Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dunia baru di kota perantauan (No SARA)

Status
Please reply by conversation.

Siomi74

Semprot Kecil
Daftar
7 Jan 2019
Post
57
Like diterima
880
Bimabet
Selamat malam suhu2 dimana pun kalian berada. Entah udah berapa lama ane vakum bikin cerita dan masih meninggalkan cerita yang belum selesai sampai saat ini. Ane sangat berterimakasih buat suhu2 yang masih nungguin karya picisan ane. Karena cerita yang satu lagi masih dalam masa garapan dari jaman kompeni, jadinya ane buat cerita baru yang setidaknya bisa ningkatin gairah ane untuk upload cerita lagi. Semoga cerita baru ini dapat mengobati rasa rindu suhu2 ke ane ;).

Sekedar mengingatkan, segala cerita yang tertuang bukanlah kejadian nyata melainkan hanya berupa imajinasi ane semata. Foto2 yang digunakan juga hanya sebagai pemanis cerita dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan si pemilik foto. Apabila suhu2 ada yang tidak berkenan dengan ilustrasi yang digunakan, ane dengan senang hati akan mengganti foto tersebut. Kritik dan saran akan sangat ane terima demi perkembangan cerita yang lebih baik.

Akhir kata,
Perbanyak literasi dan selamat membaca.




PART 1

191046056-309837560666476-8947937200031313103-n.jpg

Perkenalkan namaku Salwa. Saat ini aku baru berkuliah di salah satu kota besar di Indonesia. Karena kampusku beda kota maka mau tidak mau aku harus merantau. Disini aku tidak tinggal sendirian, melainkam bersama sahabatku dari SMA, yaitu Fitri.

118539146-188418409359938-6845284734569044173-n.jpg

Selama SMA kami tidak pernah pisah kelas dari kelas 10 sampai lulus sehingga persahabatan kami begitu erat. Sampai2 kami berada di kampus yang sama, hanya saja dia mengambil jurusan matematika sedangkan aku farmasi. Kami berdua memiliki kedua orangtua yang cukup keras dalam mendidik agama. Meski begitu aku dan Fitri sangat menyukai series maupun film bergenre drama romance.

Selama masa perantauan, kami berdua memutuskan untuk mengontrak. Selain karena bersahabat tentunya biaya ngontrak akan lebih murah dibandingkan jika harus ngekost. Selain kami berdua juga terdapat teman 1 jurusanku yang ikut mengontrak bersama kami, namanya adalah Maya.

123255847-269464544508239-7097434658377689783-n.jpg

Aku mengenal Maya karena kami berada di satu kelompok yang sama saat masa ospek di kampusku dan kebetulan sekali Maya berasal dari daerah yang sama denganku. Karena saat itu ia belum memiliki tempat tinggal, akhirnya aku mengajak dia untuk mengontrak bersama aku dengan Fitri. Akhirnya tinggallah kami bertiga dalam 1 kontrakan.

Awalnya kupikir Fitri tidak akan setuju dengan kehadiran Maya di kontrakan. Banyak sekali perbedaan Maya dengan kami berdua. Mulai dari background agamanya berbeda dengan kami, lalu Maya juga kerap kali berpakaian terbuka ketika di luar rumah, bahkan dia bercerita padaku bahwa dia memilili tato di paha kanannya. Dengan segala perbedaan itu aku sempat ragu kalau Fitri akan menerima Maya di kontrakan kami. Tapi ternyata dugaanku salah, Fitri sangatlah welcome dengan kehadiran Maya. Ia sama sekali tidak mempermasalahkan hal2 yang ada pada diri Maya dan sangat tertarik bisa berteman dengan orang yang berbeda keyakinan dengan kami. Mungkin ketertarikannya itu timbul karena selama ini ia selalu berteman dengan orang berkeyakinan yang sama, jadi dia begitu excited dengan hal baru tersebut. Maya sendiri pun tidak keberatan tinggal bersama kami berdua. Ia justru merasa senang dapat tinggal bersama.

Latar belakang pendidikan dan agama membuat kehadiran Maya pun pada akhirnya memberikan warna baru dikehidupanku dan Fitri. Maya yang dulu saat SMA pernah menjadi model mengajari kami cara memadukan pakaian hijab yang baik dan benar. Ketertarikannya di dunia model membuat dia terkadang mendapat panggilan job dan sesudah job itu ia kerap mentraktir kami makan di luar. Ia juga rupanya pintar memasak, jadi kami belajar banyak cara memasak darinya. Jadi meskipun Maya sangat berbeda tapi dia memberikan dampak positif untukku dan Fitri.

Sudah 2 bulan kami menjalani kehidupan disini sebagai mahasiswa baru. Tugas demi tugas selalu berdatangan menyibukkanku dan kedua sahabatku disini. Meskipun tidak sulit namun intensitasnya cukup banyak sehingga aku sedikit kewalahan, ditambah lagi tugas2 tersebut bersifat individu. Namun ada perbedaan pada pagi hari ini, dosen memberikan sebuah tugas kelompok yang terdiri dari 4 orang. Secara kebetulan aku dan Maya berada dalam 1 kelompok, sedangkan 2 yang lainnya merupakan laki2 yang bernama Immanuel dan Faza. Dari pengamatanku Immanuel adalah seorang yang terkenal pintar dan perfeksionis, sehingga aku beruntung sekelompok dengannya. Sedangkan Faza merupakan salah satu cowo yang lumayan ganteng di jurusanku. Kalo tidak salah banyak teman seangkatanku bahkan kakak tingkat perempuan yang berusaha menarik perhatiannya. Namun sepertinya Faza tidak menggubris itu semua, ia tetap bersifat 'cool' dan menanggapi hal itu dengan baik sehingga tidak ada perasaan yang tersakiti.

Tugas yang diberikan lumayan berat, sehingga deadlinenya pun selama 2 minggu. Tidak ingin membuang waktu, Immanuel langsung mengajak kerja kelompok sore ini di salah satu cafe terkenal. Ketika hari sudah sore, aku dan Maya segera memesan taxi online untuk menuju cafe tersebut. Namun tiba2 Maya membatalkannya karena ada urusan UKM sore ini juga dan dia bilang nanti akan menyusul karena tidak akan lama urusannya. Akhirnya aku menuju cafe tersebut sendirian. Sesampainya disana aku menunggu sendirian kehadiran teman2ku yang lain. Tak lama kemudian datanglah Faza dan dia menyapaku.

Faza: "mana yang lain?" Tanyanya sambil duduk diseberangku.
Aku: "gak tau tuh, janjinya sore tapi pada ngaret." Ucapku sedikit cemberut sambil bermain HP.
Faza: "jangan keseringan cemberut, ilang aja ntar cantiknya." Ucapnya sambil tersenyum ke arahku. Sebenernya aku tau gombalannya sangatlah receh, tapi entah mengapa aku tersipu mendengar itu darinya.
Aku: "apaan sih lu, gombal deh." Balasku singkat, aku tak mampu menahan senyumanku.
Faza: "tapi senengkan digombalin? Tuh buktinya pipi lu merah." Ucapnya lagi
Aku: "udaah ihh... bete deh..." balasku pura2 bete.
Faza: "lucu deh lu kalo bete gitu." Ucapnya lagi yang berhasil membuatku sangat malu didepannya.

Aku hanya tersenyum sambil menatap matanya. Aku tidak percaya bahwa aku takluk dengan gombalan seperti itu. Aku sangat malu mendengar ucapannya itu tanpa membalas satu katapun. Tiba2 muncul notif di grup kelompokku, Immanuel mengatakan bahwa dia tidak bisa hadir karena ada urusan keluarga mendadak dan kerja kelompok pun ditunda. Maya pun juga mengabarkan kalo dia tidak bisa hadir karena urusan UKM. Membaca chat dari mereka aku benar2 kesal dan melampiaskan kekesalanku pada Faza. Dengan sabar Faza meladeni kekesalanku hingga akhirnya aku tidak merasa kesal lagi. Karena tidak jadi kerja kelompok akhirnya aku menghabiskan sore ini bersama Faza.

Dari obrolan ini kuketahui bahwa Faza merupakan orang asli kota ini. Ia merupakan anak tunggal dan tinggal bersama kedua orangtuanya. Karena anak satu2nya, ia sangat disayang kedua orangtunya. Kedua orangtuanya sangatlah sibuk sehingga segala fasilitas diberikan oleh mereka untuk menyenangkan hati Faza. Meski begitu Faza tidak ingin dicap sebagai anak yang manja dan tidak salah pergaulan. Katanya banyak teman2nya dengan latar belakang yang sama dengannya justru tejerumus pergaulan bebas dan narkotika. Mendengar hal itu aku bergidik ngeri sekaligus bersyukur kalau Faza tidak ikut terjerumus dalam hal tersebut.

Aku tidak mengira akan cepat akrab dengan Faza. Kupikir Faza orangnya kaku, ternyata dia sangat ahli dalam mencairkan suasana. Banyak sekali topik obrolan yang kami bahas. Dibalik penampilannya yang 'cool' ternyata dia mampu membuat suasana menjadi 'warm' sehingga aku betah berlama lama disini dengannya. Tak heran banyak sekali cewek2 di kampus yang berusaha mendekatinya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore dan aku harus segera pulang ke kontrakan. Ketika hendak memesan ojek online tiba2 Faza menawarkanku tumpangan. Aku awalnya menolak, tapi dengan bujuk rayunya akhirnya aku luluh dan setuju untuk pulang dengannya.

Sepanjang perjalanan Faza tidak henti2nya mengobrol denganku, aku juga suka dengan obrolannya yang membuatku semakin nyaman bersamanya. Hingga tidak terasa perjalanan ini berakhir ketika kami sudah sampai di kontrakanku. Entah mengapa aku merasa kehilangan ketika aku harus berpisah dengan Faza. Baru pertama kali aku merasakan hal seperti ini kepada orang yang baru aku kenal. Apakah ini yang namanya cinta? Selama sekolah aku selalu dilarang orangtuaku untuk berpacaran, sehingga perasaan ini baru pertama kali aku rasakan seumur hidupku. Karena takut akan kedua orangtuaku akhirnya aku pun menuruti permintaan mereka.

Hari demi hari aku semakin dekat dengan Faza. Tidak hanya saat kerja kelompok, ia juga sempatkan diri untuk menemuiku di sela2 perkuliahan maupun ketika pulang kuliah hanya untuk sekedar mengobrol. Kedekatanku sepertinya masih belum diketahui oleh Maya maupun Fitri. Meski beberapa kali Fitri memergokiku ketika Faza mengantarku pulang ke kontrakan. Selama kerja kelompok Faza selalu mengantarku pulang ketika usai kerja kelompok. Karena Faza membawa mobil, Maya terkadang ikut nebeng karena satu kontrakan denganku. Beberapa kali juga Maya pulang sendiri karena ada urusan UKM ataupun job modelling sehingga aku dapat pulang berduaan dengan Faza hihihi...

Hari ini merupakan hari terakhir kami kerja kelompok, padahal deadlinenya masih ada 1 minggu lagi. 1 kelompok dengan orang pintar dan ambis seperti Immanuel membuat semua tugas terasa mudah dan cepat selesai, akan tetapi kebersamaanku dengan Faza juga harus berakhir. Saat ini aku sedang berada di mobil menuju kontrakanku berduaan dengan Faza. Maya kali ini tidak ikut karena akhir2 ini dia sibuk dengan panggilan job modelling nya. Sepanjang perjalanan aku hanya diam menyandarkan kepalaku pada kaca mobil. Sikapku yang tidak biasa ini diketahui oleh Faza, ia pun bertanya padaku.

Faza: "lu kenapa Sal?" Tanyanya penasaran.
Aku: "gapapa kok." Jawabku sekenanya.
Faza: "biasanya kalo orang bilang 'gapapa' berarti lagi ada masalah, cerita aja Sal sama gue." Bujuk Faza padaku. Aku tidak menjawabnya dan tanpa sadar air mataku pun mengalir perlahan.
Faza: "eh lu kenapa nangis? Waduh gue ada salah ya? Gue minta maaf ya Sal kalo selama kerja kelompok gue paling beban. Gue yang seharusnya ngerjain bagian excelnya bukan lu. Maafin gue yaa... " Jelasnya tiba2 minta maaf padaku, padahal dia tidak ada salah apa2 denganku apalagi selama kerja kelompok.

Faza: "udah dong Sal nangisnya, luntur ntar loh cantiknya." Kali ini dia mengeluarkan jurus andalannya, gombalan receh.
Aku: "apaansiih orang lagi sedih malah digombalin..." Ucapku pura2 bete sambil memukul pundaknya.
Faza: "sedih kenapa Sal? Lu lagi ada masalah keluarga ya?" Tanyanya kembali, aku hanya menggelengkan kepalaku yang masih bersandar di kaca mobil.
Faza: "lagi berantem ya sama Fitri? Atau sama Maya?" Tanyanya lagi dan kembali aku hanya menggelengkan kepalaku tanpa mengucapkan sepatah kata
Faza: "hmm... gimana kalo kita makan dulu, laper kan lu? Udah mau jam 7 juga nih." Ajaknya padaku, aku pun hanya mengangguk mengiyakan ajakannya.

Singkat cerita kami telah sampai di salah satu restoran cepat saji. Sambil makan Faza tidak henti2nya mengajakku mengobrol agar aku tidak sedih lagi. Lama kelamaan aku mulai dapat tersenyum dengan sikapnya yang begitu sabar menghadapiku.

Faza: "nah gitu dong senyum, masa mau cemberut mulu."
Aku: "biarin, orang tadi lagi sedih."
Faza: "sedih apa laper?? Udah kenyang langsung senyum lagi tuh. Berarti tadi laperkan bukan sedih? Hahaha..." ledeknya padaku. Aku pun hanya membalasnya dengan mencubit perutnya.

Seusai makan kami kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Ketika masih di parkiran Faza mengajakku nonton bioskop.

Faza: "masih jam 8 nih, nonton yuk." Ajaknya padaku. Dalam hati aku sangat senang diajak nonton olehnya. Itu artinya waktuku bersamanya akan lebih lama.
Aku: "boleh, emg ada film seru ya?" Tanyaku padanya.
Faza: "sebentar, gue cek dulu yaa di internet." Jawabnya sambil mengecek hpnya.
Faza: "ada nih film drama romance gitu, tapi jam 21.30 gapapa? Gak jauh kok tempatnya dari sini." Jelasnya padaku.
Aku: "gapapa kok, nanti gue bilang Fitri dulu kalo gue pulang maleman."

Akhirnya kami pun segera berangkat menuju mall yang dituju. Tak lupa aku mengabari Fitri kalo aku pulang larut malam dengan alasan masih ada kerja kelompok dan dia pun percaya dengan alasanku. Sepanjang perjalanan aku tidak merenung seperti tadi lagi. Kali ini aku sudah dapat mengobrol dan tertawa dengan Faza. Sikapnya yang gentle, sabar, dan humoris inilah yang menumbuhkan rasa cintaku padanya. Jadi ini yang namanya cinta. Aku sangat beruntung merasakan cinta yang begitu hangat darinya. Ketika sampai di mall aku terkejut ketika dia menggenggam tanganku. Selama kami berjalan menuju bisokop genggamannya tidak pernah ia lepaskan. Bahkan ketika menontonpun ia juga tidak melepas genggamannya dari tanganku. Di bioskop aku secara spontan menyandarkan kepalaku pada pundaknya. Genggamannya pun ia lepaskan dan segera merangkul pundakku. Perilakunya semakin membuatku nyaman dengannya. Aku pun memejamkan mataku untuk menikmati momen ini.

Faza: "lu ngantuk Sal?" Tanyanya padaku sambil mengelus elus pundak kananku.
Aku: "gak ngantuk, nyaman aja." Jawabku singkat masih bersandar pada pundaknya

Setelahnya kami terdiam. Aku masih memejamkan mata dengan kepala yang bersandar sedangkan Faza sepertinya masih asik menonton film sambil sesekali mengelus pundak dan kepalaku. Cukup lama kami dalam posisi ini tiba2 Faza memanggilku.

Faza: "Sal, ada sesuatu yang mau gue ungkapin ke lu." Ucapnya yang membuat jantungku berdegup.
Aku: "ungkapin apa Za?" Jawabku yang masih menyenderkan kepalaku pada pundaknya
Faza: "sejak awal kita kerja kelompok gue jadi ada perasaan sama lu. Gue ngerasa kalo gue suka dan sayang sama lu. Kehadiran lu ngebuat gue nyaman Sal." Ungkapnya penuh arti. Aku tidak percaya dengan apa yang dia ungkapkan, perasaanku juga sejauh ini sama dengannya.

Aku: "gue... gue juga nyaman sama lu Za. Tiap kali lu anterin gue pulang ke kontrakan gue ngerasa sedih harus berpisah dengan lu. Makanya gue tadi sedih sampe nangis sepanjang jalan, gue gak mau pisah sama lu Za. Gue sayang sama lu." Ucapku mengungkapkan isi hatiku sambil memeluknya erat. Tanpa sadar aku kembali meneteskan air mata di pundaknya.

Faza: "gue gak akan pergi kemana mana kok Sal. Gue nyaman dan sayang banget sama lu." Jelasnya yang kali ini juga memelukku.
Faza: "Sal... lu mau gak jadi pacar gue?" Ucapnya kembali dengan suara yang sedikit bergetar.
Aku: "mau Za, gue mau jadi pacar lu." Balasku menjawab pertanyaannya.

Pelukan kami jadi semakin erat membuat badan menjadi hangat di tengah dinginnya suhu bioskop. Untuk pertama kalinya aku merasa sangat bahagia dalam hidupku. Pertama kalinya ada seorang lelaki yang menyatakan cintanya begitu tulus padaku. Jadi ini yang namanya cinta. Begitu hangat dan tenteram terasa di hati. Aku tidak paham mengapa orangtuaku melarangku berpacaran, padahal rasanya begitu menyejukkan.

Singkat cerita film di bioskop telah usai. Aku tidak paham dengan alur cerita film tadi karena sibuk tiduran dalam dekapan Faza. Sepanjang perjalanan pulang menuju kontrakanku, aku tidak henti2nya bersandar di pundaknya meskipun ia sedang menyetir mobil. Hanya keheningan yang terdengar di mobil, bahkan suara detak jantungku dan Faza dapat terdengar oleh telingaku. Entah mengapa perjalanan malam ini sangat panjang buatku, mungkin karena aku sangat bahagia malam ini. Tidak terasa kita telah sampai depan kontrakanku pukul 11 malam. Aku yang tertidur di mobil pun dibangunkan oleh Faza.

Faza: "sayang bangun, udah sampe." Ucapnya membangunkanku.
Aku: "makasih yaa malem ini. Baru pertama kali gue ditembak sama cowo hehe..."
Faza: "jadi lu baru pertama kali pacaran dong? Gue kira lu udah pernah pacaran sebelumnya." Ucapnya tidak percaya dengan pernyataanku.
Aku: "eh udah ada yg pernah deh dulu pas ospek. Ada kating jurusan teknik yang tiba2 deketin gitu. Gue tolak deh gara2 serem rambutnya gondrong gitu hahaha..." ceritaku singkat padanya. Dia juga ikut tertawa mendengar ceritaku.

Lama kelamaan tawa tadi memudar dan kami saling bertatap sangat lama di dalam mobil. Tanpa disadari kepala kami dengan sendirinya saling mendekat. Aku yang sudah tau berikutnya akan mengarah kemana hanya bisa memejamkan mata dan menikmati saat2 yang akan terjadi nanti

Cupp....

Benar saja, bibir kami saling bertemu. Tidak hanya sekali namun beberapa kali kami beradu bibir. Persis dengan kejadian drama romance yang sering kutonton hihihi...

Cupp.... Cuupppp..... Cuuupp...

Faza: "i love you." Ucapnya di sela2 ciuman kami
Aku: "i love you too." Balasku kemudian kami kembali berciuman mesra. Aku pun melingkarkan tanganku di kedua lehernya. Tangan kanannya mengelus pipi kiriku dengan sangat lembut. Sambil berciuman Faza membuka seat belt ku dan seat belt nya. Kemudian dengan perlagan dia menarik badanku hingga aku tertarik membuatku harus duduk dipangkuannya. Berada dalam pangkuannya kami terus berciuman. Perlakuannnya yang gentle inilah yang aku sukai darinya. Ciuman ini menunjukkan betapa besarnya kasih sayang dia padaku.

Kemudian aku sedikit terkejut ketika lidah Faza masuk ke dalam mulutku, kemudian dia bermain2 di dalam sana. Dia juga beberapa kali menggigit dan menghisap bibir bawahku. Meski ini pertama kali namun aku sangat menikmatinya. Karena tidak ingin kalah aku pun secara spontan membalas perlakuannya tadi. Kumasukkan lidahku dan menari nari di dalam rongga mulutnya, serta menggigit bibir bawahnya sama seperti yang dia lakukan tadi. Tanganku dari tadi memegangi kepalanya seperti tidak ingin melepas ciuman ini. Aku juga kadang mengacak acak rambutnya sehingga berantakan. Sedangkan tangannya kali ini terus mengelus area punggung membuat bajuku berantakan. Juga tangannya terkadang menekan dan mengelus kepalaku membuat hijabku juga berantakan. Entah naluri darimana aku dapat melakukan hal ini bersamanya. Mungkin pengaruh dari film2 drama yang sering kutonton sehingga aku dapat berciuman seperti ini.

Cukup lama kami berciuman mesra seperti ini hingga akhirnya kami kelelahan dan beristirahat sejenak. Kami saling menghela nafas sambil menempelkan kening dan hidung bersamaan. Nafasku dan nafasnya seperti orang yang habis lari keliling lapangan. Kubuka kedua mataku dan air liur kami menyatu membentuk jembatan diantara kedua bibir kami

Faza: "udah?" Tanyanya dengan nafas yang berat. Tiba2 aku merasa sedih dengan pertanyaannya. Jika aku jawab iya maka aku harus berpisah dengannya malam ini.

Aku: "emangnya gak mau lagi?" Tanyaku dengan tersenyum berusaha memancing Faza agar ia kembali mencumbuiku dan aku bisa berlama lama dengannya.

Ia pun menjawab dengan sebuah ciuman ganas lagi. Ciumannya itu aku anggap sebagai jawaban iya. Lagi2 kami terlibat dalam sebuah ciuman yang mesra penuh dengan gairah. Aku pun merasa bagian vaginaku menjadi lembab dan berkedut kedut. Hal itu membuatku semakin bersemangat mencium bibirnya dan menekan nekan selangkangannnya hingga terasa sebuah benda yang mengeras dibawah sana. Entah ide darimana aku terus menekan nekan ke arah selangkangannya. Aksiku membuat ia mendesah ketika aku menghentakan selangkanganku padanya. Apakah ini yang dinamakan nafsu birahi? Rasanya begitu berapi api dan menggairahkan.

Ketika sedang asik2nya berciuman tiba2 hpku berdering, ternyata itu adalah Fitri yang menelponku. Aku sedikit panik dan segera mengambil hpku yang berada di dashboard mobil.

Aku: "halo, kenapa Fit?." Ucapku dengan nafas yang masih terengah engah.
Fitri: "lu dimana sih?? Gue takut nih sendirian di kontrakan abis nonton horror." Ucapnya sedikit teriak.
Aku: "iyaa ini dikit lagi nyampe kok, gak nyampe 5 menit." Ucapku menahan tawa.
Fitri: "yaudah buruan jangan lama2."
Aku: "iyaa tung... dih dimatiin."

Aku pun segera turun dari pangkuan Faza menuju kursi disebelahnya.

Faza: "dicariin Fitri ya?" Tanyanya sambil membetulkan rambutnya yang kuacak acak tadi. Kulihat juga ia seperti menaikkan celananya dan memegang penisnya yang tercetak di celana jeansnya itu.
Aku: "iya tuh katanya takut sendirian di kontrakan abis nonton horror." Jawabku sedikit tertawa sambil membereskan baju dan hijabku. Selesai beres2 aku pun berpamitan dengan Faza.
Aku: "sekali lagi makasih yaa hari ini." Ucapku sambil tersenyum pada pacarku.
Faza: " iya sama2, jangan sedih lagi yaa kalo abis gue anterin pulang. Kan besok bisa ketemu lagi." Ucapnya sambil mengelus pipiku.
Aku: "iyaa tau kok, lagian juga malem ini malem terbaik sepanjang hidup gue. Makasih yaa..." lagi2 aku mengucapkan terimakasih yang entah udah sekian kalinya.
Faza: "makasih mulu ih hahaha... yaudah gue pulang dulu yaa.. i love you" ucapnya sambil kembali mengecup bibirku untuk terakhir kalinya malam ini.
Aku: "i love you too, hati2 di jalan yaa..." ucapku sambil keluar dari mobil Faza.

Setelah Faza pergi aku segera masuk ke dalam kontrakan. Tiba2 Fitri menghampiriku dari arah kamarnya sambil marah2.

Fitri: "darimana aja sih lu? Takut gue sendirian disini. Malah Maya gak pulang2 trus hpnya susah dihubungin." Ucap Fitri padaku sambil memainkan hpnya.
Aku: "Maya belum pulang? Tadi sore sih bilangnya ada urusan UKM. Emang dari kemaren2 dia sibuk banget tuh sama UKM nya." Jelasku pada Fitri.
Fitri: "lagian ikut UKM yang ospeknya ribet, salah sendiri. Btw, lu darimana kok lama banget kerja kelompoknya?" Tanyanya yang membuatku sedikit gelagapan menjawab pertanyaannya.
Aku: "iyaa ituu.. jadi emg tadi ada beberapa yang salah jadi harus di revisi gitu deh hehe.. nah trus ternyata kesalahannya gak cuma 1, tapi banyak gitu deh." Ceritaku bohong berharap ia percaya pada ceritaku.
Fitri: "hufftt.... yaudah yang penting lu udah sampe aja. Dah yaa gue mau tidur dulu, capek nungguin lu pulang." Ucapnya sambil berjalan kembali menuju kamarnya.
Aku: "awas ada yg ketok2 dari lemari." Teriakku pada Fitri yang sudah sampai kamarnya.
Fitri: "SALWAAAAAA...... GAK LUCU SUMPAH BERCANDA LU....!!!" Balasnya teriak dari dalam kamar.

Aku pun tertawa mendengar reaksinya yang ketakutan di kamar. Karena sudah lelah juga akhirnya aku putuskan untuk mandi dan segera tidur di kamarku. Sebelum tidur kusempatkan untuk menelpon Faza menanyakan posisinya sekarang.

Aku: "sayang udah sampe rumah?"
Faza: "belum, masih di jalan ini. Bentar lagi sampe rumah kok."
Aku: "okee hati2 ya sayangg..."
Faza: "iyaa makasih sayang.. kok lu belum tidur?"
Aku: "gak bisa tidur nih, masih kepikiran yang tadi."
Faza: "yang di mobil tadi?"
Aku: "iyaa yang tadi.... it was my first kiss babe, and i really enjoy it. Kok lu bisa jago gitu sih ciumannya?
Faza: "insting aja sih sebenernya. Ditambah referensi dari nonton bokep hahaha...."
Aku: "hih dasar mesum."
Faza: "biarin mesum yang penting jago ciuman hahaha...."
Aku: "tetep ajaa mesum. Udah ah jangan nonton bokep mulu, gak bagus tau."
Faza: "iyaa gak sering2 banget kok sayaang."
Aku: "kangen..." ucapku manja padanya
Faza: "belum juga 24 jam udah kangen aja, besok kan ketemu lagi..."
Aku: "iyaa tapi kangennya sekarang."
Faza: "yaudah gue puter balik yaa ke kontrakan lu."
Aku: "eh jangan, udah lu pulang aja. Tapi temenin gue telponan yaa sampe gue tidur hehehe....."
Faza: "iyaa sayang, apa sih yang gak buat pacar gue."

Sepanjang malam pun kami berbincang lewat telepon. Tanpa sadar aku akhirnya terlelap disaat kami sedang teleponan. Hari ini begitu menyenangkan untukku. Untuk pertama kalinya aku merasakan betapa indahnya cinta. Ditambah lagi malam ini merupakan first kiss ku yang akan selalu membekas diingatanku. Semoga hubungan ini berjalan dengan lancar dan selalu diberi kebahagiaan tanpa adanya halangan yang dapat meruntuhkan hubungan kami.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd