereka semua di kota Lavia ini?" tanya Satella
"Penyucian dan Penyelamatan ?" Tanya Sella
"Seperti apa Satella?" Serra bingung
"Kita sucikan mereka dan kita selamatkan mereka dengan kematian" Satella tertawa kecil
"Baiklah Satella" Sella dan Serra bangkit dari tidurnya dan memberikan hormat dengan menundukan kepalanya
"Ayo berangkat!" ujar Satella
Mereka bertiga pun menuju tengah kota, di sebuah patung seorang saint, dengan air mancur yang sangat indah. setibanya di patung seorang saint, Satella pun menoleh ke Serra dan Sella.
"Kalian siap?" tanya Satella
"Kami siap" balas Serra dan Sella
Mereka bertiga pun naik ke dinding yang mengitari patung saint tersebut, Satella mulai menyelentikan jari tanganya, sebuah ledakan besar terjadi, Semua orang tertuju kepada arah ledakan tersebut, mereka saling bertanya tanya apa yang telah terjadi. Satella pun memejamkan kedua matanya dan berdiri tegak, ia menghirup nafas dalam dalam dan menghembuskanya secara perlahan. Satella pun mulai beryanyi, Suara yang sangat indah namun mengandung unsur sihir yang sangat kuat. Orang orang dari Cadetral utusan dari Vatica mulai mencoba menghentikan Satella, Serra dan Sella pun bergerak dengan cepat, dan membunuh pasukan Vatica yang di sebut sebagai tentara Gun Slinger, mereka menembakan senjata sihir mereka, Serra dan Sella lengah, tujuan mereka menyerang Satella, namun amunisi senjata sihir yang di lengkapi dengan mantra anti sihir tidak berfungsi kepada Satella.
Pentagram pelindung berwarna biru terang, muncul melindungi Satella
"Itu pentagram Vatica bagai mana bisa" Ujar salah seorang Paladin yang mengawasi dari jauh
Suara satella memanggil malaikat, awan pun terbuka, cahaya yang terang seperti tangga menyinari kota Lavia, suara bell berdentang berbunyi, Orang orang yang melihat hall tersebut kagum, namun ternyata kematian yang telah datang, mata mereka mulai keluar darah, kuping, dan mulut mereka pun ikut keluar darah, organ dalam orang orang tersebut hancur dari dalam.
Serra dan Sella melihat kejadian tersebut, tidak dapat berkata apa apa. sihir yang mengerikan tapi mengagumkan, bagaimana sihir suara itu ada, karena selama ini tidak ada yang tau akan ke beradaan sihir tersebut, ada pula orang orang yang ketakutan dan panik, mereka tidak memperdulikan anak anak mereka, mereka bersembunyi ke tempat paling aman menurut mereka.
Sebuah kuil milik Cadetral menjadi tempat perlindungan mereka, namun itu semua percuma, sihir pelindung yang melindungi Kuil tidak berfungsi, karena Sihir pelindung untuk menangkal sihir gelap, yang membahayakan manusia, tapi berbeda, yanyian kematian, kekuatan yang di miliki malaikat Sterophone. Setiap orang memiliki effect yang berbeda, ada yang tiba tiba bunuh diri, begitu juga tentara elit Gun Slinger utusan Vatica.
Air mancur di belakang Satella berubah menjadi darah, mengalir dengan deras dan kental. Serra dan Sella menghampiri Satella, dan menyaksikan pemadangan neraka di bumi. Satella pun menghentikan yanyianya, di setiap tempat hanya ada mayat yang tersenyum menerima kematian. Sella dan Serra tidak habis pikir, bukanya tadinya orang orang panik dan ketakutan namun setelah mati terlihat senyuman di wajah mereka.
"Selesai" Satella bertepuk tangan
Serra dan Sella turut ikut bertepuk tangan, Satella memberikan hormat seperti orang yang sedang berada di atas panggung.
Felish yang menjalin pertemanan akrab denganya Akio, mulai mengundang Akio ke rumahnya, Akio menerima undangan dari Felish untuk makan malam bersama.
"Kaka akio pacarnya Felish ?" tanya adik tertua Felish
"Bukan bukan" Felish panik dengan wajah merona
"Kami hanya berteman kok" seperti kaka perempuan kalian bilang, aku bukan pacarnya. Akio sambil melirik ke arah Felish
Dalam hati Akio, Felish adalah gadis manis dan lembut, pikiran Akio terlintas pikiran jorok, dan Akio tiba tiba menggelengkan kepalanya. Setelah makan bersama, Felish meminta adik adiknya untuk segera tidur, dan hanya tersisa Akio dan Felish
"Akio.. mau ke kamar ku?" tanya Felish
"Hmm.. untuk apa?" Akio menatap Felish
"Ada sesuatu yang hendak aku tunjukan kepada mu, dan tolong di nilai" Felish tetap saja dengan wajah merona
dalam hati Felish ini kesempatanya untuk memakan Akio, seperti Yumeka lakukan di gedung olah raga.
