Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kebanyakan para pembaca ini maunya Dimas di kasih main apa nggak? Survey aja, ending sudah ada.


  • Total voters
    247
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Luar biasa suhu, setelah 6 chapter dibuat kentang maksimal. Chapter 7 bagian ekse jadi luar biasa!! Lnjutkan
 
Dah sebulan nih cerita belum dilanjut, apakh Suhunya masih sibuk atau kehabisan ide cerita ya kok gk dilanjut ...
 
𝙎𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙢, 𝙙𝙞𝙢𝙖𝙨 𝙠𝙖𝙥𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙗𝙖𝙡𝙞𝙠...
 
Part - 8

Hotel - Day 2

"Biar adil….”

“Bagaimana kalau semuanya pada nungging, biar aku aja yang milih siapa yang dikasih kontol duluan hehehehe….” ujar Adikku sambil menggoyang-goyang kontolnya di hadapan mereka. Yang tadinya berantem saling berebut kontol, menjadi hanya terdiam seraya memperhatikan batang besar yang ada di hadapan mereka. Tampak seperti sedang terhipnotis, mata ketiga wanita itu pun bergerak mengikuti arah kontol Adit yang di gerak ke sana kemari. Layaknya anjing yang di sedang di goda oleh majikanya dengan seonggok daging yang lezat.

“Ayo, pada nungging dong. Mau di entot pake kontol besar punyaku kan?” perintah Adit kepada mereka yang masih memperhatikan pusakanya yang besar dan sudah keras itu.

Lalu ibu dan yang lain nurut kepada adikku itu, semuanya bergegas menungging di lantai. Menyodorkan bokong indah mereka ke Adit. Kurasa demi kontol Adit, mereka rela melakukan apa aja. Ketiga wanita paruh baya itu sudah dalam genggaman pemuda jantan yang tidak lain adalah adik ku sendiri. ‘Jantan’ ku bilang? Ya telah aku akui kalau Adit sangatlah hebat dalam memuaskan wanita. Aku jadi penasaran, selain mereka, apakah ada wanita lain yang sudah di taklukan oleh Adit? Mengenal adik ku yang sangat gampang memikat wanita. Diam saja, banyak yang terpesona dengan kegantengannya. Apalagi kalau di kasih lihat kontol besarnya.

Ketiganya nungging berjejer, menanti untuk di kontolin. Ibu berada di tengah, tante Farah berada di sebelah kiri, dan yang di paling kanan adalah tante Ernie. Beragam bentuk memek dan pantat sudah tersedia untuk Adit pergunakan semena-semananya. Kontol besarnya bebas memilih untuk masuk kemana dulu.
Adit menghampiri mereka. Ia bersimpuh di belakang mereka, memperhatikan satu persatu lubang memek basah dan lubang anus yang dihidangkan untuknya. Dia tersenyum penuh arti saat melihat apa yang telah di sodorkan kepadanya secara cuma-cuma. Aku berharap kelak juga bisa mendapatkannya.

“Adit ganteng…. entotin tante duluan ya sayang…memek tante sudah gatel nih” ujar tante Ernie dengan nada yang manja, dia terlihat sudah tidak sabar sekali. Ia goyangkan pinggulnya dengan seksinya, menggoda Adit. Yang lain pun turut ikutan seperti tante Ernie. Mereka berusaha menarik perhatian dari Adit, memancing birahi pejantan mereka dengan ucapan vulgar dan tubuh mereka. Kupikir diriku yang melihat dari layar saja terpancing nafsu, apalagi Adit yang berhadapan langsung. Dan tidak pernah terbesit melihat ibu yang merupakan wanita yang baik-baik dan anggun itu rela merendahkan dirinya demi sebuah kontol. Dan parahnya dia sedang bersaing dengan teman-teman ‘fitnesnya’ untuk mendapat jatah sodokan pertama. Seperti kemarin, wajahnya penuh nafsu birahi. Dia sudah sange! Walau sudah pernah melihatnya, namun aku masih tidak percaya ibu bisa seperti ini.

Kulihat Adit tidak bergeming dengan goda-godaan mereka. Dia hanya membalas mereka semua dengan senyuman penuh arti. Yang ada semakin membuat mereka kesal, menahan birahi yang sudah tidak tertahankan lagi. Berharap segera dipuaskan oleh Adit si penjantan.

Adik ku meraih bongkahan kenyal di depannya, yang tidak lain adalah pantat sekal ibu kami berdua. Ia bisa meremas-remasnya, merasakan betapa empuknya. Sedangkan aku hanya bisa melihat dari tempat jauh. Perbedaan yang jauh, sangat menyedihkan sekali pikirku.

Pantat ibu yang mungil namun sekal dan padat nan seksi itu, di remas-remas oleh Adik. Terkadang adikku itu juga melayangkan tamparan manja ke pipi pantat ibu. Yang di jawab dengan pekikan manja oleh ibu. Aku semakin bernafsu mendengarnya. Sampai saat ini juga, aku masih tidak percaya ibu bisa mengeluarkan suara seseksi seperti itu.

Adit sibak belahan pantat ibu. Berkali-kali dia menjatuhkan ludahnya ke anus ibu. Tatkala ibu pun melenguh saat lubang pembuangannya di ludahi. Tubuhnya turut bergetar merasakan geli karena ludah Adit yang mengalir turun ke belahan memeknya yang sudah basah itu.

“Ughhhh…uhhhh….” ibu menggeram saat Adit menerobos lubang pembuangannya dengan jarinya. Dari sini saja aku bisa betapa susahnya jari Adit untuk menyusup masuk. Berkali adikku harus melakukan gerakan tarik ulur, memaksa lubang berkerut yang sempit itu untuk membuka lebih lebar.

“Aghhhh….uhhhh…Adit pelan aghh….”. Ibu teras menggeram.

Dugaku anus ibu masih belum pernah ditembus sama Adit pakai kontol. Terlihat betapa susahnya Adit memainkan jarinya disana.

“Masih perawan aja tuh lubang, belum mau di jeblosin juga jeng?” tanya tante Ernie yang menungging di sebelah ibu kanan ibu.

Jadi ternyata benar kalau ibu memang belum pernah di anal. Wahhhh, ini sih kesempatan buat diriku untuk memerawani lubang anus ibu. Setidaknya itu yang kudapatkan sebagai pembalasan karena ibu dan Adit ada main di belakangku.

Ibu tidak menjawab pertanyaan temannya, cuma menggelengkan kepalanya. Keberadaan jari Adit yang besar membuat ibu tidak bisa bicara sama sekali. Apakah ibu merasakan kesakitan? Tapi dia tidak minta berhenti. Atau dia suka kalau boolnya di tusuk-tusuk?

Adit mencabut jarinya dari anus, lalu berpindah ke memek ibu. Dia lekas mengocok memek ibu ibu dengan satu jari, kemudian ditambahkan lagi satu jari.

*Clek Clek Clek. Gila! Sebentar saja ibu sudah becek lagi.

“Aditthhhhh.. pelannnn…ahhhhh…pelannhhhh…”. Desahan ibu begitu merdu, membangkitkan nafsu.

Kemudian Adik ku mengarahkan kepala ke pantat ibu, lalu menjilat rakus selangkangan ibu. Kepalanya bergerak dengan hebohnya. Memek dan anus ibu jadi sasaran lumatan mulut Adit. Tampak seperti sedang makanan yang lezat yang sangat disayangkan kalau dibiarkan mubazir. Disela-sela hisapnya, Adit masih terus mengaduk memek ibu. Bunyi kecipak basah terus tercipta nyaring.

“Ahhhhh……” erang ibu karena serangan dari Adit. Dia merem-melek dibuat oleh anaknya sendiri.

“Iyahhhhhhh….okhhhhh…Adithhhh…terussss…sedot…anussss…ibu nakkk…” racau ibu keenakan. Ia remas dengan kuat matras yoga.

Tante-tante yang lain hanya bisa menatap ibu dengan penuh iri. Keduanya hanya bisa memperhatikan ibu yang mengerang-ngerang keenakan.

“Adittttt…. jangan lupain kita-kita dong sayang” rengek tante Farah. Wajah sudah merah pertanda sedang menahan nafsu birahi yang sudah melambung tinggi. Tante Ernie pun terlihat sama.

Adit pun menarik diri dari pantat ibu. Wajahnya basah di sekitar mulut dan hidung. Ibu terdengar kecewa saat Adit menghentikan serangannya. Kurasa ibu keenakan dan hampir klimaks, tapi tidak jadi karena Adit mencabut jarinya.

Pantat-pantat yang menonjol di sebelah ibu di tampar-tampar oleh Adit. Para pemiliknya melenguh manja, layakya ibu tadi.

Permainan hebat yang diberikan kepada ketiga wanita itu, membuatku bergairah lagi. Aku mulai mengurut penis ku yang mulai menggeliat. Dalam waktu singkat, kemaluanku sudah tegang tinggi lagi. Aku terus tonton adikku mengerjai para wanita itu, seraya memuaskan diri sendiri.

Giliran tante Ernie yang mendapatkan jatah dari Adit. Dia pun teriak bahagia karenanya, “Yeshhhh…lidahhhh… kamuuuu…masuk… dalem bangetttt….”. Seperti dengan ibu tadi, Adit benamkan kepalanya di selangkangan wanita berdada besar itu. Jari-jarinya pun turut mengorek-ngorek celah yang basah itu.

Puas dengan tante Ernie, Adit bergerak ke tante Farah. Saatnya aku melihat adik ku mencicip kedua lubang kenikmatan wanita berjilbab. Seperti yang Adit lakukan kepada ibu dan tante Ernie, dia buat tante Farah menggelepar keenakan dengan permainan mulut dan jarinya. Tidak ada rasa jijik dari Adit saat dia mengorek lubang anus dengan lidahnya.

Aku jadi teringat kalau dalam agama si ustadzah harusnya anal seks itu dilarang, tapi ini…… lubang anusnya malah di obok-obok sama adik ku. Pasti adik ku pernah merasakan sempitnya lubang itu. Gara-gara suami dan anaknya mau poligami, wanita sholehah itu bisa tenggelam ke dunia yang kenikmatan yang hina. Dia melampiaskan kekesalan nya dengan berselingkuh dengan adik ku.

“Tan, basahin kontol aku dong”. Adit minta tante Farah untuk menghisap kontol besarnya. Rasanya Adit bersiap untuk melakukan penetrasi. Dan Tanpa babibu lagi, si ustadzah montok itu memutar balik arah tubuhnya menghadap Adit. Lalu meraih kontol Adit, dan memasukkannya mulutnya. Wanita yang seharusnya shaleha beriman dan tanpa cela itu sedang menyedot-nyedot kontol besar adik ku. Ia kocok batang besar itu dengan semangat yang membara. Benar-benar sebuah keikhlasan yang hebat pikirku, mulut ustazah Farah yang harusnya melantunkan ayat-ayat suci dan doa malah terisikan batang kontol yang besar milik selingkuhan mudanya.

Sebentar saja di hisap, Adit menarik kontolnya dari mulut tante Farah. Kemudian dia raih pinggul ibu, dan menggesekan batang kerasnya di selangkangan ibu. Ternyata ibu yang mendapat giliran pertama untuk di kontolin Adit. Teman-teman ibu terlihat kecewa. Ya kurasa mereka harus mengalah kepada tuan rumah, dan pemilik sejati kontol adikku ku, yaitu ibu.

“Eshhhhh…..”. Ibu mendesis seraya mendongak, merasakan batang kontol anaknya menggesek bibir memeknya.

“Entot ibu nak, entot ibu sekarang, plissss….ibu sudah nggak tahan….” tuntut ibu yang sudah tidak tahan lagi dengan gesekan kepala kontol Adit.

*Sleb. “Uhhhh…..besarnyaaaa…kontollll…..kamuuuu… sayanggg…”. Adit memasukan kontol besarnya ke dalam memek ibu. Lubang aku dan Adit berasal, kembali di masukan kontol yang besar.

Ibu dan Adit benar-benar melakukan seks sedarah di depan orang lain. Tunggu… mereka kan sudah ‘biasa’. Apalagi kudengar tadi, kalau tante Ernie juga pernah melakukannya dengan anaknya sendiri juga. Begitu juga dengan tante Farah, walau sepertinya dia lakukan bersama anak perempuannya saja. Bahkan seingatku, dia mau mengajak menantunya juga. Edan!

Sambil Adit menggenjot ibu, ia suruh wanita-wanita yang lain untuk kembali menungging di sebelah ibu. Kemudian Ia arahkan jari-jarinya ke belahan memek teman-teman ibu itu perempuan yang Lubang cinta yang merekah basah di tusuk lagi oleh Adit. Jadilah adikku sekarang sedang mengerjai ketiga wanita itu bersamaan. Desahan demi desahan seksi melengking keluar dari mulut ketiga wanita itu.

*Plok Plok Plok Plok Plok. Pinggul Adit berkali-kali menabrak pantat mungil ibu. Namun dia tidak lama menyetubuhi ibu. Ia menarik diri, mencabut kontolnya dari memek ibu.

Ketika kontol Adit sudah terlepas dari memeknya, mata ibu terbelalak lalu menoleh kebelakang.

"Dittttt….kok berhenti sihhhhh…..ibu belum dapet?!" sergah ibu yang tidak rela batang besar anaknya tercabut dari liang cintanya. Dia terlihat kecewa sekali, tentu saja karena dia belum puas.

“Aku mau sama ustadzah dulu ya bu… hehehe…”. Sial, adiku itu sengaja sekali menggoda ibu. Dia tersenyum penuh kejahilan kepada ibu. Ia membuat orang yang telah melahirkannya di gantung birahinya. Anak yang durhaka pikirku. ‘Bu seandainya, kalau mau, aku juga bisa memuaskan ibu kok’ ujarku dalam hati penuh harap. Walau sejatinya aku ragu bisa memuaskan ibu seperti yang Adit lakukan selama ini. Tapi hei, tidak ada salahnya berharap kan? Lagipula aku anaknya juga, harusnya juga bisa merasakan tubuhnya yang indah itu.

Mendengar Adit, wanita berjilbab itu terlihat senang berapi-api. Sedangkan tante Ernie sambil terus menungging, hanya diam memperhatikan yang lain. Terlihat raut wajah yang masam. Meski begitu dia tidak tinggal diam, dirinya mengusap memeknya sendiri. Sesekali rintihan kecil terdengar dari mulutnya yang cukup seksi itu. Nampaknya tontonan di sebelahnya juga membuat dia panas.

Adit menghampiri bokong besar si Ustadzah, ia menamparnya keras-keras. *Plak. Bekas merah pun tertinggal disana. Kemudian dia langsung mengentot memek wanita alim itu. Tak ayal, suara keenakan disetubuhi pun terlepas dari mulut wanita itu.

“Ahhhh…yaaaa…. Allahhhh….enaknyaaaaa…..” racau tante Farah.

“Setan! Memek ustadzah sempit banget sih” ujar Adit.

“Nghhh…punya suami aku kecil banget Dit. Sudah gitu payah lagi mainnya. Gitu gayanya mau nambah istri muda. Ahh…dasar bajingan bertitit kecil…Ahhh….” maki tante Farah seraya di genjot. Tak cukup selingkuh, tapi dia juga mengatai-ngatai suaminya sendiri.

“Pantesan, nih rasain kontol kekar Adit”. Adikku menyetubuhi tante Farah dengan cepat dan kuat. Yang di entot pun mengerang-ngerang keenakan.

Ibu yang berada di sebelah tante Farah kembali mendesah-desah. Memeknya di kocoknya oleh jari-jari Adit yang besar. Bunyi kecipak basah yang berasal dari memek ibu terasa nyaring di speaker laptopku.

“Sayang, entotin ibu laggii….ohhhhh…” melas ibu sambil memek tetap dikocok oleh Adit. Tapi Adit tidak menggubris permintaan ibu, kontol masih tertancap enak di dalam memek tante Farah.

Namun tidak lama, Adit mencabut kontolnya dari memek tante Farah. Lalu pindah ke tante Ernie yang berada di sebelah kiri ibu. Tante Farah pun mendengus kesal juga seperti ibu tadi.

Tante Ernie melolong panjang kala Adit memasukan kontolnya ke memeknya. Sambil menggenjot, Adit meraih toket tante Ernie yang menggantung dan mengayun dengan indahnya. Ia gunakan kedua benda kenyal itu sebagai pegangan selagi pinggul menghujam-hujam kontolnya kuat-kuat ke memek tante Ernie. Adit, adikku itu benar-benar sudah ahli memuaskan wanita. Dia tahu apa yang harus dilakukan.

