"Ayano, jika memang kamu laki laki, buktikan" Ultea dengan nada pelan dan bersendar di bahu Ayano
"Ultea..." Ayano menoleh kepada Ultea yang menyendarkan kepalanya di bahunya
Ultea melihat wajah Ayano, wajah mereka bertemu dengan sangat dekatnya, Suasana semakin sepi, di bawah pohon di belakang istana sangatlah sepi, tidak ada seorangpun yang datang, kecuali di bagian belakang sana.
"Kan kamu memang perempuan" Ledek Ultea sambil tertawa terbahak bahak
".................." Ayano diam saja
Ayano pun langsung menerjang Ultea, Ultea tepat di bawah Ayano, Ultea terkejut dengan sikap Ayano.
"Aku akan membuktikan bahwa aku laki laki sejati" Ayano dengan nada berat
"Kalo begitu tunjukan kepada ku" Ultea dengan nada terbata bata
Ayano menciumi leher Ultea, Ultea merasakan rangsangan di lehernya, walau geli namun terasa nikmat, Dada Ultea yang besar, rambut perak Ultea terlihat sangat indah, baru saja Ayano meremas dadanya Ultea, Rintihan kecil terdengar, di telinga Ayano.
"Maaf" Ultea malu
Ultea mencoba menahan rintihanya, agar tidak terdengar oleh Ayano, Ayano mulai mengisap dada Ultea, Ayano sengaja tidak melepaskan baju yang di kenakan oleh Ultea, walau di lapisi baju tipis Ultea, Ultea merasakan lidah Ayano yang bermain dengan putingnya.
Tangan kiri Ayano mulai masuk ke dalam celana dalam Ultea, Ultea merasakan jari jari Ayano mempermainkan daerah sensitivenya.
"Aku tidak kuat lagi jika harus menahan suara ku" Ultea bergumam dalam hatinya
Ayano meniup kuping kanan Ultea, dan memberikan gigitan kecil di telinga Ultea
"Ahhhh~~~" Rintihan Ultea terdengar
Ayano melihat wajah Ultea yang memerah, raut wajah Ultea yang malu malu, membuat Ayano tersenyum. Ayano melepaskan celana dalam Ultea, dan Ultea terkejut melihat Penis Ayano yang sudah mengeras.
"Ayano... Pelan pelan ini pertama kalinya untuk ku" ujar Ultea dengan suaranya yang lembut
"Baiklah" Ayano tersenyum
ia mengarahkan penisnya menuju Vagina Ultea, Ayano mulai menggosok gosokan kepala Penisnya, di bagian luar Vagina Ultea, Vagina Ultea mulai basah, Ayano merasakan kelembaban Vagina Ultea. Ayano memasukan penisnya secara perlahan, Ultea menggigit bibir bawahnya, dan memeluk Ayano dengan kencang. Sangat sulit untuk memasukan penisnya kedalam Vagina Ultea yang masih perawan, dan setelah beberapa saat kemudian, Penis Ayano masuk semua ke dalam Vagina Ultea.
Ultea masih memejamkan matanya, sambil memeluk erat tubuh Ayano, Ayano perlahan menggerakan pinggulnya, Ultea pun menggigit punggung Ayano, Rasa sakit yang di dapatkan Ayano akibat gigitan dari Ultea berubah menjadi sensasi yang menggairahkan, setelah beberapa saat, rasa sakit yang di derita Ultea meredah, dan menghilang, hanya menyisakan rasa nikmat. Penis Akio terasa tersedot kedalam Vagina Ultea.
"Ahhh...auhhhhhh..." Ayano membuka satu matanya dan sambil menggit bibirnya
Ayano memberikan kecupan kepada Ultea, Ultea meminta Ayano menghentikan sesaat dan membuka bajunya, Ayano mengikuti ke inginan Ultea, dan Ultea juga membuka baju yang di kenakan oleh Ayano, Ultea merasakan tubuhnya sangat panas, dan nafasnya tidak teratur, Ayano pun menggerakan pinggulnya, tubuh Ultea ikut bergerak karena dorongan dari pinggul Ayano, Ultea menggenggam erat tangan Ayano.
"Kalo sakit bilang, biar aku berhenti" Ayano membisikan kata kata tersebut ke telinga Ultea
Ultea pun membalas dengan menggelengkan kepalanya, dan memeluk Ayano lagi, Ultea terus merasakan penis Ayano terus mergerak gerak maju mundur di dalam Vaginanya.
"Ayano...Ah......" Ultea dengan nada manja
Ayano melihat raut wajah Ultea yang sangat imut, membuat nafsu Akio semakin menjadi jadi.
"Ultea...." Panggil Ayano
"Ya...." balas Ultea
Walau wajah Ultea terlihat seperti perempuan, namun saat Ayano berada di atas tubuhnya, Ayano sangat tampan, dan jantan. Ultea membiarkan tubuhnya di perlakukan sesuka hati Ayano, Ayano merasakan bagian Vagina Ultea semakin basah, dan tubuhnya mengeras keras seketika, menyadari hall tersebut Ayano menghentikan gerakan pinggulnya, ternyata Ultea sudah keluar duluan, beberapa saat kemudian Ayano melanjutkan gerakan pinggulnya. Ultea merasakan kenikmatan berkali kali, tubuh Ultea dan Ayano berkeringat, Ayano meminta Ultea mengikuti perintahnya, mereka melakukan sex pertama kali Ultea dengan berbagai macam gaya, Ultea tidak dapat menolak sakit bercampur nikmat, karena permintaan dari Ayano.
Ultea pun mau keluar, namun Ultea memeluk Ayano dan ia tidak ingin melepaskan Ayano, Ultea merasakan cairan hangat memenuhi Vaginanya, dan ada rasa yang luar biasa, Ultea merasakan kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan, Ayano pun menciumi Ultea.
Hubungan Ai dan Felish sudah sedikit melunak, Fiona memperhatikan keduanya yang masih memiliki rasa persaingan yang sangat ketat, Fiona menghela nafas.
"Kalian berdua sampai kapan seperti ini ?" tanya Fiona
"Hmm kucing pencuri itu yang memulainya" tuduh Ai
"kucing pencuri kata mu ?" Felish agak kesal
"Ya kucing pencuri" Ai dengan senyum penuh segala arti
"Biasanya wanita jalang, cabul, hentai, masokis, memang memandang wanita baik baik itu sebagai kucing pencuri" balas Felish
"Apa kata mu!! mau berkelahi lagi?" Ai berdiri
"Ayo aku tidak akan mundur!!" Felish ikut emosi
"KALIAN BERDUA TENANG!!" Fiona menghentakan kedua tanganya dengan keras di atas meja
Felish dan Ai duduk di kursi mereka kembali sambil membuang muka.
"Dengar baik baik, mau itu ratu, gundik, dan selir, tidak ada masalah dalam melakukan hubungan intim dengan raja, karena raja bebas memilih dia hendak tidur dengan siapa dan mau bercinta dengan siapa, intinya itu adalah hiburan raja, ingat kalian berdua hanya hiburan raja" Fiona sangat kesal
"Akio bilang mencintai ku" Ai melakukan pembelaan
"Akio juga bilang mencintai ku, buktinya aku yang menjadi Ratu" Felish ikut membela diri
"Ingat posisi dan umur kalian, jangan gara gara KONTOL kalian seperti ini" Fiona ikut emosi
"Aku lihat kamu curi pandang dengan komandan pasukan Dark Elf" Sindir Ai
"HAH!! kenapa apa aku salah ?" tanya Fiona
"Ohhhh si Elfan" sambung Felish
"Sudah hentikan!!!" Bentak Fiona
"Aku tidak terima, ini bukan masalah Kontol, tapi aku benar benar mencintainya saat masa itu" Ai tiba tiba dengan nada sedih
"Ai..." Fiona teringat akan kejadian masalalu
"Ada apa ini kenapa suasananya menjadi seperti ini?" tanya Felish bingung
"Sudahlah aku tidak akan mempermasalahkan hall ini lagi, lagi pula jika Akio ingin melakukan sex dengan ku, aku tidak keberatan" Ai tersenyum dan meninggalkan ruangan tersebut
Felish melihat Air mata Ai saat ia membalikan badanya
"kejadian 500 tahun yang lalu, di tempat ini, aku harap Felish, gunakan kebijakan mu, setidaknya gunakan hatimu sebagai perempuan, dan aku rasa cukup hingga disini masalah ini ok" Fiona meninggalkan Felish sendirian
Ai pergi menyendiri, ia menangis tersendu sendu.
"Laki laki yang melamarku adalah Akio, ia berjanji akan menikahi ku, tapi kenapa aku tidak di pilih sebagai ratunya" Ai memeluk kedua lututnya
Kata kata Fiona dan sikap Ai menjadi tanda besar bagi Felish, apa yang terjadi saat masa lalu, Akio yang sedang berjalan melihat Ai sedang menangis, Akio pun menghampiri Ai, dan duduk di samping Ai.
Ai terus saja menangis
"Kamu bohong" Ai menggenggam tanganya dengan erat
".........." Akio terdiam saja
Sora melihat Akio dan Ai dari kejauhan, Felish yang berfikir sambil berjalan melihat Sora yang berdiri di jendela dengan sangat lama.
"Sora!!" panggil Felish
"Ada Fel ?" tanya Sora
Saat hendak berbicara Felish melihat Akio dan Ai, Felish pun hendak menghampiri Ai dan Akio yang sedang dua duan, tapi sora menghentikan Felish.
"Mau kemana ?" tanya Sora
"Aku mau menghampiri mereka" Felish cemburu
"Mau mendengar kisah ku ?" tanya Sora
"Soal apa?" tanya Felish
"Kenapa Ai menangis, dan kenapa Akio sangat perhatian ?" tanya Sora
"Apa Sora mengetahui hall tersebut?" tanya Felish
"Fiona pun salah satu saksi hidupnya" Sora tersenyum
Ai meninju Akio
"Buka tangan mu Akio" ujar Ai
"Ada apa?" Akio membuka tanganya
dari genggaman tangan Ai, Ai membuka genggamanya, dan jatuh sebuah cincin, di telapak tangan Akio.
"Cincin ini....." Akio teringat akan kejadian 500 tahun yang lalu
"Kau mengingatnya, Albert ?" Ai mengusap air matanya
"Kau masih menyimpanya ?" tanya Akio
"Aku masih menyimpan cincin, janji, serta perasaan ku terhadap mu hingga sekarang, selama 500 tahun ini aku masih menyimpan itu semua" Ai dengan mata yang memerah
"Maaf..." Akio dengan mata berkaca kaca
"Kamu janji akan menikahi ku, saat kau terlahir kembali, aku sangat senang, aku berharap jika, kamu mengingatnya, kamu akan memenuhi janji mu kepada ku" Ai tersenyum sambil meneteskan air mata
"Dengar Felish, dulu saat 500 tahun yang lalu, gabungan tentara Feora dan Vatica menyerang kastil bulan ini, untuk membunuh raja sihir, sebelum penyerangan itu, Albert menyamar menjadi tentara kerajaan Feora, singkat kata Albert berjanji untuk menikahi Ai, saat itu aku masih Komandan Alchemis, Ai adalah wakil panglima perang kerajaan Feora, dan Fiona saat itu sudah menjadi panglima besar angkatan darat kerajaan Feora. namun malam itu tiba, dimana Fiona, dan Ai mengetahui siapa albert yang sebenarnya, dimana yang mereka kira raja sihir itu adalah albert ternyata hanyalah Homoculus, dan Albert membuka kedoknya, saat itu Fiona di serang oleh Albert, tapi Albert tidak menyerang Ai, ia sengaja melakukan itu untuk, memicu emosi Ai, namun tidak berhasil, Ai hanya diam saja" Sora dengan nada sedih
"Terus apa yang di lakukan oleh Ai ?" tanya Felish
"Sebelum Ai berbicara, Albert memberitahukan rahasia kehidupan kepada Ai, dan Fiona hingga mereka menjadi hidup abadi, Ai memberitahukan hall tersebut kepada ku juga, hingga dengan sihir ku, aku dapat hidup abadi, dan kami bertiga melihat gerbang kebenaran, makanya kami tidak membaca mantra terlebih dahulu" ujar Sora
"Tunggu dulu, saat aku berantem dengan Ai, aku mendengar ia membaca mantra" Felish menjelaskan pendengarannya dan penglihatanya
"Perhatikan dengan seksama, aura sihir dan mantra lebih duluan yang mana ?" tanya Sora
Felish berfikir sejenak mengingat kejadian tersebut, dan ia terkejut, saat pembacaan mantra pertama walau belum selesai senjata milik Ai sudah di selimuti sihir.
"Apakah Ai berbohong saat ia merapal mantra?" tanya Felish
"Ya itu tepat, alasanya ia tetap merapal mantra karena, itu sudah perjanjian kami, agar orang orang tidak mengetahui ini" ujar Sora tersenyum simpul
"Apa yang terjadi setelah albert membuat kalian hidup abadi" tanya Felish
"Di ruangan singasana castil bulan ini, Albert meminta Ai untuk mencabut nyawanya, Albert memohon agar Ai segera memenggal kepalanya dan menusuk jantungnya, tapi Ai tidak sanggup dengan siatuasinya, tapi akhirnya Ai dengan penuh rasa sakit luar biasa, ia pun menggunakan sihirnya dan menghancurkan jaringan sarap Albert, tapi Albert masih belum puas, karena ia tidak mau rencana dua kerajaan ini gagal, ia pun meminta Fiona untuk menggunakan pedangnya, pada saat itu terjadi, Ai dan Fiona terjadi perselisihan dan akhirnya Finona menusuk jantung Albert, tapi mereka tidak memenggal kepala albert, tapi memenggal kepala Homoculus, yang di berikan kepada raja" Sora meneteskan airmatanya
"Aku tidak tau, jika ada wanita yang sehebat Ai, di dunia ini" Felish merasa iba setelah mendengar cerita dari Sora
Sora pun meninggalkan Felish sendirian.
"Aku tidak berbohong kepada mu, aku baru saja mengetahui ingatan ku saat menjadi raja sihir masa lalu" ujar Akio
"Setidaknya, sekarang aku sudah jujur kepada mu, aku masih mencintai mu dan menginginkan mu" ujar Ai
"Aku juga, jika aku tidak menyukai mu, bagaimana bisa aku mau melakukan sex dengan mu" Akio dengan nada tegas
"Tapi kenapa kamu tidak menjadikan aku ratu mu" Ai memeluk Akio
"Karena tugas ratu sangat berbahya bagi Ai, aku tidak mau menambah beban lagi kepada Ai yang aku cintai dan aku sayang, aku harap kamu mengerti" Akio membalas pelukan Ai