"Baiklah" Akio setuju
Mereka pun menuju kamar Felish di lantai satu.
"Hati hati naik tangganya, karena rumah ini sudah tua" Felish tersenyum
Akio pun berhati hati, saat menaiki tangga memang terdengar suara, yang menandakan rumah ini benar benar sudah tua, saat melewati sebuah kamar, Akio melihat sebuah rangkaian bunga dari plastik dan bahan bahan pembuatanya serta alat bantu dari merangkai bunga plastik tersebut.
"Kamu membuat bunga plastik ?" tanya Akio
"Iya, karena pekerjaan paruh waktu ku, tidak cukup untuk membiyayai kami semua di rumah ini, jadi setelah kerja paruh waktu aku membuat bunga plastik bersama adik adik ku" Felish menjelaskan dengan singkat
Mereka tiba di kamar Felish, Felish membuka pintu kamarnya, Baru saja Akio melangkahkan kakinya ke dalam kamar Felish, Akio mencium bau wangi yang lembut, Felish menyalakan lampu kamarnya, Akio terkesan, kamar yang bersih dan tertata rapi.
"Duduklah dimanapun Akio inginkan" Felish tersenyum dan diam diam mengunci pintu dan mengantongi kunci kamarnya
"Ruangan mu sangat bagus" puji Akio
"Kamar ini juga kedap suara, karena bekas tempat latihan music almarhum ayah ku, jadi mau teriak seperti apapun tidak akan terdengar keluar" Felish memancing Akio
"Hmm Begitu yah" Akio memperhatikan dinding dari kamar Felish
"Akio aku mau nanya" Felish dengan suara malu malu
"Apa tuh?" Akio melihat ke arah Felish yang duduk manis di lantai berhadapan denganya
"Apa Akio punya pacar?" tanya Felish
"Pacar ?" Akio kaget karena Felish menanyakan hall tersebut
"Apakah Yumeka kaka kelas kita pacar dari Akio?" tanya Felish lagi
"Bukan.. dia hanya membutuhkan pertolongan ku saja" Akio menyeringai sambil keluar keringat dingin
"Aku melihatnya kemarin, apakah kejadian di dalam gedung olah raga itu termasuk bantuan dari Akio untuk Yumeka?" Tanya Felish lagi
"I...aduh...Ya...eh...tidak" Akio Panik
"Aku mendengar semua percakapan kalian juga" Felish membuat Akio mati langkah
"Oh Iya apa yang ingin kamu tunjukan ?" Tanya Akio mencoba mengalihkan arah pembicaraan.
Felish pun berdiri, dan tiba tiba Felish membuka bajunya, dan hanya tersisa pakaian dalam berwarna putih dengan bra yang berenda.
"Felish!!!" Akio menghalihkan pandanganya
"Akio.,.. lihat aku" pinta Felish
"Tapi...." Akio masih saja melihat ke arah lain
"AKIO!" Felish dengan nada keras
"YA!!" Akio langsung menoleh ke arah Felish
Dari penglihatanya, tubuh Felish yang di balut dengan celana dalam warna putih, dengan renda membuat nafsu Akio bangun, di tambah kulit Felish yang berwarna putih bersih. Lekukan tubuh Felish terlihat dengan Jelas di mata Akio.
"Perlakukan aku seperti kamu memperlakukan Yumeka" Felish dengan nada pelan
"Aku gak bisa Felish" Akio dengan nada menolak
"Akio, aku mencintai mu" Felish mengatakan semua isi hatinya
".............................." Akio terdiam saat mendengar pengakuan cintanya Felish kepada dirinya
"Apa bagusnya aku Felish ? kamu tidak tau aku?" ujar Akio
"Aku tidak tau akan apa yang sebenarnya dan apa yang di sembunyikan Akio, tapi jika boleh beritahu aku" Felish tersenyum
"Kamu yakin Fel ? mau tau semuanya ?" Akio dengan nada serius
"Ya aku yakin" Felish dengan penuh percaya diri
"Kamu tau aku, tidak perjaka lagi" Akio mengatakan dengan jujur
Felish pun langsung memeluk Akio
"Aku tau" Felish masih memeluk Akio
"Aku sering melakukan sex dengan Yumeka" Akio dengan nada berat
"Aku tau" balas singkat Felish tapi tetap memeluk Akio
"Felish aku melakukan hall yang sangat tidak bermoral, aku sering tidur dengan ibu tiri ku" Akio membeberkan salah satu rahasia besarnya
"Aku masih mencintai mu" Felish tersenyum dalam pelukan Akio
"Fel aku menjalin hubungan dengan Kaka perempuan ku, dan kami sering melakukan sex, kadang hampir setiap waktu dan hari, kadang aku melakukan sex bersama ibu dan kaka ku" Akio dengan mata berkaca kaca
"Felish tetap mencintai Akio" ujar Felish
Akio pun memegang kedua punggung Felish, wajah mereka saling berpandangan,
"Jadi kenapa kamu masih mencintai ku Fel?" Tanya Akio
"Tidak ada kata kenapa ? apa yang menarik dari Akio ? atau pertanyaan lain yang harus di jawab dengan penjelasan yang panjang atau singkat" Felish dengan nada yang lembut
"Aku butuh jawaban mu Felish" Akio dengan harapan yang sangat besar
"Baiklah, Jawaban ku, Karena cinta yang aku tau, adalah mencintai tanpa alasan satupun, jawabanya hanya ada dari apa yang kita rasakan" Felish tersenyum
"Felish kamu wanita yang cantik, pintar, dan pekerja keras, banyak laki laki yang mendambakan wanita seperti mu" Akio masih saja meminta Felish agar tidak memilihnya
Felish pun mencium bibir Akio, Akio awalnya hanya diam menerima Ciuman dari Felish, namun ada perasaan yang berbeda dari semua ciuman yang pernah ia lakukan, Felish menyampaikan perasaanya dari Ciuman dan Perasaan Felish sampai ke hati Akio. Akio pun mengisap bibir Felish dengan lembut, dan Felish duduk di pangkuan Akio, sambil melingkarkan kedua tanganya ke leher Akio.
Felish pun menghentikan Ciumanya, dan menyendarka kepalanya di pundak Akio
"Apa kamu akan menerima diri ku?" Tanya Akio
"Aku menerima Akio" Felish meneteskan air matanya
Akio mencium rambut Felish dengan mesra, Felish merasakan ke hangatan dari cinta Akio.
"Kita pacaran ?" tanya Felish
"Berjanjilah jangan pernah meninggal kan ku" Akio dengan tatapan sayu
"Aku berjanji, Akio juga harus berjanji jangan pernah meninggalkan ku" Felish tersenyum
"Aku berjanji" Akio mengusap air mata Felish
"Akio milik Felish?" Felish dengan nada manja
"Ya, seluruh tubuh dan jiwa ku milik mu" Akio menecup bibir Felish
"Begitu juga tubuh ku, dan jiwa ku" Felish mengecup bibir Akio
"Suatu saat aku akan menjadikan Felish sebagai istri ku" Akio dengan nada tulus
mendengar kata kata itu, Felish meneteskan airmatanya
"Aku.... bersumpah... kamu satu satunya laki laki di dalam hati ku" Felish menangis
Akio pun menjilat air mata Felish, perlahan Felish menghentikan tangisanya
"Apa kamu mau melakukannya bersama ku?" Felish dengan nada pasti
"Ya, apapun itu" Akio dengan nada pelan
Felish pun memberikan jarak antara tubuhnya dan Akio, dan membuka kancing seragam sekolah Akio, kemudian membuka resleting, dan celana Akio. Felish terkejut melihat Penis Akio yang mengeras, Felish bingung apa yang harus ia lakukan, Akio memeluk Felish, sambil membuka Bra yang di kenakan Felish, hingga Felish merasakan Bra miliknya mulai di lepas Akio.
Dengan wajah malu, Felish menatap wajah Akio, Akio pun mencium Felish dengan lembut, Lidah Felish sangat kaku, Felish hanya bisa menerima permainan dari lidah Akio, yang menari nari di dalam mulutnya felish.
Kemudian Akio meminta Felish untuk berbaring di atas tempat tidurnya, Akio membuka celana dalam Felish, Felish sangat malu dan menutupi Vaginanya dengan kedua tanganya. Sambil menunjukan wajahnya yang merah padam.
Akio tersenyum, dan meraih tangan Felish yang menutupi Vaginanya.
"Jangan di lihatin terus, aku malu" Felish dengan nada terbata bata
Wajah akio pun mendekat ke Vagina Felish, jantung Felish berdetak dengan kencang, melihat wajah akio yang mendekat, Felish merasakan sesuatu yang kasar, lembut, dan basah, ternyata Akio menjilati Vaginanya, Perasaan malu, geli dan nikmat terasa secara bersamaan.
Felish mulai mengeluarkan suara kecil, rintihan Felish terdengar sangat imut, Akio terus saja menjilati Vagina Felish........
Bersambung