Seperti yang sudah-sudah, dia tidak lama mengentot wanita yang ada di depan nya. Dia berpindah lagi ke ibu yang nungging di tengah, dan menyetubuhinya lagi dengan buas.

Jadilah Adit bergantian menyetubuhi mereka secara singkat, tanpa memberikan klimaks. Raungan kekecewaan terus terdengar dari para wanita itu, termasuk ibu. Tapi mereka tidak bisa marah, karena Adit lah yang memegang kendali. Mereka semua dalam kendali kontol Adit yang besar itu pikirku. Aku perhatikan ketiga wanita itu sudah dalam keadaan birahi yang sangat tinggi sekali. Wajah mereka sangatlah sayu dan merah, turut memancarkan kesensualan.

Kemudian Adit meminta ketiganya untuk berbaring di atas karpet atau matras yoga. Dia juga mengambilkan bantal untuk menjadi sandaran kepala mereka. Adit menjatuhkan tubuh besarnya ke tubuh mungil ibu. Ia mendekap ibu dengan mesra, layaknya seorang kekasih. Mereka saling pandang dalam pelukan, tidak mempedulikan keberadaan tante Ernie dan Tante Farah. Kemudian mereka saling berciuman dalam-dalam. Kulihat mereka saling melumat, lidah mereka bertarung dengan sengitnya. Ludah mereka pun tercampur dengan nikmatnya. Benar-benar ciuman yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ibu dan anak.

Melihat adikku terlalu asyik dengan ibunya sendiri, tante Ernie beranjak lalu mendekati temannya yang berjilbab. Kemudian ia menindih tante Farah. Dari angle kamera lain, aku bisa melihat mulutnya tante Ernie mengunci rapat mulut temannya. Mereka berciuman dengan tidak kalah panasnya. Keduanya juga saling menggerayangi. Dada besar tante Ernie menggencet payudara tante Farah yang lebih kecil tapi tetap lebih besar dari milik ibu.

Jadi sekarang layar di laptop milikku menampilkan ada dua pasangan yang saling memuasi satu sama lain. Ibu dan adikku yang merupakan pasangan sedarah, ibu dan anak. Lalu ada percumbuan sesama wanita, tante Farah yang seorang ustadzah bercumbu panas dengan tante Ernie. Apa yang kulihat adalah adegan seksual yang sangat panas dan menggairahkan. Melihatnya di film bokep saja belum pernah.

Persetubuhan yang terjadi rumahku sangat lah panas. Aku yang sedang menonton dari jauh saja turut merasakan betapa panasnya permainan mereka. Tubuh Adikku sudah penuh dengan keringat. Begitu juga aku, bedanya dia berkeringat karena bergumul dengan wanita-wanita cantik. Sedangkan aku mengeluarkan keringat karena mengasah kemaluanku sendiri sambil menonton diq memuaskan para wanita itu, termasuk ibu. Perbedaan yang jomplang dan begitu menyesakan hati. Inikah yang terjadi selama aku tidak ada? Aku yang kuliah di keluar kota, adikku malah bersenang-sedang dengan ibu dan teman-temannya.

“Oghhh….. Sayanggggg….kamuuuuu….masukkk laggiiihhh…..uhhhhhh….besarnya….” erang ibu. Ia memeluk tubuh Adit dengan eratnya. Ternyata Adit sudah kembali memasukan kontol besarnya kedalam liang ibu, yang pasti terasa sempit dan enak itu.

“Kamu masuk ke dalam tubuh ibu lagi anakku sayang…. Dulu kamu keluar dari memek ibu, sekarang kamu telah kembali lagiiii…” ujar ibu, seraya mengelusi pipi Adit. Terlihat aura kasih sayang yang terpancar dari sana.

“Iya bu, Kontol aku suka masuk ke memek ibu terus. Adit nggak pernah bosan pokoknya. Memek ibu surganya Adit”.

“Hihihihi… kalau gitu ayo genjot ibu, kasih memek ibu kenikmatan sayang, kasih ibu kepuasan nak” ujar ibu dengan vulgarnya, seraya meraba kedua lengan Adit dengan lembut.

Adit mengamini permintaan ibu, dia memaju-mundurkan pinggulnya dengan pelan, tidak terburu-buru. Dia lakukan dengan perlahan dengan lemah lembut, penuh perasaan. Selama pergesekan kemaluan itu terjadi, mereka terus saling menatap dalam-dalam. Terkadang ibu meringis pelan saat benda keras itu keluar masuk. Kuyakin dia sangat meresapi batang kemaluan anak bungsunya yang besar itu. Dia terus pandangi kedua mata Adit, seraya mengelus kedua tangan kekarnya si bungsu. Ia juga merabai perut sixpack milik Adit, jari-jari mungilnya menelusuri badan bidang itu. Aku benar-benar iri di buatnya. Dunia serasa milik mereka berdua saja.

Ibu benar-benar terbuai dengan apa yang Adit miliki dan perbuat kepadanya. Ekspresinya terlihat bahagia sekali. Tidak pernah aku melihatnya dengan raut wajah seperti itu. Terasa Berbeda sekali yang rasa senang dan bahagia yang ibu berikan kepadaku. Kurasa apa yang ibu tunjukan kepada Adit adalah raut wajah bahagia dari wanita yang dipuaskan cinta dan nafsunya.

Aku cemburu!

Pasangan lainnya tidak kalah panasnya, Tante Ernis dan tante Farah sudah dalam posisi 69, saling menikmati kemaluan satu sama lain. Dengan semangatnya, lidah mereka saling terjulur keluar, memuaskan kemaluan basah yang ada di depan mereka.

Tampaknya mereka sudah sering melakukan hubungan sesama jenis. Seperti tadi mereka tidak canggung menyentuh sama lain. Bahkan tadi saja menjilat sperma Adit di wajah teman perempuan mereka sendiri. Yang paling tidak masuk akal adalah, ibu juga ikutan.

Jangan-jangan…..

Ibu sering lesbian seks party dengan mereka. Apakah ibu seorang biseks? Apa ibu cuma melakukannya dengan tante Ernie dan Farah? Atau ibu pernah bercinta dengan wanita lain yang tidak aku kenal sebelumnya, atau malahan aku sudah kenal?

Ketika nanti aku konfrontasi tentang ini semua, apa yang akan ibu katakan kepadaku? Kepada anak kandung pertamanya. Bagaimana dia menjelaskan semuanya? Bagaimana dia bisa melakukan hubungan terlarang dengan anak kandung keduanya. Mengapa dia menyembunyikan semuanya dariku. Seribu pertanyaan bermunculan di benakku.

Tapi yang pasti…..

Diriku memang aneh……

Aku jadi bingung kepada diriku sendiri.

Rasanya… Inginku akhiri nonton dan langsung pulang ke rumah. Lalu mendobrak pintu ruangan fitness ibu, menangkap basah mereka yang sedang asik nge-seks party. Kemudian meminta apa yang Adit dapatkan dari ibu, yang tidak lain adalah tubuhnya.

Seharusnya saja bisa kulakukan sekarang. Tapi…..

Aku masih mau menikmati tontonan panas mereka. Aku memang sudah gila! Sepantasnya aku murka dan pulang menghentikan kegilaan mereka. Tapi yang ada malah sebaliknya. Tidak bisa dipungkiri, aku mulai menyukai Ibu di setubuhi oleh Adikku. Meski rasa marah dan iri ada, tapi rasa menikmati lebih besar. Buktinya aku sudah coli berkali-kali. Melihat ibu yang keenakan di genjot oleh anaknya sendiri, menghasilkan sensasi yang gila dan kecemburuan yang tinggi tapi nikmat. Namun aku suka! Aku memang aneh!

Di sana, di rumah kami bertiga, Ibu dan Adit masih memadu kasih dengan panasnya. Pinggul adik semata wayang ku itu masih mengayun, masih setia menusuk memek ibu nya sendiri. Kini tempo genjotan Adit sangat hebat, namun stabil terjaga. Ibu pun mengerang keenakan. Kepalanya tidak tinggal diam, ia menoleh ke kiri dan kekanan. Sesekali ia mencoba memandangi Adit dengan tatapan yang dalam penuh dengan nafsu. Persetubuhan mereka benar-benar terasa sensual dan panas. Saking panasnya, aku tahu dinginnya AC di ruangan fitness pun tidak membantu memadamkan api birahi mereka. Peluh terus membasahi mereka.

“Errrrrr….uhhhhh….”. Erangan kuat terdengar dari pasangan satu lagu. Lantas kamera aku pindahkan ke kamera yang bisa merekam ke satu ruangan.

Tante Ernie lagi beranjak dari tubuh tante Farah, mau meninggalkan temannya yang sudah terkapar. Aku lihat tubuh tante Farah tersentak-sentak kecil di atas matras yoga miliknya. Sepertinya dia baru saja orgasme di tangan temannya yang berdada besar itu. Pahanya yang terbuka lebar, memperlihatkan vaginanya yang sudah merekah basah, hingga lendir cintanya mengalir hingga menetes ke lantai.

Teman ibu yang toge itu mendekati ibu dan Adikku. Sekarang kulihat ia terduduk di samping kepala ibu. Ia pandangi temannya yang mendesah-desah karena di entot anaknya sendiri. Kemudian ia mengelusi kepala ibu. Merasakan sesuatu di kepalanya, Ibu pun menoleh kepada temannya yang berdada besar itu. Mereka saling memandang. ‘Mau apa dia?’ tanya ku dalam hati.

Tanpa bisa kuduga, tante Ernie menunduk lalu menyergap mulut ibu yang sedang mendesah-desah dengan mulutnya. Tante Ernie mengajak ibu untuk saling melumat. Sesaat ibu terlihat kaget, namun bisa meladeni serangan di mulutnya. Dari sini aku bisa melihat betapa buas tante Ernie melumat bibir tipis ibu. Ibu pun tampak kesusahan untuk mengimbangi, karena di saat yang sedang di setubuhi. Jadilah tante Ernie yang mendominasi permainan mulut, lidahnya bertarung dengan lidah temannya yang sedang di entot itu. Ibu hanya bisa pasrah.

"Hmphhhh…..enghhh…hmmppp…Ahhhh".

Ibu juga masih terus mendesah-desah walau tidak bebas karena tertahan dengan cumbuan tante Ernie. Di sisi lain genjotan Adit terlalu hebat sampai tidak memungkian ibu untuk menahan dirinya untuk mendesah-desah. Ibu kepayahan dibuatnya oleh mereka.

"Sudahhhhh……Hmphhhh….hmmphhh…". Kulihat ibu mencoba menghentikan tante Ernie dengan mendorong tubuh temannya.

Pengertian, tante Ernie pun melepaskan ciumannya. Tapi dia berpindah ke payudara ibu.

Dia memainkan benda kenyal yang terlonjak-lonjak dengan hebatnya. Kedua puting ibu menjadi sasaran permainan temannya, dicubit dan ditarik. Berbagai cara oleh tante Ernie untuk memainkan benda kecil yang mengeras itu. Bahkan turut di gigit gemas oleh tante Ernie.

“Ernieeeee…..ahhhhh….ohhhhhh…jangan gigit pentil kuuuuuu….” erang ibu yang tidak tahan dengan perlakuan temannya ke buah dadanya.

“Hihihihi….”. Hanya tawa sesaat yang diberikan oleh Tante Ernie. Dia lanjutkan memainkan toket ibu dengan mulut dan tangannya. Ibu semakin kepayahan.

“I-i-ibu mau dapet sayang…. Cepetin sayang…Cepetiiiinnn!”.

“Okehhh bu….. Adit buat ibu enak ya! Terima ini Bu! Rasakan kontol Adit ”. Hujaman ke memek ibu menjadi cepat dan lebih bertenaga.

*Plok Plok Plok Plok Plok.

Tubuh ibu terlonjak dengan hebat seiring gempuran hebat Adit. Tante Ernie pun sampai harus menghentikan hisapannya pada puting mancung keras ibu. Tapi dia tidak menghentikan serangannya.

"Iyahhhhhhh……Ahhhh!".

Kini jari-jari tante Ernie memainkan klitoris membantu ibu meraih puncak. Dia gelitik dan cubit benda kecil yang mengeras milik ibu itu. Pasti jamahan tante Ernie dan genjotan Adit yang kuat menghasilkan kenikmatan yang hebat untuk ibu. Dan benar saja, ibu semakin mendesah-desah hebat.

“Ahhhhhh……terusssss…yeshhhh! ”. Racauan demi racuan terdengar nyaring membahana. Aku pun masih setia mengurut penisku sendiri, tapi kulakukan dengan perlahan tak mau ejakulasi cepat-cepat. Karena pasti masih banyak adegan panas yang menanti diriku.

“Iyah…Iyah…ahhhh....dikittt lagihhhhh….”.

“Adithhhhhhh…aduhhh...kontoolllll…..”. Dan akhirnya ibu orgasme. Tubuh ramping Ibu menggelepar di atas matras. Sampai punggung ibu ikut terangkat. Adit dan tante Ernie menahan tubuh ibu yang terlonjak.

Menit demi menit berlalu fase orgasme ibu telah mereda. Tapi tubuhnya masih terkejut-kejut kecil, seperti orang yang tersetrum aliran listrik. Kalau ibu tersetrum kenikmatan seksual yang nikmat.

“Hh…hh…hh…” nafas ibu tersengal-sengsal.

Tante Ernie masih setia memainkan puting dan klitoris ibu.

“Su-sudah mbak Errrrr…..” ujar ibu sambil berusaha menyingkirkan tangan-tangan Ernie yang memainkan tubuhnya.

“Hebohhhhh… banget sih jeng hihihi…” ledek tante Ernie. Dia pun menarik diri dari ibu tapi masih mengelus-mengelus lembut lengan serta perut ibu. Tampaknya dia kagum dengan tubuh ibu. Memang kalau di banding tubuh ibu jauh lebih ramping bah atlet tapi agak sedikit berisi karena sudah berumur. Sedangkan tante Ernie montok mantap, dan dadanya besar menjadi aset utamanya.

Ibu tidak menjawab pertanyaan temannya, ia terus terpejam erat. Nafasnya masih terdengar berat.

“Kontol Adit mantep kan bu?” tanya adik ku. Dengan penuh perasaan, perut ibu yang ramping dan seksi itu diraba olehnya.

Ibu membuka kedua matanya, menatap anaknya. Dia yang masih lemas, hanya bisa tersenyum lalu mengangguk.

"Hehehe…." tawa adikku. Terdengar ada rasa bangga dengan tawanya. Kurasa memuaskan ibu secara seksual merupakan bentuk bakti kepada orang yang telah melahirkannya dan membesarkannya. Aku berharap nantinya aku bisa berbakti kepada ibu juga, layaknya adik ku.

Adit mencabut barangnya lalu berdiri. Ibu sampai melenguh saat kontol Adit besar itu, terlepas dari jepitan memeknya. Lubang tempat aku keluar dulu menganga cukup lebar. Dan terlihat menjadi sangat tembam, juga kemerah-merahan. Jotosan Adit hebat juga, pikirku.

Lalu kulihat Kontol Adit yang basah dengan cairan orgasme langsung disergap mulut tante Farah yang sudah kembali bertenaga setelah di buat orgasme oleh tante Ernie sebelumnya. Kepalanya yang masih berjilbab itu maju mundur, mengocok batang keras Adit dengan mulutnya. Dia tidak jijik, dengan lendir kewanitaan ibu yang menyelimuti kontol Adit. Dengan khidmatnya dia terus mengemut batang berurat itu

“Hehhh…. Aku dulu mbakkkkk….” sewot tante Ernie setelah menghentikan rabaannya dari tubuh ibu.

“Siapa cepat, dia yang dapat dong! Hihihi…. …..wuekk…” jahil tante Farah seraya menjulurkan lidahnya kepada temannya yang mupeng akan kontol besar Adit. Lalu lidahnya naik turun mengusap di kepala kontol Adit. Adik ku mendesah-desah, ia elusnya kepala yang tertutup jilbab itu. Tante Farah lakukan itu dengan sengaja, meledek kepada tante Ernie yang terlihat semakin geram.

“Lagipula kalau kamu kan ada yang bebas ngentotin di rumah mbak, eh satu town bisa malahan hihihi… kalau aku kan nggak ada yang bisa ngelonin kalau di rumah" ujar tante Farah seraya menjauh dari tante Ernie, ia tarik penis Adit. Hingga mau tak mau adik ku tertarik mengikuti tarikan di kontolnya.

‘Satu townhouse?’ Apa yang di maksud dengan tante Farah? Masa iya sih, kalau tante Ernie selain main sama anaknya sendiri tapi juga sama pria-pria tempat dia tinggal, satu townhouse pula! Bisa sama tetangga ataupun securitynya dong. Jadi penasaran, siapa saja yang pernah tidur bareng sama tante Ernie. Tapi edan juga, binal sekali si tante toge satu itu.

“Huh! Iya-iya deh, saya ngalah”. Tante Ernie jengah karena dirinya keduluan lagi oleh temannya. Ia cemberut. Kemudian dia beralih kepada ibu yang masih terbaring di atas karpet yoga.

Lantas ibu di gerayangi lagi oleh temannya. Tante Ernie meniban setengah tubuh ibu, lalu mengendusi leher ibu yang berkeringat itu. Dia sedang membangkitkan gairah ibu lagi. Lidahnya menelusuri kulit mulus ibu.

“mbakkkk…Errr..nghhbb…ahhhh!” rajuk ibu saat payudara di remas-remas oleh temannya. Tapi ibu tidak melawan, hanya membiarkan temannya melecehkan dirinya. Ia cuma bisa meremas lengan temannya.

Diriku antara kasihan kepada ibu, atau bersemangat dan nafsu untuk melihatnya beraksi lesbi yang panas lagi. Tapi aslinya aku memang masih melihat ibu bermain gila lagi.

Tante Ernie mulai mengecupi tubuh ibu. Perlahan kecupannya turun, hingga berakhir di hutan kemaluan ibu yang tidak lebat dan tercukur rapi itu.

Aku tahu apa yang dilakukan oleh Tante Ernie. Yang tidak lain adalah menggarap memek ibu dengan mulut dan lidahnya. Ibu akan di jilmek sama tante Ernie.

"Sudahhhhh…". Ibu mencoba untuk mendorong kepala tante Ernie untuk menjauh dari selangkangannya. Namun dorongan ibu terlihat tidak ada tenaga sama sekali. Gara-gara habis orgasme barusan, jadi cuma bisa meletakan tangan di kepala temannya. Tak hanya itu, ibu juga meremas kepala tante Ernie. Ia turut gigit jarinya sendiri, menahan serangan di selangkangannya. Padahal memek ibu baru saja di genjot sampai muncrat. Ini malah di lahap habis-habisan sama tante Ernie.

“Nghhhh….Er sudah plisss…nghhhh….ahhhh…” iba ibu. Tapi tidak tidak ditanggapi. Tante Ernie betah di selangkangan ibu. *Slrup Slrup Slrup. Waduh?! Sampai di seruput gitu. Memek bu banjir lagi! Ibu sesekali menoleh ke arah selangkangan melihat temannya melahap dirinya.

*Plok Plok Plok Plok. Suara tumbukan kulit yang kuat dan cepat menyita perhatianku. Ku alihkan kamera yang merekam ke pasangan yang lain.

Anjir! Ternyata Tante Farah lagi ngentot sama Adit. Dia sedang menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh atletis Adit yang bidang gagah itu. Kontol besar Adit sudah bersarang di memek wanita yang seharusnya sholehah itu.

"Gustiiii…ampunnn…..ni kontol, enak banget sihhhh…keras banget! Kuat lagi! Ahhh…" erang tante Farah. Vulgar sekali. Padahal dia seorang seorang ustadazah, yang kurasa juga bekerja sebagai guru agama. Tapi ini kayak kambing yang mengembik-ngembik ketika di entot.

“Memek tante jugaaaa enak….DASAR USTDAZAH BINAL!” teriak Adit yang tidak mau kalah. Tanpa menghentikan dorongan pinggulnya ke atas, dia gapai dan meremas toket yang terpantul kesana kemarin. Kuat sekali adik ku, padahal tubuh ustazah tidaklah kurus seperti ibu tetapi montok berisi.

Dari kamera di sudut lain, aku bisa melihat memek ustadzah itu menelan bulat-bulat kontol Adit yang besar. Dengan kualitas gambar yang tajam aku bisa melihat betapa bibir memeknya dipaksa untuk terbuka lebar demi menampung kontol adik ku yang tebal dan besar nan berurat-berurat itu.

"Ernieeee…..". Teriakan ibu mengagetkan diriku. Lantas aku kembali fokus ke ibu dan tante Ernie. Aku terperangah saat melihat apa yang terjadi. Kedua paha ibu menjepit kepala tante Ernie kuat-kuat. Tangannya juga turut menekan tante Ernie untuk tidak pergi dari sana. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat temannya untuk melahap memeknya. Melihat keadaan ibu, kupahami orang aku cintai itu akan segera mendapatkan orgasme lagi.

Dan akhirnya tubuh ibu menegang, punggungnya terangkat dari matras yoga. Ia mengerang “Ahhhh….Errrrr…sudahhhh…..Errrrr….Ahhhhh…..lagihhhhh…aku mauuuu….”.

"Nghhh…okhhh! Errr….". Dan ibu orgasme. Tubuhnya menggelinjang dengan kuat. Ibu merapatkan kedua kakinya dengan kuat, hingga semakin menahan tante Ernie untuk tetap berada di sana. Dan sepertinya tante Ernie senang-senang saja, tidak berusaha melawan untuk melepaskan diri.

Punggung ibu yang sempat terangkat sesaat, terhempas ke matras yoga lagi. Ibu ngos-ngosan, dadanya naik turun kuat, tanda kehabisan oksigen karena orgasme yang diberikan. Dan meski sudah selesai orgasme, tante Ernie masih betah di selangkangan ibu. Kurasa cairan orgasme ibu yang pasti deras membanjir diminum habis olehnya.

Dan Ibu hanya bisa melenguh lemah yang terdengar manja sekali, dirinya sudah tidak ada tenaga lagi untuk melawan. Dia pasrah dengan perbuatan temannya di memeknya. Bermenit-menit kemudian, barulah tante Ernie menarik diri. Dia menyeka mulutnya yang belepotan. Kemudian senyuman yang lebar tertera di wajahnya. Seperti dia senang membuat puas. Teman yang baik pikirku.

*Plok Plok Plok Plok Plok

“Ngentot! Ahhh…. Adit-Adit-Adit aduhhhhh….terus sayang, terus sayang!”. Teriakan tante Farah terdengar keras sekali, sampai membuatku kaget. Aku alihkan lagi perhatian ku. Sekarang fokus mataku adalah melihat seorang wanita berjilbab mengerang-ngerang keenakan karena di entot oleh adik ku.

Tante terbaring Farah di atas tubuh lawan mainnya. Adikku dengan ganasnya menghujam-hujamkan kontolnya ke atas dengan buas, merojok lubang memek tante Farah. Kedua pantat pipi tante Farah menjadi pegangan Adit.

“Gila-gilaaaa! Kontol kamu enak banget! Be-besar dan Keras sayang! Te-terus sayang! Tante sebentar lagi mau dapet! OHHHHH…..” ujar Farah dengan terbata-bata karena rasa nikmat yang diberikan setiap gesekan kuat dari kontol Adit.

*Plok Plok Plok Plok Plok. Suara pinggul Adit menghantam selangkangan tercipta begitu nyaring. Suaranya begitu khas. Tanpa dilihat pun, orang-orang pasti tahu kalau ada orang yang sedang ngentot.

Adit terus membombardir lubang peranakan tante Farah. Ia lakukan tanpa memberi ampun. Yang hanya bisa dilakukan oleh tante Farah adalah mengerang-erang keenakan. Dan hasilnya, tante Farah meraih puncak kenikmatan. Lalu tubuh wanita berjilbab itu ambruk di atas tubuh Adit.

"Enak?" tanya adik ku.

"Banget! Ngentot sama kamu adalah dosa ternikmat yang pernah tante rasakan, kontol kamu memang hebat sayang, bikin wanita tergila-gila".

Adit tersenyum mendengar ucapan tante Farah. Lantas dia layangkan kecupan-kecupan ke sekujur wajah tante Farah. Sesudahnya tante Farah menyingkir dari tubuh Adit. Dia melenguh saat kemaluan besar Adit tercabut. Rasanya kontol Adit benar-benar menyumpal lubang para wanita itu dengan ketat dan sempurna.

Sekarang Ibu dan tante Farah sudah terbaring kelelahan, menyisakan tante Ernie dan Adit. Berarti selanjutnya aku akan melihat duel panas antara mereka.

“Adit sayang…., saatnya kamu puasin tante”. Tante Ernie memanggil Adit dengan nada yang seduktif seraya memainkan kedua payudaranya besar itu. Dia juga mencubit sendiri kedua puting nya, akibat dia terpekik manja sendiri. Suaranya terdengar menggugah birahi. Aku dibuat semakin bernafsu. Kemaluanku berkedut-kedut. Tampaknya aku bakal tidak lama lagi untuk muncrat lagi.

Adit berjalan menghampiri dengan kontol yang tegak bagaikan pedang yang siap menghunus untuk memberikan nikmat. Tante Ernie langsung melorot ke bawah, menangkap kontol Adit dengan tangan, lalu mengocoknya. Jari-Jarinya terlihat mungil sekali saat melingkari batang berurat Adit.

"Shhhhh….. kontol kamu gede. Nggak cuma badan kamu yang benjol-benjol kekar, tapi kontol kamu juga berotot ginihhhh…" desis tante Ernie. Dia terlihat seperti orang sedang mabuk. Bukan mabuk karena minuman alkohol tapi karena akan kontol besar. Selagi mengocok batang kontol Adit, tangan satunya memainkan memek sendiri. Dia kucuk lembah nikmat sampai becek sekali.

"Tante pengen banget nge-seks sama kamu dan anak tante, uhhh….. di entot dua kontol muda yang gede-gede pasti enak sekali, terus yang punya ganteng-ganteng lagi hihihi…" ujar tante Ernie genit seraya membayangkan dirinya di entot oleh anaknya sendiri dan juga Adit. Apa aku boleh ikutan ya? Kulihat kemaluanku yang sedang kugenggam ini. Hmmm… sepertinya agak susah, atau bahkan mustahil.

"Kalau aku sih pengen ngerasain memeknya si Ella tante, hehehe…." ujar Adikku cengengesan.

'Hmm?! Ella siapa?' ujarku dalam hati tidak mengenal siapa orang yang disebut oleh Adit.

"Hihihi…. anak tante juga ngebet ngerasain punya kamu lohhh…. Tante sering manasin-manasin dia, tante selalu cerita tentang kehebatan kamu dan kontol kamu. Terus tante suka lihat foto kontol kamu, eh jadinya si Ella malah makin mupeng hihihihi…....”.

"Hah?! Anak?!" Jadi Ella itu nama anaknya tante Ernie. Aku benar-benar tak habis pikir, sampai anak perempuannya juga ikutan di ajak ngentot-ngentotan juga. Dasar wanita gila! Ehhh?! Berarti…. apa si Ella itu juga main sama orang-orang di townhousenya? Wah sedeng juga nih keluarga tante Ernie.

“Ella selalu ngedumel kalau tante ke sini. Oh iyaaaa…., hampir aja tante lupa karena keasikan sama kontol kamu. Ada salam dari Ella ya sayang, dia bilang ‘Kak Adit, mampir ke rumah aku dong. aku pengen kontol kakak. Memek aku gatel nih, minta digaruk kakak’ gitu katanya hihihi… duh masih kecil sudah binal aja anak tante, bawaannya pengen kontol terus”.

“Kan sama kayak emaknya, hehehehe…..” gurau Adit.

“Memang…. Hahahah….”. Tante Ernie pun tertawa.

Aku cuma bisa menggelengkan kepala mendengar percakapan mereka. Detik demi detik fakta yang gila terus terkuak.

"Bagaimana kalau kamu ke rumah tante, terus kita ngentot rame-rame. Nanti kita orgy hihihihi…." ajak tante Ernie dengan centilnya.

"Hei! Nggak boleh! Ingat perjanjiannya!" sergah ibu dengan setengah teriak. Ternyata ibu yang masih terbaring lemas mendengar percakapan mereka.

Ada perjanjian apa sih di antara mereka? Apakah ibu melarang Adit untuk bermain dengan wanita lain, selain mereka bertiga? Tampaknya begitu, ibu tidak rela kalau Adit bermain dengan wanita lain. Entahlah….. kupikirkan nanti saja. Buat apa pusing-pusing, toh nanti akhirnya bisa ditanyakan langsung kepada ibu.

"Canda jeng Uli, saya cuma bercanda saja kok hihihi…".

"Nggak di ijinin sama ibu kamu tuh…" rajuk tante Ernie cemberut.

"Yaaaa… mau gimana lagi tan, ibu memang pasti nggak ngijinin sih. Sudah lah tante, mending sekarang tante muasin Adit aja" ujar Adit sambil mendorong pinggul, hingga kontolnya terkocok di genggaman tante Ernie.

Tante Ernie mengangguk, lalu mendekatkan kepalanya ke moncong kontol Adit yang basah. Dia tempelkan bibirnya yang cukup seksi itu di sana. "Cuph…muachhhhh….". Sang tante pun mencium panjang dan basah kepala kontol yang maju mundur di depan wajahnya.

"Mau tante…cuphh… apain kontol…. cuphh…. kamu yang ganteng ini? Cuph…. Mau disepong atau dimemekin?" goda tante Ernie dengan binalnya sambil berkali-kali ia mencium lubang kencing Adit, benang precum terus tercipta lalu terputus. Begitu terus, sampai akhirnya bibirnya basah lengket dengan cairan pelumas kontol yang bening itu.

"Isepin dulu" singkat Adit. Ia dorong kontolnya hingga ujung menabrak bibir tante Ernie yang cukup seksi itu. Adik ku terus memaksa untuk membuka mulut si tante toge itu.

Tante Ernie tersenyum kepada Adit. Ia meletakan tanganya di paha Adit sebagai penyangga. Lalu dia membuka sedikit mulutnya, memberikan celah. Adit yang melihat adanya kesempatan langsung merangsek masukan kepala kontolnya yang keras dan besar itu. Perlahan mulut tante Ernie membuka lebar, berusaha menampung tebalnya kontol Adikku. Saking panjangnya, rasanya lama sekali kontol Adik untuk memenuhi mulut tante Ernie. Bahkan sampai mentok pun masih tersisa banyak. Aku geleng-geleng, masih tidak percaya dengan ukuran kelamin adik kandung ku.

Perlahan tante Ernie memaju mundurkan kepalanya. Dia benar-benar menikmati kontol Adit. Ia hisap dengan pelan penuh perasaan, tampak begitu menikmatinya. Seperti ibu dan tante Farah, dia gila dengan kontol besar Adik ku.

*Slurp Slurp Clek Clek Slurp Slurp.

"Yeahhhh….mulut tante enak sekali! Terus tan! Isep kontol ku!" .

Seperti desahan adik ku menjadi pemicu untuk Tante Ernie. Terlihat hisapan mulut semakin kuat, sampai pipinya mengempot-ngempot.

"Ohhhhh….Sepongan tante enak" racau lagi adikku yang membuatku semakin iri dengannya.

"Hmmmm….". Tante Ernie membalas pujian Adit hanya dengan gumaman. Saking penuh mulutnya dia tidak menjawab. Atau….. karena dia tidak mau menyia-nyiakan kontol Adit yang sedang di emutnya. Dia terus menyedot benda besar dan keras itu dengan senikmat mungkin.

"Tante, aku mau memek" pinta Adit tanpa sopannya. Eh, apa yang kupikirkan. Buat apa juga si Adit minta sopan, toh mereka sudah biasa ngentot-ngentotan bareng.

Tante Ernie melepaskan hisapan mulutnya. Dia berdiri, lalu berjalan menuju dinding kaca. Ia lakukan dengan seseksi mungkin. Dan dengan binalnya ia berjalan sambil menatap nakal kepada Adit.

Ia tumpukan kedua tangannya di dinding kaca itu. Condongkan tubuh bagian bawahnya ke belakang, ia menatap menantang ke Adit. Juga menggoda Adit dengan melenggok-lenggokan pinggulnya layaknya seorang biduan yang sedang memanaskan para penonton. Seksi abis!

“Katanya mau memek, nih memek” ujar tante Ernie seraya menyibakan bibir vaginanya dengan dua jarinya. Terlihat basah lengket lubang cinta itu. Belahan memek tante Ernie benar-benar indah, tidak kalah dari milik ibu. Kuharap suatu saat aku juga bisa merasakannya.

Adit langsung menangkap umpan tante Ernie. Ia hampiri teman ibu yang bertoket besar itu dengan kontol yang terlontar kesana-kemari, terombang-ambing menampar pahanya sendiri. Saking keras dan besarnya setiap benturannya terdengar suara nyaring yang tercipta.

Adit menampar gemas bokong tante Ernie. *Plak. Nyaring sekali bunyinya. Tante Ernie pun melenguh manja "Ouhhhhh…..". Suara tamparan di benda kenyal itu terdengar mantap dan seksi.

Kupikir Adit akan langsung ngentotin tante Ernie. Tapi nyatanya di malah berlutut di belakang tubuh tante Ernie, lalu menyibak bongkahan pantat yang berada di depannya. Tanpa permisi kepada yang punya, dengan buas ia melumatnya selangkangan yang berada di depannya. Menjilat-jilat dan menghisap-hisap kedua lubang teman ibu. Tante Ernie langsung mendesah-desah dengan panasnya. Ia juga terdongak akibat desakan lidah Adit yang besar itu ke memeknya.

Tidak hanya mulut dan lidahnya bekerja, tetapi jari-jari besar si Adit turut menerobos memek tante Ernie. Tak ayal, desahan tante Ernie juga semakin hebat. Selama Adit terus mengerjai tante Ernie, aku masih mengocok kemaluanku.

"Sudahhhh…Adittt….ayo entot tante. Memek tante mau kontol perkasa kamu…". Tante Ernie sudah begitu menggebu-gebu untuk disetubuhi.

Kemudian adik ku segera berdiri, dan langsung mengarahkan kepala kontolnya ke celah sempit yang basah itu.

*Puk Puk Puk. Dengan kontolnya, Adit pukul gundukan memek yang tembem itu. Barulah ia menusuk memek dengan ujung kemaluannya. Tante Ernie menjadi wanita ketiga yang akan Adit setubuhi oleh Adit, yang aku tonton.

Tante Ernie mengeram keras saat kepala kontol Adit menyeruak masuk ke dalam, membuka lebar bibir memeknya. Namun aku perhatikan kalau Adit tidak lagi berusaha mendorong masuk kontolnya. Ia hanya terdiam dengan hanya kepala kontol yang tertancap di memek tante Ernie.

Lantas Tante Ernie menoleh kebelakang. Raut wajahnya terlihat penuh dengan kebingungan dan tidak sabar. Dia mencoba mundur, tapi pinggulnya di tahan oleh Adit.

"Adittt….plisss jangan godain tanteeee…Ayo goyangin kontol kamu!" mohon tante Ernie panjang lebar dengan penuh iba. Wanita separuh baya itu rela memohon-mohon demi kepuasan seksual dari teman anaknya.

"Hehehehe…." Adit cengengesan menanggapi melas sang wanita. Dia dorong pinggul, memasukan kontolnya panjang dan besar itu kedalam liang peranakan tante Ernie.

“Anjing! Besar banget sih….” racau tante Ernie. Perlahan namun pasti, batang besar milik adik ku hilang dalam peredaran. Lenyap di lahap oleh memek tante Ernie. Benar-benar proses penetrasi yang panas dan mendebarkan. Walaupun tidak sepanas ibu dan Adit. Tentu saja lah! Karena mereka adalah keluargaku sendiri, lantas sensasinya berbeda. Ada rasa yang membuat ku gila, yaitu marah, cemburu dan juga nafsu yang membara.

"Akhirnyaaaaa……besarnya…hh…hh…terus Dit, masukin kontol kamu dalam-dalam sayang". Adit terus mendorong masuk kontolnya, sampai tidak lagi bisa. Terlihat masih sisa beberapa CM yang tidak masuk ke lembah nikmat.

“Ughhh mentok! Kontol kamu sudah mentok sayang, memek tante penuhhh….”.

“Punya tante juga mantep! Masih sempit aja nih memek, menggigit banget tan! Padahal sudah di sering di pake kan?” ujar Adit yang kemudian menampar pantat tante Ernie.

“Ukhh… iya sudah banyak sayang, nggak kehitung lagi sama tante…..”.

“Wuih dasar tante toge binal! Paling enak kontol siapa?” tanya lagi Adit ku seraya meremas pantat tante Ernie.

"Kontol kamu salah satu yang paling enak, yang pernah tante rasain! Nghhh….Tante nggak ada bosennya sama kontol kamu. Ayo genjot Dit!" lanjut tante Ernie tidak sabar.

“Siap Tante!”.

Adit mulai memaju-mundurkan dengan pelan. Kontol besar timbul hilang dalam layarku. Benda besar yang sedang keluar masuk itu terlihat basah mengkilap. Cahaya di ruangan sana membuat benda itu terlihat seperti pusaka sakti yang sedang di bertempur.

Seiring waktu gempuran Adit semakin bertambah cepat dan kuat. Tapi juga lebih bertenaga. Tak ayal kedua payudara tante Ernie yang menggantung bergoyang kesana-kemari.

“Toket tante sayang, remesin jugaaaa!” pinta tante Ernie di tengah-tengah hujaman Adit. Dan akhirnya kedua benda kenyalnya di tangkup oleh Adit. Hebat juga si Adit pikirku, dia sambil meremas toket tapi serangannya konstan tidak mengendur. Ayunannya mantap.

Beberapa saat berlalu, tubuh tante Ernie yang sudah berkeringat semakin tambah berkeringat. Menjadikan wanita paruh baya itu terlihat seksi di mataku. Tapi tetap tubuh ibu lah yang kupilih. Seperti ibu dan tante Farah, dia juga kewalahan dalam menghadapi Adikku. Padahal dia sudah banyak mencicipi banyak penis. Sosok berdada besar itu tiada henti-hentinya mendesah-desah yang melengking panas.
"Ahhh…ahhh… aku…keluar…Ahhh!". Tante Ernie mendongak karena mendapatkan puncak nikmatnya di pagi menjelang siang itu. Tubuhnya bergetar. Kedua kakinya terlihat limpung. Adit dengan cekatan langsung menangkap tubuh tante Ernie agar tidak jatuh.

Akan tetapi entotan Adit ternyata tidak berhenti. Dia terus merojok tante Ernie yang masih mengalami orgasme.

"Ahhhh! Adit! Su-sudah ditttt….mampus memek akuuu! Mampus akuuu!" racau tante Ernie. Tubuh tante berguncang lebih heboh lagi. Apakah tante itu mendapatkan orgasme susulan? Multi-orgasme kah? Sepertinya iya.

“Anjing lagihhh! Enakkkkk!” lanjut tante Ernie.

Ternyata benar duga, dia orgasme beruntun. Aku salut sama, adik ku. Dia membuat wanita yang terpaut jauh umur tersiksa dengan kenikmatan yang dahsyat. Tersiksa? Bukan, tapi anugerah.

Adit mencabut kontolnya. Dan Cipratan air berhamburan deras ke antara kaki mereka hingga becek menggenang. Adit melepas dekapannya, tante Ernie pun terjatuh. Ia bersandar di dinding kaca.

Nafasnya terputus “Hh…hh…hh…”.

*Clek Clek Clek Clek

Dalam speaker laptopku hanya deru nafas tante Ernie dan suara kocokan Adit pada kontolnya sendiri yang terdengar.

Sambil memainkan kontolnya yang terbaluri cairan orgasme, ia hampiri ibu yang masih tergeletak. Ia berdiri di samping ibu, dengan masih memainkan kemaluan besarnya. Posisi kepala ibu persis di bawah kontol Adit.

“Bu…". Adit memanggil ibu dengan sangat pelan.

Cih! Kuperhatikan suara Adit barusan terdengar seperti seorang bocah yang akan meminta dibelikan sesuatu tapi ragu-ragu. Menyebalkan sekali menurutku.

"Ya nak?" jawab ibu dengan pelan. Ia masih terbaring dengan mata terpejam.

“Adit belum keluar nih…” ujar adik ku yang masih setia mengocok kontol besarnya.

Ibu membuka matanya, mendapati ada sebuah kontol besar di atasnya yang sedang dikocok empunya. Meski terlihat masih lemas, Ibu malah tersenyum lebar.

Dengan susah payah, Ibu bangkit dari tidurnya. Kemudian ia berlutut dengan di depan Adit. Dia raih dengan satu tangan kontol Adit dan mengelus-ngeluskannya ke pipi mulusnya. Nampak seperti menyayangi benda kesayangan.

“Hmmm….”. Aku baru tersadar kalau kontol Adit di hari ini sudah merasakan ludah dari tiga orang berbeda. Bahkan sudah disiram berkali-berkali dengan cairan orgasme dari tiga orang berbeda juga. Dan sekarang segala cairan yang tertinggal di batang berurat itu teroleskan di wajah cantik ibu yang ayu itu. Dan ibu tidak mempermasalahkannya.

Aku harap dengan bukti video yang kurekam ini, kontol ku bisa menyentuh seluruh wajah ibu.

“Duh…duhh…. Kontol kesayangan ibu sudah kerja keras ya hari ini…..” ujar ibu yang masih menggesekan kontol keras Adit di kedua pipinya.

"Capek ya sayang?" lagi ibu berbicara kepada batang Adik ku, bukan kepada yang punya.

Adikku cengengesan melihat tingkah ibu.

"Capek-capek tapi enak kan sayang?" lanjut ibu.

Lalu dia menciumi sekujur kemaluan adikku. Setiap inchi, tidak ada yang terlewati. "Cuph…Cuph…Cuph….". Kantong zakarnya pun tidak ketinggalan dihujani sentuhan bibir ibu yang tipis itu. Kecupan ibu di sana seperti bentuk apresiasi karena telah memuaskan dirinya beserta teman-temannya.

"Ibu sepong aja ya nak? Ibu sudah capek, kan kamu semalaman tadi sudah gagahin ibu" ujar ibu sambil terus menggesekan wajahnya dengan kemaluan Adit.

“Nggak apa-apa bu. Adit juga sudah pengen muncrat kok, terus aku lagi pengen pejuhin mulut ibu nih hehehe….".

"Dasar anak durhaka bisa-bisanya buang sperma di mulut ibu kandung sendiri".

“Tapi ibu suka kan?”.

“Suka dong hihihi….. Nagih malah…peju kamu enak, banyak banget lagihhhhh….” ujar ibu seraya meremas gemas kontol Adit.

“Kalau gitu sepong sampe muncrat dong, biar ibu bisa telen peju Adit”.

“Iya nak. Kamu diem aja ya sayang, biar ibu yang muasin kamu pake mulut ibu, kamu tinggal nikmatin” ujar ibu kemudian mengecup singkat ujung kontol Adik ku. Lalu membuka mulutnya lebar-lebar, membiar kepala kontol Adit masuk. Lalu menghisapnya lembut. Ia sedot-sedot dengan lembut. Adikku yang mendesis. Pasti di dalam mulut ibu yang hangat itu, lidahnya juga pasti lagi membelai-belai kepala kontol Adik ku. Aku sampai ikutan ngilu membayangkannya, penasaran dan pengen.

Puas dengan bermain dengan kepalanya, ibu mencoba untuk memasukan sisanya kedalam mulutnya. Karena ukurannya, ibu agak kesusahan. Bahkan sampai mentok di tenggorokan pun masih tersisa.

Berulang kali kepala ibu maju mundur mengocok kontol Adit dalam mulutnya. Kadang kala lidahnya terjulur keluar, menjilati seluruh batangnya. Urat-urat yang timbul pun di manjakan oleh daging lunak ibu yang basah itu. “Fuck!” umpatku, iri melihatnya. Aku pun coli semakin heboh.

Adit meremas-remas rambut ibu. Dia begitu menikmati mulut ibu. Setiap apa yang di lakukan, terutama pada ibu, aku semakin dibuat cemburu olehnya.

Ada sepuluh menit ibu menservis kontol Adik. Melihat ibu memuaskan kontol adik ku lagi sangat menegangkan. Aku yang sudah menahan nafsu sedari tadi, sudah tidak tahan lagi. Dan akhirnya rasa puncak itu hendak tiba. Lantas aku mengocok kontol dengan cepat.

“Ibu..ibu…aku mau keluar! Telan pejuku bu! Telan….” teriak Adit. Kuperhatikan kedutan-kedutan kuat terpancar dari batang Adit. Pasti dia memompa peju keluar ke dalam mulut ibu yang pasti rasanya enak dan hangat itu. Ibu tidak bergeming, pasrah menerima semburan lahar panas anaknya.

“Ohhhh….ibuuuu…” erangku memanggil ibu, sekali lagi aku ejakulasi dengan menonton ibu dan adik ku

Tubuh aku dan Adit, sama-sama menggigil dengan hebatnya. Walau dalam hal yang berbeda, tapi sama-sama dalam puncak kenikmatan. Sama-sama mengeluarkan sperma dari kantung zakar kami. Tapi sudah jelas siapa yang lebih beruntung. Aku mengeluarkan spermaku di tanganku sendiri, sedangkan dia mulut ibu kami tercinta.

Banyaknya sperma yang dihasilkan oleh Adit. Sampai-sampai mulut mungil ibu tidak bisa menampung cairan kentalnya. Mau tidak mau membasahi seluruh mulut dan dagu ibu, hingga turut jatuh membasahi dadanya. Bahkan sampai membanjiri lantai. Kenapa anakku bisa memproduksi sperma sebanyak itu?! Jelas tidak normal.

Tante Ernie dan tante Farah mendekati ibu, dan menjilati ibu. Membersihkan ibu dari sperma Adit yang tertinggal di wajah dan tubuhnya. Seperti sebelumnya, mereka bertiga saling berbagi peju adik ku. Tidak lupa mereka turut membersihkan kontol Adit dengan mulut mereka.

“Puas sama kontol Adit?” tanya Adit kepada mereka bertiga yang masih sibuk dengan kemaluan besarnya.

“Tante puashhhhhh……” ujar Tante Ernie dengan semangat.

“Sama tante juga, pengen deh bawa kamu pulang ke rumah hihihi…..” canda tante Farah.

“Enak aja kamu jeng, nggak boleh!” sergah ibu. Tante Farah cengengesan mendapat omelan dari ibu.

“Ibu puas sayang, kamu memang hebat. Kamu memang jantan” lanjut ibu memuji adikku.

Adit yang di layani mereka tersenyum penuh kemenangan, karena berhasil memuaskan ibu dan teman-temannya. Kalau dipikir-pikir, ketiga wanita itu, termasuk ibu adalah MILF. Alias Mother I’d Like to Fuck. Dan mereka semua tumbang terpuaskan oleh pemuda berumur 18 tahun. Adit memang hebat. Walau cemburu, berkali-kali aku mengakui kebehatannya.

Mereka sudahi aktivitas gila dan panas mereka itu. Rasa bahagia dan terpuaskan terpancar dari wajah mereka masing-masing. Senyuman bahagia tersungging di wajah ibu. Bisakah aku memberikan senyuman seperti itu? Melihat bagaimana hebatnya adik ku, aku jadi ragu bisa membuat ibu puas keenakan.

Aku sudah lelah, tidak ada tenaga lagi. Tidak ngentot aja saja sudah lemas, hadeh. Aku berbaring di kasur hotel yang empuk. Dari speaker laptop terdengar gurauan dan bincang-bincang dari mereka. Tapi tidak digubris lagi. Diriku lelah, dan pikiran ku penuh dengan pertanyaan.


Di siang hari, setelah makan dan beristirahat, mereka kembali bermain birahi yang panas dan dahsyat lagi. Suara desahan-desahan mulai saling bersahutan. Tapi aku masih capek, karena dalam sekali pagi bisa-bisanya aku ejakulasi 2 kali.

Namun desahan-demi desahan yang merdu mengusik rasa penasaranku dan juga nafsuku. Rasa itu semua mengalahkan lelah dan cemburu, lantas aku kembali terduduk di depan laptopku. Kembali menyaksikan mereka semua yang sedang bersenggama di ruang tengah.

Aku menghela nafas yang panjang….

Lalu membuka celanaku lagi….

Bersambung….
  1. Yuhuuu.... I'm back!​
  2. Maaf ya penulis lama banget updatenya. Harap di maklumin, penulis sibuk dengan urusan RL.​
  3. Mudahan-mudahan part ini bisa diterima dengan baik sama pembaca ya. Dikarenakan kesibukan RL, cukup mempengaruhi proses penulisan ini. Jadi mungkin kurang di alur dan kerapihannya.​
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd